Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH METODE OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI BAGIAN TUBUH


TUMBUHAN DI KELAS IV SD NEGERI 61 BANDA ACEH

Proposal

Diajukan untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Seminar Karya Ilmiah

Oleh:

NANDA SALWANA

NPM: 2006104040037

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2023
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi salah satu hal penting bagi kehidupan, karena pendidikan
adalah sebuah usaha bagi setiap orang dalam mengumpulkan bekal agar dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan di masa depan kelak. Dengan Pendidikan
pula mampu mencerdaskan generasi bangsa agar dapat mencapai cita-cita nya.
Pendidikan perlu dikembangkan mulai dari kecil terutama saat memasuki sekolah
dasar. Sebuah cabang ilmu pendidikan yang patut digali adalah Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Menurut Devi dan Anggraeni (2008: 4), IPA adalah ilmu yang
mempelajari semua hal yang berkaitan dengan alam. IPA tidak sekedar belajar akan
fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi IPA juga mempelajari akan bentuk dari proses
penemuan di alam. Pendidikan IPA lebih mengarah untuk memberikan pengalaman
langsung kepada siswa dengan membantu mengembangkan keterampilan siswa
melalui suatu proses.

Tujuan dari pendidikan IPA bukan sekedar mempelajari pengetahuan, tetapi juga
mengasah keterampilan, membentuk sikap ilmiah yang dapat diterapkan dan menjadi
kebiasaan, serta mampu memahami dan mencari jawaban terhadap suatu
permasalahan. Ramadhani (2019: 13) berpendapat jika pembelajaran IPA di SD
mampu menjadikan siswa agar lebih peka terhadap diri sendiri serta lingkungannya.

Namun, pendidikan IPA masih kerap menjadi pendidikan dengan mutu rendah.
Seperti pada metode dan strategi mengajar guru yang lebih menekankan siswa dalam
menghafal konsep materi tanpa dipahami peserta didik, sehingga saat pembelajaran
berlangsung tidak ada kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan ide. Oleh
karena itu, siswa tidak terbiasa dalam bernalar dan berpikir kritis melainkan
cenderung kepada menghafal. Siswa juga sering merasa bosan saat pembelajaran IPA
yang diakibatkan oleh metode pengajaran guru kurang berkesinambungan dengan
materi yang dibahas, dimana guru hanya menyampaikan materi berdasarkan buku
teks tanpa menerapkan strategi dan memanfaatkan objek yang ada yang mampu
membangkitkan minat dan keaktifan siswa. Oleh karena permasalahan yang ada
mengenai metode belajar, maka perlu adanya upaya dalam meningkatkan kulitas
belajar siswa dengan digunakannya metode yang mampu membuat siswa paham
serta berperan aktif dalam pembelajaran. Mulai dengan meninjau lingkungan belajar

1
yang kondusif, dan melibatkan siswa agar mampu menerima pengetahuan dari apa
yang didengar dan dilihat. Adapun metode yang sekiranya mampu meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran adalah dengan menerapkan metode Outdoor
Study.

Syntia (2020) berpendapat bahwa Outdoor Study adalah sebuah metode dalam
menyampaikan materi pembelajaran dengan nuansa lingkungan di luar kelas, dimana
siswa tidak sekedar menyimak pembahasan materi yang dijelaskan oleh guru namun
juga melibatkan siswa agar lebih peka terhadap apa yang dilihat serta mengajak
peserta didik agar lebih dekat dengan sumber belajar yang sesungguhnya yaitu alam.
Sehingga peserta didik mampu menyatukan antara konsep yang dipelajari dengan
kondisi nyata yang terdapat di alam. Selain itu, Vera (2012: 16) juga berpendapat
bahwa Outdoor study adalah metode pembelajaran yang digunakan saat kegiatan
belajar mengajar yang terlaksan di alam terbuka atau di lingkungan sekitar dan
memanfaatkan suasana maupun objek di alam sebagai alat atau bahan dalam
menyampaikan materi pelajaran.

