Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS REACT PADA KEMAMPUAN

KONSEPTUAL SISWA SMA PADA PELAJARAN FISIKA

Wiwin Setiowati1,2, Sudarti2, Rif’ati Dina Handayani2


Email: 220220104025@mail.unej.ac.id
1. SD Luqman Al Hakim Jember, Jember, Indonesia.
2. Magister Pendidikan IPA, Universitas Jember, Jember. Indonesia

Abstrak
Pada umumnya siswa tidak menyukai pelajaran fisika karena materi fisika sulit dipahami,
banyak mengandug unsur matematis, dan kurang memahami kaitan materi yang dipelajari dengan
pemanfaatannya dalam kehidupan. Salah satu alternative inovasi untuk mengatasi permasalahan ini
adalah dengan memperbaiki sistem pembelajaran fisika menggunakan bahan ajar dengan pendekatan
pada kehidupan nyata yaitu berbasis REACT(Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and
Transferring).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasia REACT
pada kemampuan konseptual siswa pada pelajaran fisika khususnya materi mekanika. Metode
penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah dengan
menggunakan satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Sampel dari penelitian ini adalah siswa
kelas VIII SMP AdhDhuha Jember. Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini diuji dengan uji
deskriptif independent t-test dengan menggunakan aplikasi SPSS 26. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan konseptual siswa yang mendapatkan
model pembelajaran berbasia REACT dengan yang tidak.

Kata Kunci: fisika, kemampuan konseptual, REACT

Abstract
Generally, students do not like physhic lesson because the subject matter is difficult to
understand, involves a lot of mathematical elements, and lacks a clear connection between the material
learned and its practical application in life. One alternative innovation to address this issue is improve
physhics learning system by using instructional materials that are based on real-life situations, known
as REACT approach (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and Transferring). This research
aims to determine the influence REACT based-learning on students conceptual abilities in physics,
specifically in the topic of mechanics. The research method employed is quasi-experimental. The
research design consists of one control class and one experimental class. The sample for this study is
students from the eighth grade of AdhDhuha Junior High School in Jember. The quantitative data
obtained from this research were analyzed using independent t-test descriptive analysis with the SPSS
26 software. The research results indicate that there is a significant difference in the conceptual abilities
of students who receive REACT-based learning compared to those who do not.

Keywords: physhics, conceptual abilities, REACT

1 | Alamat penulis koresponden, Universitas Jember, Jl. Kalimantan Tegalboto no.37 Jember , Jawa Timur,
Indonesia, Email: 220220104025@mail.unej.ac.id
Keywords:

2 | Alamat penulis koresponden, Universitas Jember, Jl. Kalimantan Tegalboto no.37 Jember , Jawa Timur,
Indonesia, Email: 220220104025@mail.unej.ac.id
Wiwin Setiowati 1, Sudarti2, Rif’ati Dina Handayani3 / Edu Sains 9(1, (2023)
3

