Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) hasil pengembangan modul kimia berbasis scientific approach, 2)
kelayakan modul kimia berbasis scientific approach berdasarkan validasi ahli, penilaian praktisi pembelajaran
dan respon siswa, 3) efektivitas modul kimia berbasis scientific approach pada materi ikatan kimia untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian menggunakan prosedur Borg & Gall yang telah direduksi
menjadi 9 tahapan, yakni: 1) tahap pendahuluan, 2) tahap perencanaan, 3) tahap pengembangan rancangan awal
produk, 4) tahap uji coba awal, 5) tahap revisi produk tahap uji coba awal, 6) tahap uji lapangan, 7) tahap revisi
produk uji coba lapangan, 8) tahap uji operasional, 9) tahap revisi produk akhir. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui metode angket, observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) hasil setiap
tahapan pengembangan modul kimia berbasis scientific approach adalah modul kimia yang telah di validasi dan
telah direvisi berdasarkan saran dari para ahli modul dan telah diuji cobakan kepada guru dan siswa sebagai
pengguna di lapangan, (2) Kelayakan modul kimia berbasis scientific approach berdasarkan para ahli dan
praktisi pembelajaran diperoleh nilai Aiken V ≥ 0,79 yang menunjukkan bahwa modul valid secara isi,
kebahasaan, sajian, dan kegrafisan dengan rata-rata hasil angket respon guru dan siswa terhadap kelayakan
modul kimia pada uji coba diperoleh penilaian dengan kategori “Sangat Baik”. (3) Modul kimia berbasis
scientific approach efektif meningkatkan prestasi belajar siswa dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan
siswa.
Kata Kunci : Modul kimia, scientific approach, ikatan kimia, prestasi belajar siswa
71
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 71-78)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
72
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 71-78)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
terlibat. Pemahaman siswa terhadap materi ini total responden sebanyak 12 siswa dan 2 orang
sangatlah penting, seperti yang dikemukakan guru. Tahap uji coba lapangan dilakukan di
oleh Pebucu dan Geban (2012), yang SMAN 2 Madiun dan SMAN 3 Madiun
menyatakan bahwa pemahaman terhadap dengan jumlah total responden sebanyak 64
materi ikatan kimia sangat penting diutamakan siswa dan 4 guru. Tahap uji coba operasional
terlebih dahulu karena pemahaman materi ini dilakukan pada 4 sekolah yaitu SMAN 2
dapat digunakan sebagai dasar untuk Madiun, SMAN 3 Madiun, SMAN 4 Madiun
memahami materi kimia yang lain, diantaranya dan SMAN 5 Madiun dengan jumlah total
sifat dari reaksi kimia, termodinamika, responden sebanyak 128 siswa dan 6 orang
kesetimbangan kimia, struktur molekul, sifat guru.
fisik seperti titik didih dan kimia organik. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian pengembangan ini yaitu angket, soal
tes, lembar validasi, dan lembar observasi.
Metode Penelitian Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan analisis deskriptif,
Penelitian yang dilakukan termasuk
meliputi analisis kelayakan dan analisis data
dalam penelitian pengembangan, yang
hasil tes belajar.
mengacu pada pengembangan Research and
Metode pengumpulan data dalam
Development (R&D) model Borg dan Gall
penelitian ini adalah dengan teknik angket
(2003: 571) yang direduksi yakni dilakukan
untuk mengetahui kelayakan modul dari ahli
pada sampel yang tidak terlalu besar dan
materi dan ahli media serta respon siswa dan
pengembangan yang dilakukan hanya sampai
guru, teknik observasi untuk mengetahui
tahapan kesembilan. Produk yang
keterlaksanaan tahapan inkuiri terbimbing,
dikembangkan berupa modul kimia berbasis
dan teknik tes untuk penilaian prestasi belajar
scientific approach pada materi ikatan kimia
yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan
kelas X SMA/MA semester 1.
sikap.
Tahapan penelitian dan pengembangan
Prosedur penelitian meliputi 9 tahapan
pada penelitian ini meliputi : 1) Penelitian dan
antara lain : tahap pendahuluan, dengan studi
pengumpulan data (research and information
pustaka untuk mempelajari teori dan konsep
collecting), 2) Perencanaan (planning), 3)
serta penelitian sebelumnya yang berkaitan
Pengembangan draf awal (develop preliminary
dengan bahan ajar yang akan dikembangkan
from product), 4) Uji coba lapangan awal
serta melakukan studi lapangan dengan
(preliminary field testing), 5) Revisi hasil uji
observasi dan wawancara di sekolah. Tahapan
coba (main product revision), 6) Uji coba
perencanaan meliputi menentukan produk yang
lapangan utama (main field testing), 7)
dikembangkan dan menyusun instrumen.
Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan
Tahapan pengembangan meliputi pembuatan
(operating product revision), 8) Uji coba
desain modul dengan pendekatan saintifik
lapangan operasional (operational field
yang meliputi kegiatan mengamati, menanya,
testing), 9) Penyempurnaan dan produk akhir
mengumpulkan data, mengasosiasi dan
(final product revision). Tahap kesepuluh
mengkomunikasikan data (Direktorat
yakni deseminasi dan implementasi tidak
Pembinaan SMA, 2014), untuk kemudian
dilakukan karena disesuaikan dengan
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
kebutuhan penelitian dan keterbatasan waktu.
selaku konsultan ahli. Langkah berikutnya
Sumber data pada tahap pengembangan
adalah validasi modul oleh ahli materi, media,
dan validasi proyek awal dilakukan di
bahasa, dan praktisi pembelajaran untuk
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Validasi
selanjutnya direvisi sesuai saran dan dilakukan
dilakukan oleh 2 dosen kimia sebagai ahli
tahapan uji coba terbatas. Hasil saran akan
materi dan ahli media, 1 ahli bahasa serta 3
direvisi untuk kemudian diujicobakan kembali
guru kimia sebagai praktisi pembelajaran.
pada tahap uji coba lapangan. Pada uji coba
Tahap uji coba awal dilakukan SMAN 2
lapangan ini, dilakukan pada dua kelas di dua
Madiun dan SMAN 5 Madiun dengan jumlah
73
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 71-78)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
sekolah dengan kelas kontrol dan eksperimen oleh guru pada saat uji coba, dapat dilihat pada
untuk mengetahui keefektifan modul kimia Tabel 1.
yang dikembangkan. Hasil saran pada uji coba
lapangan ini kemudian direvisi dan diuji Tabel 1 Rerata skor Penilaian Kelayakan Modul Kimia
cobakan kembali pada tahap uji coba oleh Guru pada Uji Coba Awal, Lapangan dan
Operasional
operasional, yang dilakukan pada 4 sekolah. ∑ Rerata
No Uji lapangan Kategori
Hasil revisi pada tahap ini akan menjadi responden skor
produk akhir. 1 Awal 2 93,5 Baik
2 Lapangan 4 112,5 Sangat baik
Teknik analisa data survai di lapangan 3 Operasional 6 113,2 Sangat baik
menggunakan skala Gutman dengan jawaban Keterangan : rentang skor adalah 1-128
ya dan tidak, selanjutnya dianalisis dengan
persentase. Data validasi menggunakan skala Sedangkan hasil penilaian angket
Likert 1-5 yang selanjutnya dianalisis dengan kelayakan modul oleh siswa pada tahap uji
Formula Aiken. Validitas isi menurut Aiken coba awal, lapangan dan operasional tertera
(1985), mempunyai nilai V berkisar pada 0 – 1 pada Tabel 2.
dan kriteria yang digunakan untuk menyatakan
sebuah butir item dikatakan valid secara isi Tabel 2. Rerata skor Penilaian Kelayakan Modul Kimia oleh
Siswa pada Uji Coba Awal, Lapangan dan Operasional
pada jumlah rater (penilai) sebanyak 6 orang No Uji ∑ Rerata Kategori
adalah 0,79. Jika nilai V ≥ 0,79 maka modul lapangan responden skor
valid secara isi, kebahasaan, sajian, dan 1 Awal 12 74,00 Baik
2 Lapangan 65 78,50 Sangat baik
kegrafisan. Sedangkan data hasil angket dan 3 Operasional 119 78,75 Sangat baik
observasi dianalisis dengan interpretasi skor Keterangan : rentang skor adalah 1-88
dan kategori produk pada modul oleh
Widoyoko, (2010 : 238). Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2,
menunjukkan bahwa penilaian kelayakan
modul oleh guru dan siswa mengalami
Hasil Penelitian dan Pembahasan peningkatan dari kategori baik pada uji coba
awal menjadi kategori sangat baik pada uji
Hasil utama dalam penelitian dan coba lapangan dan operasional. Modul yang
pengembangan yang telah dilaksanakan adalah dikembangkan senantiasa memperhatikan
modul kimia berbasis scientific approach pada saran dan masukan dari guru dan siswa sebagai
materi ikatan kimia kelas X SMA/MA pengguna dilapangan. Guru merasa terbantu
semester 1. Modul yang dikembangkan dengan tersedianya bahan ajar yang menunjang
meliputi modul yang dapat digunakan oleh siswa untuk berpikir ilmiah dengan pendekatan
guru dan siswa yang berdasarkan pada struktur saintifik, sedangkan siswa terbantu dalam
kurikulum 2013. Adapun modul terbagi dalam pemahaman materi karena modul yang
4 sub pokok materi yaitu 1) Struktur Lewis dan dikembangkan tidak hanya berisi konsep
Ikatan Ion; 2) Ikatan Kovalen dan Kepolaran materi namun juga berisi gambar-gambar dan
Senyawa; 3) Gaya Antar molekul; dan 4) data autentik yang mengajak siswa untuk
Bentuk geometri Molekul. berperan aktif memahami materi tersebut.
Hasil validasi modul oleh ahli materi, Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
media, bahasa, dan praktisi pembelajaran penelitian oleh Sendur, dkk (2011), yang
menunjukkan nilai Aiken V ≥0,79. Hal ini menyatakan bahwa pemberian analogi dengan
menunjukkan modul yang dikembangkan visualisasi gambar sangat dibutuhkan dalam
memenuhi kriteria dari aspek isi, sajian, proses pembelajaran terutama untuk konsep
kebahasaan dan kegrafisan.
kimia yang abstrak seperti ikatan kimia.
Kelayakan modul kimia yang
dikembangkan didasarkan pada hasil angket
Sejalan dengan penelitian diatas, Suharyadi,
penilaian modul oleh guru dan siswa pada saat dkk (2013), dalam penelitiannya menyebutkan
uji coba awal, uji coba lapangan, dan uji coba bahwa pengembangan modul berbasis
operasional. Hasil penilaian kelayakan modul
74
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 71-78)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
75
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 71-78)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Tabel.5 Hasil uji-t nilai hasil belajar kelas kontrol dan kelas pembelajaran terbukti efektif dapat
eksperimen
Hasil Nilai sig (2-tailed) meningkatkan pemahaman materi oleh siswa.
Jenis uji
belajar SMAN 2 SMAN 3 Adapun dalam proses kegiatan
Pengetahuan Uji t 0,000 0,016 pembelajaran dengan menggunakan modul
Ho ditolak Ho ditolak
Ketrampilan Uji t 0,016 0,038 kimia berbasis pendekatan saintifik dalam
Ho ditolak H0 ditolak penelitian ini diamati oleh observer
Sikap Uji t 0,000 0,042 pembelajaran. Observer tersebut mengisi
H0 ditolak H0 ditolak
lembar observasi pembelajaran dengan hasi
tertera pada Tabel 6.
Hasil uji t pada Tabel 5 menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara Tabel. 6 Hasil Observasi Keterlaksanaan Langkah-
siswa yang menggunakan modul kimia langkah Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran
berbasis scientific approach dengan siswa Pertemuan
yang tidak menggunakan modul kimia dalam No Sekolah
1 2 3 4
pembelajaran. Pembelajaran menggunakan 1 SMAN 2 Madiun 54 61 68 71
model scientific approach memberi dampak Kriteria B B SB SB
yang baik terhadap hasil belajar pengetahuan,
2 SMAN 3 Madiun 50 61 67 70
sikap dan keterampilan. Hal ini dapat dilihat
Kriteria B B SB SB
dari rata-rata belajar siswa pada kelas
Keterangan : rentang skor adalah 1 - 72
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas
kontrol.
Berdasarkan Tabel 6 tersebut,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa keterlaksanaan tahapan
pembelajaran menggunakan modul kimia pendekatan saintifik diawal pembalajaran
berbasis scientific approach efektif dalam masih belum maksimal. Hal ini disebabkan
meningkatkan hasil belajar siswa. Demirci
oleh beberapa hal, diantaranya siswa yang
(2009), dalam penelitiannya menyebutkan belum terbiasa dengan pembelajaran yang
bahwa terdapat perbedaan tingkat pemahaman menuntut mereka aktif sehingga dalam tahapan
siswa pada kelas eksperimen yang mengamati, siswa masih banyak yang tidak
menggunakan pendekatan konstruktivisme fokus dengan arahan guru, demikian pula
dibanding dengan kelas eksperimen yang
ketika dirangsang dengan pertanyaan seputar
menggunakan cara konvensional yang dilihat
gambar yang diberikan, siswa masih belum
dari nilai pre test dan post testnya. Hasil ini terbiasa mengungkapkan pertanyaan. Hal ini
sejalan dengan Dumitrescu (2014), yang terlihat dari jumlah siswa bertanya masih
menyatakan bahwa penggunaan modul terbukti sedikit (rata-rata observer memberi skor 2 pada
efektif digunakan dalam pembelajaran untuk lembar observasi, yang berarti kurang). Pada
meningkatkan pemahaman materi oleh siswa.
kegiatan mengumpulkan data dan
Perbedaan hasil belajar tersebut mengasosiasi masih terlihat siswa menunggu
disebabkan karena modul kimia berbasis kesimpulan dari guru. Namun pada pertemuan
pendekatan saintifik berisikan kegiatan yang ketiga dan keempat, membuat siswa terbiasa
mengajak siswa untuk berperan aktif terlibat dengan pendekatan yang digunakan dalam
dalam proses pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran sehingga hasil observasi pada
mengamati objek yang faktual ataupun data- pertemuan ketiga dan keempat menunjukkan
data hasil percobaan, untuk kemudian siswa peningkatan skor keterpenuhan tahapan
dirangsang untuk mengajukan pertanyaan dari pendekatan saintifik dalam proses
hasil pengamatan tersebut, kemudian siswa pembelajaran. Hasil observasi tersebut secara
mengumpulkan data dengan mencari literatur keseluruhan menunjukkan jika penggunaan
dengan membaca ataupun melakukan modul kimia berbasis scientific approach dapat
percobaan, selanjutnya siswa menganalisis dan meningkatkan pemahaman materi oleh siswa.
mengkomunikasikan hasil diskusi dalam Hasil ini didukung dengan penelitian
kelompoknya. Dengan pembelajaran yang Ugur dan Fitnat (2008) yang menunjukkan
mengajak siswa aktif terlibat dalam proses bahwa siswa pada kelas eksperimen yang
76
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 71-78)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
diberi modul memiliki pemahaman dan sikap sebagai salah satu sumber ajar dalam
kerjasama yang lebih baik dibandingkan menyediakan materi faktual untuk pengamatan
dengan siswa pada kelas kontrol yang oleh siswa sebagai langkah awal berpikir
menggunakan buku teks biasa. ilmiah.
Sejalan dengan penelitian diatas, Kepada siswa: diharapkan siswa
penelitian yang dilakukan Azeem dan Khalid menggunakan modul kimia berbasis
(2012), menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan saintifik untuk melatih berpikir
modul dengan pendekatan konstruktivisme ilmiah mulai dari mengamati, mengajukan
(saintifik) terbukti lebih baik jika dibandingkan pertanyaan yang kritis untuk kemudian
dengan modul yang digunakan dengan mengumpulkan data dengan bimbingan guru,
pendekatan tradisional. mengasosiasi temuannya dan belajar
berkomunikasi.
Kepada peneliti lain: 1) modul hasil
Kesimpulan dan Rekomendasi pengembangan hanya terbatas pada materi
ikatan kimia, maka dari itu diperlukan
Kesimpulan
pengembangan modul kimia pada materi
Berdasarkan hasil analisis data dan
berikutnya dengan mempertimbangkan
pembahasan yang telah dilakukan dapat
kebutuhan siswa dan sekolah; 2)
disimpulkan:
dikembangkan modul untuk guru dan siswa
1. Hasil pengembangan modul kimia
dengan prosedur penelitian sampai dengan
berbasis scientific approach adalah
tahap diseminasi.
tersusunnya modul kimia yang telah
direvisi berdasarkan saran dan masukkan
dari konsultan ahli modul, validator
modul dan telah diuji cobakan kepada Daftar Pustaka
pengguna modul pada uji coba awal, uji
lapangan dan uji operasional. Aiken, L R. 1985. Tree Coefficients for
2. Modul kimia berbasis scientific approach Analyzing the Reliability and Validity of
pada materi ikatan kimia berdasarkan Ratings. Educational and Psychologycal
hasil penilaian oleh ahli materi, media, Measurement, 45, 131-142.
dan bahasa serta beberapa praktisi Aritonang, K. 2008. Minat dan Motivasi dalam
pembelajaran, dapat dinyatakan sangat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
layak secara aspek isi, kebahasaan, sajian, Jurnal Pendidikan Penabur, 10(7), 142-
dan kegrafisan dengan skala Aiken V ≥ 153.
0,79 serta mempunyai kategori “sangat Azeem, M dan Khalid, A. 2012. Constructivist
baik” berdasarkan hasil respon siswa dan Vs Traditional: Effective Instructional
guru sebagai pengguna di lapangan pada Approach in Teacher Education.
uji coba terbatas, uji lapangan dan uji International Journal of Humanities and
operasional. Social Science, 2(5), 170-177.
3. Modul kimia berbasis scientific approach Blonder, R., Kipnis, M., Mamlook, R.,
efektif untuk meningkatkan hasil belajar Hoftstein, A. 2008. Increasing Science
siswa baik pengetahuan, sikap dan Teachers’ Ownership through the
keterampilan pada materi ikatan kimia, Adaption of the PARSEL Modules: A
yang ditunjukkan perbedaan pada hasil “Bootom-up” Approach. International
belajar yang signifikan yaitu kelas Journal of Science Education .19(3),
eksperimen mempunyai prestasi belajar 285-301.
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Borg, W.R & Gall, M.D., 2003. Educational
Rekomendasi Research: An Introduction. New York :
Kepada guru: Penggunaan modul kimia Longman.
berbasis pendekatan saintifik sangat
mendukung guru dalam proses mengajar
77
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 71-78)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
78