Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan penguasaan konsep IPA siswa melalui
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbin pada materi cahaya dan optik. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode quasi eksperiment dengan desain the nonequivalent control design. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII pada salah satu MTs di kota Pekanbaru dengan sampel sebanyak dua kelas dengan
teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen
tes penguasaan konsep IPA pada materi cahaya dan optik.Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji
independent sample t tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan konsep IPA siswa pada kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dimana skor rata-rata gain yang dinormalisasi <g> siswa pada kelas
eksperimen sebesar 76,12 dengan kategori tinggi sedangkan kelas kontrol sebesar 60,01 dengan kategori sedang.
Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep IPA siswa
yang signifikan antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan kelas
control yang menerapkan model pembelajaran konvensional pada materi cahaya dan optik.
Abstract
This study aims to obtain an overview of improving students' mastery of science concepts through the application of
guided inquiry learning models on light and optical materials. The research was conducted using a quasi-experimental
method with the nonequivalent control design. The population of this study was all students of class VIII at one MTs in
Pekanbaru city with a sample of two classes with a sampling technique in the form of purposive sampling. Data
collection was carried out using a test instrument for mastery of science concepts on light and optical materials.
Hypothesis testing was carried out using the independent sample t test. The results showed that the increase in students'
mastery of science concepts in the experimental class was better than the control class where the normalized gain
average score <g> of students in the experimental class was 76.12 in the high category while the control class was
60.01 in the medium category. Based on the hypothesis test, it was concluded that there was a significant difference in
students' increasing mastery of science concepts between the experimental class that applied the guided inquiry
learning model and the control class that applied the conventional learning model on light and optical materials.
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol.5 /No.1 2021
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing… 17
Revi Syafira, Niki Dian Permana, Susilawati, Azhar
DOI: 10.31002/ijel.v5i1.4560
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol.5 /No.1 2021
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing… 18
Revi Syafira, Niki Dian Permana, Susilawati, Azhar
DOI: 10.31002/ijel.v5i1.4560
berlangsung sesuai dengan tujuan yang inkuiri terbimbing bahwa ide atau gagasan yang
diharapkan. Keaktifan siswa dalam pembelajaran diperoleh siswa bertahan lama karena siswa
dapat mempengaruhi pencapaian konsep yang terlibat secara aktif bekerjasama dengan guru dan
diterima siswa. Seorang guru harus siswa lainnya dalam proses pembelajaran dari
mengupayakan agar siswa aktif dalam proses tahap perencanaan sampai akhirnya terbentuk ide
belajar dan menemukan sendiri konsep dari apa tersebut (Suhartini et al., 2016, p. 893).
yang mereka pelajari agar siswa dapat menguasai Pembelajaran inkuiri terbimbing juga melatih
konsep IPA yang telah diajarkan. siswa untuk menjadi pembelajar mandiri
Berdasarkan hal tersebut, perlunya (Hariyadi et al., 2016, p. 1571). Hasil penelitian
menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri
menjadikan siswa aktif dalam proses terbimbing berpengaruh pada penguasaan konsep
pembelajaran dan menemukan sendiri konsep (Hermansyah et al., 2017). Model inkuiri
dari apa yang mereka pelajari sehingga dapat terbimbing meningkatkan keaktifan siswa karena
meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa. memungkingkinkan pengalaman belajar sehingga
Adapun model pembelajaran yang perlu diharapkan dapat mempengaruhi penguasaan
dikembangkan untuk meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa. Kelebihan dari model
konsep IPA adalah dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu siswa
pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Menurut terlibat secara aktif dalam memberikan
(Hairida, 2016, p. 209) Pembelajaran IPA dan hipotesis, menyelidiki, mengumpulkan
inkuiri tidak dapat dipisahkan dengan mengacu
beberapa data untuk membuktikan hipotesis,
pada kurikulum 2013 yang menekankan pada
pengalaman langsung dalam rangka
mengkomunikasikan bukti-bukti yang
pengembangan kompetensi siswa. Secara teoretis diperoleh dengan teman dan guru agar
inkuiri terbimbing dapat menjadi solusi yang mendapat simpulan yang jelas dan tepat
efektif untuk pembelajaran IPA di sekolah (Dewi et al., 2020, p. 197).
