Anda di halaman 1dari 6

JPII x (x) (2021) xxx-xxx

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia


http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii

ANALISIS PEMBELAJARAN BRAIN BASED LEARNING


TERINTEGRASI ISU-ISU SOSIAL DALAM MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PESERTA DIDIK KIMIA

Diyah Yuni Astuti1

Program Magister Pendidikan Kimia


Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Indonesia

DOI:

Accepted:... .Approved: ... . Published: ...

ABSTRACT

This study aims to describe the effect of integrated brain based learning on social issues in improving students'
conceptual understanding and critical thinking skills. One of the advantages of integrated brain based learning on social
issues is being able to train students in understanding the concepts, principles and skills that have been learned to solve
problems based on the social issues they face. With integrated brain-based learning on social issues, understanding of
the concepts and critical thinking skills of students can increase. This is because the understanding of the concepts
observed in this study is the ability to master material from various sides, while the ability to think critically in the form
of the ability to identify, analyze, solve problems, think logically and make decisions appropriately can especially draw
conclusions.

© 2020 Science Education Study Program FMIPA UNNES Semarang

Keywords: Brain Based Learning, Social Issues, Concepts Breaking, Critical Thinking.

1*
Correspondence Address
E-mail: diyahyuniastuti98@students.unnes.ac.id
Diyah Yuni Astuti/ JPII x (x) (2021) xxx-xxx

