Anda di halaman 1dari 10

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5

SD TARUNA BANGSA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED


LEARNING TAHUN AJARAN 2017/2018
Resty Adelia Novitasari
Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Surel : 292013236@student.uksw.edu

Abstract: Increased Creativity and Study Results IPA Students Class 5


Primary School Taruna The Approach In The Problem Based Learning
Academic Year 2017 / 2018. The purpose of this research is to find an increase
in creativity and study results ipa students class 5 primary school taruna the
approach in the problem based learning academic year 2017 / 2018. The subject
of this study were students class 5 primary school taruna nation with the number
of students 31 consisting of 12 students male and 19 female students.Technique
of this data collection using a technique a test and non test.Based on the result of
this research, so can be concluded that teachers can apply learning model by
adopting the problem based learning because this approach can increase the
result of creativity and study results students.
Keywords : Creativity , Study results science , Approach based learning problems
Abstrak : Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas 5 SD
Taruna Bangsa Melalui Pendekatan Problem Based Learning Tahun
Ajaran 2017/2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
kreativitas dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Taruna Bangsa melalui
pendekatan Problem Based Learning tahun ajaran 2017/2018. Subyek penelitian
ini adalah siswa kelas 5 SD Taruna Bangsa dengan jumlah siswa 31 terdiri dari
12 siswa pria dan 19 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data ini
menggunakan teknik tes dan non tes. Berdasarkan pada hasil penelitian ini,
maka dapat disimpulkan bahwa guru dapat menerapkan model pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning dikarenakan
pendekatan ini dapat meningkatkan hasil kreativitas dan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Kreativitas, hasil belajar IPA, pendekatan problem based learning

PENDAHULUAN menerapkannya di dalam kehidupan


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sehari-hari. Proses pembelajarannya
merupakan pembelajaran yang menekankan pada pemberian
berhubungan dengan cara mencari pengalaman langsung untuk
tahu tentang alam secara sistematis, mengembangkan kompetensi agar
sehingga IPA bukan hanya mengenai menjelajahi dan memahami alam
penguasaan kumpulan pengetahuan sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
yang berupa fakta-fakta, konsep- diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
konsep serta prinsip-prinsip saja tetapi sehingga dapat membantu peserta
juga merupakan suatu proses didik untuk memperoleh pemahaman
penemuan. Pendidikan IPA yang lebih mendalam tentang alam
merupakan mata pelajaran yang sekitar (Permendiknas 2006:22).
diajarkan di Sekolah Dasar (SD) Berdasarkan temuan
diharapkan dapat menjadi wahana Depdiknas (2007), dari hasil
bagi siswa untuk mempelajari dirinya penelitian tersebut menunjukkan
sendiri dan alam sekitar, serta prospek bahwa masih banyak permasalahan
pengembangan lebih lanjut dalam pelaksanaan standar isi mata pelajaran

82 p-ISSN: 2355 - 1739


e-ISSN: 2407 - 6295
Jurnal Handayani (JH). Vol 7 (2) Juni 2017, hlm. 82-91

IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah 13 siswa(42%) . Rendahnya


