PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5
SD TARUNA BANGSA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED
LEARNING TAHUN AJARAN 2017/2018 Resty Adelia Novitasari Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Surel : 292013236@student.uksw.edu
Abstract: Increased Creativity and Study Results IPA Students Class 5
Primary School Taruna The Approach In The Problem Based Learning Academic Year 2017 / 2018. The purpose of this research is to find an increase in creativity and study results ipa students class 5 primary school taruna the approach in the problem based learning academic year 2017 / 2018. The subject of this study were students class 5 primary school taruna nation with the number of students 31 consisting of 12 students male and 19 female students.Technique of this data collection using a technique a test and non test.Based on the result of this research, so can be concluded that teachers can apply learning model by adopting the problem based learning because this approach can increase the result of creativity and study results students. Keywords : Creativity , Study results science , Approach based learning problems Abstrak : Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas 5 SD Taruna Bangsa Melalui Pendekatan Problem Based Learning Tahun Ajaran 2017/2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Taruna Bangsa melalui pendekatan Problem Based Learning tahun ajaran 2017/2018. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Taruna Bangsa dengan jumlah siswa 31 terdiri dari 12 siswa pria dan 19 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik tes dan non tes. Berdasarkan pada hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa guru dapat menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning dikarenakan pendekatan ini dapat meningkatkan hasil kreativitas dan hasil belajar siswa.
Kata kunci : Kreativitas, hasil belajar IPA, pendekatan problem based learning
PENDAHULUAN menerapkannya di dalam kehidupan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sehari-hari. Proses pembelajarannya merupakan pembelajaran yang menekankan pada pemberian berhubungan dengan cara mencari pengalaman langsung untuk tahu tentang alam secara sistematis, mengembangkan kompetensi agar sehingga IPA bukan hanya mengenai menjelajahi dan memahami alam penguasaan kumpulan pengetahuan sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA yang berupa fakta-fakta, konsep- diarahkan untuk inkuiri dan berbuat konsep serta prinsip-prinsip saja tetapi sehingga dapat membantu peserta juga merupakan suatu proses didik untuk memperoleh pemahaman penemuan. Pendidikan IPA yang lebih mendalam tentang alam merupakan mata pelajaran yang sekitar (Permendiknas 2006:22). diajarkan di Sekolah Dasar (SD) Berdasarkan temuan diharapkan dapat menjadi wahana Depdiknas (2007), dari hasil bagi siswa untuk mempelajari dirinya penelitian tersebut menunjukkan sendiri dan alam sekitar, serta prospek bahwa masih banyak permasalahan pengembangan lebih lanjut dalam pelaksanaan standar isi mata pelajaran
IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah 13 siswa(42%) . Rendahnya
adalah salah satu mata pelajaran yang hasil belajar siswa tidak lepas dari diajarkan di sekolah dasar (SD). pengaruh guru dalam menyampaikan Dalam proses pembelajarannya IPA materi pembelajaran. Maka dari itu merupakan ilmu pengetahuan yang desain pembelajaran yang baik dengan mempelajari tentang diri sendiri dan menggunakan pendekatan yang sesuai segala sesuatu yang berkaitan dengan karakter siswa penting untuk alam, didalam pelaksanaan dilakukan. Rendahnya hasil belajar pembelajarannya IPA tidak hanya siswa juga dapat dilihat dari kegiatan berfokus pada teori kegiatan di dalam siswa saat kegiatan