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang memperoleh sebuah tujuan serta melakukan
dirancang untuk mempengaruhi dan mendukung berbagai proses yang telah tersusun dalam kegiatan
terjadinya proses belajar siswa (Firdaus, 2012). belajar. Proses yang terjadi dalam interaksi belajar
Siswa sebagai subjek belajar diharapkan berperan tersebut adalah bagian untuk memperoleh ilmu
aktif dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dinilai pengetahuan melibatkan berbagai hal yang dapat
peranannya dalam pembelajaran sehingga guru dilihat, diamati dan dipahami.
perlu menciptakan suasana belajar yang dapat Berdasarkan uraian diatas maka kita dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa (Pratama, dkk, mengetahui bahwa tugas seorang pendidik
2015). Kemampuan profesional utama yang harus diantaranya bukan hanya mengajar, mendidik tetapi
dimiliki pendidik ialah kemampuan bidang dapat mengelola keadaan kelas. Pembelajaran yang
pendidikan dan keguruan, khususnya strategi baik haruslah dimasukan, diproses, disaring,
pembelajaran (Wena, 2009). Karena menurut dievaluasi dan di susun maka penggunaan model
Chang (2005) Ilmu kimia merupakan salah satu belajar dikelas perlu dikuasai oleh seorang
ilmu sains yang mempelajari tentang materi dan pendidik, penggunaan model yang salah dalam
perubahannya. Kimia menjadi salah satu mata belajar akan sulit untuk mencapai kemampuan yang
pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa, diingikan dalam belajar sebagaimana yang terjadi
dikarenakan sebagian besar konsep kimia bersifat di sekolah yang diperoleh dari observasi secara
abstrak, tidak bisa digambarkan secara nyata atau langsung, umumnya peserta didik hanya sekedar
secara kongkrit (Kean & Middlecamp, 1985). mempresentasikan isi bacaan dan sulit untuk
Pembelajaran erat hubungannya dengan proses menumbuhkan keingin tahuan yang lebih luas.
belajar mengajar yang melibatkan proses interaksi Pada pembelajaran kimia, keterampilan berpikir
peserta didik sehingga dapat memperoleh kritis dapat dikembangkan melalui pertanyaan
pengetahuan lebih luas, dalam pembelajaran ilmiah, dimana siswa yang memiliki kemampuan
peserta didik tidak sekedar mengumpulkan berpikir kritis yang baik tidak akan mudah percaya
informasi saja tetapi dalam proses belajar dapat tanpa adanya dukungan hasil observasi empiris
mengalami peningkatan bukan hanya sekedar (Depdiknas, 2010). Selain itu, siswa juga dapat
mengetahui (Aunurrohman, 2013). Proses menjadi lebih mudah memahami konsep-konsep kimia dan
dalam belajar sebagai sesuatu proses pembentukan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam
seorang peseta didik dalam mengungkap suatu hal kehidupan sehari-hari dan teknologi. Oleh karena
yang lebih lengkap bukan hanya sekedar itu, mengajarkan keterampilan berpikir kritis
mengetahui informasi tampa mengetahui fakta atau dengan memadukannya dengan materi
kebenarannya. Kegiatan dalam pembelajaran pembelajaran kimia dapat membantu para siswa
mencakup serangkaian proses belajar mengajar untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif
yang edukatif antara komponen peserta didik dan secara efektif (Pambudi, 2018). Berdasarkan hal
pendidik (Norma, dkk; 2016). Dua hal tersebut tersebut maka perlu sebuah model baru yang dapat
sebagai elemen yang saling melengkapi dan tidak digunakan untuk menumbuhkan suasana belajar
dapat dipisahkan, proses pembelajaran akan yang aktif, mendorong pemahaman konsep peserta
berjalan baik dengan adanya interaksi antara didik serta terampil dalam berpikir dengan cara
keduanya. Kompetensi atau kemampuan pendidik menggunakan model pembelajaran yang sesuai
pun tidak hanya sekedar menguasai pembelajaran untuk dapat mengasah kemampuan berpikir tingkat
tetapi kemampuan lainnya. Dimana dalam proses tinggi.
pembelajaran pendidik harus memiliki kemampuan Salah satu cara untuk membuat pemahaman konsep
untuk mengelola agar tercipta pembelajaran yang siswa dalam belajar menjadi lebih baik adalah
aktif karena saat ini peserta didik dituntut untuk dengan menciptakan suasana yang menyenangkan.
dapat aktif sehingga dapat mengembangkan aspek- Oleh karena itu perlu diupayakan agar proses
aspek sikap, pengetahuan dan kemampuan yang pembelajaran dilakukan secara menyenangkan
sesuai dengan tuntutan kurikulum yang ada (Retno, (Sanjaya, 2011). Oleh karena itu, guru harus dapat
dkk; 2018). memanfaatkan kinerja otak peserta didik dengan
Pengetahuan adalah bagian dari tujuan maksimal, dikarenakan selama ini peserta didik
pembelajaran selain pengetahuan dalam tidak dapat mengoptimalkan kerja otak. Hal ini
pembelajaran diharapkan dapat menanamkan dikarenakan kemampuan pemahaman dipengaruhi
konsep dan kemampuan dalam berpikir, serta oleh cara kerja otak. Seringkali otak tidak
pembentukan sikap peserta didik (Sardiman, 2012). diberdayakan dengan optimal karena kurangnya
Dasar kemampuan dalam berpikir tidak dapat pengetahuan mengenai karakteristik otak dan
terbentuk dengan sendirinya karena harus ada strategi khusus untuk mengoptimalkan fungsi otak.
sebuah inovasi baru yang dapat digunakan untuk Menurut Jensen (2008), otak dapat belajar secara
mencapai tujuan tersebut. Pengalaman yang di optimal dalam sebuah lingkungan yang kondusif
peroleh dalam pembelajaran merupakan sebuah terhadap bagaimana otak saat paling baik untuk
proses belajar yang membawa peserta didik untuk belajar. Ini berarti dibutuhkan sebuah pendekatan
Diyah Yuni Astuti/ JPII x (x) (2021) xxx-xxx

