Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 141/VII TUGU REJO

DOSEN PENGAMPU : Dr. DARMA PUTRA, M.PKim

Di Susun Oleh :

Nama :Yuni Herlina.S.

NIM : 207190098

Kelas : 4D Tadris Biologi

PRODI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH & KEGURUAN

UIN STS JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Metode pembelajaran kooperatif merupakan metode atau strategi pembelajaran gotong-


royong yang konsepnya hampir tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran kelompok.
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode pembelajaran kelompok.

Pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan


potensi belajar anggotanya dalam satu kelas (Susanto, 2014:202). Sedangkan menurut Solihartin
dan Raharjo dalam Trianto (2010:56), pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan peserta didik dalam
tugas-tugas terstuktur dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator.

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang membuat siswa memperoleh


pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan siswa untuk menerima, menyimpan,
dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Pembelajaran IPA tidak hanya sekedar
menitikberatkan pada hasil belajar peserta didik tetapi juga harus memperhatikan proses
pembelajarannya.

Dengan kata lain pembelajaran IPA harus dirancang dengan tepat hingga mengena pada
ranah sikap peserta didik menimbulkan rasa ingin tahu, kemudian berproses untuk memecahkan
masalah yang timbul dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga
menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori dan hukum yang sesuai dan dapat diaplikasikan
atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan antara lain sebagai berikut:

1) kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan


terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

2) pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta yang ada
di alam, hubungan saling ketergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi;
3) keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan masalah dan
melakukan observasi;

4) sikap ilmiah, atara lain skeptis, kritis, sensitive, obyektif, jujur terbuka, benar, dan
dapat bekerja sama;

5) kebiasaan mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan deduktif dengan


menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam;

Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar sehingga dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah.
Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.

Namun kenyataannya pelaksanaan proses pembelajaran IPA belum diterapakan secara


maksimal oleh sekolah. Kurang maksimalnya proses pembelajaran IPA juga terjadi di kelas V
SDN 141/VII TUGU REJO, Maka diperoleh hasil bahwa pembelajaran IPA belum dilaksanakan
secara maksimal karena guru belum menggunakan percobaan ilmiah yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari secara maksimal sehingga siswa belum dapat menghubungkan
pengalaman belajarnya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran
belum menerapkan sistem kerja kelompok sehingga siswa kurang bisa bekerjasama dengan
temannya. Hal tersebut menyebabkan materi yang diajarkan tidak diterima baik oleh siswa
sehingga membuat hasil belajar IPA menjadi rendah.

Hasil belajar IPA yang sangat rendah merupakan suatu permasalahan yang harus segera
diatasi, Upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran tersebut perlu didukung oleh teknik
penyampaian materi yang dapat membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan
sehingga pembelajaran IPA dapat lebih bermakna tujuan pembelajaran IPA SD dapat tercapai.
Adapun alternatif tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu penerapan model
kooperatif.

B. Identifikasi Masalah
Kurang maksimalnya proses pembelajaran IPA yang terjadi di kelas V SDN 141/VII
TUGU REJO, Selain itu, pelaksanaan pembelajaran belum menerapkan sistem kerja kelompok
sehingga siswa kurang bisa bekerjasama dengan temannya. Hal tersebut menyebabkan materi
yang diajarkan tidak diterima baik oleh siswa sehingga membuat hasil belajar IPA menjadi
rendah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, peneliti membatasi


penelitian ini, yaitu pengaruh kualitas pembelajaran ipa melalui pembelajaran kooperatif pada
siswa kelas V SDN Negeri 141/VII TUGU REJO.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah dengan menerapkan Model Kooperatif dapat meningkatkan keterampilan


mengajar guru kelas V SDN Negeri 141/VII TUGU REJO ?
2. Apakah dengan menerapkan Model Kooperatif dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas
V SDN Negeri 141/VII TUGU REJO ?
3. Apakah dengan menerapkan Model Kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SDN Negeri 141/VII TUGU REJO ?

E. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan keterampilan guru kelas V SDN Negeri 141/VII TUGU REJO dalam
pembelajaran IPA melalui penerapan Model Kooperatif dengan Metode Eksperimen.
2. Meningkatkan aktivitas siswa kelas SDN Negeri 141/VII TUGU REJO dalam
pembelajaran IPA melalui penerapan Model Kooperatif dengan Metode Eksperimen.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas SDN Negeri 141/VII TUGU REJO dalam
pembelajaran IPA melalui penerapan Model Kooperatif dengan Metode Eksperimen.

F. Manfaat Penelitian
 Bagi Siswa
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas pada saat pembelajaran IPA sehingga
tercipta interaksi yang baik antar siswa maupun terhadap guru.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pembelajaran IPA.
3. Memberikan suasana belajar yang menyenangkan.
 Bagi Guru
1. Meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA di sekolah.
2. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran yang variatif, inovatif, dan
menyenangkan.
3. Membuat guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SDN Negeri 141/VII TUGU REJO. Sasaran dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Negeri 141/VII TUGU REJO sebanyak 15
orang, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 10 orang,dan perempuan sebanyak 5 orang.

Waktu penelitian ini adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk kegiatan penelitian,
terhitung sejak penelitian ini mulai direncanakan dan proposal dibuat sampai pada penyusunan
laporan penelitian.

B. Pendekatan dan Desain Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena data-data penelitian berupa


angka-angka.Penelitian yang akan dilakukan ini masuk dalam sebuah penelitian korelasional
untuk mengetahui antara variabel-variabelnya. Sugiyono (2005:75) menjelaskan variabel adalah
suatu gejala atau atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variadsi antara satu
dengan lainnya yang menjadi fokus penelitian untuk diamati.

Cresweel (2010, hlm 24) menyatakan bahwa, pendekatan kuantitatif adalah pengukuran data
kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau
penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan
frekuensi dan prosentase tanggapan mereka”.

Pendekatan ini menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan


keadaan data sebagaimana adanya yang kemudian akan dianalisis sesuai dengan tujuan dan
pertanyaan penelitian. Metode deskriptif menurut Sugiyono (2009, hlm.21) adalah suatu metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang luas.
Sedangkan menurut Setyosari (2010) ia menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa,
objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa
dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.

2. Desain Penelitian

Metode pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode survey. Metode
survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan
tertulis (Pratiwi, 2012). Teknik yang digunakan dalam metode survey ini dengan menggunakan
wawancara atau kuisioner sebagai alat untuk mengumpulkan data.

Penelitian survei merupakan suatu bentuk aktifitas yang sudah menjadi kebiasaan pada
masyarakat, dan banyak diantaranya berpengalaman dengan riset ini sebagai suatu bentuk yang
tersendiri atau yang lainnya. Survey menyediakan pertanyaan-pertanyaan untuk penelitian
tentang laporan keyakinan/kepercayaan atau perilaku diri. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
menjadi lebih tajam ketika responden memberikan jawaban-jawaban atas suatu pertanyaan-
pertanyaan dengan variabel-variabel yang dikehendaki.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010 : 117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
kelas V SDN 141/ VII TUGU REJO sejumlah 15 siswa-siswi,yaitu yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 10 orang,dan perempuan sebanyak 5 orang,dan satu wali kelas sekaligus guru IPA
kelas V SDN 141/VII TUGU REJO.

Menghitung presentase ketuntasan belajar secara klasikal, digunakan rumus sebagai berikut:

P=∑ siswa yang tuntas belajar

∑ x100%
(Aqib, dkk, 2009:41)

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang


dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Belajar

NO Nama Siswa / Siswi Keaktifan/ Ketuntasan


.
1. Parit Tidak Aktif
2. Bayu Aktif
3. Apriansyah Tidak Aktif
4. Adawiyah Aktif
5. Erik Tidak Aktif
6. Miki Tidak Aktif
7. Nurhafizah Aktif
8. Sanu Aktif
9. Nopal Tidak Aktif
10. Ayu Tidak Aktif
11. Evis Tidak Aktif
12. Padil Tidak Aktif
13. Seli Tidak Aktif
14. Nafizah Tidak Aktif

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan
populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik probability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih sebagai anggota sampel.

