PROPOSAL
i
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL
NPM : 2016-84-204-004
Rosalinda .Z.
Maarebia,S.Pd,.M.Si
(Pembimbing 2) ……………………….. …………………...
Mengesahkan, Menyetujui,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Pendidikan
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
menyelesaikan proposal dan dapat di susun dengan baik. Dengan judul Proposal:
peniliti dapat memperbaiki susunan isi proposal ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan
saran masih sangat diperlukan untuk perbaikan proposal ini. Semoga proposal ini
dapat memberikan manfaat seperti yang diharapkan. Akhir kata saya sampaikan
terimakasih kepada semua pihak. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa
Merauke,……….2020
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
materi yang ada di dalam kurikulum dan siswa juga hanya mementingkan
dan mengejar nilai ketuntasan belajar yang diraih di dalam kelas. Sekolah
(SDM) itu sendiri, sehingga mutu pendidikan jauh dari apa yang diharapkan
(Destalina, Ali, & Palloan, 2019). Apabila taraf pendidikan rendah maka
mengajarkan anak didik untuk berpikir kritis, kreatif dan mandiri dalam
1
proses pembelajaran di sekolah sehingga guru hanya sebagai fasilitator.
Chamalah, & Wardani Puspita, 2013), adalah suatu pola perencanaan yang
menghasilkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang lebih baik. Model
pada penemuan oleh siswa itu sendiri. Model pembelajaran ini dilakukan
2
menyatakan pendapatnya, menanggapi penjelasan baik dari guru maupun
teman, bertanya mengenai sesuatu yang belum dipahami dan lebih aktif
& Brahmana, 2015). Aktivitas belajar yang meningkat akan berpengaruh pada
hasil belajar siswa, siswa yang keaktifannnya tinggi akan mendapatkan hasil
belajar yang baik. Apabila seorang siswa aktif dan mendapatkan hasil belajar
yang baik, diharapkan menjadi motivasi bagi siswa yang pasif , sehingga
Kimia merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa SMA. Mata pelajaran
kimia memiliki tujuan penting salah satu tujuan tersebut adalah peserta didik
memahami prinsip, hukum, konsep, dan teori kimia serta implementasi agar
guru kimia di SMA KPG Khas Papua Merauke. Diketahui bahwa hasil belajar
siswa kelas XI MIPA dalam ujian semester I 2019/2020 pada mata pelajaran
kimia tergolong rendah, hanya 41% dari 17 siswa yang nilai kimia sama
dengan atau diatas KKM. Adapun KKM yang di tetapkan untuk mata
3
Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa
kimia berlangsung :
2. Keaktifan siswa yang kurang pada saat pembelajaran, hal ini dapat dilihat
ketika guru mengajukan pertanyaan hanya ada satu atau dua siswa yang
aktif menjawab atau bertanya pada guru sehingga pemahaman siswa masih
kurang.
4
5. Kemudian masalah terakhir adalah keterbatasan sumber belajar peserta
pembelajaran yang tepat agar siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran
dapat berpengaruh pada aktivitas dan hasil belajar siswa, sehingga peneliti
B. Rumusan Masalah
discovery learning terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA
C. Tujuan Masalah
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA KPG Khas Papua Merauke.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan pada penelitian ini baik secara teoritis
1. Manfaat Teoritis
5
a. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan bantuan ilmu
b. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan literatur untuk
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
b. Bagi Guru
c. Bagi sekolah
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Kimia
dirinya jika ia belajar. Belajar merupakan suatu proses perubahan sikap yang
perubahan sikap atau tingkah laku manusia yang dilakukan dengan berbagai
bentuk aktivitas seperti yang belum bisa melakukan menjadi bisa melakukan
aktivitas dalam keadaan sadar dan sengaja agar paham, dan memperoleh
sikap atau sifat yang relatif baik dalam merasa, bertindak, maupun dalam
7
Sedangkan menurut M. Afandi, dkk (2013) menyatakan belajar adalah
secara sadar antara pendidik atau guru dengan anak didik untuk
didik di lingkungan sekolah yang dilakukan dengan sadar dan terencana yang
yaitu teori behavioristik, teori kognitif dan teori interaksional. Pada teori
stimulus belajar dalam rangka mengubah tingkah laku siswa. Pada teori
dibuat oleh guru guna menumbuhkan refleksi berpikir kreatif siswa sehingga
dimaknai menjadi proses hubungan timbal-balik antara guru dan siswa serta
8
Pembelajaran mempunyai tujuan agar para siswa dalam memperoleh
suatu ilmu dan pengetahuan, proses dalam membentuk sikap seseorang, serta
proses dalam membentuk sikap. Hal ini, diberikan oleh para guru pada saat
Pelajaran IPA, adalah sebuah ragam ilmu yang berkaitan dengan upaya
salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam adalah kimia. Mata pelajaran
kimia di SMA adalah mata pelajaran yang mempelajari sesuatu tentang unsur
yang mencakup energi zat yang menyangkut kemampuan dan pikiran. Selain
energi zat, adapun juga mencakupi komposisi, sifat, struktur, perubahan, dan
dinamika. Ada dua hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kimia dan saling
berkaitan yaitu kimia sebagai proses yang meliputi sikap dan keterampilan
9
2. Model Pembelajaran
kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan para guru, dalam
dan dijadikan pedoman oleh para perancang pembelajaran dan guru dalam
10
pembelajaran memiliki ciri utama antara lain adanya sintaks atau tahapan
pembelajaran.
New York pada tahun 1915. Jerome Bruner menyarankan agar peserta didik
belajar sendiri atau mandiri dengan aktif terlibat dalam kegiatan penemuan
11
mewujudkan suatu pengalaman baru dan membuat pembelajaran lebih
yang diperlukan karena materi yang disajikan belum tuntas sehingga peserta
didik harus melengkapi materi ajar yang hendak dipelajari. Pada model ini
Discovery learning disebut juga belajar inquiry karena kegitan belajar ini
lebih bersifat aktif dan ada sejumlah proses mental yang dilakukan siswa.
inquiry guru menghadapkan siswa dengan masalah nyata yang diambil dari
belajar kecil, hal ini memudahkan guru untuk melibatkan hampir semua siswa
12
dan mempermudah guru memantau selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa dalam memeriksa kesulitan siswa dan memberi bantuan kepada siswa
learning merupakan model yang menutut siswa secara aktif belajar mandiri
prinsip sendiri. Hal ini dilakukan dengan diskusi secara berkelompok untuk
penerapan model discovery learning agar dapat merubah gaya belajar siswa
yang awalnya berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sehingga yang
learning :
Menurut Bruner (dalam Bahri & Zain, 2006). Prosedur yang harus
a. Simulasi (Simulation)
mengandung permasalahan.
13
Pada tahap kedua, peserta didik akan diberikan waktu untuk
Pada tahap keempat, semua data yang didapatkan anak didik dari hasil
e. Verifikasi/Pembuktian (Verification)
dibuktikan, apakah terjawab atau tida, terbukti atau tidak. Pada tahap ini
14
siswa akan melakukan pemeriksaan secara teliti dan menjawab
f. Generalisasi (Generalization)
c. Pada tahap ketiga, siswa akan dibagi oleh guru kedalam beberapa
kelompok diskusi.
bertugas memfasilitasi siswa. Pada tahap ini siswa akan diminta untuk
mengamati objek.
15
e. Pada tahap kelima, siswa akan diarahkan oleh guru untuk membuat
aktivitas lain.
tersebut.
16
f. Guru menarik kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum yang berlaku
d. Guru membantu dan memperjelas masalah atau tugas anak didik, serta
proses belajar
akan dipecahkan.
17
j. Guru memberikan bantuan kepada dalam merumuskan masalah dan
Zain, 2006).
18
Menurut Sumantri (2010) , kelebihan model discovery learning
sebagai berikut :
1) Menuntut anak didik pada proses pengolahan data yang dilakukan oleh
anak didik itu sendiri. Anak didik berupaya mencari informasi sendiri
2) Anak didik terdorong untuk berpikir kritis dan bekerja atas pemikiran
sendiri.
pembelajaran.
