Anda di halaman 1dari 17

RENCANA DAN PROGRAM PENYELENGARAAN

PERPUSTAKAAN DIGITAL
SMP NEGERI 1 ADIWERNA

DISUSUN OLEH:

Nama : DWI PRAYOGO, S.I.Pust


No. Induk : 165
Instansi : SMP Negeri 1 Adiwerna
Alamat : Jalan Raya Selatan Banjaran
Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa Tengah

LEMBAGA PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


BINA PUSTAKA JAKARTA
DIKLAT TERTULIS PERPUSTAKAAN DIGITAL
2019
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………… i


Daftar Isi …………………………………………………… ii
Prakata …………………………………………………… iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………………… 1
Rumusan Masalah …………………………………………………… 2
Tujuan …………………………………………………… 2
BAB I TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Pustaka …………………………………………………… 3
Kajian Teori …………………………………………………… 4
Hakikat Perpustakaan …………………………………………………… 4
Karakteristik Perpustakaan Digital ……………………………………… 5
Keunggulan Perpustakaan Digital …………………………………… 6
Kelemahan Perpustakaan Digital …………………………………… 7
BAB II PEMBAHASAN
Persiapan Perpustakaan Digital SMP Negeri 1 Adiwerna ……………… 8
Strategi Pengembangan Perpustakaan Digital SMP Negeri 1 Adiwerna .. 9
Proses Pengembangan Perpustakaan Digital …………………………… 10
Infrastruktur Perpustakaan Digital …………………………………… 11
BAB III PENUTUP
Simpulan …………………………………………………………… 13
Saran …………………………………………………………… 13
Daftar Pustaka …………………………………………………… 14
PRAKATA

Alhamdulilah hirabbilalamin segala puji bagi Allah SWT yang telah


memberikan kemudahan, sehingga karya tulis ilmiah ini bisa selesai tepat waktu,
tanpa pertolonganNYA mungkin penyusun tidak bisa menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini dengan baik.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca dapat menambah ilmu
dan bahkan mempraktikkan Perpustakaan Digital di sekolah maupun yang dinas
lainnya, yang kami sajikan berdasarkan dari modul pembelajaran perpustakaan
yang kami dapat dalam proses diklat perpustakaan digital Bina Pustaka Jakarta.
Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang
datang dari penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya tugas ini dapat
terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada pihak Diklat Tertulis
Perpustakaan Digital Bina Pustaka Jakarta yang telah memberikan wawasan
melalui modul yang diberikan kepada kami, kepada Orangtua, Kepala Sekolah
dan teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca. Walaupun makalah ini mempunyai kelebihan dan kekurangan,
penyusun mohon untuk kritik dan sarannya. Terimakasih.

