Anda di halaman 1dari 112

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

MENGIDENTIFIKASI TEKS PROSEDUR MELALUI


MODEL DISCOVERY LEARNING MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA PESERTA
DIDIK KELASVII A SEMESTER 1 TAHUN
PELAJARAN 2020/2021UPTD SMP NEGERI 1 KOKOP

PROPOSAL PTK

Oleh:
ROKIP, S. Pd

Dikumpulkan Dalam Rangka Mengikuti Kegiatan


PPG dalam Jabatan Tahun 2020

FKIP UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG


OKTOBER 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesi adalah pelajaran yang paling sulit. Berdasarkan hasil


pengamatan dapat diketahui 90 % siswa tidak berani mengajukan pertanyaan pada
saat pembelajaran berlangsung dan 85% siswa lamban dan kurang terampil dalam
mengerjakan latihan soal. Adanya serangkaian permasalahan di atas menyebabkan
proses kegiatan belajar mengajar tidak sesuai dengan yang diharapkan yakni siswa
aktif mengikuti pelajaran dan hasil belajar juga meningkat.
Untuk itu, jika seorang guru mengharapkan agar siswanya dapat hidup
dengan penuh semangat dan produktif dalam melaksanakan tugas dan profesinya
kelak, maka guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang dapat membawa
siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Adanya keinginan tersebut
memunculkan temuan-temuan baru dalam psikologi perkembangan dan psikologi
belajar. Hamalik (2005b: 170) menyebutkan dari hasil penelitian para ahli
menyatakan bahwa ” Siswa adalah suatu organisme hidup, di dalam dirinya
beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang.
Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif yang berkeinginan untuk berbuat dan
bekerja sendiri “. Temuan tersebut menyebabkan pandangan terhadap
pembelajaran berubah, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang
menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan belajar sambil bekerja.
Dengan bekerja mereka akan memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek-
aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan segenap inovasi dan berpikir
kreatif untuk hidup di dalam masyarakat. Pembelajaran yang demikian akan
mencapai optimal apabila siswa yang banyak melakukan aktivitas dibandingkan
dengan guru yang melakukan aktivitas. Oleh karena itu strategi yang baik adalah
strategi yang dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul:
”Peningkatan Hasil Belajar Mengidentifikasi Teks Prosedur Melalui Model
Discovery Learning Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Peserta Didik
KelasVII A Semester 1Tahun Pelajaran 2020/2021UPTD SMP Negeri 1
Kokop”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi mengidentifikasi
teks prosedur, siswa kelas VII A UPTD SMP Negeri 1 Kokop?
2) Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa melalui penerapan model
pembelajaran Discovery Learning pada materi mengidentifikasi teks prosedur,
siswa kelas VII A UPTD SMP Negeri 1 Kokop?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Discovery Learning untuk
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi
mengidentifikasi teks prosedur, siswa kelas VII A UPTD SMP Negeri 1
Kokop.
2) Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada materi
teks prosedur, siswa kelas VII A UPTD SMP Negeri 1 Kokop.

1.4 Manfaat Penelitian


Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
pembelajaran berbasis masalah dan pemberian tugas dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
2. Hasil penelitian ini dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran
yang dihadapi dalam proses pembelajaran dan menambah wawasan dalam
melaksanakan pembelajaran secara efektif untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa pada materi mengidentifikasi teks prosedur
3. Dengan diterapkan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran
siswa dapat aktif berbuat, merasa senang dan dapat menguasai konsep bahasa
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

1.5 Hipotesis Tindakan


Menurut Arikunto (2002: 64) hipotesis adalah jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Berdasarkan teori-teori yang ada, maka hipotesis dalam tindakan
ini adalah Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk meningkatkan
Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pada materi mengidentifikasi teks prosedur
Siswa Kelas VII A UPTD SMP Negeri 1 Kokop.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


Dalam penelitian ini ruang lingkup pembelajaran yang dibahas adalah
pelajaran matematika pada kompetensi dasar 3.5 Mengidentifikasi ciri, dan jenis
teks prosedur yang dibaca dan didengar. Sedangkan subjek penelitian adalah
siswa kelas VII A UPTD SMP Negeri 1 Kokop semester 1 tahun pelajaran
2020/2021.
1.7 Penegasan Istilah
Adapun pengertian dari istilah yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Penerapan adalah suatu cara, proses perbuatan mempraktekkan
2) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman atau yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
3) Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning)
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu
terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan
beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi,
klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas
disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental
process of assimilating concepts and principles in the mind.
4) Aktivitas belajar adalah aktivitas siswa yang bersifat mental ataupun fisik
5) Prestasi belajar adalah sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa
dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam
jangka waktu tertentu.
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1 Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)


2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran
Dalam UU No. 23 tahun 2003 tentang sisdiknas pada pasal 1, ayat 20
dinyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan
pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Sejalan dengan UU
Sisdiknas tersebut permendikbud RI No. 103 Tahun 2014 pasal 1 lebih jelas
menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antarsiswa dan antara
siswa dengan pendidik dan suber belajar pada suatu lingkungan belajar (BSNP,
2016). Mengacu pada pengertian pembelajaran tersebut dapat kita pahami bahwa
dalam pembelajaran ada tiga unsur penting yaitu : 1) subjek, 2) aktivitas atau
proses interaksi, dan 3) lingkungan belajar. Siswa dan guru adalah subjek yang
aktif.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model
tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai
kompetensi atau tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran
adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut
pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dalam suatu model pembelajaran
ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut
tahapan-tahapan, prinsi-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang yang
disyaratkan.
Menurut Winataputra (2001) dalam modul PPG Daring model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran dapat
berfungsi atau bermanfaat sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan guru dalam merancaknakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model
pembelajaran memiliki lima unsur dasar sebagaimana dikeukakan oleh Jyce dan
weil (1996) dan winaputra (2001), yaitu a) sintakmatik, b) sistem sosial, c) prinsip
reaksi, d) sistem pendukung, dan dampak instruksional dan pengiring.
Dari pendapat ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu pola atau perencanaan yang dirancang untuk
menciptakan pembelajaran di kelas secara efektif dan eisien untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Model pembelajaran dapat dijadikan sebagai salah satu cara
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

2.2.2 Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)


Berdasarkan Sund, Discovery learning merupakan aktivitas intelektual
siswa dimana mereka mampu menguraikan sebuah prinsip atau konsep. Aktivitas
intelektual diantaranya adalah mengobservasi, memahami, mampu
mengklasifikasikan, menciptakan asumsi, menjabarkan, menakar, menciptakan
kesimpulan (Suryabrata, 2002:193).
Berlandaskan Hosnan (2014:282), discovery learning adalah model
pengembangan kemampuan belajar aktif pada siswa agar bisa investigasi dan
mendapatkan ilmu secara mandiri. Dengan belajar aktif ini siswa juga bisa dilatif
berpikir secara analisis dan problem solving sehingga ilmu pengetahuan bisa
bertahan lama dalam diri siswa.
Berdasarkan Ruseffendi (2006:329), Model pembelajaran discovery
learning merupakan model yang mengelola pembelajaran yang bisa membuat
siswa mendapatkan ilmu pengetahuan secara mandiri dan belum diketahui oleh
dirinya secara aktif.
Berlandaskan Kurniasih, dkk (2014:64), discovery learning adalah
aktivitas pembelajaran dimana materi disampaikan secara langsung kepada siswa.
Selanjutnya siswa dianjurkan untuk mengelola materi tersebut secara mandiri.
Dimana mereka harus bisa menemukan konsep berdasarkan data atau informasi
dengan cara penelitian.Mengacu pada pendapat-pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis penemuan merupakan kerangka
konseptual tentang proses pembelajaran yang menggunakan penemuan riil dalam
kehidupan nyata (otentik), bersifat tidak tentu, terbuka untuk merangsang dan
menantang siswa berpikir kritis untuk memecahkannya.
Tabel 1. Sintak model Discovery Learning (Arends, 1996;2004)
No Sintak Kegiatan guru Kegiatan siswa
1 Tahap 1 Guru memulai kegiatan Peserta didik
Pemberian rangsangan pembelajaran dengan dihadapkan pada sesuatu
(stimulation) mengajukan pertanyaan, yang menimbulkan
kebingungannya,
anjuran membaca buku,
kemudian dilanjutkan
dan aktivitas belajar untuk tidak memberi
lainnya yang mengarah generalisasi, agar timbul
pada persiapan keinginan untuk
pemecahan masalah. menyelidiki sendiri.

Stimulasi pada fase ini


berfungsi untuk
menyediakan kondisi
interaksi belajar yang
dapat mengembangkan
dan membantu peserta
didik dalam
mengeksplorasi bahan.

2 Tahap 2: Guru memberi Permasalahan yang


Pernyataan/identifikasi kesempatan kepada dipilih itu selanjutnya
masalah (problem peserta didik untuk harus dirumuskan dalam
statement) mengidentifikasi bentuk pertanyaan, atau
sebanyak mungkin hipotesis, yakni
agenda-agenda masalah pernyataan sebagai
yang relevan dengan jawaban sementara atas
bahan pelajaran, pertanyaan yang
kemudian salah satunya diajukan.
dipilih dandirumuskan
dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atas
pertanyaan masalah).

3 Tahap 3: Ketika eksplorasi Tahap ini berfungsi


Pengumpulan data berlangsung guru juga untuk menjawab
(data collection) memberi kesempatan pertanyaan atau
No Sintak Kegiatan guru Kegiatan siswa
kepada para peserta membuktikan benar
didik untuk tidaknya
mengumpulkan hipotesis. Dengan
informasi yang relevan demikian peserta didik
sebanyak-banyaknya diberi kesempatan untuk
untuk membuktikan mengumpulkan
benar atau tidaknya (collection) berbagai
hipotesis. informasi yang relevan,
membaca literatur,
mengamati objek,
wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji
coba sendiri dan
sebagainya.

4 Tahap 4: Guru melakukan Pengolahan data


Pengolahan data (data bimbingan merupakan kegiatan
prosesing) pada saat peserta didik mengolah data dan
melakukan pengolahan informasi baik melalui
data. wawancara, observasi,
dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.

Semua informasi hasil


bacaan, wawancara,
observasi, dan
sebagainya, semuanya
diolah,diacak,
diklasifikasikan,
ditabulasi,

bahkan bila perlu


dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan
pada tingkat
kepercayaan tertentu.

5 Tahap 5: Verifikasi bertujuan Peserta didik melakukan


No Sintak Kegiatan guru Kegiatan siswa
Pembuktian agar proses belajar akan pemeriksaan secara
(verification) berjalan dengan baik cermat untuk
dan kreatif jika guru membuktikan benar atau
memberikan tidaknya hipotesis yang
kesempatan kepada ditetapkan tadi
peserta didik untuk dengan temuan
menemukan suatu alternatif, dihubungkan
konsep, teori, aturan dengan hasil pengolahan
atau pemahaman data.
melalui contoh-contoh
yang ia jumpai dalam
kehidupannya.

6 Menarik simpulan/ Proses menarik sebuah Berdasarkan hasil


generalisasi kesimpulan yang dapat verifikasi maka
dijadikan prinsip umum dirumuskan prinsip-
(Generalization) dan berlaku untuk prinsip yang mendasari
semua kejadian atau generalisasi.
masalah yang sama,
dengan memperhatikan
hasil verifikasi.

Dampak pembelajaran model pembelajaran discovery learning adalah


pemahaman tentang kaitan pengetahuan dengan dunia nyata, dan bagaimana
menggunakan pengetahuan dalam pemecahan masalah kompleks, utamanya
dalam penemuan. Adapun dampak pengiringnya adalah mempercepat
pengembangan self –regulated learning, siswa terbentuk kemampuan kritisnya,
keterampilan sosial dan karakter siswa meningkat, seperti : sikap kerjasama,
tanggungjawab, peduli, toleran dan sebagainya.
Adapun kelebihan dari penerapan model pembelajaran discovery learning
antara lain:
1. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk
menyelesaikan msalah yang berkitan dengn kehidupan sehari-hari
2. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman
3. Semakin mengakrabkan guru dengan siswa
Adapun kekurangan dari penerapan model pembelajaran berbasis
discovery learning anatara lain:
1. Tidak banyak guru yang mampu mmengantarkan siswa kepada suatu
penemuan
2. Seringkali memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang panjang
3. Aktivitas siswa yang dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau guru
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa model pembelajaran Discovery Learning merupakan kerangka
konseptual tentang proses pembelajaran yang menggunakan penemuan riil
dalam kehidupan nyata (otentik), dimana langkah awal yang harus dilakukan
siswa adalah mengidentifikasi Penemuan yang akan dipelajari dan guru
bertugas untuk membimbing siswa, selanjutnya siswa menganalisis
penemuan dari berbagai sudut pandang dan siswa mengumpulkan sejumlah
informasi atau data yang relevan, kemudian siswa berhipotesis untuk
menghasilkan data yang dibutuhkan untuk menarik kesimpulan.

2.2 Hakekat Bahasa Indonesia


Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri.
Fungsi utama dari bahasa adalah sebagai alat komunikasi dan interaksi antar
manusia. Selain itu dapat berfungsi sebagai identitas suatu bangsa dan sebagai alat
pemersatu. Bahasa adalah dasar atau kenyataan yang sebenarnya dari sistem
lambang bunyi. Bahasa itu sebuah sistem bahasa bukanlah sebuah unsur yang
terkumpul secara tak beraturan tetapi diatur oleh pola-pola yang sistematis dan
sistemis, yaitu tersusun dari sistem fonologi, gramatika, dan leksikon.

Bahasa itu berupa bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bahasa itu berupa bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa itu
arbitrer tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa dengan yang
dilambangkannya. Bahasa itu konvensional. Penggunaan suatu lambang untuk
suatu konsep tertentu bersifat konvensional, yaitu berdasarkan kesepakatan
masyarakat penuturnya. Bahasa itu bersifat unik artinya bahasa itu mempunyai
ciri khas yang spesifik yang tidak bisa dimiliki oleh yang lain. Bahasa itu
universal artinya terdapat ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa.
Bahasa sebagai alat interaksi sosial, bahasa dijadikan alat untuk bekerja sama
antar sesama manusia.

