347
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan minat belajar IPA dengan menerapkan media diorama pada siswa
kelas IV Sekolah Dasar. Jenis penelitian yaitu penelitian tindakan kelas yang mengacu pada model Kemmis dan Mac
Taggart dengan pelaksanaan kolaborasi guru kelas. Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus yang setiap siklus
terdiri dari dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan angket. Teknik analisis data
menggunakan data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menerapkan media diorama dapat meningkatkan minat belajar IPA siswa. Hasil pengamatan pada siklus I
menunjukkan bahwa 66,66% siswa mencapai minat belajar IPA, sedangkan hasil angket menunjukkan 69,23%. Hasil
pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa 88,88% siswa mencapai minat belajar IPA, sedangkan hasil angket
menunjukkan 84,62%.
Abstract
This research aims to improve the interest of learning the nature science by applying diorama media to the
fourth grade elementary school. The kind of research was classroom action research with refers to Kemmis and Mac
Taggart model by implementation teacher collaboration. It was implemented two cycles that in each cycle consist of
twice meeting. The technique of collecting data used observations and questionnaire. The technique of data analysis
used descriptive qualitative and quantitative data. The result of research showed the learning by applying diorama
media can improve student learning interest of the nature science. The result of the observation in the first cycle
showed that 66,66% of student can reach the interest of learning, whereas the result of questionnaire indicates
69,23%.The result of the observation in the second cycle indicate 88,88% of students the interest of learning, while
the result of questionnaire indicates 84,62%.
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan pembelajaran yang maksimal. Sesuai dengan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan kurikulum 2013, pembelajaran IPA dikembangkan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. secara integrative science yang berorientasi
Berdasarkan hal tersebut maka peserta didik dalam aplikatif, meningkatkan kreatif pengembangan
pembelajaran harus dipandang sebagai objek kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa
sekaligus subjek, dalam hal ini peserta didik harus ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan
diposisikan sebagai individu yang dinamis, aktif bertanggung jawab terhadap lingkungan social dan
dan kreatif. Oleh karena itu, setiap pembelajaran alam.
harus dikembangkan sedemikian rupa supaya Pembelajaran IPA lebih efektif dan dapat
siswa merasa bahwa kondisi pembelajaran mencapai hasil yang sebaiknya memperhatikan
memiliki suasana yang menyenangkan dan (1) proses berpikir; (2) kreativitas, semua siswa
inspiratif. Bila suasana itu terjadi dalam harus mempunyai kesempatan untuk melakukan
pembelajaran maka kegiatan siswa akan penuh berbagai kreativitas; (3) pengalaman siswa; (4)
kebermaknaan serta aktivitas dan kreativitas yang pembentukan konsep, pada hakekatnya konsep
dilakukan siswa dapat dicapai secara optimal. yang dimiliki siswa adalah hasil bentukan sendiri;
Guna memperoleh kebermaknaan (5) aplikasi konsep, bahan pembelajaran
pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang hendaknya terpusat pada aplikasi konsep (Sulthon,
maksimal diperlukan efisiensi dan efektivitas 2016: 47).