pembelajaran yang mengoptimalkan kerja otak Konsep. Jurnal penelitian yang sesuai dengan
serta diperkirakan dapat membuat pemahaman kriteria kemudian dikumpulkandan dibuat ringkasan
konsep matematika siswa menjadi lebih baik, yaitu jurnal.
pendekatan Brain Based Learning. Pada
penerapannya dalam pembelajaran, Brain Based HASIL DAN PEMBAHASAN
Learning menawarkan sebuah konsep untuk
menciptakan pembelajaran dengan berorientasi Pendekatan Brain Based Learning dapat diartikan sebagai
pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. pendekatan berbasis kemampuan otak. Menurut Jensen
Dengan kata lain Brain-Based Learning (2008), “Pendekatan ini adalah pembelajaran yang
memfokuskan tentang bagaimana otak belajar dan diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara
bekerja serta bagaimana meng kondisikan siswa alamiah untuk belajar”. Pada penerapannya dalam
pembelajaran, Brain Based Learning menawarkan
agar siap untuk belajar.
sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan
Penyajian masalah pada kegiatan mengamati atau berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak
mengenali masalah (tahap stimulasi) dalam peserta didik.” Dapat dikatakan bahwa Brain-Based
penerapan model Brain Based Learning dapat Learning. memfokuskan tentang bagaimana otak belajar
dikaitkan dengan isu-isu sosial sains dan bekerja serta bagaimana meng kondisikan peserta
(socioscientific issues) yang berkembang di didik agar siap untuk belajar. Peserta didik bukanlah
masyarakat (Mazfufah, 2017). Isu sosiosaintifik seperti mesin yang hanya menerima saja apa yang tiap
merupakan representasi isu-isu atau persoalan harinya diceramahkan guru, tetapi peserta didik perlu
dalam kehidupan sosial yang secara konseptual diajarkan dengan strategi lainnya agar mereka dapat
berkaitan erat dengan sains (Anagun & Ozden, mengeluarkan semua potensi otaknya. Selain itu
2010). Isu ini memiliki solusi jawaban yang relatif pembelajaran yang berlangsung terus menerus juga tidak
akan efektif, karena pesert didik akan merasa jenuh dan
atau tidak pasti (Topcu Sadler, & Yilmaz-Tuzun,
kehilangan konsentrasinya. Penggunaan isu
2010), sehingga berpotensi untuk memunculkan sosiosaintifik dalam pembelajaran ini dapat
banyak argumentasi yang beranekaragam dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta
kegiatan diskusi. Pembelajaran berkonteks isu-isu didik. Pemilihan konteks isu-isu sosiosaintifik dalam
sosial sains (socioscientific issues) merupakan pembelajaran dengan mengangkat tema kehidupan
pendekatan pembelajaran yang mengkaji fakta, nyata sehari-hari yang disajikan dalam model brain
fenomena, atau suatu peristiwa berdasarkan isu-isu based learning akan mampu menarik perhatian
sosial yang berkaitan dengan sains di masyarakat peserta didik untuk mengkaji isu yang disajikan
(Ratcliffe & Grace, 2003). Penggunaan isu dalam pembelajaran.
sosiosaintifik dalam pembelajaran ini ternyata juga Brain Based Learning adalah pembelajaran yang
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara
siswa (Pandela, Sunyono, & Rudibyani, 2019). alamiah untuk belajar (Jensen, 2008) Pembelajaran
Pemilihan konteks isu-isu sosiosaintifik dalam berbasis kemampuan otak ini tidak terfokus pada
pembelajaran mengangkat tema yang sangat dekat keterurutan, tetapi lebih mengutamakan pada
kesenangan dan kecintaan siswa akan belajar,
dengan kehidupan nyata sehari-hari sehingga
sehingga siswa dapat dengan mudah menyerap
penyajiannya dalam model Brain Based Learning materi yang sedang dipelajari. Caine (dalam Renata,
akan mampu menarik perhatian siswa untuk 2013) mengungkapkan adanya keterlibatan lima
mengkaji isu yang disajikan dalam pembelajaran. komponen dalam sistem pembelajaran alamiah otak,
Sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep yaitu:
serta kemampuan berpikir kitis peserta didik dalam 1. The curious brain
pembelajaran kimia. Ia membangkitkan ketertarikan kepada hal-hal baru.
Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini Ini adalah komponen otak yang cenderung menjadi
adalah bagaimana pengaruh pembelajaran brain lebih aktif saat kita dihadapkan pada ide-ide dan
based learning terintegrasi isu-isu sosial dalam tantangan baru.
meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan 2. The meaningful brain
berpikir kritis peserta didik kimia. Makna lebih penting bagi dari pada informasi. Otak
mencari makna melalui peniruan. Peniruan membuat
METODE otak mampu menyimpan pengetahuan ke dalam
memori.
3. The emotional brain
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Emosi dan kecerdasan berasal dari bagian yang
metode studi literatur atau literatur review, dimana
berbeda di otak, namun keduanya bekerja secara
literatur review merupakan serangkaian kegiatan
integral dan tak terpisahkan serta bisa ditingkatkan
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat,
menggunakan stimulus dan tantangan.
serta mengolah bahan penulisan (Zed, 2008). Data
4. The social brain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil
Otak kita bersifat sosial. Interaksi dan keadaan sosial
dari penelitian yang sudah dilakukan dan diterbitkan
mempengaruhi tingkat stress. Proses belajar akan
dalam jurnal online nasional dan internasional
lebih efektif jika dilakukan dalam situasi yang
tentang pembelajaran Brain Based Learning, Socio-
menyenangkan pembelajar dimana proses
scienctific Issue, Berpikir Kritis dan Pemahaman
membangun struktur pemahaman, pembelajaran
Diyah Yuni Astuti/ JPII x (x) (2021) xxx-xxx