Bahasa adalah identitas suatu bangsa yang digunakan untuk


berkomunikasi dengan bangsa lain. Dimana setiap Bangsa memiliki bahasa yang
berbeda-beda dengan ciri khas dan asal-usul masing-masing . begitu juga dengan
Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sangat dinamis, sehingga menghasilkan
kosakata baru dari penciptaan dan penyerapan bahasa maupun asing. Bahasa
dikatakan bersifat sistematik karena bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus
ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya. Bahasa diatur oleh system, setiap
bahasa mengandung dua sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna.
Bahasa meliputi dua bidang yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat
ucap yaitu getaran bahasa dikatakan bersifat sistematik karena bahasa memiliki
pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya. Kita
dapat memberi alasan pertimbangan apa kata itu disebut begitu, karena sudah
begitu nyatanya. Jadi pilihan suatu kata disebut kursi, meja, murid, guru dan lain-
lainnya ditentukan bukan atas dasar kriteria atau standar tertentu melainkan secara
manasuka.

2.1.1 Teks Prosedur


Teks prosedur merupakan sebuah bahan tertulis untuk dasar menjelaskan
tahap kegiatan dalam menyelesaikan suatu aktivitas. Tujuan dari teks prosedur
adalah menjelaskan bagaimana kegiatan harus dilakukan agar pembaca dapat
secara tepat dan akurat mengikuti sebuah proses membuat sesuatu, melakukan
suatu pekerjaan, atau menggunakan suatu alat.
Ciri-Ciri Teks Prosedur
1. Menggunakan pola kalimat perintah (imperatif) yang harus ditaati dalam
pelaksanaan teks prosedur
2. Terdapat panduan langkah-langkah yang harus dilakukan
3. Menggunakan kata kerja aktif
4. Menggunakan kata penghubung (konjungsi) untuk mengurutkan kegiatan
5. Terdapat aturan atau batasan dalam hal bahan atau kegiatan untuk melakukan
kegiatan
6. Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan rincian waktu, tempat, dan
cara yang akurat
7. Terdapat isi kegiatan yang dilakukan secara urut (kalau tidak urut disebut tips)
Struktur Teks Prosedur
1. Judul
2. Tujuan
3. Langkah-langkah (untuk jenis cara melakukan) atau Bahan dan Alat (untuk
jenis cara membuat)
4. Penutup
Contoh Teks Prosedur Membuat sesuatu
Cara Membuat Nasi Goreng Pedas untuk Porsi 1 Orang
Tujuan:
Nasi goreng pada umumnya hanya membutuhkan bumbu-bumbu dasar yang ada
di dapur. Berikut cara membuat nasi goreng:
Bahan:
1. 1 piring nasi putih.
2. 1 butir telur.
3. Garam dan gula secukupnya.
4. Saus sambal secukupnya.
5. Kecap secukupnya.
6. Bawang merah 3 siung
7. Bawang putih 2 siung
8. Minyak goreng atau mentega secukupnya.
Alat:
1. Kompor
2. Wajan
3. Spatula
4. Pisau
Cara Membuat:
1. Potong bawang merah dan bawang putih hingga halus.
2. Nyalakan kompor dengan api ukuran sedang. Taruh wajan di atasnya dan
masukkan minyak hingga panas. Jika menggunakan mentega, masukkan mentega
hingga ia meleleh.
3. Setelah minyak panas atau mentega mencair, masukkan potongan bawang
merah dan putih hingga keduany tercium harum.
4. Pukul telur di permukaan yang rata, lalu pecahkan di atas kompor, hingga isi
telur masuk ke dalam wajan yang berisi bawang merah dan putih. Aduk atau orak-
arik telur bersama bawang merah dan putih.
5. Masukkan nasi putih yang telah disiapkan, lalu aduk dengan menggunakan
spatula.
6. Masukkan gula, garam, kecap, dan saus sambal sesuai dengan selera. Aduk
dengan spatula hingga semua bagian nasi tercampur dengan bumbu-bumbu
tersebut.
7. Setelah tercampur dan aroma wanginya tercium, pindahkan nasi yang telah
digoreng tersebut ke atas piring yang telah disiapkan.
Penutup:
Nasi goreng pun siap disajikan. Untuk hiasan, bisa ditambahkan irisan tomat,
mentimun, dan lain sebagainya.
https://youtu.be/FynRsrHHVA4

2.3 Prestasi Belajar


Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “Prestasic” yang berarti hasil
usaha. Dalam kamus besar bahasa Indonesia prestasi belajar didefinisikan sebagai
hasil penilaian yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif
dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi dapat dicapai
dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta
ketahanan diri dalam menghadapai situasi segala aspek kehidupan.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan
kegiatan. Gagne (1985:40) dalam modul PPG daljab menyatakan bahwa Prestasi
Belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi
kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam
Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Belajar merupakan aktifitas mental atau (Psikis) yang terjadi karena
adanya interaksi aktif antara ndividu dengan lingkungannya yang menghasilkan
perubahan-perubahan yang bersifat relativ tetap dalam aspek-aspek : kognitif,
psikomotor dan afektif. Perubahan tersebut dapat berubah sesuatu yang sama
sekali baru atau penyempurnaan / penigkatan dari hasil belajar yang telah di
peroleh sebelumnya. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional
yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan Prestasi Belajar yang baik perlu
diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau
situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan
sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia,
misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan
membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas
wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Bertolak dari hal
tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalam pembelajaran akan
memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa yang aktif dalam
pembelajaran akan banyak pengalaman dan Prestasi Belajarnya meningkat.
Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit pengalaman sehingga dapat
dikatakan Prestasi Belajarnya tidak meningkat atau tidak berhasil.
Menurut Paul D.Dierich (dalam Hamalik, 2005b:172) kegiatan belajar
dibagi dalam delapan kelompok, yaitu: (1) Kegiatan visual; (2) Kegiatan lisan; (3)
Kegiatan mendengarkan; (4) Kegiatan menulis; (5) Kegiatan menggambar; (6)
Kegiatan metrik; (7) Kegiatan mental; dan (8) Kegiatan emosional. Kegiatan
belajar yang mengoptimalkan semua potensi yang ada pada diri siswa semacam
ini merupakan proses awal dalam mem-bangun pengetahuan ilmiahnya. Dalam
implementasi model pembelajaran berbasis masalah, guru tidak berperan sebagai
satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada
siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi siswa untuk
belajar. Oleh karena itu, penerapan strategi pembelajaran berbasis aktivitas
menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyelesaikan
kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
keberhasilan yang dapat dicapai siswa yang terlihat dari hasil pengetahuan, sikap
dan keahlian yang dimilikinya. Keberhasilan prestasi belajar siswa dapat
dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi intelegensi, minat, fisik dan psikis.
Sedangkan faktor eksternal keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari faktor
guru, faktor lingkungan keluarga dan faktor sumber belajar.

2.4 Aktivitas Belajar


Menurut Oemar Hamalik (2009: 179) menyatakan bahwa aktivitas
belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Aktivitas belajar ini dapat terwujud apabila siswa terlibat belajar
secara aktif. Aktivitas dalam pembelajaran sangat dibutuhkan karena tanpa adanya
aktivitas proses belajar tidaak mungkin berlangsung dengan baik. Pada proses
aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek siswa, baik jasmani
maupun rohani sehingga perubahan perilaku dapat berubah dengan cepat, tepat
dan mudah baik sengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aktivitas belajar
adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Menurut Hanafiah dan Cucu
Suhana(2010:24) menjelaskan bahwa aktivitas belajar dapat memberikan nilai
tambah bagi siswa, berupa hal-hal berikut ini:
1. Siswa memiliki kesadaran untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi
internal untuk belajar sejati
2. Siswa mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri yang dapat
memberikan dampak terhadap pembetukan pribadi yang integral
3. Siswa belajar dengan menurut minat dan kemampuannya
4. Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis
di kalangan siswa
5. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh
kembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta memnghindarkan terjadinya
verbalisisme
6. Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan siswa sehingga sekolah
menjadi hiidup, sejalan dan serasi dengan kehidupan di masyarakat sekitarnya
Menurut Paul B. Diedrich yang dikutip dalam Nanang hanafiah dan Cucu
suhana (2010:24) menyatakan, aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan
kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan-kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, melihat gambar-
gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang
lain bekerja atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), yaitu mengemukakan suatu fakta
atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara diskusi dan
interupsi
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu mendengarkan
penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, atau
mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities), yaitu menulis cerita, menulis
laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau
rangkuman, dan mengerjakan tes serta mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu menggambar,
membuat grafik, diagram, peta dan pola.
6. Kegiatan-kegiatan motorik (motor activities), yaitu melakukan percobaan,
memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), yaitu merenungkan mengingat,
memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-
hubungan, dan membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities), yaitu minat,
membedakan, berani, tenang, merasa bosan dan gugup.
Dengan adanya pembagian jenis aktivitas di atas, menunjukkan bahwa
aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika kegiatan-kegiatan
tersebut dapat tercipta di sekolah, pastilah sekolah-sekolah akan lebih dinamis,
tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang
maksimal.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan kegiatan atau tindakan baik fisik maupun mental yang dilakukan oleh
individu untuk membangun pengetahuan dan keterampilan dalam diri dalam
kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar akan menjadikan pembelajaran yang
efektif. Guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan dan keterampilan saja.
Namun guru harus mampu membawa siswa untuk aktif dalam belajar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian


Adapun subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lokasi (tempat) : UPTD SMP Negeri 1 Kokop
2. Kelas : VII A
3. Semester : 1 (Satu)
4. Mata Pelajaran : BahasaIndonesia
5. Kompetensi Dasar : 3.5. Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara
melakukan sesuatu dan cara membuat
( cara memainkan alat musik/ tarian daerah, cara
membuat kuliner khas daerah, dll ) dari berbagai
sumber yang dibaca dan di dengar.
6. Karakteristik : Siswa kelas VII A terdiri dari 27 siswa, terdiri dari 13
siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Mereka berasal
dari keluarga petani dengan tingkat ekonomi menengah
ke bawah. Kemampuan berbicara masih rendah. Di
samping itu, siswa merasa kesulitan saat
mempresentasikan hasil kerja.
7. Waktu Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan,
mulai tanggal 15 Oktober sampai 15 November 2020.
Jadwal dan kegiatan penelitian secara lengkap dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Jadwal dan kegiatan penelitian.
No Kegiatan Oktober November
Minggu Minggu ke- Minggu Minggu Minggu
ke-2 3 ke-4 ke-1 ke-2
1 Pembuatan √
Proposal
2 Pembuatan √
instrumen
3 Pengumpulan data √
4 Siklus 1 √
5 Siklus 2 √
6 Pelaporan √

3.2 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Berikut instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Lembar observasi
Lembar observasi merupakan pengamatan yang dilakukan terhadap
proses belajar pada subjek penelitian. Lembar observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar observasi kegiatan siswa selama mengikuti pelajaran
dan lembar observasi kegiatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini membantu peneliti untuk mengamati
aktivitas siswa pada masing-masing kelompok selama pembelajaran berlangsung.
Hasil observasi ini kemudian dianalisis sebagai deskripsi aktivitas siswa. Lembar
observasi guru ini digunakan peneliti untuk mengamati aktivitas guru selama
melaksanakan pembelajaran di kelas.
2. Tes
Tes merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan pengetahuan, intelegensi dan bakat. Tes ini dilakukan guna
mengukur kemampuan prestasi belajar siswa dalam mengidentifikasi teks
prosedur dalam pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ini merupakan instrumen untuk menganalisi data dari
dokumentasi yang di peroleh. Dokumentasi yang dimaksud dapat berupa catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen tersebut dapat berupa catatan pengamat
selama melakukan pengamatan atau dapat juga berupa video rekaman pelaksanaan
pembelajaran ataupun foto.
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Sumber Data
Sumber data yang dianalisis dalam penelitian ini berasal dari
subjek penelitian yaitu siswa kelas VII A dengan jumlah 27 siswa yang terdiri dari
13 siswa perepuan dan 14 siswa laki-laki. Hasil tes formatif dari pembelajaran
sebelumnya dan hasil tes formatif dari tiap siklus, hasil observasi pelaksanaan
pembelajaran pada tiap siklus.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan salah satu langkah yang sangat
penting dalam sebuah penilitian. Teknik pengumpulan data disini adalah teknik
pengumpulan data yang tepat untuk mendapatkan keterangan yang benar-benar
valid dan relevan. Proses pengumpulan data tersebut dapat dilihat dari tahapan-
tahapan pembelajaran pada setiap pertemuannya. Teknik pengumpulan data yang
diterapkan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Dokumentasi
Menurut Zuriah (2006: 191) dokumentasi adalah cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga
buku tentang teori, pendapat, dalil dan tulisan, dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa arsip siswa
dan pendapat guru tentang hasil belajar siswa yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa.
2) Tes
Menurut Zuriah (2006: 184) tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus)
yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban
yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor yang berupa angka. Tes ini
digunakan untuk mendapatkan data berupa nilai prestasi belajar siswa yang
nantinya digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
3) Observasi
Menurut Arikunto (2002:146) observasi merupakan kegiatan perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra yang meliputi
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mengamati semua aktivitas guru dan siswa pada
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3.5 Analisis Data


Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Zuriah, 2006: 217) analisis data
dalam penelitian kualitatif adalah proses pelacakan dan pengaturan secara
sistematis transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut
agar dapat diinterpretasikan temuannya kepada orang lain. Analisis data dalam
suatu penelitian merupakan langkah penting sebab dalam tahap ini data yang
diperoleh dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai menghasilkan
suatu kebenaran.
Dalam penelitian ini data kualitatif yang diperoleh dianalisis sesuai
dengan pendapat Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2006:338), yaitu
meliputi tiga tahapan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi:
1) Data Reduction (Reduksi Data)
Pada dasarnya data yang diperoleh di lapangan dengan berbagai teknik dan
sumber data merupakan data mentah dan belum memberikan makna apa-apa
seputar informasi yang diperlukan peneliti. Oleh karena itu untuk mendapat
informasi yang jelas perlu dilakukan reduksi data. Mereduksi data berarti
memilih, mengklasifikasikan, memfokuskan pada hal-hal yang dianggap
penting, dicari tema dan polanya serta membuang data yang tidak perlu.
Dalam mereduksi data peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat dan
guru matematika untuk memperoleh nilai temuan yang sesuai dengan
informasi yang diinginkan.
2) Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan
menyajikan data, maka akan memudahkan peneliti memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahaminnya. Dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis aktivitas
penyajian data yang digunakan berbentuk tabel yang disusun secara deskriptif
dalam bentuk narasi tentang apa yang telah ditemukan dalam reduksi data.
3) Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan/verifikasi)
Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan, penarikan kesimpulan ini
merupakan pemberian makna dan interpretasi terhadap data yang telah
direduksi dan dipaparkan sesuai dengan informasi yang diperlukan. Untuk
mendapatkan kesimpulan yang akurat maka diperlukan pengujian atau
verifikasi. Memverifikasi kesimpulan merupakan kegiatan menguji kebenaran,
kecocokan tafsiran yang muncul dari paparan data yang ditampilkan.