19
1) Menuntut pendidik untuk merubah gaya mengajar yang awalnya sebagai
2) Tidak semua peserta didik mampu berpikir rasional, namun ada anak didik
3) Dalam proses belajar di kelas, tidak semua anak didik dapat mengikuti
guru.
dalam kegiatan penemuan peserta didik difasilitasi oleh guru, dan guru
lancar
3. Aktivitas Belajar
20
Seseorang yang melakukan kegiatan dengan melibatkan semua panca
indra yang membuat seluruh anggota tubuh dan pikirannya terlibat dalam
yang bersifat mental maupun fisik tidak dapat dipisahkan dan kedua aktivitas
seperti dari yang tidak paham menjadi paham, dari yang tidak mampu
melakukan suatu kegiatan jadi mampu melakukan kegiatan tersebut dan lain
sebagainya.
adalah kegiatan belajar yang melibatkan fisik dan mental anak didik sehingga
terjadi suatu perubahan pada tingkah laku atau kecakapan.”Ketika anak didik
bantuan guru sebagai fasilitator. Aktivitas siswa dapat diamati selama proses
pembelajaran langsung.
seperti pada umumnya. Paul D. Dierch (dalam A.M, 2014) membagi kegiatan
1) Kegiatan Visual
21
Antara lain; mengamati gambar demonstrasi, membaca, percobaan,
2) Kegiatan Lisan
diskusi, interupsi.
3) Kegiatan Mendengarkan
4) Kegiatan menulis
5) Kegiatan menggambar
6) Aktivitas motoric
7) Aktivitas mental
8) Kegiatan emosional
22
bervariasi. Terlihat juga aktivitas merupakan suatu interaksi antara guru dan
masalah.
dihadapinya.
23
d. Faktor- faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar
belajar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor dari luar
dan faktor dari dalam. Pada faktor dari luar (ekstetrnal) contohnya lingkungan
masyarakat, keluarga, dan lingkungan sosial siswa. Kemudian pada faktor dar
4. Hasil Belajar
tingkat pencapaian siswa tentang materi yang diajarkan pada saat proses
pembelajaran bdapat terlihat pada hasil belajar siswa tersebut (Sekali, 2018).
yang telah ditetapkan, apabila siswa mampu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, maka siswa tersebut memperoleh hasil belajar yang baik (Kristin,
2016).
merupakan prestasi yang diperoleh siswa atau puncak proses belajar siswa
24
menentukan tujuan dan arah pembelajaran dan nantinya akan dilihat siswa
yang dapat mencapai tujuan dan selaras dengan arah pembelajaran dinilai
mempengaruhinya antara lain, faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari
1) Faktor Internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek,
yakni :
berkurang.
2) Faktor Eksternal
25
Merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang digolongkan
a) Faktor Sosial
seperti cara orangtua mendidik anak tersebut, selain itu hubungan antar
anggota keluarga dan situasi rumah tangga juga akan menjadi pengaruh.
Adapun faktor sosial lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu
semangat belajar siswa. Selain itu masyarakat, tetangga dan juga teman-
b) Faktor Nonsosial
1) Factor Internal
a) Health
26
b) Intellectuals
d) Ways of learning
2) Factor Eksternal
a) Family
b) School
c) Public
d) Environment
berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa didalam kelas.
pelajaran dapat dilihat dari prestasi siswa tersebut. Jika prestasinya rendah
artinya siswa tidak berhasil maupun sebaliknya jika prestasinya tinggi atau
berhubungan dengan sikap, nilai dan apresiasi. Meliputi beberapa hal yaitu,
27
psikomotor merupakan tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
diterapkan didasari oleh analisis dan penilaian terhadap suatu hal yang
suatu hal, sedangkan ranah psikomotor lebih dominan pada kekuatan tubuh
kegiatan. Tujuan dari taksonomi Bloom yaitu terkait sebuah desain hasil
belajar siswa guna membekali siswa dalam mencapai tiga klasifikasi utama
tersebut.
(2012) :
No Ranah Indikator
1 Ranah kognitif
28
c. Pengaplikasian (Application) 3.1 Siswa dapat memberikan contoh
3.2 Siswa dapat menggunakan dengan
tepat
d. Pengkajian (Analysis) 4.1 Siswa dapat menjabarkan
4.2 Siswa dapat mengelompokkan
e. Membangun (Synthesis) 5.1 Siswa menghubungkan materi
pembelajaran menjadi kesatuan
yang baru
5.2 Siswa dapat menyimpulkan materi
pelajaran
5.3 Siswa dapat menggeneralisasikan
hasil temuannya.
f. Evaluasi (Evaluation) 6.1 Siswa dapat menilai
6.2 Siswa menjelaskan dan
menafsirkan
6.3 Siswa menyimpulkan
2 Ranah Efektif 1.2 Siswa menunjukkan sikap
menerima
a. Menerima (Receiving)
1.1. Siswa menunjukkan sikap
menolak
b. Penyambutan 2.1 Siswa ikut berpartisipasi/ terlibat
dalam kegiatan
29
4.2 Menidakkan
e. Menghayati/ penjiwaan 5.1 Melembagakan atau meniadakan
(karakterisasi) 5.2 Menhayati dalam pribadi dan
kebiasaan sehari-hari.
3 Ranah Psikomotor 1.1. Kecakapan mengkoordinasikan
gerak mata, telinga, kaki, dan
a. Keterampilan bergerak dan
anggota tubuh yang lainnya.
bertindak
1.1 Kefasihan melafalkan/
b. Kecakapan ekspresi verbal mengucapkan
dan non-verbal 1.2 Kecakapan membuat mimik
dan gerakan jasmani
Untuk mendapatkan ukuran dan data hasil belajar siswa yaitu dengan
memahami garis besar indikator yang berhubungan dengan jenis prestasi yang
diukur.
5. Koloid
terbentuknya suatu campuran homogen dari zat pelarut dan zat terlarut.
Koloid sendiri merupakan campuran heterogen yang terdiri dari dua zat
atau lebih yang mempunyai perbedaan fase, ukuran partikel berkisar 1-100
30
Sistem dispersi merupakan sebuah campuran antara fase terlarut dengan
menjadi tiga bagian suspensi (dispersi kasar), larutan (dispersi halus), dan
dispersi koloid.
Gambar
2.1 Sistem Dispersi
1. Suspensi (dispersi kasar)
memiliki sifat yang tidak stabil, apabila diaduk terus menerus akan keruh
dan mengendap karena adanya gaya gravitasi bumi dan dapat disaring.
Berbeda dengan suspensi, pada larutan memiliki sifat yang jernih, tidak
dapat disaring dan stabil. Bersifat stabil karena pada larutan, campurannya
tersusun dari molekul dan ion sehingga larutan merupakan campuran yang
31
3. Dispersi koloid
Ialah sebuah sistem dispersi antara dispersi kasar (suspensi) dan halus
kita masih bisa membedakan antara fasa terlarut (terdispersi) dan medium
dapat disaring (dengan kertas saring ultra), dan keruh tanpa endapan. Pada
dispersi koloid, partikel zat yang terdispersi memiliki ukuran 1-100 nm.
Contoh : dispersi susu dalam air, santan, agar-agar yang sudah masak,
detergen.
Fasa
Medium Contoh
No Nama Koloid Terdispersi/
Pelarut Koloid
Terlarut
“Paduan
1 Sol Padat Padat Padat logam, “kaca
berwarna
2 Sol cair Padat Cair Tinta, Cat
Debu, Asap
3 Aerosol Padat Padat Gas
rokok
4 Aerosol cair Cair Gas Kabut, “awan
Mentega,
5 Emulsi padat Cair Padat
keju, mutiara
Susu, es krim,
6 Emulsi cair Cair Cair santan”,
mayones
7 Busa padat Gas Padat Batu “apung,
32
styrofoam
Busa sabun,
8 Busa cair Gas Cair
krim kocok
empat kelompok tipe koloid, antara lain yaitu aerosol, sol, emulasi, dan busa.
b. Sifat-sifat Koloid
Sifat-sifat khas pada sistem koloid memiliki berbagai perbedaan baik dari
1. Efek Tyndall
dan nampak berkas sinar cahaya membentuk garis lurus hingga ke tanah.
cahaya. Peristiwa ini menunjukkan salah satu sifat koloid yaitu efek
2. Gerak Brown
Bila suatu dispersi koloid diarahkan tegak lurus pada berkas cahaya
33
akan tampak partikel-partikel koloid tanpa batas jelas. Partikel koloid
brown.