menengah, karena dalam proses pembelajaran
yang menggunakan inkuiri terbimbing siswa aktif METODE PENELITIAN
melakukan eksplorasi, observasi, investigasi yang
dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA Penelitian menggunakan metode quasi
siswa (Wati et al., 2018, p. 129). experiment dengan desain the nonequivalent
Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa control design. Desain penelitiannya dapat dilihat
model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif pada Tabel 1.
dalam meningkatkan motivasi dan penguasaan
konsep siswa (Halimah et al., 2015, p. 1000). Tabel 1. Desain Penelitian
Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing, Kelompok Pretes Perlakuan Postes
peserta didik yang aktif dan terlibat langsung E O1 X O2
dalam eksperimen akan lebih mendalami konsep C O1 Y O2
dengan membuat hubungan antara bagian- bagian Ket:
informasi yang saling terpisah untuk menjadi O1 = Pretes
gambaran yang terperinci (Suci et al., 2017, p. O2 = Postes (tes kemampuan penguasaan
183). Inkuiri terbimbing merupakan proses konsep IPA)
pembelajaran berdasarkan penemuan dan X = Pembelajaran dengan Model Inkuiri
pencarian melalui proses berpikir secara Terbimbing
sistematis, dimana guru memimpin murid-murid Y = Pembelajaran dengan Model
dengan tahapan-tahapan yang benar, mengijinkan Konvensional
adanya diskusi, memberikan pertanyaan yang Penelitian dilakukan pada dua kelas, yaitu
menuntun, dan memperkenalkan ide pokok bila kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model
dirasa perlu. Dengan model inkuiri terbimbing, inkuiri terbimbing, dan kelas kontrol yang
siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui dibelajarkan dengan model konvensional.
petunjuk-petunjuk seperlunya dari seorang guru. Sebelum dilakukan pembelajaran masing-masing
Petunjuk-petunjuk itu pada umumnya berupa kelompok dilakukan pretes dan setelah
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pembelajaran dilakukan postes. Teknik
membimbing. pengambilan sampel yaitu purposive sampling.
Pada penerapan model pembelajaran Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol.5 /No.1 2021
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing… 19
Revi Syafira, Niki Dian Permana, Susilawati, Azhar
DOI: 10.31002/ijel.v5i1.4560
kelas VIII salah satu MTs di kota Pekanbaru HASIL DAN PEMBAHASAN
terdiri atas 4 kelas. Sampel pada penelitian adalah
kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan kelas Berdasarkan data skor pretest dan posttest
VIII D sebagai kelas kontrol. penguasaan konsep IPA yang diperoleh siswa
Instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat ditentukan peningkatan penguasaan konsep
ini adalah instrumen tes kemampuan penguasaan IPA siswa melalui perhitungan rata-rata skor gain
konsep IPA berbentuk tes pilihan ganda dengan yang dinormalisasi <g>. Data hasil pengolahan
empat pilihan (multiple choice) dan essai (uraian). skor pretest, posttest dan gain yang dinormalisasi
Tes bentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya untuk penguasaan konsep IPA materi cahaya dan
membutuhkan jawaban uraian, baik uraian secara alat optik kelas eksperimen dan kelas kontrol.
bebas maupun uraian secara terbatas. Test Perbandingan peningkatan penguasaan konsep
multiple choice merupakan tes objektif dimana siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
masing-masing tes disediakan lebih dari disajikan pada Gambar 1
kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari
pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang
paling benar (Permana, 2019, p. 19).
Instrumen tes penguasaan konsep IPA yang
digunakan sebanyak 15 soal pilihan ganda dan 3
soal essai (uraian) sehingga jumlah total sebanyak
18 soal. Seluruh soal terdistribusi ke setiap
indikator penguasaan konsep secara proporsional
dimana jumlah soal untuk indikator mengingat
(C1) 3 soal, memahami (C2), mengaplikasikan
(C3) 5 soal, manganalisis (C4) 4 soal dan
menciptakan (C6) 1 soal. Instrumen tes
Gambar 1 Grafik perbandingan rata-rata skor
penguasaan konsep IPA yang digunakan telah
pretest, posttest dan gain <g> penguasaan
divalidasi oleh 2 orang ahli sehingga sudah valid
konsep kelas kontrol dan eksperimen
untuk digunakan sebagai instrument penelitian.
