Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN SEJARAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII


SMA COKROAMINOTO BALEGEDE KABUPATEN CIANJUR
TAHUN AJARAN 2020/2021

Hendra Prijatna1, Ian Nuryana2


Prodi Pendidikan IPS, FKIP, Universitas Bale Bandung

ABSTRAK

Masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar sejarah peserta didik. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh model discovery learning terhadap hasil belajar
sejarah peserta didik kelas XII SMA Cokroaminoto Balegede Kabupaten Cianjur. Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen dengan metode pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan yaitu non-
equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XII dengan
jumlah 50 peserta didik. Penentuan sampel penelitian menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan teknik tes, angket dan wawancara. Hasil pengujian hipotesis menggunakan rumus t-
test pooled varians diperoleh data thitung = 2,12 > ttabel = 2,02 dan untuk ttabel (α = 0,05), artinya ada
pengaruh yang signifikan pada penerapan model discovery learning terhadap hasil belajar sejarah peserta
didik kelas XII SMA Cokroaminoto Balegede Kabupaten Cianjur.

Kata Kunci : Discovery Learning, Hasil Belajar, Pembelajaran Sejarah

PENDAHULUAN merancang program-program dalam


Aktivitas peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dengan
mengikuti pembelajaran di kelas sangat terorganisir secara baik. Pendidik juga
diutamakan. Pada kurikulum nasional melakukan konstruksi dalam penerapan
disebutkan ada beberapa kompetensi yang media dan metode pembelajaran yang
harus dikembangkan dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan dalam
mencakup kemampuan berkomunikasi, mengikuti pembelajaran.
kemampuan berpikir jernih dan kritis, Pendidikan dapat diartikan sebagai
kemampuan mempertimbangkan segi kegiatan belajar. Belajar dapat diartikan
moral untuk suatu permasalahan, sebagai proses perubahan tingkah laku
kemampuan menjadi warga negara yang pada diri individu berkat adanya interaksi
bertanggungjawab, kemampuan mencoba anatara indivdu dan individu dengan
untuk mengerti dan toleran terhadap lingkungannya. Menurut W.H Burton
pandangan yang berbeda, kemampuan (dalam Uzer Usman, 2000: 5) learning is a
hidup dalam masyarakat, memiliki change in the individual due to intruction
kesiapan untuk bekerja, memiliki of that individual an his environment, wich
kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, fells a need an makes him more capable of
serta memiliki rasa tanggungjawab dealing adeqautely with his environment.
terhadap lingkungan. Maka dari itu dalam Dalam pengertian ini dapat disimpulkan
mengajar peserta didik, pendidik tidak bahwa belajar memberikan perubahan pada
boleh hanya menekankan pada seseorang dalam semua aspek baik dari
pengetahuannya saja melainkan kemampuan, keterampilan, dan
pengembangan keterampilan, nilai dan pengetahuan. Pendidikan atau proses
sikap, serta menuntun peserta didik untuk pembelajaran dapat diperoleh dari banyak
bertindak secara konkrit dan praktis dalam orang, tempat dan berbagai cara. Secara
menghadapi kehidupan di masa mendatang. garis besar, proses pendidikan dapat dibagi
Tujuan tersebut akan tercapai bila pendidik dua yakni pendidikan formal yakni

