Anda di halaman 1dari 7

Sumiyati, E Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (2) 2017. Hal.66-72.

PGSD FKIP Universitas Bengkulu

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS AKTIVITAS


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA
PELAJARAN PKN SD NEGERI 09 KABAWETAN

Elfa Sumiyati, S.Pd.SD


SD Negeri 05 Kabawetan, Kepahiang
085268229835

Abstrak

Dengan menggunakan model pembelajaran interaktif berbasis aktivitas siswa lebih aktif karena
suasana belajar mengarah kepada siswa menemukan hasil pemahaman melalui suatu interaksi, mudah
dalam memahami materi ajar, karena dibantu melalui media belajar yang kongkrit.Dari tindakan-
tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini, ada peningkatan prestasi belajar siswa secara
signifikan dari pra siklus, siklus 1 ke siklus 2 dengan rata-rata nilai yang diperoleh : pada pra siklus
dari 16 siswa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan belajar dari pra siklus, siklus 1 ke siklus 2
dengan rata-rata nilai yang diperoleh : pada pra siklus dari 16 siswa, dengan nilai rata-rata 66,25 pada
pra siklus yang tuntas belajar hanya 56,25 % atau 9 anak, sedangkan siswa yang tidak berhasil 44,75
atau 7 anak. Pada siklus 1 nilai rata-rata 68,75 meningkat yaitu siswa yang tuntas dalam belajar
62,50% atau 10 anak sedangakan yang belum tuntas 33,50% atau 6 anak. Pada siklus 2 ada kenaikan
yang cukup signifikan yaitu rata-rata nilai menjadi 75 sesuai dengan yang diharapkan, dengan hasil
ketuntasan belajar mencapai 87,50% atau 14 anak sedangkan yang belum tuntas 12,50% atau 2
anak.hal ini menjadi perhatian bagi peneliti untuk membibing supaya dapat tuntas seperti teman-
temanya.Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran interaktif berbasis aktivitas dapat meningkatkan prestasi belajar dan pemahaman konsep
bagi siswa PKN pada kelas VI SD Negeri 09 Kabawetan Kecamatan Kabawetan Kabupaten
Kepahiang, Provinsi Bengkulu.

Kata Kunci: Interaktif, aktivitas prestasi, signifikan, siklus

PENDAHULUAN mengembangkan penalarannya disamping aspek


Dalam proses mengajar guru menjadi nilai dan moral, banyak memuat materi sosial
pemeran utama dalam menciptakan situasi bersifat hapalan sehingga pengetahuan dan
interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara informasi yang diterima siswa sebatas produk
guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan hapalan. Sifat pelajaran PKn tersebut membawa
dengan sumber pembelajaran dalam menunjang konsekuensi terhadap proses belajar mengajar
tercapainya tujuan belajar. Untuk terwujudnya yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris,
proses belajar mengajar seperti itu sudah tentu terutama guru menggunakan metode ceramah
menuntut upaya guru untuk mengaktualisasikan sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung
kompetensinya secara profesional, utamanya pasif. Dalam metode ceramah terjadi dialog
aspek metodologis. imperaktif. Padahal, dalam proses belajar
PKn sebagai salah satu bidang studi yang mengajar keterlibatan siswa harus secara
memiliki tujuan membekali siswa untuk totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan,

66 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (2) 2017.
Hal. 66-72.
Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Aktivitas Pada Pelajaran Pkn.

pendengaran, dan psikomotorik (ketrampilan, Permasalahan yang dihadapi oleh siswa


