Rohani, M.Pd
Guru Biologi SMAN 3 Palangka Raya
ABSTRAK
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu kelompok pre -test dan
desain post-test yang telah dilakukan di kelas pertama ( X - 8 ) dari SMAN 3 Palangkaraya
dengan 31 siswa. Kemudian, variabel yang akan diteliti adalah strategi pembelajaran inquiry,
keterampilan proses sains dan berpikir kritis siswa. Di sini, data dikumpulkan dengan
menggunakan keterampilan proses sains dan kritis instrumen tes berpikir siswa. Selain itu,
penelitian itu sendiri milik asosiatif penelitian. Karena data dari penelitian ini adalah tidak
data normal, uji hipotesis menggunakan SPSS 17 untuk program windows, terutama korelasi
Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains melalui strategi
pembelajaran inquiry adalah hasil yang baik dan hasil belajar menunjukkan kategori sedang
yaitu 63,71 dengan N - gain 0,51 . Berpikir kritis siswa melalui strategi pembelajaran inquiry
menunjukkan hasil yang baik dan hasil belajar adalah 71,46 dengan N - gain adalah 0,58 yang
merupakan kategori sedang. Korelasi antara keterampilan proses sains dan berpikir kritis
siswa menunjukkan korelasi signifikansi 0,639 lebih besar dari 0,05. Ini berarti bahwa
terdapat korelasi yang kuat antara keterampilan proses sains dan berpikir kritis siswa melalui
strategi pembelajaran inquiry dalam pencemaran lingkungan.
Kata kunci : strategi pembelajaran inquiry, keterampilan proses sains, berpikir kritis siswa,
pencemaran lingkungan
ABSTRACT
The design to be used in the study is one group pre-test and post-test design in which
has done in the first grade (X-8) of SMAN 3 Palangkaraya with 31 students. Then, the
variables to be studied were inquiry learning strategies, science process skill and the
student’s critical thinking. Here, the data was collected by using science process skill and
student’s critical thinking test instrument. Moreover, the study itself belongs to associative
research. Since the data of the study was not normal data, the hypothesis test used SPSS 17
for windows program, especially Spearman correlation.
EduSains Volume 1 Nomor 2 ISSN 2338-4387
The results show that science process skill through inquiry learning strategy are
good result and learning outcomes shows medium category that is 63,71 with N-gain is 0,51.
Critical thinking of students through inquiry learning strategy shows good result and its
learning outcomes is 71, 46 with N-gain is 0, 58 which is medium category. Correlation
between science process skill and critical thinking of students shows a significance
correlation is 0,639 greater than 0, 05. It means that there is strong correlation between
science process skill and student critical thinking through inquiry learning strategy in
environment pollution.
Key words: inquiry learning strategies, science process skill, critical thinking of students,
environment pollution
A. PENDAHULUAN
Keterampilan proses sains dan sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains pada
berpikir kritis siswa merupakan aspek dasarnya berkaitan dengan cara mencari
penting yang harus diberdayakan melalui tahu dan memahami alam secara sistematis,
proses pembelajaran biologi, di antaranya sehingga sains bukan hanya penguasaan
materi pencemaran lingkungan. Menurut kumpulan pengetahuan berupa fakta,
Rustaman (2003) Keterampilan proses konsep, prinsip saja tetapi juga merupakan
sains merupakan keterampilan yang suatu proses penemuan.
melibatkan keterampilan kognitif atau Pembelajaran pencemaran
intelektual, manual, dan sosial. lingkungan sangat penting untuk dipahami
Keterampilan intelektual terlibat dengan oleh siswa, tetapi berdasarkan fakta dari
menggunakan pikirannya, keterampilan guru mata pelajaran biologi tahun pelajaran
manual terlibat dengan menggunakan alat 2011/2012 hasil dari ulangan harian
dan bahan, pengukuran, penyusunan dan menunjukkan ketidaktuntasan sebesar
perakitan alat, dan keterampilan sosial 68,57 % dengan nilai rata-rata 62,06 dari 35
melibatkan keterampilan berinteraksi siswa. Padahal sekolah menetapkan nilai
sesama siswa dalam melaksanakan kegiatan kriteria ketuntasan minimal 70 (data
pembelajaran. Pembelajaran biologi terlampir). Informasi ini menunjukkan
sebagai bagian dari sains memiliki sasaran bahwa ketuntasan hasil belajar siswa masih
dari pembelajaran adalah proses, produk,
rendah. Hal ini terjadi karena pembelajaran
dan sikap. Selain itu pembelajaran sains didominasi oleh penggunaan metode
juga mempunyai karakteristik tentatif dan konvensional terutama metode ceramah
dinamis sehingga menuntut siswa untuk yang kegiatannya lebih berpusat kepada
selalu berpikir kritis dalam guru. Menurut Rustaman (2003) bahwa
mempelajarinya. penggunaan metode ceramah membuat
Selama proses pembelajaran siswa siswa kurang dirangsang kreativitasnya dan
harus terlibat langsung agar siswa dapat tidak membuat siswa aktif mengemukakan
memperoleh pengalaman dari proses pendapat, serta tidak dibiasakan mencari
pembelajaran. Menurut Sagala dalam dan mengolah informasi.
