Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA


PADA SISWA KELAS 5 SD

Abdi Rizka Nugraha1, Firosalia Kristin2, Indri Anugraheni3


PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana, Jl Diponegoro 52-60 Salatiga
email: abdirizka@gmai.com
1 Mahasiswa, 2, 3 Dosen FKIP PGSD UKSW

Abstract
This study aims to increase the creativity and learning outcomes of science through the learning
model of Project Based Learning. The type of research used is Classroom Action Research (CAR).
The subjects of the research are 5th grade students of SD Negeri Kuwarasan 02. The data collection
techniques used are observation, rubric, test and documentation. Data analysis techniques used in the
form of descriptive quantitative and qualitative. Enhancement of learning creativity in pre cycle
64,34% (not creative), increase in cycle I become 73,90% (creative enough) and in cycle II increase
to 81,99% (creative). While for pre-cycle learning result showed 58,82% (10 students) learning
completeness then increased in cycle I to 76,47% (13 students) and 94,12% (16 students) in cycle II.
So, by applying the learning model of Project Based Learning (PjBL) can improve the creativity and
the results of science learning 5th grade elementary school students.
Keywords : Project Based Learning, Creativity, Learning Outcomes of Science

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkat kreativitas dan hasil belajar IPA melalui model
pembelajaran Project Based Learning. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri Kuwarasan 02. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, rubrik, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan berupa deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Peningkatan kreativitas belajar pada pra siklus
64,34% (tidak kreatif), meningkat pada siklus I menjadi 73,90% (cukup kreatif) dan pada siklus II
meningkat menjadi 81,99% (kreatif). Sedangkan untuk hasil belajar pra siklus menunjukkan
ketuntasan belajar sebesar 58,82% (10 siswa) kemudian meningkat pada siklus I menjadi 76,47% (13
siswa) dan 94,12% (16 siswa) pada siklus II. Jadi, dengan menerapkan model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD.
Kata Kunci : Project Based Learning, Kreativitas, Hasil Belajar IPA

PENDAHULUAN di sekolah. Undang-Undang Nomor 20


Seiring berjalannya waktu, tuntutan tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
sumber daya manusia yang berdaya saing Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan
tinggi di masa yang akan datang perlu nasional adalah mengembangkan potensi
diperhatikan. Persaingan tidak dapat peserta didik agar menjadi manusia yang
dihindari karena tuntutan hidup semakin beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
ketat tiap tahunnya. Pengembangan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
kreativitas dalam kegiatan pembelajaran cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
perlu di tekankan, karena dengan negara yang demokratis serta bertanggung
kreativitas siswa yang meningkat, maka jawab.
hasil belajar siswa juga dapat meningkat, Pembelajaran IPA di sekolah dasar
hal ini dapat memperbaiki mutu mengacu pada kurikulum IPA yang
pendidikan, sehingga tujuan pendidikan menegaskan bahwa dalam pembelajaran
akan tercapai. Namun, hal ini tidak terlepas IPA harus menekankan pada penguasaan
dari peran guru dalam mengembangkan kompetensi yang diperoleh melalui
model pembelajaran yang tepat untuk di serangkaian proses ilmiah. Proses
terapkan dalam kegiatan belajar mengajar pembelajaran IPA yang diharapkan adalah