3. Elektroforesis
4. Adsorpsi
5. Koagulasi
34
karena keduanya memiliki muatan yang berlawanan sehingga saling
6. Dialisis
7. Koloid Pelindung
Tugas dari koloid pelindung yaitu menjaga koloid lainnya agar tidak
Koloid liofil dan koloid liofob merupakan koloid golongan tipe sol. Ada
beberapa tipe sol yaitu sol liofil dan sol liofob, hal ini didasari oleh
afinitas atau gaya tarik menarik antara partikel fasa terdispersi dengan
medium pendispersinya.
35
B. Penelitian Relevan
1. Penelitian oleh Ihdi S Putri dkk, pada tahun 2017 berjudul “Pengaruh
aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada tabel 1 untuk nilai posttest tHitung
> tTabel yaitu 2,42 > 1,68 maka Ha diterima. Dapat disimpulkan adanya
pada kelas eksperimen semangat dan pemahaman siswa lebih baik bila
Perbedaannya dapat dilihat dari hasil belajar dan keaktifan siswa saat
36
dilihat pada hasil perhitungan uji hipotesis, angka pengaruh variable X
taraf signifikansi 0,025 sebesar 2,030. Karena -thitung < ttabel < thitung
(2,266 < 2,030 < 2,266), demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
metode scaffolding.
dengan aktivitas belajar konvensional diperoleh nilai sig (0.001) < 0.05
berarti ada perbedaan yang nyata antara kedua aktivitas belajar tersebut.
Pada penelitian ini nilai corrected model untuk Fhitung = 17.743 >
Ftabel = 2,692 dan nilai sig 0.000 < 0.05, berarti variabel–variabel
37
bebas (model DL, model NHT, konvensional dan hasil pretest) secara
3,083 dan nilai sig 0,000 < 0.05 (α) maka variabel model pembelajaran
siswa yang diberi pembelajaran dengan model DL, model NHT. dan
hasil uji lanjut LSD untuk hasil belajar konvensional terhadap hasil
belajar model DL, ada perbedaan yang nyata antara kedua model
siswa.
4. Penelitian oleh Diah .T. Agustina dkk, pada tahun 2019 berjudul
38
praktikum sebesar 100% dan profil sikap siswa sebesar 100%.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana dkk, pada tahun 2017 berjudul
Efektivitas dan Hasil Belajar Siswa”. Hasil uji independent sample t-test
adalah 60%. Dengan kata lain, proses pembelajaran lebih efektif pada
6. Penelitian yang dilakukan oleh Djoko Purnomo dkk, pada tahun 2018
menunjukkan uji t- satu pihak kanan diperoleh thitungan= 7,507 dan ttabel=
1,716 dengan α = 5%, karena diperoleh t hitung > ttabel yaitu 7,507>1,716
maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa hasil belajar matematika siswa
39
yang menggunakan model pembelajaran discovery learning yang
ada kolerasi atau hubungan antara aktivitas belajar siswa dengan hasil
0,322X . Pada Uji linieritas regresi diperoleh Fhitung = 0,92 < Ftabel = 2,19
aktivitas belajar (X) dengan hasil belajar (Y) pada kelas eksperimen
belajar (X) dengan hasil belajar (Y) pada kelas eksperimen dengan
40
matematika siswa yang menggunakan model discovery learning dalam
ttabel = 1,99 dengan nilai thitung = 2,002 sehingga 1,99 < 2,002 dengan
0,5005 yang berada pada kategori sedang dengan presentase 69% . Ini
41
C. Kerangka Pikir
learning, sedangkan pada variabel dependen (Y1) yaitu aktivitas belajar dan
dan peserta didik tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
Dengan cara ini peserta didik akan memperoleh hasil belajar yang baik.
Namun masih ada masalah yang menyebabkan aktivitas dan hasil belajar
kimia siswa kelas XI SMA KPG Khas Papua Merauke yang masih rendah
aktivitas lain, siswa kurang aktif karena hanya ada satu atau dua siswa yang
terhadap pengaruh aktivitas dan hasil belajar siswa diperlukan suatu upaya
42
siswa untuk berpikir, bekerja sama, kecakapan belajar, dan meningkatkan
terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA KPG Khas Merauke.
Pretest
Posttest
43
Pengaruh terhadap aktivitas dan
hasil belajar siswa
D. Hipotesis Penelitian
44
BAB III
METODE PENELITIAN
yaitu One Group Pretest Postest Design yang melibatkan satu kelompok
O1 X O2
45
Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Desain
(Sugiyono, 2016)
Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA KPG Khas Papua
N
Kelas Banyak siswa
o
1 XI MIPA 17
2 XI IPS I 26
3 XI IPS II 26
4 XI IPS III 27
46
Jumlah 96
Pengambilan” sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling.
tertentu yang memiliki tujuan agar data yang “diperoleh nantinya lebih
representatife (Sugiyono, 2016). Dan yang menjadi sampel pada penelitian ini
D. Variabel Penelitian
2. Variable dependent atau terikat, pada penelitian ini adalah aktivitas dan
melakukan observasi dan tes tertulis. Aktivitas siswa dan guru saat proses
Sedangkan hasil belajar siswa kelas XI SMA KPG Khas Papua Merauke
47
sebelum dan setelah diterapkannya perlakuan akan diukur menggunakan alat
Pada lembar tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kimia siswa
berupa tes tertulis. Pada lembar tes hasil belajar kimia terdapat 5 nomor
b. Lembar Observasi
dengan cara memberi skor pada kolom sesuai dengan kategori aktivitas yang
1. Uji Validitas
Uji validitas instrument penelitian ini, digunakan uji validitas rupa (face
validity). Uji ini memperlihatkan bahwa dari segi rupa suatu alat ukur
tampaknya mengukur apa yang ingin diukur dan tidak menunjukkan apakah
alat ukur itu mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas instrument
penelitian dilakukan oleh para ahli yaitu dosen pembimbing dan guru mata
pelajaran kimia.
2. Uji Reliabilitas
48
Uji reliabilitas dilakukan setelah menguji validitas. Reliabilitas merupakan
penelitian ini digunakan uji reliabilitas inter rater yaitu uji yang dilakukan
(Napitupulu, 2014).
p−e (k )
Kappa= Persamaan……………..(3.1)
1−e ( k )
Keterangan
1 = konstanta
( A+ D)
Dimana p = dan e(k) (baca e dari Kappa) didefinisikan sebagai:
N
( A +b ) ( A+ C)(C+ D)( B+ D)
e(k) ¿ Persamaan………………..
( A+ B+C + D)2
(3.2)
1. Statistik Deskriptif
Data hasil observasi yaitu data hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru
Deskripsi data aktivitas siswa, rentang skala yang digunakan adalah standar
berskala lima. Data ini berupa data berskala ordinal sehingga tidak dapat
dianalisis secara langsung, oleh karena itu data ordinal perlu dikonversi
MSI adalah:
2) Menghitung proporsi.
nomal standar.
50
1
1
2
(z )
2
D ( z )= =e
√2 π
6) Menghitung scale value untuk masing-masing kategori dengan
menggunakan rumus:
De nsitas pada batas bawah−Densitas pada batas uas
SV =
Nilai proporsi komultif −Batas bawah proporsi komulatif
7) Menentukan nilai transformasi dengan mengubah skala terkecil (SV) harus
sama dengan 1, dan mengubah setiap skala menurut perubahan skala
terkecil.