(Ashfinawati, 2012) pendidikan sains Berdasarkan wawancara dengan
menekankan pada pemberian pengalaman
beberapa guru biologi di lapangan, bahwa
untuk mengembangkan kompetensi siswa pembelajaran biologi pada materi
mampu menjelajahi dan memahami alam pencemaran lingkungan hanya
EduSains Volume 1 Nomor 2 ISSN 2338-4387
Hasil pretest dan posttest dihitung 2) Data berpikir kritis siswa menggunakan
kemudian dilakukan uji statistik yang strategi pembelajaran inkuiri dengan
sesuai. Variabel penelitian ini adalah dianalisis secara deskriptif katagorikal .
keterampilan proses sain, berpikir kritis 3) Menggunakan Uji Korelasi Spearman.
siswa, dan strategi pembelajaran inkuiri.
H. HASIL PENELITIAN
Pembelajaran keterampilan proses
G. ANALISIS DATA sains melalui strategi pembelajaran inkuiri
Analisis Data meliputi : (SPI ) pada materi pencemaran lingkungan
1) Data keterampilan proses sains yang diperoleh dari lembar observasi
menggunakan strategi pembelajaran proses dan hasil keterampilan proses sains
inkuiri dianalisis secara deskriptif dapat diperlihatkan pada Gambar 1 berikut
katagorikal .
2.00
1.00
0.00
2.0
1.0
di sekolah agar mereka mampu mengatasi ini berarti bahwa ada hubungan yang erat
masalah dalam kehidupan sehari-hari antara KPS dan BKS. Hal ini terjadi karena
secara kritis. Selain itu, kemampuan baik KPS maupun BKS sama-sama melatih
berpikir kritis siswa yang terendah keterampilan berpikir siswa melalui
berdasarkan hasil analisis data pada pengalaman empiris menggunakan semua
kegiatan menganalisis argumen dan inderanya, baik indera penglihat, pembau,
menyimpulkan hasil kinerja melalui LKS pendengar, pengecap, maupun peraba
KIT 01 dan LKS KIT 02 yaitu sebesar 2,70, dalam hal mengamati, mengelompokkan,
oleh sebab itu kemampuan siswa menafsirkan, memprediksi, merumuskan
menganalisis argumen dan menyimpulkan hipotesis, mengkomunikasikan hasil
perlu dilatih terus melalui berbagai mata kinerja, menerapkan konsep, menggunakan
pelajaran di sekolah terutama pembelajaran alat dan bahan dalam melakukan kegiatan
sains biologi. Berpikir kritis siswa melalui serta melakukan perencanaan percobaan
pembelajaran inkuiri terbimbing berikutnya. Demikian pula, pada kemapuan
menunjukkan hasil yang baik. Tujuan untuk berpikir secara kritis siswa mampu
berpikir kritis adalah untuk mengevaluasi memfokuskan pertanyaan, menganalisis
tindakan yang dipercaya paling baik. argumen, melakukan observasi,
Kerangka kerja yang menimbulkan proses mendefinisikan istilah, mengidentifikasi
berpikir ketika dilakukan penggalian asumsi, dan menyimpulkan dari semua
informasi dan penerapan kriteria yang pantas kegiatan yang dilakukan oleh siswa melalui
untuk memutuskan cara bertindak atau pembelajaran dengan strategi pembelajaran
melihat sesuatu dari sudut pandang berbeda inkuiri. Hal ini sejalan dengan Sanjaya
(Norris dan Ennis (1994, dalam Marpaung, (2006) mengungkapkan bahwa strategi
2005). Selain itu, tujuan dari berfikir kritis ini
pembelajaran inkuiri lebih menekankan
adalah untuk mencapai pemahaman yang
kepada pengembangan aspek kognitif,
mendalam, dalam mengungkapkan makna
afektif, dan psikomotor secara seimbang
dibalik suatu kejadian (Jonshon, 2007).
sehingga pembelajaran melalui strategi
Slameto (2003) mengatakan bahwa pembelajaran inkuiri lebih bermakna.
inkuiri memungkinkan siswa menggunakan Pembelajaran bermakna ini sesuai dengan
semua proses mental untuk menemukan teori belajar Ausubel. Teori belajar ini lebih
konsep atau prinsip ilmiah. Metode ini menekankan pada belajar bermakna.