adalah salah satu mata pelajaran yang hasil belajar siswa tidak lepas dari
diajarkan di sekolah dasar (SD). pengaruh guru dalam menyampaikan
Dalam proses pembelajarannya IPA materi pembelajaran. Maka dari itu
merupakan ilmu pengetahuan yang desain pembelajaran yang baik dengan
mempelajari tentang diri sendiri dan menggunakan pendekatan yang sesuai
segala sesuatu yang berkaitan dengan karakter siswa penting untuk
alam, didalam pelaksanaan dilakukan. Rendahnya hasil belajar
pembelajarannya IPA tidak hanya siswa juga dapat dilihat dari kegiatan
berfokus pada teori kegiatan di dalam siswa saat kegiatan pembelajaran
kelas saja, tetapi siswa juga dapat berlangsung. Pandangan umum
melakukan kegiatan praktik sehingga menyatakan bahwa dengan
siswa akan mendapatkan pengalaman pembelajaran konvensional yang
secara langsung mengenai sering digunakan oleh guru, dirasa
pembelajaran yang dilakukan dengan sudah tidak cocok lagi untuk
tingkat pemahaman yang lebih baik. digunakan, karena pada dasarnya
Berdasarkan hasil observasi metode ini hanya menekankan pada
yang dilakukan di kelas 5 SD Taruna keaktifan guru sebagai sumber utama
Bangsa ditemukan bahwa dalam dalam mentransfer ilmu. Hal tersebut
proses pembelajaran IPA yang didukung dengan pernyataan Kesuma,
dilakukan, selama pembelajaran dkk. (2010:56). Seringkali siswa
berlangsung guru belum melakukan meminta ijin untuk pergi ke toilet
persiapan yang matang. Tidak ada secara bergantian. Bahkan banyak
RPP tertulis yang dibawa guru dalam siswa lebih memilih untuk bermain
proses pembelajaran , sehingga proses bersama temannya saat kegiatan
pembelajaran yang dilakukan tidak belajar berlangsung, tak jarang mereka
terencana dan tersusun dengan baik. mencari perhatian dengan membuat
Selama pembelajaran guru menjadi gaduh suasana kelas. Hal ini akan
pusat pembelajaran proses berdampak pada pemahaman siswa
pembelajaran yang dilakukan. Materi terhadap materi pembelajaran dan
pembelajaran yang disampaikan guru mempengaruhi hasil belajar mereka.
bersumber dari buku pengangan yaitu Selain itu kendala yang
buku Paket dan LKS saja, pertukaran dihadapi adalah kreativitas belajar
informasi yang bersumber dari guru siswa dalam pembelajaran IPA
hanya bersifat informatif tanpa adanya masing kurang, terdapat beberapa
pemahaman yang mendalam dari siswa yang hanya menjadi pendengar
siswa. Dengan tingkat pemahaman saja selama guru menjelaskan
yang rendah dari siswa maka akan pelajaran. Beberapa anak juga menjadi
berdampak pada hasil belajar siswa pasif dan tidak memiliki semangat
yang tidak maksimal dari nilai Kriteria dalam mengikuti pembelajaran. Anak
Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Hal hanya berfokus pada apa yang guru
ini terlihat dari hasil tes 31 siswa jelaskan dan membuat pelajaran
bahwa 18 siswa (58%) siswa belum menjadi semakin membosankan,
memenuhi batas ketuntasan pada sehingga membuat siswa tidak
standar (KKM) , dan siswa yang memiliki kreativitas dalam belajar
sudah tuntas sesuai standar (KKM) IPA didalam kelas.

83 p-ISSN: 2355 - 1739


e-ISSN: 2407 - 6295
Resty Adelia, Peningkatan Kreativitas Dan …

Setelah mengetahui diajarkan dan dipelajari,” kata Kao.