52
pendidikan berbasis sekolah umum atau didik dapat menerima materi dengan lebih
home schooling, dan pendidikan non- bermakna. Salah satunya menurut
Formal yakni pendidikan yang didapat dari Reynolds & Caperton, 2011 dalam Arif
kegiatan sehari-hari seperti pendidikan Suparman (2020) yaitu model
orangtua, pengalaman sendiri dan orang pembelajaran Discovery Learning. yang
lain (Uzer Usman, 2000: 6). menuntut peserta didik aktif dan pendidik
Problematika dalam proses hanya menjadi fasilitator dalam proses
pembelajaran khususnya yang pembelajaran . Hal tersebut diperkuat oleh
memperhatikan aktivitas kelas pada saat pernyataan Agus N Cahyo dalam bukunya
mata pelajaran sejarah berlangsung pada bahwa Discovery Learning ialah suatu
saat ini cenderung masih pasif. Proses pembelajaran yang melibatkan peserta
aktivitas pembelajaran terlihat berjalan didik dalam proses kegiatan mental melalui
satu arah (teacher center), pendidik masih tukar pendapat, diskusi, membaca sendiri
menjelaskan materi dengan cara-cara dan mencoba sendiri, agar anak dapat
pembelajaran konvensional dan belum belajar sendiri (Cahyo, 2013).
secara maksimal membawa peserta didik Terdapat penelitian yang
untuk mengeksplorasi materi melainkan menjelaskan bahwa model pembelajaran
masih menjadikan peserta didik hanya Discovery Learning merupakan salah satu
mendengarkan dan mencatat saat pendidik model yang menjadi jawaban dari
menyampaikan materi yang di sajikan. pertanyaan mengapa pembelajaran sejarah
Meskipun terdapat timbal balik membosankan (Arniawati, Slamet &
dalam proses belajar berupa tanya jawab, Chundari, 2014). Model pembelajaran
hal itupun di karenakan pertanyaan dari Discovery Learning memiliki pengaruh
pendidik, serta peserta didik terlihat kurang penting dalam peningkatan hasil belajar
menikmati aktivitas belajarnya. peserta didik dan meningkatkan
Pembelajaran konvensional dengan metode kemampuan berfikir kritis peserta didik.
ceramah menimbulkan kurangnya Penggunaan model Discovery Learning
perhatian dan keaktifan peserta didik dalam pembelajara sejarah pada penelitian
dalam mengikuti kelas matapelajaran ini diberikan karena pembelajaran sejarah
sejarah. Selain itu alasan mengapa mata sebenarnya bukanhanya pelajaran hafalan
pelajaran sejarah cenderung tetapi pelajarn yang seharusnya mengajak
membosankan, karena anak memiliki peserta didik untuk mampu memecahakan
pemikiran bahwa pelajaran sejarah masalah dan mampu memberikan telaah
merupakan pelajaran yang berisi banyak kritis dari setiap proses pembelajaran yang
hafalan dan menyebabkan peserta didik di berikan oleh pendidik. Penggunaan
kurang tertarik dengan mata pelajaran Discovery Learning dalam penelitian quasi
sejarah. eksperimen ini diduga mampu memberikan
Penelitian awal di SMA pengaruh terhadap hasil belajar peserta
Cokroaminoto Balegede ditemukan bahwa didik dalam pembelajaran sejarah.
hasil belajar peserta didik kelas XII dalam Berdasarkan uraian di atas , diduga
mata pelajaran sejarah tergolong cukup tedapat pengaruh model pembelajaran dan
rendah. Dilihat dari proses pembelajaran kemampuan derfikir kritis peserta didik
keseharian dan keaktifan di dalam kelas terhadap hasil belajar sejarah. Untuk itu
juga kurang. Hal tersebut merupakan suatu seorang pendidik perlu mencoba sesuatu
tantangan bagi pendidik untuk menemukan proses pembelajaran yang lebih aktif dan
formula yang efektif supaya peserta didik kreatif di kelas sehingga dapat merangsang
dapat berperan aktif dalam proses peserta didik untuk lebih berfikir kritis
pembelajaran. dalam belajar yang diharapkan dapat
Terdapat banyak sekali model meningkatkan hasil belajar pada
pembelajaran yang menarik agar peserta matapelajaran sejarah. Penelitian ini di