Pada penelitian terdahulu, Syntia (2020) menyebutkan bahwa pelaksanaan


Metode Outdoor Study bagi siswa kelas IV UPT SD Negeri 215 Banyuurip
Kabupaten Luwu Utara berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Ini terbukti melalui
hasil dari analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus uji independent
sampel ttest, Setelah diperoleh thitung 4,163 ttabel = 2,145 maka diperoleh 4,163 > 2,145
dan nilai sig (2-tailed) diperoleh 0,002 maka diperoleh sig (2-tailed) < 0,05 maka
dapat di simpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya penggunaan metode
Outdoor Study berpengaruh akan hasil belajar murid di Kelas IV UPT SD Negeri 215
Banyuurip Kecamatan Bone-bone Kabupaten Luwu Utara.

Adapun materi yang akan dipelajari pada pelajaran IPA dengan memanfaatkan
metode outdoor study adalah materi bagian tubuh tumbuhan. Guru dapat
membimbing anak keluar kelas agar dapat mempelajari materi mengenai bagian
tubuh tumbuhan dengan memanfaatkan tumbuhan yang terdapat di sekeliling sekolah
secara langsung. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut terkait dengan
metode pembelajaran, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

2
Metode Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bagian
Tubuh Tumbuhan Di Kelas IV SD Negeri 61 Banda Aceh”.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh metode Outdoor Study terhadap hasil belajar siswa
pada materi bagian tubuh tumbuhan di kelas IV SD Negeri 61 Banda Aceh?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh metode Outdoor Study terhadap
hasil belajar siswa pada materi bagian tubuh tumbuhan di kelas IV SD Negeri 61
Banda Aceh.

D. Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat yang diharapkan oleh peneliti dengan dilakukannya


penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai penambah wawasan serta pengetahuan dengan menerapkan metode
outdoor study.
b. Sebagai bahan landasan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan
penelitian ini.
c. Sebagai bahan rujukan mendapatkan informasi tentang pentingnya metode
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, untuk mempermudah siswa dalam memahami materi dengan
adanya perbedaan suasana belajar serta memberi dukungan kepada siswa agar
aktif dalam belajar.
b. Bagi guru, sebagai sebuah arahan bagi para pengajar dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan diterapkannya metode outdoor study.
c. Bagi peneliti, agar mendapatkan wawasan baru, serta membantu mencari
jawaban atas permasalahan yang sedang dialami di sekolah tersebut.

3
d. Bagi sekolah, untuk membantu sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan agar melahirkan guru-guru yang berkualitas sehingga mampu
meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

E. Definisi Istilah

Untuk menghindari kekeliruan dan penafsiran yang berbeda-beda dalam


pemahaman istilah yang ditemukan dalam penelitian ini, oleh karena itu peneliti
menuliskan definisi terhadap istilah-istilah yang diperlukan dalam penyusunan
penelitian ini. Adapun definisi istilah terkait penelitian yang dibuat adalah sebagai
berikut:

1. Metode Outdoor Study

Outdoor study atau yang sering diartikan sebagai gaya belajar di luar kelas
adalah kegiatan belajar mengajar yang terjadi di lingkungan atau alam yang
dilibatkan secara langsung sebagai sumber pengajaran. Menurut Vera (2012: 16),
Outdoor Study adalah metode pembelajaran yang diterapkan saat pembelajaran
berlangsung di luar kelas serta menjadikan objek di lingkungan sekitar sebagai
wahana penyampaian materi pelajaran.

2. Pembelajaran IPA

IPA adalah ilmu yang mengkaji suatu gejala alam yang didasarkan pada hasil uji
coba dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Pembelajaran IPA di SD
diharapkan mampu menjadikan siswa dalam memahami diri sendiri serta lingkungan
sekitarnya (Ramadhani, 2019: 13).