Setelah data dalam bentuk interval maka dikonversi dengan kategori skor
1
Mi ( skor maksimum+ skor minimum )
2
1
SDi (skor maksimum−skor minimum )
6
Gain. Uji N-Gain ini dipakai untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
ranah
51
pengetahuan berdasarkan nilai pretest dan posttest dengan rumus N-Gain
(Rosidi, 2015)
Batasan Kategori
Meltzer (Rosidi,
2015)
2. Statistik Inferensial
a) Uji Normalitas
normal, maka perlu dilakukan uji normalitas. Rumus yang digunakan adalah
52
H0= data berdistribusi normal
k
χ 2=∑ ¿¿ ¿ ¿ Persamaann…………(3.4)
i=1
(Sugiyono, 2014)
Keterangan:
χ 2= Chi kuadrat
b) Uji Hipotesis
Dengan taraf signifikan sebesar 5%, penelitian ini menggunakan satu sampel
maka rumus yang dapat digunakan dalam menentukan uji hipotesis ini adalah
53
D́
t=
( ∑ D ¿ ¿ 2)
(3.5)
√ ∑ D − N (NN−1 ) ¿
2
Persamaan…………
D = perbedaan antara skor tes awal dengan skor tes akhir untuk setiap
individu
D2 = kuadrat dari D
H0 : µg ≤ 0
Ha : µg > 0
Keterangan:
µg = µa - µb
Dimana:
terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA KPG Khas
Papua Merauke.
54
Ha = terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning
terhadap aktivitas dan hasil belajar kimia kelas XI SMA KPG Khas
Papua Merauke.
55
DAFTAR PUSTAKA
56
Hidayat, S. (2013). Teori dan Prinsip Pendidikan (Asroi, ed.). Tangerang: Pustaka
Mandiri.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Abad 21 : Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013 (R. Sikumbang, ed.).
Bogor: Ghalia Indonesia.
Hotang, L. B. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA
3 SMA N 6 Pekanbaru Semester Genap. 1(1), 56–68. Retrieved from
https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index
Joyce, B. (2008). Models Of Teaching (8th, berilus ed.). Allyn and Bacon.
Kristin, F. (2016). Analisis model pembelajaran discovery learning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa SD. Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa,
2(1), 90–98.Retrieved from
http:/jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPDP/article/view/25
Kurniasih, & Sani, B. (2014). Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan
RPP yang Sesuai Dengan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.
Magdalena, O., Mulyani, S., & Hayus, V. (2014). Pengaruh Pembelajaran Model
Problem Based Learning Dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia Kelas X
Sman 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, 3(4),
162–169.
Mubarok, C., & Sulistyo, E. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Tav Pada Standar
Kompetensi Melakukan Instalasi Sound System Di Smk Negeri 2 Surabaya.
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 3(2), 215–221.
Muhabibin, S. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Mutmainna, & Ferawati. (2015). Komparasi Hasil Belajar Fisika melalui Metode
Discovery Learning dan Assignment And Recitation. Jurnal Pendidikan
Fisika, 3(1), 46–51. Retrieved from http://journal.uin-
alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika
Napitupulu, D. (2014). Studi Validitas Dan Realibilitas Faktor Sukses
Implementasi E- Government Berdasarkan Pendekatan Kappa. Jurnal Sistem
Informasi (Journal of Information Systems), 10(2), 70–74.
https://doi.org/DOI: http://dx.doi.org/10.21609/jsi.v10i2.388
Nopiyanti, E. (2017). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Literasi Sains Di Sekolah Dasar. Saintifik Pembelajaran Literasi Sains Di
Sekolah Dasar, 43–55.
Nugraha, A. (2005). Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Nurgiyantoro, B. (1988). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah
57
(Cet.1). Yogyakarta: BPFE.
Nurulwati. (2000). Model-model Pembelajaran. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Nuryanto, N., Utami, B., & Saputro, A. (2015). Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (Pbl) Dilengkapi Macromedia Flash Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa Pada
Materi Pokok Termokimia Kelas Xi Siswa Sma Negeri 2 Karanganyar T.P
2014/2015. Jurnal Pendidikan Kimia, 4(4), 87–94.
Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme
Guru (cet. 2). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sani. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013 (cet. 1;
Y. Hayati, ed.). Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pemebalajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan (cet. 1). Jakarta: Prenadamedia Group.
Sardiman, A. M. (2010). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (cet. 24).
Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman, A. M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (cet. 24).
Jakarta: Rajawali Pers.
Sekali, P. (2018). Implementasi Model Pembelajaran Problem Solving Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ips Pokok Bahasan
Globalisasi Kelas Vi Sd Negeri 047175 Desa Simacem Bekerah Tahun
Pelajaran 2017/2018 Pelista. Jurnal Curere, 02(02), 122–132.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan (cet. 12). Jakarta: Raja
Grafindo.
Sudjana, N. (2010). Cara Belajar Siswa Aktif dalam proses Belajar Mengajar
(Cet.5). Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D) (Cet.23). Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Tindakan (cet. 2). Bandung: PT. Refika Aditama.
Sumantri. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Cet.1).
Jakarta: Prenadamedia Group.
Suyono, & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep
Dasar (cet. 1). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
58
Syazali, M. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Berbantuan Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis.
Jurnal Pendidikan Matematika, 6(1), 91–98.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Tintin, S. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Minat dan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Materi Reaksi
Redoks Dan Sel Elektrokimia Kelas XII IPA 1 Semester 1 SMA N 6 Madiun
Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurnal Ilmiah Pengembangan Pendidikan, 6(2),
46–54. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Wahjudi, E. (2015). Penerapan Discovery Learning Dalam Pembelajaran Ipa
Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-I. Jurnal
Lentera Sains (Lensa), 5(1), 1–16.
https://doi.org/10.17509/EH.V7I2.2705.G1760
Yayan, S. et all. (2013). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Sma
Melalui Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Pada Materi Laju Reaksi.
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, 1(1).
Yunginger, R. (2008). Deskripsi Tentang Aktivitas Kemandirian Siswa pada Mata
Pelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 5, No. 1: 64-69.
59
LAMPIRAN-LAMPIRAN
60
Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran
Lampiran 1.1 Silabus Mata Pelajaran Kimia
SILABUS KELAS XI
60
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
terhadap lingkungan dan kesehatan Menyimpulkan dampak pembakaran hidrokarbon terhadap lingkungan
dan kesehatan serta cara mengatasinya.
Mempresentasikan hasil kerja kelompok tentangminyak bumi , bahan
bakar alternatif pengganti minyak bumi dan gas alam serta masalah
lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan minyak bumi sebagai
bahan bakar.
3.4 Menjelaskan konsep perubahan entalpi Termokimia Mengamati demonstrasi reaksi yang membutuhkan kalor dan reaksi
reaksi pada tekanan tetap dalam yang melepaskan kalor, misalnya reaksi logam Mg dengan larutan HCl
Energi dan kalor dan pelarutan NH4Cl dalam air.
persamaan termokimia Kalorimetri dan Menyimak penjelasan pengertian energi, kalor, sistem, dan lingkungan.
4.4 Menyimpulkan hasil analisis data perubahan entalpi reaksi Menyimak penjelasantentang perubahan entalpi, macam-macam
percobaan termokima pada tekanan Persamaan termokimia perubahan entalpi standar, dan persamaan termokimia.
tetap Perubahan entalpi Melakukan percobaan penentuan perubahan entalpi dengan
standar (∆Ho) untuk Kalorimeter dan melaporkan hasilnya.
3.5 Menjelaskan jenis entalpi reaksi,
berbagai reaksi Membahas cara menentukan perubahan entalpi reaksi berdasarkan
hukum Hess dan konsep energi ikatan Energi ikatan rata-rata entalpi pembentukan standar, atau energi ikatan berdasarkan hukum
4.5 Membandingkan perubahan entalpi Penentuan perubahan Hess.
beberapa reaksi berdasarkan data hasil entalpi reaksi Menentukan perubahan entalpi reaksi berdasarkan entalpi pembentukan
percobaan standar, atau energi ikatan berdasarkan hukum Hess.
Menganalisis data untuk membuat diagram tingkat energi suatu reaksi
Membandingkan entalpi pembakaran (∆Hc) beberapa bahan bakar.
3.6 Menjelaskan faktor-faktor yang Laju Reaksi dan Faktor- Mengamati beberapa reaksi yang terjadi disekitar kita, misalnya kertas
memengaruhi laju reaksi menggunakan Faktor yang dibakar, pita magnesium dibakar, kembang api, perubahan warna pada
teori tumbukan Mempengaruhi potongan buah apel dan kentang, pembuatan tape, dan besi berkarat.
4.6 Menyajikan hasil penelusuran informasi Pengertian dan Menyimak penjelasan tentang pengertian laju reaksi dan faktor-faktor
pengukuran laju reaksi yang mempengaruhi laju reaksi.
cara-cara pengaturan dan penyimpanan
61
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
bahan untuk mencegah perubahan Teori tumbukan Menyimak penjelasan tentang teori tumbukan pada reaksi kimia.
fisika dan kimia yang tak terkendali Faktor-faktor yang Merancang dan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
3.7 Menentukan orde reaksi dan tetapan mempengaruhi laju mempengaruhi laju reaksi (ukuran, konsentrasi, suhu dan katalis) dan
laju reaksi berdasarkan data hasil reaksi melaporkan hasilnya.
percobaan Hukum laju reaksi dan Membahas cara menentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksi.
4.7 Merancang, melakukan, dan
penentuan laju reaksi Mengolah dan menganalisis data untuk menentukan orde reaksi dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil persamaan laju reaksi.
percobaan faktor-faktor yang Membahas peran katalis dalam reaksi kimia di laboratorium dan
mempengaruhi laju reaksi dan orde industri.
reaksi Mempresentasikan cara-cara penyimpanan zat kimia reaktif (misalnya
cara menyimpan logam natrium).
3.8 Menjelaskan reaksi kesetimbangan di Kesetimbangan Kimia dan Mengamati demonstrasi analogi kesetimbangan dinamis (model
dalam hubungan antara pereaksi dan Pergeseran Kesetimbangan Heber)
hasil reaksi Kesetimbangan dinamis Mengamati demonstrasi reaksi kesetimbangan timbal sulfat dengan
4.8 Menyajikan hasil pengolahan data Tetapan kesetimbangan kalium iodida
untuk menentukan nilai tetapan Pergeseran Membahas reaksi kesetimbangan dinamis yang terjadi berdasarkan
kesetimbangan suatu reaksi kesetimbangan dan hasil pengamatan.
3.9 Menganalisis faktor-faktor yang faktor-faktor yang Menentukan harga tetapan kesetimbangan berdasarkan data hasil
mempengaruhi pergeseran arah mempenga-ruhinya percobaan.
kesetimbangan dan penerapannya Perhitungan dan Merancang dan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
dalam industri penerapan mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan (konsentrasi, volum,
4.9 Merancang, melakukan, dan kesetimbangan kimia tekanan, dan suhu) dan melaporkannya.
menyimpulkan serta menyajikan hasil Melakukan perhitungan kuantitatif yang berkaitan dengan
percobaan faktor-faktor yang kesetimbangan kimia
mempengaruhi pergeseran arah Menentukan komposisi zat dalam keadaan setimbang, derajat disosiasi
kesetimbangan (), tetapan kesetimbangan (Kc dan Kp) dan hubungan Kc dengan Kp
Menerapkan faktor-faktor yang menggeser arah kesetimbangan untuk
62
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
mendapatkan hasil optimal dalam industri (proses pembuatan amonia
dan asam sulfat)
3.10 Menjelaskan konsep asam dan basa Asam dan Basa Mengamati zat-zat yang bersifat asam atau basa dalam kehidupan
serta kekuatannya dan kesetimbangan Perkembangan konsep sehari-hari.
pengionannya dalam larutan asam dan basa Menyimak penjelasan tentang berbagai konsep asam basa
4.10 Menganalisis trayek perubahan pH Indikator asam-basa Membandingkan konsep asam basa menurut Arrhenius, Brønsted-
beberapa indikator yang diekstrak dari pH asam kuat, basa Lowry dan Lewis serta menyimpulkannya.
bahan alam melalui percobaan kuat, asam lemah, dan Mengamati perubahan warna indikator dalam berbagai larutan.
basa lemah Membahas bahan alam yang dapat digunakan sebagai indikator.
Merancang dan melakukan percobaan membuat indikator asam basa
dari bahan alam dan melaporkannya.
Mengidentifikasi beberapa larutan asam basa dengan beberapa
indikator
Memprediksi pH larutan dengan menggunakan beberapa indikator.
Menghitung pH larutan asam kuat dan larutan basa kuat
Menghitung nilai Ka larutan asam lemah atau Kb larutan basa lemah
yang diketahui konsentrasi dan pHnya.
Mengukur pH berbagai larutan asam lemah, asam kuat, basa lemah, dan
basa kuat yang konsentrasinya sama dengan menggunakan indikator
universal atau pH meter
Menyimpulkan perbedaan asam kuat dengan asam lemah serta basa
kuat dengan basa lemah.
3.11 Menganalisis kesetimbangan ion dalam Kesetimbangan Ion dan pH Mengamati perubahan warna indikator lakmus merah dan lakmus biru
larutan garam dan menghubungkan pH- Larutan Garam dalam beberapa larutan garam
nya Reaksi pelarutan garam Menyimak penjelasan tentang kesetimbangan ion dalam larutan garam
4.11 Melaporkan percobaan tentang sifat Garam yang bersifat Merancang dan melakukan percobaan untuk memprediksi pH larutan
asam basa berbagai larutan garam netral garam dengan menggunakan kertas lakmus/indikator universal/pH
63
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
Garam yang bersifat meter dan melaporkan hasilnya.
asam Menuliskan reaksi kesetimbangan ion dalam larutan garam
Garam yang bersifat Menyimpulkan sifat asam-basa dari suatu larutan garam
basa Menentukan pH larutan garam
pH larutan garam
3.12 Menjelaskan prinsip kerja, perhitungan Larutan Penyangga MengamatipH larutan penyangga ketika diencerkan, ditambah sedikit
pH, dan peran larutan penyangga dalam asam atau ditambah sedikit basa
tubuh makhluk hidup Sifat larutan penyangga Menyimak penjelasan tentang cara membuat larutan penyangga dengan
4.12 Membuat larutan penyangga dengan pH pH larutan penyangga pH tertentu
Peranan larutan Menyimak penjelasan bahwa pH larutan penyangga tetap ketika
tertentu penyangga dalam tubuh diencerkan, ditambah sedikit asam atau ditambah sedikit basa
makhluk hidup dan Membandingkan pH larutan penyangga dan larutan bukan penyangga
industri (farmasi, dengan menambah sedikit asam atau basa atau diencerkan.
kosmetika) Menganalisis mekanisme larutan penyangga dalam mempertahankan
pHnya terhadap penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau
pengenceran.
Merancang dan melakukan percobaan untuk membuat larutan
penyangga dengan pHtertentu dan melaporkannya.
MenentukanpH larutan penyangga
Membahas peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan
industri.
3.13 Menganalisis data hasil berbagai jenis Titrasi Mengamati cara melakukan titrasi asam-basa, dapat melalui media
titrasi asam-basa (video)
4.13 Menyimpulkan hasil analisis data Titrasi asam basa Menyimak penjelasan titik akhir dan titik ekivalen titrasi asam-basa.
percobaan titrasi asam-basa Kurva titrasi Merancang dan melakukan percobaan titrasi asam-basa dan melaporkan
hasil percobaan.
Menghitung dan menentukan titik ekivalen titrasi, membuat kurva
64
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
titrasi serta memilih indikator yang tepat.
Menentukan konsentasi pentiter atau zat yang dititrasi.
3.14 Mengelompokkan berbagai tipe sistem Sistem Koloid Mengamati berbagai jenis produk yang berupa koloid
koloid, dan menjelaskan kegunaan Membahas jenis koloid dan sifat-sifat koloid.
koloid dalam kehidupan berdasarkan Jenis koloid Menghubungkan sistem koloid dengan sifat-sifatnya
sifat-sifatnya Sifat koloid Melakukan percobaan efek Tyndall
4.14 Membuat makanan atau produk lain Pembuatan koloid Membedakan koloid liofob dan koloid hidrofob.
yang berupa koloid atau melibatkan Peranan koloid dalam Membahas pemurnian koloid, pembuatan koloid, dan peranannya
prinsip koloid kehidupan sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari
dan industry
Membahas bahan/zat yang berupa koloid dalam industri farmasi,
kosmetik, bahan makanan, dan lain-lain.
