Anda di halaman 1dari 8

Efektivitas Penggunaan Model ....

(Tri Astuti Budiarti) 1

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY


LEARNING DENGAN PENDEKATAN MULTIPLE REPRESENTATION PADA
MATERI GELOMBANG MEKANIK TERHADAP PENINGKATAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK SMA
EFFECTIVENESS OF THE USE OF DISCOVERY LEARNING MODEL USING MULTIPLE
REPRESENTATION APPROACH TO MECHANICAL WAVE MATERIALS ON INCREASING
STUDENT LEARNING IN HIGH SCHOOL

Oleh: Tri Astuti Budiarti1) dan Prof. Dr. Jumadi2)


1) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta
2) Dosen Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta
tri.astuti2015@student.uny.ac.id1)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui peningkatan hasil belajar aspek kognitif peserta didik SMA N
1 Tempel dan SMA N 2 Sleman yang memperoleh pembelajaran dengan model discovery learning dengan
pendekatan multiple representation pada materi gelombang mekanik, (2) mengetahui perbedaan peningkatan hasil
belajar aspek kognitif peserta didik SMA N 1 Tempel dan SMA N 2 Sleman yang memperoleh pembelajaran
dengan model discovery learning dengan pendekatan multiple representation dengan peserta didik yang
memperoleh pembelajaran dengan model direct instruction dengan pendekatan scientific, (3) mengetahui pengaruh
tingkat sekolah terhadap peningkatan hasil belajar aspek kognitif peserta didik pada model pembelajaran discovery
learning dengan pendekatan multiple representation dan model pembelajaran direct instruction dengan pendekatan
scientific, dan (4) mengetahui interaksi antara tingkat sekolah dengan model pembelajaran yang diterapkan. Metode
penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan desain faktorial. Populasi penelitian ini adalah peserta
didik kelas XI SMAN di Kabupaten Sleman tahun pelajaran 2018/2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
terdapat peningkatan hasil belajar aspek kognitif peserta didik SMA N 1 Tempel dan SMA N 2 Sleman yang
memperoleh pembelajaran menggunakan model discovery learning dengan pendekatan multiple representation
pada materi gelombang mekanik, (2) terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil belajar aspek
kognitif peserta didik SMA N 1 Tempel dan SMA N 2 Sleman yang memperoleh pembelajaran dengan model
discovery learning dengan pendekatan multiple representation dan peserta didik yang memperoleh pembelajaran
dengan model direct instruction dengan pendekatan scientific, (3) terdapat pengaruh antara tingkat sekolah
terhadap peningkatan hasil belajar aspek kognitif peserta didik pada model pembelajaran discovery learning
dengan pendekatan multiple representation, tetapi tingkat sekolah tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil
belajar aspek kognitif peserta didik pada model pembelajaran direct instruction dengan pendekatan scientific, dan
(4) tidak terdapat interaksi antara tingkat sekolah dengan model pembelajaran yang diterapkan.

Kata kunci: discovery learning dengan pendekatan multiple representation, peningkatan hasil belajar

Abstract
This study aims to: (1) find out the improvement of cognitive aspects of learning outcomes of SMA N 1
Tempel and SMA N 2 Sleman students who obtain learning with discovery learning models with multiple
representation approaches to mechanical wave material, (2) to know the difference in cognitive aspects of students
learning outcomes of SMA N 1 Tempel and SMA N 2 Sleman who get learning with discovery learning models with
multiple representation approaches with students who get learning with direct instruction models with the scientific
approach, (3) determine the effect of school level on improving cognitive aspects of students learning outcomes in
discovery learning models with multiple representation approaches and direct instruction learning models with the
scientific approach, and (4) knowing the interaction between the school level and the applied learning model. The
research method used was a quasi experiment with a factorial design. The population of this study was the eleventh
grade students of high school in Sleman Regency 2018/2019. The results of the study showed that (1) there was an
increase in cognitive aspects of learning outcomes of students of SMA N 1 Tempel and SMA N 2 Sleman who
learned using the discovery learning model with multiple representation approach to mechanical wave material,
(2) there were significant differences between the increase in cognitive aspects of learning outcomes of students of
SMA N 1 Tempel and SMA N 2 Sleman who have learning with multiple representation models of discovery
2 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 2019

learning and students who have learning with direct instruction models with the scientific approach, (3) there are
influences between school levels to increase outcomes learn cognitive aspects of students in discovery learning
learning models with multiple representation approaches, but the school level does not affect the improvement of
learning outcomes in cognitive aspects of students in direct instruction learning models with a scientific approach,
and (4) there is no interaction between the school level and the applied learning model.