pembelajaran kelas saja, tetapi siswa juga dapat berlangsung. Pandangan umum melakukan kegiatan praktik sehingga menyatakan bahwa dengan siswa akan mendapatkan pengalaman pembelajaran konvensional yang secara langsung mengenai sering digunakan oleh guru, dirasa pembelajaran yang dilakukan dengan sudah tidak cocok lagi untuk tingkat pemahaman yang lebih baik. digunakan, karena pada dasarnya Berdasarkan hasil observasi metode ini hanya menekankan pada yang dilakukan di kelas 5 SD Taruna keaktifan guru sebagai sumber utama Bangsa ditemukan bahwa dalam dalam mentransfer ilmu. Hal tersebut proses pembelajaran IPA yang didukung dengan pernyataan Kesuma, dilakukan, selama pembelajaran dkk. (2010:56). Seringkali siswa berlangsung guru belum melakukan meminta ijin untuk pergi ke toilet persiapan yang matang. Tidak ada secara bergantian. Bahkan banyak RPP tertulis yang dibawa guru dalam siswa lebih memilih untuk bermain proses pembelajaran , sehingga proses bersama temannya saat kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak belajar berlangsung, tak jarang mereka terencana dan tersusun dengan baik. mencari perhatian dengan membuat Selama pembelajaran guru menjadi gaduh suasana kelas. Hal ini akan pusat pembelajaran proses berdampak pada pemahaman siswa pembelajaran yang dilakukan. Materi terhadap materi pembelajaran dan pembelajaran yang disampaikan guru mempengaruhi hasil belajar mereka. bersumber dari buku pengangan yaitu Selain itu kendala yang buku Paket dan LKS saja, pertukaran dihadapi adalah kreativitas belajar informasi yang bersumber dari guru siswa dalam pembelajaran IPA hanya bersifat informatif tanpa adanya masing kurang, terdapat beberapa pemahaman yang mendalam dari siswa yang hanya menjadi pendengar siswa. Dengan tingkat pemahaman saja selama guru menjelaskan yang rendah dari siswa maka akan pelajaran. Beberapa anak juga menjadi berdampak pada hasil belajar siswa pasif dan tidak memiliki semangat yang tidak maksimal dari nilai Kriteria dalam mengikuti pembelajaran. Anak Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Hal hanya berfokus pada apa yang guru ini terlihat dari hasil tes 31 siswa jelaskan dan membuat pelajaran bahwa 18 siswa (58%) siswa belum menjadi semakin membosankan, memenuhi batas ketuntasan pada sehingga membuat siswa tidak standar (KKM) , dan siswa yang memiliki kreativitas dalam belajar sudah tuntas sesuai standar (KKM) IPA didalam kelas.
83 p-ISSN: 2355 - 1739
e-ISSN: 2407 - 6295 Resty Adelia, Peningkatan Kreativitas Dan …
Setelah mengetahui diajarkan dan dipelajari,” kata Kao.
permasalahan tersebut, diperlukan Terdapat beragam definisi yang model pembelajaran yang sesuai agar terkandung dalam pemgertian siswa dapat memahami materi secara kreativitas. Menurut pandangan David maksimal. Pada umumnya, media Camp, kreativitas adalah salah satu dalam mengajar sangatlah ide atau pemikiran manusia yang berpengaruh dalam proses bersifat inovatif, berdaya guna, dan pembelajaran, setiap mata pelajaran dapat dimengerti. Definisi senada juga yang diajarkan harus sesuai dengan dikemukakan oleh Drevdahl. kemampuan siswa sehingga dapat Menurutnya, kreativitas adalah menguasai materi yang diberikan. kemampuan seseorang menghasilkan Salah satu model pembelajaran yang gagasan baru, berupa kegiatan atau dapat dilakukan untuk mengatasi hal sintetis pemikiran yang mempunyai tersebut adalah dengan menggunakan maksud dan tujuan ditentukan , bukan pendekatan Problem Based Learning fantasi semata (Beni S. Ambarjaya sebagai fokus dalam proses 2012 : 35). pembelajaran. Sehingga siswa terlatih Kreativitas berdasarkan untuk menganalisis dan menemukan pengertian para ahli diatas solusi untuk memecahkan suatu menjelaskan bahwa kreativitas dapat permasalahan dengan kreativitas yang