Peserta didik diberikan tes dalam bentuk
Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa
pretest dan posttest untuk mendapatkan data
rata-rata skor pretest penguasaan konsep IPA
tentang penguasaan konsep IPA baik sebelum
siswa pada kelas kontrol dan eksperimen adalah
maupun sesudah perlakuan menggunakan model
hampir sama yaitu 35,27 pada kelas eksperimen
pembelajaran Inkuiri terbimbing.
dan 34,00 pada kelas kontrol. Rata-rata skor
Data peningkatan penguasaan konsep IPA
posttest penguasaan konsep IPA kelas eksperimen
dianalisis menggunakan uji N-Gain atau Gain
adalah sebesar 84,73 dan kelas kontrol 73,61.
yang dinormalisasi (g). Rumus N-Gain menurut
Skor maksimum ideal untuk pretest dan posttest
hake, (1999) adalah sebagai berikut:
tes penguasaan konsep IPA adalah 100.
Peningkatan penguasaan konsep IPA
𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
(𝑔) = siswa berdasarkan perolehan skor rata-rata gain
𝑆𝑚 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑝𝑟𝑒 yang dinormalisasi <g> pada kelas eksperimen
Keterangan: dan kelas kontrol pada Gambar 1, yaitu pada kelas
(g) : Skor rata-rata gain yang dinormalisasi eksperimen dengan penerapan model
Spost : Skor rata-rata posttest pembelajaran inkuiri terbimbing persentase skor
Spre : Skor rata-rata pretest rata-rata gain yang dinormalisasi <g> penguasaan
Sm ideal : Skor maksimum ideal konsep IPA yang diperoleh sebesar 76,12
termasuk pada kategori tinggi hal ini
Uji hipotesis menggunakan uji Independent menunjukkan bahwa penguasaan konsep IPA
Sample t Test untuk melihat adanya perbedaan siswa meningkat dengan kategori tinggi setelah
peningkatan penguasaan konsep yang signifikan mengikuti pembelajaran dengan penerapan model
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji pembelajaran inkuiri terbimbing sedangkan
hipotesis dilakukan setelah dilakukannya uji persentase skor rata-rata gain yang dinormalisasi
normalitas dan homogenitas data. <g> kelas kontrol sebesar 60,01 termasuk pada
kategori sedang hal ini menunjukkan bahwa
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol.5 /No.1 2021
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing… 20
Revi Syafira, Niki Dian Permana, Susilawati, Azhar
DOI: 10.31002/ijel.v5i1.4560
penguasaan konsep IPA siswa meningkat dengan Berdasarkan data hasil penelitian tentang
kategori sedang setelah mengikuti pembelajaran penguasaan konsep IPA siswa tersebut, secara
dengan penerapan model pembelajaran umum menunjukkan bahwa peningkatan di kelas
konvensional. eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Dengan demikian, dapat dideskripsikan Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakan
bahwa peningkatan penguasaan konsep IPA siswa Sugiyono (2011) bahwa jika kelompok treatment
kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama lebih baik dari pada kelompok kontrol, maka
mengalami peningkatan namun secara kuantitatif perlakuan yang diberikan pada kelompok
pada kelas eksperimen skor rata-rata gain yang treatment berpengaruh positif.
dinormalisasinya lebih tinggi dibandingkan kelas Signifikansi perbedaan peningkatan
kontrol. penguasaan konsep IPA siswa antara kelas
Peningkatan penguasaan konsep IPA eksperimen dan kelas kontrol dapat diketahui
siswa untuk setiap indikator pada kelas dengan melakukan uji hipotesis dengan
eksperimen dan kelas kontrol dapat dijelaskan menggunakan uji Independent sample t test.
pada gambar 2. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan
SPSS Statistic 25.0 diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi ˂0,05
maka HA diterima dan H0 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
peningkatan penguasaan konsep IPA yang
signifikan antara kelas eksperimen yang
menerapkan model pembelajaran inkuiri
terbimbing pada materi cahaya dan alat optik
dengan kelas kontrol yang menerapkan model
pembelajaran konvensional.