Keywords: discovery learning with multiple representation approach, improving learning outcomes

PENDAHULUAN akan lebih memahami materi yang mereka


Fisika termasuk dalam rumpun ilmu pelajari. Selain itu, dengan menggunakan model
pengetahuan alam yang memuat cara berpikir dan discovery learning, guru juga menjadi lebih
cara penyelidikan. Fisika disebut sebagai ilmu kreatif dalam mengajar tidak hanya monoton
pengetahuan karena berisi hasil penemuan- menjelaskan di kelas.
penemuan ilmuwan fisika yang dikumpulkan dan Selain model, pendekatan juga dapat
disusun menjadi sekumpulan pengetahuan. Fisika digunakan untuk memperkuat pemahaman
mengamati dan mempelajari gejala fisis alam peserta didik. Salah satu pendekatan yang dapat
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini digunakan dalam pembelajaran fisika adalah
menjadikan fisika sebagai cara atau jalan berpikir multiple representation. Multiple representation
yang berakhir pada sebuah cara penyelidikan. merupakan cara dimana peserta didik menyatakan
Pengertian fisika tersebut sejalan dengan Collete konsep dalam berbagai bentuk (Yusup, 2009).
dan Chiappetta dalam Prasetyo dkk (2004) yang Penggunaan pendekatan dan model pembelajaran
menyatakan bahwa sains pada hakikatnya sangat berpengaruh terhadap hasil belajar fisika.
merupakan pengumpulan pengetahuan, cara atau Hasil belajar fisika peserta didik meliputi aspek
jalan berpikir, dan cara untuk penyelidikan. kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif
Cara berpikir dan cara penyelidikan yang (Huda, 2015: 6).
dilaksanakan oleh peserta didik dalam proses Sebuah penelitian yang dilaksanakan oleh
pembelajaran termuat dalam sebuah model Irwan dan Ridwan (2015) melalui kegiatan
pembelajaran. Model pembelajaran merupakan observasi menunjukkan bahwa hasil belajar fisika
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal peserta didik SMA masih rendah. Berdasarkan
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru angket yang diberikan kepada 80 responden, 74%
di kelas (Daryanto, 2017: 64). Terdapat beberapa peserta didik belum berhasil mencapai KKM
model inovatif yang mulai digunakan dan sebelum melakukan remidial (ujian
dikembangkan di dunia pendidikan, salah satunya ulang/perbaikan). Selain itu, berdasarkan
model discovery learning. Pada model ini peserta wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru,
didik memperoleh pengetahuan mereka melalui proses pembelajaran materi ini hanya
langkah-langkah yang memanfaatkan cara menggunakan metode ceramah dan mengerjakan
berpikir dan menggunakan cara penyelidikan soal. Hal ini mengakibatkan peserta didik hanya
salah satunya eksperimen sehingga peserta didik sebatas memahami persamaan yang ada dalam
Efektivitas Penggunaan Model .... (Tri Astuti Budiarti) 3
materi gelombang mekanik, sehingga peserta Target/Subjek Penelitian
didik cepat merasa bosan dan malas belajar. Subjek penelitian adalah seluruh peserta
Dengan adanya permasalahan yang telah didik SMA kelas XI IPA di Kabupaten Sleman
diungkapkan sebelumnya, dibutuhkan model dan dengan tingkat prestasi sekolah dari tinggi hingga
pendekatan pembelajaran yang berbeda dalam rendah. Kemudian dengan menggunakan
proses pembelajaran materi gelombang mekanik. stratified cluster sampling tahap satu, dipilih satu
Salah satu model dan pendekatan yang tepat sekolah dengan prestasi menengah dan satu
dalam pembelajaran materi gelombang mekanik sekolah dengan prestasi rendah. Selanjutnya, pada
adalah discovery learning dengan pendekatan tahap dua dipilih satu kelas eksperimen dan satu
multiple representation. Melalui model dan kelas kontrol pada tiap sekolah dengan jumlah 29
pendekatan ini, peserta didik akan lebih mudah peserta didik untuk dijadikan sampel penelitian.
memahami materi karena mereka menemukan
Prosedur
sendiri konsep, teori atau hal lain berkaitan
Desain penelitian yang digunakan
dengan materi yang sedang dipelajari. Dengan
merupakan desain faktorial. Dalam desain ini,
adanya peningkatan pemahaman peserta didik
subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua,
akan berdampak pada peningkatan hasil belajar
yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas
fisika peserta didik dalam materi gelombang
kontrol. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu
mekanik. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu
memberikan pretes untukmengetahui
dilakukan penelitian mengenai efektivitas
pengetahuan awal peserta didik. Setelah itu
penggunaan model pembelajaran discovery
memberikan perlakuan padakelompok yang
learning dengan pendekatan multiple
diteliti, yaitu model pembelajaran yaitu model
representation terhadap peningkatan hasil belajar
discovery learning dengan pendekatan multiple
peserta didik SMA materi gelombang mekanik.
representation untuk kelas eksperimen dan model
direct instruction dengan pendekatan scientific
METODE PENELITIAN untuk kelas kontrol. Setelah diberikan perlakuan,
Jenis Penelitian diberikan postes untuk mengetahui hasil belajar
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
peserta didik.
kuasi eksperimen dengan menggunakan desain
factorial design.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data
Waktu dan Tempat Penelitian Instrumen penelitian meliputi perangkat
Penelitian dilakukan di SMAN 1 Tempel pembelajaran dan instrumen pengambilan data.
dan SMAN 2 Sleman. Waktu penelitian Perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKPD
dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2018, dengan format discovery learning dengan
semester genap tahun pelajaran 2018/2019. pendekatan multiple representation untuk kelas
eksperimen dan RPP dengan format direct
instruction dengan pendekatan scientific.
4 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 2019
Instrumen pengambilan data berupa tes hasil didik, pengaruh tingkat sekolah terhadap
belajar yang terdiri dari pretes dan postes serta perbedaan peningkatan hasil belajar aspek
lembar observasi keterlaksanaan RPP. kognitif peserta didik, dan interaksi antara tingkat
Data yang diperoleh dari penelitian berupa sekolah dengan model pembelajaran yang
data nilai pretes dan postes serta keterlaksanaan digunakan dapat diketahui melalui hasil tersebut.
RPP saat diberikan perlakuan. Perlakuan yang Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan terkait
diterima kedua kelas berbeda, dimana kelas hipotesis yang diajukan.
eksperimen mengikuti pembelajaran dengan
3. Uji Keterlaksanaan Pembelajaran
model discovery learning dengan pendekatan
Tingkat keterlaksanaan RPP dalam
multiple representation sedangkan kelas kontrol
pembelajaran dilihat dari skor pengisian lembar
mengikuti pembelajaran dengan model direct
observasi keterlaksanaan RPP kemudian
instruction dengan pendekatan scientific.
dianalisis dengan persamaan berikut.
dikumpulkan terdiri dari dua data. Hasil pretes
Persentase (%) =
dan postes kemudian dianalisis menggunakan
standard gain untuk memperoleh data 4. Uji Gain
peningkatan hasil belajar aspek kognitif. Data Uji gain digunakan untuk mengetahui

keterlaksanan RPP diperoleh dari lembar peningkatan hasil belajar aspek kogniif peserta

observasi keterlaksanaan RPP yang diisi oleh didik. Persamaan yang digunakan untuk

observer selama pengambilan data berlangsung. menghitung gain adalah sebagai berikut.
Std gain <g> =
Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Tabel 1. Interpretasi Nilai Std Gain
Uji prasyarat yang dilakukan pada data Nilai Kualifikasi
<g> ≥ 0,7 Tinggi
gain adalah uji normalitas dan uji homogenitas 0,7 > <g> ≥ 0,3 Sedang
<g> < 0,3 Rendah
dengan menggunakan software SPSS 16. (Hake, 1999: 3)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Uji Hipotesis
1. Hasil Validasi Instrumen
Uji hipotesis ini dilakukan untuk
Pada Tabel 2 berikut ini akan disajikan
mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar
hasil validasi instrumen oleh dua validator, yaitu
aspek kognitif peserta didik kelas eksperimen dan
dosen dan guru.
kelas kontrol, mengetahui pengaruh tingkat
Tabel 2. Hasil Validasi Instrumen
sekolah terhadap perbedaan peningkatan hasil Instrumen Skor Kriteria
RPP (eksperimen) 4,11 Baik
belajar aspek kognitif peserta didik, dan dan RPP (kontrol) 4,11 Baik
Soal pretes dan postes 0,77
mengetahui interaksi antara tingkat sekolah
dengan model pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan Tabel 2, instrumen RPP
Analisis uji hipotesis ini didasarkan pada gain untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
peserta didik. Ada atau tidaknya perbedaan memiliki kriteria baik sesuai analisis SBI skala 5.
peningkatan hasil belajar aspek kognitif peserta
Efektivitas Penggunaan Model .... (Tri Astuti Budiarti) 5
Validitas soal pretes dan postes membuktikan dalam kategori sedang. Berikut ini disajikan
ahwa soal valid dengan skor 0,77. diagram batang gain kedua sekolah untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
2. Keterlaksanaan Pembelajaran
Pada Tabel 3 dan 4 berikut ini disajikan
hasil observasi keterlaksanaan RPP di SMAN 1
Tempel dan SMAN 2 Sleman.

Tabel 3. Keterlaksanaan RPP SMAN 1 Tempel


Kelas Pertemuan (% ) Rata-Rata (% )
1 2
Eksperimen 85 91 88
Kontrol 88 88 88
Gambar 1. Diagram Standard Gain
Tabel 4. Keterlaksanaan RPP SMAN 2 Sleman Berdasarkan Gambar 1. diketahui bahwa
Kelas Pertemuan (% ) Rata-Rata (% )
gain kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
1 2
Eksperimen 83 80 81
kontrol untuk masing-masing sekolah. Hal ini
Kontrol 87 91 89 menunjukkan adanya perbedaan penguasaan
materi fisika gelombang mekanik peserta didik.
Berdasarkan Tabel 3-4, RPP tidak
Adanya perbedaan penguasaan materi ini
terlaksana 100% namun masih terlaksana pada
menunjukkan efektivitas pembelajaran fisika
angka lebih dari 80%.
menggunakan model discovery learning dengan

3. Peningkatan hasil belajar aspek kognitif pendekatan multiple representation.


peserta didik Efektivitas model discovery learning
Data peningkatan hasil belajar aspek
dengan pendekatan multiple representation
kognitif peserta didik dilihat dari hasil pretes dan
postes yang kemudian dianalisis menggunakan ditinjau dari peningkatan hasil belajar aspek
standar gain. Berikut hasil gain untuk masing-
masing kelas. kognitif peserta didik disebabkan oleh
penggunaan perangkat pembelajaran berupa RPP
Tabel 5. Gain SMAN 1 Tempel
Kelas Gain Kategori dan LKPD dengan format discovery learning
Eksperimen 0,62 Sedang dengan pendekatan multiple representation pada
Kontrol 0,59 Sedang
kelas eksperimen namun tidak dilaksanakan pada
Tabel 6. Gain SMAN 2 Sleman
Kelas Gain Kategori
kelas kontrol.
Eksperimen 0,64 Sedang
Kontrol 0,63 Sedang 4. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan menggunakan
Berdasarkan Tabel 5-6, diketahui bahwa
software SPSS 16 dengan uji Mann-Whitney dan
gain untuk masing-masing kelas berada dalam
koefisien kontingensi. Hasil pertama dari uji
rentang 0,3 – 0,7. Menurut Hake (1999: 3), ketika
Mann-Whitney adalah perbedaan peningkatan
standar gain yang diperoleh berada dalam rentang
hasil belajar aspek kognitif antara kelas
0,3 – 0,7, maka termasuk dalam kategori sedang.
eksperimen dan kelas kontrol pada masing-
Oleh karena itu, gain pada seluruh kelas berada
6 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 2019
masing sekolah. Adapun hasil uji hipotesis mempengaruhi perbedaan peningkatan hasil
pertama dapat dilihat dalam Tabel 7 berikut ini. belajar aspek kognitif peserta didik yang
mengikuti pembelajaran dengan model direct
Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis 1
Sekolah Signifikansi
instruction dengan pendekatan scientific.
SMAN 1 Tempel 0,000 Hasil uji hipotesis ketiga adalah interaksi
SMAN 2 Sleman 0,032
antara tingkat sekolah dengan model
Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa pembelajaran. Adapun hasil uji ini dapat dilihat
pada kedua sekolah memiliki nilai signifikansi dalam Tabel 9 berikut ini.
kurang dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa
terdapat pebedaan peningkatan hasil belajar aspek Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis 3
Interaksi Signifikansi
kognitif antara peserta didik yang mengikuti Tingkat sekolah
1,000
Model pembelajaran
pembelajaran dengan model discovery learning
dengan pendekatan multiple representation Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa nilai
dengan model direct instruction dengan signifikansi hasil uji adalah 1,000. Nilai ini
pendekatan scientific. menandakan bahwa tidak terdapat interaksi antara
Hasil uji hipotesis kedua adalah pengaruh tingkat sekolah dengan model pembelajaran yang
tingkat sekolah terhadap perbedaan peningkatan digunakan.
hasil belajar aspek kognitif peserta didik pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun hasil SIMPULAN DAN SARAN

uji hipotesis yang kedua dapat dilihat dalam Simpulan


Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik
Tabel 8 berikut ini.
beberapa kesimpulan, yaitu:

Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis 2 1. Terdapat peningkatan hasil belajar aspek


Model Pembelajaran Signifikansi kognitif peserta didik SMAN 1 Tempel dan
Discovery learning dengan 0,000
pendekatan multiple representation SMAN 2 Sleman yang mengikuti
Direct instruction dengan 0,143
pendekatan scientific pembelajaran menggunakan model
discovery learning dengan pendekatan
Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa
multiple representation pada materi
signifikansi pada model discovery learning
gelombang mekanik. Peningkatan hasil
dengan pendekatan multiple representation
belajar aspek kognitif peserta didik SMAN
bernilai 0,000 sedangkan pada model direct
2 Sleman lebih tinggi daripada SMAN 1
instrucion dengan pendekatan scientific adalah
Tempel.
0,143. Hal ini menandakan bahwa tingkat sekolah
2. Terdapat perbedaan yang signifikan
mempengaruhi perbedaan peningkatan hasil
peningkatan hasil belajar aspek kognitif
belajar aspek kognitif peserta didik yang
peserta didik kelas XI SMA N 1 Tempel
mengikuti pembelajaran dengan model discovery
dan SMA N 2 Sleman yang mengikuti
learning dengan pendekatan multiple
pembelajaran dengan model discovery
representation. Akan tetapi, tingkat sekolah tidak
learning dengan pendekatan multiple
Efektivitas Penggunaan Model .... (Tri Astuti Budiarti) 7
representation dan model direct instruction 1. Peserta didik dalam melaksanakan
dengan pendekatan scientific. Penggunaan pembelajaran menggunakan model direct
model pembelajaran dengan model instruction dengan pendekatan scientific
discovery learning dengan pendekatan sebaiknya tetap difasilitasi untuk aktif
multiple representation lebih efektif bertanya dan menjawab pertanyaan
daripada model pembelajaran direct selama kegiatan pembelajaran
instruction dengan pendekatan scientific berlangsung.
untuk digunakan dalam pembelajaran 2. Perlunya ditingkatkan pembelajaran fisika
materi gelombang mekanik. yang melibatkan kegiatan eksperimen
3. Terdapat perbedaan peningkatan hasil sehingga peserta didik terampil dalam
belajar aspek kognitif peserta didik SMAN menggunakan alat-alat percobaan fisika
1 Tempel dan SMAN 2 Sleman yang sederhana.
mengikuti pembelajaran dengan model 3. Perlunya meningkatkan pelaksanaan
discovery learning dengan pendekatan kegiatan eksperimen yang dimuat dalam
multiple representation. Penggunaan model pembelajaran fisika sehingga diharapkan
discovery learning dengan pendekatan pihak sekolah memenuhi kebutuhan alat-
multiple representation di SMAN 1 Tempel alat percobaan fisika sederhana di
lebih efektif daripada SMAN 2 Sleman sekolah.
untuk meningkatkan hasil belajar aspek 4. Perlunya memberikan kegiatan apersepsi
kognitif peserta didik. Akan tetapi, tidak yang dapat memancing peserta didik
terdapat perbedaan peningkatan hasil bersemangat dan fokus terhadap
belajar aspek kognitif peserta didik yang pembelajaran yang akan berlangsung.
mengikuti pembelajaran dengan model
direct instruction dengan pendekatan
DAFTAR PUSTAKA
scientific.
4. Tidak terdapat interaksi antara tingkat Daryanto & Syaiful K. (2017). Pembelajaran
Abad 21. Yogyakarta: Gava Media
sekolah dengan model pembelajaran yang
diterapkan yang ditunjukkan dengan nilai Hake, R.R. (1999). Learning to Teach (Belajar
signifikansi 1,000. Hal ini menunjukkan untuk Mengajar). Terjemahan Helly
Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini
bahwa tingkat sekolah tidak berkorelasi Soetjipto. Diakses dari
rrhake@earthlink.net tanggal 28
dengan model pembelajaran yang
September 2018
digunakan.
Huda, M. (2015). Model-Model Pengajaran dan
Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan
Saran Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka
Berdasarkan hasil penelitian, dapat Pelajar
disarankan hal-hal berikut:
Irwan, N. Dan Ridwan A. S. (2015). Efek Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
8 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 2019

Anda mungkin juga menyukai