Dalam pembelajaran IPA terdapat materi yang mempelajari bagian tubuh


tumbuhan dengan siswa yang berperan aktif dan menyatu dengan lingkungan alam.
Materi ini dapat dilakukan dengan mengenali berbagai macam tumbuhan yang ada di
lingkungan atau alam secara langsung.

3. Bagian Tubuh Tumbuhan

4
Sama halnya seperti manusia, tumbuhan juga memiliki bagian tubuhnya seperti
adanya bunga, akar, batang, buah, dan daun. Dimana pada tiap macam tumbuhan
terdapat persamaan dan perbedaan pada masing-masing bagian tubuhnya. Menurut
Fitri (2021: 2), tiap-tiap anggota tubuh pada tumbuhan memiliki fungsi yang
berbeda-beda dan bertujuan sebagai pencapaian kebutuhan tumbuhan agar dapat
bertahan hidup.

Dalam kurikulum merdeka, materi bagian tumbuhan ini mencakup kepada hal
yang mampu mengantarkan siswa kepada lingkungan sekitar agar mampu mengenali
dan dapat mendeskripsikan bagian dari tubuh tumbuhan.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah berubahnya kemampuan dan sikap yang menyeluruh bagi
peserta didik setelah kegiatan belajar mengajar berupa kemampuan yang didasari
oleh pengalaman serta tidak sekedar menguasai salah satu aspek potensi saja.
Kumala (2016: 11) menyatakan bahwa sikap ilmiah adalah salah satu hal yang harus
dikembangkan dalam IPA sebagai hasil belajar siswa.

F. Landasan Teori
1. Metode Outdoor Study
a. Pengertian Outdoor Study

Outdoor Study merupakan metode yang dilakukan guru untuk mengakrabkan


murid dengan lingkungan sekitarnya dengan dilakukannya pembelajaran di luar
kelas agar peserta didik dapat melihat keadaan atau peristiwa nyata di alam
terbuka. Menurut Vera (2012), pembelajaran di luar kelas adalah bentuk dari
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di luar kelas atau lingkungan sebagai
lapangan pembelajaran. Selain itu, Linawati (2015) menyatakan bahwa Metode
Outdoor Study adalah suatu metode eksperimen dari suatu pembelajaran yang
berlokasi di luar kelas untuk meningkatkan suasana yang kondusif.

Metode Outdoor Study merupakan penerapan strategi yang dimanfaatkan


oleh guru agar peserta didik tidak merasa bosan dengan kegiatan belajar
mengajar yang sedang berlangsung di luar kelas. Pembelajaran ini tentunya
menjadi salah satu metode dengan sistem penyajiannya yang di senangi oleh

5
peserta didik. Pernyataan ini membuktikan bahwa sistem pembelajaran yang baik
bukan sekedar masalah kontekstual saja melainkan kebutuhan suasana
lingkungan belajar yang lebih kondusif dan menarik bagi siswa agar dapat
menyerap ilmu yang diberikan oleh guru (Erwin dalam Fipta, 2020: 15). Motivasi
belajar siswa dapat tumbuh dan berkembang dalam proses pembelajaran dengan
adanya perubahan suasana belajar yang biasanya dilakukan di dalam kelas hingga
berubah menjadi di luar kelas. (Sukmaliah, 2018: 35).

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Outdoor Study

Menurut Husamah (2013), terdapat kelebihan dan kekurangan saat belajar


diluar kelas, yaitu:

a) Kelebihan Metode Outdoor Study


1) Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
2) Pembelajaran terasa lebih bermakna sebab peserta didik berada pada
situasi alam yang nyata.
3) Media yang digunakan berasal dari alam sehingga materi yang dipelajari
terasa lebih faktual serta menjamin keakuratannya.
4) Siswa lebih aktif saat belajar karena pembelajaran dilaksanakan dengan
ragam kegiatan seperti tanya jawab, mengamati, dan lain sebagainya.
5) Peserta didik mampu memahami dan menghayati aspek kehidupan yang
ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak
asing dengan lingkungan sekitarnya.

b) Kekurangan Metode Outdoor Study


1) Peserta didik tidak focus akibat ragam suara yang terdengar di sekitar
lingkungan.
2) Biasanya kurang tepat waktu sebab siswa akan lebih banyak merespon.
3) Pengekalan materi kadang terkontaminasi oleh murid lain.
4) Guru lebih intensif dalam membimbing.
5) Akan muncul minat semu.