Adiwerna, 8 Oktober 2019

Penyusun
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Perpustakaan adalah kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita,
perpustakaan adalah tempat menyimpan bahan koleksi baik cetak maupun non
cetak yang didalamnya mengandung ilmu pengetahuan dan informasi terkait,
dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih ini perpustakaan
berkembang menjadi perpustakaan yang cara pelayanannya sudah
menggunakan system otomasi dan sekarang banyak bermunculan perpustakaan
digital.
Sering kita mendengar istilah membaca adalah jendela dunia, dengan
membaca kita bisa seakan-akan “berkeliling dunia”. Berkeliling dunia dalam
tanda kutip, karenamemang raga kita tidak sungguh-sungguh pergi berjalan-
jalan keliling dunia, melainkan jiwa, pikiran, dan imajinasi kita yang melalang
buana keliling dunia.
Buku ada bermacam-macam jenisnya, ada buku pengetahuan, novel,
dongeng, motivasi, travelling, dan lain sebagainya. Tiap-tiap jenis buku
tersebut memiliki isi dan gaya bahasa yang berbeda-beda. Tiap kata demi kata
di dalam buku memiliki arti yang dapat mendeskripsikan suatu situasi yang
dapat kita proyeksikan dalam imajinasi atau pikiran kita. Maka, lewat
membaca buku kita juga bisa merasakan banyak perasaan, baik itu rasa cinta,
kesedihan, amarah, motivasi, kegembiraan dan yang paling penting adalah kita
juga bisa menimba ilmu seluas-luasnya.
Di jaman globalisasi ini buku memang dapat kita baca dengan fisiknya
atau juga bisa dengan digital. Maka kita bisa membaca buku kapanpun dan
dimanapun. Namun, sayangnya menurut Duta Baca Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia Minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah
dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Dari 61 negara, Indonesia
menempati urutan ke-60 terkait dengan minat baca. Dikala ada banyak dan
mudahnya akses membaca buku sekarang ini. Hal ini tentu menjadi sangat
memprihatinkan.
Berikut, beberapa penyebab yang mungkin bisa kita renungkan dari
rendahnya minat baca di Indonesia saat ini. 1.) Lingkungan Sekitar, 2.)
Generasi Serba Instan, 3.) Gadget, 4.) Game Online dan Sosial Media, 5.) Diri
Sendiri. (www.gramedia.com 18 juli 2018)
Berdasarkan data pengunjung Perpustakaan SMP Negeri 1 Adiwerna
minat baca dari siswa mengalami penurunan dari tahun ke tahun,
perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi selain
dari lingkungan/pergaulan sekitar, dengan meningkatnya penggunaan gadget
menjadikan anak-anak tidak terlalu tertarik lagi dengan buku-buku
konvensional yang selama ini menjadi bahan bacaan di perpustakaan SMP
Negeri 1 Adiwerna untuk membantu dan mendukung dalam kegiatan belajar.
Melihat permasalahan yang terjadi diatas penulis memiliki rencana dan
program untuk mengadakan perpustakaan digital di SMP Negeri 1 Adiwerna,
agar siswa-siswi dapat menggunakan koleksi yang ada di perpustakaan SMP
Negeri 1 Adiwerna tidak harus pada jam sekolah melainkan bisa diakses
melalui digital kapan dan dimanapun siswa-siswi berada sebagai bahan
referensi tugas yang diberikan oleh guru, maupun untuk membaca bacaan lain
untuk menambah wawasan diri sendiri.

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara mempersiapkan Perpustakaan Digital di SMP Negeri 1
Adiwerna?
2. Bagaimana strategi pengembangan Perpustakaan Digital di SMP Negeri
1 Adiwerna?

III. Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tujuan karya tulis ilmiah ini
adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan persiapan Perpustakaan Digital di SMP Negeri 1
Adiwerna.
2. Menjelaskan strategi pengembangan Perpustakaan Digital di SMP
Negeri 1 Adiwerna.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Kajian Pustaka


Kajian pustaka berfungsi untuk memberikan pemaparan tentang
penelitian sebelumnya yang relevan dengan karya tulis ilmiah ini. Tujuan dari
kajian pustaka adalah untuk menjaga orisinalitas penelitian atau memberikan
gambaran adanya perbedaan karya tulis ilmiah ini dengan penelitian-penelitian
sejenis. Beberapa kajian pustaka yang berkaitan dengan kary tulis ilmiah ini
antara lain penelitian yang dilakukan oleh kovariansi (2013), Harijanto (2015),
dan widayanti (2015).
Akses terbuka (open accesss) terhadap konten lokal (local content)
dalam sebuah repositori melalui perpustakaan digital telah memberikan
banyak keuntungan. Baik bagi peneliti, bagi institusi, masyarakat umum, bagi
pelajar atau mahasiswa, dan bahkan bagi perpustakaan itu sendiri. Tulisan ini
berusaha menjabarkan beberapa keuntungan dan manfaat dari sebuah akses
terbuka yang dirangkum dari berbagai sumber agar lebih mudah dipahami
oleh seluruh kalangan akademisi pada khususnya (Kovariansi, 2013).
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang di singkat ICT
(Information and Communication Technology) membawa perubahan dalam
berbagai sektor, termasuk dunia perpustakaan. Perkembangan internet dan
perkembangan sumber informasi baru begitu cepat sehingga menuntut
perpustakaan untuk melakukan suatu langkah perubahan, baik dalam bentuk
koleksi maupun dalam hal pola pelayanannya. Perpustakaan digital
menawarkan kemudahan bagi para penggunanya untuk mengakses sumber
informasi elektronik dengan alat yang menyenangkan pada waktu dan
kesempatan yang terbatas. Pengguna tidak lagi terikat secara fisik pada jam
layanan perpustakaan dimana pengguna harus mengunjungi perpustakaan
untuk mendapatkan informasi. Oleh karena itu, perpustakaan digital dapat
memfasilitasi dan memecahkan persoalan keterbatasan akses tersebut.
(Widayanti, 2015).
Proses pendidikan tinggi saat ini telah banyak mengalami kemajuan,
seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu
penggunaan teknologi informasi untuk mendukung proses pendidikan di
perguruan tinggi telah menjadi sebuah kebutuhan. Salah satu proses yang
paling penting dalam pendidikan untuk siswa adalah proses pembelajar, atau
biasa disingkat PBM. Untuk meningkatkan proses belajar mengajar dapat
dilakukan dengan menggunakan digital library sebagai sumber pustaka atau
referensi bagi siswa. Penelitian ini akan menjelaskan tentang desain dan
implementasi dari software perpustakaan digital menggunakan Slims digital
library dengan cloud computing menggunakan Proxmox Server untuk
dimplementasi sistem pada digital library terpusat, hal tersebut menghemat
biaya infrastruktur dan pemeliharaan server komputer. Pada cloud computing
server dibuat 4 server digital library dengan uji coba dijalankan secara
bersamaan, hasilnya server berjalan dengan baik pada cloud computing server
menggunakan Proxmox Server (Harijanto, 2015).
Pada dasarnya dari beberapa jurnal diatas konsep dan rencana program
perpustakaan digital dari jurnal diatas dan perpustakaan digital yang akan
kami implementasikan di SMP Negeri 1 Adiwerna tidak akan jauh berbeda
yaitu menggunakan sistem basis data, mungkin hanya pada sasaran pemustaka
dan isi koleksinya.

1.2 Kajian Teori


Landasan teori yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini berdasarkan
dari beberapa teori yang berkaitan dengan masalah yang akan dikaji. Teori-
teori yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini yaitu (1) hakikat
perpustakaan, (2) karakteristik perpustakaan digital, (3) keunggulan
perpustakaan digital, (4) kelemahan perpustakaan digital, (5)