permasalahan tersebut, diperlukan Terdapat beragam definisi yang
model pembelajaran yang sesuai agar terkandung dalam pemgertian
siswa dapat memahami materi secara kreativitas. Menurut pandangan David
maksimal. Pada umumnya, media Camp, kreativitas adalah salah satu
dalam mengajar sangatlah ide atau pemikiran manusia yang
berpengaruh dalam proses bersifat inovatif, berdaya guna, dan
pembelajaran, setiap mata pelajaran dapat dimengerti. Definisi senada juga
yang diajarkan harus sesuai dengan dikemukakan oleh Drevdahl.
kemampuan siswa sehingga dapat Menurutnya, kreativitas adalah
menguasai materi yang diberikan. kemampuan seseorang menghasilkan
Salah satu model pembelajaran yang gagasan baru, berupa kegiatan atau
dapat dilakukan untuk mengatasi hal sintetis pemikiran yang mempunyai
tersebut adalah dengan menggunakan maksud dan tujuan ditentukan , bukan
pendekatan Problem Based Learning fantasi semata (Beni S. Ambarjaya
sebagai fokus dalam proses 2012 : 35).
pembelajaran. Sehingga siswa terlatih Kreativitas berdasarkan
untuk menganalisis dan menemukan pengertian para ahli diatas
solusi untuk memecahkan suatu menjelaskan bahwa kreativitas dapat
permasalahan dengan kreativitas yang diajarkan dan dipelajari oleh setiap
menyenangkan. orang. Anak pada usia dini perlu
Kreativitas adalah salah satu untuk kita latih kekreativitasannya
potensi alamiah dalam diri anak yang supaya mereka bisa mengembangkan
harus dikembangkan secara optimal. kreativitas anak secara optimal.
Kreativitas itu sendiri ditumbuhkan di Kreativitas yang dimiliki anak
otak kanan, yaitu bagian otak yang merupakan gagasan atau pemikiran
memiliki spesifikasi berpikir, yang masih baru yang selalu dapat
mengolah data seputar perasaan, dikembangkan oleh masing-masing
emosi, seni, dan musik. Semua anak pribadi, sehingga kreativitas yang
yang lahir di dunia pasti mempunyai dimiliki seseorang tidak dapat
sisi kreativitas, tapi dalam kadar yang dibatasi.
berbeda. Tinggi rendahnya kreativitas Suatu proses belajar mengajar
anak di pengaruhi oleh dua hal, yaitu terdapat sesuatu yang telah tercapai.
faktor genetik ( bawaan lahir) dan Hasil dari proses pembelajaran yang
faktor lingkungan. Kreativitas ini akan telah tercapai ini disebut dengan hasil
tumbuh secara optimal jika kedua belajar. Hasil belajar yang didapatkan
faktor dipadukan secara baik ( Beni S. diharapkan dapat mencapai tujuan
Ambarjaya 2012 :33-34). pembelajaran yang diinginkan. Hasil
Sebagian orang berpendapat belajar harus diidentifikasi melalui
bahwa kreativitas itu hanya dimiliki informasi hasil pengukuran
oleh segelintir orang yang berbakat. penguasaan bidang/materi dan aspek
John Kao 1996 ( dalam Beni S. perilaku baik melalui teknik tes
Ambarjaya 2012: 34-35) membantah maupun non tes.
pendapat ini . “ Kita semua memiliki Hanya tetapi dalam Penelitian
kemampuan kreatif yang Tindakan Kelas (PTK) yang diteliti
memgagumkan, dan kreativitas bisa hanya domain kognitif. Berikut