Untuk menentukan sampel terlebih dahulu menggunakan Sistematic Sampling


Penyampelan dengan cara ini dilakukan dengan mengurutkan terlebih dahulu semua anggota,
kemudian dipilih urutan tertentu untuk dijadikan anggota sampel.

Adapun maksud dan tujuan peneliti memilih kelas V SDN sebagai subjek
penelitian,dikarenakan supaya belajar IPA secara berkelompok dapat lebih aktif menuju
kenaikan kelas akhir,dengan pembelajaran kooperatif ini dapat menumbuhkan keberanian siswa-
siswi kelas V SDN 141/VII TUGU REJO untuk tampil didepan umum.

Dimana pada saat di sekolah dasar siswa tidak terlalu banyak berpartisipasi pada saat
proses pembelajaran berlangsung,apabila pembelajaran kooperatif ini tidak berjalan maka dapat
mempengaruhi kualitas pembelajaran IPA SDN 141 / VII TUGU REJO .

Gambar 3.2. Jumlah siswa-siswi dan presentase / kriteria aktif dan non aktif pada
pembelajaran kooperatif.

NO. Jenis Kelamin Presentasi/Kriteria Aktif dan Non


Aktif
1. Laki- Laki : 10 Orang 10 % Aktif
Perempuan : 5 Orang 90 % Non Aktif

D. Variabel-variabel dan Perlakuan Penelitian.

Menurut Sugiyono (2009, hal. 38) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Penelitian ini menggunakan 2
variabel yang berbeda, yaitu: variabel bebas (Independent variable) dan variabel terikat
(Dependentvariable).

Variabel bebas merupakan variabel Variabel bebas merupakan variabel yang


mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau apa yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas (sugiyono, 2009, hal. 39).

Maka di dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah


(Independentvariable) adalah Pengaruh Pembelajaran IPA dan variabel terikat (Dependent
variable) adalah Terhadap Pembelajaran Kooperatif pada siswa kelas V SDN 141/VII TUGU
REJO.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam mengumpulkan data
penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, umumnya alat pengumpul data/instrumen penelitian
yang digunakan oleh peneliti dikembangkan dari jabaran variabel penelitian yang dikembangkan
dari teoriteori yang akan diuji melalui kegiatan penelitian yang dikerjakan.

Untuk itu sebelum instrumen penelitian yang dikembangkan digunakan untuk


mengumpulkan data pada obyek atau responden yang sesungguhnya hendaknya instrumen
tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya. Pemahaman peneliti atas validitas dan reliabilitas
instrumen merupakan prasyarat mutlak bagi peneliti kuantitatif.

1. Pembelajaran IPA

a. Definisi Konseptual

Pembelajaran IPA adalah interaksi antara siswa dengan obyek atau alam secara
langsung. Oleh karena itu guru sebagai fasilitator perlu menciptakan kondisi dan menyediakan
sarana agar siswa dapat mengamati dan memahami obyek sains. Dengan demikian siswa dapat
menemukan konsep dan membangunnya dalam struktur kognitifnya.

b. Definisi Operasional

Pembelajaran IPA merupakan proses membelajarkan subjek didik dalam mempelajari


peristiwa yang terjadi di alam ini melalui serangkaian proses ilmiah sehingga tercapai tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan.pembelajaran IPA adalah membelajarkan siswa untuk
memahami hakikat IPA (proses dan produk serta aplikasinya) mengembangkan sikap ingin tahu,
keteguhan hati, ketekunan dan sadar akan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat serta
pengembangan ke arah sikap yang positif.