1.2.1 Hakikat Perpustakaan


Perpustakaan adalah kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita,
perpustakaan adalah tempat menyimpan bahan koleksi baik cetak maupun non
cetak yang didalamnya mengandung ilmu pengetahuan dan informasi terkait,
dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih ini perpustakaan
berkembang menjadi perpustakaan yang cara pelayanannya sudah
menggunakan system otomasi dan sekarang banyak bermunculan
perpustakaan digital.
Dalam dunia pendidikan keberadaan perpustakaan sekolah memegang
peranan penting dalam meningkatkan prestasi siswa-siswi di sekolah.
Keberadaannya dianggap sangat membantu siswa dalam hal meningkatkan
minat baca dan menyediakan koleksi bahan bacaan bagi siswa untuk
keperluan tugas belajar, sedangkan bagi guru keberadaan perpustakaan
sekolah sangat membantu dalam proses kegiatan belajar mengajar.Dalam
undang-undang (UU) No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan menjelaskan
bahwa tugas dan kewajiban perpustakaan sekolah adalah ikut
bertanggungjawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya bagi
siswa di lingkungan sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Adapun
tugas khusus dari perpustakaan sekolah adalah mendukung upaya peningkatan
minat baca dikalangan siswa sehingga terwujudnya budaya membaca
masyarakat Indonesia.
Seiring berkembangnya teknologi sekarang ini banyak bermunculan
perpustkaan digital yang berbasis data dan bisa diakses melalui jaringan
internet, ada beberapa pengertian perpustakaan digital yaitu.
a. Menurut Lesk (1997) adalah sekumpulan informasi digital yang tertata
(organized collections of digital information)
b. Menurut Arms (2000) adalah koleksi informasi yang terkelola, dengan
layanan terkait dan disimpan dalam format digital serta dapat diakses
melalui jaringan komputer
c. Menurut The Digital Library Federation adalah sebuah organisasi yang
menyediakan sumberdaya informasi, termasuk staf yang secara khusus
memilih, menyusun, menawarkan akses, menginterpretasikan, menjaga
integritas, serta memastikan bahwa koleksi digital selalu tersedia secara
mudah untuk digunakan oleh komunitas penggunanya.
Definisi ini menggambarkan bahwa perpustakaan digital bukan sekedar
sekumpulan file digital yang dapat diakses, melainkan bentuk organisasi, yang
memerlukan pegawai khusus dengan tata kerja, tujuan kerja, serta adanya
komunitas yang diharapkan dapat memanfaatkan jasa mereka. Mirip seperti
perpustakaan biasa, hanya saja perpustakaan digital memiliki koleksi
berbentuk digital.
1.2.2 Karakteristik Perpustakaan Digital
Sebuah perpustakaan digital menjajikan satu langkah mudah dalam
mengakses ke sejumlah besar sumber daya informasi bersama (Shared
Information) dengan meniadakan batasan-batasan perpustakaan biasa seperti
ruang dan waktu. Perpustakaan digital memiliki karakteristik berikut:
a. Perpustakaan digital adalah versi digital dari perpustakaan konvensional
yang memiliki bahan pustaka mencakup bahan pustaka elektronik (digital)
serta cetak dan lainnya (missal: audio, video, grafik, animasi, dll.)
b. Perpustakaan digital tidak terikat dengan ruang fisik. Komponen
perpustakaan digital yang berbeda dapat didistribusikan ke lokasi yang
berbeda yang bekerja secara koheren untuk memenuhi kebutuhan
pengguna.
c. Ruang dalam lingkungan digital pada dasarnya hanya untuk (1) ruang
perangkat teknologi informasi untuk menampung sistem dan konten
digital, misalnya server dan media penyimpanan digital, (2) jalur untuk
pengguna agar dapat mengakses konten digital, misalnya PC, Wifi
Hotspot, Internet), (3) staf yang memilihara perpustakaan digital