yang kooperatif, dan interaksi sosial memungkinkan Menekankan pentingnya waktu istirahat dan waktu
terjadi di dalamnya. untuk mengulang kembali. Otak belajar paling
5. The conscious and subconscious brain efektif dari waktu ke waktu, bukan langsung pada
Belajar melibatkan proses sadar dan bawah sadar. suatu tempat. Pada fase ini diberikan latihan sebagai
Belajar bukan hanya terjadi di dalam kelas, namun bentuk pengingatan atas materi yang diajarkan
juga dalam kehidupan sehari-hari. sehingga memberikan pemahaman konsep yang
Pelaksaaan pembelajaran Brain Based Learning pada lebih meluas dalam menyelesaikan soal atau
penelitian ini, meliputi tahap persiapan dimana menonton video yang dapat membuat peserta didik
peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang termotivasi untuk belajar kimia.
akan digunakan selama penelitian berlangsung, lalu 6. Verifikasi dan pengecekan keyakinan
tahap pelaksanaan yang dilakukan dengan .Mengecek hasil latihan yang dikerjakan peserta
melaksanakan pembelajaran Brain Based Learning didik dan memberikan kesempatan peserta didik
terintegrasi isu-isu sosisal untuk meningkaatkan untuk menuliskan jawabannya di papan tulis untuk
pemahaman konsep peserta didik serta kemampuan dikoreksi secara bersama sebagai bentuk evaluasi
berpikir kritisnya. Kemudian yang terakhir adalah atas konsep yang dipelajarinya. Untuk melihat
tahap evaluasi dan refleksi yang dilakukan dengan pemahaman peserta didik terhadap konsep dari
peserta didik mengenai pembelajaran Brain Based materi pelajaran
Learning terintegrasi isu-isu sosisal untuk 7. Perayaan dan integrasi
meningkaatkan pemahaman konsep serta Dalam fase perayaan sangat penting untuk
kemampuan berpikir peserta didik yang telah melibatkan emosi. Fase ini memberikan stimulus
dilaksanakan. tentang konsep yang dipelajari agar siswa lebih
Langkah-langkah atau sintaks pada model memahami untuk apa konsep dipelajari. Pada tahap
pembelajaran brain based learning yaitu sebagai ini peserta didik dengan bimbingan Guru
berikut (Jensen, 2008): menyimpulkan materi yang baru dipelajari,
1. Pra pemaparan kemudian Guru memberikan tugas rumah dan
Memberikan ulasan kepada otak tentang memberi tahu materi yang akan dipelajari
pembelajaran baru sebelum benar-benar menggali selanjutnya. Sebagai penutup, Guru bersama dengan
lebih jauh. Pra pemaparan membantu otak dengan peserta diidk melakukan perayaan kecil,
membangun peta konseptual yang lebih baik. Dalam seperti bersorak dan bertepuk tangan bersama.
fase ini peserta didik diminta untuk mempersiapkan Pada penelitian ini akan digunakan instrument
tugas, latihan serta bahan diskusi kelompok dalam berupa soal dalam bentuk essay untuk mengetahui
proses pembelajaran. pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis.
2. Persiapan Soal pemahaman konsep dan soal berpikir kritis
Menciptakan keingintahuan atau kesenangan. Fase akan diberikan kepada peserta didik di akhir
ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk pertemuan sedangkan untuk LKPD atau lembar
mempersiapkan alat dan bahan tulis yang akan kerja praktikum akan diberikan di setiap pertemuan
digunakan, serta memberi motivasi tentang pada proses pembelajaran biologi dengan materi
pentingnya mempelajari materi yang akan diajarkan sistem peredaran darah. Soal yang digunakan dalam
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam hal penelitian ini yaitu berupa soal essay 7 soal dan
ini, peserta didik diberikan isu-isu sosial yang berpikir kritis 10 soal untuk pemahaman konsep,
berhubungan dengan materi pelajaran untuk dimana soal tersebut telah disesuaikan dengan
merangsang keingintahuan mereka. indikator dari pemahaman konsep dan berpikir
3. Insiasi dan akuisisi kritis. Selain soal, juga diberikan LKPD dalam
Memberikan muatan pembelajaran yang berisikan pembelajaran untuk mendukung tercapainya tujuan
fakta awal yang penuh dengan ide, rincian, pembelajaran yang diinginkan.
kompleksitas dan makna, hal ini diikuti dengan Evaluasi yang dilakukan tidak hanya menilai hasil
antisipasi, keingintahuan dan pencarian untuk akhir dari pengetahhuan yang mereka pelajari, akan
menemukan makna bagi diri seseorang dalam tetapi meliputi semua aktifitas yang mencakup
bantuan bimbingan guru serta diskusi kelompok. pelaksanaan tiaplangkah BBL yang melibatkan
Langkah ini digunakan untuk mencari jawaban dari pemahaman konsep serta berpikir kritis peserta
permasalahan sosial yang ada. didik. Lembar ini berisi indikator-indikator yang
4. Elaborasi menunjukkan tingkat pemahaman konsep dan
Memberikan kesempatan kepada siswa dalam kemampuan berpikir kritis. Indikator pada lembar
diskusi kelompok untuk memahami, menganalisis, pemahaman konsep diantarnya adalah peserta didik
serta memberikan argumentasi dari hasil diskusi mampu menyatakan ulang sebuah konsep,
dalam memahami materi yang disampaikan. Hal mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu
tersebut dilakukan dengan mempresentasikan hasil sesuai dengan konsepnya, memberikan cntoh dan
diskusi di depan kelas, sedangkan peserta didik yang bukan contoh dari suatu konsep, menyajikan konsep
lain memperhatikan, mengungkapkan pendapat, atau dalam berbagai bentuk representasi,
menyampaikan pertanyaan. Diharapkan pesertadidik mengembangkan syarat perlu atau syaratcukup dari
dapat menemukan jawaban yang tepat, oleh karena suatu konsep, menggunaan dan memanfaatkan serta
itu Guru harus membimbing peserta didik dalam memilih prosedur tertentu, serta mengaplikasikan
berdiskusi. konsep pada pemecahan masalah. Sedangkan untuk
5. Inkubasi dan memasukkan memori indikator tingkat kemampuan berpikir kritis yaitu,
Diyah Yuni Astuti/ JPII x (x) (2021) xxx-xxx