84 p-ISSN: 2355 - 1739


e-ISSN: 2407 - 6295
Jurnal Handayani (JH). Vol 7 (2) Juni 2017, hlm. 82-91

beberapa pendapat mengenai yang biasa disebut PBL dapat


pengertian hasil belajar. Menurut diartikan sebagai rangkaian aktivitas
Nana Sudjana (2009:3) Hasil belajar pembelajaran yang menekankan pada
adalah perubahan tingkah laku sebagai proses penyelesaian masalah yang
hasil belajar dalam pengertian yang dihadapi secara ilmiah.
lebih luas mencakup bidang kognitif, Pembelajaran berbasis
afektif, dan psikomotorik. Oemar masalah atau Problem Based Learning
Hamalik (2013:33) juga menyatakan merupakan model pembelajaran yang
bahwa “Hasil belajar adalah bila berorientasi pada kerangka kerja
seseorang belajar maka akan terjadi teoretik konstruktivisme. Dalam
perubahan tingkah laku pada model pembelajaran berbasis masalah,
seseorang tersebut”. Misalnya dari fokus pembelajaran ada pada masalah
tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak yang dipilih sehingga siswa tidak saja
mengerti menjadi mengerti. mempelajari konsep-konsep yang
Senada dengan pendapat berhubungan dengan masalah tetapi
tersebut Abdul Majid (2014:28) juga metode ilmiah untuk
menyatakan bahwa hasil belajar memecahkan masalah tersebut. Oleh
merupakan suatu puncak proses sebab itu siswa tidak saja harus
belajar. Hasil belajar dapat berupa memahami konsep yang relevan
dampak pengajaran dan dampak dengan masalah yang menjadi pusat
kedua dampak tersebut bermanfaat perhatian, tetapi juga memperoleh
bagi guru dan peserta didik. pengalaman belajar yang berhubungan
Dari penjelasan yang telah dengan keterampilan menerapkan
diuraikan diatas dapat disimpulkan metode ilmiah dalam pemecahan
bahwa hasil belajar adalah perubahan masalah dan menumbuhkan pola
tingkah laku, yang merupakan akibat berpikir kritis (Hamdayana 2014:210).
dari proses belajar yang mencakup Dari pengertian para ahli
bidang kognitif, afektif, dan diatas dapat disimpulkan bahwa
psikomotorik. Atau adanya perubahan pembelajaran berbasis masalah
dalam tingkah laku misalnya dari merupakan pembelajaran yang
tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak meningkatkan kemampuan berfikir
mengerti menjadi mengerti. siswa dalam menyelesaikan
Pembelajaran berbasis permasalahan, siswa juga dapat
masalah merupakan inovasi dalam memberdayakan, mengasah, menguji,
pembelajaran karena dalam Problem dan mengembangkan kemampuan
Based Learning kemampuan berpikir berfikirnya secara berkesinambungan,
siswa betul-betul dioptimalisasikan siswa tidak hanya menggunakan
melalui proses kerja kelompok atau konsep yang berhubungan dengan
tim yang sistematis, sehingga siswa masalah, tetapi juga metode untuk
dapat memberdayakan, mengasah, memecahkan masalah.
menguji, dan mengembangkan Langkah-langkah atau sintak
kemampuan berpikirnya secara Problem Baseed Learning menurut
berkesinambungan (Tan dalam Ibrahim dan nur dan ismail dalam
Rusman 2014:229). Sedangkan (Rusman 2014:243) adalah sebagai
menurut Hamdayana (2014:209) berikut :
Model pembelajaran berbasis masalah

85 p-ISSN: 2355 - 1739


e-ISSN: 2407 - 6295
Resty Adelia, Peningkatan Kreativitas Dan …

Tabel 1 Sintak Problem Based Learning


Sumber : Model-model pembelajaran (Rusman : 2014:243)
Fase Indikator Tingkah laku guru
Dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini subjek yang akan diteliti
1. Orientasi Menjelaskan tujuan
siswa pembelajaran, menjelaskan
adalah siswa di kelas 5 SD Taruna
pada logistic yang diperlukan, dan Bangsa, yang terdiri dari 31 siswa 12
masalah memotivasi siswa terlibat siswa laki-laki dan 19 siswa
pada aktivitas pemecahan
masalah. perempuan. Penelitian ini dilakukan
2. Mengorga Membantu siswa pada semester 1 tahun ajaran
nisasi mendefinisikan dan 2017/2018. Prosedur penelitian yang
siswa mengorganisasikan tugas
untuk belajar yang berhubungan diterapkan dalam penelitian ini
belajar dengan masalah tersebut. berdasarkan pada penelitian tindakan
3. Membimb Mendorong siswa untuk
kelas . penelitian ini dilakuka sebayak
ing mengumpulkan informasi
pengalam yang sesuai, melaksanakan 2 siklus dan setiap siklusnya terdiri
an eksperimen untuk dari dua pertemuan. Setiap siklus
individual mendapatkan penjelasan dan
/ pemecahan masalah
terdiri dari : perencanaan (planning),
kelompok tindakan (acting), pengamatan
4. Mengemb Membantu siswa dalam (observing), dan refleksi ( reflecting).
angkan merencanakan dan
dan menyiapkan karya yang Teknik yang dipergunakan
menyajika sesuai laporan, dan membantu dalam penelitian tindakan kelas ini
n hasil mereka untuk berbagai tugas
berfungsi sebagai alat untuk
karya dengan temannya.
5. Menganal Membantu siswa untuk mengukur kompetensi siswa kelas 5
isis dan melakukan refleksi atau dalam mata pelajaran IPA di SD
mengeval evaluasi terhadap
Taruna Bangsa setelah melalui proses
uasi penyelidikan mereka dan
proses proses yang mereka gunakan pembelajaran menggunakan model
pemecaha PBL adalah :
n masalah
a. Tes Tertulis
Tes ini digunakan untuk
METODE
mengukur pencapaian siawa setelah
Penelitian Tindakan Kelas (
mempelajari materi yang diajarkan.
PTK) adalah penelitian praktis yang
Dalam hal ini tes yang digunakan adalah
dimaksudkan untuk memperbaiki
tes yang bebentuk pilihan ganda yang
pembelajaran dikelas. Arikunto
digunakan untuk mengukur
(2014:129) berpendapat yang sama
ketrampilan, kemampuan yang dimiliki
bahwa penelitian tindakan kelas
oleh individu atau kelompok.
adalah salahsatu strategi pemecahan
b. Non Tes (observasi)
masalah yang memanfaatkan tindakan
Observasi merupakan kegiatan
nyata dalam bentuk proses
yang didalamnya peneliti langsung turun
pengembangan inovatif yang “dicoba
ke lapangan untuk mengamati perilaku
sambil jalan” dalam mendeteksi
dan aktivitas individu-individu di lokasi
masalah. Pendekatan ini dimaksud
penelitian. Dalam penelitian ini
untuk mengungkapakan permasalahan
observasi yang dilakukan meliputi
dalam pelajaran IPA melalui
kinerja guru siswa dalam proses belajar
pendekatan Problem Based Learning
mengajar.
yang meningkatkan kreativitas dan
hasil belajar siswa.