53
lakukan dengan maksud ingin melihat Berkaitan dengan hal itu peneliti
apakah terdapat pengaruh dari penerapan tertarik untuk melakukan penelitian
model Discovery Learning terhadap hasil mengenai “Pengaruh Penerapan Metode
belajar peserta didik dalam mata pelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran
sejarah di SMA Cokroaminoto Balegede Sejarah terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur. XII di SMA Cokroaminoto Balegede,
Di masa pandemi saat ini, peneliti Kabupaten Cianjur, Tahun Ajaran 2020-
akan membandingkan metode 2021.” Adapun rumusan masalahnya yaitu
pembelajaran discovery learning terhadap sebagai berikut; (1) Bagaimana Pengaruh
hasil belajar sejarah siswa dengan cara Penerapan Metode Discovery Learning
pembegian kelas menjadi dua yaitu luring terhadap hasil belajar siswa kelas XII pada
dan daring. Teknis pelaksanaan nya daring mata pelajaran sejarah?; (2) Apakah
dilakukan dengan menggunakan media terdapat perbedaan yang signifikan antara
Whats App dan luring dilakukan dengan pembelajaran dengan menerapkan metode
cara pembagian kelompok tiap kelompok Discovery Learning dengan pembelajaran
terdiri dari lima orang dan di lakukan di sebelumnya yang di lakukan secara
slah satu rumah peserta didik kemudian konvensional dalam pembelajaran sejarah?
guru mengecek secara terjadwal ke tiap-
tiap rumah. Untuk kelas luring dalam satu
kelas di bagi menjadi lima kelompok
belajar luring.

KAJIAN LITERATUR (5) Mampu mengarahkan cara belajar


1. METODE DISCOVERY LEARNING siswa, sehingga lebih memilki motivasi
Agus N Cahyo (2013:101) yang kuat untuk belajar lebih giat ; (6)
mengemukakan Discovery Learning Membantu siswa untuk memperkuat dan
ialah suatu pembelajaran yang menambah kepercayaan pada diri sendiri
melibatkan siswa dalam proses dengan proses penemuan sendiri; (7)
kegiatan mental melalui tukar pendapat, Strategi itu berpusat pada siswa tidak
dengan diskusi, membaca sendiri dan pada guru.
mencoba sendiri, agar anak dapat
belajar sendiri. Menurut Roestiyah 2. HASIL BELAJAR
(2008:20) dalam bukunya Strategi Menurut Oemar Hamalik (2001:
Belajar dan Mengajar mengungkapkan 159) “Hasil belajar yaitu hasil yang
kelebihan Model Discovery Learning dicapai oleh siswa setelah melakukan
diantaranya; (1) Teknik ini mampu kegiatan belajar dalam upaya mencapai
membantu siswa siswa untuk tujuan pembelajaran yang telah
mengembangkan; memperbanyak ditetapkan”. Adapun menurut Zainal
kesiapan; serta penguasaan Arifin (2012: 298), hasil belajar
keterampilan dan proses merupakan hasil dari suatu interaksi
kognitif/pengenalan siswa; (2) Siswa tindak belajar dan tindak mengajar”.
memperoleh pengetahuan yang bersifat Sedangkan menurut Nasution (1992:
sangat pribadi/ individual sehingga 189), hasil belajar yaitu berupa
dapat kokoh/ mendalam tertinggal rangkaian kata-kata yang dapat
dalam jiwa siswa tersebut; (3) Dapat dimantapkan dengan banyak ulangan”.
membangkitkan kegairahan belajar Hasil belajar merupakan hasil
siswa; (4) Memberikan kesempatan yang dicapai setelah melakukan proses
kepada siswa untuk berkembang dan interaksi tindak belajar dan tindak
maju sesuai dengan kemampuannya mengajar dengan menghasilkan
masing-masing rangkaian kata-kata yang dapat