diajarkan dan dipelajari oleh setiap menyenangkan. orang. Anak pada usia dini perlu Kreativitas adalah salah satu untuk kita latih kekreativitasannya potensi alamiah dalam diri anak yang supaya mereka bisa mengembangkan harus dikembangkan secara optimal. kreativitas anak secara optimal. Kreativitas itu sendiri ditumbuhkan di Kreativitas yang dimiliki anak otak kanan, yaitu bagian otak yang merupakan gagasan atau pemikiran memiliki spesifikasi berpikir, yang masih baru yang selalu dapat mengolah data seputar perasaan, dikembangkan oleh masing-masing emosi, seni, dan musik. Semua anak pribadi, sehingga kreativitas yang yang lahir di dunia pasti mempunyai dimiliki seseorang tidak dapat sisi kreativitas, tapi dalam kadar yang dibatasi. berbeda. Tinggi rendahnya kreativitas Suatu proses belajar mengajar anak di pengaruhi oleh dua hal, yaitu terdapat sesuatu yang telah tercapai. faktor genetik ( bawaan lahir) dan Hasil dari proses pembelajaran yang faktor lingkungan. Kreativitas ini akan telah tercapai ini disebut dengan hasil tumbuh secara optimal jika kedua belajar. Hasil belajar yang didapatkan faktor dipadukan secara baik ( Beni S. diharapkan dapat mencapai tujuan Ambarjaya 2012 :33-34). pembelajaran yang diinginkan. Hasil Sebagian orang berpendapat belajar harus diidentifikasi melalui bahwa kreativitas itu hanya dimiliki informasi hasil pengukuran oleh segelintir orang yang berbakat. penguasaan bidang/materi dan aspek John Kao 1996 ( dalam Beni S. perilaku baik melalui teknik tes Ambarjaya 2012: 34-35) membantah maupun non tes. pendapat ini . “ Kita semua memiliki Hanya tetapi dalam Penelitian kemampuan kreatif yang Tindakan Kelas (PTK) yang diteliti memgagumkan, dan kreativitas bisa hanya domain kognitif. Berikut
beberapa pendapat mengenai yang biasa disebut PBL dapat
pengertian hasil belajar. Menurut diartikan sebagai rangkaian aktivitas Nana Sudjana (2009:3) Hasil belajar pembelajaran yang menekankan pada adalah perubahan tingkah laku sebagai proses penyelesaian masalah yang hasil belajar dalam pengertian yang dihadapi secara ilmiah. lebih luas mencakup bidang kognitif, Pembelajaran berbasis afektif, dan psikomotorik. Oemar masalah atau Problem Based Learning Hamalik (2013:33) juga menyatakan merupakan model pembelajaran yang bahwa “Hasil belajar adalah bila berorientasi pada kerangka kerja seseorang belajar maka akan terjadi teoretik konstruktivisme. Dalam perubahan tingkah laku pada model pembelajaran berbasis masalah, seseorang tersebut”. Misalnya dari fokus pembelajaran ada pada masalah tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak yang dipilih sehingga siswa tidak saja mengerti menjadi mengerti. mempelajari konsep-konsep yang Senada dengan pendapat berhubungan dengan masalah tetapi tersebut Abdul Majid (2014:28) juga metode ilmiah untuk menyatakan bahwa hasil belajar memecahkan masalah tersebut. Oleh merupakan suatu puncak proses sebab itu siswa tidak saja harus belajar. Hasil belajar dapat berupa memahami konsep yang relevan dampak pengajaran dan dampak dengan masalah yang menjadi pusat kedua dampak tersebut bermanfaat perhatian, tetapi juga memperoleh bagi guru dan peserta didik. pengalaman belajar yang berhubungan Dari penjelasan yang telah dengan keterampilan menerapkan diuraikan diatas dapat disimpulkan metode ilmiah dalam pemecahan bahwa hasil belajar adalah perubahan masalah dan menumbuhkan pola tingkah laku, yang merupakan akibat berpikir kritis (Hamdayana 2014:210). dari proses belajar yang mencakup Dari pengertian para ahli bidang kognitif, afektif, dan diatas dapat disimpulkan bahwa psikomotorik. Atau adanya perubahan pembelajaran berbasis masalah dalam tingkah laku misalnya dari merupakan pembelajaran yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak meningkatkan kemampuan berfikir mengerti menjadi mengerti. siswa dalam menyelesaikan Pembelajaran berbasis permasalahan, siswa juga dapat masalah merupakan inovasi dalam memberdayakan, mengasah, menguji, pembelajaran karena dalam Problem dan mengembangkan kemampuan Based Learning kemampuan berpikir berfikirnya secara berkesinambungan, siswa betul-betul dioptimalisasikan siswa tidak hanya menggunakan melalui proses kerja kelompok atau konsep yang berhubungan dengan tim yang sistematis, sehingga siswa masalah, tetapi juga metode untuk dapat memberdayakan, mengasah, memecahkan masalah. menguji, dan mengembangkan Langkah-langkah atau sintak kemampuan berpikirnya secara Problem Baseed Learning menurut berkesinambungan (Tan dalam Ibrahim dan nur dan ismail dalam Rusman 2014:229). Sedangkan (Rusman 2014:243) adalah sebagai menurut Hamdayana (2014:209) berikut : Model pembelajaran berbasis masalah
85 p-ISSN: 2355 - 1739
e-ISSN: 2407 - 6295 Resty Adelia, Peningkatan Kreativitas Dan …
Tabel 1 Sintak Problem Based Learning
Sumber : Model-model pembelajaran (Rusman : 2014:243) Fase Indikator Tingkah laku guru Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini subjek yang akan diteliti 1. Orientasi Menjelaskan tujuan siswa pembelajaran, menjelaskan adalah siswa di kelas 5 SD Taruna pada logistic yang diperlukan, dan Bangsa, yang terdiri dari 31 siswa 12 masalah memotivasi siswa terlibat siswa laki-laki dan 19 siswa pada aktivitas pemecahan masalah. perempuan. Penelitian ini dilakukan 2. Mengorga Membantu siswa pada semester 1 tahun ajaran nisasi mendefinisikan dan 2017/2018. Prosedur penelitian yang siswa mengorganisasikan tugas untuk belajar yang berhubungan diterapkan dalam penelitian ini belajar dengan masalah tersebut. berdasarkan pada penelitian tindakan 3. Membimb Mendorong siswa untuk kelas . penelitian ini dilakuka sebayak ing mengumpulkan informasi pengalam yang sesuai, melaksanakan 2 siklus dan setiap siklusnya terdiri an eksperimen untuk dari dua pertemuan. Setiap siklus individual mendapatkan penjelasan dan / pemecahan masalah terdiri dari : perencanaan (planning), kelompok tindakan (acting), pengamatan 4. Mengemb Membantu siswa dalam (observing), dan refleksi ( reflecting). angkan merencanakan dan dan menyiapkan karya yang Teknik yang dipergunakan menyajika sesuai laporan, dan membantu dalam penelitian tindakan kelas ini n hasil mereka untuk berbagai tugas berfungsi sebagai alat untuk karya dengan temannya. 5. Menganal Membantu siswa untuk mengukur kompetensi siswa kelas 5 isis dan melakukan refleksi atau dalam mata pelajaran IPA di SD mengeval evaluasi terhadap Taruna Bangsa setelah melalui proses uasi penyelidikan mereka dan proses proses yang mereka gunakan pembelajaran menggunakan model pemecaha PBL adalah : n masalah a. Tes Tertulis Tes ini digunakan untuk METODE mengukur pencapaian siawa setelah Penelitian Tindakan Kelas ( mempelajari materi yang diajarkan. PTK) adalah penelitian praktis yang Dalam hal ini tes yang digunakan adalah dimaksudkan untuk memperbaiki tes yang bebentuk pilihan ganda yang pembelajaran dikelas. Arikunto digunakan untuk mengukur (2014:129) berpendapat yang sama ketrampilan, kemampuan yang dimiliki bahwa penelitian tindakan kelas oleh individu atau kelompok. adalah salahsatu strategi pemecahan b. Non Tes (observasi) masalah yang memanfaatkan tindakan Observasi merupakan kegiatan nyata dalam bentuk proses yang didalamnya peneliti langsung turun pengembangan inovatif yang “dicoba ke lapangan untuk mengamati perilaku sambil jalan” dalam mendeteksi dan aktivitas individu-individu di lokasi masalah. Pendekatan ini dimaksud penelitian. Dalam penelitian ini untuk mengungkapakan permasalahan observasi yang dilakukan meliputi dalam pelajaran IPA melalui kinerja guru