salah satunya sambil menulis). Jadi, dalam proses yaitu kurangnya motivasi dari diri siswa dalam
belajar mengajar, seorang guru harus mengajak mengikuti proses belajar mengajar beberapa
siswa untuk mendengarkan, menyajikan media masalah yang terjadi dalam proses belajar
yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk mengajar yaitu (1) kurangnya interaksi antara
menulis dan mengajukan pertanyaan atau guru dan siswa; (2) penguasaan guru tentang
tanggapan sehingga terjadi dialog, kreatif yang metode pengajaran masih belum maksimal; (3)
menunjukkan proses belajar mengajar yang siswa cenderung pasif dan kurangnya motivasi
intraktif positif. Situasi belajar seperti ini dapat siswa; (4) metode yang digunakan dalam
tercipta melalui penggunaan pendekatan mengajar belum bervariasi/ monoton; (5) siswa
partisipatoris. cenderung hanya menghafal bukan memahami
Proses belajar mengajar mempunyai materi pelajaran
makna dan pengertian yang lebih luas dari pada Tujuan pembelajaran interaktif berbasis
pengertian mengajar, karena didalamnya tersirat aktivitas adalah sebagai berikut (1) meningkatkan
satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran; (2)
antara siswa yang belajar dengan guru yang meningkatkan pemahaman sosial antara siswa
mengajar, sehingga terjalin dalam bentuk dengan lingkungan sekitar; (3) mendorong siswa
interaksi edukatif. Peran guru dalam untuk dapat menemukan dan menyelidiki sendiri
pembelajaran PKN mempunyai hubungan erat konsep yang dipeljari mudah di ingat dan tidak
dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, mudah dilupakan peserta didik; (4) membantu
terutama dalam proses pengembangan siswa membentuk cara kerja bersama yang
keterampilannya, pengembangan keterampilan efektif, saling membagi informasi, serta
yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain;
berpikir, keterampilan sosial dan keterampilan dan (5) melatih siswa belajar berpikir analitis dan
praktis. Keterampilan berpikir dikembangkan mencoba memecahkan masalah yang dihadapi
untuk melatih siswa berpikir logis dan sistematis sendiri.
melalui proses belajar mengajar dengan model Kegiatan pembelajaran interkatif berbasis
pengembangan berpikir kritis, keterampilan aktivitas didasarkan pada beberapa prinsip
sosial dan praktis melalui model dialog kreatif. anatara lain (1) somatis yaitu siswa mengalami
Ketiga keterampilan tersebut dapat aktivitas fisik yang memungkinkan siswa
dikembangkan dalam situasi belajar mengajar berinteraksi dengan orang lain secara
yang teraktif antara guru dengan siswa dan siswa berpasangan atau kelompok, dari satu tempat ke
dengan siswa. tempat lain baik didalam maupun diluar kelas;
Permasalah yang muncul disekolah saat (2) auditory yaitu siswa dimungkinkan untuk
melaksanakan pembelajaran siswa dalam bidang mendengar secara aktif dari bernagai sumber
PKN adalah kurangnya motivasi dari diri siswa informasi; (3) visual yaitu siswa dimungkinkan
dalam mengikuti proses belajar mengajar . untuk melakukan pengamatan gambar atau
mereka kurang serius dalam memfokuskan diri lingkungan sekitar; (4) intelektual yaitu siswa
dalam mengikuti materi pembelajaran . Hal ini dimungkinkan untuk melakukan proses tanya
karena dalam pelaksanaan belajar mengajar guru jawab terhadap lingkungan belajarnya.
lebih sering menggunakan buku sebagai sumber Pembelajaran berbasis aktivitas memiliki
belajar, dimana guru hanya menggunakan metode karakteristik umum dalam pelaksanaan
ceramah saja dalam menyampaikan dan pembelajaran oleh guru baik dalam kelas maupun
menjelaskan materi pembelajaran PKN. Tidak diluar kelas. Karakteristik pembelajaran interaktif
adanya media peraga atau contoh gambar yang berbasis aktivitas menurut permendikbud nomor
merupakan sarana pengetahuan nyata bagi siswa. 103 tahun 2014 bersifat (1) interaktif dan
inspiratif; (2) menyenangkan, menantang, dan

