2 November 2018
ABSTRACT: The purpose of this study was to determine the improvement of learning
creativity and learning outcomes of Sociology subject among XI IPS students at SMAN 1 Sewon by
using the Problem Based Learning model. This study used classroom action research. The learning
creativity data were collected by using observation sheets, and the learning outcomes was gained
from tests in sociology subject. The data analysis method was qualitative descriptive. The study
results showed there was an increase in the student creativity from 9.68% in the pre-cycle, to 41.93%
in the first cycle, and then became 78.42% in the second cycle. The achievement of student learning
outcomes in the pre cycle was 29.03%, in the first cycle was 77.42%, then in the second cycle was
83.87%. Students who reach the completeness level in the pre cycle were 9 students. It was increased
to 24 students in the first cycle, and then became 26 students after second cycle.
Keywords: problem based learning, learning creativity, sociology, student learning outcomes.
seperti Gagne (1984) mendefinisikan belajar Belajar merupakan proses dari seseorang yang
sebagai suatu proses perubahan perilaku berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
akibat suatu pengalaman. Witherington (1952) perubahan perilaku yang relatif tetap.
mengungkapkan bahwa belajar merupakan Kegiatan pembelajaran, guru menetapkan
perubahan dalam kepribadian yang tujuan belajar selanjutnya siswa yang berhasil
dimanifestasikan sebagai pola-pola respon dalam belajar adalah yang berhasil mencapai
yang baru berbentuk ketrampilan, sikap, tujuan-tujuan pembelajaran. Menurut
kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Abdurrahman (Jihad Asep dan Haris Abdul,
Kreativitas belajar merupakan salah 2012: 14) hasil belajar adalah kemampuan
satu indikator keberhasilan siswa dalam yang diperoleh anak setelah kegiatan belajar.
belajar memegang peranan penting dalam Selanjutnya, menurut Benyamin S. Bloom
pencapaian keberhasilan pembelajaran. Siswa (Suwarsono, 2014: 13) menyatakan ada tiga
yang memiliki kreativitas dalam pembelajaran ranah atau dimensi hasil belajar yang
akan diketahui dengan tingkat kreativitasnya dikehendaki yaitu ranah kognitif
dalam berbagai kegiatan. Utami Munandar (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah
(1992: 47) mendefinisikan kreativitas adalah psikomotorik (ketrampilan).
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, Berkenaan dengan pembelajaran PBL,
keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir menurut Ibrahim (2000: 7) model
serta kemampuan mengelaborasi suatu pembelajaran berbasis masalah merupakan
gagasan. Lebih lanjut Utami Munandar suatu model pembelajaran yang didasarkan
menekankan bahwa kreativitas sebagai pada banyaknya permasalahan yang
keseluruhan kepribadian merupakan hasil membutuhkan penyelidikan authentic yakni
interaksi dengan lingkungannya. Dalam penyelidikan yang membutuhkan penyelesian
kegiatan pembelajaran siswa yang memiliki nyata dari masalah yang nyata. Pembelajaran
kreativitas lebih mampu menemukan masalah- berdasarkan masalah dikembangkan untuk
masalah dan mampu memecahkannya pula. membantu siswa untuk mengembangkan
Oleh karena itu, guru perlu memberikan kemampuan berpikir, pemecahan masalah,
kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa dan ketrampilan intelektual, belajar berbagai
sehingga kreativitas, bakat, dan minatnya peran melalui pelibatan mereka dalam
dapat berkembang sesuai dengan potensi yang pengalaman nyata atau stimulasi dan menjadi
dimilikinya. pembelajar yang otonom dan mandiri.
Langkah terakhir dari proses PBL sejalan dengan filosofi
pembelajaran adalah melaksanakan evaluasi konstruktivisme yang menekankan siswa
atau penilaian terhadap sejauh mana proses untuk secara aktif membangun
pembelajaran dapat mencapai tujuan. pengetahuannya sendiri melalui interaksinya
Penilaian merupakan salah satu komponen dengan masalah nyata. Teori konstruktivisme
system pembelajaran. Pengembangan alat ini menyatakan bahwa siswa harus
evaluasi merupakan bagian terkait dalam menemukan sendiri dan mentransformasikan
pengembangan sistem pembelajaran. Menurut informasi kompleks, mengecek informasi baru
Purwanto (2014: 44), hasil (product) dengan aturan-aturan lama dan merevisinya
menunjuk pada suatu perolehan akibat apabila atura-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang siswa agar benar-benar memahami dan dapat
mengakibatkan berubahnya input secara menerapkan pengetahuan, mereka harus
fungsional. Dalam kegiatan belajar mengajar, bekerja memecahkan masalah, menemukan
setelah mengalami belajar siswa berubah segala sesuatu untuk dirinya. Menurut Arends
perilakunya dibandingkan sebelumnya. (Trianto, 2010: 25) tidak ada model
- 82 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.2 November 2018
pembelajaran yang paling baik diantara yang dan Taggart. Tiap siklus terdiri dari
lainnya, karena masing-masing model perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila dan refleksi. Teknik dan instrumen
telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pengumpulan data menggunakan kuesioner,
pembelajaran tertentu. observasi, tes, dan dokumentasi.