dalam proses pembelajaran. Belajar efektif adalah Demi mewujudkan proses pembelajaran IPA
belajar yang sesuai dengan personal pembelajar, yang efektif dan efisien selalu berkaitan dengan
baik dari segi metode, penggunaan waktu. penentuan tujuan belajar dan tentu saja
“Effective teaching and effective student learning persiapan/perencanaan dan pelaksanaan
have been a central focus of current educational pencapaian tujuan tersebut. Penentuan tujuan
reform movement.” (Ellis, dkk, 1994 : 5) Artinya belajar dapat diperoleh dari kompetensi dasar yang
bahwa pembelajaran efektif merupakan sesuatu lebih dijelaskan lagi didalam indikator yang ingin
yang sangat esensial dalam proses pembelajaran. guru capai. Tujuan belajar dapat tercapai atau
Pembelajaran harus bermakna, sehingga mampu terlaksana jika perencanaan atau persiapan disusun
memberikan pemahaman yang baik dari segi secara matang. Persiapan dimulai dari pemilihan
kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu bahan ajar, media pembelajaran, model
serta dapat memberikan pengalaman bagi peserta pembelajaran, dan sumber belajar yang sesuai
didik. Sedangkan belajar efisien adalah cara dengan materi IPA yang akan diajarkan. Selain itu,
belajar yang meminimalkan usaha tetapi perencanaan juga harus disesuaikan dengan
mendapatkan hasil yang maksimal. kondisi sekolah dan kondisi siswa. Pembelajaran
Pembelajaran efektif dan efisien diperlukan di IPA harus menyentuh aspek proses, dimana siswa
setiap pembelajaran, tidak terkecuali pembelajaran harus dilibatkan dalam pembelajaran sehingga
IPA di sekolah dasar demi tercapainya tujuan siswa akan mengalami proses berpikir tentang
Upaya Meningkatkan Minat …. (Bhaswika Amirotul Fadlilah) 1.349
suatu yang terjadi dalam pembelajaran, oleh mampu menerapkannya dalam menghadapi
karenanya disajikan permasalahan yang harus berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan
dipecahkan atau mencari jawaban sendiri oleh sehari-hari.” (Depdiknas, 2006:109).
siswa. Dengan demikian kreativitas siswa dalam Hasil observasi lain menunjukkan bahwa
mencari dan menyelesaikan masalah akan pembelajaran yang berlangsung hanya
meningkat. menggunakan buku guru dan buku siswa. Metode
Selama proses pembelajaran juga harus yang digunakan berupa ceramah, penugasan dan
diperhatikan apa saja yang harus dipelajari sesuai tanya jawab. Media yang digunakan kurang
dengan pengalaman siswa, guru harus bervariasi. Media yang digunakan hanya berasal
menyesuaikan dengan lingkungan siswa dan dari media yang ada di dalam buku yaitu media
menyesuaikan dengan pengalaman yang dimiliki ilustrasi sederhana. Hal tersebut mengakibatkan
siswa sebelumnya. Hal ini akan berpengaruh pada siswa terlihat tidak antusias dalam pembelajaran.
penguasaan konsep IPA siswa yang mereka bentuk. Ketika dilakukan wawancara dengan guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kelas IVB SDN Golo Yogyakarta, guru kelas IVB
peneliti di kelas IVB SDN Golo Yogyakarta mengatakan bahwa pembelajaran IPA di SD sudah
ditemukan beberapa fakta yang belum sesuai memanfaatkan media. Namun hanya beberapa
dengan pembelajaran IPA yang efisisen dan efektif materi yang medianya telah disediakan oleh
diantaranya siswa terlihat pasif saat proses sekolah. Pembelajaran yang berlangsung masih
pembelajaran, hal tersebut dapat terlihat dari menggunakan buku siswa dan buku guru saja.
masih banyak siswa yang kurang tertarik Guru kelas IVB sangat menyayangkan
memperhatikan guru, terlihat siswa masih ketidakoptimalan penggunaan media khususnya
mengobrol dengan teman sebangkunya ketika pada mata pelajaran IPA kerena beliau mengakui
guru menjelaskan materi, dan terdapat siswa yang bahwa media sangat penting digunakan sebagai
asyik memainkan mainannya di laci meja mereka. penunjang kegiatan pembelajaran.