Peningkatan penguasaan konsep IPA siswa
Berdasarkan gambar 2 terlihat bahwa yang signifikan pada kelas eksperimen disebabkan
peningkatan penguasaan konsep IPA siswa pada oleh penerapan model inkuiri terbimbing ini
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas membuat siswa menjadi lebih aktif dalam belajar
kontrol pada indikator mengingat (C1), karena dalam tahapan pembelajaran inkuiri
mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), dan terbimbing siswa berusaha menemukan sendiri
menciptakan (C6) sedangkan pada indikator konsep melaksanakan tahapan-tahapan
memahami (C2) kelas kontrol lebih tinggi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat
dibandingkan kelas eksperimen. (Wardani et al., 2017, p. 197) bahwa hal ini
Peningkatan penguasaan konsep IPA dikarenakan dalam proses inkuiri, peserta didik
siswa pada kelas eksperimen yang termasuk menerima informasi, mereka akan berpikir,
kategori tinggi adalah pada indikator menganalisis memprioritaskan informasi, dan mencari
(C4) dengan skor persentase sebesar 83,59, korelasinya sebelum mencari alasan-alasan
mengingat (C1) sebesar 81,82, dan mencipta (C6) pendukung yang mengacu pada pengetahuan baru
sebesar 73,86. Sedangkan peningkatan tersebut.
penguasaan konsep IPA siswa yang termasuk Kegiatan model pembelajaran inkuiri
kategori sedang terdiri dari dua indikator yaitu terbimbing menekankan pada pengalaman belajar
pada indikator mengaplikasikan (C3) dengan skor secara langsung melalui kegiatan penyelidikan,
persentase sebesar 60,68 dan memahami (C2) menemukan konsep dan kemudian menerapkan
sebesar 42,47. konsep yang telah diperoleh dalam kehidupan
Pada kelas kontrol, peningkatan sehari-hari(Puspitasari et al., 2019, p. 103).
penguasaan konsep IPA siswa tidak ada yang Hal ini terjadi karena pada kelas
termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan untuk eksperimen diterapkan model pembelajaran
kategori sedang terdiri dari lima indikator yaitu inkuiri terbimbing. Pada tahap awal pembelajaran
indikator mencipta (C6) dengan skor rata-rata yaitu pada tahap merumuskan masalah siswa
sebesar 69.70, mengingat (C1) 63,64, mengamati fenomena membuat mereka penasaran
menganalisis (C4) 57,69, memahami (C2) 57,58 untuk mengetahui alasan kenapa fenomena itu
dan mengaplikasikan 51,59. terjadi sehingga siswa termotivasi untuk
menemukan sendiri konsep yang harus
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol.5 /No.1 2021
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing… 21
Revi Syafira, Niki Dian Permana, Susilawati, Azhar
DOI: 10.31002/ijel.v5i1.4560
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol.5 /No.1 2021
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing… 22
Revi Syafira, Niki Dian Permana, Susilawati, Azhar
DOI: 10.31002/ijel.v5i1.4560
pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi Ditinjau dari Pengetahuan Awal Peserta
cahaya dan alat optik dengan kelas kontrol yang Didik. Jurnal Pendidikan Fisika dan
menerapkan model pembelajaran konvensional. Teknologi, 4(1), 121.
Saran yang dapat direkomendasikan yaitu agar https://doi.org/10.29303/jpft.v4i1.572
pelaksanaan model pembelajaran Inkuiri Hairida. (2016). The Effectiveness Using Inquiry
terbimbing dapat dilaksanakan dengan maksimal, Based Natural Science Module With
diperlukan pengkondisian kesiapan siswa dalam Authentic Assessment to Improve The
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing Critical Thinking and Inquiry Skills of
secara berkala. Selain itu, perlu dilakukan Junior High School Students. Jurnal
penelitian lebih lanjut tentang penggunaan model Pendidikan IPA Indonesia, 5(2), 209–215.
pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA. https://doi.org/10.15294/jpii.v5i2.7681
Halimah, S. N., Rudibyani, R. B., & Efkar, T.