siswa dalam proses belajar pendekatan Problem Based Learning mengajar. yang meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran IPA di kelas 5 SD kreativitas kelas 5 SD Taruna Bangsa. Taruna Bangsa selama ini dianggap Sebelumnya dilakukan tindakan anak- sebagai pembelajaran yang kurang anak masih pasif dan malas menarik oleh siswa, karena guru masih memperlihatkan kreativitas yang menjadi pusat pembelajaran selama jam mereka miliki, namun dengan pelajaran berlangsung. Guru masih membuat peta konsep siswa tertarik menggunakan metode ceramah dan dan terlihat ada 3 kelompok yang aktif tugas saja yang membuat siswa meras dalam membuat peta konsep. Hasil bosan dalam pelajaran yang diberikan pengamatan guru kelas menujukan oleh guru dikelas. Keadaan yang seperti peningkatan pada kreativitas siswa di ini membuat siswa berbicara dengan siklus I ini. Nilai dari pengamatan teman sampingnya, sering ijin kekamar guru selama pembuatan peta konsep mandi,ribut dan membuat kelas tidak menghasilkan nilai kelompok 1 kondusif. (63%), kelompok 2 (78%), kelompok Kondisi ini membuat kreativitas 3(76%),kelompok 4 (85%), kelompok dan hasil belajar siswa rendah. Hal ini 5 (76%), dan kelompok 6 (74%). ditunjukan dengan hasil pengamatan Pada hasil belajar IPA pun pada siswa selama jam pelajaran mengalami peningkatan dengan berlangsung siswa pasif hanya pendekatan Problem Based Learning mendengarkan guru yang sedang ini. Dilihat dari hasil pra siklus yang mengajar dan dari 31 siswa 13 siswa nilai rata-rata mencapai 69 dengan memiliki nilai yang tuntas (42%) dan 18 jumlah 13 siswa tuntas (42%) dan 18 siswa tidak tuntas (58%). Nilai rata-rata siswa tidak tuntas (58%). Setelah 31 siswa di kelas 5SD Taruna Bangsa diberi tindakan pada siklus I, nilai hanya 69 (KKM≥70). rata-rata siswa mencapai 80 dengan Selama pelaksanaan proses jumlah 5 siswa tidak tuntas (16%) dan pembelajaran pada siklus I, seluruh 16 siswa tuntas (84%). kegiatan yang dilakukan oleh guru dan Pada Siklus yang kedua ini siswa diamati oleh peneliti dengan atau yang terakhir siswa semakin menggunakan lembar observasi memperlihatkan peningkatan pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kreativitas dan hasil belajar pelajaran yang telah disesuaikan dengan materi IPA kelas 5 SD Taruna Bangsa. pembelajaran IPA tentang Fungsi Hampir semua siswa aktif membuat organ tubuh pada manusia dan juga peta konsep dengan kreativitas yang menggunakan langkah-langkah mereka miliki dan bekerja sama dalam pembelajaran yang sesuai dengan pembuatan peta konsep tersebut. pendekatan Problem Based Learning. Dilihat dari pengamatan guru semua Hasil observasi Kegiatan Belajar kelompok aktif dalam mengeluarkan Mengajar (KBM) guru dan siswa kreativitas membuat peta konsep. siklus I pertemuan I dan II . Pada siklus I masih ada satu kelompok Setelah pembelajaran yang presentase kreativitas dibawah berlangsung selama dua kali 70%. Hasil belajar pun meningkat pertemuan pada siklus I, siswa yang dengan sangat baik pada siklus ke II terbagi dalam kelompok dalam ini. pembuatan kreativitas peta konsep
87 p-ISSN: 2355 - 1739
e-ISSN: 2407 - 6295 Resty Adelia, Peningkatan Kreativitas Dan …
Setelah pembelajaran dengan pendekatan Problem Based