54
dimantapkan dengan banyak ulangan, menggunakan perhitungan statistik. Oleh
sehingga mencapai tujuan karena itu, pendekatan kuantitatif banyak
pembelajaran yang telah ditetapkan. dituntut menggunakan angka, mulai
pengumpulan data, penafsiran terhadap
3. PEMBELAJARAN SEJARAH data serta penampilan hasilnya
Pembelajaran merupakan Ditinjau dari cara tingkat
akumulasi dari konsep mengajar penjelasannya, penelitian ini merupakan
(teaching) dan konsep belajar penelitian deskriptif dan verifikasi.
(Learning). Pembelajaran sejarah Teknik analisis data disesuaikan dengan
menelaah tentang asal-usul dan instrumen yang digunakan dan jenis data
perkembangan serta peranan yang diperoleh. Teknik analisis yang
masyarakat dimasa lampu berdasarkan pertama uji instrumen menggunakan uji
motode dan metodologi tertentu. validitas dan uji realibilitas dengan
Adapun tujuan pembelajaran menggunakan aplikasi SPSS 16.
sejarah ialah mengajarkan konsep, Kemudian yang kedua adalah uji asumsi
mengajarkan keterampilan intektual kelasik menggunakan uji normalitas.
dan memberikan informasi kepada Yang ketiga yaitu uji hipotesis
peserta didik. Berikut tujuan menggunakan uji determinan, uji parsial
pembelajaran sejarah adalah; (1) dan uji simultan.
Mendorong siswa berpikir kritis-
analitis dalam memanfaatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengetahuan tentang masa lampau A. Hasil Penelitian
untuk memahami kehidupan masa kini 1. Kelas Eksperimen
dan yang akan datang; (2)Memahami Rata – rata nilai pre tes kelas
bahwa sejarah merupakan bagian dari eksperimen adalah 36,1500 dengan
kehidupan sehari-hari; (3) range berkisar antara 32,9777
Mengembangkan kemampuan sampai dengan 39,3223. Standard
intelektual dan keterampilan untuk eror of mean data tersebut adalah
memahami proses perubahan dan 1,56834 . penggunaan standard
keberlanjutan masyarakat (Pusat error of mean untuk memperkirakan
Kurikulum, 2002). besar rata-rata populasi. 5% trimmed
Dari pendapat di atas, tujuan mean (tingkat kesalahan) ukuran ini
pembelajaran Sejarah ialah di dapat dengan mengurutkan data
mengajarkan pembelajaran sejarah nilai pretes kelas eksperimen dari
untuk memahami arti pentingnya yang terkecil sampai dengan yang
sejarah dengan tidak hanya menghapal terbesar, kemudian memotong 5%
akan tetapi lebih memahami konsep dari data terkecil dan 5% dari data
secara keseluruhan sehingga materi yang terbesar . Hal ini bertujuan
yang didapat tidak hanya dalam bentuk untuk membuang (trimming) nilai
fakta sejarah (pengetahuan) akan tetapi data yang unsual ’menyimpang’
dapat menimbulkan rasa penghargaan (karena jauh dari rata-rata).
dan jiwa nasionalisme. Kemudian pada hasil yang ada
dilakukan perhitungan Mean
METODE PENELITIAN hasilnya 36,0833, yang berarti rata-
Pendekatan yang digunakan rata nilai pretes kelas eksperimen
dalam penelitian ini adalah pendekatan dengan proses trimming menjadi
kuantitatif, yaitu pendekatan yang 36,0833.
memungkinkan dilakukannya pencatatan Median atau titik tengah data
dan analisa data hasil penelitian secara jika semua data diurutkan dan dibagi
eksak dan menganalisis data dua sama besar. Angka median 35,0