d. Perpustakaan digital memiliki dan mengendalikan informasi, ia
menyediakan informasi, bukan sekedar penunjuk ke informasi.
e. Perpustakaan digital memiliki struktur organisasi terpadudengan poin yang
konsisten untuk mengakses data.
f. Perpustakaan digital bukan entitas tunggal, itu juga dapat menyediakan
akses ke materi digital dan sumber daya dari luar.
g. Perpustakaan digital mendukung akses cepat dan efisien ke sejumlah besar
sumber informasi yang terdistribusi namun saling terkait dan terintegrasi.
h. Perpustakaan digital menawarkan akses ke kontennya ke beberapa
pengguna secara bersamaan, konten ini dapat dicantumkan dalam berbagai
cara oleh pengguna yang berbeda secara bersamaan.
i. Perpustakan digital memiliki koleksi yang (1) besar dan berkembang
seiring waktu, (2) diatur dan dikelola dengan baik, (3) terdiri atas variasi
format, (4) berisi objek dan bukan hanya representasi objek, (5) memiliki
objek yang mungkin tidak dapat diperoleh, dan (6) memiliki beberapa
objek yang asli tercipta digital.
j. Perpustakaan digital mencakup semua proses dan layanan yang ditawarkan
oleh perpustakaan tradisional.
1.2.3 Keunggulan Perpustakaan Digital
Beberapa keunggulan perpustakaan digital jika dibandingkan dengan
konsep perpustakaan biasa diantaranya.
a. Tanpa Batasan Fisik dan Jarak
Pengguna perpustakaan digital tidak perlu mendatangi perpustakaan secara
fisik. Memungkinkan seluruh pengguna dari seluruh penjuru dunia yang
memiliki akses internet untuk dapat mengakses koleksinya.
b. Tanpa Batasan Waktu
Dapat diakses kapanpun selama 24 jam tanpa dibatasi waktu buka layanan
pengunjung seperti pada perpustakaan konvensional.
c. Multi Akses
Sumber informasi atau bahan pustaka dalam perpustakaan digital
dimungkinkan untuk dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu
waktu.Jadi dalam perpustakaan digital memungkinkan sebuah ebook
sedang dibaca oleh 100 pengguna secara bersamaan.
d. Penelusuran Informasi
Tidak terbatas pada pencarian Judul, Penulis, Subyek, pengguna dapat
menggunakan istilah pencarian apapun (kata, frasa, judul, nama, subyek)
dalam mencari seluruh koleksi. Perpustakaan digital dapat menyediakan
akses yang sangat mudah, dengan hanya klik, menuju konten sumber
informasi.
e. Preservasi dan Konservasi
Digitalisasi memang bukanlah solusi preservasi jangka panjang untuk
koleksi fisik, tetapi dapat memberikan copy atas koleksi fisik yang
terancam terdegredasi bentuk fisik atau kontennya akibat pemakaian
berulang. Digitalisasi juga dapat meningkatkan keterbacaan dan
menghilangkan kelemahan yang terlihat seperti noda dan perubahan
warna.
f. Gedung atau Ruangan
Perpustakaan digital memiliki potensi untuk menyimpan lebih banyak
informasi, karena informasi digital membutuhkan ruangan fisik yang lebih
sedikit untuk menampung perangkat teknologi, sementara teknologi media
penyimpanan semakin memiliki kapasitas yang besar. Berbeda dengan
perpustakaan konvensional yang hampir 50% membutuhkan ruang untuk
menyimpan koleksinya.
1.2.4 Kelemahan Perpustakaan Digital
Perpustakaan digital dan koleksi digitalnya, memiliki masalah dan
tantangan tersendiri, diantarannya.
a. Hak Cipta (Copyright)
b. Preservasi Digital
c. Interoperabilitas atau kecocokan antar sistem
d. Biaya teknologi
Biaya pengembangan dan pemiliharaan yang tinggi dari software dan
hardware yang membentuk sebuah perpustakaan digital. Belum lagi biaya
infrastruktur pendukung perangkat teknologi seperti ketersediaan listrik dan
pendingin 24 jam, dan sejenisnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Persiapan Perpustakaan Digital SMP Negeri 1 Adiwerna