berlangsung selama dua kali Learning ini. Dilihat dari hasil pra pertemuan pada siklus II, siswa yang siklus yang nilai rata-rata mencapai 69 terbagi dalam kelompok dalam dengan jumlah 13 siswa tuntas (42%) pembuatan kreativitas peta konsep dan 18 siswa tidak tuntas (58%). memperlihatkan meningkatnya Setelah diberi tindakan pada siklus I, kreativitas kelas 5 SD Taruna Bangsa. nilai rata-rata siswa mencapai 80 Sebelumnya pada siklus I masih ada 1 dengan jumlah 5 siswa tidak tuntas kelompok yang presentase kreativitas (16%) dan 16 siswa tuntas (84%). dibawah 70 %, namun setelah siklus II Pada siklus II, nilai rata-rata siswa semua kelompok memiliki presentase semakin meningkat menjadi 87 keberhasilan diatas 70%. Hasil dengan jumlah 1 siswa tidak tuntas presentase meningkat menjadi (3%) dan 30 siswa tuntas (97%). kelompok 1 (82 %), kelompok 2 Perbandingan hasil penelitian pra (91%), kelompok 3( 90 %) kelompok siklus, siklus I, dan siklus II setelah 4 (97%), kelompok 5 (95%) dan dilakukan pengamatan saat proses kelompok 6 (88%). Pada hasil belajar pembelajaran diperoleh data sebagai IPA pun mengalami peningkatan berikut :
kelompok pra siklus, siklus I, siklus II 5 - 5 76 % 5 95 % Pra Siklus Siklus I Siklus II 6 - 6 74 6 88 Kelo Pres Kelo Pres Kelo Pres mpo entas mpo entas mpo entas % % k e k e k e 1 - 1 63 % 1 82 % 2 - 2 78 % 2 91 % 3 - 3 76 % 3 90 %
Berdasarkan data di atas pada membuat peta konsep. Pada siklus II
Siklus I menunjukan masih ada satu terlihat semua kelompok mengalami kelompok yang memiliki hasil peningkatan presentase kreativitas presentase kekreativitasan dalam dalam membuat peta konsep dengan kelompok sebesar 63% dan itu di hasil yang baik, semua kelompok bawah nilai minimal presentase yang memberi hasil diatas minimal di beri sebesar 70% dalam presentase kreativitas. menunjukan kreativitas sisw. dalam Perbandinga hasil belajar pra siklus , akhir siklus diperoleh data sebagai siklus I, dan siklus II setelah berikut : diberikan soal evaluasi pada setiap
Tabel 2. Perbandingan peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus I, siklus II
Pra Siklus Siklus I Siklus II Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase NO NILAI Siswa (%) Siswa (%) Siswa (%)
Berdasarkan data diatas terlihat kesimpulan sendiri melalui
presentase nilai tuntas pada pra siklus pembuktian yang nyata secara sebesar 42%. Pada siklus I sebesar berkelompok dimana guru hanya 84% dan pada siklus II sebesar 97%. bertindak sebagai fasilitator. Inilah Demikian pendekatan Problem Based yang menjadikan siswa terbiasa dan Learning dapat meningkatkan tidak mengalami kesulitan untuk kreativitas dan hasil belajar siswa memecahkan masalah mulai dari pada pelajaran IPA. Ketuntasan masalah yang mudah misalnya belajar pada Peningkatan Kreativitas masalah dalam tes yang diberikan dan Hasil Belajar Siswa kelas 5 SD dalam penelitian sampai masalah Taruna Bangsa Melalui Pendekatan yang lebih kompleks contohnya Problem Based Learning tahun ajaran masalah yang terjadi pada kehidupan 2017/2018 (Resty Adelia Novitasari) sehari-hari siswa. Perubahan pola pikir yang PEMBAHASAN dimiliki siswa membuat hasil Berdasarkan uraian dari hasil peningkatan belajar siswa. Hal ini penelitian yang dilaksanakan pada sesuai dengan adanya penelitian yang kelas 5 SD Taruna Bangsa semester I dilakukan oleh Ruswinarno hasil tahun ajaran 2017/2018 dapat penelitian yang ditunjukkan adanya diketahui adanya peningkatan peningkatan aktivitas siswa pada saat kreativitas dan hasil belajar siswa di menggunakan pendekatan Problem kegiatan pembelajaran siklus I dan Based Learning. Demikian hipotesis siklus II dengan menggunakan tindakan dalam penelitian ini terbukti pendekatan Problem Based bahwa apabila pembelajaran Learning). Hal ini dapat diketahu menerapkan pendekatan Problem Based dari ketuntasan hasil belajar siswa Learning maka dapat meningkatkan pada mata pelajaran IPA dari pra hasil belajar siswa. siklus sampai siklus II. Kreativitas melalui peta konsep, presentasi dalam KESIMPULAN berdiskusi dan keberanian bertanya Berdasarkan hasil penelitian mengalami peningkatan dari sebelum yang telah dilakukan pada siklus 1 tindakan hingga dilaksanakan dan siklus 2 serta pembahasan yang tindakan pada siklus II. sudah diuraikan dapat diambil Hasil dari penelitian kesimpulan bahwa