86 p-ISSN: 2355 - 1739


e-ISSN: 2407 - 6295
Jurnal Handayani (JH). Vol 7 (2) Juni 2017, hlm. 82-91

PEMBAHASAN memperlihatkan meningkatnya


Pembelajaran IPA di kelas 5 SD kreativitas kelas 5 SD Taruna Bangsa.
Taruna Bangsa selama ini dianggap Sebelumnya dilakukan tindakan anak-
sebagai pembelajaran yang kurang anak masih pasif dan malas
menarik oleh siswa, karena guru masih memperlihatkan kreativitas yang
menjadi pusat pembelajaran selama jam mereka miliki, namun dengan
pelajaran berlangsung. Guru masih membuat peta konsep siswa tertarik
menggunakan metode ceramah dan dan terlihat ada 3 kelompok yang aktif
tugas saja yang membuat siswa meras dalam membuat peta konsep. Hasil
bosan dalam pelajaran yang diberikan pengamatan guru kelas menujukan
oleh guru dikelas. Keadaan yang seperti peningkatan pada kreativitas siswa di
ini membuat siswa berbicara dengan siklus I ini. Nilai dari pengamatan
teman sampingnya, sering ijin kekamar guru selama pembuatan peta konsep
mandi,ribut dan membuat kelas tidak menghasilkan nilai kelompok 1
kondusif. (63%), kelompok 2 (78%), kelompok
Kondisi ini membuat kreativitas 3(76%),kelompok 4 (85%), kelompok
dan hasil belajar siswa rendah. Hal ini 5 (76%), dan kelompok 6 (74%).
ditunjukan dengan hasil pengamatan Pada hasil belajar IPA pun
pada siswa selama jam pelajaran mengalami peningkatan dengan
berlangsung siswa pasif hanya pendekatan Problem Based Learning
mendengarkan guru yang sedang ini. Dilihat dari hasil pra siklus yang
mengajar dan dari 31 siswa 13 siswa nilai rata-rata mencapai 69 dengan
memiliki nilai yang tuntas (42%) dan 18 jumlah 13 siswa tuntas (42%) dan 18
siswa tidak tuntas (58%). Nilai rata-rata siswa tidak tuntas (58%). Setelah
31 siswa di kelas 5SD Taruna Bangsa diberi tindakan pada siklus I, nilai
hanya 69 (KKM≥70). rata-rata siswa mencapai 80 dengan
Selama pelaksanaan proses jumlah 5 siswa tidak tuntas (16%) dan
pembelajaran pada siklus I, seluruh 16 siswa tuntas (84%).
kegiatan yang dilakukan oleh guru dan Pada Siklus yang kedua ini
siswa diamati oleh peneliti dengan atau yang terakhir siswa semakin
menggunakan lembar observasi memperlihatkan peningkatan pada
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kreativitas dan hasil belajar pelajaran
yang telah disesuaikan dengan materi IPA kelas 5 SD Taruna Bangsa.
pembelajaran IPA tentang Fungsi Hampir semua siswa aktif membuat
organ tubuh pada manusia dan juga peta konsep dengan kreativitas yang
menggunakan langkah-langkah mereka miliki dan bekerja sama dalam
pembelajaran yang sesuai dengan pembuatan peta konsep tersebut.
pendekatan Problem Based Learning. Dilihat dari pengamatan guru semua
Hasil observasi Kegiatan Belajar kelompok aktif dalam mengeluarkan
Mengajar (KBM) guru dan siswa kreativitas membuat peta konsep.
siklus I pertemuan I dan II . Pada siklus I masih ada satu kelompok
Setelah pembelajaran yang presentase kreativitas dibawah
berlangsung selama dua kali 70%. Hasil belajar pun meningkat
pertemuan pada siklus I, siswa yang dengan sangat baik pada siklus ke II
terbagi dalam kelompok dalam ini.
pembuatan kreativitas peta konsep