PENDAHULUAN
Pembelajaran membutuhkan pemahaman konsep dan pemahaman proses. Agar
siswa dapat memahami konsep fisika diperlukan pembelajaran yang mengungkapkan
fenomena atau gejala alam. Sesuai dengan perkembangan pembelajaran, sebaiknya
pembelajran fisika melalui metode konstruktivisme, dan dapat menerapkan
pendekatan inkuiri ilmiah, kontekatual, dan pendekatan belajar
kooperatif(Mustafidin,2016). Dengan demikian dalam pembelajaran fisika siswa
dituntut untuk dapat membangun dalam diri mereka sendiri dengan peran aktifnya
dalam proses belajar mengajar.
Mekanika adalah salah satu materi fisika yang diajarkan di kelas VIII SMP
berdasarkan kurikulum 2013. Pada penjelasan materi tersebut diperlukan pembelajaran
yang mampu menghubungkan konsep yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari-
hari. Tujuannya siswa dapat mengamati, menjelaskan serta dapat menarik kesimpulan
terhadap fenomena alam khususnya yang berkaitan dengan mekanika. Banyak hal
dalam kehidupan sehri-hari yang dapat digali pada materi ini sehingga siswa lebih
mudah mengidentifikasi dan membentuk pengetahuan dari peristiwa yang dialami dan
diamatinya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan
proses ilmiah yang dapat disajikan dalam model pembelajaran yang dikemas dalam
bentuk bahan ajar pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap guru dan siswa, 17 dari 30
siswa SMP AdhDhuha menyatakan tidak menyukai pelajaran fisika. Salah satu guru
IPA memaparkan bahwa buku yang menarik bagi siswa adalah buku yang lebih banyak
menjelaskan sebuah materi dengan menggunakan contoh nyata yang ada dalam
kehidupan sehri-hari.
Salah satu alternatif inovasi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan
memperbaiki sistem pembelajaran fisika menggunakan bahan ajar berupa buku
berbasis model pembelajaran. Menurut Budiningsih (2003:6) pada dasarnya tidak ada
teknologi yang paling tepat untuk mencapai semua tujuan pembelajara, akan tetapi
disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggara itu sendiri. Sehingga meskipun
teknologi yang tinggi sekarang menjadi pilihan, namun siswa tetap mengingikan dan
membutuhkan media cetak non elektronik, salah satunya adalah bahan ajar berupa
buku. Pembelajaran menggunakan bahan ajar berupa buku juga memberikan
kesempatan pada setiap siswa untuk belajar menguasai materi sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan yang dimiliki siswa (Rusdiana,2013). Apabila kemampuan
dan kecepatan belajar dalam memahami materi yang dimiliki tinggi maka dapat
dilanjutkan ke materi lain tanpa mengganggu siswa lain. Siswa yang mempunyai
kemampuan dan kecepatan belajar yang lambat diberikan waktu untuk menambah
waktu belajarnya.
Wiwin Setiowati 1, Sudarti2, Rif’ati Dina Handayani3 / Edu Sains 9(1, (2023)
4

Model pembelajaran fisika yang efektif membantu siswa dalam meningkatkan


hasil belajar ialah model pembelajaran REACT (Relating, Experiencing, Appliying,
Cooperating, dan Transfering)(Ismaya, et al.,2015). Model pembelajaran ini menggali
pemahaman siswa dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan lima tugas
utama yaitu menghubungkan (relating), mengalami (experiencing), menerapkan
(applying), bekerjasama (cooperating), dan transfer (mentransfer). Selama proses
pembelajaran dengan model ini, siswa didukung untuk membangun pengetahuan
mereka sendiri melalui proses penemuan.
Model pembelajaran ini telah dibuktikan oleh Davtyan(2014), guru dapat
memaksimalkan pembelajaran dengan berhasil menerapkan model REACT dalam
pembelajaran sehari-hari berkaitan dengan yang sedang diajarkan dalam dunia nyata,
memecahkan masalah dengan berkomunikasi satu sama lain, dan mentransfer
pengetahuan melalui pengalaman belajar baru yang telah dimiliki siswa. Penelitian lain
juga telah dibuktikan oleh Muzdalifa, et al.(2014), bahwa penerapan pendekatan
kontekstual berbasis REACT dapat memberikan pengalaman kepada siswa sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar fisika di SMA. Tahapan-tahapan dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model REACT tersebut dapat mengatasi maslah-
masalah yang selama ini terjadi dalam proses pembelajaran baik dalam pengelolaan
maupun hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
Tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk membandingkan kemampuan
konseptual siswa setelah melalui pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis
REACT dengan siswa yang tidak.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SMP AdhDhuha Jember yang beralamat di jalan
Kaliurang no.5 Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2022-2023 tepatnya pada tanggal 29-30 Mei 2023. Dalam penelitian ini diambil sampel
30 siswa kelas putri sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa kelas putra sebagai kelas
kontrol.
Metode Analisis Data
Untuk menguji data yang telah dikumpulkan, maka data dianalisis dengan uji
prasyarat yakni dengan menggunakan program SPSS 26. Sebelum melakukan uji
hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat agar kesimpulan yang ditarik
memenuhi persyaratan untuk diuji menggunakan statistik parametrik.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari sampel yang
diambil berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Apabila data yang
Wiwin Setiowati 1, Sudarti2, Rif’ati Dina Handayani3 / Edu Sains 9(1, (2023)
5

diambil terdistribusi normal maka dapat diuji dengan statistic parametrik.


Sebaliknya, apabila data yang diambil tidak terdisribusi normal maka
selanjutnya diuji dengan statistik non parametrik.
Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan program SPSS 26
berdasarkan uji Sapiro Wilk.
Hipotesis yang diuji adalah:
Ho: data sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
H1: data sampel berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal.
Normalitas data dipenuhi apabila bilangan pada sig> 0,05 maka Ho diterima dan
H1 diterima, sebaliknya jika sig< 0,05 Ho ditolak dan H1 diterima.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel dari kelas kontrol
maupun kelas eksperimen berasal dari varian yang homogen. Uji homogenitas
pada penelitian ini dilakukan menggunakan program spss26.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan program statistic SPSS26 yaitu uji parametrik uji
independent t-test. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis nol (Ho) yaitu tidak terdapat perbedaan kemampuan konseptual pada
pembelajaran fisika antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
2. Hipotesis alternative (Ha) yaitu terdapat perbedaan kemampuan konseptual pada
pembelajaran fisika antara kelas control dan kelas eksperimen.
Dengan nilai signifikansi yang diambil adalah 0,05 maka hipotesis nol(Ho) diterima
apabila nilai signifikansi >0,05 dan Ha ditolak. Demikian pula sebaliknya, apabila nilai
signifikansi <0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil tes konseptual pelajaran fisika dengan materi mekanika menunjukkan
hasil bahwa kelas kontrol memberikan rata-rata hasil nilai 28,77 sedangkan kelas
eksperimen memberikan rata-rata hasil nilai 76,33. Selengkapnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 1. Hasil Analisis Deskripsi Kemampuan Konseptual Siswa
Group Statistics
KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
KONSEPTUAL kELAS A 30 28.77 13.549 2.474
KELAS B 30 76.33 10.668 1.948
Wiwin Setiowati 1, Sudarti2, Rif’ati Dina Handayani3 / Edu Sains 9(1, (2023)
6

Selanjutnya dilakukan uji T independent Sample pada data hasil tes kemampuan
konseptual siswa yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil
uji normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KELAS A .116 30 .200* .965 30 .424
*
KELAS B .127 30 .200 .939 30 .083
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Karena kedua data memiliki sig>0.05 maka keduanya telah terdistribusi normal baik dari kelas
komtrol maupun kelas eksperimen

Tabel 3. Uji T Independent Sample

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the


Mean Std. Error
Difference
Sig. (2- Differenc Differenc
F Sig. t df tailed) e e Lower Upper

H
Equal
-
avariances 1.578 .214 58 0.000 .-47.567 3.148 -53.869 -41.264
15.108
sassumed

i
Equal
l
variances .54.96
-15.108 0.000 -47.567 3.148 -53.876 -41. 257
not 7

assumed
Wiwin Setiowati 1, Sudarti2, Rif’ati Dina Handayani3 / Edu Sains 9(1, (2023)
7

Hasil uji T independent sample menghasilkan nilai sig. 0,000, dimana nilai ini lebih kecil dari
nilai p-value 0,05. Sehingga dapat disimpulkan jika terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil pembelajaran kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberi metode REACT.

SIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran REACT mampu
meningkatkan kemampuan konseptual siswa pada pembelajaran fisika di SMP.

DAFTAR PUSTAKA
Agustin,RH., dan Kusrini. (2014). Penerapan Strategi REACT dengan Menggunakan Pendekatan
Kontekstual pada Teorema Phytagoras di SMP 1 Wonoayu kelas VIII-H. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika FMIPA Universitas Negeri Surabaya . Vol.3 (2)

Asyari, A., Windarti, dan Widya Wati. 2016. Pengembangan Modul Fisika Berbasis REACT (Relating,
Experiencing, Appliying, Cooperating, Transferring)Pokok Bahasan Gerak Melingkar kelas X SMA.
Mathenatic,Science,& Education National Conference(MSENCo) IAIN Raden Intan Lampung.

Dewi, N.A.K., N Siti, dan Sukarmin.2015. Pengembangan Modul Fisika berbasis Relating, Experiencing,
Appliying, Cooperating, Trnasferring (REACT) pada Materi Alat Optik untuk Meningkatkan Kecerdasan
Majemuk dan Kreativitas Siswa. Jurnal Inkuiri,4(2) 47-56

Ultay,E. 2012. Impelementing REACT Strategy in a Contexy-Based Physics Class: Impulse and
Momentum Example. Energy Education Science and Technology Part B: Social and Educational
Sudies,4(1):233-240

.
.

Anda mungkin juga menyukai