Syntia (2020: 18) juga menyatakan bahwa Outdoor Study memiliki beberapa
kendala yang pastinya juga bisa diatasi, yaitu: peserta didik kurang konsentrasi,

6
menghabiskan waktu yang lebih banyak, murid sulit diatur karena dapat berlarian
atau kabur dari tempat belajar, serta dapat membuat peserta didik terkena terik
matahari. Dengan demikian, perlu dipahami bahwa Outdoor Study mempunyai
kelebihan. Akan tetapi, Outdoor Study juga mempunyai kekurangan serta
hambatan dimana para guru diharapkan mampu memahami kelebihan dan
kekurangan metode tersebut supaya dapat mempersiapkan dan melaksanakan
metode Outdoor Study secara matang untuk agar mendapatkan hasil
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta dapat mengurangi
hambatan yang mungkin terjadi.

c) Tujuan Metode Outdoor Study

Menurut Vera (2012), tujuan metode Outdoor Study yaitu:

1) Menciptakan pribadi siswa agar berkesempatan untuk mengembangkan


kreatifitas dan inisiatif personal. Serta mampu menciptakan sebuah
potensi bagi siswa agar kehidupan dan semangatnya dapat berkembang
dengan baik.
2) Memberi peluang bagi peserta didik supaya peka dan dapat mempelajari
materi dengan lingkungannya langsung.
3) Membantu guru dan siswa agar hubungannya menjadi lebih baik dengan
adanya pembelajaran yang mengesankan di alam terbuka.
4) Memanfaatkan sumber-sumber untuk pembelajaran melalui
lingkungan sekitar.

Sedangkan Linawati (2015), menyatakan bahwa tujuan pendidikan yang ingin


dicapai melalui pembelajaran di luar kelas yaitu:

1) Membimbing siswa agar mampu mamperluas bakat di alam terbuka.


2) Mempersiapkan hal-hal yang penting bagi pembentukan sikap dan mental
anak.
3) Menambah pemahaman dan mengapresiasi siswa tentang bagaimana
cara menerapkan hubungan yang baik terhadap alam.

7
Agar tercapainya suatu tujuan dari poko kegiatan pembelajaran melalui
metode Outdoor Study tersebut, maka perlu peranan guru dalam mengontrol
tiap-tiap respon dari siswa. Artinya, meskipun pembelajaran dilakukan di luar
kelas, guru tetaplah bertanggung jawab dalam mengetahui kondisi siswanya,
menumbuhkan serta meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap hal-hal yang
dipelajarinya di alam serta cara bertingkah laku saat belajar diluar kelas tanpa
mengurasi minat belajarnya.

2. Pembelajaran IPA
a. Pengertian Pembelajaran IPA

Belajar merupakan penunjang dengan terjadinya perubahan pada diri seseorang,


baik berupa pengetahuan, tingkah laku, keterampilan, dan lainnya. Sedangkan
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan guru dengan adanya sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. IPA adalah ilmu yang mengkaji mengenai
gejala alam berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan. Mempelajari IPA di SD
diharapkan mampu menjadikan siswa memahami diri sendiri serta lingkungan
sekitarnya (Ramadhani, 2019: 13).

b. Tujuan dan Manfaat Pembelajarn IPA

Adapun tujuan pembelajaran IPA Menurut BNSP (2013) adalah:

1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa yang


didasari oleh keindahan dan keberaturan alam ciptaan-Nya.
2) Memperluas ilmu pengetahuan serta memahami konsep-konsep IPA yang
berguna untuk diterapkan dalam kehidupan.
3) Meningkatkan rasa peduli lingkungan, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan bakat dalam memahami alam sekitar, pemecahan masalah
dan membuat suatu keputusan.
5) Menciptakan kesadaran dalam berperan untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan alam.
6) Menciptakan kesadaran agar dapat mengerti alam.