Perpustakaan Digial merupakan sistem yang tidak hanya melibatkan
perangkat keras dan perangkat lunak tetapi juga sumber daya manusia yang akan
mengelola. Menurut pendit ada 4 sumber daya manusia yang terlibat didalam
perpustakaan digital.
a. DL end-users
Merupakan pemustaka perpustakaan digital sebagai pihak yang memanfaatkan
fungsi-fungsi perpustakaan digital. Para pemustaka akan melihat perpustakaan
digital sebagai entitas dalam keadaan siap yang menjalankan fungsi-fungsi
sesuai kebutuhan dan keinginan mereka.
b. DL designers
Adalah para perancang yang dengan pengetahuan mereka merancang,
menysuaikan, dan memelihara sistem perpustakaan digital berdasarkan
kebutuhan fungsional maupun kebutuhan informasi pemustaka. Agar dapat
melalukan tugasnya, para perancang ini berinteraksi berinteraksi dengan
Digital Library Manajemen Systems
c. DL System Administrators
DL System Administrators atau administrator sistem perpustakaan digital
merupakan pihak yang memilih dan menetapkan komponen-komponen
perangkat lunak yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
perpustakaan digital . Para Administrator juga bernteraksi
d. DL Application Developers
Adalah pihak yang secara teknis mengembangkan komponen-komponen
pembentuk DLMS. Mereka menggunakan berbagai perangkat lunak dan aplikasi
yang sesuai untuk mengembangkan fungsi sebagaimana dikehendaki pengguna
dan dirancang oleh administrator dan perancang diatas.
Dalam merancang perpustakaan digital, sekolah diharapkan memilih atau
menentukan pada aspek Hardware dan Software, berikut ini merupakan
penjelasan dari pemilihan hardware dan software.
a. Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf yang
bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi
pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk mengurangi
ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang
mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk
dari vendor penyedia komputer. Dalam hal ini harus ada pustakawan yang
menguasai Teknologi Informasi.
b. Software
Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih
perangkat lunak. Kegunaan: fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan
kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu (realtime) dan relevan
untuk proses pengambilan keputusan. Ekonomis: biaya yang dikeluarkan
sebanding untuk mengaplikasikan software sesuai dengan hasil yang
didapatkan. Keandalan: mampu menangani operasi pekerjaan dengan
frekuensi besar dan terus-menerus. Kapasitas: mampu menyimpan data dengan
jumlah besar dengan kemampuan temu kembali yang cepat. Sederhana: menu-
menu yang disediakan dapat dijalankan dengan mudah dan interaktif dengan
pengguna, dan Fleksibel: dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi
dan institusi serta memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