penerapan dengan membuktikan bahwa penggunaan menggunakan pendekatan Problem pendekatan Problem Based Learning Based Learning dapat meningkatkan dapat mengubah pola berpikir siswa kreativitas dan hasil belajar siswa yang awalnya malas menjadi berpikir pada pembelajaran IPA di kelas 5 SD kritis, memiliki peningkatan Taruna Bangsa tahun ajaran kreativitas, dana analitis untuk 2017/2018. Hal ini terlihat pada menjadi ingin tahu dengan hal-hal peningkatan kreativitas dari siklus I yang baru, melaksanakan penelusuran masih ada kelompok dengan nilai ilmiah hingga memperoleh presentase di bawah 70% dan
89 p-ISSN: 2355 - 1739
e-ISSN: 2407 - 6295 Resty Adelia, Peningkatan Kreativitas Dan …
kemudian di siklus II semua Hamalik, Oemar. 2013. Proses
kelompok memiliki nilai presentase Belajar Mengajar. Jakarta: diatas 70% semuanya. Hasil belajar Bumi Aksara. siswa di pra siklus hanya ada 13 siswa yang memperoleh nilai sesuai Hosnan, (2014). Pendekatan Saintifik dengan standar KKM ≥ 70 (42%), dan Kontekstual Dalam pada siklus 1 sebanyak 16 siswa yang Pembelajarann Abad 21. memperoleh nilai sesuai dengan Bogor: Ghalia Indonesia. standar KKM ≥ 70 (84%) , dan di siklus 30 siswa yang memperoleh Jumantha, Hamdayana. (2014). nilai sesuai dengan standar KKM ≥ Model dan Metode 70 (97%). Sehingga dapat dikatakan Pembelajaran Kreatif dan bahwa penelitian ini berhasil karena Berkarakter. Bogor: Ghalia dapat meningkatkan kreativitas dan Aksara. hasil belajar siswa kela 5 SD Taruna Bangsa dalam pelajaran IPA dengan Kesuma, Dharma. 2010. Contextual menggunakan pendekatan problem Teaching and Learning. based leaning. Bandung : Rahayasa Research & Training. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar- Novi Andriastutik, Siti. 2012. dasar Evaluasi Pendidikan. “Penerapan Model Problem Jakarta: Bumi Aksara. Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Dalam Upaya Meningkatkan Penelitian Suatu Pendekatan Hasil Belajar Matematika Praktik. Jakarta: Rineka Siswa Kelas 5 Semester II Cipta. Sekolah Dasar Negeri 6 Sindurejo Tahun Ajaran BSNP. 2006. Standar Isi untuk 2012/2013”. Skripsi. UKSW Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Republik Indonesia. 2006. Peraturan BSNP. Mentri Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekertariat Negara Perida, Frizta Wahyu Pety. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Rusman. 2014. Model-Model Belajar IPA Tentang Sumber Pembelajaran Mengembangkan Daya Alam Melalui Profesionalisme Guru. Penggunaan Model Problem Jakarta: PT Based Learning Siswa Kelas Rajagrafindo Persada 4 SDN 6 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Ruswinarno, 2013.“Penggunaan Model Semester II Tahun Pembelajaran Berbasis Masalah 2012/2013”.Skripsi.UKSW (Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada
Siswa Kelas 6 Semester I SD Warsono & Haryanto, 2012.
Negeri Batiombo 02 Pembelajaran aktif Teori dan Kecamatan Bandar Tahun Assasmen. Surabaya: PT Pelajaran 2013/2014”. Skripsi. Remaja Rosdakarya. UKSW. Scholaria : Jurnal Pendidikan dan Sapriati, Amalia. dkk. 2008. Kebudayaan p-ISSN : 2088- Pembelajaran IPA di SD. 3439 ; e-ISSN : 2549-9653 Jakarta: Universitas Terbuka. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Slameto, dkk. 2012. Asesmen Pembelajaran SD. Salatiga: IndriAnugraheni https://scholar.googl Widya Sari Press Salatiga. e.co.id/citations?hl=en&pli=1 &user=T0G6LTEAAAJ Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Program Studi Pendidikan Prses Belajar Mengajar. Guru Sekolah Dasar, Bandung: PT Remaja Universitas Kristen Satya Rosdakarya. Wacana, Indonesia
Trianto. 2010. Mendesain Model Ambarjaya,Bani S. 2012. Psikologi
Pembelajaran Inovatif- pendidikan dan pengajaran. Progresif. Jakarta: Kencana Yogyakarta : CAPS Prenada Media Group.