Hak Cipta@ 2017 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 67


ISSN 1693 8577
Sumiyati, E

memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif; (3) dilakukan oleh guru pada semua pokok bahasan,
kontekstual dan kolaboratif; (4) memberikan dengan syarat harus memperhatikan sembilan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan hal.
kemandirian siswa; dan (5) sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta 1. Faktor Minat dan Perhatian
psikologis siswa. Kondisi belajar mengajar yang interaktif adalah
Dalam rangka meningkatkan kualitas adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar,
proses belajar mengajar dan hasil pembelajaran yang merupakan faktor utama penentu keaktifan
PKN. Bagi Siswa (1) siswa aktif dalam kegiatan siswa. Menurut Mursell terdapat 22 macam minat
belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan yang berguna bagi guru dalam memberikan
kemampuan untuk menemukan hasil akhir; (2) pelajaran kepada siswa, diantaranya anak
siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab memiliki minat terhadap belajar dan guru
mengalami sindiri proses menemukannya; (3) berusaha membangkitkan minat siswa tersebut
siswa menemukan sendiri konsep, prinsip atau dengan cara memilih dan menentukan bahan
teori yang dapat menimbulkan rasa puas; (4) pengajaran sebagai key concept untuk
siswa memperoleh pengetahuan dengan metode menciptakan perhatian siswa secara penuh.
penemuan akan lebih mampu mentranfer Upaya memusatkan perhatian siswa dapat
pengetahuannya kepada berbagai konteks; (5) dilakukan dengan cara mengajukan masalah.
melatih siswa untuk lebih banyak belajar mandiri
dan bertanggung jawab. 2. Faktor Motivasi
Pembelajaran adalah proses interaksi Motivasi adalah suatu proses untuk
anatara siswa, antara siswa dengan guru dan menggaitkan motif-motif menjadi perbuatan guna
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan
Didalam pembelajaran, siswa didorong untuk dalam diri seseorang yang mendorong tingkah
menemukan sendiri dan mentransformasikan lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
informasi kompleks, mengecek informasi baru tujuan tertentu. Sedangkan motif adalah daya
dengan yang sudah ada dalam ingatannya. Dan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
mengembangkannya menjadi informsi atau melakukan sesuatu. Motivasi belajar dapat timbul
kemampuan yang sesuai dengan lingkungannya. dari dalam diri siswa ( motivasi intrinsic) dan
Pembelajaran menganut pandangan dasar bahwa pengaruh dari luar dirinya ( motivasi ekstrinsik).
pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja Dalam konteks ini guru berperan sebagai
dari guru kepada siswa. Siswa adalah subjek motivator untuk menumbuhkan kedua motivasi
yang memiliki kemampuan untuk secara aktif tersebut agar siswa dengan adanya potensi rasa
mencar, mengolah, mengkonstruksi, dan ingin tahu ( sense of curiosity), rasa ingin maju
menggunakan pengetahuan untuk mengatasi dan lain-lain. Sedangkan motivasi eksterinsik
masalah. Untuk itu pembelajaran harus dapat timbul dari upaya guru melalui penerapan
berkenaan dengan kesempatan yang diberikan ganjaran dan penghargaan atau reward serta
kepada peserta didik untuk mengkonstruksikan hukuman atau punishment ( model S-R ), yang
pengetahuan dalam proses kognitifnya secara diorentasikan pada upaya memotivasi siswa
utuh. untuk belajar.
Motode pembelajaran interaktif berbasis
aktivitas sering dikenal dengan nama pendekatan 3. Faktor Latar Atau Konteks
pertanyaan anak. Motode ini dirancang agar
Belajar berdasarkan realita akan menarik,
siswa akan bertanya dan kemudian menemukan
belajar dimulai dari yang sederhana dapat
jawaban pertanyaan mereka sendiri.
memotivasi siswa dan belajar berdasarkan
Pengembangan model pembelajaran
pengalaman dapat mengikutsertakan siswa
interaktif berbasis aktivitas dalam PKN dapat

68 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (2) 2017.
Hal. 66-72.
Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Aktivitas Pada Pelajaran Pkn.