mampu merumuskan pokok permasalahan, mampu Technology Instruction. Journal of


memberikan alasan yang logis dan relvan, mampu Procedia Social and Behavioral Science, 9,
megungkapkan fakta berdasarkan hasil observasi, 981–985.
menggunakan sumber belajar yang relevan, mampu
menentukan solusi dari permasalahan yang ada, Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran.
mampu menjawab dan bersikap terbuka atas Bandung : Alvabeta.
pendapat teman, serta mampu menentukan akibat
dari pengambilan suatu keputusan. Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-
Peneliti menduga bahwa pembelajaran BBL Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
terintegrasi isu-isu sosial dapat meningkatkan Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif
pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis Rancangan Metodologi, Presentasi, dan
peserta didik, karena adanya penambahan unsur Publikasi Hasil Penelitian untuk
sosiosaintifik dalam pembelajaran dengan Mahasiswa dan Penelitian Pemula Bidang
pengoptimalan kerja otak kanan dan kiri. Hal ini Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora.
didukung oleh penelitian dari Yudanti (2019) yang
Bandung: Remaja Rosdakarya.
mengungkapkan bahwa model pembelajaran Brain
Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritits dan kemampuan pemahaman konsep Depdiknas. 2010. Standar Kompetensi Mata
dibandingkan dengan pembelajaran direct Pelajaran Kimia SMA dan MA. Jakarta:
Depdiknas.
instruction. Pada penelitian Rusdi (2007)
mengungkapkan bahwa isu-isu yang berkaitan
Firdaus, T. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari akan lebih mudah
Aktif Tipe True or False untuk
dipahami oleh peserta sehingga mampu meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Dengan Pokok Bahasan Hidrokarbon di Kelas X
begitu pemahaman konsep peserta didik akan SMA Negeri 6 Pekanbaru. Jurnal
meningkat. Hal tersebut sejalan dengan peneliltian Pendidikan Kimia. 1(6).
Sari et al. (2016) yang mengungkapkan bahwa
kemampuan berpikir kritis memiliki hubungan Jensen, Eric. 2007. Brain Based Learning.
dengan pemahaman konsep, dimana ketika California: Corwin Press.
kemampuan berpikir kritis peserta didik meningkat,
maka pemahaman konsep peserta didik juga akan Kean, E. Dan Middlecamp, C. 1985. Panduan
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa Belajar Kimia Dasar. Jakarta: Gramedia.
kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu
faktor yang dapat meningkatkan pemahaman konsep Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian
peserta didik. Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan,dapat Mazfufah. 2017. Pengaruh Metode Diskusi Isu-Isu
disimpulkan bahwa: Sosiosaintifik Terhadap Kemampuan
1. Terdapat pengaruh pembelajaran brain based Penalaran Ilmiah Peserta Didik. Skripsi.
learning terintegrasi isu-isu sosial dalam Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
meningkatkan pemahaman konsep peserta didik Hidayatullah.
kimia
Norma, Lita Sari; Ismail, Efendi & Dwi Utami