2. Pembelajaran Kooperatif

a. Definisi Konseptual

Model kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk


bekerja sama saling membantu mengonstruksi konsep dan menyelesaikan permasalahan.
Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompakpartisipatif), tiap anggota
kelompok terdiri dari 4-5 orang, heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada kontrol dan
fasilitas, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

b. Definisi Operasional

Model kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran peserta didik untuk saling
membantu mencari dan mengolah informasi, mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan.
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah melatihkan keterampilan sosial seperti tenggang rasa,
bersikap sopan terhadap teman, mengkritik ide orang lain, berani mempertahankan pikiran yang
logis, dan berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk menjalin hubungan interpersonal.

3. Kisi – kisi instrument Final

Instrumen yang digunakan adalah hasil tes siswa.

NO Kisi-Kisi Instrument / Pernyataan Pernyataan


.
1. Apakah dengan menerapkan Model Kooperatif Iya dapat meningkatkan
dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru keterampilan guru dalam
kelas V SDN Negeri 141/VII TUGU REJO mengajar.
2. Apakah dengan menerapkan Model Kooperatif Iya dapat meningkatkan
dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V SDN aktivitas siswa kelas V.
Negeri 141/VII TUGU REJO ?

3. Apakah dengan menerapkan Model Kooperatif Iya dapat meningkatkan


dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V hasil belajar siswa kelas
SDN Negeri 141/VII TUGU REJO ? V.

4. Bagaimana model koperatif yang diterpkan di model kooperatif yang


kelas V SDN 141/VII TUGU REJO,apakah diterapkan dikelas v sdn
siswa-siswi aktif semua? 141/vii ini kurang aktif
atau dapat dikatakan
kurang berjalan
berdasarkan wawancara
yang saya tanyakan
kepada salah satu guru ipa
kelas v ini.

5. Apakah ,Model kooperatif yang tidak berjalan Iya tentu sangat


dengan sempurna dapat mempengaruhi mempengaruhi proses
pembelajaran IPA kelas V SDN 141/VII TUGU pembelajaraan Ipa,karena
REJO? dengan tidak adanya
system kerja kelompok
ini maka siswa-siswi
kelas V ini tidak akan
berani untuk maju/tampil
didepan umum.
6. Berapa orang dan persen bagi siswa yang aktif Siswa-siswi kelas V yang
dan non aktif pada saat pembelajaran ipa yang aktif hanya 4 orang atau
dilakukan secara kooperatif / berkelompok? dapat dikatakan hanya 10
% dan 11 orang lagi
kebanyakan non aktif atau
dapat dikatakan 90% .

4. Kalibrasi Instrumen

1. Uji Validasi soal

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan suatu


instrument. Suatu instrument yang valit mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini
yang perlu dilakukan uji validitas adalah isi. (sugiyono,2012:64).

Validitas untuk mengukur keakuratan suatu soal sehingga dapat menentukan soal yang
valid atau tidak valid. Dengan menggunakan rumus point biserial, yakni:

Rpbl = Mp-Mt √p
SDt q

Keterangan :

rpbt : Angka indeks Korelasi Point Biserial

Mp :Mean tes (niali rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta ter yang menjawab
betul, yang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhannya

Mt: Mean skor total

SDt : Standar devisiasi sari skor total

p : Proporsi siswa yang menjawab benar

q :Proporsi siswa yang menjawab salah. (Anas sudijono,2015:258).

2. Uji Reliabilitas

Reabilitas artinya percaya, handal jika data yang terkumpul benar, maka beberapa kali
pun hasil diambil hasilnya akan tetap sama. Uji reliabilitas ini dimaksud untuk mengetahui
ketetapan sebuah penelitian dalam menilai apa yang dinilai artinya kapan pun alat penelitian itu
digunakan akan tetap asli yang sama. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas dengan
rumus Alpha adalah:

Keterangan :

r11    =  reliabilitas tes secara keseluruhan.

p      = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar.

q      = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah.

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q.


N     = banyak item.

S2    = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar   varians).