3.6 Prosedur Penelitian


Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran. Penulis sebagai peneliti
menempuh proses pengkajian berdaur (siklus) yang terdiri dari empat tahap yaitu,
Perencanaan (Planning), Melakukan Tindakan (Acting), Pengamatan
(Observating) dan, Merefleksi (Reflecting). Secara operasional tahap pelaksanaan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap pra tindakan
Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil tes siswa pada proses pembelajaran
sebelumnya dan mendeskripsikan permasalahan yang dialami guru selama
melaksanakan pembelajaran sebelumnya.
2. Tahap pemberian tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai beikut:
a. Tahap perencanaan tindakan, pada tahap ini peneliti merencanakan
pembelajaran, menyusun lembar kerja siswa, menyusun lembar observasi,
dan membuat soal secara online
b. Tahap pelaksanaan tindakan, yakni semua rancangan dan skenario
penerapan strategi pembelajaran yang telah dibuat akan diterapkan.
c. Observasi, tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dan
rekan sejawat sebagai observer yakni mengamati dan mencatat semua hal
yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung.
d. Refleksi, Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan. Refleksi dalam penelitian tindakan ini
mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas
tindakan yang telah dilakukan
Keempat tahapan di atas merupakan satu siklus atau daur. Siklus
tersebut harus dilaksanakan secara berurutan, langkah pertama harus dikerjakan
lebih dahulu sebelum langkah kedua dilaksanakan, demikian seterusnya. Langkah
pertama dan kedua merupakan bagian awal dari merencanakan perbaikan,
sedangkan langkah ketiga merupakan prasyarat untuk melakukan langkah yang
keempat. Begitu seterusnya akan diulang kembali siklus tadi mulai dari
merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan, observasi dan refleksi sampai
hasil kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan peneliti. Penelitian ini
akan dihentikan apabila aktivitas belajar siswa dalam mengidentifikasi teks
prosedur mencapai 80% dan prestasi belajar siswa mencapai 75%.
Berikut bentuk siklus dari Kemmis dan Tagart yang digunakan dalam
penelitian ini (Wiriaatmadja,2006: 66):
(Sumber: Wiriaatmaja,2006:66)
3. Tahap Penyusunan Laporan
Setelah tahap pelaksanakan penelitian selesai, maka tahap selanjutnya
adalah penyusunan laporan. Pada tahap ini semua hasil yang diperoleh di
lapangan disusun sesuai dengan format laporan yang telah ditentukan.

3.7 Personalia
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
tindakan kolaborasi. Penelitian tindakan kolaborasi merupakan penelitian tindakan
yang pelaksanaannya terjadi karena adanya kerjasama antara peneliti dengan
teman sejawat. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai pelaksana
pembelajaran. Sedangkan teman sejawat berperan sebagai observer dan bersama
peneliti menganalisis data dan merefleksi hasil pelaksanaan tindakan disetiap
siklusnya. Berikut identitas teman sejawat selaku observer dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Nama : Fairil Cipta Nanda, S. Pd.
NIP :-
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII
Unit Kerja : SMP Negeri 1 Kokop.
Tugas : Melakukan observasi pelaksanaan kegiatan perbaikan
pembelajaran pada siklus pertama dan siklus kedua
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Paparan Data

Untuk mengetahui hasil dari suatu penelitian diperlukan pemaparan data

yang diperoleh dari lapangan. Paparan data tersebut akan disajikan dan

disesuaikan dengan prosedur penelitian yang ada pada bab III. Paparan data ini

terdiri dari: (1) Paparan data pra tindakan; (2) Paparan data pada siklus I; (3)

Paparan data pada siklus II.

4.1.1 Paparan Data Pra Tindakan

Paparan data pra tindakan ini merupakan gambaran keadaan siswa kelas

VII A sebelum penelitian dilaksanakan. Berdasarkan analisis dokumen dan

wawancara dengan siswa dan guru diperoleh informasi sebagai berikut:

1) Kemampuan berpikir siswa kelas VII A tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat

dari hasil tugas harian siswa sebesar 60,68, sedangkan nilai rata-rata seluruh

kelas VII adalah sebesar 66,12.

2) Siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran

berlangsung, keadaan seperti ini menggambarkan rendahnya rasa ingin tahu

siswa dan berujung pula pada rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa.

3) Sebagian besar siswa menganggap bahasa indonesia sebagai mata pelajaran

yang sulit sehingga minat dan motivasi belajar masih tergolong rendah.
4) Hasil belajar bahasa indonesia di sekolah kurang dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari karena siswa belum mampu berbicara menggunakan

bahasa indonesia yang benar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara siswa

kelas VII A SMP Negeri 1 Kokop masih rendah. Hal ini terlihat dari kategori

berbicara siswa yang belum memenuhi kriteria yang telah ditentukan, yakni siswa

mampu menyampaikan gagasannya serta motivasi belajar siswa yang masih

rendah.

4.1.2 Paparan Data pada Siklus I

Strategi pembelajaran berbasis discovery learning telah memberikan suatu

kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu media yang digunakan dapat

menarik siswa, sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk menuangkan gagasan

dalam melakukan kegiatan mengidentifikasi teks prosedur. Adapun kelemahan

pendekatan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: (1) Strategi

pembelajaran yang digunakan membutuhkan waktu yang lama; (2) Dalam

melaksanakan pembelajaran I, guru kurang memotivasi siswa dan mendorong

siswa untuk berbicara; (3); (Keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapatnya

masih kurang; (5) Adanya dominasi dari siswa yang berkemampuan tinggi; (6)

Dari hasil tes yang telah diberikan masih 41.38% siswa atau sebanyak 12 siswa

yang tidak tuntas dalam belajarnya, ini dapat dilihat pada Tabel 4.4. Ketidak

tuntasan siswa dalam belajar terdapat sub bab deret aritmatika. Oleh karena itu

dalam pembelajaran selanjutnya kelebihan pada pembelajaran siklus I

dipertahankan dan memperbaiki kekurangan pada siklus I. Hal yang perlu


diperbaiki yaitu siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan, siswa kurang

berani mengungkapkan pendapatnya, siswa kurang mampu mempresentasikan

hasil kerja siswa.

Berikut tabel hasil pengamatan pelaksanaan strategi pembelajaran berbasis

discoery learning.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Discovery

learning.

Persentase
No Indikator Pelaksanaan pembelajaran Siklus I
Pembelajaran I
1 Mengorientasikan siswa pada masalah 3
2 Menyampaikan indikator 3
3 Memotivasi siswa 1
4 Menghubungkan pengetahuan awal siswa 3
5 Menyajikan masalah atau pertanyaan kepada 3
siswa dan membimbingnya
6 Mendorong siswa menyelesaikan masalah 3
7 Membimbing siswa mengumpulkan 3
informasi yang sesuai dan menyelesaikan
masalah
9 Mengamati siswa dalam menyelesaikan 3
masalah
10 Membimbing siswa menyajikan hasil 3
pemecahan masalah
11 Membantu siswa mengkaji ulang hasil 3
pemecahan masalah
12 Membimbing siswa sampai tuntas 3
13 Memberi soal latihan 3
14 Membimbing siswa membuat kesimpulan 3
15 Pengelolaan waktu 2
16 Antusias guru dalam mengajar 3
TOTAL 42
PRESENTASE 65,625

Skor penilaian pada tabel di atas menunjukkan bahwa:


1 Kurang baik

2 Cukup baik

3 Baik

4 Baik sekali

Berikut aktivitas siswa selama pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.Tabel 4.2 Aktivitas Siswa Selama Penerapan Strategi pembelajaran

Discovery Learning.

N Aktivitas Siswa Pembelajaran I


O
1 Mendengarkan penjelasan guru/teman 4
2 Membaca/mencermati materi yang sesuai 4
dengan yang sedang dipelajari
3 Bekerja dalam menyelesaikan masalah 4
4 Berdiskusi/bertanya antar siswa/guru 3
5 Menyajikan hasil pemecahan 3
6 Siswa memberi banyak gagasan dalam 3
menyelesaikan masalah
7 Siswa menyimpulkan pelajaran 3
TOTAL 24
PRESENTASE 85.71
Skor penilaian pada tabel di atas menunjukkan bahwa:

1 Siswa kurang aktif

2 Siswa cukup aktif

3 Siswa aktif

4 Siswa sangat aktif

Berdasarkan hasil tes akhir pada siklus I ini, siswa yang tuntas dalam belajar

sebanyak 15 siswa, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa. Selain itu

juga dapat diketahui juga bahwa letak ketidak tuntasan tersebut terletak pada

indikator mengidentifikasi ciri umum teks prosedur. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.


Tabel 4.5 Hasil Ketuntasan Indikator pada Siklus I

No Persentase
No Indikator
Soal Ketuntasan
1 Mengidentifikasi tujuan teks prosedur 1 77,78
2 Mengidentifikasi ciri umum teks prosedur 2 44,44
3 Mengidentifikasi jenis teks prosedur 3 88,89

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada siklus I, maka dilakukan

perbaikan tindakan berikutnya antara lain sebagai berikut: (1) Guru disamping

melaksanakan semua tahapan pembelajaran, guru juga harus membuat kondisi

kelas yang kondusif termasuk juga melakukan pemberian motivasi dan lebih

mendorong siswa untuk bisa lebih bekerjasama. (2) Guru melakukan pengawasan

terhadap siswa yang terlihat jarang atau yang ramai sendiri. Pengawasan ini untuk

menghilangkan dominasi beberapa siswa yang pandai sehingga ada pembagian

kesempatan dan tugas yang merata, sedangkan untuk siswa yang terbiasa

mendominasi, guru memberikan pengarahan, pengertian dan penguatan agar siswa

tersebut dapat menghormati keberadaan temannya sehingga memberikan

kesempatan pada temannya. Dengan langkah ini diharapkan adanya pemerataan

kerja dan dapat mengurangi keributan akibat siswa yang tidak bekerja
4.1.3 Paparan Data pada Siklus II

Siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I. Pada tahap ini tidak

ditemukan permasalahan-permasalahan atau hambatan yang berarti. Pelaksanaan

tindakan pada siklus II ini hampir semua siswa aktif berdiskusi, mereka juga

sudah berani dalam menyampaikan gagasan dan suasana kelaspun sudah tidak

gaduh lagi. Jika dilihat dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

semua indikator yang telah dirancang sepenuhnya sudah dijalankan sesuai dengan

prosedur. Sedangkan ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 81.48% atau

sebanyak 22 siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas hanya 18.52% atau

sebanyak 5 siswa, ini berarti ketuntasan belajar siswa sudah mencapai kategori

sangat baik.

Hasil penelitian pada siklus II ini antara lain:

a) Tahap pelaksanaan pembelajaran telah terlaksana dengan tingkat

pelaksanaan 97,06%. Data ini diperoleh dari persentase

pelaksanaan pembelajaran dari 17 point yang harus dilaksanakan

pada setiap pembelajaran. Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa

tidak ada ketidakterlaksanaan pelaksanaan pembelajaran I yang

dilakukan oleh guru dalam menerapkan pembelajaran Discovery.

Berikut Learning. Tabel 4.6 tentang hasil observasi aktivitas siswa

dalam menerapkan strategi pembelajaran berbasis aktivitas.