8
7) Menyiapkan bekal berupa pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan Pendidikan ke jenjang berikutnya.

c. Materi Bagian Tubuh Tumbuhan

Tumbuhan mempunyai anggota atau bagian tubuh yang terdiri dari biji, buah,
bunga, batang, dan akar. Tiap-tiap bagian terdapat fungsi yang berbeda pula.
Menurut Syntia (2020) bagian tubuh tumbuhan terdiri atas:

1) Akar, yaitu salah satu bagian dari tanaman yang biasanya terdapat pada
tanah. Akar terbagi menjadi 2 jenis yakni akar serabut dan tunggang. Akar
bermanfaat bagi tumbuhan sebagai bagian penyerap air dari tanah dan
sebagai tempat menyimpan makanan pada tumbuhan jenis umbi-umbian.
Selain itu akar juga berfungsi untuk menyokong atau memperkokoh
berdirinya tumbuhan.

2) Batang, pada tumbuhan terdapat jenis batang yang lunak seperti batang pada
bayam dan kacang. Namun terdapat pula tanaman yang batangnya kokoh,
seperti pohon manga dan jambu. Sebagian besarnya, batang tampak diatas
permukaan tanah, tetapi terdapat juga jenis batang yang tidak timbul atau
berada di dalam tanah. Batang memiliki fungsi dan peran penting untuk
keberlangsungan hidup tumbuhan, sebab batang merupakan tempat
penyimpanan cadangan makanan, tempat melekatnya daun, dan mengangkut
air.

9
3) Daun, daun adalah bagian tubuh tanaman yang berperan sebagai tempat
fotosintesis yang dijadikan makanan bagi tiap-tiap tumbuhan. Selain itu,
daun juga bermanfaat sebagai alat pernafasan bagi tumbuhan. Pada daun
terdapat bagian-bagiannya seperti tulang daun, tangkai, pelepah, serta helai
daun.

4) Bunga, sebagai anggota bagian tubuh pada tumbuhan yang digunakan untuk
keberlangsungan perkembangbiakan secara generatif oleh tumbuhan dengan
terjadinya proses penyerbukan dan pembuahan. Organ dari bunga terdiri atas
kelopak, mahkota bunga, tangkai bunga, dan benang sari.

5) Buah, adalah organ dari tumbuhan setelah terjadinya penyerbukan. Daging


buah merupakan organ buah yang sring kita konsumsi serta mengandung

10
berbagai jenis vitamin. Daging buah digunakan sebagai pelindung biji yang
biasanya terdapat di dalam buah.

6) Biji, ada 3 macam jenis biji yakni biji tertutup tipe dikottil, biji terbuka, dan
biji tertutup. Adapun manfaat dari biji adalah jaringan yang menyimpan
cadangan makanan, biji juga digunakan sebagai organ tumbuhan demi
keberlangsungan perkembangbiakan, serta berfungsi untuk pembentukan
tumbuhan. Bagian dari biji terbagi menjadi kulit biji, tali pusat, dan inti biji.

3. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan buah dari dilakukannya kegiatan belajar bagi tiap siswa
dengan menjalin komunikasi dalam hal yang positif di lingkunganya. Sudjana
(2011), berpendapat bahwa hasil belajar adalah bentuk dari sebuah keberhasila murid
saat selesai melaksanakan kegiatan belajar yang sudah dipersiapkan oleh pendidik
dalam mengajar siswa dalam ruang lingkup pembelajaran. Hasil belajar juga
dimaknai sebagai bentuk perubahan perilaku siswa yang tampak setelah melakukan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan Pendidikan.