87 p-ISSN: 2355 - 1739


e-ISSN: 2407 - 6295
Resty Adelia, Peningkatan Kreativitas Dan …

Setelah pembelajaran dengan pendekatan Problem Based


berlangsung selama dua kali Learning ini. Dilihat dari hasil pra
pertemuan pada siklus II, siswa yang siklus yang nilai rata-rata mencapai 69
terbagi dalam kelompok dalam dengan jumlah 13 siswa tuntas (42%)
pembuatan kreativitas peta konsep dan 18 siswa tidak tuntas (58%).
memperlihatkan meningkatnya Setelah diberi tindakan pada siklus I,
kreativitas kelas 5 SD Taruna Bangsa. nilai rata-rata siswa mencapai 80
Sebelumnya pada siklus I masih ada 1 dengan jumlah 5 siswa tidak tuntas
kelompok yang presentase kreativitas (16%) dan 16 siswa tuntas (84%).
dibawah 70 %, namun setelah siklus II Pada siklus II, nilai rata-rata siswa
semua kelompok memiliki presentase semakin meningkat menjadi 87
keberhasilan diatas 70%. Hasil dengan jumlah 1 siswa tidak tuntas
presentase meningkat menjadi (3%) dan 30 siswa tuntas (97%).
kelompok 1 (82 %), kelompok 2 Perbandingan hasil penelitian pra
(91%), kelompok 3( 90 %) kelompok siklus, siklus I, dan siklus II setelah
4 (97%), kelompok 5 (95%) dan dilakukan pengamatan saat proses
kelompok 6 (88%). Pada hasil belajar pembelajaran diperoleh data sebagai
IPA pun mengalami peningkatan berikut :

Tabel 2. Perbandingan peningkatan kreativitas 4 - 4 85 % 4 97 %


kelompok pra siklus, siklus I, siklus II 5 - 5 76 % 5 95 %
Pra Siklus Siklus I Siklus II 6 - 6 74 6 88
Kelo Pres Kelo Pres Kelo Pres
mpo entas mpo entas mpo entas % %
k e k e k e
1 - 1 63 % 1 82 %
2 - 2 78 % 2 91 %
3 - 3 76 % 3 90 %

Berdasarkan data di atas pada membuat peta konsep. Pada siklus II


Siklus I menunjukan masih ada satu terlihat semua kelompok mengalami
kelompok yang memiliki hasil peningkatan presentase kreativitas
presentase kekreativitasan dalam dalam membuat peta konsep dengan
kelompok sebesar 63% dan itu di hasil yang baik, semua kelompok
bawah nilai minimal presentase yang memberi hasil diatas minimal
di beri sebesar 70% dalam presentase kreativitas.
menunjukan kreativitas sisw. dalam
Perbandinga hasil belajar pra siklus , akhir siklus diperoleh data sebagai
siklus I, dan siklus II setelah berikut :
diberikan soal evaluasi pada setiap

Tabel 2. Perbandingan peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus I, siklus II


Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase
NO NILAI Siswa (%) Siswa (%) Siswa (%)

1 Tuntas 13 42% 16 84% 30 97%


2 Tidak 18 58% 5 16% 1 3%
Tuntas

88 p-ISSN: 2355 - 1739


e-ISSN: 2407 - 6295
Jurnal Handayani (JH). Vol 7 (2) Juni 2017, hlm. 82-91

Jumlah 31 100% 31 100% 31 100%

Berdasarkan data diatas terlihat kesimpulan sendiri melalui


presentase nilai tuntas pada pra siklus pembuktian yang nyata secara
sebesar 42%. Pada siklus I sebesar berkelompok dimana guru hanya
84% dan pada siklus II sebesar 97%. bertindak sebagai fasilitator. Inilah
Demikian pendekatan Problem Based yang menjadikan siswa terbiasa dan
Learning dapat meningkatkan tidak mengalami kesulitan untuk
kreativitas dan hasil belajar siswa memecahkan masalah mulai dari
pada pelajaran IPA. Ketuntasan masalah yang mudah misalnya
belajar pada Peningkatan Kreativitas masalah dalam tes yang diberikan
dan Hasil Belajar Siswa kelas 5 SD dalam penelitian sampai masalah
Taruna Bangsa Melalui Pendekatan yang lebih kompleks contohnya
Problem Based Learning tahun ajaran masalah yang terjadi pada kehidupan
2017/2018 (Resty Adelia Novitasari) sehari-hari siswa.
Perubahan pola pikir yang
PEMBAHASAN dimiliki siswa membuat hasil
Berdasarkan uraian dari hasil peningkatan belajar siswa. Hal ini
penelitian yang dilaksanakan pada sesuai dengan adanya penelitian yang
kelas 5 SD Taruna Bangsa semester I dilakukan oleh Ruswinarno hasil
tahun ajaran 2017/2018 dapat penelitian yang ditunjukkan adanya
diketahui adanya peningkatan peningkatan aktivitas siswa pada saat
kreativitas dan hasil belajar siswa di menggunakan pendekatan Problem
kegiatan pembelajaran siklus I dan Based Learning. Demikian hipotesis
siklus II dengan menggunakan tindakan dalam penelitian ini terbukti
pendekatan Problem Based bahwa apabila pembelajaran
Learning). Hal ini dapat diketahu menerapkan pendekatan Problem Based
dari ketuntasan hasil belajar siswa Learning maka dapat meningkatkan
pada mata pelajaran IPA dari pra hasil belajar siswa.
siklus sampai siklus II. Kreativitas
melalui peta konsep, presentasi dalam KESIMPULAN
berdiskusi dan keberanian bertanya Berdasarkan hasil penelitian
mengalami peningkatan dari sebelum yang telah dilakukan pada siklus 1
tindakan hingga dilaksanakan dan siklus 2 serta pembahasan yang
tindakan pada siklus II. sudah diuraikan dapat diambil
Hasil dari penelitian kesimpulan bahwa penerapan dengan
membuktikan bahwa penggunaan menggunakan pendekatan Problem
pendekatan Problem Based Learning Based Learning dapat meningkatkan
dapat mengubah pola berpikir siswa kreativitas dan hasil belajar siswa
yang awalnya malas menjadi berpikir pada pembelajaran IPA di kelas 5 SD
kritis, memiliki peningkatan Taruna Bangsa tahun ajaran
kreativitas, dana analitis untuk 2017/2018. Hal ini terlihat pada
menjadi ingin tahu dengan hal-hal peningkatan kreativitas dari siklus I
yang baru, melaksanakan penelusuran masih ada kelompok dengan nilai
ilmiah hingga memperoleh presentase di bawah 70% dan

89 p-ISSN: 2355 - 1739


e-ISSN: 2407 - 6295
Resty Adelia, Peningkatan Kreativitas Dan …

kemudian di siklus II semua Hamalik, Oemar. 2013. Proses


kelompok memiliki nilai presentase Belajar Mengajar. Jakarta:
diatas 70% semuanya. Hasil belajar Bumi Aksara.
siswa di pra siklus hanya ada 13
siswa yang memperoleh nilai sesuai Hosnan, (2014). Pendekatan Saintifik
dengan standar KKM ≥ 70 (42%), dan Kontekstual Dalam
pada siklus 1 sebanyak 16 siswa yang Pembelajarann Abad 21.
memperoleh nilai sesuai dengan Bogor: Ghalia Indonesia.
standar KKM ≥ 70 (84%) , dan di
siklus 30 siswa yang memperoleh Jumantha, Hamdayana. (2014).
nilai sesuai dengan standar KKM ≥ Model dan Metode
70 (97%). Sehingga dapat dikatakan Pembelajaran Kreatif dan
bahwa penelitian ini berhasil karena Berkarakter. Bogor: Ghalia
dapat meningkatkan kreativitas dan Aksara.
hasil belajar siswa kela 5 SD Taruna
Bangsa dalam pelajaran IPA dengan Kesuma, Dharma. 2010. Contextual
menggunakan pendekatan problem Teaching and Learning.
based leaning. Bandung : Rahayasa
Research & Training.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar- Novi Andriastutik, Siti. 2012.
dasar Evaluasi Pendidikan. “Penerapan Model Problem
Jakarta: Bumi Aksara. Based Learning (PBL) Pada
Pembelajaran Matematika
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Dalam Upaya Meningkatkan
Penelitian Suatu Pendekatan Hasil Belajar Matematika
Praktik. Jakarta: Rineka Siswa Kelas 5 Semester II
Cipta. Sekolah Dasar Negeri 6
Sindurejo Tahun Ajaran
BSNP. 2006. Standar Isi untuk 2012/2013”. Skripsi. UKSW
Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: Republik Indonesia. 2006. Peraturan
BSNP. Mentri Pendidikan Nasional. Jakarta:
Sekertariat Negara
Perida, Frizta Wahyu Pety. 2012.
Upaya Meningkatkan Hasil Rusman. 2014. Model-Model
Belajar IPA Tentang Sumber Pembelajaran Mengembangkan
Daya Alam Melalui Profesionalisme Guru.
Penggunaan Model Problem Jakarta: PT
Based Learning Siswa Kelas Rajagrafindo Persada
4 SDN 6 Depok Kecamatan
Toroh Kabupaten Grobogan Ruswinarno, 2013.“Penggunaan Model
Semester II Tahun Pembelajaran Berbasis Masalah
2012/2013”.Skripsi.UKSW (Problem Based
Learning) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika pada

90 p-ISSN: 2355 - 1739


e-ISSN: 2407 - 6295
Jurnal Handayani (JH). Vol 7 (2) Juni 2017, hlm. 82-91

Siswa Kelas 6 Semester I SD Warsono & Haryanto, 2012.


Negeri Batiombo 02 Pembelajaran aktif Teori dan
Kecamatan Bandar Tahun Assasmen. Surabaya: PT
Pelajaran 2013/2014”. Skripsi. Remaja Rosdakarya.
UKSW.
Scholaria : Jurnal Pendidikan dan
Sapriati, Amalia. dkk. 2008. Kebudayaan p-ISSN : 2088-
Pembelajaran IPA di SD. 3439 ; e-ISSN : 2549-9653
Jakarta: Universitas Terbuka. Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
Slameto, dkk. 2012. Asesmen
Pembelajaran SD. Salatiga: IndriAnugraheni https://scholar.googl
Widya Sari Press Salatiga. e.co.id/citations?hl=en&pli=1
&user=T0G6LTEAAAJ
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Program Studi Pendidikan
Prses Belajar Mengajar. Guru Sekolah Dasar,
Bandung: PT Remaja Universitas Kristen Satya
Rosdakarya. Wacana, Indonesia

Trianto. 2010. Mendesain Model Ambarjaya,Bani S. 2012. Psikologi


Pembelajaran Inovatif- pendidikan dan pengajaran.
Progresif. Jakarta: Kencana Yogyakarta : CAPS
Prenada Media Group.

91 p-ISSN: 2355 - 1739


e-ISSN: 2407 - 6295

Anda mungkin juga menyukai