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam

Pembelajaran Discovery Learning


Persentase
No Indikator Pelaksanaan pembelajaran Siklus II
Pembelajaran I
1 Mengorientasikan siswa pada masalah 4
2 Menyampaikan indikator 4
3 Memotivasi siswa 4
4 Menghubungkan pengetahuan awal siswa 4
5 Menyajikan masalah atau pertanyaan kepada 4
siswa dan membimbingnya
6 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok 4
7 Mendorong siswa menyelesaikan masalah 4
8 Membimbing siswa mengumpulkan informasi 4
yang sesuai dan menyelesaikan masalah
9 Mendorong kerjasama siswa 4
10 Mengamati siswa dalam menyelesaikan masalah 4
11 Membimbing siswa menyajikan hasil 4
pemecahan masalah
12 Membantu siswa mengkaji ulang hasil 3
pemecahan masalah
13 Membimbing siswa sampai tuntas 3
14 Membimbing siswa membuat kesimpulan 4
15 Memberi soal latihan 4
16 Pengelolaan waktu 4
17 Antusias guru dalam mengajar 4
TOTAL 66
PRESENTASE 97,06
Skor penilaian pada tabel di atas menunjukkan bahwa:

1 Kurang baik

2 Cukup baik

3 Baik

4 Baik sekali

b) Sebagian siswa yang bergurau pada pelaksanaan tindakan pada siklus I sudah

mulai berkurang dan dapat bekerjasama dengan teman satu sama lain

c) Kerjasama dalam kelompok sudah mulai terlihat dengan banyaknya siswa

yang aktif bekerja disetiap kelompok


Tabel 4.8 Aktivitas Siswa Selama Penerapan Strategi Pembelajaran

Berbasis Aktivitas

NO Aktivitas Siswa Pembelajaran I


1 Mendengarkan penjelasan guru/teman 4
2 Membaca/mencermati materi yang 4
sesuai dengan yang sedang dipelajari
3 Bekerja dalam menyelesaikan masalah 4
4 Berdiskusi/bertanya antar siswa/guru 3
5 Menyajikan hasil pemecahan 4
6 Siswa memberi banyak gagasan dalam 3
menyelesaikan masalah
7 Siswa menyimpulkan pelajaran 4
TOTAL 26
PRESENTASE 92.86
Skor penilaian pada tabel di atas menunjukkan bahwa:

1 Siswa kurang aktif

2 Siswa cukup aktif

3 Siswa aktif

4 Siswa sangat aktif

e) Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa 72.41% atau sebanyak 21 siswa tuntas

dalam belajar Sedangkan sisanya tidak tuntas karena siswa yang bersangkutan

kurang teliti dalam mengerjakan soal tes. Apabila dilihat dari indikator

pembelajaran, maka pada siklus II ini semua indikator telah tuntas dengan

rata-rata ketuntasan indikator sebesar 87,20. Sedangkan rincian dari hasil

ketuntasan indikator adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil ketuntasan indikator pada siklus II

No Soal Persentase
NO Indikator
Ketuntasan
1 Mengidentifikasi tujuan teks prosedur 1 92,59
2 Mengidentifikasi ciri umum teks prosedur 2 77,78
3 Mengidentifikasi jenis teks prosedur 3 88,89
4.2.1 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh sebelum mengadakan

penelitian diketahui mayoritas siswa kelas VII A cenderung pasif dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan rendahnya minat dan

motivasi belajar siswa sehingga keterampilan berbicaranya cenderung rendah.

Berdasarkan kondisi yang tersebut di atas, maka peneliti

merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Discovey

Learning. Hal ini dilakukan peneliti agar siswa lebih berminat dan termotivasi

dalam belajar sehingga keterampilan berbicara meningkat. Pembelajaran Disovery

Learning diharapkan siswa akan lebih senang dan tidak bosan dalam belajar,

siswa akan terangsang untuk belajar bila melihat situasi belajar yang cenderung

menarik. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran Discovery learning menekankan

pada kegiatan aktif siswa dalam menggunakan semua indra dan daya imajinasinya

guna menyerap dan memahami teks prosedur yang disajikan. Strategi

pembelajaran Discovery learning ini dilandasi oleh pandangan konstruktivistik.

Pandangan ini memberikan wawasan tentang bagaimana siswa mengkonstruksi

konsep, mencari makna yang lebih dalam, menggali pemahaman baru,

menyajikan serta menyelesaikan masalah. Sehingga strategi pembelajaran

Discovery Learning berpengaruh positif terhadap perkembangan berbicara siswa,

karena pada pembelajaran ini siswa lebih banyak bekerja dari pada sekedar

mendengarkan dan menerima informasi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanan tindakan secara

keseluruhan, terdapat beberapa kelemahan yang perlu mendapat perhatian

cukup besar dari seorang pengajar, yakni dalam melaksanakan strategi


pembelajaran Discovery learning dengan menggunakan metode demonstrasi

siswa kurang mampu memaparkan pendapat dari hasil temuannya. Hal ini

disebabkan karena terdapat siswa pandai yang mendominasi, sedangkan siswa

yang kurang pandai tidak mempunyai kesempatan untuk mengemukakan ide-

idenya, sehingga mereka cenderung pasif. Kelemahan-kelemahan yang terjadi

dalam demonstrasi ini sejalan dengan https://dosenpsikologi.com/macam-

macam-metode-pembelajaran yang menerangkan bahwa kelemahan dari

demonstrasi meliputi: (1) Apabila benda yang didemonstrasikan terlalu kecil,

siswa kesulitan dalam mengamati. (2) Jumlah siswa yang terlalu banyak dapat

menghalangi pandangan siswa secara merata. (3) Tidak semua materi bisa

didemonstrasikan. (4) Memerlukan guru yang benar- benar paham, agar bisa

mendemonstrasikan dengan baik.

Berdasarkan data pengamatan setelah diberi tindakan pada siklus I dan

siklus II guru dapat mengungkapkan perubahan yang terjadi pada siswa.

Perubahan tersebut adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran Discovery

Learning yang dilakukan guru pada kegiatan praktikum memberikan reaksi

yang sangat antusias pada siswa; (2) Media yang dibawa guru mampu menarik

perhatian dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat memotivasi

siswa untuk mengajukan pertanyaan; (3) Dalam proses belajar mengajar

dengan pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan pola berpikir

kreatif siswa sehingga berdampak juga pada hasil belajar siswa yang juga

semakin meningkat.

Perubahan positif yang terjadi pada siswa di atas tidak terlepas dari

peran media pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung.


Siswa merasa senang untuk belajar karena mereka mampu menemukan solusi atas

semua permasalahan. Belajar sendiri merupakan proses perubahan tingkah laku

melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan

pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang

diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Pengalamn

langsung semacam ini tentu saja merupakan proses belajar yang sangat

bermanfaat, sebab dengan mengalami secara langsung kemungkinan kesalahan

persepsi akan dapat dihindari. Menurut Sanjaya (2006:168) media pembelajaran

memiliki nilai praktis sebagai berikut: (1) Media dapat mengatasi keterbatasan

pengalaman; (2) Media dapat mengatasi batas ruang kelas, yang bertujuan untuk

menyajikan bahan ajar yang sulit dipahami secara langsung oleh siswa; (3) Media

dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan

lingkungannya; (4) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan; (5)

Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar dan tepat; (6) Media dapat

membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar dengan baik; (7)

media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru; (8) Media dapat

memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai yang

abstrak.

Berikut perolehan dari penerapan strategi pembelajaran Discovery

Learning untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VII A SMP

Negeri 1 Kokop Bangkalan tahun pelajaran 2020/2021 dapat dijabarkan sebagai

berikut:
1) Ketuntasan Belajar siswa

Berdasarkan deskripsi penelitian mengenai hasil belajar siswa, dapat dikatakan

bahwa ketuntasan belajar siswa sudah tercapai, karena terdapat 86,42% siswa

dalam kelas yang mendapat skor lebih atau sama dengan 70 dari skor total.

Skor 70 merupakan standar ketuntasan belajar minimal siswa yang telah

ditentukan oleh pihak sekolah.

2) Aktivitas Siswa selama Pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Discovery

Learning

Dari hasil keseluruhan pengamatan yang dilakukan, aktivitas siswa sudah

mencapai 92,86%. Kenaikan perolehan aktivitas belajar siswa ini disebabkan

karena siswa termotivasi untuk belajar bahasa indonesia. Dari data ini dapat

diketahui bahwa siswa terlihat sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran

yakni siswa sudah berani untuk berbicara. Akan tetapi, ada hal lain yang perlu

diperhatikan yakni siswa masih kesulitan dalam menyajikan hasil pemecahan,

hal ini kemungkinan dikarenakan siswa belum terbiasa dalam melakukan

presentasi, selain itu juga karena disebabkan siswa memilih untuk menyajikan

secara singkat hasil pekerjaannya agar waktu yang tersedia cukup untuk

membahas soal-soal lain.

Perolehan hasil belajar siswa pada uraian di atas tidak terlepas

dari tujuan strategi pembelajaran Discovery Learning itu sendiri. Tujuan dari

strategi pembelajaran Discovery Learning ini menghendaki hasil belajar yang

seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif)

dan keterampilan (psikomotorik). Artinya, dalam penerapan pembelajaran

Discovery Learning pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama


dalam proses belajara mengajar. Pembelajaran Discovery Learning tidak

menghendaki siswa yang secara intelektual cerdas tanpa diimbangi oleh sikap

dan keterampilan. Akan tetapi, pembelajaran Discovery Learning bertujuan

membentuk siswa yang cerdas sekaligus memiliki sifat positif secara motorik

terampil.

Dari konsep tujuan pembelajaran Discovery Learning, jelas

bahwa pembelajaran Discovery Learning ini berbeda dengan proses

pembelajaran yang ada selama ini. Selama ini pembelajaran diarahkan kepada

proses menghafalkan informasi yang disajikan guru saja, dengan ukuran

keberhasilan pembelajaran adalah sejauh mana siswa dapat menguasai materi

pelajaran yakni apakah materi itu dapat dipakai untuk kebutuhan hidup setiap

siswa, apakah siswa dapat menangkap hubungan materi yang dihafal dengan

pengembangan potensi yang dimilikinya. Oleh sebab itu, tidak heran kalau

proses pembelajaran yang selama ini digunakan tidak memperhatikan hakekat

mata pelajaran itu sendiri. Pada pelajaran bahasa indonesia ini misalnya, pada

hakekatnya pembelajaran bahasa indonesia bertujuan untuk melatih cara

berpikir kreatif dan bernalar siswa dalam menarik kesimpulan;

mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi penemuan

dengan mengembangkan pikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu;

mengembangkan kemampuan memecahkan masalah; mengembangkan

kemampuan menyampaikan informasi dan mengkomunikasikan gagasan baik

secara lisan ataupun tulisan.

Dari penjelasan di atas, maka pembelajaran Discovery

Learning merupakan salah satu bentuk inovasi dalam memperbaiki kualitas


proses belajar mengajar yang bertujuan untuk membantu siswa agar bisa

belajar mandiri dan kreatif, sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang dapat membentuk kepribadian siswa. Dengan

kemampuan itu diharapakan lulusan dari SMP Negeri 1 Kokop ini menjadi

anggota masyarakat yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang

diharapkan.

4.1.3 Paparan Data pada Siklus III

Siklus III ini merupakan perbaikan dari siklus II. Pada tahap ini tidak

ditemukan permasalahan-permasalahan atau hambatan yang berarti. Pelaksanaan

tindakan pada siklus III ini hampir semua siswa aktif berdiskusi, mereka juga

sudah berani dalam menyampaikan gagasan dan suasana kelaspun sudah tidak

gaduh lagi. Jika dilihat dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

semua indikator yang telah dirancang sepenuhnya sudah dijalankan sesuai dengan

prosedur. Sedangkan ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 86,42% atau

sebanyak 22 siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas hanya 18.52% atau

sebanyak 5 siswa, ini berarti ketuntasan belajar siswa sudah mencapai kategori

sangat baik.

Hasil penelitian pada siklus III ini antara lain:

b) Tahap pelaksanaan pembelajaran telah terlaksana dengan tingkat

pelaksanaan 98,53%. Data ini diperoleh dari persentase

pelaksanaan pembelajaran dari 17 point yang harus dilaksanakan

pada setiap pembelajaran. Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa

tidak ada ketidakterlaksanaan pelaksanaan pembelajaran I yang


dilakukan oleh guru dalam menerapkan pembelajaran Discovery.

Berikut Learning. Tabel 4.6 tentang hasil observasi aktivitas siswa

dalam menerapkan strategi pembelajaran berbasis aktivitas.

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam

Pembelajaran Discovery Learning


Persentase
No Indikator Pelaksanaan pembelajaran Siklus II
Pembelajaran I
1 Mengorientasikan siswa pada masalah 4
2 Menyampaikan indikator 4
3 Memotivasi siswa 4
4 Menghubungkan pengetahuan awal siswa 4
5 Menyajikan masalah atau pertanyaan kepada 4
siswa dan membimbingnya
6 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok 4
7 Mendorong siswa menyelesaikan masalah 4
8 Membimbing siswa mengumpulkan informasi 4
yang sesuai dan menyelesaikan masalah
9 Mendorong kerjasama siswa 4
10 Mengamati siswa dalam menyelesaikan masalah 4
11 Membimbing siswa menyajikan hasil 4
pemecahan masalah
12 Membantu siswa mengkaji ulang hasil 3
pemecahan masalah
13 Membimbing siswa sampai tuntas 4
14 Membimbing siswa membuat kesimpulan 4
15 Memberi soal latihan 4
16 Pengelolaan waktu 4
17 Antusias guru dalam mengajar 4
TOTAL 67
PRESENTASE 98,53
Skor penilaian pada tabel di atas menunjukkan bahwa:

2 Kurang baik

2 Cukup baik

3 Baik

4 Baik sekali

d) Sebagian siswa yang bergurau pada pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah

mulai berkurang dan dapat bekerjasama dengan teman satu sama lain

e) Kerjasama dalam kelompok sudah mulai terlihat dengan banyaknya siswa

yang aktif bekerja disetiap kelompok


Tabel 4.8 Aktivitas Siswa Selama Penerapan Strategi Pembelajaran

Berbasis Aktivitas

NO Aktivitas Siswa Pembelajaran I


1 Mendengarkan penjelasan guru/teman 4
2 Membaca/mencermati materi yang 4
sesuai dengan yang sedang dipelajari
3 Bekerja dalam menyelesaikan masalah 4
4 Berdiskusi/bertanya antar siswa/guru 3
5 Menyajikan hasil pemecahan 4
6 Siswa memberi banyak gagasan dalam 4
menyelesaikan masalah
7 Siswa menyimpulkan pelajaran 4
TOTAL 27
PRESENTASE 96.43
Skor penilaian pada tabel di atas menunjukkan bahwa:

1 Siswa kurang aktif

2 Siswa cukup aktif

3 Siswa aktif

4 Siswa sangat aktif

f) Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa 92,59% atau sebanyak 25 siswa tuntas

dalam belajar Sedangkan sisanya tidak tuntas karena siswa yang bersangkutan

kurang teliti dalam mengerjakan soal tes. Apabila dilihat dari indikator

pembelajaran, maka pada siklus III ini semua indikator telah tuntas dengan

rata-rata ketuntasan indikator sebesar 90,74 %. Sedangkan rincian dari hasil

ketuntasan indikator adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil ketuntasan indikator pada siklus III

No Soal Persentase
NO Indikator
Ketuntasan
1 Menguraikan struktur dan bagian teks 1 92,59
prosedur
2 Merencanakan pembuatan teks prosedur 2 88,89
4.2.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh sebelum mengadakan

penelitian diketahui mayoritas siswa kelas VII A cenderung pasif dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan rendahnya minat dan

motivasi belajar siswa sehingga keterampilan berbicaranya cenderung rendah.