Jadi, dapat diartikan jika hasil belajar merupakan perubahan yang dialami oleh
tiap individu berdasarkan pengalaman yang pernah dialami. Belajar menjadi sebuah

11
proses dari tiap orang yang berusaha mencapai tujuan belajar. Hasil belajar tidak
hanya menjadi kebuapasan terhadap Latihan yang dijalankan tetapi terdapat
perubahan perilaku. Sasaran dari proses belajar yaitu hasil belajar, jika proses belajar
berjalan lancar, maka hasil belajar yang di dapat juga akan baik. Maka, hasil belajar
harus digunakan dengan baik oleh guru. Terdapat 3 ranah pembelajaran, yaitu:
Kognitif (Pemahaman), Psikomotorik (pengalaman), dan Afektif
(penghayatan/sikap).

Yusuf (2018) menyatakan bahwa ada 2 faktor penting bagi hasil belajar, yaitu:

1) Faktor internal, berasal dari dalam diri siswa. Hasil belajar yang didapatkan
oleh siswa keseluruhannya berawal dari diri anak sendiri seperti adanya
bakat, intelektual, dan kematangan diri.
2) Faktor eksternal, berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil
belajarnya seperti materi yang di dapat, pengajaran dari guru, serta fasilitas
lingkungan.

G. Kerangka Berpikir

Menurut Santoso dan Madiistriyatno (2021:29), menyatakan bahwasannya


kerangka berpikir merupakan gaya konseptual mengenai teori yang berkaitan dengan
berbagai faktor yang sudah diselidiki. Kerangka berpikir menegaskan dengan teoritis
mengenai hubungan antar variabel yang akan diamati dan dijadikan sintesa tentang
variabel yang tersusun melalui teori-teori yang telah dijelaskan.

Adapun Kerangka berpikir dari penelitian ini yaitu:

pelajaran IPA Pada Materi Bagian


Tubuh Tumbuhan

Melakukan Pre-test

Pembelajaran IPA Materi Bagian Tubuh Tumbuhan


Dengan penggunaan Metode Outdoor Study

12
Melakukan Post-test

Terdapat Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Hasil


H. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis daripada penelitian ini adalah terdapat pengaruh metode


Outdoor Study terhadap hasil belajar siswa pada materi bagian tubuh tumbuhan
di kelas IV SD Negeri 61 Banda Aceh.

I. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif


adalah pendalaman secara sistematis mengenai suatu kejadian dengan
mengumpulkan data yang dapat diukur menggunakan teknik statistik.

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah True Experimental Design, yaitu
terdapat kelompok kontrol dan sampel penelitian. Jenis metode yang digunakan yaitu
Pretest-Posttest Control Design.

Sugiyono (2018:116) menyatakan bahwa Pretest-Postest Control Group terbagi


menjadi dua kelompok yang diambil secara acak, lalu dilakukan pre-test sebagai alat
untuk melihat keadaan awal apakah terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol. Hasil pre-test dikatakan baik apabila hasil pre-test anatar
kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 61 Banda Aceh, Jeulingke, Kec. Syiah


Kuala, Kota Banda Aceh. Penelitian ini juga akan dilakukan pada tanggal 1 Agustus
sampai dengan 20 Agusus 2023.

13
3. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kelompok yang sengaja dipilih untuk mengambil data yang
mana data tersebut nantinya dimasukkan dalam penelitian yang telah diatur. Menurut
Sugiyono (2018: 126), populasi dijadikan sebagai lingkup generalisasi yang terbagi
menjadi objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tersendiri yang
dipastikan oleh peneliti untuk dipahami lalu disimpulkan, dan dalam penelitian ini
seluruh siswa kelas IV SD Negeri 61 Banda Aceh dijadikan sebagai populasi.

Dalam penelitian kuantitatif, sampel merupakan karakteristik serta jumlah yang


terdapat pada sebuah populasi. Jika populasi besar, sedangka tidak memungkinkan
bagi peneliti memahami semua yang ada dalam populasi, contohnya sebab
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka bisa mengunakan sampel yang diambil
dari populasi itu oleh peneliti (Sugiyono, 2018: 127). Adapun sampel yang diambil
pada penelitian ini adalah siswa kelas IV-A yang menjadi kelas kontrol yang
berjumlah 27 siswa dan siswa kelas IV-B yang menjadi kelas eksperimen dengan 29
jumlah siswa.

4. Instumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2018), Instrumen penelitian merupakan media dalam


mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian ini,
digunakan pendekatan kuantitatif sehingga instrumen yang digunakan adalah
instrument tes.

Instrumen evaluasi melalui tes merupakan teknik umum yang dipakai pada
proses pengukuran. Tes terbagi atas tiga macam, yaitu tes lisan, tes tulisan, serta
perbuatan. Pada tes tertulis dibagi ke dalam 4 macam yaitu pilihan ganda,
menjodohkan, isian singkat, dan uraian (Asrul, 2014: 42).

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui instrumen tes, yaitu
berupa pre-test dan post-test. Pre-test adalah tindakan yang dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa pada materi bagian tubuh tumbuhan dan post-
test adalah tindakan yang dilakukan pada akhir pembelajaran untuk menguji hasil

14
belajar siswa setelah dilakukannya pembelajaran menggunakan metode Outdoor
Study. Tes yang digunakan berupa 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.

6. Teknik Analisis Data

Pada penelitian kuantitatif, analisis data diartikan suatu kegiatan yang dilakukan
dari terkumpulnya semua sumber data. Teknik analisis data kuantitatif menggunakan
statistik yang nantinya digunakan untuk uji hipotesis, baik itu jenis statistik deskriptif
maupun statistik inferensial.

a. Uji Hipotesis

Jika menggunakan statistik parametrik dalam menganalisis, maka data yang

diperoleh harus sesuai prasyarat uji normalitas dan homogenitas. Analisis ststistik

yang dipakai dalam melakukan uji hipotesis pada peenlitian ini yaitu uji beda mean

(uji-t) (Wahyuliani, 2016). Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji independent

sample test.

1) Menentukan hipotesis

Ho : Rata-rata hasil belajar pre-test dan post-test siswa di kelas eksperimen

dan kontrol adalah sama

Ha : Rata-rata hasil belajar pre-test dan post-test siswa di kelas eksperimen

dan kontrol adalah berbeda.

2) Kriteria Pengujian Hipotesis

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

3) Uji independent sample test dihitung dengan rumus sebagai berikut:

S p=

( n 1−1 ) s 12+ ( n2−1 ) s 22
n 1+n 2−2

15
X 1−X 2
t=
Sp
√1 1
+
n1 n2

Keterangan:

X 1 = Nilai rata-rata skor siswa kelas eksperimen

X 2 = Nilai rata-rata skor siswa kelas kontrol

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

S1 = Standar deviasi siswa kelas eksperimen

S2 = Standar deviasi siswa kelas kontrol

Sp = Gabungan standar deviasi

Ho : Jika thitung < ttabel maka Ho diterima (dk = n-1 dan α = 5%)

Ha : jika thitung > ttabel maka Ho ditolak (dk = n-1 dan α = 5%)

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dengan penggunaan metode

Outdoor Study terhadap hasil belajar siswa pada materi bagain tubuh

tumbuhan di kelas IV SD Negeri 61 Banda Aceh.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dengan penggunaan metode Outdoor

Study terhadap hasil belajar siswa pada materi bagain tubuh tumbuhan di

kelas IV SD Negeri 61 Banda Aceh.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas dipakai sebagai alat untuk melihat data yang hendak diteliti. Uji
normalitas dapat diaplikasikan sebagai pengukur data yang telah didapatkan apakah
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dengan menggunakan Chi-Kuadrat,
yaitu uji normalitas dengan menggunakan dua variabel. Rumus Chi-Kuadrat sebagai
percobaan hipotesis data yang didapat dari populasi yang berdistribusi normal.
Rumus Chi-Kuadrat adalah:

16
( fo−fe )2
X =∑
2
fe

Keterangan:
X2 = Chi Kuadrat
fo = Frekuensi yang diobservasi
fe = Frekuensi yang diharapkan

Jika harga Chi-Square hitung lebih kecil dibandingkan dengan harga Chi-Square
tabel pada taraf signifikan tertentu, maka data tersebut berdistribusi normal.

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas sebagai alat untuk mengetahui kehomogenan suatu data. Pada
penelitian ini, uji homogenitas menerapkan uji F. Uji F berfungsi sebagai penguji
homogenitas variansi dari dua kelompok data. Uji homogenitas dapat dilakukan
apabila kelompok data berdistribusi normal. Uji F dapat dihitung dengan rumus
berikut:

2
S1
F= 2
S2

Keterangan:
S12 = variansi kelompok 1
S22 = variansi kelompok 2

1) Hipotesis Pengujian: Ho: α12 = α22 (variansi data homogen)


Ha: α12 ≠α22 (variansi data tidak homogen)
2) Kriteria Pengujian: jika F hitung ≥ F tabel (0,05), maka Ho ditolak
jika F hitung ≤ F tabel (0,05), maka Ho diterima

17
d. N-Gain score

N-gain score digunakan agar mengetahui apakah terdapat atau tidak peningkatan

skor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peningkatannya dapat dilihat melalui

nilai pre-test dan post-test. N-gain dihitung menggunakan rumus berikut:

Skor Posttest−Skor Pretest


N Gain=
Skor Ideal−Skor Pretest

Keterangan:

Skor ideal yaitu nilai maksimal yang dapat diperoleh.

e. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah variasi dari sesuatu yang menjadi penyebab penelitian.

Gejala penelitian yang dimaksud yaitu suatu hal penyebab terjadinya sasaran

penelitian. Variabel penelitian yang dimaksud adalah sasaran-sasaran penelitian yang

memiliki variasi nilai. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari 2

variabel, yaitu 1 variabel dependen dan 1 variabel independen. Sugiyono (2018)

mengemukakan bahwasannya variabel bebas merupakan variabel yang menjadi

penyebab adanya perubahan yang menimbulkan variabel terikat.

Variabel bebas pada penelitian ini yaitu metode Outdoor Study. Menurut

Sugiyono (2018) Variabel Dependen atau terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi sebab terbentuknya variabel bebas. Variabel terikat pada

penelitian ini yaitu hasil belajar siswa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Asrul dkk. (2014). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Citapustaka Media.

Devi, Poppy K & Sri Anggraeni. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat
Perbukuan.

Fitri, Amalia dkk. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.

Husamah. (2013). Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning). Malang: Prestasi


Pustaka.

Linawati, Heli. (2015). Pengaruh Metode outdoor study Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Konsep IPA Kelas IV Sekolah Dasar. Vol. 03 Nomor 2. Prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNESA.

Ramadhani, Sulistyani Puteri. (2019). Konsep Dasar IPA. Depok: Yayasan Yiesa
Rich.

Santoso, Imam & Harries Madiistriyatno. (2021). Metodologi Penelitian Kuantitatif.


Tanggerang: Indigo Media.

Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmaliah, Neneng Ema dkk. (2018). Metode Outdoor Study Untuk Meningkatkan
Keterampilan Dasar Kecerdasan Sosial. Vol. VIII Nomor 1. Prodi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar UMMI.

Syntia, Fipta. (2020). Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas IV SD Negeri 215 Banyuurip Kabupaten Luwu Utara.
Undergraduate (S1) skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Vera, Adelia. (2012). Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study).
Jogjakarta: DIVA Press.

Yusuf, F. (2018). Uji Validitas dan Rehabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif.


Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1).

Wahyuliani, Y., Supriadi, U., & Anwar, S. (2016). Efektivitas Penggunaan Media
Pembelajaran Flip Book terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMA Negeri 4 Bandung. TARBAWY:
Indonesian Journal of Islamic Education, 3(1), 22-36.

19

Anda mungkin juga menyukai