I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran IPA idealnya tidak hanya belajar produk saja, tetapi juga harus belajar
aspek proses, sikap, dan teknologi agar siswa dapat benar-benar memahami sains secara utuh
sebagaimana hakikat dan karakteristik sains khususnya IPA. Karena itu dalam menyiapkan
pengalaman belajar bagi siswanya guru tidak hanya menekankan produk semata tetapi juga
kepada aspek proses, sikap dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Astuti, dkk,
2012 : 51-59).
Kimia sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan percobaan untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana
tentang gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat,
transformasi, dinamika dan energetika zat. Pengembangan Kurikulum Kimia di SMA/MA
dilakukan dalam rangka mencapai dimensi kompetensi pengetahuan, kerja ilmiah, serta sikap
ilmiah sebagai perilaku sehari-hari dalam berinteraksi dengan masyarakat, lingkungan dan
pemanfaatan teknologi (Kemendikbud, 2016).
1
2
keterampilan proses, konsep yang diperoleh mahasiswa calon guru akan lebih bermakna
karena keterampilan berfikir mahasiswa akan lebih berkembang (Wardani, 2008 : 317-322 ).
Berdasarkan hasil observasi, dan wawancara dengan guru kimia yang mengajar di
kelas X IPA 2 berjumlah 40 siswa , laki-laki 13 siswa dan perempuan 27 siswa pada tanggal
10 November 2016 bahwa 65% siswa masih kurang memberikan perhatian pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan selama proses pembelajaran berlangsung,
kurang adanya hubungan timbal balik antara siswa dengan siswa dengan guru. Siswa
cenderung lebih senang mengobrol di kelas , bahkan ada siswa yang bermain handphone dan
membaca buku selain mata pelajaran kimia dibandingkan untuk belajar pelajaran kimia.
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa lebih senang bertanya kepada teman
daripada bertanya kepada guru apabila tidak mengerti dengan materi yang dipelajari sehingga
membuat hasil belajar siswa rendah. Rendahnya hasil belajar menjadi permasalahan bagi
tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut seorang guru harus
melakukan perubahan dengan cara memperbaiki hasil belajar siswa dalam pelajaran kimia
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sains.
2
3
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa melalui penerapan pendekatan
Keterampilan Proses Sains kelas X IPA 2 di SMA Negeri 21 Palembang
3
4
a. Guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru kimia dan dengan hasil
penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Siswa, penelitian ini bermanfaat sebagai pengalaman siswa SMA Negeri 21
Palembang dalam melakukan teknik belajar untuk meningkatkan hasil belajar kimia
c. Sekolah, sebagai bahan masukan, meningkatkan mutu isi, proses serta hasil
pembelajaran dan pendidik di sekolah.
d. Peneliti lain, penelitian ini bermanfaat sebagai sumber untuk penelitian sejenis dan
dapat meneruskan hasil penelitian ini.
4
5
Belajar adalah proses perubahan perilaku dari belum tahu menjadi tahu,dari tidak
paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama
menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri
(Trianto, 2010:17).
2.2 Pembelajaran
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarya. Hasil belajar mempunyai peranan penting
dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar.
Menurut Gulo (2008:4), pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap seluruh masalah yang ada dalam proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Pendekatan yang dikenal dalam proses pembelajaran diantaranya adalah pendekatan
fakta,konsteksual, konsep, dan keterampilan proses sains.
5
6
Kenyataan
dilapangan
Penerapan
Keterampilan Proses
Sains
6
7
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 di ruang kelas X
IPA 2 SMA Negeri 21 Palembang.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri 21 Palembang
tahun ajaran 2016/2017. Jumlah seluruh siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri 21 Palembang
tahun ajaran 2016/2017 adalah 40 siswa.
2. Tindakan
7
8
1. Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan (Arikunto, 2005:53). Tes digunakan untuk mengukur tingkat
perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka
menempuh proses belajar dengan menerapkan pendekatan KPS.
2. Observasi
8
9
a) Memberikan skor dari jawaban siswa berdasarkan skor yang telah ditentukan untuk
setiap soal.
b) Menghitung skor yang diperoleh siswa menggunakan rumus:
Persentase (%) =
Mx =
(Arikunto, 2005: 264)
Keterangan :
MX = nilai rata-rata seluruh siswa
x = jumlah nilai seluruh siswa
n = jumlah seluruh siswa
d) Menghitung persentase tingkat ketuntasan belajar siswa dapat dihitung menggunakan
rumus:
Persentase (%) =
100%
9
10
apabila di dalam kelas tersebut telah terdapat 85% siswa dari jumlah seluruh siswa yang
memperoleh nilai 76.
Nilai siswa nilai KKM ditulis Belum Tuntas
Nilai siswa nilai KKM ditulis Tuntas
10