Berdasarkan kondisi yang tersebut di atas, maka peneliti

merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Discovey

Learning. Hal ini dilakukan peneliti agar siswa lebih berminat dan termotivasi

dalam belajar sehingga keterampilan berbicara meningkat. Pembelajaran Disovery

Learning diharapkan siswa akan lebih senang dan tidak bosan dalam belajar,

siswa akan terangsang untuk belajar bila melihat situasi belajar yang cenderung

menarik. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran Discovery learning menekankan

pada kegiatan aktif siswa dalam menggunakan semua indra dan daya imajinasinya

guna menyerap dan memahami teks prosedur yang disajikan. Strategi

pembelajaran Discovery learning ini dilandasi oleh pandangan konstruktivistik.

Pandangan ini memberikan wawasan tentang bagaimana siswa mengkonstruksi

konsep, mencari makna yang lebih dalam, menggali pemahaman baru,

menyajikan serta menyelesaikan masalah. Sehingga strategi pembelajaran

Discovery Learning berpengaruh positif terhadap perkembangan berbicara siswa,

karena pada pembelajaran ini siswa lebih banyak bekerja dari pada sekedar

mendengarkan dan menerima informasi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanan tindakan secara

keseluruhan, terdapat beberapa kelemahan yang perlu mendapat perhatian

cukup besar dari seorang pengajar, yakni dalam melaksanakan strategi


pembelajaran Discovery learning dengan menggunakan metode demonstrasi

siswa kurang mampu memaparkan pendapat dari hasil temuannya. Hal ini

disebabkan karena terdapat siswa pandai yang mendominasi, sedangkan siswa

yang kurang pandai tidak mempunyai kesempatan untuk mengemukakan ide-

idenya, sehingga mereka cenderung pasif. Kelemahan-kelemahan yang terjadi

dalam demonstrasi ini sejalan dengan https://dosenpsikologi.com/macam-

macam-metode-pembelajaran yang menerangkan bahwa kelemahan dari

demonstrasi meliputi: (1) Apabila benda yang didemonstrasikan terlalu kecil,

siswa kesulitan dalam mengamati. (2) Jumlah siswa yang terlalu banyak dapat

menghalangi pandangan siswa secara merata. (3) Tidak semua materi bisa

didemonstrasikan. (4) Memerlukan guru yang benar- benar paham, agar bisa

mendemonstrasikan dengan baik.

Berdasarkan data pengamatan setelah diberi tindakan pada siklus I, II dan

siklus III guru dapat mengungkapkan perubahan yang terjadi pada siswa.

Perubahan tersebut adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran Discovery

Learning yang dilakukan guru pada kegiatan praktikum memberikan reaksi

yang sangat antusias pada siswa; (2) Media yang dibawa guru mampu menarik

perhatian dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat memotivasi

siswa untuk mengajukan pertanyaan; (3) Dalam proses belajar mengajar

dengan pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan pola berpikir

kreatif siswa sehingga berdampak juga pada hasil belajar siswa yang juga

semakin meningkat.

Perubahan positif yang terjadi pada siswa di atas tidak terlepas dari

peran media pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung.


Siswa merasa senang untuk belajar karena mereka mampu menemukan solusi atas

semua permasalahan. Belajar sendiri merupakan proses perubahan tingkah laku

melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan

pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang

diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Pengalamn

langsung semacam ini tentu saja merupakan proses belajar yang sangat

bermanfaat, sebab dengan mengalami secara langsung kemungkinan kesalahan

persepsi akan dapat dihindari. Menurut Sanjaya (2006:168) media pembelajaran

memiliki nilai praktis sebagai berikut: (1) Media dapat mengatasi keterbatasan

pengalaman; (2) Media dapat mengatasi batas ruang kelas, yang bertujuan untuk

menyajikan bahan ajar yang sulit dipahami secara langsung oleh siswa; (3) Media

dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan

lingkungannya; (4) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan; (5)

Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar dan tepat; (6) Media dapat

membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar dengan baik; (7)

media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru; (8) Media dapat

memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai yang

abstrak.

Berikut perolehan dari penerapan strategi pembelajaran Discovery

Learning untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VII A SMP

Negeri 1 Kokop Bangkalan tahun pelajaran 2020/2021 dapat dijabarkan sebagai

berikut:
3) Ketuntasan Belajar siswa

Berdasarkan deskripsi penelitian mengenai hasil belajar siswa, dapat dikatakan

bahwa ketuntasan belajar siswa sudah tercapai, karena terdapat 92,59% siswa

dalam kelas yang mendapat skor lebih atau sama dengan 70 dari skor total.

Skor 70 merupakan standar ketuntasan belajar minimal siswa yang telah

ditentukan oleh pihak sekolah.

4) Aktivitas Siswa selama Pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Discovery

Learning

Dari hasil keseluruhan pengamatan yang dilakukan, aktivitas siswa sudah

mencapai 96,43%. Kenaikan perolehan aktivitas belajar siswa ini disebabkan

karena siswa termotivasi untuk belajar bahasa indonesia. Dari data ini dapat

diketahui bahwa siswa terlihat sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran

yakni siswa sudah berani untuk berbicara. Akan tetapi, ada hal lain yang perlu

diperhatikan yakni siswa masih kesulitan dalam menyajikan hasil pemecahan,

hal ini kemungkinan dikarenakan siswa belum terbiasa dalam melakukan

presentasi, selain itu juga karena disebabkan siswa memilih untuk menyajikan

secara singkat hasil pekerjaannya agar waktu yang tersedia cukup untuk

membahas soal-soal lain.

Perolehan hasil belajar siswa pada uraian di atas tidak terlepas

dari tujuan strategi pembelajaran Discovery Learning itu sendiri. Tujuan dari

strategi pembelajaran Discovery Learning ini menghendaki hasil belajar yang

seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif)

dan keterampilan (psikomotorik). Artinya, dalam penerapan pembelajaran

Discovery Learning pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama


dalam proses belajara mengajar. Pembelajaran Discovery Learning tidak

menghendaki siswa yang secara intelektual cerdas tanpa diimbangi oleh sikap

dan keterampilan. Akan tetapi, pembelajaran Discovery Learning bertujuan

membentuk siswa yang cerdas sekaligus memiliki sifat positif secara motorik

terampil.

Dari konsep tujuan pembelajaran Discovery Learning, jelas

bahwa pembelajaran Discovery Learning ini berbeda dengan proses

pembelajaran yang ada selama ini. Selama ini pembelajaran diarahkan kepada

proses menghafalkan informasi yang disajikan guru saja, dengan ukuran

keberhasilan pembelajaran adalah sejauh mana siswa dapat menguasai materi

pelajaran yakni apakah materi itu dapat dipakai untuk kebutuhan hidup setiap

siswa, apakah siswa dapat menangkap hubungan materi yang dihafal dengan

pengembangan potensi yang dimilikinya. Oleh sebab itu, tidak heran kalau

proses pembelajaran yang selama ini digunakan tidak memperhatikan hakekat

mata pelajaran itu sendiri. Pada pelajaran bahasa indonesia ini misalnya, pada

hakekatnya pembelajaran bahasa indonesia bertujuan untuk melatih cara

berpikir kreatif dan bernalar siswa dalam menarik kesimpulan;

mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi penemuan

dengan mengembangkan pikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu;

mengembangkan kemampuan memecahkan masalah; mengembangkan

kemampuan menyampaikan informasi dan mengkomunikasikan gagasan baik

secara lisan ataupun tulisan.

Dari penjelasan di atas, maka pembelajaran Discovery

Learning merupakan salah satu bentuk inovasi dalam memperbaiki kualitas


proses belajar mengajar yang bertujuan untuk membantu siswa agar bisa

belajar mandiri dan kreatif, sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang dapat membentuk kepribadian siswa. Dengan

kemampuan itu diharapakan lulusan dari SMP Negeri 1 Kokop ini menjadi

anggota masyarakat yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang

diharapkan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penerapan pembelajaran Discovery Learning yang

dilaksanakan sebanyak dua siklus seperti yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1) Strategi pembelajaran Discovery Learning dilaksanakan melalui enam

tahapan yakni 1) Pemberian rangsangan (stimulation), 2)

Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement), 3) Pengumpulan

data (data collection), 4) Pengolahan data (data processing), 5) Pembuktian

(verification); dan 6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).

Pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan keterampilan

berbicara, ini terlihat dari ketercapaian pada siklus I yakni sebesar

65,625%, siklus II mencapai 97,06%, sedangkan pada siklus III mencapai

98,53%. Peningkatan ini ditandai dengan semakin aktifnya siswa dalam

melakukan diskusi, mayoritas siswa sudah berani bertanya dan

mengunggkapkan gagasannya, selain itu juga siswa sudah mampu mencari

solusi lain dari suatu jawaban yang telah ada sebelumnya.

2) Aktivitas siswa selama penerapan pembelajaran Discovery alearning

menunjukkan rata-rata yang sangat baik yakni sebesar 92,86%. Aktivitas

siswa ini dapat dilihat dari kegiatan siswa yang meliputi: mendengarkan

penjelasan guru atau teman, mencermati materi yang sesuai dengan yang

sedang dipelajari, bekerja menyelesaikan masalah, berdiskusi, menyajikan


hasil pemecahan masalah, memberi banyak gagasan dalam menyelesaikan

masalah dan menyimpulkan pelajaran.

3) Ketuntasan belajar siswa setelah dilakukan perbaikan pelaksanaan

tindakan yakni pada siklus III diperoleh skor atau nilai tes yang secara

klasikal telah mencapai ketuntasan belajar yakni sebesar 90,74%.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar

proses belajar mengajar Bahasa Indonesia lebih efektif dan lebih memberikan

hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan Pembelajaran Discovery Learning dengan pemberian

tugas memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus

mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan

dengan Pembelajaran Berbasis Aktivitas dengan pemberian balikan dalam

proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan berbagai metode, walau dalam taraf yang

sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau

mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan di SMP Negeri 1 Kokop Bangkalan

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan

agar diperoleh hasil yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi . 2002. Metodologi Penelitian. Bandung:Rieneka Cipta


Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta
Hamalik, Oemar. 2005a. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
sistem. Jakarta: Bumi aksara.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Modul Model pembelajaran PPG Daljab. 2019. Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: Refika Aditama.
https://blog.ruangguru.com/mengidentifikasi-teks-prosedur 6 Oktober 2020
jam: 19:10 Wib
Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
Sekolah : SMP Negeri 1 Kokop
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/ ganjil
Materi Pokok : Teks Prosedur
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca teks atau menonton video, siswa dapat Mengidentifikasi pengertian, tujuan,
ciri, dan jenis teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat ( cara
memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll ).
B. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan :
1. Guru mengucapkan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran melalui (Google
Zoom.)
2. Guru menyapa, memeriksa kehadiran peserta didik, dan menanyakan kondisi
peserta didik serta menganjurkan mengikuti aturan pemerintah tentang Covid 19.
(presensi melalui Whatsapp Group.)
3. Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari, yaitu mengidentifikasi ciri isi
teks prosedur. (sinkronus melalui Whatsapp Group.)
4. Guru menyampaikan motivasi tentang tujuan dan manfaat mempelajari materi
“Teks Prosedur” dan menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang
akan dicapai, serta langkah-langkah pembelajaran. (Google Zoom.)
Kegiatan Inti:
1. Guru memberikan rangsangan (contoh teks prosedur) untuk memusatkan perhatian
siswa pada materi.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan jawaban
sementara atas pertanyaan yang diajukan. (Google Zoom.)
3. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi yang telah dibaca.
4. Peserta didik mengolah data yang didapat tentang teks prosedur.
5. Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan
hasil pengolahan data.
6. Peserta didik mengerjakan LKPD.
7. Peserta didik menyampaikan hasil yang telah dikerjakan mengenai ciri teks
prosedur beserta jenisnya.
Penutup :
1. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan terkait materi pembelajaran.
2. Guru mengingatkan peserta didik untuk mengumpulkan/mengunggah tugas sesuai
dengan waktu yang sudah ditentukan.
3. Guru memberitahukan materi pembelajaran selanjutnya yaitu memerinci dan
menelaah kaidah kebahasaan teks prosedur.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam.

C. Penilaian

NO. Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian


1. Sikap Pengamatan aktivitas di Selama pembelajaran
kelas dan kerja kelompok berlangsung dan saat
diskusi kelompok
2. Pengetahuan Kemampuan siswa dalam Pada saat pengumpulan
menyelesaikan LKPD tugas
3. Keterampilan Kemampuan siswa dalam Pada saat presentasi
mempresentasikan ciri dan
jenis teks prosedur

Bangkalan, 9 Oktober 2020

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Bahasa Indonesia

BUDIYONO, S. Pd, M. Pd ROKIP, S. Pd.


MEDIA PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 1 KOKOP


MATA PELAJARAN :BAHASA INDONESIA
KELAS : VII

KOMPETENSI DASAR

3.5. Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat
( cara memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll ) dari
berbagai sumber yang dibaca dan di dengar.