2.2 Strategi Pengembangan Perpustakaan Digital SMP Negeri 1 Adiwerna


Dalam mengembangkan perpustakaan digital SMP Negeri 1 Adiwerna
perlu ada pemikiran lebih lanjut, apakah perpustakaan akan sepenuhnya diubah
menjadi perpustakaan digital atau tetap mempertahankan koleksi cetak yang sudah
ada dan menambah sumber informasi digital. Perpustakaan yang memiliki koleksi
dalam bentuk cetak dan digital sering disebut dengan perpustakaan hybrid
(hibrida), bukan perpustakaan digital sepenuhnya. Koleksi cetak dikembangkan
dengan fasilitas automasi, sedangkan koleksi digital dilayankan secara
online.Secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Perpustakaan Digital: Sepenuhnya dalam format digital.
2. Perpustakaan Hybrid: Koleksi cetak tetap ada, ditambah digital.
3. Perpustakaan Konvensional Terautomasi: koleksi cetak dgn layanan
terautomasi.
4. Perpustakaan Konvensional: koleksi cetak dgn layanan manual.
5. Pada umumnya perpustakaan-perpustakaan di dunia tidak berubah seratus
persen menjadi perpustakaan digital, tetapi banyak yang menyebutkan
sebagai perpustakaan hybrid atau perpustakaan dengan koleksi tercetak
dan digital.
Pada umumnya, sebuah perpustakaan digital tetap membeli bahan pustaka
dalam bentuk tercetak, melanggan database komersial secara online,
mendigitalkan koleksi yang ada (menambah unit scanning), meminta sivitas
akademika menyerahkan koleksi dalam bentuk digital (CD), menambah layanan
online delivery (layanan full-text articles), dan etap memiliki perpustakaan yang
luas untuk pelayanan perpustakaan.
SMP Negeri 1 Adiwerna sebagai perpustakaan hybrid maupun
perpustakaan digital harus memiliki situs web dan harus ada seorang pustakawan
yang khusus menangani situs web tersebut (webmaster) yang bertugas untuk
meng-update informasi terbaru dari perpustakaan; menginformasikan
berbagaikegiatan lembaga; mencari sumber-sumber informasi di internet untuk
dibuat link, dan sebagainya.
Untuk menunjang perkembangan perpustakaan digital SMP Negeri 1
Adiwerna, peran pustakawan sangat penting. Karena pustakawanlah yang harus
mengikuti perkembangan teknologi. Pustakawan tidak hanya dapat menjalankan
program yang ada, tetapi sebaiknya pustakawan dilibatkan dalam perancanngan
sistem dalam pengembangan perpustakaan digital SMP Negeri 1 Adiwerna.
Pustakawan diharapkan dapat mengerti sistem apa yang dapat mempermudah
penelusuran informasi pada sistem perpustakaan digital, dan pustakawan
melakukan kerjasama perancangan sistem perpustakaan digital dengan pakar
Teknologi Informasi yang lebih dalam memahami tentang Teknologi Informasi
dan Komunikasi.
Pemeliharahan atau pelestarian koleksi digital, perlu dilakukan oleh
pustakawan. Demi keberlangsungan perpustakaan digital, maka pustakawan yang
bertugas dibidang koleksi digitalisasi harus selalu meng-update informasi yang
ada di laman perpustakaan tersebut.
2.2.1 Proses Pengembangan Perpustakaan Digital
Suryandari (2007) mengungkapkan proses digitalisasi yang dibedakan
menjadi tiga kegiatan utama, antara lain.
a. Scanning, yaitu proses memindai (men-scan) dokumen dalam bentuk cetak
danmengubahnya ke dalam bentuk berkas digital. Berkas yang dihasilkan
dalam contohini adalah berkas PDF.
b. Editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer dengan
caramemberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink, dan
sebagainya.Kebijakan mengenai hal-hal apa saja yang perlu diedit dan
dilingdungi di dalamberkas tersebut disesuaikan dengan kebijakan yang telah
ditetapkan perpustakaan.Proses OCR (Optical Character Recognition)
dikategorikan pula ke dalam proses editing. OCR adalah sebuah proses yang
mengubah gambar menjadi teks. Sebagaicontoh, jika kita memindai sebuah
halaman abstrak tesis, maka akan dihasilkan sebuahberkas PDF dalam bentuk
gambar. Artinya, berkas tersebut tidak dapat dioleh denganprogram pengolahan
kata.
c. Uploading, adalah proses pengisian (input) metadata dan meng-upload
berkasdokumen tersebut ke digital library. Berkas yang di-upload adalah
berkas PDF yangberisi full text karya akhir dari mulai halaman judul hingga
lampiran, yang telahmelalui proses editing.
Di bagian akhir, ada dua buah server. Server pertama yaitu sebuah server
yangberhubungan dengan intranet, berisi seluruh metadata dan full text karya
akhir yang dapat diakses oleh seluruh pengguna di dalam Local Area Network
(LAN) perpustakaan yang bersangkutan. Sedangkan server kedua adalah sebuah
server yang terhubung ke internet, berisi metadata dan abstrak karya tersebut.
Pemisahan kedua server ini bertujuan untuk keamanan data. Dengan demikian,
kelengkapan teks sebuah karya hanya dapat diakses dari LAN, sedangkan melalui
internet, sebuah karya hanya dapat diakses abstraknya saja.
2.2.2 Infrastruktur Perpustakaan Digital
Berikut ini akan dijelaskan beberapa infrastruktur perpustakaan digital.
Kebutuhan dalam perpustakaan digital adalah perangkat keras, perangkat lunak,
dan jaringankomputer sebagai elemen-elemen penting infrastruktur sebuah
perpustakaan digital.
Perangkat utama yang diperlukan dalam perpustakaan digital adalah
komputerpersonal (PC), internet (inter-networking), dan world wide web
(WWW). Ketiga haltersebut memungkinkan adanya perpustakaan
digital.Perpustakaan digital juga memerlukan sistem informasi. Sucahyo dan
Ruldeviyani(2007) mengungkapkan bahwa ada tiga elemen penting yang
diperlukan dalampengembangan sistem informasi, yaitu pernagkat keras
(hardware), perangkat lunak(software), dan manusia (brainware).
Perangkat keras yang dimaksud antara lain, (1) Web server, yaitu
serveryang akan melayani permintaan-permintaan layanan web page dari para
pengguna internet;(2) Database server, yaitu jantung sebuah perpustakaan digital
karena di sinilahkeseluruhan koleksi disimpan; (3) FTP server, yaitu untuk
melakukan kirim/terima berkasmelalui jaringan komputer; (4) Mail server, yaitu
server yang melayani segala sesuatuyang berhubungan dengan surat elektronik (e-
mail); (5) Printer server, yaitu untukmenerima permintaan-permintaan
pencetakan, mengatur antriannya, dan memprosesnya;(6) Proxy server, yaitu
untuk pengaturan keamanan penggunaan internet dari pemakai-pemakaiyang tidak
berhak dan juga dapat digunakan untuk membatasi ke situs-situs yangtidak
diperkenankan.
Perangkat lunak yang paling banyak digunakan adalah Apache yang
bersifat opensource (bebas terbuka-gratis). Untuk yang mengunakan Microsoft,
terdapat perangkatlunak untuk web server yaitu IIS (Internet Information
Sevices).Sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam sistem informasi ini adalah
(1)Database Administrator, yaitu penanggungjawab kelancaran basis data, (2)
NetworkAdministrator, yaitu penanggungjawab kelancaran operasional jaringan
komputer, (3)System Administrator, yaitu penanggungjawab siapa saja yang
berhak mengakses sistem,(4) Web Master, yaitu penjaga agar website beserta
seluruh halaman yang ada di dalamnyatetap beroperasi sehingga bisa diakses oleh
pengguna, dan (5) Web Designer, yaitupenanggungjawab rancangan tampilan
website sekaligus mengatus isi website.
BAB III
PENUTUP