DAFTAR PUSTAKA (2015). Penerapan Model Inkuiri
Terbimbing dalam Meningkatkan Motivasi
Ali, L. U. (2013). Pengelolaan Pembelajaran IPA Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa.
Ditinjau dari Hakikat Sains pada SMP di Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Kabupaten Lombok Timur. E-Journal Kimia, 4(3), 997–1010.
Program Pascasarjana Universitas Hariyadi, D., Rahayu, S., & Ibrohim. (2016).
Pendidikan Ganesha, 3(1), 2. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2010). Keterampilan Proses dan Penguasaan. Jurnal
Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pendidikan, 1567–1574.
Pengajaran dan Asessmen. Yogyakarta: Hermansyah, H., Gunawan, G., & Harjono, A.
Pustaka Pelajar (2017). Pengaruh Penggunaan Laboratorium
Bustami, Y., Syafruddin, D., & Afriani, R. (2018). Virtual dalam Pembelajaran Inkuiri
The Implementation of Contextual Learning Terbimbing terhadap Penguasaan Konsep
to Enhance Biology Students ’ Critical Kalor Peserta Didik. Jurnal Pendidikan
Thinking Skills. Jurnal Pendidikan IPA Fisika dan Teknologi, 3(2), 249.
Indonesia, 7(4), 451–457. https://doi.org/10.29303/jpft.v3i2.420
https://doi.org/10.15294/jpii.v7i4.11721 Iswatun, I., Mosik, M., & Subali, B. (2017).
Dahar, R. W. (2012). Teori-Teori Belajar. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Erlangga. Terbimbing untuk Meningkatkan KPS dan
Damawiyah, S., & Ridwan, A. S. (2015). Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Inovasi Pendidikan IPA, 3(2), 150-160.
Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Manik, D. P., Rosilawati, I., & Tania, L. (2015).
pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas Efektivitas Inkuiri Terbimbing pada Materi
VIII Semester II SMP Negeri 1 Pagajahan. Kelarutan dan KSP dalam Meningkatkan
INPAFI (Inovasi Pembelajaran Fisika), Penguasaan Konsep. Jurnal Pendidikan dan
3(2), 182–190. Pembelajaran Kimia, 4(2), 744–755.
Dewi, C., Utami, L., & Octarya, Z. (2020). Permana, N. D. (2018). Penerapan Model
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran Learning Cycle 7E
Terbimbing Integrasi Peer Instruction Berbantuan Website untuk Meningkatkan
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada
SMA pada Materi Laju Reaksi. Journal of Materi Kinematika Gerak Lurus. Journal of
Natural Science and Integration, 3(2), 196– Natural Science and Integration, 1(1), 11–
204. https://doi.org/10.24014/jnsi.v3i2.9100 41. https://doi.org/10.24014/jnsi.v1i1.5187
Diniya, D., Ilhami, A., Permana, N. D., Permana, N. D. (2019). Evaluasi Dalam
Mahartika, I., & Prakash, O. (2021). Pembelajaran IPA. Cahaya Firdaus.
Kemampuan Argumentasi Ilmiah Calon Puspitasari, R. D., Mustaji, M., & Rusmawati, R.
Guru IPA melalui Pendekatan MIKIR D. (2019). Model Pembelajaran Inkuiri
selama Pandemi Covid-19. 4(1), 141–148. Terbimbing Berpengaruh terhadap
Fatwa, M. W., Harjono, A., & Jamaluddin, J. Pemahaman dan Penemuan Konsep dalam
(2018). Pengaruh Model Pembelajaran Pembelajaran PPKn. Jurnal Imiah
Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Pendidikan dan Pembelajaran, 3(1), 96-107.
Proses dan Penguasaan Konsep Sains Putri, S. B., Sarwi, & Akhlis, I. (2018).
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol.5 /No.1 2021
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing… 23
Revi Syafira, Niki Dian Permana, Susilawati, Azhar
DOI: 10.31002/ijel.v5i1.4560
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol.5 /No.1 2021