3. Perhitungan analisis butir instrument

1. Uji Daya Pembeda (Discriminating Power)

Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan


kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa kurang pandai.
Untuk mengetahui daya beda soal digunakan program Anates dan menggunakan rumus sebagai
berikut.

Rumus :

Keterangan :

SA= Jumlah skor kelompok atas

SB= Jumlah skor kelompok bawah

IA= jumlah skor ideal kelompok atas

IB= Jumlah skor ideal kelompok bawah


JBa= Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar

JBb= Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar

JSa= Jumlah siswa kelompok atas

Klasifikasi: 0,00 -0,20

Jelek (Poor) 0,20 – 0,40

Cukup (Satisfactory) 0,40 – 0,70

Baik (Good) 0,70 – 1,00

Baik Sekali (Excellent)

Negatif = Semuanya tidak baik (Arikunto, 2013:228).

2. Tingkat Kesukaran (Difficulty Index)

Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional paling


sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang
menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Tingkat kesukaran suatu soal
dapat ditentukan dengan program Anates dan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = B/ JS

Keterangan :

P : Proporsi (Indeks kesukaran)


B : Jumlah siswa yang menjawab benar

JS :jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks

kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:

00.0 – 0.30 =soal sukar

0.30 – 0.70 =soal sedang

0.70 – 1.00 = soal mudah (Supardi, 2015:88).

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, penggunaan program statistik merupakan suatu yang


mutlak diperlukan. Untuk itu pemahaman tentang persyaratan penggunaanformula atau rumus-
rumus statistik itu harus diperhatikan. Pengertian analisis menurut Sugiyono adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
ke dalam unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.

 Perhitungan jumlah siswa yang aktif dan non aktif pada saat pembelajaran kooperatif yang
dapat mempengaruhi pembelajaran ipa yaitu :

1) Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah sampel random yang diambil
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini data setiap variabel diuji
normalitasnya. Untuk mengujinormalitas data yang diperoleh baik variabel bebas maupun
variabel terikat digunakan

Rumus:

X² = € (fo-fh)²

Fh

= €( 11-4)²/ 4

= € (7)²/ 4

= € (49)/4

= € 12,5/12,3.

2) Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varian
yang homogenitas atau tidak. Uji homogen menggunakan varians besar dan varian kecil.

Rumus :

Fhitung = varianter besar/varianter kecil

= 11/4

= 2,75/2,8.

3) Menghitung Mean
Menurut Sugiyono (2010:49) mean adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan
atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut.

Rumus :

€x = €x/€N

= 4/11

= 0,36

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana


rumusan masalah penenlitian telah dinyatakan dalam bentuk kaimat pertanyaan ( Sugiyono,
2012:96). Hipotesis penelitian ini menggunakan hipotesis statistik, karena peneliti bekerja
dengan sampel.

Hipotesis statistik adalah pernyataan statistik tentang populasi yang diteliti.suatu pengujian
hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan
untuk menerima Ho berarti menolak Ha atau menolak Ho berarti menerima Ho.Hipotesis
statistik dirumuskan untuk menjelaskan gambaran dan parameter apa dari populasi (Riduan,
2013,hlm.174).

Hipotesis statistik ada bila penelitian bekerja dengan sampel, jika penelitian tidak
menggunakan sampel maka tidak ada hipotesis statistik (sugiyono,2014,hlm 64). Dalam
hipotesis statistik yang di uji adalah hipotesis nol, hipotesis yang menyatakan tidak ada
perbedaan antara data sampel dan dan data populasi. Hipotesis statistik pada penelitian ini
adalah:

H0: ρ1 = 0, 0 berarti tidak adahubungan


Ha ρ ≠ 0, berarti ada hubungan

Keterangan :

Ho=Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara siswa yang aktif dan non aktif
Ha=Terdapat hubungan yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif terhadap
pembelajaran ipa karena kurangnya siswa yang aktif dan non aktif dalam berkelompok.

Anda mungkin juga menyukai