III.1 Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa program perpustakaan digital
SMP Negeri 1 Adiwerna meliputi (1) cara mempersiapkan perpustakaan digital
dan (2) strategi pengembangan perpustakaan digital.
1. Persiapan perpustakaan digital SMP Negeri 1 Adiwerna dapat dipersiapkan
mulai dari persiapan sumber daya manusia, pemilihan perangkat keras
(hardware), dan pemilihan perangkat lunak (software).
2. Strategi pengembangan perpustakaan digital SMP Negeri 1 Adiwerna dapat
dirancang mulai dari pemahaman mengenai perpustakaan digital (hybrid),
proses pengembangan perpustakaan SMP Negeri 1 Adiwerna, dan infrastruktur
SMP Negeri 1 Adiwerna.

III.2 Saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya pengembangan perpustakaan
digital SMP Negeri 1 Adiwerna antara lain:
1. Pustakawan harus ramah, tegas, cepat, dan tertib dalam melakukan pelayanan.
2. Pustakawan secara rutin melakukan promosi mengenai perpustakaan digital.
3. Koleksi yang up to date dapat menambah minat baca siswa-siswi untuk selalu
menggunakan aplikasi perpustakaan digital.
4. Melibatkan guru mata pelajaran dalam meningkatkan pengetahuan siswa
terhadap perpustakaan digital.
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Sulistiyo. (2010). Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Materi TOT. 1999. Technologi Information & Communication oleh Unesco dan
Pusnas RI di Yogyakarta.

Mustofa, Badollahi. (2010). Materi Pokok Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarata:


Universitas Terbuka.

Prayogo, Dwi. (2012). Laporan Praktek Kerja Perpustakaan di Perpustakaan


SMPNegeri 1 Adiwerna. Jakarta : Universitas Terbuka.

Uripto. (2015). Data Perpustakaan SMPN 1 Adiwerna Kabupaten Tegal. Tegal:


SMPN 1 Adiwerna.

Zani, Iman Zam. (2011). Laporan Praktek Kerja Perpustakaan di Perpustakaan


SMPN 1 Adiwerna. Jakarta : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai