Anda di halaman 1dari 123

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu dasar cabang dari sains yang secara

khusus mempelajari tentang eksistensi materi ditinjau dari segi struktur, sifat-sifat,

perubahan, dan perubahan energi yang menyertai perubahan tersebut (Jepersen dkk,

2012). Dilihat dari struktur isi materi pelajaran kimia SMA yang dipaparkan dalam

buku-buku pelajaran, materi kimia SMA lebih banyak diwarnai dengan materi

konseptual teoretik keilmuan kimia dibandingkan dengan aplikasi ilmu kimia dalam

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari-

hari tidak banyak dipelajari oleh siswa SMA. Ilmu kimia semata-mata, dipelajari

untuk kebutuhan ilmu pengetahuan dan prasyarat peserta didik untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi (Subagia, 2014).

Kimia adalah salah satu cabang dari bidang ilmu sanis. Kimia mempunyai

karateristik tertentu yang membedakan dengan kajian ilmu lain. Karateristik ilmu

kimia antara lain : (1) sebagian sifatnya bersifat absatrak, sederhana, berjenjang, dan

terstruktur. (2) merupakan ilmu untuk memecahkan masalah serta mendeskripsikan

fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa (Mentari 2014). Kimia adalah ilmu yang

mempelajari mengenai komposisi, struktur dan sifat zat atau materi dari skala atom

(mikroskopik) hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi

meraka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Pembelajaran kimia di

sekolah bertujuan menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena
2

itu, pembelajaran kimia harus dibuat lebih menarik dan mudah dipahami, karena

kimia lebih membutuhkan pemahaman dari pada penghafalan berbagai rumus yang

begitu banyak (Prabowowati, 2014). Sehingga pembelajaran kimia perlu didukung

media pembelajaran yang sesuai (Kasmui & Endang 2018).

Selama ini metode pengajaran kimia di sekolah cenderung hanya berjalan

satu arah, di mana guru yang lebih banyak aktif memberikan informasi kepada siswa.

Hal yang sama juga terjadi dalam proses pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Bone,

dimana guru lebih banyak melakukan pengajaran dengan menggunakan metode

ceramah sehingga siswa hanya bertindak sebagai agen pembelajaran yang pasif,

karena hanya didominasi oleh kegiatan membaca, mencatat dan mendengar

penjelasan guru. Dalam berinteraksi dengan siswa, guru hanya menerapkan teknik

bertanya seperti umumnya yang terjadi dalam pembelajaran. Namun hanya beberapa

siswa yang merespon pertanyaan guru. Siswa juga tidak bertanya terkait materi yang

dipelajari, padahal dalam menjawab tugas atau soal yang diberikan, masih ada

beberapa siswa yang dibantu oleh guru dalam menyelesaikannya. Sumber ajar yang

digunakan oleh guru adalah buku paket dan LKS yang disediakan sekolah.

Hasil wawancara dengan salah seorang siswa kelas XI IPA1 SMA 1 Bone

terungkap bahwa salah satu pokok bahasan kimia yang lebih sulit dipahami adalah

materi hidrokarbon. Materi hidrokarbon merupakan senyawa yang terbentuk dari

atom hidrogen dam karbon. Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas XI IPA 1

SMA Negeri 1 Bone dalam proses pembelajaran pendidik masih menggunakan

model pembelajaran yang masih berpusat pada guru, model yang digunakan adalah

model ceramah dan diskusi sehingga banyak siswa yang masih kesulitan dalam
3

menyelesaikan contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dan interaksi

siswa dengan guru atau siswa dengan siswa belum optimal . Dari nilai ulangan yang

diperolah sejak tahun 2016, 2017,2018 dan rata- rata dibawah nilai (KKM) yaitu 75.

Dari nilai ulangan yang diperolah 60% siswa mendapatkan nilai 65 dan 70.

Salah satu upaya dalam meningkatkan hasil belajar serta keaktifan siswa

dalam pembelajaran yakni dengan menerapkan model pembelajaran discovery

learning. Penggunaan model pembelajara discovery learning membuat siswa lebih

aktif dalam pembelajaran, siswa dapat berinteraksi dengan kelompoknya untuk

bersama-sama memahami fenomena, dengan demikian hasil belajar siswa akan

meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian menurut Maharani & Hardini

(2017), discovery learning adalah proses pembelajaran yang menyampaikan

materinya tidak utuh, karena model discovery learning menuntut siswa terlibat aktif

dalam proses pembelajaran dan menemukan sendiri suatu konsep pembelajaran. Ciri

utama discovery learning adalah berpusat pada siswa, mengeksplorasi dan

memecahkan masalah, dan menggeneralisasi pengetahuan, serta kegiatan untuk

menggabungkan pengetahuan yang sudah ada (Kristin, 2016).

Pendekatan saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang menantang

peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja

otak secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan cara

mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik melalui kegiatan bereksperimen,

berpikir secara intuitif atau bereksplorasi. Pendekatan saintifik memiliki kegiatan

inti, mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan menyimpulkan. Kegiatan ini

diupayakan untuk mengarahkan peserta didik dalam penguasaan materi kimia,


4

belajar mengaplikasikan, bekerja sama dalam team, belajar memecahkan masalah,

belajar mandiri, bertanggung jawab untuk mencapai tujuan, belajar memahami dan

menghargai orang lain ( Indira, 2014).

Model pembelajaran discovery learning berbasis pendekatan saintifik

diharapakan akan mendorong keaktifan siswa dalam belajar dengan tetap

mengedepankan metode-metode ilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran

hidrokarbon dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, dapat membentuk

kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara sistematik, menciptakan kondisi

pembelajaran agar siswa merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan, melatih

siswa dalam mengemukakan ide-ide, meningkatkan hasil belajar siswa, dan

mengembangkan karakter siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA

Negeri 1 Bone melalui Penerapan Model Discovery Learning Berbasis Pendekatan

Saintifik pada Materi Hidrokaron.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 1 Bone

pada materi hidrokarbon melalui penerapan model diascovery learning

berbasis pendekatan saintifik?


5

2. Bagaiamana efektifitas model discovery learning berbasis pendekatan saintifik

terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Bone

pada materi hidrokarbon?

3. Bagaimana keterlaksaan pembelajaran dengan penerapan model discovery

learning berbasis pendekatan saintifik di SMA Negeri 1 Bone?

4. Bagaimana respon siswa kelas XI IPA1 terhadap penerapan model discovery

learnng berbasis pendekatan saintifik pada materi hidrokarbon?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan peneltian yang ingin

dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1

Bone pada materi hidrokarbon melalui penerapan discovery learning berbasis

pendekatan saintifik.

2. Untuk mengetahui efektifitas model discovery learning berbasis pendekatan

saintifik terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri

1 Bone pada materi hidrokarbon.

3. Untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran materi hidrokarbon dengan

penerapan model discovery learning berbasis pendekatan saintifik di SMA

Negeri 1 Bone.

4. Untuk mengetahui respon siswa kelas XI IPA 1 terhadap penerapan model

discovery learning berbasis pendekatan saintifik pada materi hidrokarbon.


6

1.4 Manfaat Penelitian

Secara teoritis :

1. Memberikan bahan masukan pada sekolah bahwa dengan mengunakan model

Discovery Learning berbasis pendekatan saintifik pada materi hidrokarbon

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian yang relevan

dimasa yang akan datang.

Secara praktis, memberi manfaat bagi :

1. Sekolah

Penelitian diharapkan dapat memberikan masukkan dan informasi yang dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pendidikan

kepada siswa sehubungan dengan penerapan model Discovery Learnig

berbasis pendekatan saintifik pada materi hidrokarbon.

2. Peneliti

Sebagai bahan pengetahuan tentang peningkatan hasil belajar siswa materi

hidrokarbon dengan penerapan model Discovery Learning berbasis

pendekatan saintifik kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bone selepas pendidikan

formalnya.

3. Guru

Sebagai masukan dalam menerapkan model pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal yang

dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan

pada saat sebelum belajar. Howard Kingsley (Sudjana, 2005) membagi tiga macam

hasil belajar: 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, dan 3)

sikap dan cita-cita. Pendapat dari Harward Kingsley ini menunjukan hasil perubahan

dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena

sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Berdasarkan pengertian di

atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari

proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan

dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil

belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai

hasil lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan

prilaku kerja yang lebih baik (Firmansyah dkk, 2010).

Menurut Nasution (1990), keberhasilan belajar adalah suatu perubahan

yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai

pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap

pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri individu yang belajar. Slameto

(1995), mengemukakan prinsip-prinsip keberhasilan belajar yaitu: perubahan dalam


8

belajar terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar mempunyai tujuan, perubahan

belajar secara positif, perubahan dalam belajar bersifat kontinu, perubahan dalam

belajar bersifat permanen (Supardi, 2015).

Rendahnya kualitas hasil belajar siswa disebabkan oleh dua faktor, yaitu

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang dialami dan dihayati

siswa yang berpengaruh pada proses dan hasil belajar yang meliputi: sikap terhadap

belajar, minat dan motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan

ajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, kemampuan menggali hasil

belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya

diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar siswa serta kebiasaan belajar siswa.

Sedangkan faktor ekstern meliputi: guru sebagai pembina belajar, prasana dan sarana

pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah dan di rumah

serta kurikulum sekolah (Maesaroh, 2013).

Hasil belajar merupakan ukuran kemampuan siswa dalam menerima

informasi pembelajaran yang diukur dari tiga sudut pandang, kognitif, psikomotorik,

dan efektif. Hasil belajar juga dipandang sebagai tingkat keberhasilan pembelajaran

yang dinamakan nilai. Teknik untuk menentukan keberhasilan pembelajaran

dinamakan penilaian. Penilaian dapat dilakukan dengan teknik tes atau teknik non

tes. Teknik tes yang umum dilakukan di sekolah adalah tes tertulis yang dinamakan

ulangan harian. Bentuk ulangan harian bisa pilihan ganda (tes obyektif) dan tes

uraian (essay). Teknik non tes uang biasa digunakan di sekolah adalah observasi dan

proyek untuk menghasilkan produk pembelajaran (Asmara, 2015).


9

2.2 Aktivitas belajar

Aktivitas belajar siswa merupakan hal yang cukup penting dalam suatu

proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal maupun

faktor eksternal. Meningkatnya aktifitas belajar siswa diharapkan sejalan dengan

meningkatnya pemahaman siswa akan suatu materi tersebut. Menurut Sardiman

(2011), belajar adalah berbuat sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik

harus aktif. Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa

merupakan hal yang harus ditingkatkan dalam proses pembelajaran (Istiana

dkk,2015).

Jenis aktivitas siswa dalam pembelajaran menurut Paul B. Diedrich dalam

Sudirman (2011) membuat suatu daftar yang berisi macam-macam kegiatan siswa

antara lain dapat digolongan sebagai berikut:

1. Visual activity: yang termaksud didalamnya misalnya membaca,

memperhatikan gambar, demonstrasi.

2. Oral activity: seperti menanyakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening activity: menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.

4. Drawing activity: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

Jadi dengan klasifikasi aktivitas apa yang diuraikan tersebut di atas

menunjukan bahwa aktivitas yang dilakukan di sekolah sangat kompleks dan

bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan tentu akan lebih

dinamis atau tidak membosankan dan menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal

dan bahkan akan memperlancar peranannya sebagai pusat dan transformasi


10

kebuadayaan dan kreatifitas guru diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa

yang bervariasi.

Peningkatan aktivitas siswa dalam merespon dan menanggapi pertanyaan-

pertanyaan guru aktif mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru. Perubahan dan

peningkatan akan terlihat terutama pada kelompok siswa yang berkemampuan

sedang mendapatkan perlakuan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya tentang

perubahan dan peningkatan aktivitas belajar siswa maka dapat dilihat:

1. Pada tahap pendahuluan pembelajaran. Siswa aktif merespon pertanyaan-

pertanyaan guru, konsentrasi mengikuti penjelasan guru, dan kegiatan-

kegiatan yang menarik yang dilaksanakan dalam pembelajaran.

2. Pada tahap kegiatan intipembelajaran. Siswa aktif merespon arau

menanggapi pertanyaan-pertanyaan guru dalam pembelajaran, aktif dan

memperhatikan penjelasan guru dan konsentrasi mengikuti pelajaran dari

awal.

3. Pada tahap penutup, siswa berperan aktif dalam menuruskan kesimpulan

pelajaran dengan guru. Kegairahan belajar siswa ditandai dengan aktifnya

siswa mencari materi pelajaran dari sumber yang relevan baik melalui buku

teks maupun majalah. Hal tersebut merupakan ciri peningkatan aktivitas

belajar yang cukup menonjol dari kemampuan siswa yang berkemampuan

tinggi atau rendah (Raehang, 2014).

2.3 Model Pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran


11

dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar. Dalam kurikulum 2013 pendekatan yang diterapkan salah satunya adalah

pendekatan saintifik (scientific approach) atau pendekatan berbasis ilmiah, dimana

dalam kegiatan inti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ini peserta didik

diharapkan mampu melaksanakan lima tahap kegiatan. Lima kegiatan inti dalam

pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah kegiatan mengamati, menanya,

mengumpulkan data, menalar, dan mengkomunikasikan (Banawi, 2019.

Maryani, dkk (2012) menyatakan bahwa, pembelajaran dengan discovery

learning mendorong peserta didik untuk melalui keterlibatan aktif mereka sendiri

dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, guru mendorong peserta didik untuk

memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka

menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri. Setiap tahap dalam discovery

learning akan mendorong peserta didik berpikir secara kritis, analitis serta

memahami, menerapkan dan mengembangkan pola pikir yang rasional dan objektif

dalam menerima materi penlajaran, sehingga menghasilkan peserta didik yang

produktif, kratif, dan inovatif melalui penguatan sikap, keterampilan dan

pengetahuan yang terintegrasi.

Model discovery learning merupakan komponen dari suatu bagian praktek

pengajaran, yaitu suatu jenis mengajar yang meliputi metode-metode yang dirancang

untuk meningkatkan rentangan keaktifan siswa yang lebih besar, berorientasi, kepada

proses, mengarahkan pada diri sendiri, mencari sendiri dan refleksi yang sering

muncul sebagai kegiatan belajar. Discovery adalah proses mental dimana siswa
12

mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksid

adalah mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan,

menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya (Roestiyah, 2001).

Oleh sebab itu dengan model discovery learning, siswa akan mampu menyimpan

pengetahuan lebih lama dalam memorinya karena mereka menemukan sendiri

jawabannya (Patandung, 2017).

Menurut Sinambela (2017) langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran

model discovery learning yaitu: stimulation (pemberian ransangan) siswa diberi

permasalahan diawal sehingga bingung yang kemudian menimbulkan keinginan

untuk menyelidiki hal tersebut. Pertanyaan atau indetifikasi masalah (problem

statement) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak

mungkin dari kejadian-kejadian dari masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,

kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

Pengumpulan data, untuk membuktikan terkait dengan pernyataan yang ada sehingga

berkesempatan mengumpulkan berbagai informasi yang sesuai. Pengolahan data,

merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang sebelumnya telah didapatkan

semuanya diolah pada tingkat kepercayaan tertentu. Pembuktian, kegiatan untuk

membuktikan benar atau tidaknya peryataan yang sudah ada. Menarik kesimpulan,

menarik kesimpulan yang akan dijadikan prinsip umum untuk semua masalah yang

sama.

Sintak model pembelajaran Discovery Learning dapat dijelaskan dalam

tabel 2.1 berikut:


13

Tabel 2.1 sintak model pembelajaran Discovery Learning

Tahap Pelaksanaan
1 2
Stimulation Pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu
(stimulasi/pemberian yang menimbulakn kebingungannya, kemudian
rangsangan dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi,
agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Problem statement Setelah dilakukan stimulasi, langkah selanjutnya
(peryataan/indetifikasi adalah guru memberi kesempatan kepada siswa
masalah) untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah yang relevan agar, dapat dirumuskan.
Data collection (pengumpulan Ketika eksplorasi berlangsung guru memberi
data) kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
yang relevan. Pada tahap ini berfungsi untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik
diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri
dan sebagainya.
Data processing (pengolahan Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah
data) data dan informasi yang telah diperoleh para
siswa lalu ditafsirkan. Semua informasi hasil
bacaan, wawancara, observasi, semua diolah,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perluh
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan
pada tingkat kepercayaan tertentu.

1 2
14

Verifikacation (pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan


secara cermat untuk membutikan benar atau
tidaknya hipotesis dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing,
verification, bertujuan agar proses belajar
berjalan dengan baik jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan
suatu konsep, teori, pemahaman malalui contoh
yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Generalization (menarik Tahap generalisasi adalah proses menarik sebuah
kesimpulan) kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum
dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah
yang sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi.
(Kemendikbud, 2013)

2.4 Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau

prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta

didik dalam mengenal, memahami materi yang menggunakan pendekatan ilmiah.


15

Proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik meliputi lima langkah,

yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomu-

nikasikan (Sofairoh, 2016).

Hosman (2014) mengemukakan bahwa pendekatan saintifik dimasudkan

untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami

berbagai materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah, untuk mendapat informasi

dari berbagai sumber dalam mencari tahu, baik melalui observasi maupun penelitian.

Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif

mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati

(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan hipotesis, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan

mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Prihantini, 2019).

2.5 Discovery Learning Berbasis Pendekatan Saintifik

Model pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk

mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki

sendiri, maka hasil yang diperoleh setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan

mudah dilupakan. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berikir analisis

dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Berkaitan dengan

perubahan dari kurikulum lama menjadi kurikulum 2013, maka secara tidak langsung

pada proses pembelajaran mewajibkan menggunakan pendekatan saintifik. Oleh

karena itu, setiap menggunakan model pembelajaran harus diintegrasikan dengan

semua komponen pada pendekatan saintifik (Usodo dkk, 2016)


16

Kemendikbud (2014), discovery learning adalah materi atau bahan ajar

yang akan disampaikan tidak dalam bentuk final tetapi siswa didorong untuk

mengidentifikasi apa yang ingin diketahui, kemudian dilanjutkan dengan mencari

informasi sendiri dengan melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,

membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mengorganisasi

atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam

suatu bentuk akhir (membuat kesimpulan). Pendekatan saintifik merupakan

pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah. Pendekatan ini lebih

mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan

penalaran deduktif (dedutive reasoning). Discovery learning berbasis pendekatan

saintifik diartikan sebagai pembelajaran dalam kelompok kecil yang membimbing

siswa untuk menentukan suatu konsep dengan menggunakan pendekatan ilmiah,

melalui beberapa tahap, yaitu: stimulasi atau pemberian ransangan, indentifikasi atau

pernyataan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan

generalisasi atau menarik kesimpulan. Pendekatan ilmiah yang dilakukan meliputi:

mengamati, menanya, mengumpulakn informasi, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan (Purwaningrum, 2016).