Ketika guru memberi pertanyaan terlihat hanya Adapun permasalahan yang sudah
beberapa siswa yang aktif menjawab. Beberapa dijelaskan diatas, maka pembelajaran IPA perlu
kondisi yang sudah disebutkan dapat terlihat dijadikan menarik dan memunculkan sikap positif
bahwa minat siswa terhadap pembelajaran IPA dari dalam diri siswa. Peran guru dalam
kurang. permasalahan ini sangat penting, bagaimana cara
Jika minat siswa terhadap pembelajaran IPA guru mengemas pembelajaran menjadi menarik
kurang maka akan berpengaruh terhadap minat siswa untuk lebih mendalami materi tersebut.
penguasaan konsep IPA yang dimiliki oleh siswa. Salah satu alternatif agar pembelajaran
“Penguasaan siswa terhadap bidang IPA sangat berlangsung efisien dan menarik adalah dengan
diperlukan siswa sebagai bekal hidupnya dalam media.
menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan Salah satu penunjang berlangsungnya proses
teknologi yang semakin pesat. Siswa diharapkan belajar yang efektif dan efisien, diperlukan media
mempunyai pengetahuan IPA yang cukup dan pembelajaran dalam menyampaikan informasi
1.350 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-8 2019
pembelajaran. Hal ini dimungkinkan adanya jenis media pembelajaran, permasalahan yang
penghubung antara sumber, perantara dan terjadi di lapangan yang ada, serta melihat kondisi
penerima pesan yang saling berkaitan. Perantara sekolah, peneliti memilih media pembelajaran
pesan dalam pembelajaran biasa disebut dengan berupa diorama guna meningkatkan minat siswa.
media pembelajaran. Penggunaan media Media diorama merupakan sebuah
pembelajaran dilaksanakan ketika pembelajaran pemandangan tiga dimensi mini bertujuan untuk
berfungsi untuk mengoptimalkan hasil belajar menggambarkan pemandangan sebenarnya
yang akan diperoleh oleh peserta didik. Media (Sudjana, 2013: 170). Diorama biasanya terdiri
pembelajaran berguna dalam menyampaikan atas bentuk-bentuk sosok atau objek-objek
materi pembelajaran dengan tingkat kesukaran ditempatkan di pentas yang berlatar belakang
tinggi yang sulit dipahami oleh siswa. Tanpa lukisan yang disesuaikan dengan penyajian.
bantuan media, maka materi tersebut akan sukar Keunggulan penggunaan media diorama ini dalam
dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini pembelajaran yaitu: (1) cocok untuk pengajaran
akan semakin terasa apabila materi pembelajaran mata pelajaran ilmu fisika, biologi, sejarah, dan
tersebut abstrak dan rumit/kompleks. berbagai macam mata pelajaran lainnya; (2) dapat
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi memberikan gambaran situasi (kondisi) objek
melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan seperti aslinya, sehingga peserta didik mudah
pembelajaran. Hal ini dilandasai keyakinan bahwa dalam menghayatinya (Prastowo, 2015: 240).
kegiatan pembelajaran dengan bantuan media Pemilihan media diorama dalam
mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa pembelajaran IPA tepat digunakan dalam materi
dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu metamorphosis di kelas IV, hal tersebut
berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan dikarenakan dalam materi tersebut tidak semua
media akan menghasilkan proses dan hasil belajar materi tentang metamorphosis dapat disajikan
yang lebih baik daripada tanpa bantuan media secara langsung, contohnya keberadaan objek
(Maswan & Muslimin, 2017 : 112). yang tidak selalu dapat terlihat disekitar kita.
Terdapat beberapa jenis media pembelajaran Faktor lain yang menghambat siswa kesulitan
yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. melihat objek proses metamorphosis secara
Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, langsung dikarenakan letak sekolah yang berada di
bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan perkotaan. Guru sudah berusaha dengan
lain-lain. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam menayangkan ilustrasi yang terdapat di buku teks
bentuk model seperti model padat, model atau mencari gambar di internet, akan tetapi masih
penampang, model susun, midel kerja, mock up, dirasa kurang oleh guru karena kurang interaktif
diorama dan lain-lain. Ketiga, media proyeksi dengan siswa. Akibatnya selama proses
seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP pembelajaran siswa kurang antusias dan kurang
dan lain-lain. Keempat penggunaan lingkungan aktif. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka
sebagai pengajaran. Berdasarkan berbagai macam akan berdampak buruk pada minat belajar siswa.