Menurut Arif S. Sadiman yang dikutip Dalam penelitian ini terdapat dua kisi-
Suwarsono (2014: 11) berpendapat bahwa kisi instrumen: kisi-kisi observasi kreativitas
segala macam sumber yang ada di luar diri dan kisi-kisi tes hasil belajar Sosiologi. Pada
peserta didik yang memudahkan terjadinya kisi-kisi observasi kreativitas belajar terdiri
proses belajar disebut sebagai sumber belajar. aspek pengetahuan 4 item, aspek sikap 4 item,
Peran sumber-sumber belajar memungkinkan aspek kemajemukan 4 item. Selanjutnya kisi-
individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu, kisi tes hasil belajar Sosiologi dengan
dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari indikator mengidentifikasi pengertian dasar
tidak trampil menjadi trampil, dan menjadikan masalah sosial terdiri 10 item,
individu dapat membedakan mana yang baik mendiskripsikan faktor penyebab
dan mana yang tidak baik, mana yang terpuji permasalahan sosial terdiri 10 item, dan
dan mana yang tidak terpuji, dan seterusnya. menjelaskan solusi pemecahan permasalahan
Sehingga pengertian sumber belajar dapat sosial terdiri 10 item.
diartikan segala apa yang bisa mendatangkan Teknik analisis data yang dilakukan
manfaat atau mendukung dan menunjang dalam penelitian ini deskriptif kualitatif
individu berubah kearah yang lebih positif, dengan presentase. Adapun rumusnya sebagai
dan dinamis. Sumber belajar ini merupakan berikut:
pemanfaatan sumber belajar yang sinergis
dengan kepemilikan fasilitas siswa dan 1. Kreativitas belajar siswa
sekolah. Hal ini sangat relevan dengan kondisi Skor perolehan
peserta didik dan lingkungan sekolah. Potensi Nilai Akhir = -------------------- X 100
ini perlu dimanfaatkan secara optimal dalam
12
proses pembelajaran.
Penerapan Problem Based Learning 81,83. Adanya penurunan nilai rata-rata dari
pada pembelajaran sosiologi menunjukkan siklus 1 ke siklus 2 karena materi masalah
peningkatan hasil belajar siswa. Pada sosial yang dipelajari lebih luas. Namun secara
pembelajaran pra siklus rata-rata nilai hasil klasikal jumlah siswa yang mencapai
belajar siswa 64,22. Pada siklus 1 rata-rata ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1 ada
nilai hasil belajar siswa 83,44. Hal ini 24 siswa tuntas menjadi pada siklus 2 ada 26
menunjukkan adanya peningkatan rata-rata siswa tuntas. Peningkatan hasil belajar dapat
nilai dari prasiklus ke siklus 1. Selanjutnya dilihat pada tabel berikut:
pada siklus 2 rata-rata nilai hasil belajar siswa
- 84 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.2 November 2018
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa peningkatan hasil / prestasi belajar siswa yaitu
pada pra siklus terdapat 9 siswa atau 29,03% dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai
yang mencapai KKM. Pada siklus 1 ada 7 rata-rata siswa pada setiap siklus yang
siswa atau 77,43% yang mencapai KKM atau mengalami perubahan peningkatan.
kategori tuntas, dan pada siklus 2 ada 26 siswa Penerapan metode problem based
atau 83,87 yang mencapai KKM atau kategori learning pada pembelajaran sosiologi
tuntas. Sedangkan pada pra siklus terdapat 22 mendorong semangat belajar siswa semakin
siswa atau 70,97% yang belum mencapai bertambah yang dibuktikan dengan banyaknya
KKM atau belum tuntas. Pada siklus 1 ada 7 siswa yang sering beragumen dalam
siswa atau 22,58% yang belum mencapai memecahkan suatu permasalahan
KKM atau belum tuntas, dan pada siklus 2 ada menggunakan sumber belajar yang ada
5 siswa atau 16,13 % yang belum mencapai dilingkungannya. Adapun kelebihan
KKM atau belum tuntas. penerapan metode problem based learning
siswa dapat ikut aktif dalam kegiatan
PEMBAHASAN pembelajaran dan lebih berpikir kritis daripada
Berdasarkan kerangka pemikiran pada sebelumnya, sehingga suasana kelas semakin
awal penelitian, yaitu proses pembelajaran hidup. Selanjutnya guru yang kreatif dan
sosiologi dengan kondisi awal kreativitas invotif berperan sebagai fasilitator dan
belajar, dan hasil belajar yang rendah , dinamisator dalam menyampaikan materi
kemudian dilakukan penerapan model pembelajaran. Hal ini sebagai salah satu upaya
pembelajaran Problem Based Learning model menyiapkan pelaksanaan kurikulum 2013
yang berdasar pada masalah-masalah yang salah satunya dengan model Problem Based
dihadapi siswa terkait KD yang dipelajari Learning. Model Problem Based Learning
siswa, maka didapat melalui hasil penerapan tergolong efisien dan ekonomis serta mudah
metode tersebut menunjukkan bahwa diterapkan guru Sosiologi bilamana kondisi
kreativitas siswa dalam pembelajaran siswa dan sekolah mendukung.
mengalami peningkatan dan kemajuan yang
memiliki dampak positif meningkatkan hasil / KESIMPULAN
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat Berdasarkan analisis hasil penelitian
dengan semakin mantapnya pemahaman dan yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan
penguasaan siswa terhadap materi yang telah sebagai berikut.
dipelajarinya. Berdasarkan hasil penelitian, 1. Model PBL (Problem Based Learning)
dengan menerapkan metode problem based dapat meningkatkan kreativitas belajar
learning diperoleh peningkatan kreativitas Sosiologi pada siswa kelas XI IPS2 SMAN
belajar, dan aktivitas siswa dalam proses 1 Sewon tahun pelajaran 2016/2017. Hal
pembelajaran mengalami perubahan dalam ini dapat dibuktikan dari analisis observasi
tiap pertemuan (siklus) mengalami kreativitas siswa maka diperoleh hasil
peningkatan. Hal ini berdampak positif dalam adanya peningkatan dari prasiklus sebesar
- 85 -
JURNAL IDEGURU Vol.3, No.2 November 2018