9
10 Penerapan Model Pembelajaran…

sikap ilmiah siswa, pengembangan mengaktifkan siswa selama proses


keterampilan proses, pemahaman sebuah pembelajaran. Penelitian ini dilakukan
konsep. Pembelajaran IPA tidak sebatas dengan menerapkan model pembelajaran
pada kegiatan menghafalkan materi, tetapi Project Based Learning (PjBL) dimana
juga menekankan pada pemahaman konsep model pembelajaran ini akan mengajak
yang kemudian bermuara pada aplikasi siswa untuk membuat suatu proyek yang
dalam kehidupan nyata (Safarah 2015:333) menghasilkan produk dari pemikiran siswa
Namun kenyataannya proses pembelajaran secara mandiri. Seperti yang dikemukakan
IPA di Indonesia masih cenderung berjalan oleh Thomas (dalam Farid dan
secara konvensional atau tradisional Pramukantoro 2013: 739) Fokus
(pembelajaran masih berpusat kepada guru) pembelajaran terletak pada konsep-konsep
dimana siswa hanya duduk, mendengarkan, dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin
mencatat dan menghafal. Sehingga siswa studi, melibatkan siswa dalam investigasi
kurang tertarik dalam megikuti kegiatan pemecahan masalah dan kegiatan tugas-
belajar mengajar dan siswa merasakan tugas bermakna yang lain, memberi
kebosanan yang pada akhirnya membuat kesempatan siswa bekerja secara otonom
siswa mudah lupa terhadap konsep yang mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri,
telah di ajarkan. Berdasarkan observasi dan mencapai puncaknya menghasilkan
yang dilakukan di SDN Kuwarasan 02 produk nyata.
kelas 5 pada mata pelajaran IPA. Dapat Langkah-langkah pembelajaran
diketahui bahwa ketika proses dalam model pembelajaran Project Based
pembelajaran berlangsung guru sering Learning sebagaimana yang dikembangkan
menggunakan metode ceramah, sehingga oleh The George Lucas Educational
proses pembelajaran yang selama ini Foundation (dalam Wahyu 2017:57) terdiri
dilaksanakan kurang memberikan ruang dari : 1) Start With the Essential Question,
kepada siswa untuk mengolah dimana pembelajaran dimulai dengan
pemikirannya secara mandiri. Kemudian pertanyaan esensial. 2) Design a Plan for
siswa juga jarang diajak untuk membuat the Project, melakukan perencanaan secara
suatu produk dari hasil pemikirannya kolaboratif antara pengajar dan peserta
sendiri, sehingga siswa yang sebenarnya didik agar siswa merasa “memiliki” atas
kreatif kurang diberikan wadah untuk proyek tersebut. 3) Create a Schedule,
mengembangkan kreativitasnya. Selain itu menyusun jadwal aktivitas dalam
dalam pembelajaran siswa masih belajar menyelesaikan proyek. 4) Monitor the
dan mengerjakan soal hanya mengandalkan Students and the Progress of the Project,
buku paket atau LKS dari sekolah saja. memonitor aktivitas peserta didik selama
Keterbatasan pengetahuan yang mereka menyelesaikan proyek. 5) Assess the
dapat dalam pembelajaran dapat Outcome, memberikan penilaian untuk
mengakibatkan kurangnya kreativitas yang membantu pengajar dalam menyusun
dimiliki siswa dan hal ini juga akan strategi pembelajaran berikutnya. 6)
berdampak pada hasil belajar yang belum Evaluate the Experience, pengajar dan
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal peserta didik melakukan refleksi terhadap
(KKM). aktivitas dan hasil proyek yang sudah
Melihat hasil observasi yang sudah dijalankan dengan mengungkapkan
dilakukan, maka dalam meningkatkan perasaan dan pengalaman siswa selama
kreativitas dan hasil belajar dilakukan menyelesaikan proyek.
dengan cara merancang pembelajaran yang Model pembelajaran Project Based
menarik. Pramudita & Anugraheni Learning (PjBL) ini mengajak siswa untuk
(2017:72) berpendapat bahwa pembelajaran membuat suatu proyek yang menghasilkan
adalah suatu aktivitas guru dalam produk dari pemikiran siswa secara
merancang pembelajaran yang mampu mandiri. Sehingga dalam pelaksanaan
KALAM CENDEKIA, Volume 6, Nomor 4.1, hlm. 9 – 15 11