didalamnya. Dalam proses belajar mengajar, guru


perlu mencari tahu pengetahuan, ketrampilan dan 6. Faktor Belajar Sambil Bermain
sikap yang telah dimiliki oleh siswa sehingga Bermain merupakan kebutuhan bagi setiap
tidak terjadi pengulangan materi atau contoh anak yang sehat, karena bermain merupakan
karena akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. keaktifan yang menimbulkan kegembiraan dan
Guru dituntut untuk mengembangkan menyenangkan. Proses belajar mengajar yang
pengetahuan dan ketrampilan, dan sikap yang dilakukan dalam suasana bermain akan
dimiliki siswa tersebut. mendorong siswa aktif belajar dan pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan daya fantasi anak akan
4. Faktor Perbedaan Individu berkembang.
Pada hakekatnya siswa adalah individu
yang unik yang memiliki karakteristik berbeda- 7. Faktor Belajar Sambil Bekerja
beda, baik kecerdasan, minat, bakat, sifat, Pentingnya aktivitas belajar siswa dalam
kegemaran dan latar belakang, yang dapat proses belajar mengajar diungkapkan John
mempengaruhi proses belajar mengajar. Mursell, Dewey melalui metode proyeknya dengan
mengemukakan perbedaan siswa secara vertikal konsep learning by doing. Aktivitas yang
dan secara kualitatif. Perbedaan vertikal, yaitu dimaksud adalah aktivitas jasmaniah dan
berkenaan dengan intelegensi umum dari siswa aktivitas mental, yang digolongkan ke dalam
dan perbedaan kualitatif berkenaan dengan bakat lima kelompok yaitu:
dan minatnya. Mengingat adanya perbedaan a. Aktivitas visual (Visual activities), seperti
tersebut, guru hendaknya menyadari dan membaca, menulis, melakukan eksperimen
memaklumi apabila ada siswa yang berhasil dan diskusi.
dengan baik, atau bahkan sebaliknya mengalami b. Aktivitas lisan (Oral Activities), seperti
kesukaran memahami pelajaran. Dalam hal ini, bercerita, membaca sajak, tanya jawab dan
guru harus tetap memperhatikan persamaan dan diskusi.
perbedaan siswa dengan cara mengoptimalkan c. Aktivitas Mendengarkan (Listening
pengembangan kemampuan mereka masing- Activities), seperti mendengarkan penjelasan
masing. Salah satu cara yang dapat ditempuh guru, mendengarkan ceramah dan
adalah bantuan khusus atau menjadikan siswa pengarahan.
saling membelajarkan, artinya siswa yang pandai d. Aktivitas Gerak (Motor Activities), seperti
membantu siswa yang belum memahami simulasi, bermain peran, membuat peta atau
sehingga dengan adanya perbedaan tersebut, guru tabel dn grafik.
tidak harus mengajar secara individu. e. Aktivtas Menulis (Writng Activties), seperti
mengarang, membuat ringkasan, dan
5. Faktor Sosialisasi
membuat makalah.
Sosialisasi atau proses hubungan social, pada
masa kanak-kanak sedang tumbh dan ditandai 8. Faktor Inkuiri
dengan keinginannya untuk selalu berusaha
Pada dasarnya siswa memiliki potensi
menjalin hubungan dengan teman-temannya.
berupa dorongan untuk mencari dan menemukan
Tetapi ada suatu hal yang perlu mendapat
sendiri ( sense of inquiry), baik fakta maupun
perhatian guru ketika berlangsung proses belajar
data atau informasi yang akan dikembangkannya
mengajar, yaitu mereka akan merefleksikan
dalam bentuk cerita atau menyampaikannya
keinginan dengan cara mengobrol dengan
kepada siswa lain, setelah melalui proses
temannya sehingga akan menimbulkan
pemahaman. Dengan demikian berilah kepada
kegaduhan di dalam kelas dan kegiatan belajar
siswa untuk menemukan sendiri informasi yang
menjadi tidak efektif.
ada kaitannya dengan materi pelajaran. Dalam

Hak Cipta@ 2017 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 69


ISSN 1693 8577
Sumiyati, E

konteks ini tugas guru adalah menyampaikan mendiskusikan jawabannya dan menjadi dinding
informasi mendasar dan memancing siswa untuk pemantul atas jawaban siswa.
mencari informasi selanjutnya. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam
9. Faktor memecahkan Masalah bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
Setiap anak menyukai tantangan (sense of Sedangkan, sudjana ( 1990 ) mendifinisikan hasil
Chalanger), demikian pula halnya dengan siswa belajar sebagai kemampuan yang dimiliki siswa,
dalam belajar. Belajar yang memiliki tantangan yang ditunjukkan melalui perubahan tingkah laku
yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa ( behavioral change ), setelah ia mengalami
akan mendorong mereka untuk belajar. pengalaman belajar. Wujud tingkah laku sebagai
Sebaliknya tantangan yang beratkan akan hasil belajar itu, misalnya dari tidak tahu
mematahkan semangat dan membuat siswa tidak menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
betah belajar. Dalam proses belajar mengajar, mengerti, atau dari tidak memahami menjadi
tantangan tersebut dapat diciptakan oleh guru paham.
dengan mengajukan situasi bermasalah agar Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan
siswa peka terhadap masalah . oleh tercapainya hasil belajar yangoptimal.
Guru dalam proses belajar mengajar Wujud pencapaian hasil belajar siswa lazimnya
yang intraktif dapat mengembangkan teknik dinyatakan dengan nilai prestasi belajar, salah
bertanya efektif atau melakukan dialog kreatif satunya adalah nilai ulangan harian. Sesuai
dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. dengan nama atau istilahnya, nilai ini diperoleh
Sifat pertanyaan dapat mengungkapkan sesuatu siswa setelah pelaksanaan suatu ulangan harian.
atau memiliki sifat inkuiri sehingga melalui
pertanyaan yang diajukan, siswa dikembangkan METODE
kemampuannya kearah berpikir kreatif dalam Siklus I
menghadapi sesuatu. Beberapa komponen yang 1. Perencanaan
harus dikuasai oleh guru dalam menyampaikan Rencana perbaikan pembelajaran yang
pertanyaan yaitu : peneliti susun antara lain meliputi:
a. Pertanyaan harus mudah dimengerti oleh mengadakan tanya jawab dan diskusi tentang
siswa kenampakan alam, sosial budaya negara-negara
b. Memberikan acuan tetangga.
c. Memusatkan perhatian siswa berdiskusi dan melakukan tanya jawab
d. Pemidahan giliran dan penyebaran tentang kenampakan alam dan sosial negara-
e. Pemberian waktu berpikir kepada siswa negara tetangga.
f. Pemberian tuntunan
Sedangkan jenis pertanyaan untuk 2. Pelaksanaan
pengembangan model dialog kraetif ada enam
Adapun pelaksanaan dari rencana
jenis yaitu :
pembelajaran antara lain sebagai berikut :
a. Pertanyaan mengingat
Guru menjelaskan materi dengan melakukan
b. Pertanyaan mendeskripsikan
tanya jawab dengan siswa
c. Pertanyaan menjelaskan
membimbing siswa dalam mengerjakan LKS
d. Pertanyaan sintesis
membahas LKS untuk mengukur kemampuan
e. Pertanyaan menilai
siswa dalam menerima pelajaran dari guru.
f. Pertanyaan terbuka
Untuk meningkatkan interaktif berbasis
3. Pengamatan
aktivitas dalam proses belajar mengajar, guru
hendaknya mengajukan pertanyaan dengan Beberapa aspek yang diamati antara lain :
memberi kesempatan kepada siswa untuk a. Menjelaskan konsep kenampakan alam

70 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (2) 2017.
Hal. 66-72.
Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Aktivitas Pada Pelajaran Pkn.

b. Memimpin diskusi kelompok Mengacu pada model yang digunakan,


c. Membimbing siswa diskusi maka selama proses kegiatan belajar mengajar
d. Menarik kesimpulan dari pelaksanaan siswa dapat memusatkan perhatiannya pada
diskusi pokok bahasan yang akan dijelaskan. Siswa
memperoleh pengalaman yang dapat membentuk
d.Refleksi ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan
Kegiatan pada siklus I ini merupakan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-
refleksi yang akan kami gunakan dalam melihat pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri
kekurangan dan kelebihan yang memungkin oleh siswa pada saat dilaksanakannya evaluasi,
timbul pada perbaikan pembelajaran, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan
secara langsung kepada guru, kesalahan yang
HASIL terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena
Pada pra pembelajaran jumlah siswa yang langsung terjadi interaksi antara guru dan siswa
tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
sangat tinggi. Setelah dilaksankan perbaikan Kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah
pembelajaran pada siklus 1 nampak sekali dapat diperbaiki dengan cara
peningkatan hasil belajar siswa yaitu sebesar 1. Mengadakan dialog dengan siswa dan
62,50 % atau 10 siswa sudah tuntas dan 6 siswa membahas tentang materi yang telah
belum tuntas. Pada siklus 2 mengalami diajarkan namun belum banyak yang
peningkatan secara signifikan sebesar 87,50%. memahaminya
2. Memberikan tugas kelompok yang berupa
lembar kerja kelompok, sehingga peneliti
PEMBAHASAN dapat mengukur kemampuan siswa dalam
kami temukan beberapa kekuatan dan memahami pembelajaran.
kelemahan pada diri peneliti. Dengan 3. Menggunakan metode pembelajaran yang
mengadakan perbaikan pembelajaran ini peniliti bervariasi yaitu metode ceramah, metode
lebih rinci dalam melihat permasalahan yang tanya jawab, presentasi dan pemberian tugas
sering timbul pada pembelajaran pada umumnya, secara kelompok.
maka peniliti juga bisa segara membuat rencana Adapun tahapan-tahapan perencanaan
perbaikan yang bisa meminimalkan masalah perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
yang ada. 1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran
Pada saat ini ternyata penelitian yang secara tertulis yang berisi langkah-langkah
dilakukan oleh peniliti jarang tidak bisa diakui pelaksanaan pembelajaran yang sekiranya
keabsahannya, karena penelitian ini dilakukan siswa dapat dengan mudah mengikuti
dalam skala yang sempit ( hanya pada kelompok- pembelajaran.
kelompok tertentu 2. Menyiapkan lembar observasi yang
Penerapan Model Pembelajaran Interaktif merupakan hasil kesepakatan antara peneliti
berbasis aktivitas Untuk Meningkatkan Prestasi dengan teman sejawat yang bertindak
Belajar siswa. Sebelum mengajar atau sebagai selaku pengamat.
pembelajaran dilaksankan, seorang guru harus 3. Membuat lembar kerja kelompok untuk
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mengetahui tingkat keberhasilan
(RPP), menentukan konsep materi yang akan pembelajaran siswa.
diajarkan kepada siswa, mencari dan 4. Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam
merumuskan masalah yang sesuai dengan konsep perumusan pancasila dengan kalimat runtut
tersebut, serta merencanakan strategi 5. •Mengadakan tanya jawab mengenai hal-hal
pembelajaran yang sesuai atau yang cocok. yang berhubungan dengan materi.
6. Siswa mengerjakan soal postes.

Hak Cipta@ 2017 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 71


ISSN 1693 8577
Sumiyati, E

7. Secara bersama-sama siswa membuat DAFTAR PUSTAKA


kesimpulan hasil belajar. Harlen, (1992), Model Pembelajaran Interaktif.
Beberapa aspek yang diamati antara lain, London: Kogon Page
sebagai berikut : Kusnan M. Rosyid,(2010). Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas VI. Jakarta: Intan
1. Menjelaskan konsep kenampakan alam
Pariwara
2. Memimpin diskusi kelompok Suciati,(2007). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta:
3. Membimbing siswa berdiskusi Universitas Terbuka
4. Menarik kesimpulan Sudjana,(1990). Prestasi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Sukardi,(1983). Pedoman Penilaian. Jakarta : Rineka
KESIMPULAN Cipta
Usman,(1999). Penerapan Model Pembelajaran
Berdasarkan uraian pembahasan dan hasil
Interaktif. Bandung: Pustaka Martina.
penelitian diatas mulai siklus 1 sampai siklus 2 Winaputra, S Udin, (2005), Materi dan Pembelajaran.
mengenai penggunaan model pembelajaran Jakarta : Universitas Terbuka
interaktif berbasisi aktivitas, dapat penulis Winaputra ,S Udin, ( 2005), Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka
simpulkan bahwa: Wardani I.G.A.K, Wihardit Kuswaya, Nasution
1. Dengan menggunakan Model pembelajaran Noehi. ( 2006 ). Penelitian Tindakan Kelas
interaktif Berbasis Aktivitas, ternyata (PTK). Jakarta : Universitas Terbuka
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas VI SD Negeri 09 Kabawetan pada
materi
2. Melalui Model pembelajaran interaktif
Berbasis Aktivitas, siswa dapat lebih aktif
dalam kegiatan belajar, terutama pada mata
pelajaran PKN.

SARAN DAN TINDAK LANJUT


Berdasarkan kesimpulan diatas serta hasil
perbaikan dan pembelajaran, agar kegiatan
belajar mengajar PKN yang membahas
mengenai” Nilai-nilai juang dalam perumusan
pancasila” anak lebih aktif, kreatif dan
memberikan hasil yang optimal bagi siswa. Maka
ada beberapa saran yang dapat disampaikan
sebagai berikut :
1. Dalam kegiatan pembelajaran PKN
sebaiknya guru menggunakan model
pembelajaran interaktif berbasis aktivitas,
karena dengan model pembelajaran tersebut
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Guru hendaknya menerapkan pembelajaran
interaktif, terutama pada mata pelajaran
PKN, karena dapat mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran

72 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (2) 2017.
Hal. 66-72.

Anda mungkin juga menyukai