2.6 Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.

Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan

atom karbon. Hidrogen, misalnya karbit, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.

Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa hidrokarbon terbagi

dalam 2 golongan besar, yakni senyawa alifatik dan senyawa siklik. Penggolongan
17

hidrokarbon terbagi menjadi dua yaitu hidrokarbon jenuh (alkana C nH2n+2) dan

hidrokarbon tak jenuh adalah alkena dan alkuna (Kuniyen, 2018).

Senyawa hidrokarbon yang terbentuk dari atom-atom C dan H berjumlah

sangat banyak. Untuk mempermudah dalam mempelajari sifat-sifatnya, para

ilmuwan mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan jenis rantai yang

terbentuk dan jenis ikatan antar atom C.

(Muchtaridin,2017)

Ikatan antar atom C dapat berupa ikatan tunggal, ragkap 2, dan rangkap 3. Ikatan

tunggal disebut dengan ikatan jenuh sehingga hidrokarbon yang hanya mengandung

ikatan tunggal disebut hidrokarbon jenuh. Semantara itu ikatan rangkap 2 dan 3

disebut dengan ikatan tidak jenuh sehigga hidrokarbon yang mengandung ikatan

rangkap 2 dan 3 disebut hidrokarbon tidak jenuh. Kelompok senyawa hidrokarbon

yang hanya mempunyai ikatan tunggal dinamakan alkana, sedangkan yang

mengandung ikatan rangkap 2 dan 3 berturut-turut adalah alkena dan alkuna

(Muchtaridi, 2017).

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang hanya mempunyai ikatan

tunggal (-). Senyawa alkana mempunyai rumus umum C nH2n+2. Berikut adalah

beberapa senyawa alkana beserta namanya.


18

Jumlah atom Rumus molekul Nama senyawa


1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propana
4 C4H10 Butana
5 C5H12 Pentana
6 C6H14 Heksana
7 C7H16 Heptana
8 C8H18 Oktana
9 C9H20 Nonana
10 C10H22 Dekana

Suatu rantai karbon, tidak hanya terdiri dari rantai lurus tetapi juga terdapat rentai

bercabang. Rantai induk merupakan rantai yang terpanjang, sedangkan rantai cabang

merupakan rantai yang menempel pada rantai induk (Kodu, 2010).

Alkena adalah hidrokarbon yang mempunyai rumus umum C nH2n dan

mengandung ikatan karbon rangkap dua. Alkena paling sederhana adalah etena atau

etilena, yang mempunyai rumus CH2=CH2. Etilena atau etena adalah gas berbau agak

menyengat, yang diperoleh dari penghalusan minyak bumi dan sebagai material

penting dalam industri kimia. Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang

mengandung ikatam rangkap tiga karbon dengan rumus umum CnH2n-2. Alkuna paling

sederhana adalah asetilena atau etuna (Yayan, 2011).

2.7 Kekhasan Atom Karbon

Atom C mempunyai konfigurasi elektron 2 dan 4, sehingga elektron

valensinya adalah 4, artinya setiap satu atom C dapat membentuk 4 ikatan kovalen

tunggal. Oleh karena itu, atom C mempunyai sifat yang khas yaitu :
19

a. Atom karbon memiliki 4 elektron valensi yang semuanya dapat digunakan

untuk berikatan.

Berdasarkan nomor atomnya (6), karbon memiliki elektornn valensi 4 .

berdasarkan teori kestabilan atom secara oktet, keempat elektron valensi tersebut

dapat berikatan dengan empat atom yang lain secara kovalen (saling berbagi

pasangan elektron). Konsep kestabilan atom, baik secara duplet maupun oktet.

b. Atom karbon dapat membentuk senyawa berantai panjang

Salah satu faktor dasar tentang melimpahnya senyawa karbon di dunia ini

adalah kemampuan atom karbon dalam membentuk senyawa berantai. Karena sifat

ini, senyawa karbon memiliki variasi yang banyak dilihat dari jenis rantainya,

isomernya, gugus fungsi, dan jenis rantainya. Kemampuan atom karbon ini

dipengaruhi oleh karakter keempat elektron valensinya yang mampu digunakan

untuk berikatan semua. Rantai-rantai karbon yang terbentuk sengat stabil di alam

yang memberikan manfaat yang banyak bagi manusia.

Senyawa karbon terbentuk karena adanya ikatan kovalen yang disebabkan

oleh peristiwa saling berbagi elektron. Ikatan yang terbentuk relatif kuat yang

dibuktikan dengan karakter ikatan antar atom C yang tidak berikatan. Energi

ikatannya juga relatif besar. Berdasarkan teori ikatan valensi, ikatan antar atom C

dapat berupa ikatan tunggal dan rangkap. Ikatan rangkap antar atom C terjadi karena

dua jenis ikatan, yaitu ikatan sigma dan pi (π). Kekuatan ikatan (π) tlebih lemah

dibandingkan ikatan sigma (Asmara, 2016).


20

Atom karbon mempunyai nomor atom 6, sehingga dalam sistem periodik

unsur terletak pada golongan IV A dan periode 2. Keadaan tersebut membuat atom

karbon mempunyai beberapa kesitimewaan yaitu:

a. Atom karbon memiliki 4 elektron valensi

Berdasarkan konfigurasi keenam elektron yang dimiliki atom karbon

didapatkan bahwa elektron valensi yang dimilikinya adalah 4. Untuk mancapai

kestabilan, atom ini masih membutuhkan 4 elektron lagi dengan cara berikatan

kovalen. Tidak ada unsur dari golongan lain yang dapat membentuk ikatan kovalen

sebanyak 4 buah dengan aturan aoktet.

b. Atom unsur karbon relatif kecil

Ditinjau dari konfigurasi elektronya, dapat diketahui bahwa atom karbon

terletak pada periode 2, yang berarti atom ini mempunyai 2 kulit atom, sehingga jari-

jari atomnya relatif kecil. Hal ini menyebabkan ikatan kovalen yang dibentuk relatif

kuat dan dapat membentuk ikatan kovalen rangkap.

c. Atom karbon dapat membentuk rantai karbon

Atom karbon dapat membentuk rantai karbon yang sangat panjang dengan

ikatan kovalen, baik ikatan kovalen tunggal, rangkap 2 maupun rangkap 3. Ada dua

bentuk rantai karbon yaitu terbuka (yang terdiri dari rantai lurus dan rantai

bercabang) dan tertutup (Rahayu, 2015).


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2020, Semester

Genap Tahun Akademik 2020/2021. Bertempat di SMA Negeri 1 Bone, Kecamatan

Bone, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bone tahun

ajaran 2019/2020 yang mempelajari materi hidrokarbon. Penelitian ini dilakukan

pada satu kelas yaitu kelas XI IPA 1, dipilihnya kelas XI IPA1 didasarkan pada hasil

pantauan guru kimia yang mengajar bahwa kemampuan siswa di kelas tersebut masih

homogen dibandingkan dengan kelas IPA2. Jumlah siswa kelas XI IPA1 SMA Negeri

1 Bone yang diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 23 orang, yang terdiri atas 6

laki-laki dan 17 orang perempuan.

3.3 Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel bebas yaitu, pembelajaran menggunakan model discovery Learning

dengan pendekatan saintifik.

2. Variabel terikat yaitu, hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran

menggunakan model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik.


22

3.4 Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen. Menurut Sugiyono

(2010 : 109) bahwa “penelitian pre-eksperimen hasilnya merupakan variabel

dependen bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.” Hal ini dapat

terjadi, karena tidak adanya variabel konrtol, dan sampel tidak dipilih secara random.

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 3.1 Desain penelitian one group pre test- postest desain
pretest Treatment Posttest
O1 X O2

Keterangan :

O1 = Tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan

O2 = Tes akhir (postest) setelah perlakuan diberikan

X = perlakuan melalui penerapan ,model discovery learning

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2)

tahap pelaksanaan, (3) tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar

kegiatan-kegiatan yang dilakuakn adalah:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan dua kegiatan yaitu, penyusun perangkat

pembelajaran serta pengembangan instrumen penelitian. Untuk menyususn perangkat

pembelajaran maka beberapa hal perluh diperhatikan antara lain, materi yang
23

diajarkan, serta model pembelajaran yang akan diterapkan. Oleh karena itu dilakukan

studi tentang:

a. Observasi awal pada SMA Negeri 1 Bone untuk mengetahui keadaan awal

sekolah dan jumlah populasi yang akan dijadikan sebagai objek penelitian serta

hasil belajar yang dicapai.

b. Tujuan pembelajaran dan analisis konsep mengenai materi Hidrokarbon.

c. Analisis terhadap model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pengumpualn data, pada tahap ini dilakukan

implementasi terhadap model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik,

beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Pemberian pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum mengikuti

pembelajaran.

b. Implementasi model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik pada kelas

eksperimen.

c. Pemberian post-test untuk melihat hasil belajar siswa setelah mengikuti

pembelajaran pada materi hidrokarbon sebagai hasil penggunaan model Discovery

Learning dengan pendekatan saintifik.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menskor pre-test dan post-test data hasil belajar siswa kelas eksperimen.

b. Menghitung N-gain data hasil belajar siswa kelas eksperimen.


24

c. Mengolah data hasil observasi dan angket siswa kelas eksperimen.

d. Mengimplementasikan data hasil penelitian dalam suatu laporan hasil penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, lembar

observasi, dan angket. Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan

penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian

tugas berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan)

oleh siswa sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau

prestasi. Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tes awal

(pretest) dan tes akhir (posttest).

Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda yang terdiri dari 20 butir

soal. yang Sebelum butir soal digunakan, terlebih dilakukan validasi. Validasi

intrumen menunjukan bahwa hasil dari suatu pengukuran mengambarkan segi aspek

yang diukur. Tujuan dari validasi tes adalah untuk menentukan bahwa suatu soal

tersebut dapat membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan

perbedaan yang ada dalam kelompok. Validasi soal adalah indeks deskriminasi

dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta

yang berkemampuan rendah.

Lembar observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti

dengan cara pengamatan dan pencatatan secara langsung. Observasi dilakukan

dengan mengamati aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

Selama proses belajar mengajar observer mengisis lembar kegiatan siswa. Pengisian
25

lembar observasi dilakukan dengan cara meberikan tanda checklist pada kolom yang

telah disediakan sesuai dengan data yang diamati.

Angket adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan

cara membuat daftar pertanyaan secara tertulis. Angket digunakan untuk mengetahui

respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model discovery

learning pada materi asam basa dalam penelitian ini berupa lembar pertanyaan yang

terdiri dari 10 pertanyaan. Angket diberikan setelah semua kegiatan belajar mengajar

dan evaluasi dilakukan. Jenis angket dalam penelitian ini adalah angket sehingga

responden diminta untuk memilih satu jawaban sesuai dengan karateristik dirinya

dengan cara memberikan tanda silang atau checklist. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan jenis instrumen angket dengan pemberian skor untuk pernyataan

positif, sangat setuju (SS) skor 4, setuju (S) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2, sangat

tidak setuju (STJ) skor 1. Sedangkan untuk pemberian skor pada perangkat negatif

adalah sangat setuju (SS) skor 1, setuju (S) skor 2, tidak setuju (ST) skor 3, sangat

tidak setuju (SGT) skor 4.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan

observasi, dan dokumentasi. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan

yang muncul dan faktor-faktor yang dijadikan dalam pertimbangan sebelum

dimulainya pelaksanaan tindakan berikutnya. Observasi yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah observasi aktivitas belajar siswa, observasi aktivitas guru. Tes
26

yang digunakan adalah pilihan ganda yang terdiri dari 20 pertanyaan, yang

digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi

yang diajarkan selama berlangsungya. Dokumentasi merupakan cara pengumpulan

data bersumber pada benda tertulis.

3.8 Teknik Analisis Data

Menurut Sanjaya (2011), analisis data adalah suatu proses mengolah dan

menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mengembangkan berbagai informasi

tertutup (angket berstruktur), yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian

rupa sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai

dengan tujuan penelitian. Analisis data penelitian tindakan kelas berupa deskriptif-

kualitatif dan deskripsi-kuantitatif.

Analisis deskriptif-kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan

tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa secara kualitatif selama

proses pembelajaran. Selain itu juga untuk memperoleh respons siswa terhadap

kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

1. Menghitung nilai rata-rata hasil belajar siswa

Nilai rata-rata yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel

distribusi,sehingga dapat menggambarkan hasil belajar siswa dengan pedoman

penilaian yaitu Penilaian Acuan Patokan (PAP) dari sekolah sebagai berikut:

1. 80≤ X ≤ 100 (Tinggi)

2. 60 ≤ x < 80 (Sedang)

3. 0 ≤ x < 60 (Rendah)
27

Rumus menentuhkan nilai rata-rata hasil belajar:


n

X̅ =
∑ χi
i=1
n

Keterangan:

X̅ = rata-rata hasil belajar siswa

Rata-rata hitung bisa juga disebut mean. Adapun rumus mencari nilai rata-

rata adalah sebagai berikut:

Ʃxi
X̅ ¿
n
Keterangan:

X= rata-rata

Ʃχi = jumlah total skor

n = banyaknya siswa

(Sudjana, 2005)

2. Standar Deviasi

Standar deviasi sering disebut dengan simpangan, merupakan seatu ukuran

yang mengambarkan tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:


n

S=¿ ∑
( χi−X ) 2
i=1
n−1

Keterangan:

𝑺 = standar deviasi

X̅ = rata-rata nilai hasil belajar

χi = nilai setiap harga χ


28

n = jumlah sampel

3. Menghitung N-gain

Gain ternomalisasi (N-gain) dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar kognitif siswa setalah diberikan perlakuan. Peningkatan ini diambil dari nilai

pretest dan posttest yang didapatkan oleh siswa. Gain ternomalisasi atau yang

disingtkat dengan N-Gain merupakan perbandingan skor gain aktual dengan skor

gain maksimum.

Setelah nilai pretest dan posttest yang diperoleh dari hasil penskoran, maka

selanjutnya akan dihitung rata-rata peningkatan hasil belajar siswa yaitu dengan

menghitung N-Gain. Rumus menghitung N-gain yaitu :

skor posttest−skor pretest


N−gain=
skoe maksimum−skor pretest

Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria N-Gain

yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Menghitung nilai N-Gain


Rentang Kategori
g < 0,7 Tinngi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah

(Archambault, 2008)

4. Analisis Respon Siswa

Untuk menganalisis data tentang respon siswa dalam penelitian ini dengan

menggunakan skala likert. Untuk mengetahui respon siswa individu diperoleh

dengan cara menghitung jawaban positif setiap siswa kemudian dikonversikan


29

kedalam presentase, sedangkan untuk menghitung respon siswa secara keseluruhan

dengan menghitung rata-rata jawaban positif seluruh siswa kemudian di konversikan

ke dalam presentas. Setelah presentase dibuat kemudian dicocokkan kedalam kriteria

pedoman penilaian yang dibuat. Untuk menghitung rerata respon siswa digunsksn

rumus sebagai berikut:

F
P= x 100%
Y

Keterangan :

P = presentase jawaban

F = frekuensi jawaban responden

Y = skor tertinggi skal likert X jumlah responden

100% = bilangan tetap

Tabel 3.4 interval penilaian angket skala likert


Indeks Keterangan
0,25 – 1,21 Sangat buruk
1,30 – 2,49 Kurang baik
2,50 – 3,49 Baik
3,50 – 4,00 Sangat baik
(Sudjono, 2008).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Belajar

1. Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA1 SMAN 1 Bone

Data hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Bone setelah diajar

dengan menggunakan model Discovery Learning dengan pendekatan sanitifik. Dapat

dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA1


Kelas XI IPA1
Deskripsi Nilai Pre-test Post-test
Nilai Tertinggi 45 85
Nilai Terendah 20 70
Nilai Rata-Rata 33,5 79,13
Standar Deviasi 7,83 4,92
Median 35 80
Modus 35 85
Jumlah Siswa (n) 23 23

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.1 menunujukan bahwa hasil belajar

kimia siswa kelas XI IPA1 sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (pre-test)

berupa penerapan model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik dan nilai

hasil belajar siswa setelah diberikan perlakukan (pro-test). Perbedaan hasil belajar

siswa tersebut dilihat dari nilai rata-rata pada saat posstest sebesar 79,13 dan pretest

sebesar 33,5. Hal ini disebebkan, karena pada saat prestest siswa belum dijelaskan

tentang materi Hidrokarbon. Sehingga pengetahuan konsep tentang materi

hidrokarbon masih sangat rendah dan pada saat peneliti memberikan tes awal, 65%
31

siswa belum mampu menjawab soal-soal yang diberikan dengan benar. Sedangkan

pada saat posstest siswa sudah diberikan materi hidrokarbon dengan menggunakan

model discovery learning sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi

hidrokarbon sudah lebih baik, dan ketika peneliti membarikan tes akhir siswa sudah

mampu menjawab soal-soal yang diberikan dengan benar dan baik.

Standar deviasi nilai pre-test adalah 7,83 dan pada pos-test adalah 4,92 dari

data ini dapat dilihat perbedaan nilai siswa, dimana nilai siswa untuk pre-test lebih

rendah dibandingkan dengan nilai pos-test siswa. Nilai tertinggi untuk pre-test adalah

45, sedangkan nilai tertinggi untuk pos-test adalah 85. Untuk nilai terendah,

diperoleh nilai pre-test adalah 20 sedangkan, nilai pos-test adalah 70. Berdasarkan

data ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan

sesudah perlakuan. Hal ini disebabkan karna model discovery learning dapat

menuntun siswa belajar lebih aktif, memecahkan masalah yang diberikan oleh guru,

mencari sendiri fenomena apa yang terjadi sehingga siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran, aktif dalam berdiskusi sehingga dapat memperoleh pengetahuan baru.

Berdasarkan pedoman pengkategorian nilai hasil belajar siswa, klasifikasi

hasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA1
Pre-test Pos-test
N0. Nilai Kategori
F % F %
1. 80 ≤ X ≤ 100 Tinggi 0 0 14 60,87
2 60 ≤ X < 80 Sedang 0 0 11 39,13
3 0 ≤ X < 60 Rendah 23 100 0 0
Jumlah 23 100 23 100
32

Tabel 4.2 menunjukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi hidrokarbon

malalui tes pre-test dan pos-test dengan menggunakan model pembelajaran discovery

learning dengan pendekatan saintifik.Tingkat penguasaan siswa terhadap materi

pokok hidrokarbon dipengaruhi oleh model pembelajaran discovery learning yang

diterapkan. Model yang diterapkan ini dapat membuat siswa lebih memahami materi

yang dipelajari. Berdasarkan tabel diatas siswa yang berada pada kategori rendah

pada saat pre-test disebabkan karena pada saat pemberian pre-test kemampuan awal

siswa atau penguasaan konsep yang dimiliki sangat kurang, sehingga siswa belum

mampu menjawab soal-soal yang diberikan dengan benar.

Selanjutnya pada saat pemberian post-test, tampak pada tabel bahwa siswa

berada pada kategori tinggi dan pada kategori sedang. Hal ini disebabkan karena

siswa sudah diberikan perlakuan model pembelajaran discovery learning. Sehingga

dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keseluruuhan siswa telah memenuhi nilai

KKM yang ditetapkan oleh sekolah.

4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa (N-gain)

Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA1 SMAN 1 Bone dapat dilihat

dari N-gain yang diperolah. Analisis N-gain diperlukan untuk mengetahui efektivitas

model pembelajaran yang diterapkan. Hasil analisis N-gain yang diperolah dapat

dilihat pada Tabel 4.3.


33

Tabel 4.3. N-gain Hasil Belajar Siswa


Parameter Jumlah Kategori
N-gain < 0,3 0 Rendah
0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7 15 Sedang
N-gain > 0,7 8 Tinggi
Rata-rata N-gain 0,6861 sedang

Tabel 4.3 menunjukan bahwa terdapat 8 orang siswa yang memperoleh nilai

N-gain dengan kategori tinggi, sedangkan yang memperoleh kategori sedang

sebanyak 15 siswa, dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai N-gain dengan

kategori rendah. Rata-rata N-gain yang diperoleh dari keseluruhan siswa dengan

menggunakan model pembelajaran discovery learning yakni 0,6861. Berdasarkan

data hasil belajar dan nilai N-gain yang diperoleh siswa, dapat dinyatakan bahwa

model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan saintifik dapat

meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Bone pada materi

hidrokarbon.

4.3 Aktivitas Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran

Hasil observasi aktivitas siswa kelas XI IPA SMAN 1 Bone selama proses

pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning dengan pendekatan

saintifik dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA1
Pertemuan Aktivitas siswa Kriteria
I 80 % Baik
II 83,63 % Baik
Rata-rata 83,63% Baik
34

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat data hasil observasi aktivitas siswa. Bahwa

pada pertemuan pertama dapat dilihat aktivitas siswa yaitu 80% yang termaksud

dalam kategori baik. Meskipun dalam kategori baik namun masih banyak aspek

yang belum maksimal dilaksanakan serta masih banyak hal yang perlu di perbaiki.

Pada pertemuan pertama,siswa masih memerlukaan penyesuaian terhadap model

pembelajaran yang digunakan atau diterapkan. Dimana terlihat bahwa belum semua

siswa belum dapat memecakan masalah dalam kelompoknya serta mencari informasi.

Pertemuan kedua, aktivitas siswa menjadi 83,63% termasud dalam

kategori baik. Pada pertamuan kedua ini, terlihat bahwa siswa sudah mulai terbiasa

dengan belajar dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.

Dimana siswa mulai berinisiatif untuk terlibat aktif selama proses

pembelajaran.Dimana siswa dapat berani bertanya, mengumpulkan data yang

berkaitan dengan soal dalam LKS serta masing-masing kelompok menyajikan

jawaban yang telah di peroleh,serta siswa aktif dalam mengungkapkan pendapat

selama pembelajaran berlangsung.

Rata-rata presentase ketercapaian aspek pembelajaran dari kedua

pertemuan ini adalah sebesar 83,63% berada pada kategori baik (Arikunto, 2002).

Hal ini menunjukan bahwa aktivitas siswa pada pembelajaran kimia dengan model

pembelajarn discovery learning dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Menurut, Medianty dkk , (2018) bahwa model pembelajaran

discovery learning dapat meningkatkan aktivitas belajar kimia siswa.

4.4 Aktivitas Mengajar Guru dalam Proses Pembelajaran


35

Hasil observasi aktivitas siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Bone selama

proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning

dengan pendekatan saintifik dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Guru


Pertemuan Aktivitas Guru (%) Kriteria
I 80,0% Baik
II 93,8% Sangat baik
Rata-rata 93,8% Sangat baik

Tabel 4.5 menunjukan aktivitas guru atau presentase keterlaksanaan model

pembelajaran discovery learning dengan pendekatan saintifik yang dilakukan guru

selama proses pembelajaran mengalami peningkatan pada pertemuan I sampai

pertemuan II. Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru terlihat pertemuan

pertama aktivitas guru yaitu 80,0% termaksud dalam kategori baik. Pada pertemuan

pertama guru masih menyesuaikan kondisi siswa, sehingga walaupun presentasi

kegiatan pembelajaran termaksuk dalam kategori baik tetapi masih ada beberapa

aspek yang perluh diperbaiki sehingga dapat terlaksana secara maksimal, hal ini

disebabkan karena siswa masih acuh terhadap proses pembelajaran, sehingga guru

semaksimal mungkin mengarahkan siswa untuk berdiskusi tertang permasalahan

yang ada didalam LKS.

Pada pertemuan kedua presentasi kualitas keterlaksanaan kegiatan

pembelajaran guru meningkat menjadi 93,8% dalam melakukan kegiatan

pembelajaran. Peningkatan ini terjadi karena guru sudah mulai menyesuaikan dengan

kondisi siswa dalam proses pembelajaran, serta guru sudah dapat membimbing siswa

untuk belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Rata-rata aktivitas

pembelajaran pada guru yaitu 93,8% yang termaksud dalam kategori sangat baik. Hal
36

ini menunjukan bahwa sintak dari model pembelajaran discovery learning dengan

pendekatan saintifik yang diterapkan terlaksana dengan baik.

4.5 Data Respon atau Minat Siswa Terhadap Model Pembelajaran Discovery
Learning

Hasil analisis angket respon siswa terhadap proses belajar mengajar yang

berisi sejumlah penjelasan tentang penggunakan model pembelajaran discovery

learning dimana siswa mengisi angket dengan memberikan tanggapan berupa,

‘sangat setuju’, ‘setuju’, ‘tidak setuju’, ‘sangat tidak setuju’ baik untuk pernyataan

positif ataupun pernyataan negatif diperoleh data yang ditunjukan pada Tebel 4.6.

Data Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Discovery Lerarning.

Tabel 4.6 Data Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Discovery Learning
Jumlah siswa Kecenderungan Presentase (%) Kriteria
respon siswa interprestasi
1 3-4 75 % Baik
2 3-4 82,5 % Sangat Baik
3 3-4 90% Sangat baik
4 3-4 75% Baik
5 3-4 87,5% Sangat baik
6 3-4 90 % Sangat baik
7 3-4 82,5% Sangat baik
8 3-4 77,5% Sangat baik
9 3-4 90% Sangat baik
10 3-4 82,5% Sangat Baik
11 3-4 75% Baik
12 3-4 77,5% Baik
13 3-4 82,5% Sangat Baik
14 3-4 90% Sangat baik
15 3-4 80% Baik
16 3-4 82,5% Baik
17 3-4 87,5% Sangat Baik
37

18 3-4 92,5% Sangat baik


19 3-4 85% Sangat Baik
20 3-4 87,5% Sangat baik
21 3-4 92,5% Sangat baik
22 3-4 87,5% Sangat Baik
23 3-4 75% Sangat baik
Skor Total 83,91 Sangat Baik

Tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa siswa memberikan respon yang

berbeda-beda terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran discovery learning dengan pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil

analisis di atas diperoleh bahwa 82,5% siswa menyatakan pembelajaran kimia

dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning sangat menyenangkan

karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dan sebagian besar siswa sangat

setuju bahwa model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan saintifik

dapat meningkatkan minat siswa dalam mempelajari materi hidrokarbon. Dengan

model discovery learning berbasis pendekatan saintifik siswa merasa lebih

memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Berdasarkan analisis data,

siswa memberikan kecenderungan respon setuju, dan sangat setuju. Hal ini

disebabkan karena, siswa senang terhadap mata pelajaran kimia pada materi

hidrokarbon, adanya semangat dalam setiap mengikuti mata pelajaran kimia, serta

adanya dorongan, motivasi dan perhatian dari guru terhadap siswa. Sehingga

diperolah nilai rata-rata angket respon siswa pada materi hidrokarbon dengan

menggunakan model pembelajaran discovery learning yaitu sebesar 83,91 %,

dimana nilai rata-rata tersebut masuk dalam ketegori sangat baik.


38

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
39

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Gambaran hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran

discovery learning pada materi hidrokarbon siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Bone

tahun ajaran 2019/2020 mencapai nilai rara-rata 79,13 dalam kategori sedang.

2. Model pembelajaran discovery learning cukup efektif digunakan dalam

pembelajaran kimia siswa kelas XI IPA1 SMAN 1 Bone pada materi hidrokarbon

yang ditunjukkan oleh skor N-gain sebesar 0,6861 termasuk pada kategori

sedang.

3. Keterlaksanaan pembelajaran dengan model discovery learning berbasis

pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari pertemuan I sampai pertemuan

II termaksud dalam kategori sangat baik.

4. Siswa memberikan respon yang sangat positif terhadap penggunaan model

pembelajaran discovery learning dengan pendekatan saintifik dengan skor rata-

rata 83,91termasuk pada ketegori sangat baik.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi guru kimia

untuk menerapkan model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan

saintifik yang memiliki peranan dalam meningkatkan daya ingat siswa, penguasaan

kosenp, motovasi dan hasil belajar siswa serta dapat dijadikan rujukan bagi peneliti

yang berminat meneliti lebih lanjut tentang model pembelajaran discovery learning

dengan pendekatan saitifik dengan materi kimia yang lainnya.


40

DAFTAR PUSTAKA

Archambault, J. 2008. The Effect of Devaloping Kinematics Concepts Graphically


Prior to Introducing Algebraic Problem Solving Techniques. Action
Research Required for the Master of Natural Science Degree with
Concentration in Physich; Arizona State University.
41

Arikunto., S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka


Cipta.

Asmara, J. P. 2016. Kajian Integrasi Nilai-nilai Karakter Islam dengan Kimia dalam
Materi Kimia Karbon. Jurnal Pendidikan Sains. 2 (4).

Banawi, A. 2019. Implementasi Pendekatan Saintifik pada Sintaks Discovery/


Inquiry Learning, Based Learning, Project Based Learning. Jurnal Biology
science & Education. 1 (8).

Cetigul, P. I., Geban, O. 2005. Understading Of Acid Base Concept by Using


Conceptual Change Approach, H.U. Journal Of Education. 2 (9).

Cetingul, P,T., Geban, O. 2005. Understanding of Acid Based Concept by Using


Conceptual Change Approach, H.U. Jurnal of Education. 2 (29).

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta. Erlangga.

Dasopang, M,D., Aprida, P. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-
Ilmu Keislaman. 2(3).

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

Effendi. 2002. A-level Chemistry For Senior High School Student Volume 1A.
Malang; Bayumedia Publishing.

Efkar, T., Elok, S, W., Sunyono. 2018. Hubungan Antara Self Efficacy dengan
Kemampuan Literasi Kimia Menggunakan Model SiMaYang.

Firmansyah, A., Sulastri., Imran. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas
V SDN Limbo Makmur Kecamatan Bumi Raya. Jurnal Kreaktif Tadulako
Online. 1(3).

Hasri., Felly, F,A., Tabrani, G. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas XI IPA
Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Sungguminasa (Studi Pasa Materi Asam
Basa). Jurnal Chemistry Education Review. 1(1).
Hosman, M., 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21 Kunci Sukses Implementasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Indira, C. 2014. Best-Practices Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Kimia Di


SMA Negeri 4 Sanpit. Jurnal Kauniai. 2(10).
42

Istiana, G. A., Saputro, A. N. C dan Sukardjo J. S. (2015). Penerapan Model


Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Prestasi Belajar Pokok Bahasan Larutan Penyangga pada Siswa Kelas XI
IPA Semester II SMA Negeri Ngemplak Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal
Pendidikan Kimia. 4(2).

Jespersen, N. D., J. E. Brady., Hyslop, A. 2012. Chemistry: Molecular Nature of


Matter, The United States Of America: Jonh Wiley and Sons Inc.

Kasmui., Cahya, W., Endang, S. 2018. Estimasi Validitas dan Respon Siswa
Terhadap Bahan Ajar Multi Representasi, Definitif, Makroskopis,
Mikroskopis, Simbolik, pada Materi Asam Basa. Jurnal Phenomenon. 2(8).

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Badan Pengembangan Sumber


Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan
Tentang Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning). Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional.

Kristin, F. 2016. Analisis Model Pembelajaran Discovery Learning dalam


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD. Jurnal Pendidikan Dasar Perkasa.
2(1).

Kodu. 2010. Kimia SMA/MA KelasXI/XII. Jakarta : Putaka.

Kuniyen. 2018. Penggunaan Tesi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hail Belajar
Hidrokarbon Pada Peserta dalam Kelas X 2 SMA N 1 Girimato Tahun
2015/2016. Jurnal Jarlitbang. 2(3).

Maesaroh, S. 2013. Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi


Belajar Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan. 1(1).

Maharani, Y. B., Hardini, I. T. A. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Discovery


Learning Berbatuan Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA.
Jurnal Mitra Pendidikan. 1(5).

Maryani, D., Fadiawati, R, K, N., Kadaritna, N. 2012. Kegunaan Model Discovery


Learning pada Kesetimbangan Kimia dalam Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Lancar. Jurnal Pendidikan Kimia. 1 (1).
Maryani, (dalam Muhklis). 2012. Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning pada Materi Ikatan Kimia Di Kelas X SMA Negeri 5 Banda Aceh.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia. 3(2).

Medianty, S. U., Bahar, A., Elvinawati. (2018). Penerapan Model Discovery


Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X TAV pada Standar
Kompetensi Melakukan Instalansi Sound System Di SMK Negeri 2
Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.3(1).
43

Mentari, L. 2014. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA pada Pembelajaran Kimia untuk
Materi Larutan Penyangga. E-Journal kimia Visvitalis Universitas
Pendidikan Ganesha. 2(1).

Muchtaridi. 2017. Kimia SMA Kelas XI. Jakarta : Gramedia.

Nasution, s. 1990. Asas-asas Kurikulum. Bandung : Jemmars.

Nurkholis. 2013. Pendidikan dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurna


Pendidikan. 1(1).

Patandung. 2017. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Peningkatan


Motivasi Belajar IPA Siswa. Journal Of Educational Science and
Technology. 1(3).

Prabowati, K. 2014. Penerapan Media Chemscool dengan Metode Guided Note


Taking pada Pemahaman Konsep Siwa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia.
8(2).

Prihantini., Deti, R. 2019. Pemahaman Guru Tentang Pendekatan Saintifik dan


Implikasinya dalam Penerapan Pembelajaran di Sekolah Dasar. 1(11).

Purwaningrum, J, P. 2016. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreaktif


Matematis Melalui Discovery Learning Berbasis Scientific Approach. 2(6).

Rasmawan, R., Nurhafizah., Husna, A.M. 2017. Deskripsi Pemahaman Konsep


Materi dan Perubahannya Siswa Kelas X SMK SMTI Pontianak.

Raehang. (2014). Pembelajaran Aktif Sebagai Induk Pembelajaran Koomperatif.


Jurnal AL-Ta’dib. 7(1).

Rahayu, A.D. 2015. To The Pont Tuntaskan Soal Kimia SMA Kelas X, XI, XII.
Yogyakarta : Buku Kita.

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Sanjaya. W., 2011. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenanda Media Grup.


Sari., Rahman, B., Cucu, Z,S. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Content Context
Connection Researching Reasoning Reflecting (3C3R) Untuk
Mengembangkan Keterampilan Generik Sains Siwa Pada Materi Koloid.
Jurnal Tadris Kimiya. 11(21).

Sardiman, A. (2011). Model pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
44

Silberberg., Amateis. 2012. Chemistry: The Melecular Nature of Matter and Change,
Seventh Edition. New York Mc-Graw Hill Education.

Sinambela, P. N. 2017. Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran.


Jurnal Generasi Kampus. 6(2).

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor Belajar Yang Mmepengaruhi. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sofairoh. 2016. Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13. Jurnal


Pendidikan Profesional. 3(5).

Sofianto, E, W, N., Ratna, K, I. 2019. Pengembangan Worksheet Materi Asam Basa


Menggunakan Model Poe Berbasis Potensi Lokal Kalimantan Selatan.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 2(3).

Subagia, I, W. 2014. Paradigma Baru Pembelajaran Kimia SMA. Jurnal Pendidikan.


1(1).

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT, Rosda
Karya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Supardi. 2015. Penelitian Autentik Pembelajaran Efektif, Kognitif, dan Psikomotor.


Jakarta : Rajawali.

Usudo, B,. Hafid, W,. Mardiyana. 2016. Eksperimentasi Model Pembelajaran


Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning dengan Pendekatan
Saintifik pada Materi Himpunan Ditinjau Dari Adversity Quality siswa.
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. 2(4).

Yahmin., Urwatul, W,A., Sri, A. 2017. Analisis Miskonsepsi Asam Basa pada
Pembelajaran Konvensional dan Dual Situated Learning Model (DSLM).
Jurnal Pendidikan. 2 (3).

Yayan. 2011. Kimia Dasar 2. Bandung : Yrama Widya.


Yudha S, ,S, P., Rian, A,D., Rusdi, E. 2016. Rancang Bangun Aplikasi Tabel
Periodik Unsur dan Perumusan Senyawa Kimia Dari Unsur Kimia Dasar
Berbasis Adroid. Jurnal Rekursif. 2(4).

Yuliana, N. 2018. Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam


Peningkatan Hasil Belajar Siswa Disekolah Dasar. Jurnal ilmiah Pendidikan
dan Pembelajaran. 2(1).
45
46

LAMPIRAN 1.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bone


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Hidrokarbon
Sub Pokok Materi : Kekhasan Atom Karbon
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Pertemuan : pertama

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayalkan dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun responsif dan proaktif,

dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahua, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.
47

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreaktif, serta mampuh menggunakan metoda

sesuai kaidah keilmuwan.

B. KOPETENSI DASAR

3.1 menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman

kekhasan atom karbon dan penggolongan sanyawanya.

4.1 Mengolah dan menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan

pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

1. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. siswa dapat mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.

2. siswa dapat menetukan posisi atom C dalam rantai karbon.

E. MATERI PEMBELAJARAN

 Kekhasan Atom Karbon

Atom C mempunyai konfigurasi elektron 2 dan 4, sehingga elektron

valensinya adalah 4. Artinya, setiap satu atom C dapat membentuk 4 ikatan kovalen

tunggal. Oleh karena itu, atom C mempunyai sifat yang khas yaitu, mampu berikatan

dengan atom C lain membentuk rantai karbon yang sangat panjang dan bervariasi.

Pada senyawa polimer, panjang rantai C bisa mencapai ribuan atom C.


48

Kekhasan atom karbon yaitu:

1. Atom karbon memiliki 4 elektron valensi

Berdasarkan konfigurasi elektronnya, atom karbon memiliki 4 elektron

valensi atau 4 elektron di kulit terluarnya. Keberadaan elektron valensi ini yang

berperan penting untuk membentuk ikatan kimia, setiap atom mampu membentuk

kestabilan, termaksuk juga atom karbon. Untuk mencapai kestabilan, atom ini

membutuhkan 4 elektron lain dengan cara membentuk ikatan kovalen.

2. Jari-jari atom relatif kecil

Jika dilihat dari tabel periodik unsur, atom karbon berada diperiode 2.

Artinya, atom karbon hanya memiliki 2 kulit terluar. Dengan demikian, jari-jari

atomnya juga kecil. Besar kecilnya jari-jari atom berpengaruh pada kuat tidaknya

ikatan yang terbentuk. Mengigat jari-jari atom karbon relatif kecil, ikatan kovalen

yang terbentuk akan relatif kuat.

3. Atom karbon dapat membentuk rantai karbon

Dengan adanya 4 elektron valensi inilah atom karbon mampu membentuk

ikatan kovalen dengan rantai karbon yang sangat panjang. Baik ikatan kovalen

tunggal, rangkap 2, bahkan rangkap 3.

F. PENDEKATAN/METODE/MODEL PEMBELAJARAN

 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Diskusi
 Model pembelajaran : Discovery Learning
49

G. MEDIA / ALAT DAN BAHAN

1. Media
a. Diskusi

2. Alat dan Bahan


a. LKS (lembar kerja siswa)
b. Spidol
c. Papan tulis
d. Buku-buku kimia

H. Sumber Belajar

1. Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd. dan Nanik Mitayani, S.Pd, M.Pd. 2016. Kimia
untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
2. Muchtaridin. 2016. Kimia 2 SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

I. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Tahap pembelajaran Kegiatan pembelajaran Alokasi
discovery learning Pendekatan saintifik waktu
Pendahulan Stimulasi (stimulation) o Orietasi 15 menit
 Melakukan pembukaan
dengan salam pembuka
dan berdoa untuk
memulai pembelajaran.
 Memeriksa kehadiran
peserta didik sebagai
sikap disiplin
o Apersepsi
 Guru memberikan
pertanyaan mengenai
kekhasan atom karbon.
o Motivasi
50

 Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran
(indikator) atau
kompetensi dasar yang
ingin dicapai.
 Guru membagi menjadi
beberapa kelompok.
Kegiatan Inti Indentifikasi masalah o Mengamati
(problem statment)  Guru memberi
kesempatan kepada
siswa untuk saling
berdiskusi tentang
kekhasan atom karbon.
o Menanya
 Guru melakukan tanya
jawab dengan siswa
mengenai kekhasan
atom karbon.
 Guru meminta siswa
untuk menjawab pre-
test yang diberikan
guru. Pre-test berupa
pertanyaan tentang
senyawa apa yang saja
yang dapat dibentuk
oleh atom karbon.
Pengumpulan data o Mengumpulkan Data
(data collection)  Siswa arahkan untuk
berkelompok.
 Guru membagikan LKS
51

kepada siswa.
 Siswa mencari jawaban
pertanyaan pre-test
yang diberikan oleh
guru dengan membaca
buku ajar dan buku
referensi lain.
 Siswa mengumpulakn
informasi sebanyak-
banyaknya tentang
kekhasan atom karbon.
Pengolahan Data (data o Mengasosiasikan
processin)  Perwakilan dari setiap
kelompok
menyampikan hasil
diskusi kelompoknya
secara lisan di depan
kelas.
Pembuktian  Siswa pada kelompok
(verification) lain merangkum hasil
diskusi kelompok lain.
Penutup Menarik kesimpulan  Setiap siswa dalam
(Generalization) kelompok dipersilahkan
menyalin atau
mengcopy hasil diskusi
yang telah dikerjakan
bersama kelompoknya
sebagai pegangan.
 Siswa mengumpulkan
LKS setiap kelompok
kepada guru.
52

 Siswa bersama guru


menyimpulkan materi
pembelajaran.
 Siswa berdo’a bersama
sesuai dengan agama
dan kepercayaan
masing-masing.
 Siswa menjawab salam
penutup.

J. PENILAIAN
a. Penilaian kognitif : Tes tertulis, kuis

b. Penilaian afektif : Sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

c. Penilaian psikomotorik : Keterampilan siswa selama diskusi.

Kendari, Agustus 2020


Peneliti

WA ODE SITI NUHALIJA


NIM. A1L1 16 041
53

LAMPIRAN 2.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bone


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Hidrokarbon
Sub pokok materi : Tata nama senyawa hidrokarbon
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Pertemuan : Kedua

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayalkan dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun responsif dan proaktif,

dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahua, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.
54

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreaktif, serta mampuh menggunakan metoda

sesuai kaidah keilmuwan.

B. KOPETENSI DASAR

3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman

kekhasan atom karbon dan penggolongan sanyawanya.

4.1 Mengolah dan menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan

pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

1. Menjelaskan pengertian senyawa alkana, alkuna, dan alkena.

2. Menentukan penemaan senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

2. Siswa dapat menentukan penamaan senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Senyawa karbon yang paling sederhana adalah hidrokarbon karena, hanya terdiri

dari dua unsur yaitu karbon (C) dan hidrogen (H). Meskipun demikian jumlah

senyawa yang dihasilkan dari kedua unsur ini sangat banyak.

A. Tata nama senyawa hidrokarbon.

 Alkana
55

Alkana merupakan senyawa hidrokabon alifatik jenuh dan memiliki rumus

umum CnH2n+2. Alkana membentuk sebagai deret homolog, yang merupakan

kelompok senyawa dengan rumus umum sama dengan sifat yang sama.

Ket : n = jumlah atom karbon

2n+2 = jumlah atom karbon

 Alkena

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan

rangkap dua (=). Senyawa alkena mempunyai rumus umum CnH2n+. Penamaan

senyawa alkena sama seperti alkana, hanya kata ana pada alkana diganti dengan kata

ena pada alkena.

 Alkuna

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan

rangkap tiga. Senawa alkuna mempunyai rumus umum C nH2n-2+. Penamaan senyawa

alkuna sama seperti alkana, hanya kata ana pada alkana diganti dengan kata una

pada alkuna. Senyawa alkana dimulai dari jumlah atom C sebanyak dua (etuna).

Penamaan senyawa alkuna bercabang sama seperti penemaan senyawa alkena

bercabang.

F. PENDEKATAN/METODE/MODEL PEMBELAJARAN

 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Diskusi
 Model pembelajaran : Discovery Learning

G. MEDIA / ALAT DAN BAHAN

3. Media
56

b. Diskusi

4. Alat dan Bahan


a. LKS (lembar kerja siswa)
b. Spidol
c. Papan tulis
d. Buku-buku kimia

H. Sumber Belajar
1. Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd. dan Nanik Mitayani, S.Pd, M.Pd. 2016. Kimia
untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
2. Muchtaridin. 2016. Kimia 2 SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
I. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Tahap pembelajaran Kegiatan pembelajaran Aloka
discovery learning Pendekatan saintifik si
waktu
Pendahuluan Stimulasi o Orietasi 15
(stimulation)  Melakukan pembukaan menit
dengan salam dan berdoa
untuk memulai
pembelajaran.
 Memeriksa kehadiran
peserta didik sebagai
sikap disiplin
o Apersepsi
 Guru memberikan
pertanyaan mengenai
tata nama senyawa
hidrokarbon.
o Motivasi
 Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran (indikator)
atau kompetensi dasar
yang ingin dicapai.
 Guru membagi menjadi
beberapa kelompok.
Kegiatan inti Indentifikasi  Guru membagikan LKS 60
masalah (problem pada setiap kelompok . menit
57

statment)  Guru memberikan


kesempatan kepada
siswa untuk saling
berdiskusi dan
menuliskan jawabanya
pada lembar LKS.
o Menanya
 Guru meminta siswa
untuk menjawab pre-test
yang diberikan guru.
Pre-test berupa
pertanyaan tentang
langkah-langkah
penamaan rantai
bercabang alkana,
alkena, dan alkuna.
Pengumpulan data o Mengumpulkan Data
(data collection)
Guru membimbing siswa
dalam menentukan
penamaan senyawa
alkana, alkena, dan
alkuna.
Pengolahan Data o Mengasosiasikan
(data processin)
 Siswa mencatat jawaban
hasil diskusi pada LKS.
Pembuktian  Siswa pada kelompok
(verification) lain merangkum hasil
diskusi kelompok lain.
Penutup Menarik kesimpulan  Perwakilan dari setiap 10
(Generalization) kelompok menyampikan menit
hasil pengamatan serta
kesimpulan dari
percobaan yang telah
dilakukan.
 Siswa mengumpulkan
LKS setiap kelompok
kepada guru.
 Guru menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
58

J. PENILAIAN
a. Penilaian kognitif : Tes tertulis, kuis

b. Penilaian afektif : Sikap siswa selama pembelajaran berlangsung

c. Penilaian psikomotorik : Keterampilan siswa selama diskusi.

Kendari, Agustus 2020


Peneliti

WA ODE SITI NUHALIJA


NIM. A1L1 16 041
SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA
(Peminatan Bidang MIPA)
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XI
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
1.1 Menyadari adanya  Senyawa Mengamati(Observing) Tugas 3 mg
keteraturan dari sifat hidrokarbon  Mengkaji dari berbagai  Membuat bahan
hidrokarbon, termokimia, (Identifikasi atom sumber tentang presentasi tentang
laju reaksi, kesetimbangan C,H dan O) senyawa hidrokarbon minyak bumi, bahan
kimia, larutan dan koloid  Kekhasan atom  Mengamati demonstrasi bakar alternatif
sebagai wujud karbon. pembakaran senyawa selain dari minyak
kebesaranTuhan YME dan  Atom C primer, karbon (contoh bumi dan gas alam
pengetahuan tentang sekunder , tertier, pemanasan gula). dalam kerja
adanya keteraturan dan kuarterner. kelompok serta
tersebut sebagai hasil  Struktur Alkana, Menanya(Questioning) mempresentasikan
pemikiran kreatif manusia alkena dan alkuna  Mengajukan pertanyaan
yang kebenarannya  Isomer mengapa senyawa Observasi
bersifat tentatif.  Sifat-sifat fisik hidrokarbon banyak  Mengamati sikap
alkana, alkena dan sekali terdapat di alam? ilmiah dalam
1.2 Mensyukuri kekayaan alkuna  Bagaimana cara melakukan
alam Indonesia berupa mengelompokkan percobaan dan
 Reaksi senyawa
minyak bumi, batubara senyawa hidrokarbon? presentasi dengan
hidrokarbon
dan gas alam serta  Bagaimana cara lembar pengamatan
berbagai bahan tambang memberi nama senyawa
lainnya sebagai anugrah hidrokarbon? Portofolio
Tuhan YME dan dapat  Laporan hasil
 Mengajukan pertanyaan
dipergunakan untuk senyawa apa yang identifikasi atom C,H
kemakmuran rakyat dihasilkan pada reaksi dan O dalam sampel
Indonesia.  Hasil rangkuman
62

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
2.1 Menunjukkan perilaku pembakaran senyawa
ilmiah (memiliki rasa ingin karbon? Tes tertulis uraian
tahu, disiplin, jujur,  Dari unsur apa senyawa menganalisis :
objektif, terbuka, mampu tersebut tersusun?  Kekhasan atom
membedakan fakta dan  Bagaimana reaksinya? karbon.
opini, ulet, teliti,  Atom C primer,
bertanggung jawab, kritis, Mengumpulkan data sekunder, tertier,
kreatif, inovatif, (Eksperimenting) dan kuarterner.
demokratis, komunikatif)  Menganalisis senyawa  Struktur akana,
dalam merancang dan yang terjadi pada alkena dan alkuna
melakukan percobaan pembakaran senyawa serta tatanama
serta berdiskusi yang karbon berdasarkan hasil menurut IUPAC
diwujudkan dalam sikap pengamatan  Isomer
sehari-hari.  Menentukan kekhasan  Sifat-sifat fisik
atom karbon alkana, alkena dan
2.2 Menunjukkanperilaku  Menganalisis jenis atom alkuna
kerjasama, santun, C berdasarkan jumlah  Pemahaman reaksi
toleran, cintadamai dan atom C yang terikat dari senyawa karbon
peduli lingkungan serta rantai atom karbon (atom  Mengevaluasi
hemat dalam C primer, sekunder , dampak
memanfaatkan sumber tertier, dan kuarterner) pembakaran
daya alam.  Menentukan rumus minyak bumi dan
 Minyak bumi umum Alkana, alkena gas alam.
2.3 Menunjukkan perilaku  fraksi minyak dan alkuna berdasarkan
responsifdan pro- bumi analisis rumus
aktifsertabijaksana  mutu bensin strukturnya
sebagai wujud  Dampak  Mendiskusikan aturan
kemampuan memecahkan pembakaran IUPAC untuk memberi
masalah dan bahan bakar dan nama senyawa alkana,
membuatkeputusan cara alkena dan alkuna
mengatasinya  Mendiskusikan
3.1 Menganalisis struktur dan  Senyawa pengertian isomer
sifat senyawa hidrokarbon hidrokarbon dalam (isomer rangka, posisi,
berdasarkan pemahaman kehidupan sehari- fungsi, geometri)
kekhasan atom karbon hari.  Memprediksi isomer dari
dan penggolongan
senyawa hidrokarbon
senyawanya.
 Menganalisis reaksi
senyawa hidrokarbon
3.2 Memahami proses
pembentukan dan teknik
Mengasosiasi(Associating)
pemisahan fraksi-fraksi
minyak bumi serta  Menghubungkan rumus
kegunaannya. struktur alkana, alkena
dan alkuna dengan sifat
3.3 Mengevaluasi dampak
fisiknya
pembakaran senyawa
hidrokarbon terhadap  Berlatih membuat isomer
lingkungan dan kesehatan senyawa karbon
serta cara mengatasinya.  Berlatih menuliskan
63

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
4.1 Mengolah dan reaksi senyawa karbon
menganalisis struktur dan Mengkomunikasikan
sifat senyawa hidrokarbon (Communicating)
berdasarkan pemahaman  Menyampaikan hasil
kekhasan atom karbon diskusi atau ringkasan
dan penggolongan pembelajaran dengan
senyawanya. lisan atau tertulis, dengan
menggunakan tata
4.2 Menyajikan hasil bahasa yang benar.
pemahaman tentang Mengamati (Observing)
proses pembentukan dan  Menggali informasi
teknik pemisahan fraksi- dengan cara membaca/
fraksi minyak bumi beserta mendengar/menyimakten
kegunaannya. tang, proses
pembentukan minyak
4.3 Menyajikan hasil evaluasi bumi dan gas alam,
dampak pembakaran komponen-komponen
hidrokarbon terhadap utama penyusun minyak
lingkungan dan kesehatan bumi, fraksi minyak bumi,
serta upaya untuk mutu bensin, dampak
mengatasinya. pembakaran hidrokarbon
terhadap lingkungan dan
kesehatan serta upaya
untuk mengatasinya
Menanya (Questioning)
 Mengajukan pertanyaan
yang berkaitan dengan
bagaimana terbentuknya
minyak bumi dan gas
alam, cara pemisahan
(fraksi minyak bumi),
bagaimana meningkatkan
mutu bensin, apa dampak
pembakaran hidrokarbon
terhadap lingkungan,
kesehatan dan upaya
untuk mengatasinya serta
mencari bahan bakar
alternatif selain dari
minyak bumi dan gas
alam

Mengumpulkan data
(Eksperimenting)
 Mengumpulkan informasi
dampak pembakaran
hidrokarbon terhadap
lingkungan, kesehatan
64

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
dan upaya untuk
mengatasinya serta
mencari bahan bakar
alternatif selain dari
minyak bumi dan gas
alam.
Mengasosiasi (Associating)
 Menjelaskan proses
penyulingan bertingkat
dalam bagan fraksi
destilasi bertingkat untuk
menjelaskan dasar dan
teknik pemisahan fraksi-
fraksi minyak bumi
 Membedakan kualitas
bensin berdasarkan
bilangan oktannya.
 Mendiskusikan dampak
pembakaran hidrokarbon
terhadap lingkungan dan
kesehatan serta cara
mengatasinya
 Mendiskusikan bahan
bakar alternatif selain dari
minyak bumi dan gas
alam

Mengkomunikasikan
(Communicating)
 Mempresentasikan hasil
kerja kelompok tentang.
proses pembentukan
minyak bumi dan gas
alam,
komponen-komponen
utama penyusun minyak
bumi, fraksi minyak bumi,
mutu bensin, dampak
pembakaran hidrokarbon
terhadap lingkungan,
kesehatan dan upaya
untuk mengatasinya serta
mencari bahan bakar
alternatif selain dari
minyak bumi dan gas
alam dengan
menggunakan tata
bahasa yang benar.
65

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
1.1 Menyadari adanya  Reaksi eksoterm Mengamati (Observing) Tugas 3 mg
keteraturan dari sifat dan reaksi  Menggali informasi  Merancang
hidrokarbon, termokimia, endoterm dengan cara membaca/ percobaan reaksi
lajureaksi, kesetimbangan  Perubahan entalpi mendengar/mengamati/si eksoterm, reaksi
kimia, larutan dan koloid reaksi stem dan lingkungan, endoterm dan
sebagai wujud kebesaran - Kalorimeter perubahan suhu, kalor mengkaitkannya
Tuhan YME dan - Hukum Hess yang dihasilkan pada dengan peristiwa
pengetahuan tentang - Energi ikatan pembakaran bahan sehari-hari
adanya keteraturan bakar, dan dampak  Merancang
tersebut sebagai hasil pembakaran tidak percobaan
pemikiran kreatif manusia sempurna dari berbagai penentuan
yang kebenarannya bahan bakar perubahan entalpi
bersifat tentatif. dengan Kalorimeter
1.2 Mensyukuri kekayaan Menanya (Questioning) dan mengkaitkannya
alam Indonesia berupa  Mengajukan pertanyaan dengan peristiwa
minyak bumi, batubara yang berkaitan dengan: sehari-hari
dan gas alam serta reaksi eksoterm dan  Merancang
berbagai bahan tambang endoterm dalam percobaan kalor
lainnya sebagai anugrah kehidupan sehari-hari, pembakaran bahan
Tuhan YME dan dapat bagaimana menentukan bakar
dipergunakan untuk perubahan entalpi reaksi Observasi
kemakmuran rakyat  Sikap ilmiah dalam
Indonesia. Mengumpulkan data melakukan
2.1 Menunjukkan perilaku (Eksperimenting) percobaan dan
ilmiah (memiliki rasa ingin  Mendiskusikan presentasi,
tahu, disiplin, jujur, pengertian sistem dan misalnya: melihat
objektif, terbuka, mampu lingkungan skala volume
membedakan fakta dan  Mendiskusikan macam- dan suhu, cara
opini, ulet, teliti, macam perubahan menggunakan pipet,
bertanggung jawab, kritis, entalpi cara menimbang,
kreatif, inovatif,  Merancang dan keaktifan, kerja
demokratis, komunikatif) mempresentasikan sama, komunikatif,
dalam merancang dan rancangan percobaan dan peduli
melakukan percobaan - Reaksi Eksoterm dan lingkungan, dsb)
serta berdiskusi yang Reaksi Endoterm
diwujudkan dalam sikap - Penentuan Perubahan Portofolio
sehari-hari. Entalpi dengan  Laporan percobaan
Kalorimeter
2.2 Menunjukkanperilaku - Penentuan Kalor Tes tertulis uraian
kerjasama, santun, Pembakaran Bahan  Pemahaman reaksi
toleran, cintadamai dan Bakar eksoterm dan reaksi
peduli lingkungan serta  Melakukan percobaan endoterm
hemat dalam reaksi eksoterm dan  Membuat diagram
memanfaatkan sumber reaksi endoterm; siklus dan diagram
daya alam. penentuan perubahan tingkat berdasarkan
entalpi dengan data
2.3 Menunjukkan perilaku Kalorimeter dan  Menentukan
responsifdan pro-aktif
66

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
serta bijaksana sebagai penentuan kalor perubahan entalpi (
wujud kemampuan pembakaran bahan bakar H) reaksi
memecahkan masalah  Mengamati dan
dan membuat keputusan mencatat hasil percobaan
Mengasosiasi (Associating)
3.4 Membedakan reaksi  Menganalisis data untuk
eksoterm dan reaksi membuat diagram siklus
endoterm berdasarkan dan diagram tingkat
hasil percobaan dan  Mengolah data untuk
diagram tingkat energi. menentukan harga
perubahan entalpi (azas
3.5 Menentukan H reaksi Black)
berdasarkan hukum Hess,  Membandingkan
data perubahan entalpi perubahan entalpi
pembentukan standar, dan pembakaran sempurna
data energi ikatan. dengan pembakaran
tidak sempurna melalui
4.4 Merancang, melakukan, perhitungan
menyimpulkan serta  Menghubungkan
menyajikan hasil perubahan entalpi reaksi
percobaan reaksi dengan energi ikatan
eksoterm dan reaksi  Menghitung perubahan
endoterm. entalpi berdasarkan
4.5 Merancang, melakukan, hukum Hess dan energi
dan menyimpulkan serta ikatan
menyajikan hasil Mengkomunikasikan
percobaan penentuan H (Communicating)
suatu reaksi.  Membuat laporan hasil
percobaan dengan
menggunakan tata
bahasa yang benar.
 Mempresentasikan hasil
percobaan dengan
menggunakan tata
bahasa yang benar.
1.1 Menyadari adanya  Teori tumbukan Mengamati (Observing) Tugas 3 mg
keteraturan dari sifat  Faktor-faktor  Mencari informasi dengan  Merancang
hidrokarbon, termokimia, penentu laju reaksi cara membaca/ melihat/ percobaan faktor-
laju reaksi, kesetimbangan  Orde reaksi dan mengamati reaksi yang faktor yang
kimia, larutan dan koloid persamaan laju berjalan sangat cepat dan mempengaruhi laju
sebagai wujud kebesaran reaksi reaksi yang berjalan reaksi
Tuhan YME dan sangat lambat, contoh
pengetahuan tentang petasan, perkaratan Observasi
adanya keteraturan (korosi)  Sikap ilmiah dalam
tersebut sebagai hasil Menanya (Questioning) melakukan
pemikiran kreatif manusia  Mengajukan pertanyaan percobaan dan
yang kebenarannya terkait hasil observasi presentasi,
bersifat tentatif.
67

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
2.1 Menunjukkan perilaku mengapa ada reaksi yang misalnya: melihat
ilmiah (memiliki rasa ingin lambat dan reaksi yang skala volume
tahu, disiplin, jujur, cepat dan suhu, cara
objektif, terbuka, mampu Mengumpulkan data menggunakan pipet,
membedakan fakta dan (Eksperimenting) cara menimbang,
opini, ulet, teliti,  Mendiskusikan keaktifan, kerja
bertanggung jawab, kritis, pengertian laju reaksi sama, komunikatif,
kreatif, inovatif,  Mendiskusikan faktor- tanggungjawab,
demokratis, komunikatif) faktor yang dan peduli
dalam merancang dan mempengaruhi laju reaksi lingkungan, dsb)
melakukan percobaan  Merancang dan
serta berdiskusi yang mempresentasikan hasil Portofolio
diwujudkan dalam sikap rancangan faktor-faktor  Laporan percobaan
sehari-hari. yang mempengaruhi laju
2.2 Menunjukkan perilaku reaksi (ukuran, Tes tertulis uraian
kerjasama, santun, konsentrasi, suhu dan  Menganalsis data
toleran, cinta damai dan katalis) untuk hasil percobaan
peduli lingkungan serta menyamakan persepsi faktor-faktor yang
hemat dalam  Melakukan percobaan mempengaruhi laju
memanfaatkan sumber faktor-faktor yang reaksi
daya alam. mempengaruhi laju  Membuat grafik laju
reaksi. reaksi berdasarkan
2.3 Menunjukkan perilaku  Mengamati dan mencatat data
responsifdan pro-aktif data hasil percobaan  menganalisis data
serta bijaksana sebagai Mengasosiasi (Associating) hasil percobaan
wujud kemampuan  Mengolah data untuk untuk menentukan
memecahkan masalah membuat grafik laju orde reaksi dan
dan membuat keputusan reaksi persamaan laju
 Mengolah dan reaksi
3.6 Memahami teori tumbukan menganalisis data hasil
(tabrakan) untuk percobaan faktor-faktor
menjelaskan reaksi kimia. yang mempengaruhi laju
3.7 Menganalisis faktor-faktor reaksi.
yang mempengaruhi laju  Mengolah dan
reaksi dan menentukan menganalisis data hasil
orde reaksi berdasarkan percobaan untuk
data hasil percobaan. menentukan orde reaksi
4.6 Menyajikan hasil dan persamaan laju
pemahaman terhadap reaksi
teori tumbukan (tabrakan)  Menghubungkan faktor
untuk menjelaskan reaksi katalis dengan pengaruh
kimia. katalis yang ada dalam
4.7 Merancang, melakukan, industri
dan menyimpulkan serta Mengkomunikasikan
menyajikan hasil (Communicating)
percobaan faktor-faktor  Membuat laporan hasil
yang mempengaruhi laju percobaan dengan
reaksi dan orde reaksi. menggunakan tata
68

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
bahasa yang benar.
 Mempresentasikan hasil
percobaandengan
menggunakan tata
bahasa yang benar.

1.1 Menyadari adanya  Kesetimbangan Mengamati (Observing) Tugas 4m


keteraturan dari sifat dinamis  Mengamati dengan cara  Merancang
hidrokarbon, termokimia,  Pergeseran arah membaca/mendengar/ percobaan faktor-
laju reaksi, kesetimbangan kesetimbangan melihat dari berbagai faktor yang
kimia, larutan dan koloid  Tetapan sumber tentang menggeser arah
sebagai wujud kebesaran kesetimbangan kesetimbangan kimia, kesetimbangan
Tuhan YME dan (Kc dan Kp) contoh demonstrasi
pengetahuan tentang reaksi timbal sulfat
adanya keteraturan dengan kalium iodida Observasi
tersebut sebagai hasil yang terbentuk warna  Sikap ilmiah dalam
pemikiran kreatif manusia kuning, setelah melakukan
yang kebenarannya penambahan percobaan dan
bersifat tentatif. natriumsulfat kembali presentasi,
2.1 Menunjukkan perilaku terbentuk endapan putih. misalnya: melihat
ilmiah (memiliki rasa ingin skala volume
tahu, disiplin, jujur, Menanya (Questioning) dan suhu, cara
objektif, terbuka, mampu  Mengajukan pertanyaan menggunakan pipet,
membedakan fakta dan mengapa terjadi reaksi cara menimbang,
opini, ulet, teliti, balik (reaksi keaktifan, kerja
bertanggung jawab, kritis, kesetimbangan dinamis), sama, komunikatif,
kreatif, inovatif, dan faktor-faktor apa dan peduli
demokratis, komunikatif) yang mempengaruhi lingkungan, dsb)
dalam merancang dan pergeseran
melakukan percobaan kesetimbangan? Portofolio
serta berdiskusi yang Mengumpulkan data  Laporan percobaan
diwujudkan dalam sikap (Eksperimenting)
sehari-hari.  Mendiskusikan reaksi Tes tertulis uraian
2.2 Menunjukkanperilaku yang terjadi berdasarkan  menganalisis data
kerjasama, santun, hasil demonstrasi faktor-faktor yang
toleran, cinta damai dan  Mendiskusikan terjadinya menggeser arah
peduli lingkungan serta reaksi kesetimbangan kesetimbangan
hemat dalam dan jenis-jenisnya  menentukan
memanfaatkan sumber  Menuliskan persmana komposisi zat dalam
daya alam. reaksi dalam keadaan setimbang,
2.3 Menunjukkan perilaku kesetimbangan derajat disosiasi (α),
responsif dan pro-aktif  Merancang percobaan tetapan
serta bijaksana sebagai faktor-faktor yang kesetimbang-an (Kc
wujud kemampuan menggeser arah dan Kp) dan
memecahkan masalah kesetimbangan dan hubungan Kc
dan membuat keputusan. mempresentasikannya dengan Kp
3.8 Menganalisis faktor-faktor untuk menyamakan
yang mempengaruhi persepsi
69

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
pergeseran arah  Melakukan percobaan
kesetimbangan yang faktor-faktor yang
diterapkan dalam industri. menggeser arah
3.9 Menentukan hubungan kesetimbangan
kuantitatif antara pereaksi (konsentrasi, volum,
dengan hasil reaksi dari tekanan dan suhu)
suatu reaksi  Mengamati dan mencatat
kesetimbangan. data hasil percobaan
4.8 Merancang, melakukan, Mengasosiasi (Associating)
dan menyimpulkan serta  Mengolah dan
menyajikan hasil menganalisis data faktor-
percobaan faktor-faktor faktor yang menggeser
yang mempengaruhi arah kesetimbangan
pergeseran arah  Mengaplikasikan faktor-
kesetimbangan. faktor yang menggeser
4.9 Memecahkan masalah arah kesetimbangan
terkait hubungan untuk mendapatkan hasil
kuantitatif antara pereaksi yang optimal dalam
dengan hasil reaksi dari industri
suatu reaksi  Diskusi informasi untuk
kesetimbangan. menentukan komposisi
zat dalam keadaan
setimbang, derajat
disosiasi (α), tetapan
kesetimbangan (Kc dan
Kp) dan hubungan Kc
dengan Kp
Mengkomunikasikan
(Communicating)
 Membuat laporan
percobaan dan
mempresen-tasikannya
dengan menggunakan
tata bahasa yang benar.

1.1 Menyadari adanya  Perkembangan Mengamati (Observing) Tugas 3m


keteraturan dari sifat konsep asam dan  Mencari informasi dengan  Merancang
hidrokarbon, termokimia, basa cara membaca/ melihat/ percobaan indikator
laju reaksi, kesetimbangan  Indikator mengamati dan alam dan indikator
kimia, larutan dan koloid  pH asam lemah, menyimpulkan data kimia
sebagai wujud kebesaran basa lemah, dan percobaan untuk  Merancang
Tuhan YME dan pH asam kuat memahami teori asam percobaan kekuatan
pengetahuan tentang basa kuat dan basa, indikator alam asam dan basa
adanya keteraturan dan indikator kimia, pH
tersebut sebagai hasil (asam/basa lemah, Observasi
pemikiran kreatif manusia asam/basa kuat)  Sikap ilmiah dalam
yang kebenarannya Menanya (Questioning) melakukan
bersifat tentatif.
70

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
2.1 Menunjukkan perilaku  Mengajukan pertanyaan percobaan dan
ilmiah (memiliki rasa ingin yang berkaitan dengan presentasi,
tahu, disiplin, jujur, adakah bahan-bahan misalnya: melihat
objektif, terbuka, mampu disekitar kita yang dapat skala volume
membedakan fakta dan berfungsi sebagai dan suhu, cara
opini, ulet, teliti, indikator menggunakan pipet,
bertanggung jawab, kritis,  Apa perbedaan asam cara menimbang,
kreatif, inovatif, lemah dengan asam kuat keaktifan, kerja
demokratis, komunikatif) dan basa lemah dengan sama, komunikatif,
dalam merancang dan basa kuat dan peduli
melakukan percobaan Mengumpulkan data lingkungan, dsb)
serta berdiskusi yang (eksperimenting)
diwujudkan dalam sikap  Menganalisis teori asam Portofolio
sehari-hari. basa berdasarkan konsep  Laporan percobaan
Arrhenius, Bronsted
2.2 Menunjukkanperilaku Lowry dan Lewis Tes tertulis uraian
kerjasama, santun,  Mendiskusikan bahan  Pemahaman konsep
toleran, cintadamai dan alam yang dapat diguna- asam basa
peduli lingkungan serta kan sebagai indikator  Menghitung pH
hemat dalam  Merancang dan larutan asam/basa
memanfaatkan sumber mempresentasikan lemah dan
daya alam. rancangan percobaan asam/basa kuat
indikator alam dan  Menganalisis
2.3 Menunjukkan perilaku indikator kimia, untuk kekuatan asam basa
responsive dan pro-aktif menyamakan persepsi dihubungan dengan
serta bijaksana sebagai  Melakukan percobaan derajat ionisasi ( α )
wujud kemampuan indikator alam dan atau tetapan ionisasi
memecahkan masalah indikator kimia. (Ka )
dan membuat keputusan  Mendiskusikan
perbedaan asam/basa
3.10 Menganalisis sifat larutan lemah dengan asam/basa
berdasarkan konsep asam kuat
basa dan/atau pH larutan.  Merancang dan
mempresentasikan
4.10 Mengajukan ide/gagasan rancangan percobaan
tentang penggunaan membedakan asam/basa
indikator yang tepat untuk lemah dengan asam/basa
menentukan keasaman kuat yang konsentrasinya
asam/basa atau titrasi sama dengan indikator
asam/basa. universal atau pH meter
untuk menyamakan
persepsi
 Melakukan percobaan
membedakan asam/basa
lemah dengan asam/basa
kuat yang konsentrasinya
sama dengan indikator
universal atau pH meter
71

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
 Mengamati dan mencatat
hasil percobaan
Mengasosiasi (Associating)
 Menyimpulkan konsep
asam basa
 Mengolah dan
menyimpulkan data
bahan alam yang dapat
digunakan sebagai
indikator.
 Menganalisis indikator
yang dapat digunakan
untuk membedakan asam
dan basa atau titrasi
asam dan basa
 Memprediksi pH larutan
dengan menggunakan
beberapa indikator.
 Menyimpulkan perbedaan
asam /basa lemah
dengan asam/basa kuat
 Menghitung pH larutan
asam/basa lemah dan
asam/basa kuat
 Menghubungkan
asam/basa lemah dengan
asam/basa kuat untuk
mendapatkan derajat
ionisasi ( α ) atau tetapan
ionisasi ( Ka )

Mengkomunikasikan
(Communicating)
 Membuat laporan
percobaan dan
mempresen-tasikannya
dengan menggunakan
tata bahasa yang benar.
 Mengkomunikasikan
bahan alam yang dapat
digunakan sebagai
indikator asam basa
1.1 Menyadari adanya  Titrasi asam basa Mengamati (Observing) Tugas 2m
keteraturan dari sifat  Kurva titrasi  Mencari informasi dari  Merancang
hidrokarbon, termokimia, berbagai sumber tentang percobaan titrasi
laju reaksi, kesetimbangan titrasi asam basa . asam basa
kimia, larutan dan koloid  Membuat
sebagai wujud kebesaran
72

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
Tuhan YME dan Menanya (Questioning) kurva/grafik titrasi
pengetahuan tentang  Mengajukan pertanyaan
adanya keteraturan yang berkaitan dengan Observasi
tersebut sebagai hasil apa fungsi indikator  Mengamati sikap
pemikiran kreatif manusia dalam titrasi asam basa, ilmiah dalam
yang kebenarannya Indikator apa yang tepat melakukan
bersifat tentatif. untuk titik titrasi asam percobaan dan
2.1 Menunjukkan perilaku basa, kapan titrasi presentasi,
ilmiah (memiliki rasa ingin dinyatakan selesai? misalnya: merangkai
tahu, disiplin, jujur,  Bagaimana menguji alat titrasi melihat
objektif, terbuka, mampu kebenaran konsentrasi skala volume, cara
membedakan fakta dan suatu produk,misalnya mengisi buret, cara
opini, ulet, teliti, cuka dapur 25%. menggunakan pipet,
bertanggung jawab, kritis, cara menimbang,
kreatif, inovatif, Mengumpulkan data keaktifan, kerja
demokratis, komunikatif) (Eksperimenting) sama, komunikatif,
dalam merancang dan  Merancang percobaan dan peduli
melakukan percobaan dan mempresentasikan lingkungan, dsb)
serta berdiskusi yang hasil rancangan titrasi
diwujudkan dalam sikap asam basa untuk Portofolio
sehari-hari. menyamakan persepsi  Laporan percobaan
2.2 Menunjukkanperilaku  Memprediksi indikator  Kurva titrasi
kerjasama, santun, yang dapat digunakan
toleran, cintadamai dan untuk titrasi asam basa Tes tertulis uraian
peduli lingkungan serta  Melakukan percobaan  Menentukan
hemat dalam titrasi asam basa. konsentasi pentiter
memanfaatkan sumber  Mengamati dan mencatat atau zat yang dititer
daya alam. data hasil titrasi  Menganalisis kurva
2.3 Menunjukkan perilaku titrasi dan
responsifdan pro-aktif Mengasosiasi (Associating) menentukan titik
serta bijaksana sebagai  Mengolah data hasil ekivalen melalui titik
wujud kemampuan percobaan akhir titrasi
memecahkan masalah  Menentukan konsentasi
dan membuat keputusan. pentiter atau zat yang
4.11 Menentukan dititer
konsentrasi/kadar asam
 Menentukan kemurnian
atau basa berdasarkan
suatu zat
data hasil titrasi asam
 Menganalisis kurva titrasi
basa.
dan menentukan titik
4.11 Merancang, melakukan,
ekivalen melalui titik akhir
dan menyimpulkan serta
titrasi
menyajikan hasil
percobaan titrasi asam-
Mengkomunikasikan
basa.
(Communicating)
 Membuat laporan titrasi
asam basa dan
mempresentasikannya
dengan menggunakan
73

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
tata bahasa yang benar
 Menngkomunikasikan
bahwa untuk menentukan
kemurnian suatu zat
dapat dilakukan dengan
cara titrasi asam basa.

1.1 Menyadari adanya  Sifat garam yang Mengamati (Observing) Tugas 3m


keteraturan dari sifat terhidrolisis  Mencari informasi dari  Merancang
hidrokarbon, termokimia,  Tetapan hidrolisis berbagai sumber tentang percobaan hidrolisis
laju reaksi, kesetimbangan (Kh) hidrolisis garam garam
kimia, larutan dan koloid  pH garam yang  Melakukan identifikasi pH
sebagai wujud kebesaran terhidrolisis garam dengan Observasi
Tuhan YME dan menggunakan kertas  Sikap ilmiah dalam
pengetahuan tentang lakmus atau indikator melakukan
adanya keteraturan universal atau pH meter percobaan dan
tersebut sebagai hasil Menanya (Questioning) presentasi,
pemikiran kreatif manusia  Mengajukan pertanyaan misalnya: cara
yang kebenarannya yang berkaitan dengan menggunakan
bersifat tentatif. sifat garam yang berasal kertas lakmus,
2.1 Menunjukkan perilaku dari: indikator universal
ilmiah (memiliki rasa ingin - asam kuat dan basa atau pH meter;
tahu, disiplin, jujur, kuat, melihat skala
objektif, terbuka, mampu - asam kuat dan basa volume dan suhu,
membedakan fakta dan lemah, cara menggunakan
opini, ulet, teliti, - asam lemah dan basa pipet, cara
bertanggung jawab, kritis, kuat, menimbang,
kreatif, inovatif, - asam lemah dan basa keaktifan, kerja
demokratis, komunikatif) lemah sama, komunikatif,
dalam merancang dan Mengumpulkan data dan peduli
melakukan percobaan (Eksperimenting) lingkungan, dsb)
serta berdiskusi yang  Merancang percobaan
diwujudkan dalam sikap dan mempresentasikan Portofolio
sehari-hari. hasil rancangan  Laporan percobaan
identifikasi pH garam
2.2 Menunjukkanperilaku untuk menyamakan
kerjasama, santun, persepsi Tes tertulis uraian
toleran, cintadamai dan  Melakukan percobaan  Menganalisis grafik
peduli lingkungan serta identifikasi garam. hubungan
hemat dalam  Mengamati dan mencatat perubahan harga pH
memanfaatkan sumber hasil titrasi pada titrasi asam
daya alam. basa untuk
Mengasosiasi (Associating) menjelaskan sifat
2.3 Menunjukkan perilaku  Mengolah dan garam yang
responsifdan pro-aktif menganalisis data hasil terhidrolisis
serta bijaksana sebagai pengamatan  Menentukan tetapan
wujud kemampuan  Menyimpulkan sifat hidrolisis (Kh) dan
memecahkan masalah
74

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
dan membuat keputusan garam yang terhidrolisis pH larutan garam
 Menganalisis rumus kimia yang terhidrolisis
3.12 Menganalisis garam- garam-garam dan melalui perhitungan
garam yang mengalami memprediksi sifatnya
hidrolisis.  Menentukan grafik
hubungan perubahan
4.12 Merancang, melakukan, harga pH pada titrasi
dan menyimpulkan serta asam basa untuk
menyajikan hasil menjelaskan sifat garam
percobaan untuk yang terhidrolisis
menentukan jenis garam  Menentukan tetapan
yang mengalami hidrolisis. hidrolisis (Kh) dan pH
larutan garam yang
terhidrolisis melalui
perhitungan

Mengkomunikasikan
(Communicating)
 Membuat laporan
percobaan identifikasi
garam dan
mempresentasikannya
dengan menggunakan
tata bahasa yang benar
1.1 Menyadari adanya  Sifat larutan Mengamati (Observing) Tugas 3m
keteraturan dari sifat penyangga  Mencari informasi dari  Merancang
hidrokarbon, termokimia,  pH larutan berbagai sumber tentang percobaan larutan
laju reaksi, kesetimbangan penyangga larutan penyangga, sifat penyangga
kimia, larutan dan koloid  Peranan larutan dan pH larutan
sebagai wujud kebesaran penyangga dalam penyangga serta peranan Observasi
Tuhan YME dan tubuh makhluk larutan penyangga dalam  Sikap ilmiah dalam
pengetahuan tentang hidup tubuh makhluk hidup melakukan
adanya keteraturan  Mencari informasi tentang percobaan dan
tersebut sebagai hasil darah yang berhubungan presentasi,
pemikiran kreatif manusia dengan kemampuannya misalnya: cara
yang kebenarannya dalam mempertahankan menggunakan
bersifat tentatif. pH terhadap penambahan kertas lakmus,
2.1 Menunjukkan perilaku asam atau basa dan indikator universal
ilmiah (memiliki rasa ingin pengenceran atau pH meter;
tahu, disiplin, jujur, Menanya (Questioning) melihat skala
objektif, terbuka, mampu  Mengajukan pertanyaan volume dan suhu,
membedakan fakta dan bagaimana terbentuknya cara menggunakan
opini, ulet, teliti, larutan penyangga pipet, cara menim-
bertanggung jawab, kritis,  Mengapa larutan bang, keaktifan,
kreatif, inovatif, penyangga pHnya relatif kerja sama,
demokratis, komunikatif) tidak berubah dengan komunikatif, dan
dalam merancang dan penambahan sedikit peduli lingkungan,
melakukan percobaan
75

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
serta berdiskusi yang asam atau basa dsb)
diwujudkan dalam sikap  Apa manfaat larutan
sehari-hari. penyangga dalam tubuh Portofolio
2.2 Menunjukkanperilaku makhluk hidup  Laporan percobaan
kerjasama, santun,
toleran, cintadamai dan Mengumpulkan data Tes tertulis uraian
peduli lingkungan serta (Eksperimenting)  Menganalisis data
hemat dalam  Menganalisis untuk menyimpulkan
memanfaatkan sumber terbentuknya larutan larutan yang bersifat
daya alam. penyangga penyangga
 Menganalisis sifat larutan  Menghitung pH
2.3 Menunjukkan perilaku penyangga larutan penyangga
responsifdan pro-aktif  Merancang percobaan  Menganalisis grafik
serta bijaksana sebagai untuk mengetahui larutan hubungan
wujud kemampuan yang bersifat penyangga perubahan harga pH
memecahkan masalah atau larutan yang bukan pada titrasi asam
dan membuat keputusan penyangga dengan basa untuk
menggunakan indikator menjelaskan sifat
3.13 Menganalisis peran universal atau pH meter larutan penyangga
larutan penyangga dalam serta mempresentasikan
tubuh makhluk hidup. hasil racangan untuk
menyamakan persepsi
4.13 Merancang, melakukan,  Merancang percobaan
dan menyimpulkan serta untuk mengetahui sifat
menyajikan hasil larutan penyangga atau
percobaan untuk larutan yang bukan
menentukan sifat larutan penyangga dengan
penyangga. penambahan sedikit
asam atau basa atau bila
diencerkan serta mem-
presentasikan hasil
rancangan untuk
menyamakan persepsi
 Melakukan percobaan
 Mengamati dan mencatat
data hasil pengamatan
Mengasosiasi (Associating)
 Mengolah dan
menganalisis data untuk
menyimpulkan larutan
yang bersifat penyangga
 Menentukan pH larutan
penyangga melalui
perhitungan
 Menentukan grafik
hubungan perubahan
harga pH pada titrasi
asam basa untuk
76

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
menjelaskan sifat larutan
penyangga
Mengkomunikasikan
(Communicating)
 Membuat laporan
percobaan identifikasi
garam dan
mempresentasikannya
dengan mengguna-kan
tata bahasa yang benar
 Mengkomunikasikan sifat
larutan penyangga dan
manfaat larutan
penyangga dalam tubuh
makhluk hidup.
1.1 Menyadari adanya  Kelarutan dan Mengamati (Observing) Tugas 4 mg
keteraturan dari sifat hasilkali kelarutan  Mencari informasi dari  Merancang
hidrokarbon, termokimia,  Memprediksi berbagai sumber dengan percobaan reaksi
laju reaksi, kesetimbangan terbentuknya membaca/mendengar/me pengendapan
kimia, larutan dan koloid endapan ngamati tentang kelarutan
sebagai wujud kebesaran  Pengaruh dan hasilkali kelarutan Observasi
Tuhan YME dan penambahan ion serta memprediksi  Sikap ilmiah dalam
pengetahuan tentang senama terbentuknya endapan melakukan
adanya keteraturan dan pengaruh percobaan dan
tersebut sebagai hasil penambahan ion senama presentasi,
pemikiran kreatif manusia Menanya (Questioning) misalnya: melihat
yang kebenarannya  Mengajukan pertanyaan skala volume dan
bersifat tentatif. yang berkaitan dengan suhu, cara
2.1 Menunjukkan perilaku kelarutan dan hasilkali menggunakan pipet,
ilmiah (memiliki rasa ingin kelarutan. cara menimbang,
tahu, disiplin, jujur,  Mengapa Kapur (CaCO3) keaktifan, kerja
objektif, terbuka, mampu sukar larut dalam air ? sama, komunikatif,
membedakan fakta dan Mengumpulkan data tanggung jawab,
opini, ulet, teliti, (Eksperimenting) dan peduli
bertanggung jawab, kritis,  Mendiskusikan reaksi lingkungan, dsb)
kreatif, inovatif, kesetimbangan kelarutan
demokratis, komunikatif)  Mendiskusikan rumus Portofolio
dalam merancang dan tetapan kesetimbangan  Laporan percobaan
melakukan percobaan (Ksp)
serta berdiskusi yang  Merancang percobaan Tes tertulis uraian
diwujudkan dalam sikap kelarutan suatu zat dan  Menghitung
sehari-hari. mempresentasikan hasil kelarutan dan
2.2 Menunjukkan perilaku rancangan untuk hasilkali kelarutan
kerjasama, santun, menyamakan persepsi  Memprediksi
toleran, cintadamai dan  Melakukan percobaan kelarutan suatu zat
peduli lingkungan serta kelarutan suatu zat
hemat dalam
 Mengamati dan mencatat
memanfaatkan sumber
77

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
daya alam. data hasil percobaan
Mengasosiasi (Associating)
2.3 Menunjukkan perilaku  Diskusi informasi tentang
responsifdan pro-aktif hubungan kelarutan dan
serta bijaksana sebagai hasil kali kelarutan
wujud kemampuan  Diskusi informasi tentang
memecahkan masalah pengaruh ion senama
dan membuat keputusan pada kelarutan.
 Memprediksi kelarutan
3.14 Memprediksi terbentuknya suatu zat
endapan dari suatu reaksi  Menghitung kelarutan dan
berdasarkan prinsip hasil kali kelarutan
kelarutan dan data hasil  Mengolah data hasil
kali kelarutan (Ksp). percobaan
4.14 Mengolah dan Mengkomunikasikan
menganalisis data hasil (Communicating)
percobaan untuk  Membuat laporan
memprediksi terbentuknya percobaan dan
endapan. mempresen-tasikannya
dengan menggunakan
tata bahasa yang benar.
1.1 Menyadari adanya  Sistem koloid Mengamati (Observing) Tugas 3m
keteraturan dari sifat  Sifat koloid  Mencari informasi dari  Membuat peta
hidrokarbon, termokimia,  Pembuatan koloid berbagai sumber dengan konsep tentang
laju reaksi, kesetimbangan  Peranan koloid membaca/mendengar/me sistem koloid, sifat-
kimia, larutan dan koloid dalam kehidupan ngmati tentang sistem sifat koloid,
sebagai wujud kebesaran sehari-hari dan koloid, sifat-sifat koloid, pembuatan koloid
Tuhan YME dan industri pembuatan koloid dan dan peranan koloid
pengetahuan tentang peranan koloid dalam dalam kehidupan
adanya keteraturan kehidupan sehari-hari sehari-hari
tersebut sebagai hasil  Mencari contoh-contoh dan mempresentasi-
pemikiran kreatif manusia koloid yang terdapat kannya
yang kebenarannya dalam kehidupan sehari-
bersifat tentatif. hari.  Merancang
2.1 Menunjukkan perilaku Menanya (Questioning) percobaan
ilmiah (memiliki rasa ingin  Mengajukan pertanyaan pembuatan koloid
tahu, disiplin, jujur, yang berkaitan dengan
objektif, terbuka, mampu perbedaan larutan sejati, Observasi
membedakan fakta dan koloid dan suspensi,  Sikap ilmiah dalam
opini, ulet, teliti, sistem koloid yang melakukan
bertanggung jawab, kritis, terdapat dalam kehidupan percobaan dan
kreatif, inovatif, (kosmetik, farmasi, presentasi,
demokratis, komunikatif) bahan makanan dan lain- misalnya: melihat
dalam merancang dan lain) skala volume/suhu,
melakukan percobaan  Mengapa piring yang cara menggunakan
serta berdiskusi yang kotor karena minyak senter (effek
diwujudkan dalam sikap harus dicuci Tyndall)
sehari-hari.
78

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
menggunakan sabun? cara menggunakan
2.2 Menunjukkan perilaku Mengumpulkan data pipet, menimbang,
kerjasama, santun, (Eksperimenting) keaktifan, kerja
toleran, cintadamai dan  Mendiskusikan hasil sama, komunikatif,
peduli lingkungan serta bacaan tentang sistem tanggung jawab,
hemat dalam koloid, sifat-sifat koloid, dan peduli
memanfaatkan sumber pembuatan koloid dan lingkungan, dsb)
daya alam. peranan koloid dalam
kehidupan sehari-hari Portofolio
2.3 Menunjukkan perilaku  Merancang percobaan  Laporan percobaan
responsive dan pro-aktif pembuatan koloid dan
serta bijaksana sebagai mempresentasikan hasil Tes tertulis uraian
wujud kemampuan rancangan untuk  Pemahaman sistem
memecahkan masalah menyamakan persepsi koloid, sifat koloid,
dan membuat keputusan  Melakukan percobaan dan pembuatan
pembuatan koloid koloid
3.15 Menganalisis peran  Mengamati dan mencatat
koloid dalam kehidupan data hasil percobaan
berdasarkan sifat-sifatnya  Mendiskusikan bahan/zat
yang berupa koloid dalam
4.15 Mengajukan ide/gagasan industri farmasi, kosmetik,
untuk memodifikasi bahan makanan, dan lain-
pembuatan koloid lain
berdasarkan pengalaman Mengasosiasi (Associating)
membuat beberapa jenis  Menganalisis dan
koloid. menyimpulkan data
percobaan
 Menghubungkan sistem
koloid dengan sifat koloid
 Diskusi informasi tentang
koloid liofob dan hidrofob
Mengkomunikasikan
(Communicating)
 Mempresentasikan hasil
rangkuman tentang
sistem koloid, sifat-sifat
koloid, pembuatan koloid
dan peranan koloid dalam
kehidupan sehari-hari
 Membuat laporan
percobaan dan
mempresen-tasikannya
dengan menggunakan
tata bahasa yang benar
 Mengkomunikasikan
peranan koloid dalam
industri farmasi, kosmetik,
bahan makanan, dan lain-
79

A
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
W
lain.
80

Lampiran
LEMBAR VALIDASI SOAL PRE TES DAN POST TES

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bone


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi :Hidrokarbon
Standar Kompetensi : 3.1 menganalisis struktur dan sifat
senyawa hidrokarbon berdasarkan
pemahaman kekhasan atom karbon
dan penggolongan sanyawanya.
4.1 Mengolah dan menganalisis

struktur dan sifat senyawa

hidrokarbon berdasarkan

pemahaman kekhasan atom

karbon dan penggolongan

senyawanya.

Kompetensi Dasar Indikator Soal Penyele

3.1 menganalisis Pertemuan 1. Salah satu faktor yang menyebabkan Karbon


struktur dan sifat pertama senyawa karbon banyak jumlahnya nomor atom
senyawa hidrokarbon 3.1.1 siswa dapat adalah elektron valen
berdasarkan menjelaskan a. Karbon melimpah dikerak bumi mampu memb
pemahaman kekhasan pengertian b. Karbon memiliki 4 elektron karbon yang p
atom karbon dan senyawa valensi
penggolongan hidrokarbon, dan c. Dapat membentuk rantai atom
sanyawanya. pengolongan karbon
senyawa d. Titik didih atom karbon sangat
hidrokarbon. tinggi
e. Karbon sangat relatif.
2. Berikut ini yang buka merupakan zat Hidrokarbon
81

yang mengandung senyawa makhluk hidup


hidrokarbon didalamnya adalah Minyak bumi
a. Minyak bumi fosil dan hewa
b. Kayu telah terkubur
c. Gas elpiji tahun.
d. Daging Kayu, berasal
e. batuan hidup.
Gas LPG ad
pertama minya
Daging adalah
mahkluk hidup
Batuan bukan
hidup.
3. hidrokarbon adalah sebuah senyawa Unsur hidroge
yang terdiri dari karbon dan hid
a. unsur karbon dan hidrogen
b. unsur atom dan molekul
c. unsur dan senyawa yang
dicampur
d. campuran dari NaCl dan iodium
e. oksigen dan litium
4. perhatikan rumus struktur berikut ini! Atom C seku
atom C y
langsung me
buah atom
Jumlah atom C sekunder dan tersier Sedangakn ato
3.1.2 menentukan yang terdapat pada struktur tersebut adalah atom C
posisi berturut-turut adalah langsung me
atom C serta a. 2 dan 3 buah atom C.
Mendeskripsikan b. 3 dan 3
kekhasan atom c. 3 dan 7
karbon dalam d. 7 dan 2
senyawa karbon. e. 7 dan 3 Atom C prime
5. Tentukan atom C berikut! mengikat 1 a
lain. Atom C
mengikat 2 a
lain. Atom
Atom tersier ditunjukan pada nomor mengikat 3 a
a. 1,7,8,9,10 dan atom C
b. 3,4,6 mengikat ato
82

c. 5,6 lain.
d. 5
e. 1,2,3,4,10

6. Peryataan berikut tentang isomer yang


paling tepat adalah Dalam
a. Isomer memiliki rumus molekul hidrokarbon d
yang sama isomer. Isom
b. Isomer mengandung kumpulan kelompok sen
gugus yang sama mempunyai
c. Isomer adalah hidrokarbon molekul yang
d. Isomer memiliki rumus rumus srukturn
molekul yang sama
e. Isomer memiliki titik didih sama.
7. Perhatiakn peryataan berikut! Berdasarkan
1. mempunyai kemampuan membentuk keenam elek
4 ikatan kovalen kuat. dimiliki ato
2. dapat berikatan dengan atom-atom didapatkan ba
sejenis membentuk rantai panjang. valensi yang
3. bentuk ruang ikatan pada atom adalah 4. Unt
karbon adalah tetrahedron kestabilan, ato
4. berupa zat padat yang sangat stabil
membutuhkan
pada suhu kamar. lagi dengan ca
Peryataan yang merupakan ciri khas kovalen. Tida
atom karbon adalah nomor dari golongan
a. 1 dan 2 dapat membe
b. 1 dan 3 kovalen seban
c. 2 dan 3 dengan atu
d. 2 dan 4 Keadaan ato
e. 3 dan 4 yang
menyebabkan,
karbon dapat
rantai karb
panjang den
kovalen, ba
kovalen tungg
8. Berikut ini yang bukan merupakan dua, maupun r
kekhasan atom karbon adalah
a. Mempunyai 4 elektoron valensi Atom C
yang dapat digunakan untuk konfigurasi
83

membentuk ikatan kovalen. sehingga


b. Mempunyai kemampuan untuk valensinya
membentuk rantai karbon. Artinya setia
c. Empat elektron valensinya dapat dapat membe
digunakan untuk membentuk kovalen tun
ikatan ion dengan atom lain. karena itu,
d. Ikatan kovalen dari keempat mempunyai
elektron valensinya khas, yaitu
membentuk molekul berikatan den
tetrahedral. lain membe
e. Dapat membentuk ikatan kovalen karbon yang
tunggal, rangkap dua, rangkap 3 bervariasi.
dengan atom karbon yang lain.

9. Penjelasan yang tepat tentang jari-jari


atom yang relatif kecil adalah
a. Atom kerbon ada diperiodik ke-3
b. Jari-jarinya besar
c. Atom karbonya mempunyai 2
kulit terluar
d. Ikatan kovalen yang terbentuk Pada tabel pe
akan relatif panjang karbon terl
e. Mempunyai konfigurasi elektron periodik ke 2,
2 dan 4 atom ini me
10. Hidrokarbon ada yang jenuh dan kuliat atom
tidak jenuh. Yang dimaksud ikatan sehingga jar
tidak jenuh dalam ikatan antar karbon relatif kecil.
adalah ikatan kova
a. Ikatan tunggal dibentuk relat
b. Ikatan tunggal dan rangkap 2 dapat membe
c. Ikatan tunggal dan rangkap 3 kovalen rangk
d. Ikatan tunggal, rangkap 2 dan 3
e. Ikatan rangkap 2 dan 3
Jika mengand
rangkap 2
maupun rang
C≡C-) pada ik
Dikatakan ik
jenuh karn
rangkap, r
84

maupun rang
masih dapat
pemutusan ika
Pertemuan kedua 11. Urutan yang paling tepat untuk Alkana memp
Menjelaskan tata alkana adalah CnH2n+2
nama senyawa a. C2H4, C5H10, C7H14 C2H4, C5H
hidrokarbon dan b. C2H6, C5H12, C7H16 merupakan
menentukan c. C2H8, C5H14, C7H18 alkena karena
struktur senyawa d. C2H2, C5H8, C7H12 rumus CnH2n
alkana, alkena e. C2H6, C5H10, C7H12 C2H6, C5H
dan alkuna. merupakan
alkana karena
rumus CnH2n+2
C2H8, C5H
mempunyai ru
C2H2, C5H
meruapakan
alkuna karena
rumus CnH2n-2
C2H6, C5H
merupakan
alkana, alkena

Isomer dari C5
12. Jumlah isomer pada alkana yang
memiliki rumus C5H12 adalah
a. 1
b. 2
c. 3 2-metil pentan
d. 4
e. 5
13. Alkana yang tidak mengandung
lima atom karbon adalah
a. n-pentana
b. 2-metil butana
Alkena memp
c. Isopentana
CnH2n maka
d. 2-metil pentana
adalah C4H8 d
e. 2,2 dimetil pentana
Senyawa
mempunyai i
85

dengan enam
14. nama senyawa dengan rumus dan dua g
dibawah ini adalah sebagai cab
karbon nom
4sehingga nam
2,4-dimetilhhe
a. 3-metil-4-isopropilbutana
b. 4-etil-2-metilpentana
c. 2-metil-4-etilpentana
d. 2,4-dimetilheksana
e. 3,5-dimetilheksana
15. Yang merupakan struktur dari 2
pentena adalah 5 4 3
CH3-CH2-CH
a. CH3-CH2- CH2-CH2-CH3
b. CH3-CH2-CH= CH-CH3
2- Pentena
c. CH3-CH2-CH2CH=CH2
d. CH2= CH-CH2-CH3
e. CH2=CH-CH=CH2

16. nama yang tepat untuk senyawa 2,5-dimetilhep

a. 2-metil-5-metilheksana
b. 5-etil-2-etilheksana
c. 2,5-dimetilheptana
d. 2-etil-5-metilheksana
e. 2,5-dimetilheksana
17. nama senyawa berikut adalah

a. Etil-metilbutana
b. 2,3-dimetilpentana
c. 2-etil-2-metil-butana Nama IUPAC
d. 2,2-metilllisopentena heksana.
86

e. 2,2-dimetilpropana
18. nama senyawa hidrokarbon dengan
rumus
Rumus senyaw

Adalah
a. 4-metil-2-heksuna Senyawa diata
b. 4-etil-2-pentuna dari golongan
c. 4-etil-2-pentena (memiliki ikat
d. 4-metil-2-heksena 3). Cara penam
e. 4-etilpentena 1. Ikatan terpa
19. ikatan ion terjadi antara atom yang rantai yang
cenderung melepaskan elektron dengan ikatan rang
yang cenderung menerima elektron. 2. Penomoran
dari yang p
dengan ika
Nama seny
Senyawa:
adalah 2-et
Adalah
heksuna.
a. 4- isopropil-3-heksana
b. 4-etil-5-metil-2-heksuna
c. 3-isopropil-4-heksuna
Semakin besar
d. 4-etil-5-metil-3-heptuna
molekul relatif
e. 3-etil-2-metil-4-heptuna
senyawa hidro
alkana, semak
rantai karbonn
semakin tingg
20. di antara senyawa alkana berikut ini,
titik didih, sert
yang diperkirakan akan mempunyai
jenisnya.
titik didih paling rendah adalah
Sedangkan iso
a. n-pentana
bercabang mem
b. 2-metil-butana
titik didih lebi
c. 2,2-dimetil propana
d. 2,2-dimetil butana
e. 2,3-dimetil butana
PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN

Lembar validitas soal-soal materi pokok hidrokarbon


Satuan pendidikan : SMA
Mata pelajaran : KIMIA
Kelas /semester : XI/Genap

Kriteria penilaian 1 2 3 4 5 6 7
Tinjauan TPK (tinjauan pembelajaran
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y
khusus)
Materi 1. Sesuai dengan TPK
2. Batasan jawaban jelas
3. Isi materi tes sesuai dengan
tingkat kelas/ sekolah
Bahasa 1. Rumusan butir soal tidak
menimbulkan penafsiran
ganda
2. Rumusan butir soal
menggunakan bahasa
sederhana komunikatif dan
mudah dipahami serta
sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia
3. Rumusan butir soal
menggunakan bahasa yang
baik dan benar

LD LD LD LD LD LD LD
KESIMPULAN LDP LDP LDP LDP LDP LDP LD
TLD TLD TLD TLD TLD TLD TL

Keterangan:
Y = ya T = tidak LD = layak

digunakan

LDP = layak digunakan dengan perbaikan TLD = tidak

layak digunakan
88

Petunjuk pengisian instrumen validasi tes hasil belajar

 Jika salah satu pernyataan yang terdapat pada kolom “kriteria penilaian ada

berilah tanda cek (√) pada kolom Y (Ya) untuk setiap kolom “nomor soal)

 Jika salah satu pernyataan yang terdapat pada kolom “kriteria penilaian” tidak

ada berilah tanda cek (√) pada kolom T (Tidak) untuk setiap kolom “nomor

soal)

 Untuk baris kesimpulan berilah tanda silang (X) untuk salah satu kriteria

berikut : LD, LDP, TLD

Saran:
…………………………………………………………….................

K
enda
ri,
Apri
l
202
0
V

alid
ator
Lampiran
LEMBAR KERJA SISWA

KEKHASAN ATOM KARBON

TUJUAN

1. siswa dapat mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.

2. siswa dapat menentukan posisi atom C dalam rantai karbon.

PETUNJUK

a. Bacalah dengan cermat informasi yang tertulis pada LKS


b. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk mencari informasi, melakukan
diskusi, dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan pada LKS
c. Tuliskan identitas kelompok kalian di tempat yang telah disediakan

Nama Anggota Kelompok :


1. ______________________________
2. ______________________________
3. ______________________________
4. ______________________________
5. ______________________________
6. ______________________________

A. Kekhasan Atom Karbon

Atom karbon mempunyai nomor atom 6, sehingga dalam sistem periodik

terletak pada golongan IV A dan periodik 2. Keadaan tersebut membuat atom karbon

mempunyai beberapa keistimewaan sebagai berikut:

 Atom karbon memiliki 4 elektron valensi


90

Berdasarkan konfigurasi keenam elektron yang dimiliki atom karbon

didapatkan bahwa elektron valensi yang dimilikinya adalah 4. Untuk mencapai

kestebilan, atom ini masih membutuhkan 4 elektron lagi dengan cara berikatan

kovalen. Tidak ada unsur dari golongan lain yang dapat membentuk ikatan akovalen

sebanyak 4 buah dengan aturan oktet.

 Unsur atom kestabilan relatif kecil

Ditinjau dari konfigurasi elektronnya, dapat diketahui bahwa atom karbon

terletak pada periodik 2, yang berarti atom ini mempunyai dua kulit atom, sehingga

jari-jari atomnya relaif kecil. Hal ini menyebabkan ikatan kovalen yang dibentuk

reatif kuat dan dapat membentuk ikatan kovalen rangkap.

 Atom karbon dapat membentuk rantai karbon

Keadaan atom karbon yang demikian dapat menyebabkan atom karbon

dapat membentuk rantai karbon yang sangat panjang dengan iakatan kovalen, baik

ikatan kovalen tunggal, rangakp 3, maupun rangkap 3. Ada dua bentuk rantai karbon,

yaitu terbuka (alifatik, yang terdiri atas rantai lurus dan rantai bercabang), dan

tertutup siklik.
91

Ayo Berlatih!

Setelah melakukan penelaahan literatur, lakukan diskusi bersama kelompokmu


untuk menjawab pertanyaan berikut:

Pertanyaan :

1. Jelaskan konfigurasi elektron atom karbon!

2. Berdasarkan jumlah ikatan antar atomnya, senyawa yang mengandung karbon

dibedakan menjadi tiga, jelaskan dan gambarkan strukturnya!

3. Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat, jelaskan posisi atom karbon dan

gambarkan strukturya!

Jawaban:

Berikan kesimpulan pada materi kekhasan atom karbon.


92

*~*Selamat Bekerja*~*
93

Lampiran.
LEMBAR KERJA SISWA

TATA NAMA SENYAWA HIDROKARBON

TUJUAN

1. siswa dapat menjelaskan pengertian senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

2. siswa dapat menentukan penamaan senyawa alkana, alkuna, dan alkena.

PETUNJUK

d. Bacalah dengan cermat informasi yang tertulis pada LKS


e. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk mencari informasi, melakukan
diskusi, dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan pada LKS
f. Tuliskan identitas kelompok kalian di tempat yang telah disediakan

Nama Anggota Kelompok :


1. ______________________________
2. ______________________________
3. ______________________________
4. ______________________________
5. ______________________________
6. ______________________________

Senyawa karbon yang paling sederhana adalah hidrokarbon karena, hanya terdiri

dari dua unsur yaitu karbon (C) dan hidrogen (H). Meskipun demikian jumlah

senyawa yang dihasilkan dari kedua unsur ini sangat banyak.

A. Tata nama senyawa hidrokarbon.


94

 Alkana

Alkana merupakan senyawa hidrokabon alifatik jenuh dan memiliki rumus

umum CnH2n+2. Alkana membentuk sebagai deret homolog, yang merupakan

kelompok senyawa dengan rumus umum sama dengan sifat yang sama.

Ket : n = jumlah atom karbon

2n+2 = jumlah atom karbon

 Alkena

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan

rangkap dua (=). Senyawa alkena mempunyai rumus umum CnH2n+. Penamaan

senyawa alkena sama seperti alkana, hanya kata ana pada alkana diganti dengan kata

ena pada alkena.

 Alkuna

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan

rangkap tiga. Senawa alkuna mempunyai rumus umum C nH2n-2+. Penamaan senyawa

alkuna sama seperti alkana, hanya kata ana pada alkana diganti dengan kata una

pada alkuna. Senyawa alkana dimulai dari jumlah atom C sebanyak dua (etuna).

Penamaan senyawa alkuna bercabang sama seperti penemaan senyawa alkena

bercabang.
Ayo Berlatih!

Setelah melakukan penelaahan literatur, lakukan diskusi bersama kelompokmu


untuk menjawab pertanyaan berikut:

Pertanyaan :

1. Sebutkan dan jelaskan urutan penamaan alkana dan alkuna!


2. Tentukan senyawa hidrokarbon berikut!

a. CH3 – CH = CH2 b. CH3 – CH2 – CH = CH2

3. Suatu senyawa hidrokarbon kelompok alkana diketahui mempunyai massa

molekul relatif (Mr) = 72. Tentukan rumus molekul senyawa alkana tersebut!

4. Tuliskan rumus struktur 2,2,5-trimetil heksana dan 5-etil-2,2,6-trimetil heptana!

Jawaban:

Berikan kesimpulan pada materi kekhasan atom karbon.


96

*~*Selamat Bekerja*~*
97

LAMPIRAN.
Instrumen Test pretest dan Postest
Materi Hidrokarbon

Mata Pelajaran:
Kelas/semester
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang benar dan berilah tanda (x) pada salah
satu huruf A, B, C, dan E!
Soal:
1. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah
a. Karbon melimpah dikerak bumi
b. Karbon memiliki 4 elektron valensi
c. Dapat membentuk rantai atom karbon
d. Titik didih atom karbon sangat tinggi
e. Karbon sangat relatif.
2. Berikut ini yang buka merupakan zat yang mengandung senyawa hidrokarbon
didalamnya adalah
a. Minyak bumi
b. Kayu
c. Gas elpiji
d. Daging
e. Batuan
3. hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari
a. unsur karbon dan hidrogen
b. unsur atom dan molekul
c. unsur dan senyawa yang dicampur
d. campuran dari NaCl dan iodium
e. oksigen dan litium
4. perhatikan rumus struktur berikut ini!

Jumlah atom C sekunder dan tersier yang terdapat pada struktur tersebut berturut-
turut adalah
f. 2 dan 3
g. 3 dan 3
h. 3 dan 7
i. 7 dan 2
j. 7 dan 3
98

5. Tentukan atom C berikut!

Atom tersier ditunjukan pada nomor


a. 1,7,8,9,10
b. 3,4,6
c. 5,6
d. 5
e. 1,2,3,4,10
6. Peryataan berikut tentang isomer yang paling tepat adalah
a. Isomer memiliki rumus molekul yang sama
b. Isomer mengandung kumpulan gugus yang sama
c. Isomer adalah hidrokarbon
d. Isomer memiliki rumus molekul yang sama
e. Isomer memiliki titik didih sama.

7. Perhatiakn peryataan berikut!


1. mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen kuat.
2. dapat berikatan dengan atom-atom sejenis membentuk rantai panjang.
3. bentuk ruang ikatan pada atom karbon adalah tetrahedron
4. berupa zat padat yang sangat stabil pada suhu kamar.
Peryataan yang merupakan ciri khas atom karbon adalah nomor
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
8. Berikut ini yang bukan merupakan kekhasan atom karbon adalah
a. Mempunyai 4 elektoron valensi yang dapat digunakan untuk membentuk
ikatan kovalen.
b. Mempunyai kemampuan untuk membentuk rantai karbon.
c. Empat elektron valensinya dapat digunakan untuk membentuk ikatan ion
dengan atom lain.
d. Ikatan kovalen dari keempat elektron valensinya membentuk molekul
tetrahedral.
e. Dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, rangkap 3 dengan
atom karbon yang lain.
9. Penjelasan yang tepat tentang jari- jari atom yang relatif kecil adalah
99

a. Atom kerbon ada diperiodik ke-3


b. Jari-jarinya besar
c. Atom karbonya mempunyai 2 kulit terluar
d. Ikatan kovalen yang terbentuk akan relatif panjang
e. Mempunyai konfigurasi elektron 2 dan 4
10. Hidrokarbon ada yang jenuh dan tidak jenuh. Yang dimaksud ikatan tidak jenuh
dalam ikatan antar karbon adalah
a. Ikatan tunggal
b. Ikatan tunggal dan rangkap 2
c. Ikatan tunggal dan rangkap 3
d. Ikatan tunggal, rangkap 2 dan 3
e. Ikatan rangkap 2 dan 3
11. Urutan yang paling tepat untuk alkana adalah
a. C2H4, C5H10, C7H14
b. C2H6, C5H12, C7H16
c. C2H8, C5H14, C7H18
d. C2H2, C5H8, C7H12
e. C2H6, C5H10, C7H12
12. Jumlah isomer pada alkana yang memiliki rumus C5H12 adalah
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
13. Alkana yang tidak mengandung lima atom karbon adalah
a. n-pentana
b. 2-metil butana
c. Isopentana
d. 2-metil pentana
e. 2,2 dimetil pentana
14. nama senyawa dengan rumus dibawah ini adalah

a. 3-metil-4-isopropilbutana
b. 4-etil-2-metilpentana
c. 2-metil-4-etilpentana
d. 2,4-dimetilheksana
e. 3,5-dimetilheksana
100

15. Yang merupakan struktur dari 2 pentena adalah


a. CH3-CH2- CH2-CH2-CH3
b. CH3-CH2-CH= CH-CH3
c. CH3-CH2-CH2CH=CH2
d. CH2= CH-CH2-CH3
e. CH2=CH-CH=CH2
16. Nama yang tepat untuk senyawa

a. 2-metil-5-metilheksana
b. 5-etil-2-etilheksana
c. 2,5-dimetilheptana
d. 2-etil-5-metilheksana
e. 2,5-dimetilheksana
17. nama senyawa berikut adalah

a. Etil-metilbutana
b. 2,3-dimetilpentana
c. 2-etil-2-metil-butana
d. 2,2-metilllisopentena
e. 2,2-dimetilpropana
18. Nama senyawa hidrokarbon dengan rumus

Adalah
a. 4-metil-2-heksuna
b. 4-etil-2-pentuna
c. 4-etil-2-pentena
d. 4-metil-2-heksena
e. 4-etilpentena
101

19. Ikatan ion terjadi antara atom yang cenderung melepaskan elektron dengan yang
cenderung menerima elektron.

Senyawa:
Adalah
a. 4- isopropil-3-heksana
b. 4-etil-5-metil-2-heksuna
c. 3-isopropil-4-heksuna
d. 4-etil-5-metil-3-heptuna
e. 3-etil-2-metil-4-heptuna
20. di antara senyawa alkana berikut ini, yang diperkirakan akan mempunyai titik
didih paling rendah adalah
a. n-pentana
b. 2-metil-butana
c. 2,2-dimetil propana
d. 2,2-dimetil butana
e. 2,3-dimetil butana
Lampiran.
Kunci Jawaban Soal Pretes-posttes
Materi Hidrikarbon

1. B 11. B
2. E 12. C
3. A 13. D
4. B 14. D
5. D 15. B
6. D 16. C
7. A 17. B
8. D 18. A
9. C 19. B
10.E 20. C
ampiran. Hasil Belajar Siswa
1. Statistik deksriptif kemampuan awal (pre-test) kelas XI IPA1
Nomor Soal
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1. ANN 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
2. FBN 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0
3. FL 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
4. FRA 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
5. IS 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
6. ISRA 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
7. AYU 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
8. JM 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0
9. JF 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
10. KJ 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0
11. LM 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
12. LK 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
13 LALA 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
14. M 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0
15. MA 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0
16. RL 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
17. SA 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
18. SH 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
19. TU 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
20 WH 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
21. WT 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
22. WL 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
23. WN 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0

2. Statistik Deskriptif Nilai Prestasi Belajar (Post-test) kelas XI IPA1


Nomor Soal
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1. ANN 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
2. FBN 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
3. FL 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
4. FRA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
5. IS 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
6. ISRA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
7. AYU 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
8. JM 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
9. JF 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
10. KJ 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
11. LM 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
12. LK 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
13 LALA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
104

14. M 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
15. MA 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
16. RL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
17. SA 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
18. SH 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
19. TU 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
20 WH 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1
21. WT 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
22. WL 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
23. WN 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
LAMPIRAN. ANALISIS INDEKS N-GAIN
Menetukan N-GAIN Kelas XI IPA 3.
skor posstest−skor pretest
N-gain = x 100%
skor maksimal −skor pretest
79 ,13−33 ,5 45 , 63
=
100−33 , 5
= 66 , 5
= 0,6861 (Sedang)
Nilai Indeks Gain Kriteria
N-gain > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7 Sedang
N-gain < 0,3 Rendah

No Nama Nilai Nilai Selisi Skor N-Gain Kriteria


pretest post Ideal
test
1. ANNA 35 85 50 100 0,77 Tinggi
2. FBN 35 80 45 100 0,69 Sedang
3. FL 25 75 50 100 0,67 Sedang
4. FRA 45 85 40 100 0,73 Tinggi
5. IS 35 75 40 100 0,62 Sedang
6. ISRA 40 85 45 100 0,79 Tinggi
7. AYU 30 80 50 100 0,71 Tinggi
8. JM 35 80 45 100 0,69 Sedang
9. JF 45 85 40 100 0,73 Sedang
10. KJ 35 80 45 100 0,69 Sedang
11. LM 35 75 40 100 62 Sedang
12. LK 20 70 50 100 0,63 Sedang
13. LALA 30 80 50 100 0,71 Tinggi
14. M 45 80 35 100 0,64 Sedang
15. MA 35 75 40 100 0,62 Sedang
16. RL 45 85 40 100 0,73 Tinggi
17. SA 20 70 50 100 0,63 Sedang
18. SH 40 75 35 100 0,58 Sedang
19. TU 20 75 55 100 0,69 Sedang
20. WH 40 80 40 100 0,67 Sedang
21. WT 35 75 40 100 0,62 Sedang
22. WL 40 85 45 100 0,75 Tinggi
23. WN 40 85 45 100 0,75 Tinggi
Rata-rata 33,5 79,13 44,13 0.6781 Sedang
Nilai 45 85 55 0,77
Tertinggi
Nilai rendah 20 70 35 0,58
Standar 7.83 4.92 5.36 0.5142
deviasi
Modus 35 85 40 0,69
106

Median 35 80 45
Tabel. Presentase N-gain Hasil Belajar Siswa
No Kelas XI IPA1
Interval Kategori
. F Presetase (%)
1. N-gain < 0,3 Rendah 0 0%
2. 0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7 Sedang 15 65,22 %
3. N-gain > 0,7 Tinggi 8 34,78 %
Jumlah 23 100
107

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN


DI KELAS XI IPA1

Mata Pelajaran : Kimia


Nama Peneliti : Wa Ode Siti Nurhalija
Materi : Kekhasan atom karbon
Pertemuan : Pertama
Observer :
Petunjuk :
Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai menurut bapak/ibu terhadap aktivitas siswa
dalam pembelajaran di kelas. Dengan keterangan sebagai berikut:

No Aspek yang diamati Skor


0 1 2 3 4
Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa menjawab salam dan berdoa. √
2. Siswa menjawab panggilan guru √
3. Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran, √
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan
indikator pada pertemuan itu yang
disampaikan guru.
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru √
mengenai langkah-langkah pembelajaran
yang dilaksanakan pada pertemuan itu
Kegiatan Inti
5. Siswa memperhatikan penjelasan guru √
mengenai kekhasan atom karbon.
6. Siswa membentuk kelompok dan menerima √
LKS dengan baik
7. Siswa mengamati masalah yang ada pada LKS √
8. Siswa mendengarkan penjelasan guru secara √
singkat tentang materi kekhasan atom karbon
dan informasi tentang senyawa yang dapat
dibentuk oleh atom karbon.
9. Siswa mengidentifikasikan kekhasan atom √
karbon serta membuat kesimpulan tentang
materi yang dipelajari
10. Siswa membuat laporan kegiatan √
pengamatannya untuk dipresentasikan di depan
kelas
11. Siswa dari salah satu perwakilan kelompok √
maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya
dan yang lain memperhatikan kelompok yang
sedang presentasi.
108

12. Siswa memperhatikan hal-hal yang √


disampaikan oleh guru
Kegiatan Penutup
13. Siswa berdoa sebelum pulang dan menjawab √
salam dari guru
Skor perolehan - - 24 20
Skor hasil observasi 44
Skor maksimal 55

Perhitungan Skor Aktivitas Siswa


Jumlah skor hasil observasi
P (%) ¿ x 100%
Jumlah skor maksimal
48
P (%) = x 100
55
= 80

Kriteria:
Presentase Kriteria
Keterlaksanaan Pembelajaran (%)

0,0 - 24,9 Sangat Kurang


25 - 49,9 Kurang
50 – 74,9 Sedang
75 – 100 Baik
(Arikunto, 2002).

Kendari, Agustus 2020


Peneliti

WA ODE SITI NUHALIJA


NIM. A1L1 16 041
109

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN


DI KELAS XI IPA1

Mata Pelajaran : Kimia


Nama Peneliti : Wa Ode siti Nurhalija
Materi : Tata nama senyawa hidrokarbon
Pertemuan : Kedua
Observer :
Petunjuk :
Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai menurut bapak/ibu terhadap aktivitas siswa
dalam pembelajaran di kelas. Dengan keterangan sebagai berikut:

No Aspek yang diamati Skor


0 1 2 3 4
Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa menjawab salam dan berdoa. √
2. Siswa menjawab panggilan guru √
3. Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran, √
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan
indikator yang disampaikan guru.
5. Siswa memperhatikan penjelasan guru √
mengenai langkah-langkah pembelajaran
yang dilaksanakan pada pertemuan itu
Kegiatan Inti
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru √
mengenai tata nama senyawa hidrokarbon.
7. Siswa membentuk kelompok dan Siswa √
menerima LKS dengan baik
8. Siswa mengamati masalah yang ada pada LKS √
9. Siswa mendengarkan penjelasan guru secara √
singkat tentang tata nama senyawa hidrokarbon
dan Setiap kelompok dapat menjelaskan
langkah-langkah penamaan senyawa alkana,
alkuna, dan alkena.
10. Siswa membuat kesimpulan tentang materi √
yang dipelajari
11. Siswa membuat laporan kegiatan √
pengamatannya untuk dipresentasikan di depan
kelas
12. Siswa dari salah satu perwakilan kelompok √
maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya
dan yang lain memperhatikan kelompok yang
sedang presentasi.
13. Siswa yang lain memperhatikan hal-hal yang √
110

disampaikan oleh guru dan Siswa


mendengarkan penyampaian guru tentang
materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya

Kegiatan Penutup
14. Siswa berdoa sebelum pulang dan menjawab √
salam dari guru
Skor perolehan - - 81 28
Skor Hasil Observasi 46
Skor maksimal 55

Perhitungan Skor Aktivitas Siswa


Jumlah skor hasil observasi
P (%) ¿ x 100%
Jumlah skor maksimal
49
P (%) = x 100
55
= 83,6

Kriteria:
Presentase Kriteria
Keterlaksanaan Pembelajaran (%)

0,0 - 24,9 Sangat Kurang


25 - 49,9 Kurang
50 – 74,9 Sedang
75 – 100 Baik
(Arikunto, 2002).

Kendari, Agustus 2020


Peneliti

WA ODE SITI NUHALIJA


NIM. A1L1 16 041
111

LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK GURU
PADA KELAS XI IPA1
Mata Pelajaran : Kimia
Nama Peneliti : WA Ode Siti Nurhalija
Materi : Kekhasan atom karbon
Pertemuan : Pertama
Observer :
Petunjuk :
Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai menurut bapak/ibu terhadap aktivitas guru
dalam melakukan pembelajaran di kelas. Dengan keterangan sebagai berikut:

No Aspek yang diamati Skor


0 1 2 3 4
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan √
doa kemudian menyapa siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa √
3. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk √
memulai pembelajaran
4. Guru melakukan apersepsi dan memberikan √
motivasi kepada siswa melalui tanya jawab
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, √
menyampaikan kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator dan langkah-langkah
pembelajaran pada pertemuan yang sedang
berlangsung
Kegiatan Inti
6. Guru memberikan gambaran awal tentang √
kekhasan atom karbon.
7. Guru membagi siswa ke dalam beberapa √
kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 siswa
8. Guru membagikan LKS kepada masing- √
masing kelompok
9. Guru meminta siswa untuk mengamati slide √
10. Guru meminta siswa untuk mengamati masalah √
yang ada pada LKS
11. Guru menjelaskan secara singkat tentang √
materi kekhasan atom karbon.
12. Guru membimbing setiap kelompok siswa √
untuk mengidentifikasi materi kekhasan atom
karbon dan membuat kesimpulan tentang
materi yang dipelajari
13. Guru meminta siswa membuat laporan √
112

kegiatan pengamatannya untuk dipresentasikan


di depan kelas
14. Guru memberikan komentar berkaitan dengan √
jalannya diskusi dan memberikan penguatan
serta meluruskan hal-hal yang kurang tepat
Kegiatan Penutup
15. Guru beserta siswa melakukan refleksi √
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan
16. Guru memberikan pekerjaan rumah √
17. Guru menyampaikan materi pelajaran yang √
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
18. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa √
dan memberi salam
Skor perolehan - - 30 32
Skor Hasil Observasi 52
Skor Maksimal 65
Perhitungan Skor Keterlaksanaan Pembelajaran Guru
Jumlah skor hasil observasi
P (%) ¿ x 100%
Jumlah skor maksimal
52
P (%) =
65
x 100 = 80
Kriteria:
Presentase Kriteria
Keterlaksanaan Pembelajaran (%)
0,0 - 24,9 Sangat Kurang
25 - 49,9 Kurang
50 – 74,9 Sedang
75 – 100 Baik
(Arikunto, 2002).

Kendari, Agustus 2020


Peneliti

WA ODE SITI NUHALIJA


NIM. A1L1 16 041
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK GURU
PADA KELAS XI IPA1
Mata Pelajaran : Kimia
Nama Peneliti : WA Ode Siti Nurhalija
Materi : Tata Nama Senyawa Hidrokarbon
Pertemuan : Kedua
Observer :
Petunjuk :
Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai menurut bapak/ibu terhadap aktivitas guru
dalam melakukan pembelajaran di kelas. Dengan keterangan sebagai berikut:

No Aspek yang diamati Skor


0 1 2 3 4
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan √
doa kemudian menyapa siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa √
3. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk √
memulai pembelajaran
4. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab √
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa √
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, √
kompetensi inti, kompetensi dasar,
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
dan indikator pada pertemuan yang sedang
berlangsung.
Kegiatan Inti
7. Guru memberikan gambaran awal tentang tata √
nama senyawa hidrokarbon.
8. Guru membagi siswa ke dalam beberapa √
kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 siswa
9. Guru membagikan LKS kepada masing- √
masing kelompok
10. Guru meminta siswa untuk mengamati masalah √
yang ada pada LKS
11. Guru menjelaskan secara singkat tentang √
materi tata nama senyawa hidrokarbon dan
setiap siswa dapat menjelaskan langkah-
langkah penamaan senyawa lakana, alkena,
dan alkuna.
12. Guru menyuruh Siswa memberikan contoh √
senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
13. Guru membimbing setiap kelompok dalam √
114

menentukan penamaan senyawa lakan, alkena,


dan alkuna. Serta embuat kesimpulan tentang
materi yang dipelajari
14. Guru meminta siswa membuat laporan √
kegiatan pengamatannya untuk dipresentasikan
di depan kelas
15. Guru memberikan komentar berkaitan dengan √
jalannya diskusi dan memberikan penguatan
serta meluruskan hal-hal yang kurang tepat
Kegiatan Penutup
16. Guru memberikan pekerjaan rumah √
17. Guru menyampaikan materi pelajaran yang √
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
18. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa √
dan memberi salam
Skor perolehan - - 33 28
Skor Hasil Observasi 61
Skor Maksimal 65
Perhitungan Skor Keterlaksanaan Pembelajaran Guru
Jumlah skor hasil observasi
P (%) ¿ x 100%
Jumlah skor maksimal
61
P (%) = x 100 = 93,8
65
Kriteria:
Presentase Kriteria
Keterlaksanaan Pembelajaran (%)
0,0 - 24,9 Sangat Kurang
25 - 49,9 Kurang
50 – 74,9 Sedang
75 – 100 Baik
(Arikunto, 2002)

Kendari, Agustus 2020


Peneliti

WA ODE SITI NUHALIJA


NIM. A1L1 16 041
115

LEMBAR ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN


KIMIA DENGAN PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN SAINTIFIK

Nama :

Kelas :
Petunjuk
Sekolah Pengisian:
:

1. Tuliskan identitas anda dengan lengkap


2. Bacalah pernyataan berikut ini dengan baik dan benar
3. Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pilihan anda
4. Kejujuran yang anda berikan merupakan salah satu keberhasilan penelitian ini

Pernyataan Skor
No Sangat Tidak Setuju Sangat
Tidak Setuju( (3) Setuju
setuju 2) (4)
(1)
1 Dengan model discovery learning √
saya memiliki kemauan yang tinggi
untuk mengikuti proses pembelajaran
2 Pembelajaran kimia yang disajikan √
tidak membosankan karena berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari
3 Dengan model discovery learning √
saya merasa lebih mudah memahami
materi pembelajaran yang diberikan
oleh guru
4 Selama pembelajaran pada materi √
pokok hidrokarbon dengan
menerapkan model discovery
learning, saya termotivasi untuk tetap
belajar
5 Belajar dalam kelompok, √
menggunakan model discovery
learning pada materi pokok
hidrokarbon dapat mengembangkan
kemampuan saya dalam proses
pembelajaran
6 Bila guru bertanya, saya ingin untuk √
menjawabnya meskipun jawabannya
salah
116

7 Saya merasa bosan mengikuti √


pembelajaran dengan menggunanakn
model discovery learning
8 Dalam belajar kelompok, saya √
merasa sulit untuk memahami materi
pokok hidrokarbon.
9 Dengan model pembelajaran √
discovery learning saya lebih percaya
diri dalam mengemukakan pendapat
10 Dengan model pembelajaran √
discovery learning saya dapat belajar
bersama teman dengan lebih baik
117

LAMPIRAN. ANALISIS ANGKET RESPON SISWA

Data Analisis Angket Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran


Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning.
Item Sko
No. Nama % Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 r
1 ANNA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75 Baik
Sangat
2 FBN 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 33 82,5 Baik
Sangat
3 FL 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 36 90 baik
4 FRA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75 Baik
Sangat
5 IS 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 35 87,5 baik
Sangat
6 ISRA 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 36 90 baik
Sangat
7 AYU 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 33 82,5 baik
8 JM 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77,5 Baik
Sangat
9 JF 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 35 90 baik
Sangat
10 KJ 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 33 82,5 baik
11 LM 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75 Baik
12 LK 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77,5 Baik
13 LALA 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 33 82,5 Baik
Sangat
14 M 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 36 90 Baik
15 MA 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 32 80 Baik
16 RL 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 32 82,5 Baik
Sangat
17 SA 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 35 87,5 Baik
Sangat
18 SH 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 37 92,5 baik
19 TU 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 34 85 Baik
Sangat
20 WH 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 35 87,5 baik
Sangat
21 WT 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 37 92,5 baik
22 WL 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 33 87,5 Baik
23 WN 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 35 75 Baik
83,9 Sangat
Skor Total 772
1 Baik
118

Skor maksimal persiswa = 4 x 10


skor
Persentase respon persiswa = x 100 %
40
Skor maksimul untuk keseluruhan item dari 23 siswa = 40 x 23 = 920
total skor
Presentase keseluruhan = x 100 %
skor maksimul
772
= 920 x 100%
= 83,91 %
119

Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Kelas XI IPA1


120
121
122
123

Anda mungkin juga menyukai