55
menunjukan bahwa 50% sampel sampai dengan 36,3441. Dan
mempunyai nilai 35,0 ke atas dan Standard eror of mean data
50% nya lagi mempunyai nilai 35,0 tersebut adalah 1,46790. 5%
ke bawah. trimmed mean (tingkat kesalahan)
Standard deviasi adalah ukuran ini didapat dengan
9,91903 dan varians adalah 98,387. mengurutkan data nilai pretes kelas
makin besar standard deviasi eksperimen dari yang terkecil
menunjukan data semakin bervariasi, sampai dengan yang terbesar,
jika standard deviasi dibagi dengan kemudian memotong 5% dari data
akar jumlah sampel, maka hasilnya terkecil dan 5% dari data yang
adalah standard error of mean ( SE terbesar. hal ini bertujuan untuk
Mean). Nilai minimum data adalah membuang (trimming) nilai data
17 dan nilai maksimumnya adalah yang unsual ’menyimpang’ (karena
55 sehingga range = nilai jauh dari rata-rata). Kemudian pada
maksimum – nilai minimum = 55 – hasil yang ada dilakukan
17= 38,00. perhitungan Mean seperti biasa
Interquartile range. Ukuran Terlihat hasil 33,1944 yang
ini menunjukan selisih antara nilai berarti rata-rata nilai pretes kelas
persentil yang ke 25 dan persentil kontrol dengan proses trimming
yang ke 75. Secara teoritis, 50 % menjadi 33,1944. Median atau titik
dari data terletak antara persentil ke tengah data jika semua data
25 dan persentil ke 75. Dari output diurutkan dan dibagi dua sama besar.
didapat nilai 13 yang berarti pada Angka median 33,000 menunjukan
50% data nilai pre tes kelas bahwa 50% sampel mempunyai nilai
eksperimen , selisih antara yang 33,00 ke atas dan 50% nya lagi
terbesar dan terkecil adalah 13,00. mempunyai nilai 33,0000 ke bawah.
Ukuran skewness adalah Standard deviasi adalah
0,193 untuk penilaian, nilai tersebut 9,28381 dan varians 86,189. makin
diubah ke angka rasio. Rasio besar standard deviasi menunjukan
skweness = skweness : s.e skweness data semakin bervariasi, jika
= 0,193 : 0,374 = 0,516. Bila rasio standard deviasi dibagi dengan akar
skweness terletak antara -2 dan 2 jumlah sampel, maka hasilnya
maka data berdistribusi normal. adalah standard error of mean (SE
0,516 terletak antara -2 dan 2 maka Mean). Nilai minimum data adalah
data nilai pre tes ini berdistribusi 20 dan nilai maksimum nya adalah
normal. 50 sehingga range = nilai
Ukuran kurtosis adalah - maksimum – nilai minimum = 50 –
0,574. Untuk penilaian , nilai 20 = 30.
tersebut diubah ke angka rasio. Interquartile range. Ukuran ini
Rasio kurtosis = kurtosis : s.e menunjukan selisih antara nilai
kurtosis = - 0,574 : 0,733 = - 0,783. persentil yang ke 25 dan persentil
Bila rasio kurtosis terletak antar -2 yang ke 75. seperti diketahui, secara
dan 2 maka data berdistribusi teoritis, 50% dari data terletak antara
normal - 0,783 terletak antara -2 dan persentil ke 25 dan persentil ke 75.
2 maka data nilai pre tes ini dari output didapat nilai 14,50, yang
berdistribusi normal. berarti pada 50% data nilai pre tes
2. Kelas Kontrol kelas kontrol, selisih antara yang
Rata-rata nilai pre tes kelas terbesar dan terkecil adalah 14,50.
kontrol adalah 33,3750 dengan Ukuran skewness adalah 0,174
range berkisar antara 30,4059 untuk penilaian, nilai tersebut

56
diubah ke angka rasio. Rasio rendah. Angka R square atau
skweness = skweness : s.e skweness koefisien determinasinya sebesar
= 0,174 : 0,374 = 0,465. Bila rasio 0,80 artinya bahwa hasil belajar
skweness terletak antar -2 dan 2 dapat dijelaskan oleh penggunaan e-
maka data berdistribusi normal. learning sebesar 8% dan sisanya
0,465 terletak antara -2 dan 2 maka 92% dijelaskan oleh variabel-
data nilai pre tes ini berdistribusi variabel lain diluar dari e-learning.
normal. Adapun untuk uji parsial dan
Ukuran kurtosis adalah - 0,626. uji simultan didapatkan hasil sebagai
Untuk penilaian , nilai tersebut berikut:
diubah ke angka rasio. Rasio a. Uji Parsial (t)
kurtosis = kurtosis : s.e kurtosis = - Pada kajian kali ini
0,851: 0,733 = - 1,161. Bila rasio digunakan untuk mengetahui
kurtosis terletak antar -2 dan 2 maka pengaruh satu atau lebih variabel
data berdistribusi norma l - 1,161 bebas (independent) terhadap satu
terletak antara -2 dan 2 maka data variabel tak bebas (dependen). Hasil
nilai pre tes ini berdistribusi normal. pengujian hipotesis menggunakan
uji parsial diperoleh t sebesar 2,299
3. Uji Validitas dan Reliabilitas dengan signifikan 0,025 sedangkan
Berdasarkan hasil uji validasi nilai untuk n = 63 sebesar 1,99
menunjukan bahwa semua butir soal diperolehng (2,299)>
pernyataan pernyataan variabel (1,99) dan nilai signifikan (0,025) <
penggunaan e-learning yang telah α (0,05), yang artinya bahwa ho
diisi oleh responden dinyatakan ditolak, maka pengguna e-learning
valid kemudian hasil uji realibilitas mempunyai pengaruh yang
pada instrument ini diperoleh signifikan terhadap hasil belajar
sebesar 0,668, sehingga dinyatakan mata pelajaran IPS siswa kelas VIII
reliabel 0,668 > 0,248. di MTs Salafiyah Al-Mushlihin.
b. Uji Simultan (F)
4. Uji Normalitas Berdasarkan perhitungan Uji
Berdasarkan hasil uji F melalui program SPSS 16 yang
normalitas didapatkan dari variable terdapat dalam kolom F diatas
X dan Y dinyatakan semuanya bahwa hasil yang diperoleh adalah
berdistribusi normal. Karena hasil sebesar 5,285 dengan tingkat
dari uji normalisasi menggunakan signifikan 0,025. Sedangkan nilai
One Sample Kolmograv-Smirnov untuk n = 63 sebesar 3,993.
Tes menunjukan data X dan Y 0,768 Diperoleh (5,285) >
yang artinya menunjukan > 0,05 (3,993) dan nilai signifikan (0,025)
berrti berdistribusi normal. < α (0.05) yang artinya bahwa
variabel pengguna e-learning
5. Uji Hipotesis berpengaruh terhadap hasil belajar
Berdasarkan hasil uji hipotesis mata pelajaran IPS siswa kelas VIII
dapat diketahui bahwa nilai MTs Salafiyah Al-Mushlihin
koefisien determinasinya adalah Kabupaten Bandung, artinya
0,080 atau sama dengan 8% dengan semakin optimal penggunaan e-
demikian dapat dinyatakan bahwa learning maka hasil belajar mata
ada korelasi atau hubungan antara pelajaran IPS semakin baik.
variabel dependen (hasil belajar)
dengan variabel independent B. Pembahasan
(pengguna e-learning) adalah
57
Hasil analisis data yang dilakukan pembelajaran. Selain itu, sistem e-
secara parsial menyatakan bahwa e- learning tersebut juga membawa
learning berpengaruh positif signifikan peningkatan yang berarti dalam proses
terhadap hasil belajar mata pelajaran belajar.
IPS siswa kelas VIII MTs Salafiyah Fokus utama dalam
Al-Mushlihin. Hal ini berarti e- mengembangkan sistem e-learning
learning dapat menyebabkan bukanlah seberapa efektif atau
meningkatnya hasil belajar mata menarikkah sistem e-learning yang
pelajaran IPS siswa kelas VIII MTs harus diterapkan melainkan bagaimana
Salafiyah Al-Mushlihin Kabupaten memotivasi pembelajaran agar nyaman
Bandung. Hal ini sesuai dengan apa dalam menggunakan sistem e-learning
yang disampaikan oleh Penelitian Sri tersebut. E-learning merupakan
Tomo, Bebas Widada dalam Jurnal aplikasi teknologi informasi
Ilmiah Sinus yang berjudul Pengaruh komunikasi bersifat pragmatis yang
Pemanfaatan E-Learning Terhadap memerlukan dukungan infrastruktur
Hasil Belajar Mahasiswa (Studi Kasus dan superstruktur lain yang terkait
STMIK Sinar Nusantara Surakarta). dengan Lembaga Pendidikan dan
Hasil penelitian menunjukan pengajar maupun siswa. E-learning
penggunaan e-learning memiliki akan berhasil jika dilakukan dengan
pengaruh positif pada hasil belajar benar dan optimal. Namun bisa juga
siswa. penerapan e-learning itu gagal.
Telah banyak penelitian yang Kegagalan tersebut antara lain
dilakukan untuk mempelajari sebabkan salah penerapan pendekatan
efektivitas e-learning. Namun dalam pembelajaran, yaitu tidak
penelitian-peneitian tersebut menerapkan pendekatan pembelajaran
menunjukan hasil yang berbeda. (student centered learning) melainkan
Beberapa mengklaim bahwa e-learning pengajaran berpusat pada (teacher
tidak menunjukan perbedaan yang centered learning).
signifikan dibanding dengan
pembelajaran konvensional. Namun
jika ada yang menyatakan bahwa e- PENUTUP
learning memberikan kemajuan cukup Penelitian mengenai e-learning
besar apalagi di musim pandemic menggunakan angket dan diukur dengan
covid 19 seperti sekarang ini. 6 indikator dan 15 pertanyaan untuk
Diperlukan sebuah media untuk menggambarkan bagaimana penerapan
mempermudah pembelajaran secara e-learning di MTs Salafiyah Al-
jarak jauh. Mushlihin Kabupaten Bandung. Dari
Seperti pembelajar konvensional, hasil penelitian didapatkan data untuk
motivasi dan disiplin diri dari penerapan e-leraning dengan kategori
pembelajaran tetap merupakan elemen tinggi sebesar 44%, kategori sedang 56%
terpenting dari kepuasan maupun dan kategori rendah 0% dengan
kesuksesan dalam proses e-learning. demikian dapat diperoleh bahwa
Jadi faktor keberhasilan proses e- penggunaan e-learning pada siswa kelas
learning tergantung terutama pada VIII MTs Salafiyah Al-Mushlihin
motivasi dan disiplin dari Kabupaten Bandung dinyatakan kategori
pembelajaran. Hasil yang dapat dilihat sedang.
adalah bahwa system e=learning cukup Hasil belajar diambil dari
mempengaruhi tingkat kepuasan dokumentasi nilai rapot semester 1 dan
pembelajaran, tetapi tidak semester 2 dibandingkan untuk
mempengaruhi tingkat kesuksesan peningkatanya. Nilai rapot semester 1
dijadikan acuan awal sebelum diterapkan

58
e-learning. Semester 2 dijadikan hasil atau hubungan antara variabel dependen
dari penelitian. Setelah diolah data (hasil belajar) dengan variabel
diketahui bahwa hasil belajar yang independent (pengguna e-learning)
termasuk katagori tinggi sejumlah 63 adalah rendah. Angka R square atau
orang atau 100%, dan kategori sedang koefisien determinasinya sebesar 0,80
dan rendah nilainya 0%. Dengan artinya bahwa hasil belajar dapat
demikian dapat diperoleh hasil bahwa dijeaskan oleh penggunaan e-learning
hasil belajar pada siswa kelas VIII MTs sebesar 8% dan sisanya 92% dijelaskan
Salafiyah Al-Mushlihin Kabupaten oleh variabel-variabel lain diluar dari e-
Bandung dinyatakan kategori tinggi. learning.
Pengaruh variabel X terhadap Y
dijelaskan dengan Uji t, Uji F dan Uji DAFTAR PUSTAKA
determinasi sebagai berikut: Ada Adi, Saeful Hamdi.(2013). Penerapan
pengaruh positif signifikan antara Metode E-Learning Dalam Upaya
penggunaan e-learning terhadap hasil Meningkatkan Hasil Belajar
belajar mata pelajaran IPS siswa kelas Siswa Kelas VII Pada Mata
VIII MTs Salafiyah Al-Mushlihin Pelajaran IPS Terpadu. [Online].
Kabupaten Bandung. Hasil pengujian Tersedia:http://repository.uinjkt.a
hipotesis menggunakan uji parsial c.id/dspace/handle/123456789/24
diperoleh t sebesar 2,299 dengan 988 (diakses tanggal 12 Oktober
signifikan 0,025 sedangkan 2020)
Arifin,Zaenal. (2014). Evaluasi Belajar.
nilai untuk n = 63 sebesar 1,99
Bandung: Rosdakarya
diperolehng (2,299)>
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur
(1,99) dan nilai signifikan (0,025) < α Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
(0,05), yang artinya bahwa Ho ditolak Jakarta : Rineke Cipta
dan Ha diterima, maka pengguna e- Arniwati, Eni, Slamet dan Chundari.
learning mempunyai pengaruh yang 2014. “Pengaruh Model
signifikan terhadap hasil belajar mata Pembelajaran Discovery Learning
pelajaran IPS siswa kelas VIII di MTs terhadap Hasil Belajar Matematika
Salafiyah Al-Mushlihin. Berdasarkan Ditinjau dari Motivasi Belajar”.
perhitungan Uji F melalui program SPSS Jurnal Mahapeserta didik PGSD,Vol.
16 yang terdapat dalam kolom F diatas 2 No. 8.
bahwa hasil yang diperoleh adalah Asrof, Safi’i (2005). Metodologi
sebesar 5,285 dengan tingkat signifikan Penelitian Pendidikan. Surabaya:
0,025. Sedangkan nilai untuk n = Elkaf
63 sebesar 3,993. Diperoleh Caka Gatot Priambo. (2013). Pengaruh
(5,285) > (3,993) dan nilai Penerapan E-Learning terhadap
signifikan (0,025) < α (0.05) yang Peningkatan Motivasi dan
artinya bahwa variabel pengguna e- Efektivitas Belajar Menurut
learning berpengaruh terhadap hasil Keragaman Siswa Dan Orang
belajar mata pelajaran IPS siswa kelas Tua: Studi Kasus SMALB
VIII MTs Salafiyah Al-Mushlihin Pangudi Luhur Jakarta.
Kabupaten Bandung, artinya semakin Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi
optimal penggunaan e-learning maka Teori-Teori Belajar Mengajar
hasil belajar mata pelajaran IPS semakin Teraktual dan Terpopuler.
baik. Yogyakarta: DIVA Press
Berdasarkan penghitungan nilai Haidir dan Salim. (2012). Strategi
koefisien determinasinya adalah 0,080 Pembelajaran. Medan: Perdana
atau sama dengan 8% dengan demikian Publising
dapat dinyatakan bahwa ada korelasi
59
Helmiati. (2012). Model Pembelajaran. Suparman, Arif. (2020). Pengaruh
Pekanbaru: Aswaja Presindo Penerapan Model Pembelajaran
Moh Nazir. (2017). Metode Penelitian. Discovery Learning terhadap Hasil
Bogor: Ghalia Indonesia Belajar Sejarah Peserta Didik di
Nurdiansyah dan Eni. (2016). Inovasi SMAN 1 Natar, Lampung Selatan.
Model Pembelajaran. Sidoarjo: Jurnal Candrasangkala Vol. 6, No. 1.
Nizamial Learning Cente FKIP: Universitas Lampung
Oemar Hamalik. (2001). Kurikulum dan Suratma, Kadek. (2014). E-Learning .
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Konsep dan Aplikasi. Singaraja :
Aksara. Alfabeta.
Shofiyah. (2016). Pengaruh Penggunaan Tomo, Sri dan Bebas Widada.
Android Dan E-Learning Terhadap Penengaruh Pemanfaatan
Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Smartphone, Kecerdasan Intelektual
Siswa Kelas VIII SMPN 3 Kepajen (IQ) dan Kecerdasan Emosional (EQ)
Malang. Jurnal. Universitas Islam terhadap Hasil Belajar siswa Kelas
Negri Malang. Malang X IPS 2 Mata Ekonomi di SMA
Sudjana, Nana. (2016). Penilaian Hasil Laboratorium UM. Skripsi. Fakultas
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Ekonomi Universitas Malang
PT.Remaja Rosda Karya Uzer Usman, Moh. (2006). Menjadi Guru
Sugiono. (2018). Metode Penelitian Profesional. Bandung: Remaja
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Rosda Karya
Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Wiwi, Mulyani. (2013). Penerapan
Alfabeta Pembelajaran berbasis e-learning
Sundayana, Rostina. (2016). Statistik terhadap hasil belajar siswa pada
Penelitian Pendidikan. Bandung: konsep ipuls dan momentum. Jurnal.
Alfabeta Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah. Jakarta

60

Anda mungkin juga menyukai