INDIKATOR

3.5.1 Mengidentifikasi tujuan, ciri umum dan jenis-jenis teks prosedur


TUJUAN

1. Setelah membaca teks atau menonton video, siswa dapat Mengidentifikasi pengertian, tujuan,
ciri, dan jenis teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat ( cara
memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll ).

Deskripsi

Pengertian teks prosedur


Teks prosedur adalah teks yang berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan. Teks ini diklarifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu teks yang memuat cara
penggunaan alat, benda, atau sejenisnya, teks yang memuat cara melakukan suatu aktivitas, dan
teks yang berisi kebiasaan atau sifat tertentu.Teks prosedur bertujuan untuk membantu
seseorang memahami bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu dengan tepat.
Ciri-ciri Teks Prosedur
Teks prosedur dapat dengan mudah dibedakan dengan jenis teks lainnya. Berikut merupakan
ciri-ciri teks prosedur:
Berisi langkah-langkah kegiatan yang dapat berupa poin-poin ataupun paragraf.
Teks prosedur umumnya berbentuk poin-poin yang berisikan langkah-langkah kegitan. Setiap
poin berkaitan dan menunjukan urutan langkah yang harus dilakukan. Namun, ada pula teks
prosedur yang berbentuk paragraf dan tidak menggunakan angka sebagai urutan. Teks ini
terkadang dapat menyerupai teks narasi karena menggunakan konjungsi temporal.
Menggunakan kalimat saran dan larangan.
Kalimat saran dalam teks prosedur bertujuan untuk mengarahkan seseorang melakukan sesuatu
agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Begitupula dengan kalimat larangan, yaitu agar
seseorang tidak melakukan langkah yang salah.
Disusun secara sistematis dan dijelaskan secara detail
Teks prosedur berisi langkah-langkah yang sistematis dan runut. Setiap langkah juga dijelaskan
secara detail agar pembaca dapat memahami langkah yang akan dilakukan.
Berisi informasi yang bersifat objektif.
Tek prosedur berisi informasi yang bermanfaat untuk semua orang. Informasi yang disampaikan
juga bersifat objektif, berdasarkan percobaan, atau analisis, bukan khayalan penulis.
Terdapat bilangan urutan atau angka yang menunjukan urutan/langkah prosedur.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa teks prosedur dibuat menggunakan tahapan.
Umumnya ditulis menggunakan angka, tetapi untuk teks yang berupa paragraf akan terdapat
urutan langkah yang ditunjukkan dengan kata seperti, pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
Jenis-jenis Teks prosedur
1. Teks prosedur sederhana
Teks ini berisi langkah-langkah yang sederhana, umumnya terdiri atas 2 hingga 4 langkah.
Contohnya prosedur mengoperasikan setrika, menyalakan komputer, dan menyalakan TV.
Berikut merupakan contoh teks prosedur sederhana tentang membuat keranjang.
2. Teks prosedur kompleks
Teks prosedur kompleks terdiri atas banyak langkah yang setiap langkahnya berkaitan dengan
langkah lainnya. Contohnya, prosedur pembuatan KTP ataupun mendaftar sekolah. Berikut
contoh teks prosedur kompleks, yaitu cara mencuci pakaian menggunakan mesin cuci.
3. Teks Prosedur Protokol
Teks prosedur protokol merupakan teks prosedur yang langkah-langkahnya sangat sederhana
dan mudah dipahami. Contohnya cara menyalakan komputer.
SOAL

1. Jelaskan Pengertian dari teks prosedur


2. Daftarlah kata/kalimat sebagai ciri teks prosedur
3. Sebutkan Jenis - jenis teks prosedur

PENGUMPULAN
TUGAS

Tugas dikumpulkan melalui grup whatsap


Media : Teks Prosedur “cara membuat teh manis”
Alat : HP Android (Aplikasi whatsapp)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 KOKOP


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Jenjang Kelas : VII
Semester :1
Nama Siswa :.................................
Kelas :.........................

3.5. Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat
(cara memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari
KD berbagai sumber yang dibaca dan didengar
3.5. Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat
(cara memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari
berbagai sumber yang dibaca dan didengar
yang diberikan guru.
3.5.1. Mengidentifikasi tujuan, ciri umum dan
jenis-jenis teks prosedur
IPK

Melalui penugasan peserta didik dapat mengidentifikasi informasi dalam teks prosedur
tentang membuat nasi goreng dari link yang diberikan guru.
TP

Materi : Teks deskripsi

Petunjuk kegiatan belajar

Kerjakan tugas di bawah ini secara individu!


1. Kerjakan tugas tersebut di dalam buku tulismu!
2. Tugas yang kamu kerjakan supaya memudahkan diselesaikan, silakan meminjam buku di
perpustakaan sekolah atau lewat internet!
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
a. Apa yang dimaksudkan dengan teks prosedur?
b. Apa ciri umum teks prosedur?
c. Tulislah dan jelaskan jenis-jenis teks prosedur!
4. Perhatikan supaya tugas yang kamu kerjakan rapih dan bersih!
Kumpulkan tugas yang kamu kerjakan untuk dinilai oleh gurumu melalui whatsap grup

Cara Membuat The Manis

Teh manis adalah minuman popular yang biasa menemani sarapan pagi atau makan cemilan
di sore hari. Membuat teh manis tidaklah sulit. Mari kita simak cara membuatnya.
Bahan-bahan:
1. kantung teh celup
2. gula secukupnya
3. air hangat
Alat-alat:
1. 1 buah gelas,
2. 1 buah sendok
Cara membuat:
1. Tuangkan air hangat ke dalam gelas dengan takaran sesuai yang diinginkan.
2. celupkan kantung teh ke dalam gelas yang sudah terisi air hangat.
3. jangan lupa masukkan gula secukupnya, aduk air hingga gula larut.
4. Jika sudah, teh siap untuk disajikan

Pertanyan-pertanyaan
a. Apa yang dimaksudkan dengan teks prosedur?
b. Apa ciri umum teks prosedur?
c. Tulislah dan jelaskan jenis-jenis teks prosedur!
EVALUASI PEMBELAJARAN DARING SMPN 1 KOKOP
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KELAS : VII
SEMESTER : GANJIL
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
BENTUK NO
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR Skor
SOAL SOAL
1 3.5. Mengidentifikasi teks prosedur tentang 3.5.1. Mengidentifikasi tujuan, ciri umum dan
cara melakukan sesuatu dan cara membuat jenis-jenis teks prosedur
1. Uraian 1. 50
(cara memainkan alat musik/tarian daerah,
cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari
2. Uraian 2. 50
berbagai sumber yang dibaca dan didengar

KARTU SOAL

KARTU SOAL TEKS PROSEDUR


Tahun Ajaran 2020/2021

Jenis Sekolah : SMP Nama Penyusun : ROKIP, S. Pd.


Bahan Kelas : VII Unit Kerja : SMPN 1 KOKOP
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kurikulum : 2013

KD SUMBER BELAJAR :
3.5.Mengidentifikasi  https://www.youtube.com/watch?v=biwLHUoPdPA
teks prosedur  Buku referensi TitikHarsiati, 2016. Bahasa IndonesiakelasVII. Jakarta: Kemdikbud
tentang cara
melakukan sesuatu No.
dan cara membuat Soal Rumusan Butir Soal
(cara memainkan 1 Simaklah video-video berikut!
alat musik/ tarian  https://www.youtube.com/watch?v=biwLHUoPdPA
daerah, cara  Setelah menyaksikan vidio dari dari link , jelaskan ciri kalimat dalam teks
membuat prosedur!
kulinerkhas daerah,
dll.) dari berbagai
Video 1
sumber yang dibaca
Tujuan
dan didengar.

No.
Soal Rumusan Butir Soal
2. Simaklah video-video berikut!

 https://www.youtube.com/watch?v=biwLHUoPdPA
 Setelah menyaksikan vidio dari dari link , Sebutkan jenis teks prosedur?

Video 1
Tujuan

Kunci Jawaban
Video 1
Tujuan 1. Menunjukkan penomoran dan
takaran, menggunakan Kalimat
perintah, dan menggunakan
kalimat saran.
2. Teks Prosedur kompleks
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
Sekolah : SMP Negeri 1 Kokop
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/ ganjil
Materi Pokok : Teks Prosedur
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca teks atau menonton video, siswa dapat Mengidentifikasi pengertian, tujuan,
ciri, dan jenis teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat ( cara
memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll ).
B. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan :
5. Guru mengucapkan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran melalui (Google
Zoom.)
6. Guru menyapa, memeriksa kehadiran peserta didik, dan menanyakan kondisi
peserta didik serta menganjurkan mengikuti aturan pemerintah tentang Covid 19.
(presensi melalui Whatsapp Group.)
7. Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari, yaitu mengidentifikasi ciri isi
teks prosedur. (sinkronus melalui Whatsapp Group.)
8. Guru menyampaikan motivasi tentang tujuan dan manfaat mempelajari materi
“Teks Prosedur” dan menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang
akan dicapai, serta langkah-langkah pembelajaran. (Google Zoom.)
Kegiatan Inti:
8. Guru memberikan rangsangan (contoh teks prosedur) untuk memusatkan perhatian
siswa pada materi.
9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan jawaban
sementara atas pertanyaan yang diajukan. (Google Zoom.)
10. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi yang telah dibaca.
11. Peserta didik mengolah data yang didapat tentang teks prosedur.
12. Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan
hasil pengolahan data.
13. Peserta didik mengerjakan tugas mendeskripsikan ciri dan jenis teks prosedur “cara
membuat the manis”.
14. Peserta didik menyampaikan hasil yang telah dikerjakan mengenai ciri teks
prosedur beserta jenisnya.
Penutup :
5. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan terkait materi pembelajaran.
6. Guru mengingatkan peserta didik untuk mengumpulkan/mengunggah tugas sesuai
dengan waktu yang sudah ditentukan.
7. Guru memberitahukan materi pembelajaran selanjutnya yaitu memerinci dan
menelaah kaidah kebahasaan teks prosedur.
8. Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam.

C. Penilaian

NO. Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian


1. Sikap Pengamatan aktivitas di Selama pembelajaran
kelas dan kerja kelompok berlangsung dan saat
diskusi kelompok
2. Pengetahuan Kemampuan siswa dalam Pada saat pengumpulan
menyelesaikan tugas tugas
mendeskripsikan ciri dan
jenis teks prosedur “cara
membuat the manis”.

Bangkalan, 9 Oktober 2020

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Bahasa Indonesia

BUDIYONO, S. Pd, M. Pd ROKIP, S. Pd.


MEDIA PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 1 KOKOP


MATA PELAJARAN :BAHASA INDONESIA
KELAS : VII

KOMPETENSI DASAR

3.5. Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat
( cara memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll ) dari
berbagai sumber yang dibaca dan di dengar.

INDIKATOR

3.5.1 Mengidentifikasi tujuan, ciri umum dan jenis-jenis teks prosedur


TUJUAN

1. Setelah membaca teks atau menonton video, siswa dapat Mengidentifikasi pengertian, tujuan,
ciri, dan jenis teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat ( cara
memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll ).

Deskripsi

Pengertian teks prosedur


Teks prosedur adalah teks yang berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan. Teks ini diklarifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu teks yang memuat cara
penggunaan alat, benda, atau sejenisnya, teks yang memuat cara melakukan suatu aktivitas, dan
teks yang berisi kebiasaan atau sifat tertentu.Teks prosedur bertujuan untuk membantu
seseorang memahami bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu dengan tepat.
Ciri-ciri Teks Prosedur
Teks prosedur dapat dengan mudah dibedakan dengan jenis teks lainnya. Berikut merupakan
ciri-ciri teks prosedur:
Berisi langkah-langkah kegiatan yang dapat berupa poin-poin ataupun paragraf.
Teks prosedur umumnya berbentuk poin-poin yang berisikan langkah-langkah kegitan. Setiap
poin berkaitan dan menunjukan urutan langkah yang harus dilakukan. Namun, ada pula teks
prosedur yang berbentuk paragraf dan tidak menggunakan angka sebagai urutan. Teks ini
terkadang dapat menyerupai teks narasi karena menggunakan konjungsi temporal.
Menggunakan kalimat saran dan larangan.
Kalimat saran dalam teks prosedur bertujuan untuk mengarahkan seseorang melakukan sesuatu
agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Begitupula dengan kalimat larangan, yaitu agar
seseorang tidak melakukan langkah yang salah.
Disusun secara sistematis dan dijelaskan secara detail
Teks prosedur berisi langkah-langkah yang sistematis dan runut. Setiap langkah juga dijelaskan
secara detail agar pembaca dapat memahami langkah yang akan dilakukan.
Berisi informasi yang bersifat objektif.
Tek prosedur berisi informasi yang bermanfaat untuk semua orang. Informasi yang disampaikan
juga bersifat objektif, berdasarkan percobaan, atau analisis, bukan khayalan penulis.
Terdapat bilangan urutan atau angka yang menunjukan urutan/langkah prosedur.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa teks prosedur dibuat menggunakan tahapan.
Umumnya ditulis menggunakan angka, tetapi untuk teks yang berupa paragraf akan terdapat
urutan langkah yang ditunjukkan dengan kata seperti, pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
Jenis-jenis Teks prosedur
1. Teks prosedur sederhana
Teks ini berisi langkah-langkah yang sederhana, umumnya terdiri atas 2 hingga 4 langkah.
Contohnya prosedur mengoperasikan setrika, menyalakan komputer, dan menyalakan TV.
Berikut merupakan contoh teks prosedur sederhana tentang membuat keranjang.
2. Teks prosedur kompleks
Teks prosedur kompleks terdiri atas banyak langkah yang setiap langkahnya berkaitan dengan
langkah lainnya. Contohnya, prosedur pembuatan KTP ataupun mendaftar sekolah. Berikut
contoh teks prosedur kompleks, yaitu cara mencuci pakaian menggunakan mesin cuci.
3. Teks Prosedur Protokol
Teks prosedur protokol merupakan teks prosedur yang langkah-langkahnya sangat sederhana
dan mudah dipahami. Contohnya cara menyalakan komputer.
SOAL

1. Jelaskan Pengertian dari teks prosedur


2. Daftarlah kata/kalimat sebagai ciri teks prosedur
3. Sebutkan Jenis - jenis teks prosedur

PENGUMPULAN
TUGAS

Tugas dikumpulkan melalui grup whatsap


Media : Teks Prosedur “cara membuat teh manis”
Alat : HP Android (Aplikasi whatsapp)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 KOKOP


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Jenjang Kelas : VII
Semester :1
Nama Siswa :.................................
Kelas :.........................