banyak memberikan keuntungan anatara lain
meningkatkan fungsi intelegensi, membantu Menurut Amin (1987), inkuiri
siswa belajar melakukan penelitian, dibentuk melalui proses penemuan, karena
meningkatkan daya ingat, menghindari siswa harus menggunakan kemampuan
proses belajar secara menghafal, menemukan dan lebih banyak lagi. Sebagai
mengembangkan kreativitas, meningkatkan tambahan pada proses-proses penemuan,
aspirasi, membuat pengajaran menjadi inkuiri mengandung proses-proses mental
“student centered” sehingga dapat membantu yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya
lebih ke arah pembentukan konsep diri, merumuskan masalah, merancang
memberikan lebih banyak kesempatan bagi eksperimen, melakukan eksperimen,
siswa untuk menampung serta memahami mengumpulkan dan menganalisis data,
informasi. menarik kesimpulan, mempunyai sikap-
Hasil analisis data tentang hubungan sikap objektif, jujur, rasa ingin tahu,
KPS dan BKS memperlihatkan bahwa terbuka, dan sebagainya. Dalam
signifikansi korelasi antara KPS dan BKS pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai
sebesar 0,639 lebih besar dari α 0,05. Hal pusat pembelajaran adalah siswa, dimana
EduSains Volume 1 Nomor 2 ISSN 2338-4387
siswa dituntut untuk bertanggung jawab bahwa pembelajaran sains berbasis inkuiri
atas pendidikan yang mereka jalani serta yang mengembangkan keterampilan proses
diarahkan untuk tidak selalu bergantung sains seperti berhipotesis dan
pada guru. membuktikannya sangat cocok
Semangat berpikir kritis adalah harus mengembangkan keterampilan berpikir
selalu berusaha keras dan tetap terbuka kritis, pada hakikatnya keterampilan
terhadap informasi dan banyak sumber yang berpikir kritis dapat dikembangkan melalui
dapat dipercaya. Keterampilan berpikir kritis keterampilan proses sains.
dapat dilatih pada siswa melalui pendidikan
berpikir yaitu melalui belajar penalaran.
Salah satu pendekatan dalam J. KESIMPULAN
mengembangkan keterampilan berpikir kritis 1. Bahwa strategi pembelajaran inkuiri
adalah memberi sejumlah pertanyaan, sambil dapat meningkatkan hasil belajar siswa
membimbing dan mengkaitkannya dengan dengan kategori sedang pada
konsep yang telah dimiliki oleh siswa keterampilan proses sains pada materi
sebelumnya dan ini relevan dengan hakikat pencemaran lingkungan di kelas X
pembelajaran inkuiri. Keterampilan berpikir SMAN-3 Palangka Raya.
merupakan salah satu jenis keterampilan 2. Bahwa strategi pembelajaran inkuiri
yang diperlukan oleh siswa dalam dapat meningkatkan hasil belajar siswa
mengamati, memahami, dan menyelesaikan dengan kategori sedang pada berpikir
permasalahan dalam proses pembelajaran. kritis siswa pada materi pencemaran
Latar belakang kemampuan dan lingkungan di kelas X SMAN-3
karakteristik siswa yang berbeda-beda Palangka Raya.
menyebabkan keragaman cara berpikir 3. Bahwa hubungan hasil belajar siswa
siswa. Menurut Marzano (1992) dalam antara keterampilan proses sains dan
Sidartha (2005) bahwa keterampilan berpikir kritis siswa terjadi hubungan
berpikir adalah habits of mind. yang positif dan signifikan. Hubungan
Keterampilan berpikir memerlukan banyak tersebut menunjukkan hubungan yang
keahlian majemuk, sikap, pengalaman masa kuat karena r=0,639 lebih besar dari α
lalu dan kecenderungan (Costa dalam 0,05.
Sidartha (2005). Liliasari menjelaskan
DAFTAR PUSTAKA
Amien. 1988. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode
Discovery dan Inkuiri. Depdikbud: Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran . Rineka Cipta. Jakarta.
Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching & Learning. Bandung : Mizan Learning Center
Marpaung, Rini Rita T. 2005. Penggunaan Lembar Kegiatan pembelajaran Berbasis Masalah
Sebagai Asesmen Alternatif Untuk Meningkatkan kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Tesis.
Tidak diterbitkan. Universitas Malang
Miranda, Yula. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Dikombinasiakan dengan TPS
(Think Pair Share) Terhadap Pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Mahasiswa
Peserta Kuliah Pengetahuan Lingkungan Di Program Studi Pendidikan Biologi.
EduSains Volume 1 Nomor 2 ISSN 2338-4387
Penelitian Hibah Bersaing tidak diterbitkan. FKIP Universitas Palangka Raya. Palangka
Raya.
Priyatno,D. 2009. SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate. Gava Media.
Yogyakarta
Rustaman , A,U. Toharudin, dan S. Hendrawati. 2011. Membangun Literasi Sains Peserta
Didik. Humaniora. Bandung.
Rustaman, Y. (2003). Kemampuan Proses Ilmiah dalam Pembelajaran Proses Sains [online] (1
Juli 2013)
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Kencana.
Bandung.
Sidartha, Arif (2005). Keterampilan Berpikir. Pusat Pengembangan dan Penataran Guru IPA.
Bandung: Depdiknas
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Renika
Cipta.Suharlina, N. (2005). Profil Keterampilan Proses Sains Siswa pada Model
Pembelajaran Berbasis Praktikum dalam Konsep Pencemaran. Skripsi FPMIPA UPI:
tidak diterbitkan.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D. Alfabeta. Bandung .