Upaya Meningkatkan Minat …. (Bhaswika Amirotul Fadlilah) 1.351
Penggunaan media diorama terhadap dengan menggunakan media. Media yang
peningkatan minat belajar peserta didik digunakan adalah media diorama pada materi
sebelumnya pernah dilakukan penelitian oleh metamorfosis untuk mengungkapkan apakah
Shinta Akhlakul Karimah pada tahun 2017 di MTs dengan media ini dapat meningkatkan minat
NU Sidoarjo pada mata pelajaran SKI. Hasil belajar IPA materi metamorphosis.
penelitian menunjukkan penggunaan media
METODE PENELITIAN
diorama di MTs NU Sidoarjo tergolong sangat
Jenis Penelitian
baik, hal ini dibuktikan dari hasil persentase Penelitian ini menggunakan pendekaan
angket sebesar 82,85% yang tergolong sangat baik, peneltian tindakan kelas (Classroom Action
kemudian diketahui bahwa minat belajar peserta Research). Penelitian tindakan kelas merupakan
didik di MTs NU Sidoarjo sangat baik, hal ini penelitian yang bertujuan menyelesaikan
terbukti dari hasil analisis data yang didapat dari permasalahan yang menghambat pembelajaran
hasil persentase angket sebesar 84,7% yang yang terdapat di dalam kelas.
tergolong sangat baik, lalu berdasarkan analisis Waktu dan Tempat Penelitian
data regresi linier sederhana Pengaruh penggunaan Penelitian dilaksanakan pada semester
media diorama terhadap peningkatan minat belajar genap dari Bulan Februari sampai Bulan Maret
peserta didik di MTs NU Sidoarjo terdapat 2019 di kelas IVB SD Negeri Golo Yogyakarta.
pengaruh yang signifikan, hal ini terbukti dari hasil Subjek Penelitian
analisis data menggunaakan analisis regresi linier. Subjek penelitian dalam penelitian ini
Terdapat 16,4% variabel minat belajar siswa adalah semua siswa kelas IVB SD Negeri Golo
dipengaruhi/dijelaskan oleh variabel penggunaan Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 yang
media diorama dan sisanya 83,6% dipengaruhi berjumlah 27 siswa.
oleh faktor keluarga dan lingkungan. Berdasarkan Skenario Tindakan
pada besarnya pengaruh variabel penggunaan Penelitian ini bersifat action research
media diorama terhadap minat belajar siswa dalam bentuk tindakan kelas yang mengacu
menandakan bahwa faktor penggunaan media kepada model Kemmis dan Mac Taggart (Amirin,
diorama masih cukup kuat untuk meningkatkan 2009). Model ini menunjukkan penelitian
minat belajar siswa. dilakukan dalam 2 (dua) siklus yang masing-
Diharapkan dengan pemanfaatan media masing terdiri atas 3 kegiatan. Siklus 1 terdiri dari
diorama pada pembelajaran IPA materi (a) plan (perencanaan) yaitu penyusunan
metamorphosis dapat merangsang pikiran, perencanaan tindakan kelas; (b) act & observe
perasaan, minat, serta perhatian peserta didik (tindakan dan observasi) yaitu pelaksanaan
sedemikan rupa sehingga proses pembelajaran penelitian tindakan kelas, observasi dan
dapat terjadi dengan baik dan hasil belajarnya perekaman data respon partisipan/sasaran
meningkat. (responden); (c) reflect (evaluasi) yaitu analisis
Berdasarkan uraian di atas peneliti mencoba hasil penelitian. Hasil evaluasi dari siklus 1 ini
menerapkan salah satu strategi pembelajaran, yaitu akan bahan masukan untuk perbaikan yang akan
1.352 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-8 2019
pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan Mofidikasi pertanyaan yag diberikan oleh guru
pernyataan yang dikemukakan oleh Slameto mampu membuat siswa bertanya atas rasa ingin
(2003: 180) minat adalah rasa lebih suka dan rasa tahu dirinya. Akan tetapi jika dilihat secara umum
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa dari siklus I ke siklus II mengalami penurunan, hal
ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya ini disebabkan pada pembelajaran pertemuan 2
penerimaan akan suatu hubungan antara diri siklus II tidak menggunakan media diorama
sendiri dengan sesuatu diluar diri tanpa ada suatu karena disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
paksaan. Jika siswa terlibat aktif dalam yang terdapat dalam buku guru. Penurunan
pembelajaran, maka siswa tersebut sudah memiliki indikator minat belajar IPA pada siklus II dapat
minat yang tinggi terhadap kegiatan pembelajaran tertutupi dengan peningkatan indikator minat
terlebih lagi jika keaktifan siswa tersebut muncul belajar IPA yang lain.
dari diri siswa tanpa ada rasa keterpaksaan dan Ketertarikan siswa tersebut juga dapat
senang dalam menjalaninya. dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
Djaali (2015 : 121) mengatakan bahwa aktivitas siswa yang dibuktikan dengan siswa
minat diekspresikan melalui pernyataan yang memperhatikan penjelasan materi yang
menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai disampaikan oleh guru. Meskipun pada siklus I
suatu hal daripada hal lainnya, dapat masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu penjelasan guru dilakukan perbaikan penggunaan
aktivitas. Pernyataan yang menunjukkan bahwa media diorama dan perbaikan pada ketegasan guru
peserta didik menyukai suatu hal daripada hal dalam menyampaikan materi pada siklus II
lainya dapat ditunjukkan dengan ketertarikan sehingga jumlah siswa yang memperhatikan
siswa pada media diorama yang digunakan dalam penjelasan guru semakin meningkat. Partisipasi
pembelajaran. Ketertarikan siswa pada media aktif siswa juga dibuktikan siswa mengerjakan
terlihat dari siswa menanyakan cara penggunaan tugas atau lembar kerja siswa yang diberikan oleh
dan menggunakan media diorama dengan sebaik- guru serta melaksanakan instruksi yang
baiknya. Ketertarikan siswa terhadap media disampaikan guru. Apresiasi yang guru berikan
diorama di setiap pertemuan semakin bertambah, menambah partisipasi aktif dari siswa sehingga
hal tersebut dikarenakan adanya modifikasi cara berpengaruh terhadap minat belajar.
penggunaan media. Siklus I, siswa bertanya Berdasarkan hasil tindakan yang telah
bagaimana pembuatan media diorama dan bahan dilaksanakan pada siklus I dan siklus II, maka
dalam pembuatannya. Hal tersebut tidak sesuai dapat terlihat penerapan media diorama dalam
harapan dalam indikator yang mengharapkan pembelajaran IPA sebagai upaya peningkatan
siswa bertanya materi yang dipelajari, tujuan dan minat belajar IPA siswa. Perbandingan skor minat
cara penggunaan media diorama. Siklus II, guru belajar yang diperoleh dari observasi maupun
memberikan umpan pertanyaan agar siswa angket dari siklus I sampai siklus II mengalami
bertanya yang berkaitan dengan materi. peningkatan.
Upaya Meningkatkan Minat …. (Bhaswika Amirotul Fadlilah) 1.357
Tabel berikut ini menunjukkan adanya IPA siswa dari siklus I hingga siklus II
peningkatan minat belajar siswa dari siklus I dan berdasarkan angket minat belajar IPA.
siklus II berdasarkan observasi yang telah Tabel 3. Peningkatan Minat Belajar IPA Siswa
Mulai Siklus I Sampai Siklus II Berdasarkan
dilakukan.