pembelajaran siswa akan memperlihatkan adalah kemampuan siswa untuk meninjau


kreativitas yang dimilikinya dan hasil atau mengecek kembali suatu persoalan
pemahaman siswa akan materi yang yang sedang dihadapi berdasarkan
disampaikan dapat diterima oleh siswa pandangan atau perspektif yang berbeda
akan menghasilkan hasil belajar yang dengan apa yang sudah diketahui
maksimal karena proses pembelajaran yang sebelumnya oleh banyak orang.
tidak membosankan. Kristin (2016:10) Kegiatan belajar mengajar di
berpendapat bahwa kreativitas adalah sekolah memiliki tujuan yaitu hasil belajar
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk yang baik. Raharjo dan Anugraheni
menghasilkan sesuatu yang baru dari ide, (2017:15) berpendapat bahwa hasil belajar
dan gagasan yang dimilikinya sehingga adalah kemampuan-kemampuan yang
yang dihasilkan tersebut memiliki daya dimiliki siswa setelah ia menerima
guna. Sedangkan menurut Supriadi (dalam pengalaman belajarnya. Hasil belajar
Rachmawati dan Kurniati 2011:13) berarti hasil yang diperoleh seseorang
kreativitas merupakan kemampuan dari aktivitas yang dilakukan dan
seseorang dalam menemukan gagasan baru mengakibatkan terjadinya perubahan
yang relatif berbeda dengan apa yang telah tingkah laku (Kristin 2016:78). Hasil
ada sebelumnya. Berdasarkan pendapat dari belajar yang baik menunjukan keberhasilan
beberapa ahli diatas dapat disimpulkan dalam kegiatan belajar mengajar dimana
bahwa kreativitas adalah kemampuan yang pengukuran hasil belajar ini dilakukan
dimiliki seseorang untuk meciptakan dengan serangkaian tes. Hal ini sesuai
sesuatu berdasarkan hasil pemikirannya dengan pendapat yang dikemukakan
sendiri, namun perlu digaris bawahi yaitu Anugrahaeni (2017:249) hasil belajar siswa
ciptaan yang dihasilkan tidak selalu berupa dapat diukur dengan menggunakan tes hasil
produk baru, melainkan hasil kombinasi belajar atau tes prestasi belajar ataupun
dari ciptaan yang sudah ada ataupun achievement test. Berdasarkan pendapat
mengambil keunggulan dari unsur-unsur dari beberapa ahli diatas maka dapat
suatu ciptaan sebelumnya dengan inovasi disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
yang lebih baru. kemampuan yang dimiliki seseorang
Dalam meningkatkan kreativitas berdasarkan pengalaman belajarnya baik
belajar siswa, diperlukan aspek-aspek dari segi kognitif, afektif dan juga
indikator yang dapat mengukur tingkat psikomotorik yang dapat diukur
kreativitas siswa. Pengukuran kreativitas menggunakan serangkaian tes.
dalam penelitian ini mengacu pada
indikator kreativitas yang dikembangkan METODE PENELITIAN
oleh Guilford (dalam Suratno 2012:256) Penelitian ini merupakan Penelitian
yaitu: 1) Kelancaran (fluency) adalah Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
kemampuan siswa untuk menghasilkan selama dua siklus untuk meningkatkan
banyak gagasan secara mandiri. 2) kreativitas dan hasil belajar IPA siswa kelas
Keluwesan (flexibility) adalah kemampuan 5 SD dengan menerapkan model
siswa untuk mengemukakan bermacam- pembelajaran Project Based Learning
macam pemecahan masalah atau (PjBL). Menurut Sanjaya (2016:1)
pendekatan terhadap masalah yang sedang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupkan
dihadapi. 3) Keaslian (originality) adalah salah satu teknik agar pembelajaran yang
kemampuan siswa untuk mencetuskan dikelola guru selalu mengalami
berbagai gagasan dengan cara-cara yang peningkatan melalui perbaikan terus
asli berdasarkan pemikirannya sendiri dan menerus. Penelitian dilaksanakan di SD
dengan cara-cara yang tidak klise atau Negeri Kuwarasan 02 pada bulan April
mengubah makna yang sebelumnya sudah sampai dengan bulan Mei 2018. Teknik
diketahui. 4) Penguraian (elaboration) pengumpulan data yang digunakan dalam
12 Penerapan Model Pembelajaran…

penelitian ini adalah dengan menggunakan Tabel 1.1


1) Observasi yang dilakukan untuk Perbandingan Presentase Distribusi
mengamati respon siswa dalam menerima Kreativitas Belajar IPA pada Pra Siklus,
pembelajaran dan digunakan untuk Siklus I, Siklus II
mengamati kegiatan yang dilakukan oleh Pra Siklus Siklus I Siklus II
No Nilai
guru dalam menyampaikan pembelajaran f % f % f %
sehingga dapat mengetahui sejauh mana 1. Tuntas 10 58,82 13 76,47 16 94,12
kesesuaian antara rencana pembelajaran Tidak
2. 7 41,18 4 23,53 1 5,88
Tuntas
yang sudah didesain. 2) Rubrik digunakan
Total 17 100 17 100 17 100
untuk mengukur tingkat kreativitas yang Rata-Rata
dimiliki siswa. 3) Tes yang digunakan 68,59 75,88 84,78
Kelas
adalah tes tertulis, tes ini dilakukan untuk Nilai
86 95 100
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa Tertinggi
terhadap materi yang diajarkan. 4) Nilai
40 55 63,6
Terendah
Dokumentasi digunakan untuk menunjukan
kegiatan yang sudah dilakukan selama
penelitian. Teknik analisis data yang Tabel 1.1 diatas menunjukkan
digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan kreativitas belajar IPA SD
deskriptif kuantitatif dan deskripsi Negeri Kuwarasan 02 meningkat, hal ini
kualitatif. Deskriptif kuantitatif yang dapat dilihat dari kategori sangat kreatif
dimaksud dalam penelitian ini adalah pada pra siklus sebesar 0%, pada siklus I
presentase dari hasil tes evaluasi pada tiap meningkat menjadi 11,77%, dan pada
siklus yang sudah dilaksanakan, sedangkan siklus II menjadi 23,53%. Dalam kategori
deskripsi kualitatif adalah penjabaran kreatif pada pra siklus sebesar 11,77%,
berupa penjelasan dan juga keterangan dari pada siklus I meningkat menjadi 23,53%,
hasil observasi kegiatan yang dilakukan dan pada siklus II meningkat menjadi
oleh guru dan siswa. 29,41%. Selanjutnya pada kategori cukup
kreatif pada pra siklus sebesar 29,41%.
Pada siklus meningkat menjadi 35,29%,
HASIL PENELITIAN DAN
dan pada siklus II menjadi 41,18%.
PEMBAHASAN
Kemudian pada kategori tidak kreatif pada
Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang sudah pra siklus sebesar 58,82%, pada siklus I
dilakukan dengan menggunakan model menurun menjadi 29,41% dan pada siklus
pembelajaran Project Based Learning II menurun menjadi 5,88%. Pada kategori
(PjBL) menunjukan adanya peningkatan sangat tidak kreatif pra siklus, siklus I dan
kreativitas dan hasil belajar IPA siswa kelas siklus II tidak mengalami perubahan yaitu
5 SD Negeri Kuwarasan 02. Peningkatan 0%. Berdasarkan data diatas, diperoleh
kreativitas belajar IPA dibuktikan pada presentase kreativitas belajar yang
tabel di bawah ini. menunjukan peningkatan pada pra siklus
sebanyak 64,34% (tidak kreatif), pada
diklus I meningkat menjadi 73,90% (cukup
kreatif), dan pada siklus II meningkat
menjadi 81,99% (kreatif).
Peningkatan hasil belajar IPA pada
siswa kelas 5 SD Negeri Kuwarasan 02
dengan menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) dibuktikan
pada tabel di bawah ini.
KALAM CENDEKIA, Volume 6, Nomor 4.1, hlm. 9 – 15 13

Tabel 1.2 siklusnya dari pra siklus, siklus I hingga


Perbandingan Presentase Distribusi siklus II.
Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus, Peningkatan kreativitas belajar IPA
Siklus I, dan Siklus II dapat dilihat pada pra siklus yang
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II menunjukan kategori sangat kreatif terdapat
N Kreati- 0 siswa (0%), meningkat pada siklus I
o vitas f % f % f % menjadi 2 siswa (11,77%) dan pada siklus
Belajar II meningkat menjadi 4 siswa (23,53%).
Sangat
1.
Kreatif
0 0 2 11,77 4 23,53 Pada kategori kreatif terdapat 2 siswa
2. Kreatif 2 11,77 4 23,53 5 29,41 (11,77%), meningkat pada siklus I menjadi
Cukup 4 siswa (23,53%) dan pada siklus II
3. 5 29,41 6 35,29 7 41,18 meningkat menjadi 5 siswa (29,41). Pada
Kreatif
4.
Tidak
10 58,82 5 29,41 1 5,88
kategori cukup kreatif terdapat 5 siswa
Kreatif (29,41%), meningkat pada siklus I menjadi
Sangat 6 siswa (35,29%) dan pada siklus II
5. 0 0 0 0 0 0
Tidak
Presentase
meningkat menjadi 7 siswa (41,18%). Pada
Kreativitas 64,34% 73,90% 81,99% kategori tidak kreatif terdapat 10 siswa
Belajar (58,82%), mengalami penurunan pada
Kategori Kelas
Tidak Cukup
Kreatif siklus I menjadi 5 siswa (29,41%) dan pada
Kreatif Kreatif siklus II juga mengalami penurunan
menjadi 1 siswa (5,88%). Pada kategori
Berdasarkan tabel 1.2 terlihat sangat tidak kreatif tidak mengalami
bahwa pada pra siklus dimana belum perubahan yaitu tetap sebanyak 0 siswa
diterapkannya model pembelajaran Project (0%) dari pra siklus hingga siklus II.
Based Learning (PjBL) terdapat 10 siswa Berdasarkan data diatas, diperoleh
yang sudah tuntas atau 58,82% dengan presentase kreativitas belajar yang
rata-rata 68,59. Kemudian setelah menunjukan peningkatan pada pra siklus
menerapkan model pembelajaran Project sebanyak 64,34% yang menunjukan
Based Learning (PjBL) terdapat kategori kelas tidak kreatif, pada siklus I
peningkatan dimana siswa yang sudah meningkat menjadi 73,90% yang
tuntas menjadi 13 siswa atau 76,47% menunjukan kategori kelas cukup kreatif,
dengan rata-rata 75,88. Terdapat dan siklus II meningkat menjadi 81,99%
peningkatan pula pada siklus I ke siklus II yang menunjukan kategori kelas kreatif.
dimana siswa yang sudah tuntas menjadi 16 Hasil penelitian ini sesuai dengan
siswa atau 94,12% dengan rata-rata 84,78. penelitian yang sudah dilakukan
Kemudian pada siswa yang belum tuntas sebelumnya oleh Anggraeni (2016) dengan
ada 7 siswa pada pra siklus mengalami mengggunakan model pembelajaran
penurunan menjadi 4 siswa pada siklus I Project Based Learning pada mata
dan mengalami penurunan pada siklus II pelajaran IPA materi pernapasan manusia
menjadi 1 siswa. dapat meningkatkan kreativitas siswa.
Meningkatnya kreativitas belajar pada tiap
Pembahasan siklusnya sesuai dengan pendapat dari
Berdasarkan hasil penelitian yang Komarudin (2011:279) mengatakan bahwa
sudah dilaksanakan pada kelas 5 SD Negeri kreativitas biasanya diartikan sebagai
Kuwarasan 02 semester II Tahun ajaran kemampuan untuk menciptakan suatu
2017/2018 dengan menggunakan model produk baru. Ciptaan itu tidak perlu seluruh
pembelajaran Project Based Learning produknya harus baru, mungkin saja
(PjBL) menunjukan adanya peningkatan gabungannya atau kombinasinya,
kreativitas dan hasil belajar pada tiap siklus sedangkan unsur-unsurnya sudah ada
kreativitas dan hasil belajar pada tiap sebelumnya.
14 Penerapan Model Pembelajaran…

