Anda di halaman 1dari 6

MODUL AJAR 2

Mengungkapkan Kritik Sosial Berdasarkan Fakta


A.IDENTITAS DAN INFORMASI UMUM
Penyusun Dra. Siti Sofiatun Nurulhuda
Institusi SMK Negeri 1 Purwakarta
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas / Semester X / Ganjil
Tahun Pelajaran 2022 - 2023
Alokasi Waktu 4 x 45’ (pertemuan ke -4)
Fase E
Elemen Berbicara dan mempresentasikan
Capaian Pembelajaran Peserta didik mampu mengevaluasi informasi berupa
Berbicara dan gagasan, pikiran,pandangan, arahan atau pesan dari
mempresentasikan berbagai jenis teks, misalnya deskripsi, laporan, narasi,
rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi, dari teks visual
dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat
dan tersirat.
Peserta didik menginterpretasi informasi untuk
mengungkapkan gagasan danperasaan simpati, peduli,
empati dan/atau pendapatpro/kontra dari teks visual dan
audiovisual secara kreatif. Peserta didik menggunakan
sumber lain untuk menilai akurasi dan kualitas data
sertamembandingkan isi teks.
Profil Pelajar Pancasila (1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, dan
Berakhlak Mulia, (2) Berkebinekaan Global, (3) Mandiri, (4)
Bergotongroyong, (5) Bernalar kritis, dan (6) Kreatif
Model Pembelajaran Project Base Learning
Moda Pembelajaran Tatap Muka
Bentuk Penilaian Jenis : Asesment kognitif dan nonkognitif
Bentuk : Tes unjuk kinerja
Instrumen : Tugas dan rubrik penilaian
Sumber Pembelajaran Buku paket : CerdasCergasBerbahasadanBersastra
Indonesiauntuk SMA/SMKKelas X

Sarana dan Prasarana 1. Internet


2. Hp
3. Artikel
4. Video stand up comedy
B. KOMPETENSI INTI

Pertemuan ke- 5
Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menyajikan lawakan tunggal ( stand
up comedy) secara santun

Pemahaman Bermakna Langkah-langkah membuat lawakan tunggal (stand up


comedy)
Pertanyaan Pemantik 1. Pernahkah kalian menonton stand up comedy?
2. Apa pesan yang kalian dapat dalam stand up comedy
yang kalian tonton?
3. Hal apa sajakah yang membuat stand up comedy
menarik ?
Kegiatan Pembelajaran 1.Kegiatan Pendahuluan (15’)
 Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, menanyakan kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
dipelajari pada pertemuan kali ini
 Guru melakukan apersepsi.

2.Kegiatan Inti (150’)


 Siswa mempelajari istilah yang terdapat dalam
naskah lawakan tunggal.
 Siswa diberi rambu-rambu terkait video lawakan
tunggal yang pantas untuk dibuat.
 Siswa diarahkan untuk mencari referensi contoh-
contoh video lawakan tunggal dari berbagai
sumber.
 Siswa diminta menyusun naskah lawakan tunggal.
 Siswa menampilkan lawakan tunggal yang dibuat.
 Selama presentasi, siswa diminta juga untuk
mengamati cara presentasi temannya secara
umum.
 Guru memberi apresiasi dan membahas sekilas
tentang cara presentasi yang dilakukan oleh siswa.
 Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya terkait pelajaran hari ini.
3.Kegiatan Penutup (15’)
 Guru memberikan apresiasi berupa pujian dan
menyampaikan kunci jawaban.
 Guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya atau menyampaikan pendapat.
 Peserta didik dan guru menyimpulkan
pembelajaran hari ini.
 Guru menutup pembelajaran.

Assesment  Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa: observasi,


penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
 Produk berupa: peta konsep/mindmap
 Performa berupa: diskusi kelas, dan presentasi
hasil karya peta konsep/mindmap
 Tes Lisan berupa: kuis
 Tes tertulis berupa: pilihan ganda dan esai
Remedial dan Pengayaan  Pengayaan : diberikan pada peserta didik dengan
capaian tinggi agar mereka dapat mengembangkan
potensi secara optimal
 Remedial : diberikan kepada peserta didik yang
membutuhkan bimbingan untuk memahami materi
atau pembelajaran mengulang
Refleksi Peserta Didik dan 1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran?
Guru 2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat diidentifikasi pada
kegiatan pembelajaran?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan ketika
berkegiatan dapat teratasi dengan baik?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswadalam kegiatan
pembelajaran ini?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap tuntas dalam
pelaksanaan pembelajaran?
7. Srategi apa yang harus dilakukan agar seluruh siswa
dapat menuntaskan kompetensi?