3.5. Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat
KD (cara memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari
berbagai sumber yang dibaca dan didengar
3.5. Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat
(cara memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari
berbagai sumber yang dibaca dan didengar
yang
3.5.1.diberikan guru.
Mengidentifikasi tujuan, ciri umum dan
IPK jenis-jenis teks prosedur

Melalui penugasan peserta didik dapat mengidentifikasi informasi dalam teks prosedur
tentang membuat nasi goreng dari link yang diberikan guru.
TP

Materi : Teks deskripsi

Petunjuk kegiatan belajar

1. Kerjakan tugas di bawah ini secara individu!


2. Kerjakan tugas tersebut di dalam buku tulismu!
3. Tugas yang kamu kerjakan supaya memudahkan diselesaikan, silakan meminjam buku di
perpustakaan sekolah atau lewat internet!
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
d. Apa yang dimaksudkan dengan teks prosedur?
e. Apa ciri umum teks prosedur?
f. Tulislah dan jelaskan jenis-jenis teks prosedur!
5. Perhatikan supaya tugas yang kamu kerjakan rapih dan bersih!
Kumpulkan tugas yang kamu kerjakan untuk dinilai oleh gurumu melalui whatsap grup
Cara Membuat The Manis

Teh manis adalah minuman popular yang biasa menemani sarapan pagi atau makan cemilan di
sore hari. Membuat teh manis tidaklah sulit. Mari kita simak cara membuatnya.
Bahan-bahan:
1. kantung teh celup
2. gula secukupnya
3. air hangat
Alat-alat:
1. 1 buah gelas,
2. 1 buah sendok
Cara membuat:
1. Tuangkan air hangat ke dalam gelas dengan takaran sesuai yang diinginkan.
2. celupkan kantung teh ke dalam gelas yang sudah terisi air hangat.
3. jangan lupa masukkan gula secukupnya, aduk air hingga gula larut.
4. Jika sudah, teh siap untuk disajikan

Pertanyan-pertanyaan
d. Apa yang dimaksudkan dengan teks prosedur?
e. Apa ciri umum teks prosedur?
f. Tulislah dan jelaskan jenis-jenis teks prosedur!
EVALUASI PEMBELAJARAN DARING SMPN 1 KOKOP
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KELAS : VII
SEMESTER : GANJIL
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
BENTUK NO
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR Skor
SOAL SOAL
1 3.5. Mengidentifikasi teks prosedur tentang 3.5.1. Mengidentifikasi tujuan, ciri umum dan
cara melakukan sesuatu dan cara membuat jenis-jenis teks prosedur
1. Uraian 1. 50
(cara memainkan alat musik/tarian daerah,
cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari
2. Uraian 2. 50
berbagai sumber yang dibaca dan didengar

KARTU SOAL

KARTU SOAL TEKS PROSEDUR


Tahun Ajaran 2020/2021

Jenis Sekolah : SMP Nama Penyusun : ROKIP, S. Pd.


Bahan Kelas : VII Unit Kerja : SMPN 1 KOKOP
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kurikulum : 2013

KD SUMBER BELAJAR :
3.6.Mengidentifikasi  https://www.youtube.com/watch?v=biwLHUoPdPA
teks prosedur  Buku referensi TitikHarsiati, 2016. Bahasa IndonesiakelasVII. Jakarta: Kemdikbud
tentang cara
melakukan sesuatu No.
dan cara membuat Soal Rumusan Butir Soal
(cara memainkan 1 Simaklah video-video berikut!
alat musik/ tarian  https://www.youtube.com/watch?v=biwLHUoPdPA
daerah, cara
 Teks prosedur cara membuat the manis
membuat
 Setelah menyaksikan vidio dari dari link , jelaskan ciri kalimat dalam teks
kulinerkhas daerah,
prosedur!
dll.) dari berbagai
sumber yang dibaca
Video 1
dan didengar.
Tujuan

No.
Soal Rumusan Butir Soal
2. Simaklah video-video berikut!

 https://www.youtube.com/watch?v=biwLHUoPdPA
 Teks prosedur cara membuat the manis
 Setelah menyaksikan vidio dari dari link , Sebutkan jenis teks prosedur?

Video 1
Tujuan

Kunci Jawaban
Video 1
Tujuan 1.
a. Terdapat langkah
pembuatan
b. Terdapat penomoran dan
takaran
c. Terdapat kalimat
perintah di bagaian
langkah nomor 1 dan 2
d. Terdapat kalimat saran
di bagian langkah nomor
3
2. Teks Prosedur dengan judul “
cara membuat the manis”
merupakan jenis teks prosedur
kompleks.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : UPTD SMP Negeri 1 Kokop

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Materi : Teks Prosedur

Alokasi Waktu : 2 x 40 Satu Pertemuan

A. Kompetensi Inti

KI DESKRIPSI
KOMPETENSI
Sikap Spritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
Sikap Sosial a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
e. bertanggung jawab,
f. responsif, dan
g. pro-aktif,
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
Pengetahuan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya, dan
e. humaniora
Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara:
Ketrampilan a. efektif,
b. kreatif,
c. produktif,
d. kritis,
e. mandiri,
f. kolaboratif,
g. komunikatif, dan
h. solutif,
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai
dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.6. Menelaah struktur 3.6.1. Menguraikan struktur teks prosedur dan ciri bagian-
dan aspek kebahasaan bagiannya.
teks prosedur
melakukan sesuatu dan
cara membuat (cara
memainkan alat
musik/tarian daerah,
cara membuat kuliner
khas daerah, dll.) dari
berbagai sumber yang
dibaca dan didengar.
4.6. Menyajikan data 4.6.1. Merencanakan penulisan teks prosedur.
rangkaian kegiatan ke
dalam bentuk teks
prosedur (tentang cara
memainkan alat musik
daerah, tarian daerah,
cara membuat
cinderamata, dll dengan
memperhatikan
struktur, unsur
kebahasaan, dan isi
secara lisan dan tulis .

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran materi Teks Prosedur dengan menggunakan Model Discovery
Learning, peserta didik diharapkan jujur dan teliti dalam menguraikan dan merencanakan
teks prosedur dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ide-ide baru
berdasarkan berbagai sumber belajar. Kalian juga diharapkan teliti dan objektif, mampu
bekerja sama, serta terampil dalam melakukan percobaan untuk menyelidiki teks prosedur
dan mengomunikasikannya dalam bentuk laporan tertulis.

D. Materi Pembelajaran

Bab 3. Teks Prosedur

Pengetahuan
1. Struktur teks prosedur
2. Ciri bagian Struktur teks prosedur

Keterampilan
1. Contoh Teks Prosedur
E. Media Pembelajaran

1. Media/Alat:
a. Power Point
b. LKPD
c. Aplikasi Google zoom dan WhatsApp
d. laptop, HP

F. Sumber Belajar
1. Buku Pengetahuan Bahasa Indonesia
2. Contoh Teks Prosedur
G. Kegiatan Pembelajaran

1. Teks Prosedur
a. Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.6.1 s.d 4.6.1.
b. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan

KEGIATAN WK
BELAJAR T
15’
Kegiatan pendahuluan dilakukan melalui vicon menggunakan aplikasi
google zoom secara klasikal.
a. Guru dan peserta didik melakukan doa awal pelajaran.
b. Guru menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis dengan
memberikan motivasi.
Guru mengecek kehadiran peserta
didik. Memberikan motivasi:
“Berfikir positif merupakan energi potensial yang luar biasa, mari
kita selalu berfikir positif agar tetap sehat dan terhindar Covid-19.
Berfikirlah positif, bahasa indonesia itu mudah”

c. Guru memberikan pertanyaan pada peserta didik tentang materi


sebelumnya, yaitu terkait materi cerita fantasi.
StrAtegi:
Pertanyaan: Apakah itu teks prosedur?
Arah jawaban:
Teks prosedur adalah teks yang berisi panduan tata cara membuat,
memainkan, dan melakukan sesuatu.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada materi Teks


Prosedur.
StrAtegi:
Tujuan pembelajaran:
Setelah membaca teks atau menonton video, siswa dapat
menguraikan struktur dan merencanakan teks prosedur tentang cara
melakukan sesuatu dan cara membuat ( cara memainkan alat musik/
tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll ).

e. Guru menyampaikan garis besar cakupan kegiatan dan teknik


penilaian yang akan dilakukan.
StrAtegi:
1) Kegiatan belajar secara berkelompok-diskusi, dipandu:
(Bab Teks Prosedur): Aktivitas 3.6.1s/d 4.6.3
2) Agenda:
(a) Penjelasan umum (mengamati dan identifikasi pertanyaan)
(b) Mencari berbagai informasi untuk menemukan materi yang
dipelajari.
(c) Pendampingan oleh guru dalam mengolah informasi dan
konvirmasi/presentasi hasil temuannya.
(d) Menyimpulkan
(e) Ada pretes dan postes singkat
(f) Penilaian berupa penugasan.

Pembentukan kelompok:
Guru mengarahkan peserta didik untuk membentuk kelompok.
Kemudian mengarahkan untuk saling sapa, salam, dan senyum.

Pretes:
1. Sebutkan struktur teks prosedur?
Kegiatan Inti

KEGIATAN WKT
BELAJAR
Fase mengamati stimulus dan mengidentifikasi masalah dilakukan
melalui
10’
vicon menggunakan aplikasi google zoom secara klasikal.
Mengamati stimulus
1. Peserta didik diarahkan untuk mengamati stimulus terkait teks
prosedur.
StrAtegi:
Peserta didik mengamati contoh teks prosedur seperti yang
ditunjukkan oleh guru:

Mengidentifikasi masalah
2. Peserta didik diarahkan untuk merumuskan pertanyaan/rumusan
masalah terkait hasil pengamatan dan tujuan pembelajaran di dalam
kelompoknya.
Fase mengumpulkan data dan mengolah data dilakukan melalui vicon
menggunakan aplikasi google zoom secara kelompok.

Mengumpulkan data
3. Peserta didik melakukan kegiatan tentang pengumpulan
inforamasi/data terkait materi Teks prosedur dan rumusan
pertanyaan di dalam kelompoknya dengan bimbingan guru.

StrAtegi:
Peserta didik melakukan komunikasi dan berkolaborasi dalam
kelompoknya dan mampu bekerja dengan teliti, jujur, dan objektif.
Dengan langkah-langkah: 30'
 Mencermati panduan pada (Bab Teks Prosedur): Aktivitas 3.6.1
s/d 4.6.1
 Mencari informasi yang dibutuhkan dari buku Teks sesuai
petunjuk. Pencarian informasi dapat dikembangkan dari sumber-
sumber belajar lain seperti youtube dan Web lain.
 Mencatat informasi yang diperoleh langsung pada buku Tugas.
Guru melakukan pendampingan/bimbingan dalam kelompok secara
bergantian.

Mengolah data
4. Peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah informasi/data
terkait materi Teks Prosedur di dalam kelompoknya dengan
bimbingan guru.
StrAtegi:
 Peserta didik menjawab rumusan pertanyaan dan pertanyaan-
pertanyaan di LKPD secara berkelompok (berdiskusi).
Peserta didik diharapkan dapat memperoleh dan mengajukan ide-
ide baru untuk mengolah informasi/data tersebut.
 Peserta didik membuat catatan sebagai hasil pengolahan data
tentang Teks Prosedur.

Fase memverifikasi dilakukan melalui vicon menggunakan aplikasi


google zoom secara kelompok dan/atau klasikal.
Memverifikasi
5. Secara berkelompok, peserta didik melakukan verifikasi hasil
pengolahan data terkait materi Teks Prosedur kepada guru.
StrAtegi:
Verifikasi dilakukan dengan pengecekan hasil(catatan penting) oleh guru
dan/atau satu/dua kelompok presentasi ke depan dan dilakukan
pembahasan oleh guru.
Fase menggeneralisasi dilakukan melalui vicon menggunakan aplikasi
google zoom secara klasikal.
Menggeneralisasi
6. Peserta didik membuat simpulan dari hasil pengolahan data dan
verifikasi terkait materi:
(1) Struktur Teks Prosedur
(2) Ciri isi struktur Teks Prosedur

StrAtegi:
 Siswa menuliskan simpulan dengan menuliskan hasil pengolahan
data yang telah diverifikasi oleh guru pengajar.
7. Guru memberikan pembahasan contoh soal untuk menambah
pemahaman peserta didik.
Kegiatan PenUTUP

KEGIATAN WK
BELAJAR T
Guru menutup pelajaran melalui vicon menggunakan aplikasi google
meet
secara klasikal dengan: 15’

a. Menyusun simpulan bersama peserta didik tentang materi Teks


Prosedur.
StrAtegi:
Simpulan yang disusun meliputi:
(1) Struktur Teks Prosedur
(2) Ciri isi struktur Teks Prosedur

b. Memberikan refleksi dan/atau umpan balik pada peserta didik.


PosTes:
Memberikan pertanyaan berikut.
(1) Apa yang dimaksud struktur teks prosedur?
(2) Simpulkan urutan langkah dari perencanaan penyusunan teks
posedur?

c. Mendiskusikan tugas peserta didik.


StrAtegi:
 Penerapan:
Peserta didik diharapkan dapat menerapkan pengetahuannya
tentang Teks Prosedur dengan jujur dalam kehidupan sehari- hari
KEGIATAN WKT
BELAJAR
10’

d. Menjelaskan rencana pertemuan berikutnya.


StrAtegi:
 Materi selanjutnya: menelaah unsur kebahasaan teks prosedur
 Pelajari kembali Simpulan langkah teks prosedur sebagai dasar.
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap
Tekniknya observasi dan hasilnya dicatat dalam Jurnal Sikap.

b. Penilaian pengetahuan dan ketrampilan

Pert. Teknik Penilaian Instrumen


Materi Pembelajaran
ke- Pengetahuan Keterampilan Penilaian
Struktur teks prosedur
1 Penugasan Terlampir

2 Ciri isi Struktur teks Penugasan Terlampir


prosedur
Simpulan langkah teks
3 Kinerja Terlampir
prosedur
4 Penilaian Harian (tes
Tes Tulis Terlampir
Formatif)

2. Program remedial dan pengayaan


a. Program Remidial
- Untuk peserta didik yang memperoleh hasil Tes Formatif kurang dari KKM, peserta
didik tersebut harus mempelajari ulang materi dari indikator yang belum tuntas.
Belajar ulang dipandu oleh UKBM dan dapat dibimbing oleh guru pengajarnya.
KKM mata pelajaran Fisika adalah 80.
- Setelah belajar ulang, peserta didik dapat melakukan tes remidial untuk indikator
yang belum tuntas.

b. Program Pengayaan
 Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memperoleh hasil Tes Formatif
minimal sesuai KKM .
 Pengayaan berupa pengembangan materi yang telah dipelajari peserta didik.

Yang Mengesahkan Bangkalam, 6 November 2020

Kepala UPTD SMP Negeri 1 Kokop Guru Fisika

BUDIYONO, S. Pd, M. Pd ROKIP, S. Pd.


MEDIA PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 1 KOKOP


MATA PELAJARAN :BAHASA INDONESIA
KELAS : VII

KOMPETENSI DASAR

3.6. Menelaah aspek kebahasaan teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara
memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari berbagai sumber yang
dibaca dan didengar
4.6. Menyajikan data rangkaian kegiatan ke dalam bentuk teks prosedur (tentang cara memainkan alat
musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dll dengan memperhatikan struktur, unsur
kebahasaan, dan isi secara lisan dan tulis .

INDIKATOR

3.6.1 Menguraikan struktur teks prosedur dan ciri bagian-bagiannya.


4.6.1 Merencanakan penulisan teks prosedur.

TUJUAN

1. Setelah berdiskusi dengan anggota kelompoknya dalam googlee zoom, peserta didik mampu Menelaah
teks prosedur dari segi struktur dan kaidah bahasa.
2. Setelah berdiskusi dengan anggota kelompoknya dalam googlee zoom, peserta didik mampu
Merencanakan penulisan teks prosedur.

Deskripsi

Struktur Teks Prosedur

1. Pengantar atau pembuka


Teks prosedur umumnya diawali dengan judul, yang merupakan inti dari kegiatan yang akan dilakukan.
Kemudian, dilanjutkan bagian pengantar berupa kalimat interogatif sebagai pembuka teks sebelum masuk
ke topik yang dibahas. Pada bagian ini juga dijelaskan tujuan dari pembuatan teks prosedur atau hasil akhir
yang akan dicapai dalam melakukan tahapan-tahapan pada teks prosedur. Bagian pengantar dan pembuka
ini bersifat tentatif, sehingga tidak selalu ada dalam tiap teks prosedur.

2. Material
Pada bagian ini berisikan bahan-bahan, alat-alat, atau material yang diperlukan dalam melakukan kegiatan
ataupun membuat sesuatu. Contohnya dalam teks membuat makanan, akan dijelaskan bumbu dan bahan
apa saja yang akan digunakan. Kemudian, dalam teks prosedur cara melakukan sesuatu akan dijelaskan
alat-alat yang perlu disiapkan sebelum mulai melakukan kegiatan.

3. Langkah-langkah
Bagian ini berisikan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan
teks prosedur. Tahapan ini harus dilakukan secara runut dan tidak boleh ada tahapan yang terlewat ataupun
tertukar.

4. Simpulan
Setelah selesai melakukan kegiatan sesuai tahapan, di akhir teks prosedur terdapat simpulan kegiatan.
Bagian ini berupa kalimat atau paragraf yang menjelaskan hasil yang didapat setelah melakukan setiap
langkah kegiatan. Pada bagian ini juga terdapat saran dan tanggapan penulis terhadap kegiatan yang telah
dilakukan.

SOAL

1. Menguraikan struktur dalam teks prosedur.


2. Menyimpulkan pelaksanaan pembuatan teks prosedur.

PENGUMPULAN
TUGAS

Tugas dikumpulkan melalui grup whatsap


Media : Teks Prosedur “cara membuat nasi goreng”
Alat : HP Android (Aplikasi whatsapp)
1. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 3

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 KOKOP


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Jenjang Kelas : VII
Semester :1
Siswa :.................................
Kelas :.........................

3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks prosedur tentang cara melakukan
sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat
kuliner khas daerah, membuat cindera mata, dll.) dari berbagai sumber yang dibaca
dan didengar.
KD 4.6. Menyajikan data rangkaian kegiatan ke dalam bentuk teks prosedur (tentang cara
memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dll dengan
memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan isi secara lisan dan tulis .

3.6.1 Menguraikan struktur teks prosedur dan ciri bagian-bagiannya.


IPK 4.6.1 Merencanakan penulisan teks prosedur.

Melalui penugasan peserta didik dapat menelaah struktur dan merancang pembuatan teks
TP
prosedur.

Materi : Teks prosedur


Petunjuk kegiatan belajar

1. Kerjakan tugas di bawah ini secara kelompok yang terdiri atas 2 orang!
2. Kerjakan tugas tersebut di dalam buku tulismu!
3. Perhatikan supaya tugas yang kamu kerjakan rapih dan bersih!
4. Bacalah cuplikan teks posedur berikut!

Dari pada kamu repot-repot ngantri untuk membeli es kepal Milo hitz ini, sabaiknya kamu
bikin sendiri di rumah. Karena bahan-bahan dan cara pembuatannya cukup mudah.
Bahan:
1. 1/2 kaleng krimer kental manis
2. Es batu secukupnya, diserut atau diblender
3. 1 sdm cokelat bubuk
4. 8 sdm Milo bubuk
Cara membuat:
1. Blender es batu dengan menggunakan chopper. Taruh di mangkuk, bentuk kepal. Sisihkan.
2. Blender krimer kental manis, cokelat bubuk dan Milo bubuk hingga rata.
3. Sajikan Milo yang sudah diblender tadi di atas es kepal.
4. Taburkan toping sesuai selera, bisa taburan kacang atau remahan biskuit.
5. Es kepal Milo pun siap dihidangkan. Mudah sekali bukan? Selamat mencoba!

5. Uraikan struktur teks prosedur dan ciri bagiannya!


6. Perhatikan supaya tugas yang kamu kerjakan rapih dan bersih!
7. Kumpulkan tugas yang kamu kerjakan melalui whatsap grup untuk dinilai oleh guru!
EVALUASI PEMBELAJARAN DARING SMPN 1 KOKOP
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KELAS : VII
SEMESTER : GANJIL
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
BENTUK NO
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR Skor
SOAL SOAL
1 3.6 Menelaah struktur dan aspek 3.6.1 Menguraikan struktur teks prosedur dan ciri
kebahasaan teks prosedur tentang cara bagian-bagiannya.
melakukan sesuatu dan cara membuat
1. Uraian 1. 50
(cara memainkan alat musik/ tarian daerah,
cara membuat kuliner khas daerah,
membuat cindera mata, dll.) dari berbagai
sumber yang dibaca dan didengar.

2 4.6. Menyajikan data rangkaian kegiatan ke 4.6.1 Merencanakan penulisan teks prosedur.
dalam bentuk teks prosedur (tentang cara
memainkan alat musik daerah, tarian
daerah, cara membuat cinderamata, dll 2. Uraian 2. 50
dengan memperhatikan struktur, unsur
kebahasaan, dan isi secara lisan dan tulis .
KARTU SOAL

KARTU SOAL TEKS PROSEDUR


Tahun Ajaran 2020/2021

Jenis Sekolah : SMP Nama Penyusun : ROKIP, S. Pd.


Bahan Kelas : VII Unit Kerja : SMPN 1 KOKOP
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kurikulum : 2013

KD SUMBER BELAJAR :
3.7.Mengidentifikasi  https://www.youtube.com/watch?v=LYivD9QZjmI
teks prosedur  Buku referensi TitikHarsiati, 2016. Bahasa IndonesiakelasVII. Jakarta: Kemdikbud
tentang cara
melakukan sesuatu No.
dan cara membuat Soal Rumusan Butir Soal
(cara memainkan 1 Simaklah video-video berikut!
alat musik/ tarian
 https://www.youtube.com/watch?v=LYivD9QZjmI
daerah, cara
 Setelah menyaksikan vidio dari dari link , uraikan struktur teks prosedur
membuat
tersebut!
kulinerkhas daerah,
Video 1
dll.) dari berbagai
Tujuan
sumber yang dibaca
dan didengar.
No.
Soal Rumusan Butir Soal
1 Simaklah video-video berikut!

 Buatlah perencanaan contoh Teks prosedur

Kunci Jawaban
Video 1
Tujuan 1. Tujuan, bahan dan alat,
langkah-langkah.
2. Adapun langkah-langkah
yang harus ditempuh sebagai
berikut: menginventarisasi
kegiatan-kegiatan yang pernah
atau dapat dilakukan,
menentukan tema kegiatan,
membuat kerangka karangan,
menyistemisasi kerangka agar
mudah dipahami pembaca,
mengumpulkan bahan-
bahan/data, mengembangkan
kerangka menjadi teks prosedur,
menentukan judul, dan
melakukan penyuntingan.
Daftar Hasil Penilaian Siswa Kelas VII A
Pembelajaran Siklus 1
No. Nama Poin Soal
1 2 3
1. Alfia Nur Aline 30 35 35
2. Bahruddin 0 0 0
3. Dahlia Ramadhani 30 35 35
4. Diana Syafitri 30 0 35
5. Farida Laila 30 0 35
6. Fitri Kurnia 0 0 35
7. Ghurroh 0 0 35
8. Habibur Rohman 30 35 35
9. Horliyeh 30 0 35
10. Indra Wahyuni Syaputra 30 0 35
11. Korri’ Aina Syarif 30 35 35
12. Lisa Aulia 0 0 35
13. Luluk Latifah 30 0 0
14. Mahriyah 0 35 35
15. Moh. Ridwan 30 35 35
16. Moh. Roihan 30 35 35
17. Musarrofah 30 35 35
18. Mutmainnah 0 0 35
19. Nada Lujain 30 0 35
20. Nur Aini 30 0 35
21. Nurul Aini 30 0 35
22. Rahmat Efendy 30 0 35
23. Siti Aisyah 30 35 35
24. Siti Mutmainnatul Ula 30 0 35
25. Susanti 30 35 35
26. Uswatun Hasanah 30 35 35
27. Zuhroni 30 35 35
Presentase 77,78 44,44 88,89
Rata-rata 70,37

Guru Bahasa Indonesia

ROKIP, S. Pd
Daftar Hasil Penilaian Siswa Kelas VII A
Pembelajaran Siklus 2
No. Nama Poin Soal
1 2 3
1. Alfia Nur Aline 30 35 35
2. Bahruddin 30 0 0
3. Dahlia Ramadhani 30 35 35
4. Diana Syafitri 30 0 35
5. Farida Laila 30 0 35
6. Fitri Kurnia 30 35 35
7. Ghurroh 0 0 35
8. Habibur Rohman 30 35 35
9. Horliyeh 30 35 35
10. Indra Wahyuni Syaputra 30 35 35
11. Korri’ Aina Syarif 30 35 35
12. Lisa Aulia 30 35 35
13. Luluk Latifah 30 35 0
14. Mahriyah 30 35 35
15. Moh. Ridwan 30 35 35
16. Moh. Roihan 30 35 35
17. Musarrofah 30 35 35
18. Mutmainnah 30 35 35
19. Nada Lujain 30 35 35
20. Nur Aini 30 35 35
21. Nurul Aini 30 35 35
22. Rahmat Efendy 30 35 35
23. Siti Aisyah 30 35 35
24. Siti Mutmainnatul Ula 30 0 35
25. Susanti 30 35 35
26. Uswatun Hasanah 30 35 35
27. Zuhroni 30 35 35
Presentase 92,59 77,78 88,89
Rata-rata 86,42

Guru Bahasa Indonesia

ROKIP, S. Pd
Daftar Hasil Penilaian Siswa Kelas VII A
Pembelajaran Siklus 23
No. Nama Poin Soal
1 2
1. Alfia Nur Aline 50 35
2. Bahruddin 50 50
3. Dahlia Ramadhani 50 50
4. Diana Syafitri 50 50
5. Farida Laila 50 50
6. Fitri Kurnia 50 50
7. Ghurroh 50 50
8. Habibur Rohman 50 0
9. Horliyeh 0 50
10. Indra Wahyuni Syaputra 50 50
11. Korri’ Aina Syarif 50 50
12. Lisa Aulia 50 50
13. Luluk Latifah 50 50
14. Mahriyah 50 0
15. Moh. Ridwan 50 50
16. Moh. Roihan 50 50
17. Musarrofah 50 50
18. Mutmainnah 50 50
19. Nada Lujain 50 50
20. Nur Aini 0 50
21. Nurul Aini 50 50
22. Rahmat Efendy 50 50
23. Siti Aisyah 50 50
24. Siti Mutmainnatul Ula 50 0
25. Susanti 50 50
26. Uswatun Hasanah 50 50
27. Zuhroni 50 50
Presentase 92,59 88,89
Rata-rata 90,74

Guru Bahasa Indonesia

ROKIP, S. Pd

Anda mungkin juga menyukai