Selanjutnya peningkatan pada hasil Sehingga siswa merasa memiliki atas hasil
belajar siswa dapat dilihat dari pra siklus karya yang dibuat.
terdapat 10 siwa yang sudah tuntas
(58,82%) dan 7 siswa yang tidak tuntas SIMPULAN DAN SARAN
(41,18%). Kemudian pada siklus I terdapat Berdasarkan pembahasan diatas,
pemningkatan, hal ini ditunjukan dengan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
adanya 13 siswa yang sudah tuntas model pembelajaran Project Based
(76,47%) dan 4 siswa yang tidak tuntas Learning (PjBL) dapat meningkatkan
(25,53%). Pada siklus II juga terdapat kreativitas dan hasil belajar IPA kelas 5 SD
peningkatan, hal ini ditunjukan dengan Negeri Kuwarasan 02 semester 2 tahun
adanya 16 siswa yang sudah tuntas ajaran 2017/2018. Hal ini dapat dilihat dari
(94,12%) dan 1 siswa yang tidak tuntas hasil penelitian bahwa terjadi peningkatan
(5,88%). Hasil penelitian ini sesuai dengan presentase kreativitas belajar pada pra
penelitian yang sudah dilakukan siklus sebanyak 64,34% yang menunjukan
sebelumnya oleh Septiasih, Japa dan Arini kategori kelas tidak kreatif, pada siklus I
(2016) dimana tes hasil belajar IPA yang meningkat menjadi 73,90% yang
sudah dilakukan dengan menerapkan model menunjukan kategori kelas cukup kreatif,
pembelajaran Project Based Learning dapat dan siklus II meningkat menjadi 81,99%
meningkatkan hasil belajar IPA SD. yang menunjukan kategori kelas kreatif.
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
yang sudah dilakukan oleh Safarah model pembelajaran Project Based
(2015:335) bahwa pada siklus I persentase Learning dapat meningkatkan kreativitas
ketuntasan hasil belajar dapat meningkat dan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5
dengan menggunakan model pembelajaran SD.
Project Based Learning. Berdasarkan simpulan di atas maka
Peningkatan hasil belajar dalam disarankan : 1) Bagi siswa dapat
penelitian ini dipengaruhi beberapa faktor, menciptakan suasana menyenangkan
seperti yang dikemukakan oleh Suryabrata selama proses belajar sehingga siswa
dalam Aritonang (2008:14) faktor-faktor diharapkan memiliki kreativitas dan hasil
yang mempengaruhi hasil belajar belajar yang meningkat. 2) Bagi guru dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1) faktor menerapkan model pembelajaran Project
dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat Based Learning (PjBL) sebagai salah satu
mempengaruhi belajar yang berasal dari metode yang dapat membantu guru dalam
diri siswa sendiri, 2) faktor dari luar yaitu menyampaikan materi tentang konsep-
faktor-faktor yang berasal dari luar siswa konsep IPA agar lebih mudah dipahami
atau lingkungan sosial siswa, dan 3) faktor siswa. 3) Bagi sekolah dapat
instrumen yaitu faktor yang berhubungan mengembangkan model pembelajaran yang
dengan perangkat pembelajaran seperti bervariasi untuk peningkatan mutu
kurikulum, struktur program, sarana dan pembelajaran. 4) Bagi Peneliti dapat
prasarana pembelajaran (media menambah referensi untuk pembuatan
pembelajaran), serta guru sebagai landasan teori dalam penelitian yang
perancang pembelajaran. menggunakan model pembelajaran Project
Yang membedakan penelitian ini Based Learning (PjBL).
dengan penelitian sebelumnya adalah alat
ukur yang digunakan untuk mengukur DAFTAR PUSTAKA
kreativitas belajar siswa menggunakan Anggraeni, D. (2016). Meningkatkan
rubrik kreativitas. Selain itu pada proses Kreativitas Siswa dengan
pembuatan proyek, siswa menentukan alat, Menggunakan Model Project Based
bahan dan cara pembuatan sendiri. Learning pada Mata Pelajaran IPA
Materi Pernapasan Manusia
KALAM CENDEKIA, Volume 6, Nomor 4.1, hlm. 9 – 15 15

(Penelitian Tindakan Kelas di Pelajaran Ipa. E-Jurnal


Kelas V SDN Cangkuang 5 Mitra Pendidikan, 1(2), 12-20.
Kabupaten Bandung) (Doctoral Safarah, A. A. (2015). The Use of Project
dissertation, FKIP UNPAS). Based Learning (PjBL) Model by
Anugraheni, I. (2017). Penggunaan Concrete Media in Improving
Portofolio dalam Perkuliahan Natural Science Learning at Fifth
Penilaian Pembelajaran. Jurnal Grade Student of SDN 5 Kutosari in
Pendidikan Dasar Perkhasa, 3(1), The Academic Year
246-258. 2014/2015. KALAM CENDEKIA
Farid, M., & Pramukantoro, J. A. (2013). PGSD KEBUMEN, 3(3.1).
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Sanjaya, W. (2016). Penelitian tindakan
Berbasis Proyek Terhadap Hasil kelas. Jakarta: Kencana Prenada
Belajar Siswa Pada Standar Media Group.
Kompetensi Menerapkan Dasar- Septiasih, N. W. A., Japa, I. G. N., & Arini,
Dasar Teknik Digital di SMKN 2 N. W. (2016). Penerapan
Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Project Based Learning Berbantuan
Elektro, 02 (02), 737-743. Video Untuk Meningkatkan
Komarudin, D. (2018). Hubungan antara Aktivitas dan Hasil Belajar IPA
kreativitas dengan prestasi di SD. MIMBAR PGSD Undiksha,
belajar siswa. Psympathic: Jurnal 4(1).
Ilmiah Psikologi, 4(1), 278-288. Suratno, T. (2012). Pengembangan
Kristin, F. (2016). Penerapan Model Kreativitas Siswa dalam
Pembelajaran Active Learning Pembelajaran Sains di Sekolah
Untuk Menigkatkan Kreativitas Dasar. Sampoerna Fondation
Belajar Mahasiswa Pada Mata Institut.
Kuliah Konsep Dasar I IPS. Jurnal Wahyu, R. (2017). Implementasi Model
Pendidikan Edutama, 3(2), 9-19. Project Based Learning (PJBL)
Kristin, F. (2016). Efektivitas Model Ditinjau dari Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Kurikulum 2013. Jurnal
Ditinjau Dari Hasil Belajar Ips Tecnoscienza, 1(1), 49-62.
Siswa Kelas 4 SD. Scholaria:
Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 6(2), 74-79.
Pramudita, W., & Anugraheni, I. (2017).
Studi Penguasaan Matematika dan
Bahasa Inggris Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD).
Scholaria&58; Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, 7(1), 70-82.
Rachmawati, Y., & Kurniati, E. (2011).
Strategi Pengembangan Kreativitas
Pada Anak. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Raharjo, P. B., & Anugraheni, I. (2017).
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Kooperatif
Model Inquiry pada Mata

Anda mungkin juga menyukai