C. LAMPIRAN
Lampiran 1
Materi Pembelajaran
Cara menyusun naskah lawakan tunggal
Kali ini kalian akan membuat naskah lawakan tunggal. Sebelum membuatnya, pahamilah
beberapa istilah yang terdapat dalam naskah lawakan tunggal berikut.
1. Set up Set up merupakan bagian tidak lucu yang berperan sebagai pengantar lelucon
yang disampaikan. Bagian ini biasanya berisi informasi. Pada teks anekdot, set up berfungsi
sama dengan krisis.
Contoh: Anak saya itu memang jarang liburan.
2. Punch Punch atau punchline merupakan bagian yang mengandung unsur humor dan
seharusnya mengundang tawa penonton. Pada bagian ini, komika menyajikan kejutan atau
reaksi terhadap set up yang diberikan. Punch disebut juga sebagai pembelok pikiran
penonton karena berisi sesuatu yang di luar kewajaran atas set up yang diberikan. Pada teks
anekdot, punch berfungsi sama dengan reaksi.
Contoh: Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore dia
anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot,
anak saya jadi pos ronda.
3. Bit Sepasang kesatuan set up dan punch yang membahas satu subtema disebut dengan
bit. Sebuah naskah terdiri dari beberapa bit yang saling berkaitan. Bit merupakan bagian
kecil dari naskah lawakan tunggal.
Contoh: Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia
itu tamasya. Dari pagi sampai sore dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain
nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.
4. Rule of three Rule of three merupakan sebuah cara untuk mengundang tawa penonton.
Rule of three digunakan melalui penyampaian tiga hal atau contoh sesuatu, tetapi contoh
yang ketiga berupa hal yang lucu atau punch.
Contoh ketiga berisi hal yang tidak terduga, tetapi tetap masih berkaitan dengan contoh
sebelumnya.
Contoh: Dia bilang gini, “Bapak curang. Tidur di hotel, makan nasi kotak, tiap hari naik lift.”
Adapun hal yang perlu diperhatikan saat kalian menampilkan lawakan tunggal adalah
kesantunan dalam berbahasa. Meskipun anekdot atau lawakan tunggal mengandung unsur
kritik, kritik yang disampaikan harus santun tanpa menggunakan kata-kata kasar.
Penggunaan kata “maaf” atau “permisi” tidak dilarang dalam menyampaikan lawakan
tunggal, terlebih saat akan mengkritik orang yang ada di depan kita. Selain itu, kritik yang
disampaikan harus berdasarkan fakta yang valid agar kritik dapat lebih diterima oleh pihak
yang dikritik atau audiensi.
Kesantunan dalam berpakaian dan bersikap pun harus diperhatikan saat kalian ingin
menampilkan lawakan tunggal. Gunakanlah pakaian yang sopan, tetapi tetap nyaman.
Gunakanlah gestur atau gerak tubuh yang tidak membuat orang lain memikirkan sesuatu
yang kurang baik.
Lampiran 2
Setelah memahami istilah-istilah atau bagian dalam sebuah naskah lawakan tunggal, buatlah
sebuah naskah lawakan tunggal yang mengangkat tema fenomena sosial yang terjadi di
sekitar kalian. Kalian dapat menggunakan tabel berikut untuk membantu dalam membuat
naskah.
Tabel 1.1 Tabel kerangka naskah lawakan tunggal

Tema :
Judul :
Bit 1 Set up
Punch
Bit 2 Set up
Punch
Bit 3 Set up
Punch
dst

Tabel 1.2 Rubrik penilaian penampilan lawakan tunggal

No. Aspek Penilaian Nilai dan Kriteria Penilaian


4 3 2 1
1 Sistematika Materi Materi Materi Materi
presentasi presentasi Presentasi Presen tasi Presentasi
disajikan disajikan disajikan disajikan
secara secara secara secara tidak
runtut runtut, kurang runtut dan
tetapi runtut dan tidak
kurang tidak sistematis
sistematis sistematis.
2 Penggunaan bahasa Bahasa yang Bahasa yang Bahasa yang Bahasa yang
digunakan digunakan digunakan digunakan
sangat cukup agak sulit sangat sulit
mudah mudah dipahami. dipahami.
dipahami. dipahami.
3 Ketepatan intonasi Intonasi Intonasi Intonasi Intonasi
dan kejelasan tepat dan kurang kurang tepat tidak tepat
artikulasi artikulasi tepat, tetapi dan dan
jelas. artikulasi artikulasi artikulasi
jelas kurang jelas. tidak jelas.
4 Kesantunan dalam Menggunaka Menggunaka Menggunaka Menggunaka
berbicara dan n bahasa n bahasa n bahasa n bahasa
bersikap dan sikap yang santun, yang kurang dan sikap
yang santun. tetapi sikap santun, yang kurang
kurang tetapi sikap santun.
santun santun.
Mengetahui, Purwakarta, Juli 2022
Kepala SMKN 1 Purwakarta Guru Mata Pelajaran,

Drs.H. Wawan Cakra Herawan, M.Pd. Dra. Siti Sofiatun Nurulhuda


NIP. 196405051988031006 NIP. 196803311997022001

Anda mungkin juga menyukai