2. Terdapat pengaruh pembelajaran brain based Septiana. 2016. Pengaruh Model
learning terintegrasi isu-isu sosial terhadap Pembelajaran Brain Based Learning
kemampuan berpikir kritis peserta didik kimia Terhadap Penguasaan Konsep Siswa.
Jurnal .Vol 1 ISSN 2548-5555
Selain terdapat pengaruh pembelajaran brain based
learning terintegrasi isu-isu sosial dalam Pambudi, F. S., Sunyono, & Diawati, C. 2018.
meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan Pengaruh Isu Sosiosaintifik untuk
berpikir kritis peserta didik kimia, ternyata ada Meningkatkan Literasi Kimia Siswa pada
hubungan antara pemahaman konsep dengan Materi Larutan Elektrolit dan Non-
kemampuan berpikir kritis. Elektrolit. Jurnal Pendidikan Kimia, 7(2),
1–12.
DAFTAR PUSTAKA
Pandela, Y.S., Sunyono, Rudibyani, R. B. 2019.
Pengaruh Isu Sosiosaintifik dalam
Anagun, S.S., Ozden, M. 2010. Teacher Candidates’ Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Perceptions Regarding Socioscientific pada Materi Larutan Elektrolit dan Non
Issues and Their Competencies in Using Elektrolit. Jurnal Pendidikan Dan
Socioscientific issues in Science and Pembelajaran Kimia, 8(2).
Diyah Yuni Astuti/ JPII x (x) (2021) xxx-xxx

Pratama, R., Harun, A. I., & Sartika, R. P. 2015.


Pengaruh Metode SQ3R Terhadap Hasil
Belajar dan Minat Membaca di MAN 1
Pontianak. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran. Pontianak: UNTAN.

Ratcliffe, M., Grace, M. 2003. Science Education


for Citizenship: Teaching Socio-Scientific
Issues. Philadelphia: Open University Press.
Retno, Dewi Irmawati; Yetti, Supriyati & Muchlas,
Suseno. 2018. Pengaruh strategi Pembelajaran
dan Motivasi Belajar |Terhadap Higher Order
Thinking Skills (HOTS) falam pembelajaran
IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal.
Vol.5 No.2.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran


Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Cet.
VIII. Jakarta: Kencana.

Sari, A. L. R., & Parno & Taufiq, A. (2016).


Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman
Konsep Fisika Siswa SMA pada Materi
Hukum Newton. In Prosiding Seminar
Nasional Pend. IPA. Pascasarjana Universitas
Negeri Malang.

Sardiman. 2012. Interaksi Dan Motivasi Belajar


Mengajar. Jakarta:Rajawali Perss.

Topcu, M.S., Sadler, T.D., & Yilmaz-Tuzun, O.


(2010). Preservice Science Teachers’ Informal
Reasoning about Sociocientific Issues: The
Influence of Issues Context. International
Journal of Science Education, 32(18), 2475–
2495.

Wena, M. 2009. Penerapan Strategi Pembelajaran


Aktif Learning Start With Question (LSQ)
untuk Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa
Pada Pokok Bahasan Termokimia di kelas
XI IPA A6 SMA Negeri 5 Pekanbaru.
Jurnal Pendidikan Kimia. 1(6).

Yudanti, Yowantiyas Shinta. 2019. Pengaruh Model


Brain Based Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Dan
Kemampuan Pemahaman Konsep Pada
Mata Pelajaran Biologi Di Sma Negeri 15
Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung
Zed, MeTiska. 2008. Metode Penelitian
Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai