Abstract:
The purpose of this research was to improve the activity and student
learning outcomes in learning chemistry material especially
hydrocarbons using cooperative learning model type chips talking
with media aided molymod simple. This research is a classroom action
research that teachers as teachers and researchers along with four
observers observe the process of learning that takes as much as two
cycles. Subjects in this study were class XB SMA Negeri 4 Sungai
Raya consists of 33 students. Data was collected by using a
measurement technique of learning outcomes and observations.
Indicators of success of this study of pre-action to do the first cycle
and the second cycle is an increase in activity and student learning
outcomes of ≥50%. The results showed that the use of cooperative
learning model talking chips aided simple molymod media can
increase the activity and student learning outcomes. The percentage of
student activity increased from 31.66% in the first cycle to 51.66% in
the second cycle. The percentage of student learning outcomes
increased from 48.48% in the first cycle to 84.84% in the second cycle.
mata pelajaran yang diajarkan adalah dengan rinci, namun hasil belajar
ilmu kimia. Siswa kesulitan belajar siswa masih rendah. Hal ini didukung
kimia karena karakteristiknya berbeda juga oleh hasil ulangan harian siswa
dengan ilmu lain diantaranya bersifat pada materi kimia lainnya, salah
abstrak. Menurut pendapat Ashadi satunya yaitu hidrokarbon. Pada tahun
(2009) bahwa kesulitan pada pelajaran ajaran 2014/2015, hanya ada 4 siswa
kimia disebabkan banyaknya konsep- yang mencapai Kriteria Ketuntasan
konsep yang abstrak. Hal ini Minimum (KKM) sebesar 75 dari 25
berdampak pada aktivitas dan hasil siswa, hal ini menunjukan bahwa
belajar siswa. materi hidrokarbon masih sulit bagi
Berdasarkan hasil wawancara siswa sehingga hasil belajarnya masih
dengan guru kimia SMA Negeri 4 di bawah KKM.
Sungai Raya, pembelajaran secara Berdasarkan wawancara lebih
diskusi pernah dilakukan namun guru lanjut dengan guru kimia pada tanggal
cenderung menggunakan metode 21 Februari 2016, guru menjelaskan
ceramah dalam proses pembelajaran bahwa penyebab rendahnya hasil
dan tidak menggunakan media sebagai belajar siswa yaitu siswa kesulitan
alat bantu saat mengajar. Rata-rata dalam menentukan tatanama senyawa
aktivitas awal siswa sebesar 12,5%. hidrokarbon. Selain itu, media belajar
Hal ini didukung oleh pendapat yang terbatas tentu akan membuat
Dimyati dan Mudijono (2009) bahwa siswa bosan dan guru memaparkan
siswa baru akan dikategorikan cukup bahwa guru menginginkan adanya
aktif jika ≥40% melakukan aktivitas model pembelajaran serta media yang
tersebut. Dari hasil refleksi dengan menarik, sehingga dapat efektif
guru setelah pembelajaran pada meningkatkan hasil belajar siswa pada
tanggal 10 Februari 2016, guru pembelajaran hidrokarbon, sebagai
menyadari bahwa metode ceramah tambahan sumber belajar siswa yang
yang digunakan tidak dapat nantinya akan meningkatkan kemauan
mengaktifkan siswa dalam siswa untuk bekerjasama dalam
pembelajaran dan guru menginginkan pembelajaran.
proses pembelajaran yang lebih baik Salah satu model pembelajaran
dari sebelumnya agar aktivitas di kelas yang membuat siswa lebih aktif adalah
XB lebih meningkat.Menurut Yanti pembelajaran kooperatif tipe talking
(2008) pembelajaran yang terpusat chips. Pembelajar kooperatif tipe
pada guru akan menyebabkan talking chips pertama kali
kurangnya interaksi guru dengan dikembangkan oleh Spencer Kagan
siswa, sehingga pemahaman siswa pada tahun 1992. Di dalam talking
kurang dan tidak terlibat secara aktif chips siswa dibagi dalam kelompok-
dalam membangun pengetahuan, kelompok kecil sekitar 4-5 orang
sikap, dan perilaku. perkelompok.Dalam kelompoknya
Selain aktivitas siswa, masalah para siswa diminta untuk
yang dihadapi oleh guru adalah mendiskusikan suatu masalah atau
ketuntasan hasil belajar siswa bahwa materi pelajaran.Kemudian setiap
lebih dari 70% siswa kelas X tidak kelompok diberikan 4-5 kartu yang
tuntas pada materi ikatan kimia. Guru digunakan untuk siswa
telah menjelaskan materi kimia berbicara.Setelah siswa
3
Rata-rata 51,66%
yang aktif dalam proses pembelajaran aktivitas siswa siklus I dan siklus II
yang diukur menggunakan lembar dapat dilihat pada Grafik 1.
observasi aktivitas. Peningkatan
60%
50% 51.66%
50%
aktivitas siswa
40%
31.66%
30%
20%
10%
0%
indikator keberhasilan siklus 1 siklus 2
proses pembelajaran
90% 84.84%
80%
70%
hasil belajar siswa
60% 50% 48.48%
50%
40%
30% Series1
20%
10%
0%
indikator keberhasilan siklus 1 siklus 2
proses pembelajaran
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa tipe talking chips dengan berbantuan
keaktifan siswa dalam pembelajaran media molymod sederhanadapat
berkaitan erat dengan hasil belajar. meningkatkan aktivitas belajar siswa
Hasil observasi menunjukkan dalam mengikuti proses pembelajaran
bahwa siswa yang diajarkan dengan pada materi hidrokarbon sebesar 20%
metode kooperatif tipe talking chips dengan persentase ketuntasan
berbantuan media molymod sederhana 31,66%pada siklus 1 menjadi 51,66%
memiliki penguasaan materi yang pada siklus II dan telah mencapai
lebih baik jika dibandingkan dengan indikator aktivitas yaitu ≥50%.
siswa yang diajarkan dengan metode
biasa. Pemberian metode ini memicu Selain aktivitas, model
siswa dapat belajar dari temannya dan pembelajaran kooperatif tipe talking
sekaligus membelajarkan temannya, chips dengan berbantuan media
sehingga saling timbul ketergantungan molymod sederhana dapat
positif. meningkatkan hasil belajar siswa
Salah satu peningkatan hasil dalam mengikuti proses pembelajaran
belajar siswa disebabkan terjadinya pada materi hidrokarbon sebesar
diskusi antar kelompok.Hal ini 36,36% dengan persentase ketuntasan
dikarenakan pembentukan kelompok 48,48% pada siklus 1 menjadi 84,84%
yang heterogen berdasarkan perbedaan pada siklus II dan telah mencapai
kemampuan akademis dan jenis indikator ketuntasan hasil belajar yaitu
kelamin.Pembentukan kelompok ≥ 50%.
heterogen memberikan dampak positif
karena dalam pembelajarannya terjadi SARAN
beberapa interaksi antar siswa yang Berdasarkan tindakan yang telah
dapat menguntungkan baik untuk guru dilakukan pada saat penelitian
maupun untuk siswa.Yang pertama, tindakan kelas, agar dapat menjadi
kelompok heterogen memberikan perbaikan-perbaikan untuk peneliti
kesempatan untuk saling mengajar dan yang berikutnya, maka saran-saran
saling mendukung.Kedua, kelompok dari peneliti adalah: 1) Pembelajaran
ini meningkatkan relasi dan interaksi model kooperatif tipe talking chips
antar ras, etnik dan gender. dengan berbantuan media molymod
Berdasarkan hasil penelitian dan sederhana dapat menjadi salah satu
secara keseluruhan penelitian tindakan alternatif bagi guru untuk
kelas menggunakan model menyampaikan materi hidrokarbon
pembelajaran kooperatif tipe talking karena dapat meningkatkan aktivitas
chips dengan berbantuan media dan hasil belajar siswa. 2) Pada
molymod sederhana dapat pelaksanaan pembelajaran dengan
meningkatkan aktivitas dan hasil model kooperatif tipe talking chips
belajar siswa. dengan berbantuan media molymod
sederhana, guru benar-benar harus
SIMPULAN DAN SARAN aktif berkeliling dan mengontrol siswa
SIMPULAN sehingga guru dapat dengan mudah
Berdasarkan hasil penelitian yang menjawab semua pertanyaan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan diajukan siswa. 3) Pengalokasian
bahwa model pembelajaran kooperatif waktu untuk setiap tahap pembelajaran
11