Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL II

MATA KULIAH – PENELITIAN TINDAKAN KELAS


IDIK4008

Tutor UT :
Drs. H. Sutrisno Djaja, M.M

Mahasiswa UT :
Nama : Eni Puji Utami
NIM : 858937134
Pokjar : Mangli / Genteng C

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
2022.2
1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana
yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi
kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh
harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini,
karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus
ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal
material yang cukup besar serta usaha yang tekun, tetapi sampai saat ini Indonesia
masih berkutat pada problemmatika ( permasalahan ) klasik dalam hal ini yaitu
kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar
permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak
tahu darimana mesti harus diawali.

Sekolah adalah merupakan salah satu mata rantai tersebut yang memiliki peranan
dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang
memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan adalah menyelenggarakan
program pendidikan yang memberikan berbagai kemampuan sebagai seorang
warga negara melalui berbagai mata pelajaran termasuk salah satunya Ilmu
Pengetahuan Alam ( IPA )

Kemampuan dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar yang
dicantumkan dalam Standar Nasional merupakan bahan minimal yang harus
dikuasai siswa. Oleh karena itu, di daerah, sekolah atau guru dapat
mengembangkan, menggabungkan, atau menyesuaikan bahan yang disajikan
dengan situasi dan kondisi setempat. Realitanya hasil belajar siswa dalam materi
IPA belum menunjukkan hasil yang diinginkan.

Salah satu Standar kompetensi yang masih rendah hasil capaiannya adalah
memahami cara perkembangbiakan mahkluk hidup. Dari empat standar kompetensi
yang ada pada standar kompetensi ini, kompetensi dasar yang perlu ditingkatkan
kualitas pembelajarannya adalah mengidentifikasikan cara perkembangbiakan
tumbuhan dan hewan. Kondisi itulah yang terlihat di dalam hasil belajar siswa kelas
VI SDI Baitussalam Toyamas Gambiran.

Hal itu dapat diketahui dari rata-rata nilai harian siswa. Pada satu kali ulangan
harian dan satu kali nilai tugas yang diadakan guru dengan kompetensi dasar
mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan menunjukkan 60%
siswa mendapatkan nilai kurang dari 70. Hasil nilai tersebut dikatakan rendah
karena belum bisa mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Nilai – nilai
tersebut dapat diartikan, bahwa pemahaman siswa terhadap kompetensi dasar
tersebut relatif masih rendah.

Sebelum penelitian ini dilakukan, guru memang belum mengoptimalkan berbagai


sumber belajar bermakna yang bisa meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar tersebut. Guru sebatas menggunakan metode ceramah serta
penugasan kepada siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar guru hanya memberikan
paparan materi dan contoh- contoh di papan tulis, kemudian memberikan tugas
untuk mengerjakan soal.

Dari uraian diatas, tanpa disadari siswa dan guru hanya melakukan rutinitas yang
sama setiap belajar IPA, karena guru belum mengoptimalkan sumber belajar yang
ada yang bisa memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa,
sehingga kualitas pembelajaran IPA masih belum bisa memuaskan. Salah satu cara
yang bisa memberikan pengalaman belajar bermakna bagi siswa sehingga nantinya
diharapkan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada kompetensi dasar
mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan ini adalah dengan
mengoptimalkna pemanfaatan sumber belajar dari lingkungan alam sekitar. Sumber
belajar tersebut di pilih karena di lingkungan alam sekitar SDI Baitussalam
Toyamas Gambiran banyak tersedia tumbuhan dan hewan yang bisa di jadikan
sebagai sumber belajar dan juga bisa menjadi contoh nyata untuk menanamkan
konsep pada siswa tentang kompetensi dasar tersebut.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka


rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah:

Apakah melalui Pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar


dapat meningkatkan kualitas belajar IPA bagi siswa kelas VI SDI Baitussalam
Toyamas Gambiran

3. Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
Memberikan masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan kualitas
belajar IPA melalui pemanfaatan sumber belajar lingkungan alam sekitar
B. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dalam kompetensi dasar
mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan kelas VI
SDI Baitussalam Toyamas Gambiran tahun pelajaran 2022/2023.

 Manfaat Penelitian

Dalam mengadakan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan


dalam menjawab masalah yang dihadapi di sekolah dalam mengajar mata pelajaran
IPA. Oleh sebab itu penulis secara rinci mengemukakan manfaat penelitian ini

1. Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan pengetahuan baru tentang upaya meningkatkan hasil belajar
siswa pada pelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasikan cara
perkembangbiakan tumbuhan dan hewan bagi siswa kelas VI SDI
Baitussalam Toyamas Gambiran
b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi
penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Siswa, meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA
kompetensi dasar mengidentifikasikan cara perkembangbiakan tumbuhan
dan hewan bagi siswa kelas VI SDI Baitussalam Toyamas Gambiran
b. Manfaat bagi Guru, melatih guru dalam memodifikasi sekaligus
memanfaatkan berbagai sumber belajar dari lingkungan alam sekitar untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA..
c. Manfaat bagi Sekolah, memberikan pengetahuan umum tentang
pemanfaatan sumber belajar dari lingkungan alam sekitar khususnya pada
pelajaran IPA untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

4. Definisi Operasional

1. Landasan Teori

a. Belajar

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar
maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responnya
menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses
kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan
informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus
umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb ) supaya mendapat
suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 )

Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru agar
mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah
pelajaran IPA.

b. IPA

Ilmu alam (Inggris:natural science) atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang
digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda
alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun
[1].

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah
pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan
kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa
Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan
mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak
dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process, inseparably Joint”
(Agus. S. 2003: 11.

Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan


untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-
gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains
ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

c. Sumber Belajar

Sumber belajar (learning resources) adalah material pembelajaran (learning


materials), termasuk video, buku, kaset audio, CBT, dan program interactive video
(IV), dan paket pembelajaran yang mengkombinasikan lebih dari satu media
(Dorrel: 1993, xxi-xxii). Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk
membantu optimalisasi hasil belajar (AECT, 1994). Sumber belajar dalam kawasan
teknologi pembelajaran mencakup pesan, teknik, alat, bahan, orang, lingkungan
(AECT, 1994).
Pesan adalah pelajaran atau informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam
bentuk ide, fakta, arti, dan data. Orang adalah manusia yang bertindak sebagai
penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang
menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar. Bahan adalah
sesuatu (biasa di sebut program atau software) yang mengandung pesan untuk
disajikan, melalui penggunaan alat atau pun oleh dirinya sendiri. Alat adalah
sesuatu (biasa disebut hardware atau perangkat keras) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan. Lingkungan adalah situasi
sekitar di mana pesan diterima.

 Fungsi Sumber Belajar


a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju
belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan
(b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih
banyak membina dan mengembangkan gairah.
b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b)
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannnya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a)
perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b)
pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
d. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan
kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih
kongkrit.
e. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan
antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang
sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

d. Sumber belajar lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar menurut klasifikasi


sumber belajar berdasarkan konsep teknologi pendidikan. Secara mudah klaifikasi
tersebut dsingkat POBATEL. P=Pesan, O=Orang, B=Bahan, A=Alat, TE=Teknik,
dan L=Lingkungan. Dengan jembatan ingatan tersebut diharapkan mudah dalam
mengingat klasifikasi tersebut.
Menurut konsep Tripusat Pendidikan, ada tiga pusat pendidikan yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Tiga pusat itu adalah lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Abdul Gafur (2001: 22)
mengklasifikasi lingkungan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar menjadi
tiga, yaitu: lingkungan masyarakat, lingkungan alam, dan lingkungan sekolah.

e. Lingkungan alam

Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang fisik yang ada di alam semesta ini
yang berbeda dengan lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Sebagai
contoh adalah gunung, sungai, laut, pantai, hutan, air terjun, persawahan,
perkebunan, pertambangan dan lain sebagainya.

Lingkungan alam sangat bermanfaat sebagai sumber belajar. Mengapa? Karena


banyak mata pelajaran yang dipelajari di sekolah memerlukan sumber informasi
yang berasal dari alam. Di samping itu, siswa akan lebih mengenal lingkungan
dimana ia hidup di sekitarnya.

Pengenalan siswa yang mendalam terhadap lingkungan alam akan menimbulkan


rasa memiliki yang besar. Oleh karenanya, siswa memiliki pengetahuan untuk tidak
merusak, mencemari, dan berbagai bentuk kedzaliman. Pada akhirnya alam semesta
dapat memberikan manfaat yang besar terhadap umat manusia. Sebaliknya,
manusia juga bermanfaat bagi alam semesta.

2. Kerangka pemikiran

Yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil pembelajaran
IPA khususnya kompetensi dasar mengidentifikasi cara perkembangbiakan
tumbuhan dan hewan yang masih belum sesuai dengan harapan. Kekurang
berhasilan tersebut disebabkan oleh kurangnya pemanfaatan sumber belajar yang
tersedia di lingkungan sekitar dan guru adalah sebagai satu satunya sumber belajar
bagi siswa sehingga hasil belajar masih kurang maksimal. Siswa kurang diberi
kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya. Di samping itu, dari sisi siswa
sendiri juga masih terbiasa pasif. Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran.

Untuk mengatasi hal ini, perlu di tambahkan sumber belajar dari lingkungan alam
sekitar dan lebih memberdayakan siswa. Situasi kehidupan nyata dan lingkungan
sekitar yang ada di sekitar siswa merupakan sumber belajar yang sangat penting
dan dapat memberi informasi dan pengalaman belajar yang tidak terbatas bagi
siswa. Ada banyak informasi, fakta dan pengetahuan yang dapat digali dari situasi
nyata dan lingkungan sekitar guna mendukung rekonstraksi dan memperkaya
pemahaman serta pengalaman belajar siswa

Secara lebih konkret, kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah berawal dari
permasalahan bahwa hasil belajar IPA pada kompetensi dasar mengidentifikasi
perkembangbiakan tumbuhan dan hewan masih rendah kualitasnya. Agar hasil
belajar siswa meningkat, perlu ditentukan alternatif pemecahannya dengan cara
melakukan penelitian tindakan kelas yakni dengan menerapkan pemanfaatan
sumber belajar dari lingkungan alam sekitar dalam pembelajaran IPA. Penelitian
tindakan kelas ini direncanakan sebanyak tiga siklus. Pelaksanaan setiap siklus
diobservasi, dianalisis, dan direfleksi untuk menentukan perencanaan tindak lanjut
pada siklus berikutnya.

3. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, dapat
diajukan sebuah hipotesis tindakan bahwa dengan memanfaatkan sumber belajar
dari lingkungan alam sekitar, hasil belajar IPA kompetensi dasar mengidentifikasi
perkembangbiakan tumbuhan dan hewan siswa kelas VI SDI Baitussalam Toyamas
Wringinrejo Gambiran Banyuwangi dapat meningkat.

Anda mungkin juga menyukai