Angket Minat Belajar IPA
Tabel 2. Peningkatan Minat Belajar IPA Siswa Siklus Siklus
Keterangan
Mulai Siklus I Sampai Siklus II Berdasarkan I II
Pengamatan Jumlah siswa yang memiliki
Siklus Siklus minat belajar minimal pada 18 22
Keterangan
I II kategori baik
Jumlah siswa yang memiliki Presentase siswa yang
minat belajar minimal pada 18 24 memiliki minat belajar 69,23% 84,62%
kategori baik minimal pada kategori baik
Presentase siswa yang Rata-rata skor 77,2 77,5
memiliki minat belajar 66,66% 88,88% Skor maksimal 98 99
minimal pada kategori baik Setelah dikonversikan ke
9,9
Rata-rata skor 20,9 22,9 standar 10 9,8
Skor maksimal 13,5 13 Sangat Sangat
Kategori
Setelah dikonversikan ke Baik Baik
8,7
standar 10 9
Sangat Sangat Berdasarkan tabel di atas, diketahui pada
Kategori
Baik Baik siklus I, siswa mengalami peningkatan minat
belajar IPA. Hal tersebut ditunjukkan dengan
Berdasarkan tabel di atas, diketahui pada
adanya 18 siswa yang memiliki minat belajar
siklus I, siswa mengalami peningkatan minat
minimal pada kategori baik, rata-rata skornya
belajar IPA. Hal tersebut ditunjukkan dengan
menjadi 77,2, setelah dikonversi hasilnya menjadi
adanya 18 siswa yang memiliki minat belajar
9,8, termasuk dalam kategori sangat baik. Siswa
minimal pada kategori baik, rata-rata skornya
mengalami peningkatan minat belajar IPA pada
menjadi 20,9, setelah dikonversi hasilnya menjadi
siklus II. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
9, termasuk dalam kategori sangat baik. Siswa
22 siswa yang memiliki pada kategori baik, rata –
mengalami peningkatan minat belajar IPA pada
rata skor menjadi 77,5, setelah dikonversi hasilnya
siklus II. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
menjadi 9,9, termasuk dalam kategori sangat baik.
24 siswa yang memiliki pada kategori baik, rata –
rata skor menjadi 22,9, setelah dikonversi hasilnya
SIMPULAN DAN SARAN
menjadi 8,7, termasuk dalam kategori sangat baik.
Simpulan
Hasil angket minat belajar IPA siswa juga
Minat belajar IPA siswa kelas IVB SD N
menunjukkan adanya peningkatan minta belajar
Golo Yogyakarta dalam pembelajaran dapat
dari siklus I hingga siklus II. Hasil angket minat
meningkat melalui penerapan media diorama.
belajar IPA tersebut memperkuat hasil
Berdasarkan penelitian ini, muncul temuan
peningkatan minat belajar IPA yang sudah
modifikasi cara penggunaan media diorama pada
diperoleh melalui pengataman. Tabel berikut ini
siklus II dengan antar kelompok berkompetisi
menunjukkan adanya peningkatan minat belajar
membuat keaktifan dan rasa suka cita siswa
1.358 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-8 2019
meningkat, guru memberikan modifikasi berupa Sudjana, N. & Ahmad, R. (2013). Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
umpan pertanyaan cara dan tujuan penggunaan
Algesindo.
media diorama kepada siswa yang bertujuan
Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat
memancing siswa untuk bertanya sehingga Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode
ketertarikan siswa terhadap media diorama Pembelajaran yang Menarik dan
Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press.
semakin meningkat dan apresiasi yang diberikan
Maswan & Khoirul, Muslimin. (2017). Teknologi
guru membuat partisipasi aktif siswa dalam
Pendidikan Penerapan Pembelajaran
pembelajaran meningkat, sehingga minat belajar yang Sistematis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
IPA juga meningkat.
Saran Kusumah, W. & Dwitagama, D. (2011). Mengenal
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti Penerbit.
memberikan saran bagi guru agar menerapkan Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat
media diorama dengan lebih efektif, yaitu: Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan
1. Cara penggunaan media diorama dimodifikasi Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press.
atau divariasi agar siswa tidak mudah bosan,
Sudjana, N. & Ahmad, R. (2013). Media
misalnya dengan berkompetisi menyusun kartu Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
bergambar, dan lain sebagainya yang lebih Algesindo.
meningkat.
3. Apresiasi diberikan kepada siswa yang
melakukan hal-hal positif agar partisipasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA