Anda di halaman 1dari 141

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI


SMA KPG KHAS PAPUA MERAUKE

PROPOSAL

MEGA ASHARY AL MAHDALY


NPM 2016-84-204-004

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL

Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap


Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMA KPG Khas Papua Merauke

Nama : Mega Ashary Al Mahdaly

NPM : 2016-84-204-004

Jurusa : Pendidikan Kimia


n Mengetahui,

Nama Tanda Tangan Tanggal


Evy Nurvitasari, S.Pd.,M.Pd.
(Pembimbing 1)
………………………. ……………….......

Rosalinda .Z.
Maarebia,S.Pd,.M.Si
(Pembimbing 2) ……………………….. …………………...

Merauke, Mei 2020

Mengesahkan, Menyetujui,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Pendidikan

Drs. Lay Riwu, M.Hum Abraham L. Rettob, S.T., M.Sc


NIP. 19650907 199403 1 007 NIDN. 0025028205

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan Rahmat-Nya sehingga akhirnya saya berhasil mengerjakan dan

menyelesaikan proposal dan dapat di susun dengan baik. Dengan judul Proposal:

‘‘PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA

KPG KHAS PAPUA MERAUKE’’. Harapan peneliti semoga proposal ini

membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga

peniliti dapat memperbaiki susunan isi proposal ini sehingga kedepannya dapat

lebih baik.

Saya menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna.

Penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan

saran masih sangat diperlukan untuk perbaikan proposal ini. Semoga proposal ini

dapat memberikan manfaat seperti yang diharapkan. Akhir kata saya sampaikan

terimakasih kepada semua pihak. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa

meridhai segala usaha kita, Amin.

Merauke,……….2020

iii
DAFTAR ISI

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas yang berdimensi luas, kompleks, dan banyak factor yang

mempengaruhinya disebut pendidikan. Pendidikan sebagai suatu proses

kognitif tidak dapat dipisahkan dari berjalannya pembelajaran di kelas, dari

sudut pandang belajar yang pelakunya adalah peserta didik/siswa yang

melakukan aktivitas belajar dalam kelas (Syazali, 2015).

Fenomena pendidikan di negara Indonesia sejauh ini hanya menuntaskan

materi yang ada di dalam kurikulum dan siswa juga hanya mementingkan

dan mengejar nilai ketuntasan belajar yang diraih di dalam kelas. Sekolah

kurang memperhatikan dan mementingkan kualitas sumber daya manusia

(SDM) itu sendiri, sehingga mutu pendidikan jauh dari apa yang diharapkan

(Destalina, Ali, & Palloan, 2019). Apabila taraf pendidikan rendah maka

kualitas sumber daya manusia akan dianggap kurang mampu untuk

bersaing. Sehingga diperlukan suatu peningkatan kualitas pendidikan

dengan dilakukannya upaya perbaruan, salah satunya dengan melakukan

pembaharuan kurikulum (Magdalena, Mulyani, & Hayus, 2014).

Pembaharuan kurikulum yang dimaksud yaitu upaya pemerintah dalam

menerapkan kurikulum yang awalnya KTSP menjadi K13. Diharapkan

dengan penggunaan K13 dapat menghasilkan individu-individu yang

berguna, kreatif, dan inovatif. Hal ini dikarenakan kurikulum 2013

mengajarkan anak didik untuk berpikir kritis, kreatif dan mandiri dalam

1
proses pembelajaran di sekolah sehingga guru hanya sebagai fasilitator.

Dalam kurikulum 2013 juga dianjurkan menggunakan model pembelajaran

yang beberapa diantaranya yaitu Discovery Learning, Problem Based

learning, dan Inquiry Learning.

Konsep model pembalajaran itu sendiri, menurut Trianto (dalam Afandi,

Chamalah, & Wardani Puspita, 2013), adalah suatu pola perencanaan yang

digunakan sebagai patokan dalam perencanaan pembelajaran tutorial atau

pembelajaran di kelas. Selain itu model pembelajaran yaitu pola perencanaan

yang digunakan untuk pembelajaran intekatif dalam ruangan kelas atau

kumpulan tutorial, dan membuat bahan-bahan pembelajaran termasuk

didalamnya adalah buku, flim, rekaman, program dengan media komputer

serta kurikulum (Joyce, 2008).

Dengan penggunaan model pembelajaran yang membuat siswa fokus dan

membuat seluruh siswa saling membantu dalam kelompok diharapkan dapat

menghasilkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang lebih baik. Model

pembelajaran yang tepat dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikan

permasalahan dalam pembelajaran dan mempermudah siswa dalam

mengingat kembali materi yang dipelajari. Model pembelajaran yang dapat

digunakan yaitu model pembelajaran discovery learning. Model pemecahan

masalah atau model pembelajaran discovery learning yang akan bermanfaat

bagi siswa dimana model pembelajaran ini berpusat atau menitikberatkan

pada penemuan oleh siswa itu sendiri. Model pembelajaran ini dilakukan

dengan berdiskusi untuk melatih siswa agar mandiri, berani untuk

2
menyatakan pendapatnya, menanggapi penjelasan baik dari guru maupun

teman, bertanya mengenai sesuatu yang belum dipahami dan lebih aktif

dalam menemukan konsep-konsep materi dalam pembelajaran di kelas, hal

ini membantu meningkatkan aktivitas belajar peserta didik (Fitriani, Afifah,

& Brahmana, 2015). Aktivitas belajar yang meningkat akan berpengaruh pada

hasil belajar siswa, siswa yang keaktifannnya tinggi akan mendapatkan hasil

belajar yang baik. Apabila seorang siswa aktif dan mendapatkan hasil belajar

yang baik, diharapkan menjadi motivasi bagi siswa yang pasif , sehingga

seluruh siswa berperan aktif saat proses pembelajaran

Kimia merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa SMA. Mata pelajaran

kimia memiliki tujuan penting salah satu tujuan tersebut adalah peserta didik

memahami prinsip, hukum, konsep, dan teori kimia serta implementasi agar

dapat menuntaskan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pada

beberapa sekolah yang mata pelajaran kimia masih menjadi suatu

permasalahan bagi peserta didik (Nuryanto, Utami, & Saputro, 2015).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan melalui wawancara dengan

guru kimia di SMA KPG Khas Papua Merauke. Diketahui bahwa hasil belajar

siswa kelas XI MIPA dalam ujian semester I 2019/2020 pada mata pelajaran

kimia tergolong rendah, hanya 41% dari 17 siswa yang nilai kimia sama

dengan atau diatas KKM. Adapun KKM yang di tetapkan untuk mata

pelajaran kimia yaitu 73.

3
Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa

Jumlah Siswa Lulus


7
KKM
Jumlah Seluruh Siswa 17
Presentase 41 %

Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa kelas XI MIPA tersebut

diartikan sebagai kurang berhasilnya proses pembelajaran kimia di kelas.

Adapun permasalahan-permasalahan yang ditemui saat proses pembelajaran

kimia berlangsung :

1. Permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas belajar, diantaranya yaitu

saat proses pembelajaran kimia berlangsung siswa dapat mengikuti akan

tetapi terkadang siswa kurang fokus dan cenderung melakukan aktivitas

lain seperti bermain.

2. Keaktifan siswa yang kurang pada saat pembelajaran, hal ini dapat dilihat

ketika guru mengajukan pertanyaan hanya ada satu atau dua siswa yang

aktif menjawab atau bertanya pada guru sehingga pemahaman siswa masih

kurang.

3. Rata-rata kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran sebagian besar

masih dibawah rata-rata.

4. Kurangnya pemanfaatan model pembelajaran, guru menerapkan metode

pembelejaran yang disesuaikan dengan materi yang akan di ajarkan antara

lain metode ceramah, latihan soal, diskusi dan praktikum.

4
5. Kemudian masalah terakhir adalah keterbatasan sumber belajar peserta

didik yang menjadi kendala pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, diperlukan sebuah solusi untuk

memperbaiki kualitas proses pembelajaran. sehingga memerlukan suatu model

pembelajaran yang tepat agar siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran

kimia serta memahami dan mengembangkan pengetahuannya sendiri yang

dapat berpengaruh pada aktivitas dan hasil belajar siswa, sehingga peneliti

tertarik ingin melakukan penelitian eksperimen untuk mengetahui “ Pengaruh

Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar

siswa kelas XI SMA KPG Khas Papua Merauke”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang menjadi fokus

pada penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh model pembelajaran

discovery learning terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA

KPG Khas Papua Merauke ?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap

aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA KPG Khas Papua Merauke.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan pada penelitian ini baik secara teoritis

maupun praktis yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

5
a. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan bantuan ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang Pendidikan.

b. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan literatur untuk

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dapat mempermudah siswa dalam proses belajar kimia dengan

menggunakan model pembelajaran discovery learning.

b. Bagi Guru

Menambah pengetahuan guru tentang penggunaan model pembelajaran

discovery learning dan dapat mengimplementasikan model tersebut

dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari sehingga guru mendapatkan

pengalaman langsung melalui model pembelajaran tersebut.

c. Bagi sekolah

Diharapkan ini penelitian dapat menjadi masukan dan pertimbangan

dalam mengembangkan hal-hal yang mempunyai kaitan dengan

pembelajaran khususnya dalam penggunaan model pembelajaran dalam

pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Kimia

Pada kehidupan manusia hakikat belajar dan pembelajaran tidak

terpisahkan, belajar dan pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan

oleh manusia. Manusia dapat mengembangkan kemampuan yang ada dalam

dirinya jika ia belajar. Belajar merupakan suatu proses perubahan sikap yang

dialami manusia antara lain perubahan kecenderungan manusia, seperti

perubahan kemampuannya, nilai, tingkah laku, dan minat. Perubahan

kemampuannya yaitu peningkatan kemampuan untuk melakukan jenis kinerja

yang akan menghasilkan pengalaman bagi individu itu sendiri dalam

berhubungan dengan lingkungan sekitarnya (Suyono & Hariyanto, 2011).

Adapun menurut Tintin (2019) menyatakan belajar ialah sebagai suatu

perubahan sikap atau tingkah laku manusia yang dilakukan dengan berbagai

bentuk aktivitas seperti yang belum bisa melakukan menjadi bisa melakukan

atau yang belum mengetahui menjadi tahu. Seseorang yang melakukan

aktivitas dalam keadaan sadar dan sengaja agar paham, dan memperoleh

suatu pengetahuan atau konsep yang memungkinkan terjadinya perubahan

sikap atau sifat yang relatif baik dalam merasa, bertindak, maupun dalam

berpikir termaksud sebagai proses belajar (Susanto, 2013 ).

7
Sedangkan menurut M. Afandi, dkk (2013) menyatakan belajar adalah

kegiatan terencana baik didalam maupun di luar ruangan yang dilakukan

secara sadar antara pendidik atau guru dengan anak didik untuk

meningkatkan kemampuan anak didik. Interaksi antara pendidik dengan anak

didik di lingkungan sekolah yang dilakukan dengan sadar dan terencana yang

dilaksanakan dalam kelas maupun luar kelas dalam rangka untuk

meningkatkan kemampuan anak didik. Demikian dapat disimpulkan belajar

merupakan sebuah proses siswa berupaya mendapatkan suatu perubahan

perilaku yang biasanya bersifat tetap untuk memperoleh pengalaman dan

pengetahuan, pemahaman dan keterampilan bagi siswa yang belajar.

Pembelajaran dapat diartikan dari beberapa sudut pandang diantaranya

yaitu teori behavioristik, teori kognitif dan teori interaksional. Pada teori

behavioristik pembelajaran diartikan sebagai optimalisasi lingkungan sebagai

stimulus belajar dalam rangka mengubah tingkah laku siswa. Pada teori

kognitif pembelajaran sering kali dikatakan sebagai proses belajar yang

dibuat oleh guru guna menumbuhkan refleksi berpikir kreatif siswa sehingga

nantinya kemampuan siswa akan meningkat. Hal ini berguna dalam

meningkatkan kemampuan penguasaan siswa pada pelajaran dan

memudahkan siswa untuk membangun sebuah pengetahuan yang baru

diperolehnya. Sedangkan berdasarkan teori interaksional pembelajaran

dimaknai menjadi proses hubungan timbal-balik antara guru dan siswa serta

sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar (Abidin, 2014a).

8
Pembelajaran mempunyai tujuan agar para siswa dalam memperoleh

suatu ilmu dan pengetahuan, proses dalam membentuk sikap seseorang, serta

proses dalam membentuk sikap. Hal ini, diberikan oleh para guru pada saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Pelajaran IPA, adalah sebuah ragam ilmu yang berkaitan dengan upaya

untuk memahami fenomena-fenomena alam secara sistematis, yang termasuk

salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam adalah kimia. Mata pelajaran

kimia di SMA adalah mata pelajaran yang mempelajari sesuatu tentang unsur

yang mencakup energi zat yang menyangkut kemampuan dan pikiran. Selain

energi zat, adapun juga mencakupi komposisi, sifat, struktur, perubahan, dan

dinamika. Ada dua hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kimia dan saling

berkaitan yaitu kimia sebagai proses yang meliputi sikap dan keterampilan

yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan, serta kimia sebagai produk yang berbentuk prinsip, hukum,

konsep, fakta dan teori temuan ilmuwan.(Yayan, 2013).

Dengan demikian, pembelajaran kimia berarti segala upaya kegiatan

yang dilakukan guru mata pelajaran kimia, dilaksanakan dengan semenarik

mungkin agar siswa memperoleh pengalaman baru di bidang kimia sehingga

menimbulkan suatu perubahan terkait pengetahuan, keterampilan,

pemahaman, serta nilai-nilai sikap dalam diri siswa terhadap kimia.

9
2. Model Pembelajaran

Joyce & Weil (dalam Rusman, 2014) mengemukakan bahwa model

pembelajaran merupakan pola yang direncanakan dan disusun menjadi

pembelajaran jangka panjang, guru membimbing dan merancang bahan

pembelajaran serta mengarahkan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam

kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan para guru, dalam

memilih model pembelajaran haruslah efisien dan disesuaikan dengan materi

agar mencapai tujuan Pendidikan.

Menurut Abdullah (2013) model pembelajaran adalah suatu konsep

berbentuk prosedur terstruktur atau pola desain yang dibuat berdasarkan

konsep, dan digunakan untuk mengorganisasikan proses pembelajaran dalam

kelas untuk mencapai tujuan belajar. Lebih lanjut Soekamto, dkk.(dalam

Nurulwati, 2000) menyatakan yang dimaksud dengan model pembelajaran,

yaitu suatu konsep yang menggambarkan prosedur terstruktur dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar,

dan dijadikan pedoman oleh para perancang pembelajaran dan guru dalam

merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah prosedur atau langkah-langkah terstruktur dalam proses

pembelajaran yang mempunyai tujuan pengajaran, tahap-tahapan proses

pembelajaran, dan pengelolaan dalam kelas. Selain itu memiliki fungsi

sebagai pegangan guru dalam melakukan pembelajaran di kelas, beserta

perangkat yang digunakan pada setiap model pembelajaran tersebut. Model

10
pembelajaran memiliki ciri utama antara lain adanya sintaks atau tahapan

pembelajaran.

a) Model Discovery Learning

1. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning

Jerome Bruner merupakan seorang ahli psikologi yang pertama kali

mengembangkan model pembelajaran discovery learning. Bruner lahir di

New York pada tahun 1915. Jerome Bruner menyarankan agar peserta didik

belajar sendiri atau mandiri dengan aktif terlibat dalam kegiatan penemuan

konsep agar mereka melakukan percobaan untuk menemukan prinsip dan

konsep sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan dan memperoleh

suatu pengalaman (Mubarok & Sulistyo, 2014).

Model ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu observasi,

pengelompokkan, pengukuran, perkiraan, penentuan dan menyimpulkan

(Inferring). Melalui beberapa tahapan tersebut proses ini disebut sebagai

proses kognitif, sedangkan discovery sendiri merupakan proses mental konsep

dan prinsip asimilasi dalam pikiran (Wahjudi, 2015)

Menurut Nopiyanti (2017), model discovery learning adalah model yang

mengembangkan cara belajar aktif peserta didik dalam proses pembelajaran

di kelas, menuntut peserta didik aktif mencari, menemukan, dan menyelidiki

sendiri konsep-konsep atau prinsip yang hendak dipelajari, sehingga

11
mewujudkan suatu pengalaman baru dan membuat pembelajaran lebih

berguna dan tahan lama lama dalam ingatan.

Sedangkan Abidin (2014) mendefinisikan discovery sebagai tahapan

pembelajaran yang menuntut peserta didik menyingkapi beberapa informasi

yang diperlukan karena materi yang disajikan belum tuntas sehingga peserta

didik harus melengkapi materi ajar yang hendak dipelajari. Pada model ini

siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran yang akan membangkitkan

gairah belajar peserta didik.

Discovery learning disebut juga belajar inquiry karena kegitan belajar ini

lebih bersifat aktif dan ada sejumlah proses mental yang dilakukan siswa.

Ada beberapa bentuk belajar discovery, yaitu : melakukan diskusi, melakukan

tanya jawab, melakukan observasi, mengadakan eksperimen, mewawancarai

narasumber, melakukan latihan-latihan soal, melakukan simulasi,

menyediakan permainan, mengerjakan tugas-tugas, mengadakan percobaan

sederhana serta memecahkan masalah (Nugraha, 2005).

Terdapat perbedaan discovery dan inquiry antara lain pada pembelajaran

inquiry guru menghadapkan siswa dengan masalah nyata yang diambil dari

kehidupan sehari-hari, sehingga akan mampu membekali siswa denga

keterampilan, sikap dan pengetahuan yang dibutuhkan siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada pembelajaran discovery guru

menghadapkan peserta didik dengan suatu permasalahan yang direkayasa.

Penerapan belajar discovery paling baik dilaksanakan dalam kelompok

belajar kecil, hal ini memudahkan guru untuk melibatkan hampir semua siswa

12
dan mempermudah guru memantau selama proses pembelajaran berlangsung,

sehingga menuntut guru agar memiliki keterampilan untuk membimbing

siswa dalam memeriksa kesulitan siswa dan memberi bantuan kepada siswa

dalam memecahkan masalah (Hamalik, 2004).

Dengan beberapa pendapat diatas, disimpulkan bahwa model discovery

learning merupakan model yang menutut siswa secara aktif belajar mandiri

dalam pembelajaran di kelas, menuntut siswa berpikir kritis, dan menemukan

prinsip sendiri. Hal ini dilakukan dengan diskusi secara berkelompok untuk

mengerjakan tugas-tugas atau latihan soal serta memecahkan masalah. Tujuan

penerapan model discovery learning agar dapat merubah gaya belajar siswa

yang awalnya berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sehingga yang

awalnya keadaan belajar siswa pasif menjadi aktif dan kreatif.

2. Langkah-langkah Model Discovery Learning

Berikut merupakan langkah-langkah model pembelajaran discovery

learning :

Menurut Bruner (dalam Bahri & Zain, 2006). Prosedur yang harus

diperhatikan pada penggunaan model discovery yaitu:

a. Simulasi (Simulation)

Pada tahap pertama, pendidik akan mengajukan beberapa pertanyaan atau

peserta didik diarahkan untuk mendengarkan atau membaca materi yang

mengandung permasalahan.

b. Pernyataan masalah (Problem statement)

13
Pada tahap kedua, peserta didik akan diberikan waktu untuk

mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada dalam lembar kerja.

Pada permasalahan yang dipilih harus fleksibel atau mudah untuk

dipecahkan dan juga menarik. Permasalahan yang dipilih oleh peserta

didik dirumuskan kedalam hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban

sementara atas pernyataan yang diajukan.

c. Pengumpulan data/ Informasi (Data collection)

Pada tahap ketiga, pendidik memberikan waktu kepada peserta didik

untuk melakukan pengumpulan data atau informasi dari berbagai sumber.

Pengumpulan dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan

narasumber, observasi atau pengamatan objek, melakukan eksperimen

atau uji coba sendiri, membaca literatur. Pengumpulan data dilakukan

sebagai pembuktian benar tidaknya hipotesis yang telah dirumuskan.

d. Pengolahan data (Data processing)

Pada tahap keempat, semua data yang didapatkan anak didik dari hasil

pengumpulan informasi, observasi, wawancara dan sebagainya.

Semuanya akan diolah, diacak, dikelompokkan, disusun, dan dilakukan

perhitungan dan ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

e. Verifikasi/Pembuktian (Verification)

Pada tahap kelima, melakukan pengecekan terhadap informasi yang telah

diperoleh, hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya kemudian

dibuktikan, apakah terjawab atau tida, terbukti atau tidak. Pada tahap ini

14
siswa akan melakukan pemeriksaan secara teliti dan menjawab

permasalahan kembali serta mempresentasikan hasil diskusinya.

f. Generalisasi (Generalization)

Pada tahap selanjutnya peserta didik belajar menarik kesimpulan,

berdasarkan hasil verifikasi

Selanjutnya menurut Aulia, Akbar, & Yulati (2017) langkah-langkah

model pembelajaran discovery learning yaitu :

a. Pada tahap pertama, guru memberikan rangsangan kepada siswa dan

menyajikan materi yang akan dikaji, menyampaikan tujuan

pembelajaran, memotivasi peserta didik, dan memberikan penjelasan

singkat serta beberapa pertanyaan.

b. Pada tahap kedua, siswa ditugaskan mengidentifikasi masalah dalam

lembar kerja atau permasalahan yang ada hubungan dengan bahan

pelajara, merumuskan masalah, dan menentukan hipotesis.

c. Pada tahap ketiga, siswa akan dibagi oleh guru kedalam beberapa

kelompok diskusi.

d. Pada tahap keempat, akan dilakukan kegiatan pengumpulan data oleh

siswa, setelah itu siswa akan mengolah data tersebut untuk

membuktikan jawaban sementara. Dalam pengolahan data guru

bertugas memfasilitasi siswa. Pada tahap ini siswa akan diminta untuk

membaca literatur, melakukan eksperimen, wawancara atau

mengamati objek.

15
e. Pada tahap kelima, siswa akan diarahkan oleh guru untuk membuat

kesimpulan yang didasari dengan hasil pengamatannya, dan

f. Pada tahap keenam, siswa diarahkan oleh guru untuk

mempresentasikkan hasil pengamatannya.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran discovery learning

menurut Mubarok & Sulistyo (2014) adalah sebagai berikut:

a. Siswa diajukan pertanyaan oleh guru yang meransang berpikir siswa

tersebut untuk mencari tahu jawaban dari pertanyaan, sehingga

mendorong keingintahuan siswa agar membaca buku dan melakukan

aktivitas lain.

b. Siswa diberikan waktu oleh guru untuk mengidentifikasi sebanyak

mungkin permasalahan yang berhubungan dengan bahan pelajaran

dan merumuskan dalam bentuk dugaan sementara.

c. Siswa diberikan waktu oleh guru untuk melakukan pengumpulan data

atau informasi agar dapat membuktikan benar tidaknya hipotesis

tersebut.

d. Selanjutnya, data atau informasi yang diperoleh siswa melalui

wawancara dengan narasumber, observasi, membaca literatur, dan

eksperimen akan diolah oleh guru.

e. Setelah guru mengolah data tersebut, guru akan memeriksa dengan

teliti untuk membuktikan benar atau tidak hipotesis yang dirumuskan

dengan hasil dan pengolahan informasi tersebut.

16
f. Guru menarik kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum yang berlaku

untuk semua masalah yang sama.

Menurut Hamiyah & Jauhar (2014), langkah-langkah model

pembelajaran discovery learning menurut sebagai berikut:

a. Guru mengidentifikasi yang diperlukan anak didik.

b. Guru menyeleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian

konsep dan generalisasi pengetahuan.

c. Guru menyeleksi masalah/tugas-tugas.

d. Guru membantu dan memperjelas masalah atau tugas anak didik, serta

peranan masing-masing anak didik.

e. Guru mempersiapkan alat-alat dan kelas yang diperlukan pada saat

proses belajar

f. Guru memeriksa pemahaman anak didik tentang permasalahan yang

akan dipecahkan.

g. Guru memberikan waktu kepada anak didik untuk melakukan kegiatan

penemuan atau eksperimen.

h. Guru memberikan bantuan informasi/data kepada anak didik jika

diperlukan oleh anak didik.

i. Guru membantu anak didik dalam menganalisis pertanyaan yang

mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.

17
j. Guru memberikan bantuan kepada dalam merumuskan masalah dan

menggeneralisasi hasil penemuan atau eksperimen.

Sejalan dengan pendapat para ahli penulis sependapat dengan model

discovery learning yang dikemukakan menurut Bruner (dalam Bahri &

Zain, 2006).

3. Kelebihan dan Kekurangan model discovery learning

Model pembelajaran discovery learning memiliki kelebihan dan

kekurangan yang akan dibahas sebagai berikut :

a. Kelebihan model discovery learning

Adapun kelebihan model discovery learning menurut Mutmainna &

Ferawati (2015) sebagai berikut :

1) Membantu siswa dalam mempersiapkan diri, mengembangkan, serta

menguasai keterampilan dalam kegiatan proses belajar di kelas.

2) Pengetahuan yang diperoleh siswa akan lama diingat, karena pengetahuan

tersebut didapatkan secara mandiri atau mencari sendiri yang bersifat

individual sehingga dapat kokoh tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

3) Membangkitkan gairah belajar siswa karena dituntut lebih aktif dalam

proses pembelajaran di kelas.

4) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju sesuai

dengan kemampuannya sendiri.

5) Menambah dan memperkuat kepercayaan diri siswa itu sendiri.

18
Menurut Sumantri (2010) , kelebihan model discovery learning

sebagai berikut :

1) Menuntut anak didik pada proses pengolahan data yang dilakukan oleh

anak didik itu sendiri. Anak didik berupaya mencari informasi sendiri

untuk menyelesaikan masalah.

2) Menambah konsep diri anak didik dengan temuan yang diperolehnya.

3) Memungkinkan untuk memperluas persediaan, memperbaiki dan

penguasaan keterampilan dalam proses pengetahuan seluruh anak didik.

4) Hasil temuan yang didapatkan siswa menjadi kepemilikannya dan tidak

mudah dilupakan siswa tersebut.

5) Pemanfaatan berbagai sumber belajar oleh siswa, sehingga guru bukan

satu-satunya sumber belajar.

Menurut (Kurniasih & Sani, 2014) terdapat beberapa kelebihan dari

model discovery learning yakni :

1) Tumbuhnya rasa untuk menyelidiki dan berhasil dalam memecahkan

permasalahan akan menimbulkan perasaan senang pada diri anak didik.

2) Anak didik terdorong untuk berpikir kritis dan bekerja atas pemikiran

sendiri.

3) Anak didik memanfaatkan berbagai sumper belajar dalam proses

pembelajaran.

b. Kekurangan discovery learning

19
1) Menuntut pendidik untuk merubah gaya mengajar yang awalnya sebagai

pemberi infomasi menjadi motivator, fasilitator, dan pembimbing sehingga

membutuhkan banyak waktu.

2) Tidak semua peserta didik mampu berpikir rasional, namun ada anak didik

yang kemampuannya masih terbatas.

3) Dalam proses belajar di kelas, tidak semua anak didik dapat mengikuti

pelajaran dengan menggunakan model ini. Terdapat kekurangan dari setiap

model pembelajaran, namun kekurangan tersebut dapat diminimalisir agar

berjalan secara optimal.

Menurut Sani (2014) mengemukakan penggunaan model

pembelajaran discovery lebih efisien bila terdapat hal-hal sebagai berikut :

1) Proses belajar dirangkai secara sistematis dengan teliti.

2) Pengetahuan dan keterampilan awal diperlukan peserta didik untuk belajar.

3) Dalam melakukan penyelidikan peserta didik membutuhkan dukungan dari

guru.

Untuk meminimalisir kekurangan pada model discovery learning, akan

diupayakan agar merencanakan kegiatan proses pembelajaran secara sistematis,

dalam kegiatan penemuan peserta didik difasilitasi oleh guru, dan guru

membangun pengetahuan awal peserta didik agar pembelajaran dapat berjalan

lancar

3. Aktivitas Belajar

a. Pengertian Aktivitas Belajar

20
Seseorang yang melakukan kegiatan dengan melibatkan semua panca

indra yang membuat seluruh anggota tubuh dan pikirannya terlibat dalam

proses belajar merupakan aktivitas belajar (Sardiman, 2010). Aktivitas belajar

yang bersifat mental maupun fisik tidak dapat dipisahkan dan kedua aktivitas

tersebut saling berkaitan dalam kegiatan belajar (Sardiman, 2014).

Menurut Ayuwanti (2017) aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan yang

saling memiliki kaitan dan menimbulkan perubahan dari pola belajarnya,

seperti dari yang tidak paham menjadi paham, dari yang tidak mampu

melakukan suatu kegiatan jadi mampu melakukan kegiatan tersebut dan lain

sebagainya.

Dengan beberapa pendapat diatas dapat diartikan bahwa aktivitas belajar

adalah kegiatan belajar yang melibatkan fisik dan mental anak didik sehingga

terjadi suatu perubahan pada tingkah laku atau kecakapan.”Ketika anak didik

melakukan kegiatan aktivitas belajar, diharapkan anak didik untuk

mengembangkan pengetahuannya sendiri tentang suatu konsep dengan

bantuan guru sebagai fasilitator. Aktivitas siswa dapat diamati selama proses

pembelajaran langsung.

b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar anak didik tidak hanya mendengarkan dan mencatat

seperti pada umumnya. Paul D. Dierch (dalam A.M, 2014) membagi kegiatan

belajar dalam 8 kelompok, ialah :

1) Kegiatan Visual

21
Antara lain; mengamati gambar demonstrasi, membaca, percobaan,

pekerja orang lain.

2) Kegiatan Lisan

Antara lain; menyatakan pendapat, merumuskan masalah, bertanya,

memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,

diskusi, interupsi.

3) Kegiatan Mendengarkan

Antara lain; Pidato, musik, diskusi, percakapan, uraian.

4) Kegiatan menulis

Antara lain; menulis karangan, cerita, angket, laporan dan menyalin.

5) Kegiatan menggambar

Antara lain; menggambar, membuat peta, grafik, dan diagram.

6) Aktivitas motoric

Antara lain; membuat konstruksi, melakukan percobaaan, mereparasi,

model mereparasi, bermain, berternak, berkebun.

7) Aktivitas mental

Antara lain; menanggapi, mengingat, menjawab soal, menganalisis,

melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Kegiatan emosional

Antara lain; menaruh minta, merasa bosan, bersemangat, gembira,

bergairah, berani, tenang, gugup.

Dari beberapa penggolongan diatas yang telah diuraikan,

memperlihatkan bahwa aktivitas yang ada di sekolah cukup kompleks dan

22
bervariasi. Terlihat juga aktivitas merupakan suatu interaksi antara guru dan

murid saat berlangsngnya proses pembelajaran yang melibatkan berbagai

kegiatan misalnya seperti melihat, mendengarkan, menanggapi, menuliskan,

mengklasifikasi, melakukan tanya jawab, keseriusan dan minat siswa

mengikuti pembelajaran tersebut.

c. Indikator-indikator Aktivitas Belajar

Sudjana (2010), pada proses belajar mengajar dalam kelas, keaktifan

siswa dapat dilihat dalam beberapa hal sebagai berikut.

1) Ikut serta dalam melakukan tugas belajarnya.

2) Melibatkan diri pada kegiatan pemecahan masalah.

3) Menanyakan pesrsoalan yang dihadapinya apabila belum dipahami

dengan cara bertanya pada guru atau siswa lainnya.

4) Melakukan usaha pencarian data yang dibutuhkan untuk penyelesaian

masalah.

5) Melakukan diskusi bersama kelompok sesuai arahan guru.

6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

7) Menyelesaikan masalah yang sejenis atau tugas/soal untuk melatih diri.

8) Mempunyai kesempatan untuk menerapkan atau menggunakan sesuatu

yang telah didapatkan dalam mengerjakan tugas atau persoalan yang

dihadapinya.

23
d. Faktor- faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar

Aktivitas merupakan ketentuan untuk belajar, dalam melakukan aktivitas

belajar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor dari luar

dan faktor dari dalam. Pada faktor dari luar (ekstetrnal) contohnya lingkungan

masyarakat, keluarga, dan lingkungan sosial siswa. Kemudian pada faktor dar

dalam (internal) contohnya motivasi, sikap, minat, kesiapan belajar,

intelegensi dan cara belajar siswa (Yunginger, 2008)

4. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan indikator yang dipakai guru, berguna dalam

mengukur kemampuan setiap siswa dalam aspek kognitif, aspek afektif,

maupun aspek psikomotorik dalam proses pembelajaran. Selain itu besarnya

tingkat pencapaian siswa tentang materi yang diajarkan pada saat proses

pembelajaran bdapat terlihat pada hasil belajar siswa tersebut (Sekali, 2018).

Puncak dari keberhasilan belajar seorang siswa pada tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan, apabila siswa mampu mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, maka siswa tersebut memperoleh hasil belajar yang baik (Kristin,

2016).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan hasil belajar

merupakan prestasi yang diperoleh siswa atau puncak proses belajar siswa

dengan melalui rangkaian kegiatan proses belajar di kelas sehingga membawa

suatu perubahan. Di dalam kegiatan belajar-mengajar, guru biasanya akan

24
menentukan tujuan dan arah pembelajaran dan nantinya akan dilihat siswa

yang dapat mencapai tujuan dan selaras dengan arah pembelajaran dinilai

menjadi siswa yang berhasil.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Sumardi Suryabrata Hidayat (2013) berpendapat bahwa pada

keberhasilan belajar dan prestasi belajar siswa terdapat faktor yang

mempengaruhinya antara lain, faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari

luar diri siswa.

1) Faktor Internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek,

yakni :

a) Aspek Jasmaniah, baik yang dapat diperoleh maupun sifat bawaan

dari dalam diri seseorang akan berpengaruh pada kemampuan

belajarnya. Selain itu bila kesehatan rohani terganggu atau kurang

baik akan mengganggu dan membuat semangat belajar siswa

berkurang.

b) Aspek Psikologis, misalnya kecerdasan, keinginan, talenta, motivasi

dan kemampuan kognitif seperti kemampuan dasar bahan

pengetahuan, ingatan berpikir, kemampuan persepsi. Selain yang

diperoleh adapun sifat bawaan dari dalam diri seseorang.

2) Faktor Eksternal

25
Merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang digolongkan

kedalam dua faktor yaitu :

a) Faktor Sosial

Yang termasuk dengan faktor sosial adalah (sesama manusia).

Dalam kehidupan diantara manusia dengan lainnya saling membutuhkan,

manusia memerlukan bantuan manusia lainnya. Keluarga memberikan

pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan anak, pengaruhnya

seperti cara orangtua mendidik anak tersebut, selain itu hubungan antar

anggota keluarga dan situasi rumah tangga juga akan menjadi pengaruh.

Adapun faktor sosial lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu

pendidik, teman sekelas, para staf administrasi akan mempengaruhi

semangat belajar siswa. Selain itu masyarakat, tetangga dan juga teman-

teman sepermainan disekitar tempat tinggal siswa tersebut juga termasuk

kedalam faktor sosial.

b) Faktor Nonsosial

Sarana dan prasarana termasuk ke dalam faktor nonsosial misalnya,

alat-alat yang digunakan untuk belajar, keadaan waktu belajar, tempat

belajar, dan suhu udara. Semuanya mempengaruhi dan menunjang

belajar anak didik yang bersangkutan.

Selanjutnya Djaali (2008), berpendapat bahwa terdapat 2 faktor yang

menjadi pengaruh pada keberhasilan belajar siswa yaitu :

1) Factor Internal

a) Health

26
b) Intellectuals

c) Interest and motivation

d) Ways of learning

2) Factor Eksternal

a) Family

b) School

c) Public

d) Environment

c. Indikator- Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar yang diharapkan meliputi segenap ranah psikologis yang

berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa didalam kelas.

Berhasil dan tidaknya siswa dalam menguasai ilmu pengetahuan pada

pelajaran dapat dilihat dari prestasi siswa tersebut. Jika prestasinya rendah

artinya siswa tidak berhasil maupun sebaliknya jika prestasinya tinggi atau

baik artinya siswa tersebut berhasil.

Menurut Sanjaya (2008), hasil belajar peserta didik dapat dilihat

dengan mengelompokan menjadi tiga ranah yaitu, ranah kognitif merupakan

tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual.

Meliputi beberapa hal yaitu, pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,

sintesis dan evaluasi, ranah efektif merupakan tujuan pendidikan yang

berhubungan dengan sikap, nilai dan apresiasi. Meliputi beberapa hal yaitu,

jawaban, penerimaan, penilaian, organisasi dan karakterisasi nilai. Dan ranah

27
psikomotor merupakan tujuan pendidikan yang berhubungan dengan

keterampilan,baik keterampilan fisik dan keterampilan konseptual.

Benjamin S. Bloom menganggap indikator hasil belajar dengan

taxsonomy of education objective membagi tujuan pendidikan kedalam tifa

ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik (Nurgiyantoro,

1988). Pada unsur kognitif mengandung tanggapan pikiran yang memiliki

pengetahuan mengenai suatu hal yang dipelajari. Konsep pemahaman yang

diterapkan didasari oleh analisis dan penilaian terhadap suatu hal yang

dikerjakan. Ranah afektif lebih mengarah pada perilaku seseorang terhadap

suatu hal, sedangkan ranah psikomotor lebih dominan pada kekuatan tubuh

manusia dalam melakukan keterampilan gerak fisik dalam melakukan suatu

kegiatan. Tujuan dari taksonomi Bloom yaitu terkait sebuah desain hasil

belajar siswa guna membekali siswa dalam mencapai tiga klasifikasi utama

tersebut.

Berikut merupakan jenis dan indikator hasil belajar menurut Muhabibin

(2012) :

Tabel 2.1 Indikator dan Hasil Belajar

No Ranah Indikator

1 Ranah kognitif

a. Pengetahuan 1.1. “Siswa dapat menuturkan


(knowledge) 1.2. “Siswa dapat mengulang kembali”
b. Pemahaman/ apresiasi 2.1 Siswa dapat menjelaskan
(Comprehension) 2.2 Siswa mendefinisikan
menggunakan bahasa sendiri

28
c. Pengaplikasian (Application) 3.1 Siswa dapat memberikan contoh
3.2 Siswa dapat menggunakan dengan
tepat
d. Pengkajian (Analysis) 4.1 Siswa dapat menjabarkan
4.2 Siswa dapat mengelompokkan
e. Membangun (Synthesis) 5.1 Siswa menghubungkan materi
pembelajaran menjadi kesatuan
yang baru
5.2 Siswa dapat menyimpulkan materi
pelajaran
5.3 Siswa dapat menggeneralisasikan
hasil temuannya.
f. Evaluasi (Evaluation) 6.1 Siswa dapat menilai
6.2 Siswa menjelaskan dan
menafsirkan
6.3 Siswa menyimpulkan
2 Ranah Efektif 1.2 Siswa menunjukkan sikap
menerima
a. Menerima (Receiving)
1.1. Siswa menunjukkan sikap
menolak
b. Penyambutan 2.1 Siswa ikut berpartisipasi/ terlibat
dalam kegiatan

2.2 Siswa memanfaatkan keadaan


c. Memberikan penghargaan 3.1 Siswa menganggap penting dan
(Apresiasi) bermanfaat

3.2 Siswa menganggap indah dan


harmonis

3.3 Siswa menggagumi


d. Mendalami (internalisasi) 4.1 Siswa menyakini dan menyetujui

29
4.2 Menidakkan
e. Menghayati/ penjiwaan 5.1 Melembagakan atau meniadakan
(karakterisasi) 5.2 Menhayati dalam pribadi dan
kebiasaan sehari-hari.
3 Ranah Psikomotor 1.1. Kecakapan mengkoordinasikan
gerak mata, telinga, kaki, dan
a. Keterampilan bergerak dan
anggota tubuh yang lainnya.
bertindak
1.1 Kefasihan melafalkan/
b. Kecakapan ekspresi verbal mengucapkan
dan non-verbal 1.2 Kecakapan membuat mimik
dan gerakan jasmani
Untuk mendapatkan ukuran dan data hasil belajar siswa yaitu dengan

memahami garis besar indikator yang berhubungan dengan jenis prestasi yang

diukur.

5. Koloid

Koloid apabila dilihat secara makroskopis terlihat seperti larutan, dimana

terbentuknya suatu campuran homogen dari zat pelarut dan zat terlarut.

Sedangkan bila dilihat secara mikroskopis terlihat seperti suspensi, dimana

terbentuknya suatu campuran heterogen yang masing-masing komponen

campuran cenderung memisah.

Koloid sendiri merupakan campuran heterogen yang terdiri dari dua zat

atau lebih yang mempunyai perbedaan fase, ukuran partikel berkisar 1-100

nm dengan partikel terdispersinya (terlarut/ yang dipecah) tersebar merata

dalam fase pendispersi (pelarut/pemecah).

a. Sistem Dispersi Koloid

30
Sistem dispersi merupakan sebuah campuran antara fase terlarut dengan

medium perlarut yang bercampur merata. Pada system dispersi dibagi

menjadi tiga bagian suspensi (dispersi kasar), larutan (dispersi halus), dan

dispersi koloid.

Gambar
2.1 Sistem Dispersi
1. Suspensi (dispersi kasar)

Ialah campuran heterogen antara terlarut (terdispersi) dan medium pelarut

(pendispersi).Pada dispersi kasar, Partikel zat yang terdispersi memiliki

ukuran > 100 nm (100 milimikron). Umumnya pada campuran ini

memiliki sifat yang tidak stabil, apabila diaduk terus menerus akan keruh

dan mengendap karena adanya gaya gravitasi bumi dan dapat disaring.

Contoh : dispersi pasir di dalam air, campuran air dan minyak.

2. Larutan (dispersi halus/disperse molekuler/larutan sejati)

Berbeda dengan suspensi, pada larutan memiliki sifat yang jernih, tidak

dapat disaring dan stabil. Bersifat stabil karena pada larutan, campurannya

tersusun dari molekul dan ion sehingga larutan merupakan campuran yang

homogen. Pada dispersi halus, partikel zat yang terdispersi memiliki

ukuran < 1 nm.

Contoh : dispersi gula di dalam air.

31
3. Dispersi koloid

Ialah sebuah sistem dispersi antara dispersi kasar (suspensi) dan halus

(larutan). Apabila dilihat sepintas, dispersi koloid akan terlihat seperti

larutan homogen. Tetapi bila diamati menggunakan mikroskop ultra maka

kita masih bisa membedakan antara fasa terlarut (terdispersi) dan medium

pendispersi (pelarut), selain itu dispersi koloid memiliki karateristik stabil,

dapat disaring (dengan kertas saring ultra), dan keruh tanpa endapan. Pada

dispersi koloid, partikel zat yang terdispersi memiliki ukuran 1-100 nm.

Contoh : dispersi susu dalam air, santan, agar-agar yang sudah masak,

detergen.

Sistem koloid dibedakan menjadi delapan yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.2 Pengelompokan sistem koloid

Fasa
Medium Contoh
No Nama Koloid Terdispersi/
Pelarut Koloid
Terlarut
“Paduan
1 Sol Padat Padat Padat logam, “kaca
berwarna
2 Sol cair Padat Cair Tinta, Cat
Debu, Asap
3 Aerosol Padat Padat Gas
rokok
4 Aerosol cair Cair Gas Kabut, “awan
Mentega,
5 Emulsi padat Cair Padat
keju, mutiara
Susu, es krim,
6 Emulsi cair Cair Cair santan”,
mayones
7 Busa padat Gas Padat Batu “apung,

32
styrofoam
Busa sabun,
8 Busa cair Gas Cair
krim kocok

Pada kelompokkan sistem koloid disimpulkan secara garis besar terdapat

empat kelompok tipe koloid, antara lain yaitu aerosol, sol, emulasi, dan busa.

b. Sifat-sifat Koloid

Sifat-sifat khas pada sistem koloid memiliki berbagai perbedaan baik dari

sifat suspensi atau larutan. Berikut beberapa penjelasan sifat-sifat koloid :

1. Efek Tyndall

Suatu kejadian dimana cahaya matahari melewati sela-sela pepohonan

dan nampak berkas sinar cahaya membentuk garis lurus hingga ke tanah.

Hal disebabkan adanya debu partikel di udara yang menghamburkan

cahaya. Peristiwa ini menunjukkan salah satu sifat koloid yaitu efek

tyndall. Efek tyndall sendiri ialah kejadian atau peristiwa penghamburan

cahaya oleh partikel koloid. Jhon Tyndall merupakan fisikawan dari

Inggris yang pertama kali mengamati peristiwa efek tyndall melalui

seberkas cahaya putih yang dilewatkan pada sistem dispersi koloid, Ia

melihat adanya hamburan cahaya pada partikel koloid sehingga berkas

cahaya terlihat dengan jelas.

2. Gerak Brown

Bila suatu dispersi koloid diarahkan tegak lurus pada berkas cahaya

dengan latar belakang gelap yang diamati menggunakan mikroskop optis,

33
akan tampak partikel-partikel koloid tanpa batas jelas. Partikel koloid

akan terlihat sebagai bintik-bintik yang berkilauan karena

menghamburkan cahaya. Apabila bitnik-bintik tersebut diamati, partikel

koloid yang terdispersi akan terlihat bergerak terus-menurus secara acak

menurut jalan berliku-liku. Gerakan ini yang disebut sebagai gerak

brown.

3. Elektroforesis

Gerak partikel koloid karena pengaruh medan listrik disebut

elektroforesis. Partikel koloid memiliki muatan. Dengan adanya medan

listrik mengakibatkan partikel koloid bergerak menuju ke elektrode yang

mempunyai muatan berlawanan dengan muatan listrik koloid.

4. Adsorpsi

Proses dimana partikel koloid menarik partikel bermuatan listrik di

sekitarnya atau terjadinya proses penyerapan partikel zat, seperti atom,

ion maupun molekul pada permukaan zat sehingga koloid bermuatan

listrik disebut adsorpsi.

5. Koagulasi

Suatu penggumpalan atau terpisahnya suatu fase terdispersi dengan

medium pendispersinya yang mengakibatkan terjadinya peristiwa

pengendapan partikel-partikel koloid merupakan koagulasi. Ketika

dispersi koloid kehilangan kestabilan dalam mempertahankan partikel-

partikelnya untuk tetap tersebar dalam mediumnya, hal ini disebabkan

34
karena keduanya memiliki muatan yang berlawanan sehingga saling

menetralkan inilah yang menyebabkan terjadinya koagulasi.

6. Dialisis

Sebuah cara pengurangan ion-ion penggangu dalam sistem koloid dengan

penggunaan selaput semipermeabel merupakan dialisis. Dengan

penambahan sedikit koloid dengan konsentrasi yang tepat akan

mempertahankan kestabilan koloid. Ion-ion yang mengganggu kestabilan

koloid disebabkan oleh penambahan konsentrasi tidak tepat. Mencegah

atau menghilangkan ion-ion pengganggu dilakukan dengan dialisis

dengan menggunakan alat dialisator.

7. Koloid Pelindung

Tugas dari koloid pelindung yaitu menjaga koloid lainnya agar tidak

terjadi koagulasi, dengan cara mengelilingi partikel koloid lain dengan

membentuk sebuah lapisan. Lapisan ini memiliki fungsi sebagai

pelindung muatan koloid agar tidak terjadi penggumpalan partikel koloid

atau terpisah dari mediumnya.

8. Koloid liofil dan liofob

Koloid liofil dan koloid liofob merupakan koloid golongan tipe sol. Ada

beberapa tipe sol yaitu sol liofil dan sol liofob, hal ini didasari oleh

afinitas atau gaya tarik menarik antara partikel fasa terdispersi dengan

medium pendispersinya.

35
B. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian mengenai model pembelajaran discovery learning

yang pernah dilakukan antara lain oleh:

1. Penelitian oleh Ihdi S Putri dkk, pada tahun 2017 berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa

Dan Aktivitas Siswa”. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pada kelas

eksperimen penggunaan model discovery learning memiliki dampak pada

aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada tabel 1 untuk nilai posttest tHitung

> tTabel yaitu 2,42 > 1,68 maka Ha diterima. Dapat disimpulkan adanya

perbedaan pengaruh penggunaan model discovery learning dan

penggunaan model konvensional. Pada kelas eksperimen aktivitas siswa

dalam kelas saat menerima pelajaran mengalami perkembangan dan

peningkatan, dilihat dari pertemuan I hingga IV aktivitas siswa

meningkat dengan rata-rata nilai keseluruhan adalah 64,92 dengan

kriteria penelian aktif.

Terlihat hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama penelitian,

pada kelas eksperimen semangat dan pemahaman siswa lebih baik bila

dibandingkan dengan pemahaman dan semangat siswa di kelas kontrol.

Perbedaannya dapat dilihat dari hasil belajar dan keaktifan siswa saat

proses pembelajar di kelas berlangsung.

2. Penelitian Lus V Dewi dkk, pada tahun 2019 berjudul “Pengaruh

Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Discovery Learning Dengan Metode Scaffolding”. Dapat

36
dilihat pada hasil perhitungan uji hipotesis, angka pengaruh variable X

(aktivitas belajar siswa) terhadap variable Y (hasil belajar siswa) adalah

0,030, dengan taraf signifikasi 5 % maka angka tersebut signifikan.

Hasil belajar siswa pada pengujian hipotesis diperoleh thitung sebesar

2,266 dan dibandingkan ke ttabel dengan derajat kebebasan dk= 35 dan

taraf signifikansi 0,025 sebesar 2,030. Karena -thitung < ttabel < thitung

(2,266 < 2,030 < 2,266), demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan

demikian terdapat pengaruh signifikan pada aktivitas belajar terhadap

siswa menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan

metode scaffolding.

3. Penelitian Soesilowaty dkk, pada tahun 2019 berujudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Discovery Learning Dan Number Head Together

Terhadap Aktivitas, Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa “. Berdasarkan

hasil uji lanjut LSD untuk perbandingan aktivitas belajar model DL

dengan aktivitas belajar konvensional diperoleh nilai sig (0.001) < 0.05

berarti ada perbedaan yang nyata antara kedua aktivitas belajar tersebut.

Kemudian hasil uji lanjut pengaruh perlakuan model pembelajaran

terhadap motivasi belajar menjelaskan bahwa terdapat perbedaan nyata

antara hasil motivasi belajar kelas DL dengan hasil motivasi belajar

konvensional. Ini berarti pembelajaran model DL menhasilkan motivasi

belajar yang lebih baik dari pembelajaran konvensional.

Pada penelitian ini nilai corrected model untuk Fhitung = 17.743 >

Ftabel = 2,692 dan nilai sig 0.000 < 0.05, berarti variabel–variabel

37
bebas (model DL, model NHT, konvensional dan hasil pretest) secara

bersama–sama berpengaruh terhadap variabel terikat (hasil belajar).

Untuk variabel model pembelajaran nilai Fhitung = 20,874 > Ftabel =

3,083 dan nilai sig 0,000 < 0.05 (α) maka variabel model pembelajaran

berpengaruh terhadap hasil belajar artinya ada perbedaan hasil belajar

siswa yang diberi pembelajaran dengan model DL, model NHT. dan

dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Artinya hasil

belajar pretest berpengaruh terhadap hasil belajar posttest. Berdasarkan

hasil uji lanjut LSD untuk hasil belajar konvensional terhadap hasil

belajar model DL, ada perbedaan yang nyata antara kedua model

pembelajaran pada hasil belajarnya, artinya model DL dan

Konvensional memiliki pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar

siswa.

4. Penelitian oleh Diah .T. Agustina dkk, pada tahun 2019 berjudul

“Efektivitas Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Larutan Penyangga”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,

berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan belajar siswa dan uji

perbedaan rata-rata menunjukkan bahwa penerapan model discovery

learning efektif terhadap hasil belajar siswa ranah pengetahuan.

Berdasarkan pengujian diperoleh bahwa hasil belajar kelas eksperimen

1 lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen 2. Hal tersebut

ditunjukkan pada kelas eksperimen 1 mencapai ketuntasan belajar

klasikal sebesar 91,18% (31 dari 34 siswa), profil keterampilan

38
praktikum sebesar 100% dan profil sikap siswa sebesar 100%.

Sedangkan pada kelas eksperimen 2 diperoleh ketuntasan belajar

sebesar 67,65% (23 dari 34 siswa), profil keterampilan praktikum

sebesar 97%, dan profil sikap siswa sebesar 94%.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana dkk, pada tahun 2017 berjudul

“Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning Terhadap

Efektivitas dan Hasil Belajar Siswa”. Hasil uji independent sample t-test

menunjukkan adanya pengaruh efektivitas pembelajaran pada kelas

eksperimen yang menggunakan model discovery learning dan kelas

kontrol. Hasil dari uji independent sample t-test diperoleh nilai

signifikan (2-tailed) adalah 0,002 < 0,05. Didukung dengan data

kesimpulan hasil belajar siswa yang telah memenuhi KKM. Pada

analisis hasil belajar, menunjukkan presentase ketuntasan belajar siswa

pada kelas eksperimen sebesar 93,33 % sedangkan pada kelas kontrol

adalah 60%. Dengan kata lain, proses pembelajaran lebih efektif pada

kelas yang menggunakan model discovery learning.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Djoko Purnomo dkk, pada tahun 2018

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning

Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Tinggi”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan uji hipotesis kedua

menunjukkan uji t- satu pihak kanan diperoleh thitungan= 7,507 dan ttabel=

1,716 dengan α = 5%, karena diperoleh t hitung > ttabel yaitu 7,507>1,716

maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa hasil belajar matematika siswa

39
yang menggunakan model pembelajaran discovery learning yang

aktivitasnya tinggi lebih baik dari model pembelajaran konvensional

yang aktivitas belajarnya tinggi. Berdasarkan hasil analisis

menggunakan kolerasi diperoleh rhitung= 0,571 dan rtabel= 0,31 karena

rhitung > rtabel maka H0 ditolak. Karena H0 ditolak, maka kesimpulannya

ada kolerasi atau hubungan antara aktivitas belajar siswa dengan hasil

belajar pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran Discovery

Learning. Serta pada uji regresi diperoleh persamaan Ŷ = 67,460 +

0,322X . Pada Uji linieritas regresi diperoleh Fhitung = 0,92 < Ftabel = 2,19

maka H0 diterima. Maka dapat disimpulkan hubungan fungsional antara

aktivitas belajar (X) dengan hasil belajar (Y) pada kelas eksperimen

dengan model pembelajaran Discovery Learning adalah linier. Pada uji

keberartian regresi diperoleh Fhitung = 18,35 > Ftabel = 4,10 maka H0

ditolak maka dapat disimpulkan hubungan fungsional antara aktivitas

belajar (X) dengan hasil belajar (Y) pada kelas eksperimen dengan

model pembelajaran Discovery Learning adalah linier berarti. Pada uji

keberartian regresi diperoleh thitung = 4,284 > ttabel = 2,024 maka H0

ditolak. Maka kesimpulannya koefisien aktivitas belajar signifikan

(koefisien regresi berarti).

7. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyah, pada tahun 2017 berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil

Belajar Matematika Siswa MAN Model Kota Jambi”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa, berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa hasil belajar

40
matematika siswa yang menggunakan model discovery learning dalam

pembelajarannya adalah 77,94 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar

matematika siswa yang menggunakan konvensional dalam

pembelajarannya adalah 73,53. Dapat dilihat jelas nilai rata-rata siswa

yang menggunakan model discovery learning dalam pembelajaran lebih

besar dibanding nilai rata-rata siswa yang menggunakan model

konvensional. Dilihat dari standar deviasi, nilai standar deviasi siswa

yang menggunakan model discovery learning 9,07 sedangkan standar

deviasi yang menggunakan model konvensional adalah 8,52.

Berdasarkan Uji t-test terlihat bahwa taraf signifikan 5% diperoleh nilai

ttabel = 1,99 dengan nilai thitung = 2,002 sehingga 1,99 < 2,002 dengan

demikian H0 ditolak. Artinya diperoleh kesimpulan bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang menggunakan

model discovery learning dengan hasil belajar matematika siswa yang

tidak menggunakan model discovery learning (model konvensional)

dalam pembelajarannya. Selanjutnya pada nilai efek size untuk melihat

besaran pengaruh yang diberikan model pembelajaran terhadap hasil

belajar matematika siswa. Dari proses perhitungan diperoleh ds =

0,5005 yang berada pada kategori sedang dengan presentase 69% . Ini

mendeskripsikan bahwa pembelajaran matematika di kelas XI IIS MAN

Model Kota Jambi memberikan pengaruh sebesar 69% pada hasil

belajar matematika siswa khususnya pada pokok bahasan matriks.

41
C. Kerangka Pikir

Kerangka berfikir merupakan variable independent dan variable

dependent yang saling berkaitan agar memberikan hipotesis dari masalah

yang diteliti sehingga penelitian menjadi jelas (Sugiyono 2015). Variabel

independen (X) pada penelitian ini yaitu model pembelajaran discovery

learning, sedangkan pada variabel dependen (Y1) yaitu aktivitas belajar dan

variabel dependen (Y2) yaitu hasil belajar.

Pada pembelajaran kimia, peserta didik diharapkan untuk terlibat aktif

pada kegiatan belajar sehingga potensi yang dimilikinya dapat berkembang,

dan peserta didik tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.

Dengan cara ini peserta didik akan memperoleh hasil belajar yang baik.

Namun masih ada masalah yang menyebabkan aktivitas dan hasil belajar

kimia siswa kelas XI SMA KPG Khas Papua Merauke yang masih rendah

yaitu dari diri masing-masing siswa seperti pada saat berlangsungnya

pembelajaran siswa tidak fokus terhadap penyampaian guru, melakukan

aktivitas lain, siswa kurang aktif karena hanya ada satu atau dua siswa yang

menjawab atau mengajukan pertanyaan pada guru. Agar terjadi perubahan

terhadap pengaruh aktivitas dan hasil belajar siswa diperlukan suatu upaya

dalam penanganan masalah-masalah tersebut, upaya yang dapat dilakukan

yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat. Model yang

diperlukan yaitu model pembelajaran discovery learning yang mampu

meningkatkan pemahaman siswa, siswa lebih lama mengingat, mendorong

42
siswa untuk berpikir, bekerja sama, kecakapan belajar, dan meningkatkan

kepercayaan diri siswa.

Pada penelitian ini peneliti akan mengecek kemampuan awal siswa

dengan memberikan prestest, selanjutnya diberi perlakuan dengan

penggunaan model pembelajaran discovery learning pada kelas eksperimen.

Selama diberikan perlakuan aktivitas siswa dan guru diamati menggunakan

lembar observasi. Setelah diberi perlakuan akan diberikan posttest untuk

melihat apakah terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning

terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA KPG Khas Merauke.

Aktivitas belajar siswa yang Hasil belajar siswa yang


masih rendah masih rendah

Penyebabnya siswa kurang fokus, cenderung


melakukan aktivitas lain, kurangnya keaktifan siswa
dalam kegiatan belajar, dan model pembelajaran yang
masih kurang meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa.

Pretest

Penggunaan model pembelajaran


discovery learning

Posttest

43
Pengaruh terhadap aktivitas dan
hasil belajar siswa

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini adalah

H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning

terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA KPG

Khas Papua Merauke.

Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning

terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA KPG

Khas Papua Merauke.

44
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian eksperimen

(experimental research) menggunakan desain penelitian Pre-Experimental

yaitu One Group Pretest Postest Design yang melibatkan satu kelompok

eksperimen. Pada penilitan ini sebelum melakukan perlakuan akan dilakukan

pengecekan kemampuan awal dari kelompok ekseperimen, sedangkan pada

akhir eksperimen kelompok tersebut akan diukur hasil belajarnya

menggunakan alat ukur berupa test hasil belajar ranah kognitif.

Berikut adalah rancangan desain penelitian yang dilaksanakan :

O1 X O2

45
Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Desain
(Sugiyono, 2016)

O1 = Nilai Pretest (sebelum diberi perlakuan)

X = Model pembelajaran discovery learning (perlakuan)

O2 = Nilai Posttest (sesudah diberi perlakuan)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dilaksanakannya penelitian di SMA KPG Khas Papua Merauke

yang berlokasi di Jalan Ndorem Kai,Samkai. Untuk waktu pelaksanaan

penelitian akan dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA KPG Khas Papua

Merauke kelas XI tahun ajaran 2019/2020 yaitu sebanyak 96 siswa. Berikut

tabel frekuensi siswa SMA KPG Khas Papua Merauke.

Tabel 3.1 Frekuensi Siswa SMA KPG Khas Papua Merauke

N
Kelas Banyak siswa
o
1 XI MIPA 17
2 XI IPS I 26
3 XI IPS II 26
4 XI IPS III 27

46
Jumlah 96
Pengambilan” sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Teknik pengambilan sampel ini ditentukan dengan melihat pertimbangan

tertentu yang memiliki tujuan agar data yang “diperoleh nantinya lebih

representatife (Sugiyono, 2016). Dan yang menjadi sampel pada penelitian ini

adalah siswa kelas XI MIPA yang berjumlah 17 siswa.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yang diselidiki yaitu :

1. Variable independent atau bebas, pada penelitian ini adalah model

pembelajaran discovery learning. Variable independent pada penilitian ini

yang akan menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel bebas.

2. Variable dependent atau terikat, pada penelitian ini adalah aktivitas dan

hasil belajar siswa kelas XI SMA KPG Khas Papua Merauke.

Variable dependent yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data

1. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan

melakukan observasi dan tes tertulis. Aktivitas siswa dan guru saat proses

pembelajaran berlangsung akan diamati menggunakan lembar observasi.

Sedangkan hasil belajar siswa kelas XI SMA KPG Khas Papua Merauke

47
sebelum dan setelah diterapkannya perlakuan akan diukur menggunakan alat

ukur yaitu tes tertulis berupa pretest dan posttest.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Lembar Tes (Prestest dan Posttest)

Pada lembar tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kimia siswa

berupa tes tertulis. Pada lembar tes hasil belajar kimia terdapat 5 nomor

soal berbentuk uraian.

b. Lembar Observasi

Pada lembar observasi berisikan aspek-aspek yang akan diamati selama

proses pembelajaran di kelas. Pengamatan dilakukan oleh seorang observer

dengan cara memberi skor pada kolom sesuai dengan kategori aktivitas yang

dilakukan dengan memperhatikan petunjuk pengamatan.

F. Validitas dan Realibilitas Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas instrument penelitian ini, digunakan uji validitas rupa (face

validity). Uji ini memperlihatkan bahwa dari segi rupa suatu alat ukur

tampaknya mengukur apa yang ingin diukur dan tidak menunjukkan apakah

alat ukur itu mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas instrument

penelitian dilakukan oleh para ahli yaitu dosen pembimbing dan guru mata

pelajaran kimia.

2. Uji Reliabilitas

48
Uji reliabilitas dilakukan setelah menguji validitas. Reliabilitas merupakan

kemampuan memberikan hasil pengukuran yang relative tetap. Pada

penelitian ini digunakan uji reliabilitas inter rater yaitu uji yang dilakukan

untuk membandingkan dan melihat konsistensi antara dua ahli dengan

mengukur indeks kappa.

Untuk mencari indeks kappa digunakan rumus sebagai berikut

(Napitupulu, 2014).

p−e (k )
Kappa= Persamaan……………..(3.1)
1−e ( k )

Keterangan

Kappa = koefisien kesepakatan antara pengamat

P = nilai kesepakatan yang terobservasi

e(k) = nilai kesepakatan yang diharapakan

1 = konstanta

( A+ D)
Dimana p = dan e(k) (baca e dari Kappa) didefinisikan sebagai:
N

( A +b ) ( A+ C)(C+ D)( B+ D)
e(k) ¿ Persamaan………………..
( A+ B+C + D)2

(3.2)

Tabel 3.2 Interprestasi Indeks Kappa

Indeks Kappa Kategori


< 0,40 Rendah
0,40-0,60 Sedang
0,61-0,75 Baik
> 0,75 Sangat Baik
49
(Napitupulu, 2014)

G. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

a) Deskriptif Data Hasil Observasi

Data hasil observasi yaitu data hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru

selama proses pembelajaran berlangsung, diperoleh dari lembar observasi.

Deskripsi data aktivitas siswa, rentang skala yang digunakan adalah standar

berskala lima. Data ini berupa data berskala ordinal sehingga tidak dapat

dianalisis secara langsung, oleh karena itu data ordinal perlu dikonversi

menjadi data berskala interval dengan menggunakan Metode Successive

Interval (MSI). Menurut Asdar & Badrullah (2016) langkah-langkah dalam

MSI adalah:

1) Menghitung frekuensi observasi utnuk setiap kategori.

2) Menghitung proporsi.

3) Menghitung proporsi komulatif.

4) Menentukan nilai Z untuk setiap proporsi komulatif pada table distribusi

nomal standar.

5) Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z dengan rumus:

50
1
1
2
(z )
2
D ( z )= =e
√2 π
6) Menghitung scale value untuk masing-masing kategori dengan
menggunakan rumus:
De nsitas pada batas bawah−Densitas pada batas uas
SV =
Nilai proporsi komultif −Batas bawah proporsi komulatif
7) Menentukan nilai transformasi dengan mengubah skala terkecil (SV) harus
sama dengan 1, dan mengubah setiap skala menurut perubahan skala
terkecil.
Setelah data dalam bentuk interval maka dikonversi dengan kategori skor

aktivitas siswa oleh (Sudijono, 2011)dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 3.3 Interval Kategori Skor Aktivitas

Rentang Nilai Kategori


Mi = 1,5 SDi < X Sangat Baik
Mi + 0,5 SDi < X ≤Mi + 1,5 Sdi Baik
Mi – 0,5 SDi < X ≤Mi + 0,5 Sdi Cukup Baik
Mi – 1,5 SDi < X ≤ Mi – 0,5 Sdi Kurang Baik
X ≤ Mi – 1,5 Sdi Tidak Baik
Perhitungan standar devisi ideal (SDi) dan Mean ideal (Mi) adalah:

1
Mi ( skor maksimum+ skor minimum )
2

1
SDi (skor maksimum−skor minimum )
6

b) Deskripsi Data Hasil Tes

Peningkatan hasil belajar dapat diketahui dengan melakukan analisis N-

Gain. Uji N-Gain ini dipakai untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

ranah

51
pengetahuan berdasarkan nilai pretest dan posttest dengan rumus N-Gain

dapat dilihat di bawah ini

skor posttest−skor preset


N−Gain= Persamaan…………….(3,3)
skor maksimum−slor preset

(Rosidi, 2015)

Kriteria perolehan skor N-Gain dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3.4 Kategori Perolehan Skor N-Gain

Batasan Kategori

N-gain ≥ 0,7 Tinggi

0,7 > N-gain ≥ 0,3 Sedang

N-gain < 0,3 Rendah

Meltzer (Rosidi,

2015)

2. Statistik Inferensial

a) Uji Normalitas

Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi

normal, maka perlu dilakukan uji normalitas. Rumus yang digunakan adalah

Chi-Kuadrat dengan hipotesis statistiknya yaitu:

H0= χ2 hitung ≤ χ 2 tabel

Ha= χ 2 hitung > χ 2 tabel

52
H0= data berdistribusi normal

Ha= data tidak berditribusi normal

Selanjutnya adalah uji statistik dengan rumus:

k
χ 2=∑ ¿¿ ¿ ¿ Persamaann…………(3.4)
i=1

(Sugiyono, 2014)

Keterangan:

χ 2= Chi kuadrat

f0= frekuensi yang diobservasi

fh= frekuensi yang diharapkan

selanjutnya bandingkan χ 2hitung dengan χ 2tabel menggunakan taraf signifikan

sebesar 5% dan dk = n – 1 dengan kriteria pengujiannya adalah jika χ 2hitung≤ χ


2
, berarti data berdistribusi normal.
tabel

b) Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan paired sample t-test.

Dengan taraf signifikan sebesar 5%, penelitian ini menggunakan satu sampel

maka rumus yang dapat digunakan dalam menentukan uji hipotesis ini adalah

uji-t. Rumus untuk uji-t adalah sebagai berikut (Suharsaputra, 2014).

53

t=
( ∑ D ¿ ¿ 2)

(3.5)
√ ∑ D − N (NN−1 ) ¿
2
Persamaan…………

D = perbedaan antara skor tes awal dengan skor tes akhir untuk setiap

individu

D = rerata dari nilai perbedaan (rerata dari D)

D2 = kuadrat dari D

N = banyaknya subjek penelitian

Kriteria pengujiannya adaalah diterima H0 jika thitung≤ttabel, dan tolak H0

untuk harga t jika thitung>ttabel dengan dk = (n-1). Untuk keperluan data

hipotesis statistic dinyatakan sebagai berikut:

H0 : µg ≤ 0

Ha : µg > 0

Keterangan:

µg = µa - µb

Dimana:

H0 = tidak terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning

terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA KPG Khas

Papua Merauke.

54
Ha = terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning

terhadap aktivitas dan hasil belajar kimia kelas XI SMA KPG Khas

Papua Merauke.

µA = parameter skor rata-rata hasil belajar kimia preset.

µB = parameter skor rata-rata hasil belajar kimia posttest.

µg = parameter rata-rata selisih nilai pretest dan posttest.

55
DAFTAR PUSTAKA

A.M, S. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar (cet. 22). Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.
Abdullah, S. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Abidin, Y. (2014a). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulim 2013.
Bandung: Refika Aditama.
Abidin, Y. (2014b). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung: PT. Refika Aditama.
Afandi, M., Chamalah, E., & Wardani Puspita, O. (2013). Model & Metode
Pembelajaran di Sekolah (Cetakan Pe). Semarang: UNISSULA PRESS.
Asdar, & Badrullah. (2016). Method of Successive Interval in Community
Research (Ordinal Transformation Data to Interval Data in Mathematic
Education Studies). International Journal of Social Science and Humanities
Research, 4(2), 356–363.
Aulia, D., Akbar, S., & Yulati, L. (2017). Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar
Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning. Prosiding
Seminar Nasional PS2DMP ULM, 3(1), 7–10.
Ayuwanti, I. (2017). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation di
SMK Tuma’ninah Yasin Metro. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 1(2),
105–114. https://doi.org/10.30998/sap.v1i2.1017
Bahri, S., & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar (Cet.3). Retrieved from
http://kin.perpusnas.go.id/DisplayData.aspx?
pId=37236&pRegionCode=JIUNMAL&pClientId=111
Destalina, Ali, M. S., & Palloan, P. (2019). Efektivitas Penerapan Discovery
Learning Pada Pembelajaran Sains Berorientasi Inquiry Terhadap
Pemahaman Konsep Fisika Peserta Didik Kelas Xi Ipa Sma Negeri 13
Makassar The Effectivity Of Discovery Learning Application In Inquiry-
Oriented Science Learning. Jurnal Sains Dan Pendidikan Fisika. Jilid,
15(April), 1–7. https://doi.org/https://doi.org/10.35580/jspf.v15i1.9405
Djaali, H. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Fitriani, H., Afifah, N., & Brahmana, M. (2015). Pengaruh Model Discovery
Learning Disertai Media Gambar Terhadap Kognitif Siswa Kelas VII MTs
Bahrul Ulum Tahun 2014/2015. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pasir Pengaraian.
Hamalik, O. (2004). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem
(Cet.3). Jakarta: Bumi Aksara.
Hamiyah, N., & Jauhar, M. (2014). Strategi Belajar-Mengajar Di Kelas (cet. 1).
Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.

56
Hidayat, S. (2013). Teori dan Prinsip Pendidikan (Asroi, ed.). Tangerang: Pustaka
Mandiri.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Abad 21 : Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013 (R. Sikumbang, ed.).
Bogor: Ghalia Indonesia.
Hotang, L. B. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA
3 SMA N 6 Pekanbaru Semester Genap. 1(1), 56–68. Retrieved from
https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Joyce, B. (2008). Models Of Teaching (8th, berilus ed.). Allyn and Bacon.
Kristin, F. (2016). Analisis model pembelajaran discovery learning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa SD. Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa,
2(1), 90–98.Retrieved from
http:/jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPDP/article/view/25
Kurniasih, & Sani, B. (2014). Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan
RPP yang Sesuai Dengan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.
Magdalena, O., Mulyani, S., & Hayus, V. (2014). Pengaruh Pembelajaran Model
Problem Based Learning Dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia Kelas X
Sman 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, 3(4),
162–169.
Mubarok, C., & Sulistyo, E. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Tav Pada Standar
Kompetensi Melakukan Instalasi Sound System Di Smk Negeri 2 Surabaya.
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 3(2), 215–221.
Muhabibin, S. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Mutmainna, & Ferawati. (2015). Komparasi Hasil Belajar Fisika melalui Metode
Discovery Learning dan Assignment And Recitation. Jurnal Pendidikan
Fisika, 3(1), 46–51. Retrieved from http://journal.uin-
alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika
Napitupulu, D. (2014). Studi Validitas Dan Realibilitas Faktor Sukses
Implementasi E- Government Berdasarkan Pendekatan Kappa. Jurnal Sistem
Informasi (Journal of Information Systems), 10(2), 70–74.
https://doi.org/DOI: http://dx.doi.org/10.21609/jsi.v10i2.388
Nopiyanti, E. (2017). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Literasi Sains Di Sekolah Dasar. Saintifik Pembelajaran Literasi Sains Di
Sekolah Dasar, 43–55.
Nugraha, A. (2005). Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Nurgiyantoro, B. (1988). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah

57
(Cet.1). Yogyakarta: BPFE.
Nurulwati. (2000). Model-model Pembelajaran. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Nuryanto, N., Utami, B., & Saputro, A. (2015). Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (Pbl) Dilengkapi Macromedia Flash Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa Pada
Materi Pokok Termokimia Kelas Xi Siswa Sma Negeri 2 Karanganyar T.P
2014/2015. Jurnal Pendidikan Kimia, 4(4), 87–94.
Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme
Guru (cet. 2). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sani. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013 (cet. 1;
Y. Hayati, ed.). Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pemebalajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan (cet. 1). Jakarta: Prenadamedia Group.
Sardiman, A. M. (2010). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (cet. 24).
Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman, A. M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (cet. 24).
Jakarta: Rajawali Pers.
Sekali, P. (2018). Implementasi Model Pembelajaran Problem Solving Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ips Pokok Bahasan
Globalisasi Kelas Vi Sd Negeri 047175 Desa Simacem Bekerah Tahun
Pelajaran 2017/2018 Pelista. Jurnal Curere, 02(02), 122–132.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan (cet. 12). Jakarta: Raja
Grafindo.
Sudjana, N. (2010). Cara Belajar Siswa Aktif dalam proses Belajar Mengajar
(Cet.5). Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D) (Cet.23). Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Tindakan (cet. 2). Bandung: PT. Refika Aditama.
Sumantri. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Cet.1).
Jakarta: Prenadamedia Group.
Suyono, & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep
Dasar (cet. 1). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

58
Syazali, M. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Berbantuan Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis.
Jurnal Pendidikan Matematika, 6(1), 91–98.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Tintin, S. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Minat dan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Materi Reaksi
Redoks Dan Sel Elektrokimia Kelas XII IPA 1 Semester 1 SMA N 6 Madiun
Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurnal Ilmiah Pengembangan Pendidikan, 6(2),
46–54. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Wahjudi, E. (2015). Penerapan Discovery Learning Dalam Pembelajaran Ipa
Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-I. Jurnal
Lentera Sains (Lensa), 5(1), 1–16.
https://doi.org/10.17509/EH.V7I2.2705.G1760
Yayan, S. et all. (2013). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Sma
Melalui Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Pada Materi Laju Reaksi.
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, 1(1).
Yunginger, R. (2008). Deskripsi Tentang Aktivitas Kemandirian Siswa pada Mata
Pelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 5, No. 1: 64-69.

59
LAMPIRAN-LAMPIRAN

60
Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran
Lampiran 1.1 Silabus Mata Pelajaran Kimia
SILABUS KELAS XI

Satuan Pendidikan : SMA KPG Khas Papua Merauke


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI (Sebelas)
Alokasi waktu : 4 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Inti :
 KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
 KI-3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
 KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa Senyawa Hidrokarbon  Mengamati senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari,
hidrokarbon berdasarkan kekhasan misalnya plastik, lilin, dan tabung gas yang berisi elpiji serta nyala api
 Kekhasan atom karbon. pada kompor gas.
atom karbon dan golongan senyawanya  Atom C primer,  Menyimak penjelasan kekhasan atom karbon yang menyebabkan
4.1 Membuat model visual berbagai sekunder, tertier, dan banyaknya senyawa karbon.
struktur molekul hidrokarbon yang kuarterner.  Membahas jenis atom C berdasarkan jumlah atom C yang terikat pada
 Struktur dan tata nama rantai atom karbon (atom C primer, sekunder, tersier, dan kuarterner)
memiliki rumus molekul yang sama
alkana, alkena dan dengan menggunakan molimod, bahan alam, atau perangkat lunak
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
alkuna kimia(ChemSketch, Chemdraw, atau lainnya).
 Sifat-sifat fisik alkana,  Membahas rumus umum alkana, alkena dan alkuna berdasarkan analisis
alkena dan alkuna rumus struktur dan rumus molekul.
 Isomer  Menghubungkan rumus struktur dan rumus molekul dengan rumus
 Reaksi senyawa umum senyawa hidrokarbon
hidrokarbon  Membahas cara memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna
sesuai dengan aturan IUPAC
 Membahas keteraturan sifat fisik (titik didih dan titik leleh) senyawa
alkana, alkena dan alkuna
 Menentukan isomer senyawa hidrokarbon
 Memprediksi jenis isomer (isomer rangka, posisi, fungsi, geometri) dari
senyawa hidrokarbon.
 Membedakan jenis reaksi alkana, alkena dan alkuna.
3.2 Menjelaskan proses pembentukan Minyak bumi  Mengamati jenis bahan bakar minyak (BBM) yang dijual di SPBU
fraksi-fraksi minyak bumi, teknik  Membahas proses pembentukan minyak bumi dan cara
pemisahan serta kegunaannya  Fraksiminyak bumi mengeksplorasinya
4.2 Menyajikan karya tentang proses  Mutu bensin  Membahas proses penyulingan minyak bumi secara distilasi bertingkat
pembentukan dan teknik pemisahan  Dampak pembakaran  Menganalisis proses penyulingan bertingkat untuk menghasilkan
fraksi-fraksi minyak bumi beserta bahan bakar dan cara minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya.
kegunaannya megatasinya  Membahas pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak
3.3 Mengidentifikasi reaksi pembakaran  Senyawahidrokarbon sempurna serta dampaknya terhadap lingkungan, kesehatan dan upaya
hidrokarbon yang sempurna dan tidak dalam kehidupan sehari- untuk mengatasinya.
sempurna serta sifat zat hasil hari.  Membandingkan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya
pembakaran (CO2, CO, partikulat (Premium, Pertamax, dan sebagainya).
karbon)  Membahas penggunaan bahan bakar alternatif selain minyak bumi dan
4.3 Menyusun gagasan cara mengatasi gas alam.
dampak pembakaran senyawa karbon  Menganalisis bahan bakar alternatif selain minyak bumi dan gas alam.

60
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
terhadap lingkungan dan kesehatan  Menyimpulkan dampak pembakaran hidrokarbon terhadap lingkungan
dan kesehatan serta cara mengatasinya.
 Mempresentasikan hasil kerja kelompok tentangminyak bumi , bahan
bakar alternatif pengganti minyak bumi dan gas alam serta masalah
lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan minyak bumi sebagai
bahan bakar.
3.4 Menjelaskan konsep perubahan entalpi Termokimia  Mengamati demonstrasi reaksi yang membutuhkan kalor dan reaksi
reaksi pada tekanan tetap dalam yang melepaskan kalor, misalnya reaksi logam Mg dengan larutan HCl
 Energi dan kalor dan pelarutan NH4Cl dalam air.
persamaan termokimia  Kalorimetri dan  Menyimak penjelasan pengertian energi, kalor, sistem, dan lingkungan.
4.4 Menyimpulkan hasil analisis data perubahan entalpi reaksi  Menyimak penjelasantentang perubahan entalpi, macam-macam
percobaan termokima pada tekanan  Persamaan termokimia perubahan entalpi standar, dan persamaan termokimia.
tetap  Perubahan entalpi  Melakukan percobaan penentuan perubahan entalpi dengan
standar (∆Ho) untuk Kalorimeter dan melaporkan hasilnya.
3.5 Menjelaskan jenis entalpi reaksi,
berbagai reaksi  Membahas cara menentukan perubahan entalpi reaksi berdasarkan
hukum Hess dan konsep energi ikatan  Energi ikatan rata-rata entalpi pembentukan standar, atau energi ikatan berdasarkan hukum
4.5 Membandingkan perubahan entalpi  Penentuan perubahan Hess.
beberapa reaksi berdasarkan data hasil entalpi reaksi  Menentukan perubahan entalpi reaksi berdasarkan entalpi pembentukan
percobaan standar, atau energi ikatan berdasarkan hukum Hess.
 Menganalisis data untuk membuat diagram tingkat energi suatu reaksi
 Membandingkan entalpi pembakaran (∆Hc) beberapa bahan bakar.
3.6 Menjelaskan faktor-faktor yang Laju Reaksi dan Faktor-  Mengamati beberapa reaksi yang terjadi disekitar kita, misalnya kertas
memengaruhi laju reaksi menggunakan Faktor yang dibakar, pita magnesium dibakar, kembang api, perubahan warna pada
teori tumbukan Mempengaruhi potongan buah apel dan kentang, pembuatan tape, dan besi berkarat.
4.6 Menyajikan hasil penelusuran informasi  Pengertian dan  Menyimak penjelasan tentang pengertian laju reaksi dan faktor-faktor
pengukuran laju reaksi yang mempengaruhi laju reaksi.
cara-cara pengaturan dan penyimpanan

61
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
bahan untuk mencegah perubahan  Teori tumbukan  Menyimak penjelasan tentang teori tumbukan pada reaksi kimia.
fisika dan kimia yang tak terkendali  Faktor-faktor yang  Merancang dan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
3.7 Menentukan orde reaksi dan tetapan mempengaruhi laju mempengaruhi laju reaksi (ukuran, konsentrasi, suhu dan katalis) dan
laju reaksi berdasarkan data hasil reaksi melaporkan hasilnya.
percobaan  Hukum laju reaksi dan  Membahas cara menentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksi.
4.7 Merancang, melakukan, dan
penentuan laju reaksi  Mengolah dan menganalisis data untuk menentukan orde reaksi dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil persamaan laju reaksi.
percobaan faktor-faktor yang  Membahas peran katalis dalam reaksi kimia di laboratorium dan
mempengaruhi laju reaksi dan orde industri.
reaksi  Mempresentasikan cara-cara penyimpanan zat kimia reaktif (misalnya
cara menyimpan logam natrium).
3.8 Menjelaskan reaksi kesetimbangan di Kesetimbangan Kimia dan  Mengamati demonstrasi analogi kesetimbangan dinamis (model
dalam hubungan antara pereaksi dan Pergeseran Kesetimbangan Heber)
hasil reaksi  Kesetimbangan dinamis  Mengamati demonstrasi reaksi kesetimbangan timbal sulfat dengan
4.8 Menyajikan hasil pengolahan data  Tetapan kesetimbangan kalium iodida
untuk menentukan nilai tetapan  Pergeseran  Membahas reaksi kesetimbangan dinamis yang terjadi berdasarkan
kesetimbangan suatu reaksi kesetimbangan dan hasil pengamatan.
3.9 Menganalisis faktor-faktor yang faktor-faktor yang  Menentukan harga tetapan kesetimbangan berdasarkan data hasil
mempengaruhi pergeseran arah mempenga-ruhinya percobaan.
kesetimbangan dan penerapannya  Perhitungan dan  Merancang dan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
dalam industri penerapan mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan (konsentrasi, volum,
4.9 Merancang, melakukan, dan kesetimbangan kimia tekanan, dan suhu) dan melaporkannya.
menyimpulkan serta menyajikan hasil  Melakukan perhitungan kuantitatif yang berkaitan dengan
percobaan faktor-faktor yang kesetimbangan kimia
mempengaruhi pergeseran arah  Menentukan komposisi zat dalam keadaan setimbang, derajat disosiasi
kesetimbangan (), tetapan kesetimbangan (Kc dan Kp) dan hubungan Kc dengan Kp
 Menerapkan faktor-faktor yang menggeser arah kesetimbangan untuk

62
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
mendapatkan hasil optimal dalam industri (proses pembuatan amonia
dan asam sulfat)
3.10 Menjelaskan konsep asam dan basa Asam dan Basa  Mengamati zat-zat yang bersifat asam atau basa dalam kehidupan
serta kekuatannya dan kesetimbangan  Perkembangan konsep sehari-hari.
pengionannya dalam larutan asam dan basa  Menyimak penjelasan tentang berbagai konsep asam basa
4.10 Menganalisis trayek perubahan pH  Indikator asam-basa  Membandingkan konsep asam basa menurut Arrhenius, Brønsted-
beberapa indikator yang diekstrak dari  pH asam kuat, basa Lowry dan Lewis serta menyimpulkannya.
bahan alam melalui percobaan kuat, asam lemah, dan  Mengamati perubahan warna indikator dalam berbagai larutan.
basa lemah  Membahas bahan alam yang dapat digunakan sebagai indikator.
 Merancang dan melakukan percobaan membuat indikator asam basa
dari bahan alam dan melaporkannya.
 Mengidentifikasi beberapa larutan asam basa dengan beberapa
indikator
 Memprediksi pH larutan dengan menggunakan beberapa indikator.
 Menghitung pH larutan asam kuat dan larutan basa kuat
 Menghitung nilai Ka larutan asam lemah atau Kb larutan basa lemah
yang diketahui konsentrasi dan pHnya.
 Mengukur pH berbagai larutan asam lemah, asam kuat, basa lemah, dan
basa kuat yang konsentrasinya sama dengan menggunakan indikator
universal atau pH meter
 Menyimpulkan perbedaan asam kuat dengan asam lemah serta basa
kuat dengan basa lemah.
3.11 Menganalisis kesetimbangan ion dalam Kesetimbangan Ion dan pH  Mengamati perubahan warna indikator lakmus merah dan lakmus biru
larutan garam dan menghubungkan pH- Larutan Garam dalam beberapa larutan garam
nya  Reaksi pelarutan garam  Menyimak penjelasan tentang kesetimbangan ion dalam larutan garam
4.11 Melaporkan percobaan tentang sifat  Garam yang bersifat  Merancang dan melakukan percobaan untuk memprediksi pH larutan
asam basa berbagai larutan garam netral garam dengan menggunakan kertas lakmus/indikator universal/pH

63
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
 Garam yang bersifat meter dan melaporkan hasilnya.
asam  Menuliskan reaksi kesetimbangan ion dalam larutan garam
 Garam yang bersifat  Menyimpulkan sifat asam-basa dari suatu larutan garam
basa  Menentukan pH larutan garam
 pH larutan garam
3.12 Menjelaskan prinsip kerja, perhitungan Larutan Penyangga  MengamatipH larutan penyangga ketika diencerkan, ditambah sedikit
pH, dan peran larutan penyangga dalam asam atau ditambah sedikit basa
tubuh makhluk hidup  Sifat larutan penyangga  Menyimak penjelasan tentang cara membuat larutan penyangga dengan
4.12 Membuat larutan penyangga dengan pH  pH larutan penyangga pH tertentu
 Peranan larutan  Menyimak penjelasan bahwa pH larutan penyangga tetap ketika
tertentu penyangga dalam tubuh diencerkan, ditambah sedikit asam atau ditambah sedikit basa
makhluk hidup dan  Membandingkan pH larutan penyangga dan larutan bukan penyangga
industri (farmasi, dengan menambah sedikit asam atau basa atau diencerkan.
kosmetika)  Menganalisis mekanisme larutan penyangga dalam mempertahankan
pHnya terhadap penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau
pengenceran.
 Merancang dan melakukan percobaan untuk membuat larutan
penyangga dengan pHtertentu dan melaporkannya.
 MenentukanpH larutan penyangga
 Membahas peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan
industri.
3.13 Menganalisis data hasil berbagai jenis Titrasi  Mengamati cara melakukan titrasi asam-basa, dapat melalui media
titrasi asam-basa (video)
4.13 Menyimpulkan hasil analisis data  Titrasi asam basa  Menyimak penjelasan titik akhir dan titik ekivalen titrasi asam-basa.
percobaan titrasi asam-basa  Kurva titrasi  Merancang dan melakukan percobaan titrasi asam-basa dan melaporkan
hasil percobaan.
 Menghitung dan menentukan titik ekivalen titrasi, membuat kurva

64
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
titrasi serta memilih indikator yang tepat.
 Menentukan konsentasi pentiter atau zat yang dititrasi.
3.14 Mengelompokkan berbagai tipe sistem Sistem Koloid  Mengamati berbagai jenis produk yang berupa koloid
koloid, dan menjelaskan kegunaan  Membahas jenis koloid dan sifat-sifat koloid.
koloid dalam kehidupan berdasarkan  Jenis koloid  Menghubungkan sistem koloid dengan sifat-sifatnya
sifat-sifatnya  Sifat koloid  Melakukan percobaan efek Tyndall
4.14 Membuat makanan atau produk lain  Pembuatan koloid  Membedakan koloid liofob dan koloid hidrofob.
yang berupa koloid atau melibatkan  Peranan koloid dalam  Membahas pemurnian koloid, pembuatan koloid, dan peranannya
prinsip koloid kehidupan sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari
dan industry
 Membahas bahan/zat yang berupa koloid dalam industri farmasi,
kosmetik, bahan makanan, dan lain-lain.
 Melakukan percobaan pembuatan makanan atau produk lain berupa
koloid atau yang melibatkan prinsip koloid dan melaporkan hasil
percobaan.

65
Lampiran 1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA KPG Khas Papua Merauke

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI / 2
Materi Pokok : Koloid

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui

pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan,

pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata

pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3:Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan,dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan


pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4:Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompotensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.14 Mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid, dan menjelaskan


kegunaan koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
4.14 Membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau
melibatkan prinsip koloid
C. Indikator Pencapaian Kompetensi

 Menjelaskan sistem koloid dan komponen penyusun koloid


 Membuat larutan yang merupakan larutan koloid
D. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran discovery learning dengan menggali informasi dari

berbagai sumber belajar atau mengolah informasi dan melakukan penyelidikan

sederhana, diharapkan peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran

berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan,

melakukan diskusi kelompok, menjawab pertanyaan dan aktif bertanya,

bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat atau mempresentasikan hasil

diskusi kelompok, serta dapat menjelaskan sistem koloid, komponen

prenyusun koloid, jenis koloid serta koloid dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi Pembelajaran

 Sistem koloid
 Komponen penyusun koloid

67
F. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Pengamatan

Model : Discovery Learning

G. Media Pembelajaran

Media : LKPD, Papan tulis/ White board, PPT

Alat/Bahan : ATK, kertas, LCD Proyektor

H. Sumber Belajar

1. Buku PR Kimia kelas XI Semester II

2. Internet

I. Kegiatan Pembelajaran

Model Pertemuan Pertama Alokasi


Pembelajaran ( 2 x 45 menit ) Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal 10 menit
Orientasi :
1. Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Memeriksa kehadiran peserta didik
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi :
1. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan materi yang diajarkan sistem koloid dan
komponen koloid
Siapa diantara kalian yang suka minum susu di
pagi hari?
Disebut larutan apakah susu yang kalian minum?
Bagaiman dengan teh ataupun kopi?
Motivasi :

68
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
Pemberian Acuan :
1. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan
dibahas yaitu sistem koloid dan komponen
penyusun koloid
2. Pembagian kelompok belajar dan juga LKPD
serta bahan ajar untuk setiap kelompok
3. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
ada dalam LKPD
Discovery
Kegiatan Inti 70 menit
Learning
Pemberian
Tahap 1 10 menit
Stimulus
Mengamati :
Peserta didik mengamati gambar teh, susu dan kopi
yang ditunjukan kemudian membaca setiap prosedur
kerja yang ada dalam LKPD.
Identifikasi
Masalah
Tahap 2 10 menit

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik


untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar dan
percobaan yang akan dilakukan. Pada kegiatan
ini guru mengarahkan peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan sesuai dengan IPK yang
akan dicapai.
Pertanyaan yang mungkin:
1. Apa perbedaan dari ketiga campuran ?
2. Mengapa ada perbedaan fase dari ketiga
campuran ?
3. Disebut larutan apakah teh, kopi, dan
susu ?
Mengumpulka Tahap 3 10 menit

69
n
Informasi
Peserta didik melakukan percobaan sederhana
pelarutan gula, kopi dan susu dalam air dengan
mengikuti langkah-langkah yang tersedia dalam
LKPD. Guru membimbing kegiatan peserta
didik.
Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi sebelumnya melalui kegiatan :
1. Membaca sumber lain selain buku teks
Peserta didik mencari dan membaca
berbagai referensi dari berbagai sumber
guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi koloid.
2. Mengumpulkan Informasi
Peserta didik mencatat semua informasi
yang telah diperoleh pada buku catatan
dengan tulisan yang rapi dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pengolahan
Tahap 4 20 menit
Informasi
1. Peserta didik dalam kelompoknya
berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
dengan cara mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi yang
sedang berlangsung dengan bantuan-
pertanyaan-pertanyaan pada LKPD.
2. Guru mengamati kegiatan peserta didik
ditiap kelompok selama proses ini
berlangsung.

70
Pembuktian
Tahap 5 20 menit
Masalah
1. Peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber belajar.
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
berupa berdasarkan hasil analisis dan
ditanggapi oleh kelompoknya lainnya.

Menarik
Tahap 6 10 menit
Kesimpulan
1. Peserta didik menyimpulkan secara
menyeluruh materi sistem koloid dan
komponen koloid.
2. Guru memberikan penguatan dari hasil
diskusi
Kegiatan Penutup 10 menit
Guru :
1. Guru melakukan evaluasi dengan
memberikan tes uji kompetensi yang
terdapat dalam buku pegangan peserta didik
atau pada lembar kerja yang telah disediakan
secara individu.
2. Memberitahukan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya (Jenis-jenis
koloid dan koloid dalam kehidupan sehari-
hari).
3. Salam penutup

71
J. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap : Observasi/Pengamatan

b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis

c. Penilaian Keterampilan : Unjuk kerja/Praktik, Portofolio

2. Bentuk Penilaian

a. Observasi : Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

b. Tes tertulis : Uraian dan Lembar Kerja Peserta Didik

c. Portofolio : Penilaian Laporan Hasil Diskusi

3. Instrumen Penilaian (Terlampir)

Merauke,…….2020
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Yulius Mangera Mega Ashary Al Mahdaly


NPM.201684204004
Mengetahui
Kepala Sekolah
SMA KPG Khas Papua Merauke

Petrus Ambura,S.Pd.M.Pd
NIP.

72
Lampiran Instrumen Penilaian RPP

a. Lembar Observasi Unjuk Kerja (Sikap)

Aspek Perilaku Yang


Jumlah Skor Kode
No Nama Dinilai
Skor Sikap Nilai
RG BS JJ TJ DS
1
2
3
4

Keterangan :
 RG : regelius
 BS : Bekerja Sama
 JJ : Jujur
 TJ : Tanggung Jawab
 DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

b. Lembar Penilaian Unjuk Kerja ( Keterampilan)


Instrumen Penilain
Aspek Penilaian
No Nama Persiapan Proses Hasil
1 2 1 2 1 2 3
1
2
3
dst

Rubrik Penilaian Psikomotorik


Aspek Indikator
Persiapan 1. Ketepatan penyedian alat 5. Alat lengkap dan sesuai
praktikum 4. Ada 1 alat yang tidak disiapkan
3. Ada 2 alat yang tidak disiapkan
2. Ada lebih dari 2 alat yang tidak disiapkan
1. Tidak ada persiapan alat
2. Ketepatan penyediaan bahan 5. Bahan lengkap dan sesuai
praktikum 4. Ada 1 bahan yang tidak disiapkan

75
3. Ada 2 bahan yang tidak disiapkan
2. Ada lebih dari 2 bahan yang tidak disiapkan
1. Tidak ada persiapan bahan
Proses 1. Ketepatan ururtan/ langkah kerja 3. Tepat sesuai prosedur
2. Kurang tepat
1. Tidak tepat
2. Ketepatan menggunakan alat 3. Sangat baik dan benar
2. kurang tepat
1. Tidak tepat
Hasil 1. Keakuratan data 3. Data sangat akurat dan benar
3. Data cukup akurat
1. Data kurang akurat
2. Ketepatan kesimpulan yang 3. Kesimpulan yang diambil sesuai dengan tujuan praktikum
diambil 2. Kesimpulan tidak menjawab tujuan
1. Tidak ada kesimpulan yang diperoleh
5. Kebersihan alat dan meja kerja 5. Meja dan alat praktikum bersih dan rapi
4. Alat sudah dicuci dan ada sampah di meja
3. Sebagian alat yang dicuci dan meja bersih
2. Alat belum dicuci dan meja bersih
1. Meja dan alat tidak dibersihkan
Jumlah skor perolehan
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖= x 100
35

c. Lembar penilaian kognitif


PENILAIAN PENGETAHUAN
Indikator
Nomor Level
Kompetensi Dasar Pencapaian Soal Kunci Jawaban Penskoran
Soal Kognitif
Kompetensi
3.14 Mengelompokkan 3.14.1 Menjelaskan 1 C2 Zat berikut yang bukan Tinta, lateks (getah karet), Point 1

76
berbagai tipe sistem merupakan sistem koloid margarin, dan batu apung jika Benar,
sistem koloid, dan koloid dan adalah… termasuk koloid. Sementara Point 0
menjelaskan komponen a. tinta itu, air sadah bukan Jika salah
kegunaan koloid penyusun b. lateks merupakan koloid karena di
dalam kehidupan koloid c. air sadah dalamnya terdapat ion-ion
berdasarkan sifat- d. margarin Ca2+ dan Mg2+ yang
sifatnya. e. batu apung mengakibatkan sabun tidak
dapat berbusa. Ion-ion
tersebut terdispersi homogen
dalam air, stabil, dan tidak
dapat disaring dengan kertas
biasa. Oleh karena itu, air
sadah termasuk larutan.
Jawaban:
c. air sadah
4.14 Membuat 4.14.1 Membuat 2 C4 Salah satu ciri yang Salah satu ciri yang Point 1
makanan atau larutan yang membedakan larutan membedakan larutan dengan jika Benar,
produk lain yang merupakan dengan koloid… koloid adalah kejernihannya. Point 0
berupa koloid atau
larutan koloid
melibatkan prinsip a. larutan jernih, Larutan membentuk sistem Jika salah
koloid sedangkan koloid dispersi yang jernih,
keruh sedangkan koloid terlihat

77
b. larutan stabil, keruh. Larutan dan koloid
sedangkan koloid mempunyai persamaan
tidak stabil untuk ciri fisik yang lain,
c. larutan terlihat seperti terlihat homogen,
homogen, sedangkan stabil, tidak mengendap, dan
koloid terlihat tidak dapat disaring dengan
heterogen kertas saring.
d. larutan dapat Jawaban :
mengendap, a. larutan jernih,
sedangkan koloid sedangkan koloid
tidak dapat keruh
mengendap
e. larutan dapat disaring
dengan kertas saring,
sedangkan koloid
tidak dapat disaring
dengan kertas saring
Total skor 2

Skor perolehan
Nilai = x 100
total skor

78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA KPG Khas Papua Merauke

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI / 2
Materi Pokok : Koloid

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui

pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan,

pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata

pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3:Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan,dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah


KI 4:Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompotensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.14 Mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid, dan menjelaskan


kegunaan koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
4.14 Membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau
melibatkan prinsip koloid
C. Indikator Pencapaian Kompetensi

 Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase pendispersi dan fase


terdispersi
 Menjelaskan penggunaan sistem koloid dalam kehidupan
 Membuat larutan yang merupakan larutan koloid
D. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran discovery learning dengan menggali informasi dari

berbagai sumber belajar atau mengolah informasi dan melakukan penyelidikan

sederhana, diharapkan peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran

berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan,

melakukan diskusi kelompok, menjawab pertanyaan dan aktif bertanya,

bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat atau mempresentasikan hasil

diskusi kelompok, serta dapat menjelaskan sistem koloid, komponen

prenyusun koloid, jenis koloid serta koloid dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi Pembelajaran

 Jenis-jenis koloid

 Koloid dalam kehidupan sehari-hari

82
F. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Pengamatan

Model : Discovery Learning

G. Media Pembelajaran

Media : LKPD, Papan tulis/ White board, Video

Alat/Bahan : ATK, kertas, LCD Proyektor

H. Sumber Belajar

1. Buku PR Kimia kelas XI Semester II. PT Intan Pariwara

2. Internet

I. Kegiatan Pembelajaran

Model Pertemuan Pertama Alokas


Pembelajaran ( 2 x 45 menit ) i
Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
Orientasi :
1. Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik.
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi :
1. Pendidik mengarahkan peserta didik untuk
mengingat kembali materi sebelumnya.
2. Mengajukan pertanyaan seperti berikut
(Jelaskan komponen koloid yang sudah kita
pelajari minggu lalu? Apa itu fase pendispersi?
Bagaimana dengan fase terdispersi ?).
3. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan

83
dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi sebelumnya.
Pernahkah kalian melihat kabut di pagi hari yang
dingin?
Mengapa kabut disebut sebagai sistem koloid?
Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
Pemberian Acuan :
1. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan
dibahas yaitu
2. Pembagian kelompok belajar dan juga LKPD serta
bahan ajar untuk setiap kelompok.
3. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
ada dalam LKPD
Discovery
Kegiatan Inti
Learning
Pemberian
Tahap 1
Stimulus
Mengamati :
Peserta didik mengamati tayangan video berupa jenis-
jenis koloid dalam kehidupan sehari-hari.
Identifikasi
Masalah
Tahap 2

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik


untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan video yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar. Pada kegiatan ini guru mengarahkan
peserta didik untuk mengajukan pertanyaan sesuai
dengan IPK yang akan dicapai.
Pertanyaan yang mungkin:
1. Apa saja jenis-jenis koloid dalam kehidupan
sehari-hari ?

84
2. Apa yang membedakannya ?
3. Apakah manfaat koloid dalam kehidupan
sehari-hari ?
Mengumpulka
n Tahap 3
Informasi
Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi sebelumnya melalui kegiatan :
1. Membaca sumber lain selain buku teks
Peserta didik mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman materi jenis-jenis
koloid dan kegunaan koloid .
2. Mengumpulkan Informasi
Peserta didik mencatat semua informasi
tentang materi larutan penyangga yang telah
diperoleh pada buku catatan dengan tulisan
yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Pengolahan
Tahap 4
Informasi
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi
mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
1. Berdiskusi tentang data dari materi :
Jenis-jenis koloid dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Mengolah Informasi yang sudah di kumpulkan dari
hasil kegiatan mengumpulkan informasi dengan
bantuan-bantuan pertanyaan pada lembar kerja.
3. Guru mengamati kegiatan peserta didik ditiap
kelompok selama proses ini berlangsung.
Pembuktian Tahap 5

85
Masalah
1. Peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber belajar.
2. Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.
3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Menarik
Tahap 6
Kesimpulan
1. Peserta didik menyimpulkan materi tentang
jenis-jenis koloid dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Guru memberikan penguatan dari hasil diskusi
Kegiatan Penutup
Guru :
1. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan
tes uji kompetensi yang terdapat dalam buku
pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang telah disediakan secara individu.
2. Memberitahukan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya (sifat-sifat koloid).
3. Salam penutup

86
J. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap : Observasi/Pengamatan

b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis

c. Penilaian Keterampilan : Unjuk kerja/Praktik, Portofolio

2. Bentuk Penilaian

a. Observasi : Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

b. Tes tertulis : pilihan Ganda dan Lembar Kerja Peserta Didik

c. Portofolio : Penilaian Laporan Hasil Diskusi

3. Instrumen Penilaian (Terlampir)

Merauke,…….2020
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Yulius Mangera Mega Ashary Al Mahdaly


NPM.201684204004
Mengetahui
Kepala Sekolah
SMA KPG Khas Papua Merauke

Petrus Ambura,S.Pd.M.Pd
NIP.

87
88
Lampiran Instrumen Penilaian RPP

a. Lembar Observasi Unjuk Kerja (Sikap)

Aspek Perilaku Yang


Jumlah Skor Kode
No Nama Dinilai
Skor Sikap Nilai
RG BS JJ TJ DS
1
2
3
4

Keterangan :
 RG : regelius
 BS : Bekerja Sama
 JJ : Jujur
 TJ : Tanggung Jawab
 DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

b. Lembar Penilaian Unjuk Kerja ( Keterampilan)


Instrumen Penilain
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan
pertanyaan
2 Aktifitas Diskusi
3 Kemampuan Presentasi
4 Kerjasama dalam Kelompok
Jumlah Skor

Rubrik Penilaian Unjuk Kerja


Aspek Indikator 1 2 3 4
Penggunaan tata bahasa baik dan benar 
Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
Kesesuaian respon dengan
Menjawab sesuai dengan materi
pertanyaan Mengaitkan jawaban dengan kehidupan
sehari-hari
Aktifitas diskusi Keterlibatan anggota kelompok

90
Aktif bertanya dan menanggapi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat
berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Dapat mengemukakan ide dan berargumen
dengan baik
Kemampuan Presentasi
Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi
presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu
kelompok
Kerjasama dalam kelompok Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan
kesepakatan
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

Kriteria Penilaian (Skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Skor Maksimal = 400

jumlah skor yang diperoleh


Cara mencari nilai (N) = ×100
skor maksimal

91
c. Lembar penilaian kognitif
PENILAIAN PENGETAHUAN
Level
Indikator Pencapaian Nomo Pensko
Kompetensi Dasar Kogni Soal Kunci Jawaban
Kompetensi r Soal ran
tif
3.14 Mengelompokkan 3.14.2 Mengelompokkan 1 C3 Jawaban : Point 1
berbagai tipe sistem jenis koloid b. 2 jika
koloid, dan
berdasarkan fase Fase terdispersi : gas Benar,
menjelaskan kegunaan
koloid dalam pendispersi dan
Medium pendispersi : Point 0
kehidupan berdasarkan fase terdispersi
sifat-sifatnya padat Jika

92
4.14 Membuat makanan Perhatikan data berikut! Nama koloid : busa salah
atau produk lain yang
No Fase Medium padat
berupa koloid atau
melibatkan prinsip 3.14.3 Menjelaskan Terdispersi pendispersi Contoh koloid :
koloid. penggunaan sistem 1 Gas Cair
2 Gas Padat styrofoam
koloid dalam 3 Cair Gas
kehidupan 4 Cair Cair
5 Padat Gas

Berdasarkan data tersebut,


Styrofoam termasuk dispersi
koloid yang partikelnya
tersusun seperti
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
2 C2 Santan merupakan sistem Santan merupakan Point 1
disperse.. termasuk koloid tipe jika
a. Gas dalam medium emulsi cair memiliki Benar,
pendispersi cair fase terdispersi cair Point 0
b. Cair dalam medium dalam medium Jika

93
pendispersi gas pendispersi cair. Fase salah
c. Cair dalam medium gas dalam medium
pendispersi cair pendispersi cair
d. Gas dalam medium merupakan koloid tipe
pendispersi padat busa cair. Fase cair
e. Padat dalam medium dalam medium
pendispersi cair pendispersi padat
merupakan koloid tipe
busa padat. Fase padat
dalam medium
pendispersi cair
merupakan koloid tipe
sol cair.
Jawabannya :
C. Cair dalam medium
pendispersi cair

3 C2 Salah satu produk kosmetik Pembersih muka Point 1


yang dibuat dalam bentuk merupakan emulsi cair. jika
emulsi cair adalah.. Bahan berwujud cair Benar,
a. Lipstick didispersikan dalam Point 0

94
b. Maskara medium cair. Lipsyik Jika
c. Cat kuku adalah sol padat, salah
d. Gel rambut sedangkan maskara dan
e. Pembersih muka cat kuku adalah sol cair.
Gel rambut merupakan
koloid tipe gel
Jawabannya:
e. Pembersih muka
Total skor 3
Skor perolehan
Nilai = x 100
total skor

95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA KPG Khas Papua Merauke

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI / 2
Materi Pokok : Koloid

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui

pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi

Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan,

dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta

kebutuhan dan kondisi peserta didik.

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3:Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan,dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah


KI 4:Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompotensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.14 Mengelompokan berbagai tipe sistem koloid, dan menjelaskan


kegunaan koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya.
4.14 Membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau
melibatkan prinsip koloid.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.14.1 Menjelaskan sifat-sifat koloid.

4.14.1 Menyimpulkan tentang sifat-sifat koloid.

4.14.2 Mengemukakan tentang sifat-sifat koloid.

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran discovery learning dengan menggali informasi dari

berbagai sumber belajar atau mengolah informasi dan melakukan penyelidikan

sederhana, diharapkan peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran

berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan,

melakukan diskusi kelompok, menjawab pertanyaan dan aktif bertanya,

bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat atau mempresentasikan hasil

diskusi kelompok, serta dapat menjelaskan sistem koloid, komponen

prenyusun koloid, jenis koloid serta koloid dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi Pembelajaran

Sifat-Sifat Koloid

 Efek Tyndall

98
 Gerak Brown
 Elektroforesis
 Adsorbsi
 Koagulasi
 Koloid Pelindung
 Dialisis
F. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Pengamatan

Model : Discovery Learning

G. Media Pembelajaran

Media : LKPD, Papan tulis/ White board, PPT

Alat/Bahan : ATK, kertas, LCD Proyektor

H. Sumber Belajar

1. Buku PR Kimia kelas XI Semester II. PT Intan Pariwara

2. Internet

I. Kegiatan Pembelajaran

Model Pertemuan Pertama Alokas


Pembelajaran ( 2 x 45 menit ) i
Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
Orientasi :
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi :
Pendidik mengarahkan peserta didik untuk mengingat

99
kembali materi sebelumnya mengenai jenis-jenis koloid
dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
Pemberian Acuan :
1. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan
dibahas yaitu sifat-sifat koloid
2. Pembagian kelompok belajar dan juga LKPD serta
bahan ajar untuk setiap kelompok
3. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
ada dalam LKPD.
Discovery
Kegiatan Inti
Learning
Pemberian
Tahap 1
Stimulus
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati slide presentasi yang berisi
gambar tentang materi sifat-sifat koloid.
2. Peserta didik mengamati lembar kerja peserta
didik (LKPD) tentang materi sifat-sifat koloid.
Identifikasi
Masalah
Tahap 2

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik


untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar. Pada kegiatan ini guru mengarahkan
peserta didik untuk mengajukan pertanyaan
tentang materi sifat-sifat koloid.
Pertanyaan yang mungkin:
1. Apa yang dimaksud dengan efek Tyndall?
2. Apa yang dimaksud dengan gerak Brown?

100
3. Apa yang dimaksud dengan elektroforesis?
4. Apa yang dimaksud dengan adsorbsi?
5. Apa yang dimaksud dengan koagulasi?
6. Apa yang dimaksud dengan koloid pelindung?
7. Apa yang dimaksud dengan dialisis?
Mengumpulka
n Tahap 3
Informasi
Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan dengan materi sifat-sifat koloid untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
sebelumnya melalui kegiatan :
1. Membaca sumber lain selain buku teks
Peserta didik mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi
sifat-sifat kolois yang sedang dipelajari.
2. Mengumpulkan Informasi
Peserta didik mencatat semua informasi tentang
materi sifat-sifat koloid yang telah diperoleh
pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Pengolahan
Tahap 4
Informasi
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi
mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
1. Berdiskusi tentang data dari materi :
Sifat-sifat koloid
2. Mengolah Informasi dari materi sifat-sifat koloid
yang sudah di kumpulkan dari hasil kegiatan
mengumpulkan informasi dengan bantuan-bantuan
pertanyaan pada lembar kerja peserta didik.

101
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
materi tersebut
4. Guru mengamati kegiatan peserta didik ditiap
kelompok selama proses ini berlangsung.
Pembuktian
Tahap 5
Masalah
1. Peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber belajar.
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Menarik
Tahap 6
Kesimpulan
1. Peserta didik menyimpulkan materi tentang
sifat-sifat koloid.
2. Guru memberikan penguatan dari hasil diskusi
Kegiatan Penutup
Guru :
1. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan
tes uji kompetensi yang terdapat dalam buku
pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang telah disediakan secara individu.
2. Memberitahukan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya (Sifat Koloid Liofil
dan Liofob).
3. Salam penutup

102
J. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap : Observasi/Pengamatan

b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis

c. Penilaian Keterampilan : Unjuk kerja/Praktik, Portofolio

2. Bentuk Penilaian

a. Observasi : Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

b. Tes tertulis : Pilihan Ganda dan Lembar Kerja Peserta Didik

c. Portofolio : Penilaian Laporan Hasil Diskusi

3. Instrumen Penilaian (Terlampir)

Merauke,…….2020
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Yulius Mangera Mega Ashary Al Mahdaly


NPM.201684204004
Mengetahui
Kepala Sekolah
SMA KPG Khas Papua Merauke

Petrus Ambura,S.Pd.M.Pd
NIP.

103
104
Lampiran Instrumen Penilaian RPP

a. Lembar Observasi Unjuk Kerja (Sikap)

Aspek Perilaku Yang


Jumlah Skor Kode
No Nama Dinilai
Skor Sikap Nilai
RG BS JJ TJ DS
1
2
3
4

Keterangan :
 RG : regelius
 BS : Bekerja Sama
 JJ : Jujur
 TJ : Tanggung Jawab
 DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
76 = Baik
50 = Cukup
26 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

b. Lembar Penilaian Unjuk Kerja ( Keterampilan)


Instrumen Penilain
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan
pertanyaan
2 Aktifitas Diskusi
3 Kemampuan Presentasi
4 Kerjasama dalam Kelompok
Jumlah Skor

Rubrik Penilaian Unjuk Kerja


Aspek Indikator 1 2 3 4
Penggunaan tata bahasa baik dan benar 
Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
Kesesuaian respon dengan
Menjawab sesuai dengan materi
pertanyaan
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-
hari
Aktifitas diskusi Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi

106
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Dapat mengemukakan ide dan berargumen
dengan baik
Kemampuan Presentasi
Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi
presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu
kelompok
Kerjasama dalam kelompok Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan
kesepakatan
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

Kriteria Penilaian (Skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Skor Maksimal = 400

jumlah skor yang diperoleh


Cara mencari nilai (N) = ×100
skor maksimal

107
c. Lembar Penilaian Kognitif
PENILAIAN PENGETAHUAN

Indikator Nomo Level Kunci


Kompetensi Penskora
Pencapaian r Kognit Soal Jawaba
Dasar n
Kompetensi Soal if n
3.14 3.14.1 1 C2 Efek hamburan cahaya dari lampu mobil oleh B Point 1
Mengelompok Menjelask partikel dalam kabut disebut … jika
an berbagai an sifat- a. Gerak Brown Benar,
tipe sistem sifat b. Tyndall
Point 0
koloid, dan koloid. c. Koagulasi
menjelaskan d. Dialisis Jika salah
kegunaan e. Adsorbsi
koloid dalam
kehidupan 6 C2 Sifat koloid yang B Point 1
berdasarkan menyebabkan sistem jika
sifat-sifatnya. koloid stabil (sukar Benar,
mengendap) adalah …
Point 0
a. Efek Tyndall
b. Gerak Brown Jika salah
c. Koagulasi
d. Dialisis
e. Koloid Pelindung
7 C3 Identifikasi pelaku A Point 1
kejahatan dapat jika
dilakukan dengan

108
analisis struktur gen Benar,
(DNA). Proses analisis Point 0
DNA ini dilakukan Jika salah
dengan cara …
a. Elektroforesis
b. Koagulasi
c. Adsorbsi
d. Diaslisis
e. Koloid Pelindung
2 C3 Perhatikan contoh penerapan sifat koloid E Point 1
berikut! jika
1) Sorot lampu mobil pada saat kabut Benar,
2) Pembentukan delta di muara sungai Point 0

3) Proses cuci darah Jika salah

4) Gelatin dalam es krim


5) Penjernihan air tebu pada proses pembuatan
gula pasir
Contoh yang merupakan penerapan sifat
adsorbsi adalah …
a. 1
b. 2
c. 3

109
d. 4
e. 5
4 C3 Berikut ini adalah beberapa sifat koloid: E Point 1
1) Efek Tyndall jika
2) Gerak Brown Benar,
Point 0
3) Elektroforesis
Jika salah
4) Adsorbsi
5) Koagulasi
Proses terbentuknya delta di muara sungai
merupakan penerapan sifat koloid nomor …
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
5 C4 Berikut ini fenomena sehari-hari yang C Point 1
menunjukkan sifat koloid: jika
1) proses cuci darah Benar,
2) pemberian tawas pada pengolahan air
Point 0
3) penambahan gelatin pada pembuatan es krim
4) pembentukan delta di muara sungai Jika salah
5) penjernihan air

110
Sifat koloid pelindung dapat ditunjukkan dalam
contoh kejadian nomor …
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
3 C4 Data yang berhubungan A Point 1
dengan tepat adalah … jika
Sifat Koloid Penerapan dalam kehidupan
Benar,
sehari-hari
Point 0
a Dialisis Cuci darah bagi penderita gagal
Jika salah
ginjal
b Koagulasi Sorot lampu di malam hari

c Efek Tyndall Menghilangkan bau badan

d Elektroforesis Gelatin pada es krim

e Adsorbsi Penyaringan asap pabrik

TEKNIK PENILAIAN PENGETAHUAN :


Skor yang diperoleh
Nilai= x 100
Skor Total

111
Lampiran 2 Soal
Lampiran 2.1 Lembar Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
KISI-KISI SOAL PRETEST dan POSTTEST
N Kelas/Sm Rana Nomor
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Soal
o t h Soal
1 3.14 Mengelompokan berbagai XI/II Koloid Disajikan sebuah gambar, siswa
tipe sistem koloid, dan dapat mengidentifikasi dan
C2 1
menjelaskan kegunaan menjelaskan gambar tersebut.

koloid dalam kehidupan Disajikan beberapa jenis sistem


berdasarkan sifat- dispersi koloid, siswa dapat
C4 3
sifatnya. membedakan sistem dispersi koloid
tersebut.
4.14 Membuat makanan atau Disajikan kasus . siswa dapat
produk lain yang berupa koloid menjelaskan kasus tersebut C3 4

atau melibatkan prinsip koloid.


Siswa dapat menjelaskan beberapa
sifat koloid C2 2

Siswa dapat memberi contoh


kegunaan koloid dalam kehidupan C1 5
sehari-hari.
120
lampiran 2.2 Lembar Soal Pretest dan Posttest
SOAL PRETEST dan POSTTEST
Nama Sekolah : SMA KPG Khas Papua Jenis Soal : Uraian
Merauke
Kelas/Semester : XII/ II Jumlah Soal : 6 (enam)
Mata Pelajaran : Kimia Alokasi : 90 menit
Waktu
Materi Pokok : Larutan Penyangga

A. Petunjuk
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal !
2. Tulislah nama pada lembar jawaban anda !
3. Tidak diperkenankan melihat buku/catatan
4. Sebaiknya mengerjakan soal yang lebih
mudah terlebih dahulu !
5. Periksalah kembali jawaban anda sebelum
dikumpulkan !

B. Soal
4. Amatilah gambar di bawah ini !

Pada gambar di atas


adalah gula + air menghasilkan……
Termasuk jenis apakah gambar tersebut, apakah termasuk larutan,
suspense, atau koloid ? jelaskan !

5. Jelaskan sifat koloid dari efek tyndall, koagulasi, dialisis serta berikan
salah satu contohnya !

6. Jelaskan perbedaan antara sol, aerosol, busa dan emulsi !

7. Bagaimanakah cara mengolah getah karet menjadi sheet ?

8. Sebutkan contoh sistem koloid dalam bidang industri kosmetik !


~SELAMAT BEKERJA~

lampiran 2.3 Kunci Jawaban Pretest dan Posttest


KUNCI JAWABAN PRETEST dan POSTTEST
N Penyelesaian Skor
o
1 Campuran gula + air merupakan jenis larutan. Larutan adalah campuran 15
homogen antara dua zat yaitu zat terlarut dan zat cair pelarut
2 a. Efek tydall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. 25
Contohnya sorot lampu mobil atau sepeda motor pada malam hari
yang berdebu, berasap, atau berkabut akan tampak jelas.
b. Koagulasi adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid
sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersi.
Contohnya penggumpalan lumpur atau tanah liat pada proses
penjernihan air menggunakan tawas.
c. Dialisis adalah cara mengurangi ion-in pengganggu yang terdapat

122
dalam sistem koloid menggunakan semipermeabel. Contohnya untuk
proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal.
3 a. Sol adalah sistem koloid dengan fase terdispersi padat dalam 20
medium pendispersi berwujud cair atau padat.
b. Aerosol adalah sistem koloid dengan fase terdispersi padat atau cair
dalam medium pendispersi gas.
c. Busa/buih adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dalam
medium pendispersi cair atau padat.
d. Emulsi adalah Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair
lain.
4 Getah karet adalah koloid tipe sol. Karet dapat diperoleh dengan 20
memisahkan partikel-partikel dari medium pendispersinya. Hal ini
dilakukan dengan mengkoagulasikan getah karet dengan asam formiat
atau asam asetat. Karet yang telah menggumpal selanjutnya digiling dan
dicuci. Karet kemudian diproses lebih lanjut menjadi lembaran (sheet).
5 Contoh penerapan sistem koloid dalam bidang industri kosmetik yaitu ; 20
Sol padat, contoh lipstik dan pensil alis
Sol cair, contoh cat kuku, masker, dan maskara
Emulsi, contoh pembersih muka
Aerasol cair, contoh hair spray, parfum semprot dan penyegar mulut
bentuk semprot
Buih, contoh sabun cukur
Gel, minyak rambut (jelly) dan deodoran.

lampiran 2.4 Rubrik Penilaian


Soal Pretest dan Posttest no 1

Skor 15 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan
kajian teori pada buku pemlajaran.
Skor 10 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian teori
pada buku pemlajaran
Skor 5 Jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas/tepat dengan kajian teori
pada buku pemlajaran
Skor 0 Jika peserta didik tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan

Soal Pretest dan Posttest no 3,4 dan 5

Skor 20 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai kajian teori
pada buku pemlajaran
Skor 15 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian teori
pada buku pemlajaran
Skor 10 Jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas/tepat dengan kajian teori
pada buku pembelajaran
Skor 5 Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan kajian teori pada buku
pembelajaran

123
Skor 0 Jika peserta didik tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan

Soal Pretest dan Posttest no 2

Skor 25 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai kajian teori
pada buku pemlajaran
Skor 20 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian teori
pada buku pemlajaran
Skor 15 Jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas/tepat dengan kajian teori
pada buku pembelajaran
Skor 10 Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan kajian teori pada buku
pembelajaran
Skor 0 Jika peserta didik tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan
skor yang diperoleh
Penentuan nilai nilai = x 100
skor maksimum

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Aktivitas Guru


Lampiran 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Model Discovery
Learning

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Hari/Tanggal :
Pertemuan ke :
Petunjuk : Berilah skor yang sesuai pada aspek-aspek penilaian aktivitas
siswa dalam pembelajaran, adapun kriteria skor sebagai berikut :
1 = Tidak Baik 4 = Baik
2 = Kurang Baik 5 = Sangat Baik
3 = Cukup Baik

Kategori
Aspek yang diamati Jumlah
Siswa Aktivitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
Siswa 5
Siswa 6
Siswa 7
Siswa 8
Siswa 9
Siswa 10

124
Siswa 11
Siswa 12
Siswa 13
Siswa 14
Siswa 15
Siswa 16
Siswa 17

Aspek yang diamati :


1. Peserta didik mendengarkan informasi tujuan pembelajaran, motivasi

2. Peserta didik menjawab pertanyaan yang dberikan oleh guru sebagai stimulus

siswa untuk masuk kedalam pembelajaran larutan penyangga.

3. Peserta didik mengamati penjelasan yang diberikan oleh guru

4. Peserta didik membentuk kelompok untuk berdiskusi

5. Peserta didik bekerja sama dalam diskusi kelompok untuk mengidentifikasi

masalah yang didapatkan.

6. Peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai sumber sebagai pendukung

pernyataan atau hipotesis dalam identifikasi masalah.

7. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil

pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber belajar bersama

kelompoknya.

8. Peserta didik bekerja sama dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan LKPD

secara berkelompok

9. Peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok

10. Peserta didik memperhatikan kelompok lain saat presentasi di depan kelas.

11. Peserta didik dapat menyimpulkan materi yang dipelajari.

Lampiran 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru dengan Model Pembelajaran


Discovery Learning

125
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Nama Guru : Mega Ashary Al Mahdaly


Hari/Tanggal :
Pertemuan ke :

Petunjuk Penilaian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran.
1. Tidak baik 4. Baik
2. Kurang baik 5. Sangat baik
3. Cukup baik

Tahapan
Aspek Pengamatan 1 2 3 4 5
Kegiatan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa
kehadiran peserta didik
Kemampuan guru memberikan apersepsi
Kegiatan Kemampuan guru memotivasi peserta didik
awal/ Kemampuan guru menyampaikan tujuan
Pendahuluan pembelajaran
Kemampuan guru membagi kelompok belajar
Kemampuan guru menyampaikan prosedur
pembelajaran
Kegiatan Inti/ Kemampuan guru memberikan pertanyaan
Pemberian yang menuntun peserta didik masuk kedalam
stimulus permasalahan dalam pembelajaran

Kemampuan guru membimbing peserta didik


dalam proses mengidentifikasi masalah
Identifikasi Kemampuan guru memberikan kesempatan
masalah kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan permasalahan yang dihadapkan.
Kemampuan guru mengarahkan peserta didik
untuk mengajukan pertanyaan sesuai dengan
IPK yang akan dicapai
Pengumpulan Kemampuan guru menugaskan peserta didik
Data/ untuk mengumpulkan informasi dari berbagai
informasi sumber belajar
Kemampuan guru membimbing peserta didik
dalam mengumpulkan informasi
Pengolahan Kemampuan guru mengamati / memantau
Data/ kegiatan peserta didik ditiap kelompok selama
informasi proses pengolahan data
Pembuktian Kemampuan guru membimbing siswa dalam
Masalah membuktikan data yang didapatkan dengan

126
permasalahan yang dibahas
Kemampuan guru dan peserta didik secara
Bersama-sama menjawab jawaban soal-soal
yang telah dikerjakan oleh peserta didik
Kemampuan guru meminta siswa untuk
menyimpulkan tentang materi yang dipelajari
Menarik
berdasarkan yang didapatkan
Kesimpulan
Kemampuan guru memberikan penguatan dari
hasil diskusi
Kegiatan Guru melakukan evaluasi dengan memberikan
Penutup tes
Guru memberitahukan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikut
Guru menutup pembelajaran

Catatan :…………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………

Merauke,…………2020
observer

Yulius Mangera, S.Pd


Lampiran 4 Lembar Validitasi dan Reliabilitas
Lampiran 4.1 Lembar Validasi RPP
LEMBAR VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Materi : Koloid
A. PETUNJUK
1. Penilaian dapat diberikan dengan membubuhkan centang (√) pada kolom yang
tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3 (kurang
baik), 4 (baik), 5 (sangat baik).
B. PENILAIAN
No Uraian Validasi
1 2 3 4 5
1 Format RPP
a. Sesuai Format Kurikulum 2013
b. Kesesuaian penjabaran kompetensi dasar
kedalam kegiatan pembelajaran

127
c. Kesesuaian urutan materi kegiatan
pembelajaran terhadap pencapaian KD
d. Kejelasan kegiatan pembelajaran
2 Materi (isi) yang disajikan
a. Kesesuaian konsep dengan KD
b. Terdapat konsep KI 1 dan KI 2
c. Terkandung nilai IPK dengan jelas
d. Kesesuaian materi dengan tingkat
perkembangan intelektual siswa
3 Bahasa
a. Penggunaan Bahasa ditinjau dari kaidah
Bahasa Indonesia yang baku
b. Sifat komunikatif bahasa yang digunakan

4 Waktu
a. Kejelasan alokasi waktu setiap kegiatan atau
fase pembelajaran
b. Rasionalitas alokasi waktu untuk setiap
kegiatan atau fase pembelajaran
5 Metode Sajian
a. Dukungan strategi pembelajaran dalam
pencapaian indikator
b. Dukungan metode terhadap pancapaian
indicator
6 Sarana dan alat bantu pembelajaran
Kesesuaian alat bantu dengan materi
pembelajaran

Penilaian secara umum :


(Lingkari sesuai penilaian)
Rencana pelaksanaan pembelajaran penelitian ini :
a. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi
b. Dapat digunakan dengan revisi
c. Dapat digunakan tanpa revisi
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut:
Saran:
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….

Merauke,………………….2020
Validator 1
Dosen Pembimbing

128
Evy Nurvitasari, S.Pd.,M.Pd
NIDN. 0025048703

LEMBAR VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Materi : Koloid
A. PETUNJUK
1. Penilaian dapat diberikan dengan membubuhkan centang (√) pada kolom yang
tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3 (kurang
baik), 4 (baik), 5 (sangat baik).
B. PENILAIAN
No Uraian Validasi
1 2 3 4 5
1 Format RPP
a. Sesuai Format Kurikulum 2013
b. Kesesuaian penjabaran kompetensi dasar
kedalam kegiatan pembelajaran
c. Kesesuaian urutan materi kegiatan
pembelajaran terhadap pencapaian KD
d. Kejelasan kegiatan pembelajaran
2 Materi (isi) yang disajikan
a. Kesesuaian konsep dengan KD
b. Terdapat konsep KI 1 dan KI 2
c. Terkandung nilai IPK dengan jelas
d. Kesesuaian materi dengan tingkat
perkembangan intelektual siswa
3 Bahasa
a. Penggunaan Bahasa ditinjau dari kaidah
Bahasa Indonesia yang baku
b. Sifat komunikatif bahasa yang digunakan

4 Waktu
a. Kejelasan alokasi waktu setiap kegiatan atau
fase pembelajaran
b. Rasionalitas alokasi waktu untuk setiap
kegiatan atau fase pembelajaran
5 Metode Sajian
a. Dukungan strategi pembelajaran dalam
pencapaian indikator
b. Dukungan metode terhadap pancapaian

129
indicator
6 Sarana dan alat bantu pembelajaran
Kesesuaian alat bantu dengan materi
pembelajaran

Penilaian secara umum :


(Lingkari sesuai penilaian)
Rencana pelaksanaan pembelajaran penelitian ini :
a. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi
b. Dapat digunakan dengan revisi
c. Dapat digunakan tanpa revisi
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut:
Saran:
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….

Merauke,………………….2020
Validator 2
Guru mata pelajaran

Yulius Mangera,S.Pd

Lampiran 4.2 Lembar Validasi Soal Pretest


LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN SOAL PRETEST

A. PENTUNJUK
1. Penilaian dapat diberikan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3
(kurang baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik).
B. PENILAIAN
Kategori
No Soal Tes
1 2 3 4 5

130
1 Amatilah gambar di bawah ini !

Pada gambar di atas


adalah gula + air menghasilkan……
Termasuk jenis apakah gambar tersebut, apakah
termasuk larutan, suspense, atau koloid ? jelaskan!
2 Jelaskan sifat koloid dari efek tyndall, koagulasi,
dialisis serta berikan salah satu contohnya !
3 Jelaskan perbedaan antara sol, aerosol, busa dan
emulsi !
4 Bagaimanakah cara mengolah getah karet menjadi
sheet ?
5 Sebutkan contoh sistem koloid dalam bidang
industri kosmetik !
Penilaian secara umum :
(Lingkari sesuai penilaian)
Soal pretest penelitian ini :
a. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi.
b. Dapat digunakan dengan revisi
c. Dapat digunakan tanpa revisi.
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut :
Saran :……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
Merauke,………………….2020
Validator 1
Dosen Pembimbing

Evy Nurvitasari, S.Pd.,M.Pd


NIDN. 0025048703

131
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN SOAL PRETEST

A. PENTUNJUK
1. Penilaian dapat diberikan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3
(kurang baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik).
B. PENILAIAN
Kategori
No Soal Tes
1 2 3 4 5
1 Amatilah gambar di bawah ini !

Pada gambar di atas


adalah gula + air menghasilkan……
Termasuk jenis apakah gambar tersebut, apakah
termasuk larutan, suspense, atau koloid ? jelaskan!
2 Jelaskan sifat koloid dari efek tyndall, koagulasi,
dialisis serta berikan salah satu contohnya !
3 Jelaskan perbedaan antara sol, aerosol, busa dan
emulsi !
4 Bagaimanakah cara mengolah getah karet menjadi
sheet ?

5 Sebutkan contoh sistem koloid dalam bidang


industri kosmetik !

Penilaian secara umum :

132
(Lingkari sesuai penilaian)
Soal pretest penelitian ini :
a. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi.
b. Dapat digunakan dengan revisi
c. Dapat digunakan tanpa revisi.
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut :
Saran :……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
Merauke,………………….2020
Validator 2
Guru mata pelajaran

Yulius Mangera,S.Pd

Lampiran 4.3 Lembar Validasi Soal Posttest


LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN SOAL POSTTEST

A. PENTUNJUK
1. Penilaian dapat diberikan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3
(kurang baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik).
B. PENILAIAN
No Soal Tes Kategori

133
1 2 3 4 5
1 Amatilah gambar di bawah ini !

Pada gambar di atas


adalah gula + air menghasilkan……
Termasuk jenis apakah gambar tersebut, apakah
termasuk larutan, suspense, atau koloid ? jelaskan!
2 Jelaskan sifat koloid dari efek tyndall, koagulasi,
dialisis serta berikan salah satu contohnya !
3 Jelaskan perbedaan antara sol, aerosol, busa dan
emulsi !
4 Bagaimanakah cara mengolah getah karet menjadi
sheet ?
5 Sebutkan contoh sistem koloid dalam bidang
industri kosmetik !

Penilaian secara umum :


(Lingkari sesuai penilaian)
Soal posttest penelitian ini :
a. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi.
b. Dapat digunakan dengan revisi
c. Dapat digunakan tanpa revisi.
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut :
Saran :……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
Merauke,………………….2020
Validator 1
Dosen Pembimbing

Evy Nurvitasari, S.Pd.,M.Pd


NIDN. 0025048703

134
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN SOAL POSTTEST

A. PENTUNJUK
1. Penilaian dapat diberikan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3
(kurang baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik).
B. PENILAIAN
Kategori
No Soal Tes
1 2 3 4 5
1 Amatilah gambar di bawah ini !

Pada gambar di atas


adalah gula + air menghasilkan……
Termasuk jenis apakah gambar tersebut, apakah
termasuk larutan, suspense, atau koloid ? jelaskan!
2 Jelaskan sifat koloid dari efek tyndall, koagulasi,
dialisis serta berikan salah satu contohnya !
3 Jelaskan perbedaan antara sol, aerosol, busa dan
emulsi !
4 Bagaimanakah cara mengolah getah karet menjadi
sheet ?

5 Sebutkan contoh sistem koloid dalam bidang


industri kosmetik !

135
Penilaian secara umum :
(Lingkari sesuai penilaian)
Soal pretest penelitian ini :
a. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi.
b. Dapat digunakan dengan revisi
c. Dapat digunakan tanpa revisi.
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut :
Saran :……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
Merauke,………………….2020
Validator 2
Guru mata pelajaran

Yulius Mangera,S.Pd

Lampiran 4.4 Lembar Validasi Observasi Aktivitas Siswa

LEMBAR VALIDASI OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/Genap
Materi : Koloid

136
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan lembar
observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kimia dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning.
B. Petunjuk
1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada
kolom yang tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (kurang baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4
(sangat baik).
C. Penilaian

Skor Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Isi
a. Format jelas sehingga memudahkan
dalam melakukan penilaian
b. Urutan observasi sesuai dengan urutan
aktivitas dalam RPP
c. Aktivitas siswa sesuai dengan tahap-tahap
pembelajaran model pembelajaran
discovery learning
2 Bahasa
a. Menggunakan bahasa sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia
b. Bahasa yang digunakan bersifat
komunikatif
c. Bahasa mudah dipahami
3 Manfaat
a. Dapat digunakan sebagai pedoman
keterlaksanaan model pembelajaran
discovery learning
b. Dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan proses model pembelajaran
discovery learning

Penilaian secara umum


(Lingkari sesuai penilaian Bapak/Ibu)
Lembar observasi aktivitas siswa penelitian ini :
a. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi
b. Dapat digunakan dengan revisi
c. Dapat digunakan tanpa revisi

137
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut:
Saran:
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….

Merauke,………………….2020
Validator 1
Dosen Pembimbing

Evy Nurvitasari, S.Pd.,M.Pd


NIDN. 0025048703

LEMBAR VALIDASI OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/Genap
Materi : Koloid

A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan lembar
observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kimia dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning.
B. Petunjuk
1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada
kolom yang tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (kurang baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4
(sangat baik).
C. Penilaian

Skor Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Isi
a. Format jelas sehingga memudahkan

138
dalam melakukan penilaian
b. Urutan observasi sesuai dengan urutan
aktivitas dalam RPP
c. Aktivitas siswa sesuai dengan tahap-tahap
pembelajaran model pembelajaran
discovery learning
2 Bahasa
a. Menggunakan bahasa sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia
b. Bahasa yang digunakan bersifat
komunikatif
c. Bahasa mudah dipahami
3 Manfaat
a. Dapat digunakan sebagai pedoman
keterlaksanaan model pembelajaran
discovery learning
b. Dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan proses model pembelajaran
discovery learning

Penilaian secara umum


(Lingkari sesuai penilaian Bapak/Ibu)
Lembar observasi aktivitas siswa penelitian ini :
a. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi
b. Dapat digunakan dengan revisi
c. Dapat digunakan tanpa revisi
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut:
Saran:
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

Merauke,………………….2020
Validator 2
Guru mata pelajaran

Yulius Mangera,S.Pd

139
Lampiran 4.5 Lembar Validasi Observasi Aktivitas Guru

LEMBAR VALIDASI OBSERVASI AKTIVITAS GURU DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/Genap
Materi : Koloid

A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan lembar
observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran kimia dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning.
B. Petunjuk
1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada
kolom yang tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (kurang baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4
(sangat baik).
C. Penilaian

Skor Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Isi
a. Format jelas sehingga memudahkan
dalam melakukan penilaian
b. Urutan observasi sesuai dengan urutan
aktivitas dalam RPP
c. Aktivitas guru sesuai dengan tahap-tahap
pembelajaran model pembelajaran
discovery learning
2 Bahasa
a. Menggunakan bahasa sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia
b. Bahasa yang digunakan bersifat
komunikatif
c. Bahasa mudah dipahami
3 Manfaat
a. Dapat digunakan sebagai pedoman

140
keterlaksanaan model pembelajaran
discovery learning
b. Dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan proses model pembelajaran
discovery learning

Penilaian secara umum


(Lingkari sesuai penilaian Bapak/Ibu)
Lembar observasi aktivitas guru penelitian ini :
a. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi
b. Dapat digunakan dengan revisi
c. Dapat digunakan tanpa revisi
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut:
Saran:
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

Merauke,………………….2020
Validator 1
Dosen Pembimbing

Evy Nurvitasari, S.Pd.,M.Pd


NIDN. 0025048703

LEMBAR VALIDASI OBSERVASI AKTIVITAS GURU DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/Genap
Materi : Koloid

A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan lembar
observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran kimia dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning.

141
B. Petunjuk
1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada
kolom yang tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (kurang baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4
(sangat baik).
C. Penilaian

Skor Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Isi
a. Format jelas sehingga memudahkan
dalam melakukan penilaian
b. Urutan observasi sesuai dengan urutan
aktivitas dalam RPP
c. Aktivitas guru sesuai dengan tahap-tahap
pembelajaran model pembelajaran
discovery learning
2 Bahasa
a. Menggunakan bahasa sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia
b. Bahasa yang digunakan bersifat
komunikatif
c. Bahasa mudah dipahami
3 Manfaat
a. Dapat digunakan sebagai pedoman
keterlaksanaan model pembelajaran
discovery learning
b. Dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan proses model pembelajaran
discovery learning

Penilaian secara umum


(Lingkari sesuai penilaian Bapak/Ibu)
Lembar observasi aktivitas guru penelitian ini :
a. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi
b. Dapat digunakan dengan revisi
c. Dapat digunakan tanpa revisi
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut:
Saran:
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

142
Merauke,………………….2020
Validator 2
Guru mata pelajaran

Yulius Mangera,S.Pd

Lembar Reliabilitas Soal Pretest


LEMBAR RELIABILITAS INTER-RATER INSTRUMEN PENELITIAN SOAL
PRETEST

A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrumen adalah untuk mengukur tingkat kekonsistenan
indikator soal antara rater 1 dan rater 2.
B. PETUNJUK
Penilaian dapat dilakukan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia.
C. PENILAIAN
Kategori
No Aspek Yang dinilai
Ya Tidak
1 Soal sudah sesuai dengan indikator pencapaian
prestasi belajar
2 Soal sudah sesuai dengan materi yang dipelajari
3 Soal berbentuk uraian dan dirumuskan secara
singkat dan jelas
4 Soal memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
5 Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia
6 Soal tidak mengandung arti ganda, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang salah.
7 Terdapat petunjuk yang jelas cara menyelesaikan
soal.

143
Merauke,…………2020
Rater 1
Dosen Pembimbing

Evy Nurvitasari, S.Pd.,M.Pd


NIDN.0025048703

LEMBAR RELIABILITAS INTER-RATER INSTRUMEN PENELITIAN SOAL


PRETEST

A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrumen adalah untuk mengukur tingkat kekonsistenan
indikator soal antara rater 1 dan rater 2.
B. PETUNJUK
Penilaian dapat dilakukan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia.
C. PENILAIAN
Kategori
No Aspek Yang dinilai
Ya Tidak
1 Soal sudah sesuai dengan indikator pencapaian
prestasi belajar
2 Soal sudah sesuai dengan materi yang dipelajari
3 Soal berbentuk uraian dan dirumuskan secara
singkat dan jelas
4 Soal memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
5 Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia
6 Soal tidak mengandung arti ganda, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang salah.
7 Terdapat petunjuk yang jelas cara menyelesaikan
soal.

Merauke,…………2020
Rater 2
Guru Kimia

Yulius Mangera,S.Pd

144
Lembar Reliabilitas Soal Posttest
LEMBAR RELIABILITAS INTER-RATER INSTRUMEN PENELITIAN SOAL
POSTTEST

A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen adalah untuk mengukur tingkat kekonsistenan
indikator soal antara rater 1 dan rater 2.
B. Petunjuk
Penilaian dapat dilakukan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom
yang tersedia.
C. Penilaian
Kategori
No Aspek Yang dinilai
Ya Tidak
1 Soal sudah sesuai dengan indikator pencapaian
prestasi belajar
2 Soal sudah sesuai dengan materi yang dipelajari
3 Soal berbentuk uraian dan dirumuskan secara
singkat dan jelas
4 Soal memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
5 Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa indonesia
6 Soal tidak mengandung arti ganda, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang salah.
7 Terdapat petunjuk yang jelas cara menyelesaikan
soal.

Merauke,…………2020
Rater 1
Dosen Pembimbing

Evy Nurvitasari, S.Pd.,M.Pd


NIDN.0025048703
LEMBAR RELIABILITAS INTER-RATER INSTRUMEN PENELITIAN SOAL
POSTTEST

A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen adalah untuk mengukur tingkat kekonsistenan
indikator soal antara rater 1 dan rater 2.
B. Petunjuk

145
Penilaian dapat dilakukan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom
yang tersedia.
C. Penilaian
Kategori
No Aspek Yang dinilai
Ya Tidak
1 Soal sudah sesuai dengan indikator pencapaian
prestasi belajar
2 Soal sudah sesuai dengan materi yang dipelajari
3 Soal berbentuk uraian dan dirumuskan secara
singkat dan jelas
4 Soal memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
5 Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa indonesia
6 Soal tidak mengandung arti ganda, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang salah.
7 Terdapat petunjuk yang jelas cara menyelesaikan
soal.

Merauke,…………2020
Rater 2
Guru Kimia

Yulius Mangera,S.Pd

146

Anda mungkin juga menyukai