Melakukan percobaan pembuatan makanan atau produk lain berupa
koloid atau yang melibatkan prinsip koloid dan melaporkan hasil
percobaan.
65
Lampiran 1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Inti
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
E. Materi Pembelajaran
Sistem koloid
Komponen penyusun koloid
67
F. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
G. Media Pembelajaran
H. Sumber Belajar
2. Internet
I. Kegiatan Pembelajaran
68
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
Pemberian Acuan :
1. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan
dibahas yaitu sistem koloid dan komponen
penyusun koloid
2. Pembagian kelompok belajar dan juga LKPD
serta bahan ajar untuk setiap kelompok
3. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
ada dalam LKPD
Discovery
Kegiatan Inti 70 menit
Learning
Pemberian
Tahap 1 10 menit
Stimulus
Mengamati :
Peserta didik mengamati gambar teh, susu dan kopi
yang ditunjukan kemudian membaca setiap prosedur
kerja yang ada dalam LKPD.
Identifikasi
Masalah
Tahap 2 10 menit
69
n
Informasi
Peserta didik melakukan percobaan sederhana
pelarutan gula, kopi dan susu dalam air dengan
mengikuti langkah-langkah yang tersedia dalam
LKPD. Guru membimbing kegiatan peserta
didik.
Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi sebelumnya melalui kegiatan :
1. Membaca sumber lain selain buku teks
Peserta didik mencari dan membaca
berbagai referensi dari berbagai sumber
guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi koloid.
2. Mengumpulkan Informasi
Peserta didik mencatat semua informasi
yang telah diperoleh pada buku catatan
dengan tulisan yang rapi dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pengolahan
Tahap 4 20 menit
Informasi
1. Peserta didik dalam kelompoknya
berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
dengan cara mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi yang
sedang berlangsung dengan bantuan-
pertanyaan-pertanyaan pada LKPD.
2. Guru mengamati kegiatan peserta didik
ditiap kelompok selama proses ini
berlangsung.
70
Pembuktian
Tahap 5 20 menit
Masalah
1. Peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber belajar.
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
berupa berdasarkan hasil analisis dan
ditanggapi oleh kelompoknya lainnya.
Menarik
Tahap 6 10 menit
Kesimpulan
1. Peserta didik menyimpulkan secara
menyeluruh materi sistem koloid dan
komponen koloid.
2. Guru memberikan penguatan dari hasil
diskusi
Kegiatan Penutup 10 menit
Guru :
1. Guru melakukan evaluasi dengan
memberikan tes uji kompetensi yang
terdapat dalam buku pegangan peserta didik
atau pada lembar kerja yang telah disediakan
secara individu.
2. Memberitahukan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya (Jenis-jenis
koloid dan koloid dalam kehidupan sehari-
hari).
3. Salam penutup
71
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian
2. Bentuk Penilaian
Merauke,…….2020
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Petrus Ambura,S.Pd.M.Pd
NIP.
72
Lampiran Instrumen Penilaian RPP
Keterangan :
RG : regelius
BS : Bekerja Sama
JJ : Jujur
TJ : Tanggung Jawab
DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
75
3. Ada 2 bahan yang tidak disiapkan
2. Ada lebih dari 2 bahan yang tidak disiapkan
1. Tidak ada persiapan bahan
Proses 1. Ketepatan ururtan/ langkah kerja 3. Tepat sesuai prosedur
2. Kurang tepat
1. Tidak tepat
2. Ketepatan menggunakan alat 3. Sangat baik dan benar
2. kurang tepat
1. Tidak tepat
Hasil 1. Keakuratan data 3. Data sangat akurat dan benar
3. Data cukup akurat
1. Data kurang akurat
2. Ketepatan kesimpulan yang 3. Kesimpulan yang diambil sesuai dengan tujuan praktikum
diambil 2. Kesimpulan tidak menjawab tujuan
1. Tidak ada kesimpulan yang diperoleh
5. Kebersihan alat dan meja kerja 5. Meja dan alat praktikum bersih dan rapi
4. Alat sudah dicuci dan ada sampah di meja
3. Sebagian alat yang dicuci dan meja bersih
2. Alat belum dicuci dan meja bersih
1. Meja dan alat tidak dibersihkan
Jumlah skor perolehan
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖= x 100
35
76
berbagai tipe sistem merupakan sistem koloid margarin, dan batu apung jika Benar,
sistem koloid, dan koloid dan adalah… termasuk koloid. Sementara Point 0
menjelaskan komponen a. tinta itu, air sadah bukan Jika salah
kegunaan koloid penyusun b. lateks merupakan koloid karena di
dalam kehidupan koloid c. air sadah dalamnya terdapat ion-ion
berdasarkan sifat- d. margarin Ca2+ dan Mg2+ yang
sifatnya. e. batu apung mengakibatkan sabun tidak
dapat berbusa. Ion-ion
tersebut terdispersi homogen
dalam air, stabil, dan tidak
dapat disaring dengan kertas
biasa. Oleh karena itu, air
sadah termasuk larutan.
Jawaban:
c. air sadah
4.14 Membuat 4.14.1 Membuat 2 C4 Salah satu ciri yang Salah satu ciri yang Point 1
makanan atau larutan yang membedakan larutan membedakan larutan dengan jika Benar,
produk lain yang merupakan dengan koloid… koloid adalah kejernihannya. Point 0
berupa koloid atau
larutan koloid
melibatkan prinsip a. larutan jernih, Larutan membentuk sistem Jika salah
koloid sedangkan koloid dispersi yang jernih,
keruh sedangkan koloid terlihat
77
b. larutan stabil, keruh. Larutan dan koloid
sedangkan koloid mempunyai persamaan
tidak stabil untuk ciri fisik yang lain,
c. larutan terlihat seperti terlihat homogen,
homogen, sedangkan stabil, tidak mengendap, dan
koloid terlihat tidak dapat disaring dengan
heterogen kertas saring.
d. larutan dapat Jawaban :
mengendap, a. larutan jernih,
sedangkan koloid sedangkan koloid
tidak dapat keruh
mengendap
e. larutan dapat disaring
dengan kertas saring,
sedangkan koloid
tidak dapat disaring
dengan kertas saring
Total skor 2
Skor perolehan
Nilai = x 100
total skor
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Inti
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
E. Materi Pembelajaran
Jenis-jenis koloid
82
F. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
G. Media Pembelajaran
H. Sumber Belajar
2. Internet
I. Kegiatan Pembelajaran
83
dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi sebelumnya.
Pernahkah kalian melihat kabut di pagi hari yang
dingin?
Mengapa kabut disebut sebagai sistem koloid?
Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
Pemberian Acuan :
1. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan
dibahas yaitu
2. Pembagian kelompok belajar dan juga LKPD serta
bahan ajar untuk setiap kelompok.
3. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
ada dalam LKPD
Discovery
Kegiatan Inti
Learning
Pemberian
Tahap 1
Stimulus
Mengamati :
Peserta didik mengamati tayangan video berupa jenis-
jenis koloid dalam kehidupan sehari-hari.
Identifikasi
Masalah
Tahap 2
84
2. Apa yang membedakannya ?
3. Apakah manfaat koloid dalam kehidupan
sehari-hari ?
Mengumpulka
n Tahap 3
Informasi
Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi sebelumnya melalui kegiatan :
1. Membaca sumber lain selain buku teks
Peserta didik mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman materi jenis-jenis
koloid dan kegunaan koloid .
2. Mengumpulkan Informasi
Peserta didik mencatat semua informasi
tentang materi larutan penyangga yang telah
diperoleh pada buku catatan dengan tulisan
yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Pengolahan
Tahap 4
Informasi
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi
mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
1. Berdiskusi tentang data dari materi :
Jenis-jenis koloid dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Mengolah Informasi yang sudah di kumpulkan dari
hasil kegiatan mengumpulkan informasi dengan
bantuan-bantuan pertanyaan pada lembar kerja.
3. Guru mengamati kegiatan peserta didik ditiap
kelompok selama proses ini berlangsung.
Pembuktian Tahap 5
85
Masalah
1. Peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber belajar.
2. Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.
3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Menarik
Tahap 6
Kesimpulan
1. Peserta didik menyimpulkan materi tentang
jenis-jenis koloid dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Guru memberikan penguatan dari hasil diskusi
Kegiatan Penutup
Guru :
1. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan
tes uji kompetensi yang terdapat dalam buku
pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang telah disediakan secara individu.
2. Memberitahukan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya (sifat-sifat koloid).
3. Salam penutup
86
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian
2. Bentuk Penilaian
Merauke,…….2020
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Petrus Ambura,S.Pd.M.Pd
NIP.
87
88
Lampiran Instrumen Penilaian RPP
Keterangan :
RG : regelius
BS : Bekerja Sama
JJ : Jujur
TJ : Tanggung Jawab
DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
90
Aktif bertanya dan menanggapi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat
berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Dapat mengemukakan ide dan berargumen
dengan baik
Kemampuan Presentasi
Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi
presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu
kelompok
Kerjasama dalam kelompok Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan
kesepakatan
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok
91
c. Lembar penilaian kognitif
PENILAIAN PENGETAHUAN
Level
Indikator Pencapaian Nomo Pensko
Kompetensi Dasar Kogni Soal Kunci Jawaban
Kompetensi r Soal ran
tif
3.14 Mengelompokkan 3.14.2 Mengelompokkan 1 C3 Jawaban : Point 1
berbagai tipe sistem jenis koloid b. 2 jika
koloid, dan
berdasarkan fase Fase terdispersi : gas Benar,
menjelaskan kegunaan
koloid dalam pendispersi dan
Medium pendispersi : Point 0
kehidupan berdasarkan fase terdispersi
sifat-sifatnya padat Jika
92
4.14 Membuat makanan Perhatikan data berikut! Nama koloid : busa salah
atau produk lain yang
No Fase Medium padat
berupa koloid atau
melibatkan prinsip 3.14.3 Menjelaskan Terdispersi pendispersi Contoh koloid :
koloid. penggunaan sistem 1 Gas Cair
2 Gas Padat styrofoam
koloid dalam 3 Cair Gas
kehidupan 4 Cair Cair
5 Padat Gas
93
pendispersi gas pendispersi cair. Fase salah
c. Cair dalam medium gas dalam medium
pendispersi cair pendispersi cair
d. Gas dalam medium merupakan koloid tipe
pendispersi padat busa cair. Fase cair
e. Padat dalam medium dalam medium
pendispersi cair pendispersi padat
merupakan koloid tipe
busa padat. Fase padat
dalam medium
pendispersi cair
merupakan koloid tipe
sol cair.
Jawabannya :
C. Cair dalam medium
pendispersi cair
94
b. Maskara medium cair. Lipsyik Jika
c. Cat kuku adalah sol padat, salah
d. Gel rambut sedangkan maskara dan
e. Pembersih muka cat kuku adalah sol cair.
Gel rambut merupakan
koloid tipe gel
Jawabannya:
e. Pembersih muka
Total skor 3
Skor perolehan
Nilai = x 100
total skor
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Inti
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
Sifat-Sifat Koloid
Efek Tyndall
98
Gerak Brown
Elektroforesis
Adsorbsi
Koagulasi
Koloid Pelindung
Dialisis
F. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
G. Media Pembelajaran
H. Sumber Belajar
2. Internet
I. Kegiatan Pembelajaran
99
kembali materi sebelumnya mengenai jenis-jenis koloid
dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
Pemberian Acuan :
1. Memberitahukan materi pembelajaran yang akan
dibahas yaitu sifat-sifat koloid
2. Pembagian kelompok belajar dan juga LKPD serta
bahan ajar untuk setiap kelompok
3. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
ada dalam LKPD.
Discovery
Kegiatan Inti
Learning
Pemberian
Tahap 1
Stimulus
Mengamati :
1. Peserta didik mengamati slide presentasi yang berisi
gambar tentang materi sifat-sifat koloid.
2. Peserta didik mengamati lembar kerja peserta
didik (LKPD) tentang materi sifat-sifat koloid.
Identifikasi
Masalah
Tahap 2
100
3. Apa yang dimaksud dengan elektroforesis?
4. Apa yang dimaksud dengan adsorbsi?
5. Apa yang dimaksud dengan koagulasi?
6. Apa yang dimaksud dengan koloid pelindung?
7. Apa yang dimaksud dengan dialisis?
Mengumpulka
n Tahap 3
Informasi
Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan dengan materi sifat-sifat koloid untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
sebelumnya melalui kegiatan :
1. Membaca sumber lain selain buku teks
Peserta didik mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi
sifat-sifat kolois yang sedang dipelajari.
2. Mengumpulkan Informasi
Peserta didik mencatat semua informasi tentang
materi sifat-sifat koloid yang telah diperoleh
pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Pengolahan
Tahap 4
Informasi
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi
mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
1. Berdiskusi tentang data dari materi :
Sifat-sifat koloid
2. Mengolah Informasi dari materi sifat-sifat koloid
yang sudah di kumpulkan dari hasil kegiatan
mengumpulkan informasi dengan bantuan-bantuan
pertanyaan pada lembar kerja peserta didik.
101
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
materi tersebut
4. Guru mengamati kegiatan peserta didik ditiap
kelompok selama proses ini berlangsung.
Pembuktian
Tahap 5
Masalah
1. Peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber belajar.
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Menarik
Tahap 6
Kesimpulan
1. Peserta didik menyimpulkan materi tentang
sifat-sifat koloid.
2. Guru memberikan penguatan dari hasil diskusi
Kegiatan Penutup
Guru :
1. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan
tes uji kompetensi yang terdapat dalam buku
pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang telah disediakan secara individu.
2. Memberitahukan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya (Sifat Koloid Liofil
dan Liofob).
3. Salam penutup
102
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian
2. Bentuk Penilaian
Merauke,…….2020
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Petrus Ambura,S.Pd.M.Pd
NIP.
103
104
Lampiran Instrumen Penilaian RPP
Keterangan :
RG : regelius
BS : Bekerja Sama
JJ : Jujur
TJ : Tanggung Jawab
DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
76 = Baik
50 = Cukup
26 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
106
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Dapat mengemukakan ide dan berargumen
dengan baik
Kemampuan Presentasi
Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi
presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu
kelompok
Kerjasama dalam kelompok Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan
kesepakatan
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok
107
c. Lembar Penilaian Kognitif
PENILAIAN PENGETAHUAN
108
analisis struktur gen Benar,
(DNA). Proses analisis Point 0
DNA ini dilakukan Jika salah
dengan cara …
a. Elektroforesis
b. Koagulasi
c. Adsorbsi
d. Diaslisis
e. Koloid Pelindung
2 C3 Perhatikan contoh penerapan sifat koloid E Point 1
berikut! jika
1) Sorot lampu mobil pada saat kabut Benar,
2) Pembentukan delta di muara sungai Point 0
109
d. 4
e. 5
4 C3 Berikut ini adalah beberapa sifat koloid: E Point 1
1) Efek Tyndall jika
2) Gerak Brown Benar,
Point 0
3) Elektroforesis
Jika salah
4) Adsorbsi
5) Koagulasi
Proses terbentuknya delta di muara sungai
merupakan penerapan sifat koloid nomor …
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
5 C4 Berikut ini fenomena sehari-hari yang C Point 1
menunjukkan sifat koloid: jika
1) proses cuci darah Benar,
2) pemberian tawas pada pengolahan air
Point 0
3) penambahan gelatin pada pembuatan es krim
4) pembentukan delta di muara sungai Jika salah
5) penjernihan air
110
Sifat koloid pelindung dapat ditunjukkan dalam
contoh kejadian nomor …
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
3 C4 Data yang berhubungan A Point 1
dengan tepat adalah … jika
Sifat Koloid Penerapan dalam kehidupan
Benar,
sehari-hari
Point 0
a Dialisis Cuci darah bagi penderita gagal
Jika salah
ginjal
b Koagulasi Sorot lampu di malam hari
111
Lampiran 2 Soal
Lampiran 2.1 Lembar Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
KISI-KISI SOAL PRETEST dan POSTTEST
N Kelas/Sm Rana Nomor
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Soal
o t h Soal
1 3.14 Mengelompokan berbagai XI/II Koloid Disajikan sebuah gambar, siswa
tipe sistem koloid, dan dapat mengidentifikasi dan
C2 1
menjelaskan kegunaan menjelaskan gambar tersebut.
A. Petunjuk
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal !
2. Tulislah nama pada lembar jawaban anda !
3. Tidak diperkenankan melihat buku/catatan
4. Sebaiknya mengerjakan soal yang lebih
mudah terlebih dahulu !
5. Periksalah kembali jawaban anda sebelum
dikumpulkan !
B. Soal
4. Amatilah gambar di bawah ini !
5. Jelaskan sifat koloid dari efek tyndall, koagulasi, dialisis serta berikan
salah satu contohnya !
122
dalam sistem koloid menggunakan semipermeabel. Contohnya untuk
proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal.
3 a. Sol adalah sistem koloid dengan fase terdispersi padat dalam 20
medium pendispersi berwujud cair atau padat.
b. Aerosol adalah sistem koloid dengan fase terdispersi padat atau cair
dalam medium pendispersi gas.
c. Busa/buih adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dalam
medium pendispersi cair atau padat.
d. Emulsi adalah Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair
lain.
4 Getah karet adalah koloid tipe sol. Karet dapat diperoleh dengan 20
memisahkan partikel-partikel dari medium pendispersinya. Hal ini
dilakukan dengan mengkoagulasikan getah karet dengan asam formiat
atau asam asetat. Karet yang telah menggumpal selanjutnya digiling dan
dicuci. Karet kemudian diproses lebih lanjut menjadi lembaran (sheet).
5 Contoh penerapan sistem koloid dalam bidang industri kosmetik yaitu ; 20
Sol padat, contoh lipstik dan pensil alis
Sol cair, contoh cat kuku, masker, dan maskara
Emulsi, contoh pembersih muka
Aerasol cair, contoh hair spray, parfum semprot dan penyegar mulut
bentuk semprot
Buih, contoh sabun cukur
Gel, minyak rambut (jelly) dan deodoran.
Skor 15 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan
kajian teori pada buku pemlajaran.
Skor 10 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian teori
pada buku pemlajaran
Skor 5 Jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas/tepat dengan kajian teori
pada buku pemlajaran
Skor 0 Jika peserta didik tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan
Skor 20 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai kajian teori
pada buku pemlajaran
Skor 15 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian teori
pada buku pemlajaran
Skor 10 Jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas/tepat dengan kajian teori
pada buku pembelajaran
Skor 5 Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan kajian teori pada buku
pembelajaran
123
Skor 0 Jika peserta didik tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan
Skor 25 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai kajian teori
pada buku pemlajaran
Skor 20 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian teori
pada buku pemlajaran
Skor 15 Jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas/tepat dengan kajian teori
pada buku pembelajaran
Skor 10 Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan kajian teori pada buku
pembelajaran
Skor 0 Jika peserta didik tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan
skor yang diperoleh
Penentuan nilai nilai = x 100
skor maksimum
Hari/Tanggal :
Pertemuan ke :
Petunjuk : Berilah skor yang sesuai pada aspek-aspek penilaian aktivitas
siswa dalam pembelajaran, adapun kriteria skor sebagai berikut :
1 = Tidak Baik 4 = Baik
2 = Kurang Baik 5 = Sangat Baik
3 = Cukup Baik
Kategori
Aspek yang diamati Jumlah
Siswa Aktivitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
Siswa 5
Siswa 6
Siswa 7
Siswa 8
Siswa 9
Siswa 10
124
Siswa 11
Siswa 12
Siswa 13
Siswa 14
Siswa 15
Siswa 16
Siswa 17
2. Peserta didik menjawab pertanyaan yang dberikan oleh guru sebagai stimulus
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber belajar bersama
kelompoknya.
secara berkelompok
10. Peserta didik memperhatikan kelompok lain saat presentasi di depan kelas.
125
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
Petunjuk Penilaian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran.
1. Tidak baik 4. Baik
2. Kurang baik 5. Sangat baik
3. Cukup baik
Tahapan
Aspek Pengamatan 1 2 3 4 5
Kegiatan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa
kehadiran peserta didik
Kemampuan guru memberikan apersepsi
Kegiatan Kemampuan guru memotivasi peserta didik
awal/ Kemampuan guru menyampaikan tujuan
Pendahuluan pembelajaran
Kemampuan guru membagi kelompok belajar
Kemampuan guru menyampaikan prosedur
pembelajaran
Kegiatan Inti/ Kemampuan guru memberikan pertanyaan
Pemberian yang menuntun peserta didik masuk kedalam
stimulus permasalahan dalam pembelajaran
126
permasalahan yang dibahas
Kemampuan guru dan peserta didik secara
Bersama-sama menjawab jawaban soal-soal
yang telah dikerjakan oleh peserta didik
Kemampuan guru meminta siswa untuk
menyimpulkan tentang materi yang dipelajari
Menarik
berdasarkan yang didapatkan
Kesimpulan
Kemampuan guru memberikan penguatan dari
hasil diskusi
Kegiatan Guru melakukan evaluasi dengan memberikan
Penutup tes
Guru memberitahukan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikut
Guru menutup pembelajaran
Catatan :…………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
Merauke,…………2020
observer
127
c. Kesesuaian urutan materi kegiatan
pembelajaran terhadap pencapaian KD
d. Kejelasan kegiatan pembelajaran
2 Materi (isi) yang disajikan
a. Kesesuaian konsep dengan KD
b. Terdapat konsep KI 1 dan KI 2
c. Terkandung nilai IPK dengan jelas
d. Kesesuaian materi dengan tingkat
perkembangan intelektual siswa
3 Bahasa
a. Penggunaan Bahasa ditinjau dari kaidah
Bahasa Indonesia yang baku
b. Sifat komunikatif bahasa yang digunakan
4 Waktu
a. Kejelasan alokasi waktu setiap kegiatan atau
fase pembelajaran
b. Rasionalitas alokasi waktu untuk setiap
kegiatan atau fase pembelajaran
5 Metode Sajian
a. Dukungan strategi pembelajaran dalam
pencapaian indikator
b. Dukungan metode terhadap pancapaian
indicator
6 Sarana dan alat bantu pembelajaran
Kesesuaian alat bantu dengan materi
pembelajaran
Merauke,………………….2020
Validator 1
Dosen Pembimbing
128
Evy Nurvitasari, S.Pd.,M.Pd
NIDN. 0025048703
4 Waktu
a. Kejelasan alokasi waktu setiap kegiatan atau
fase pembelajaran
b. Rasionalitas alokasi waktu untuk setiap
kegiatan atau fase pembelajaran
5 Metode Sajian
a. Dukungan strategi pembelajaran dalam
pencapaian indikator
b. Dukungan metode terhadap pancapaian
129
indicator
6 Sarana dan alat bantu pembelajaran
Kesesuaian alat bantu dengan materi
pembelajaran
Merauke,………………….2020
Validator 2
Guru mata pelajaran
Yulius Mangera,S.Pd
A. PENTUNJUK
1. Penilaian dapat diberikan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3
(kurang baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik).
B. PENILAIAN
Kategori
No Soal Tes
1 2 3 4 5
130
1 Amatilah gambar di bawah ini !
131
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN SOAL PRETEST
A. PENTUNJUK
1. Penilaian dapat diberikan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3
(kurang baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik).
B. PENILAIAN
Kategori
No Soal Tes
1 2 3 4 5
1 Amatilah gambar di bawah ini !
132
(Lingkari sesuai penilaian)
Soal pretest penelitian ini :
a. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi.
b. Dapat digunakan dengan revisi
c. Dapat digunakan tanpa revisi.
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut :
Saran :……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
Merauke,………………….2020
Validator 2
Guru mata pelajaran
Yulius Mangera,S.Pd
A. PENTUNJUK
1. Penilaian dapat diberikan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3
(kurang baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik).
B. PENILAIAN
No Soal Tes Kategori
133
1 2 3 4 5
1 Amatilah gambar di bawah ini !
134
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN SOAL POSTTEST
A. PENTUNJUK
1. Penilaian dapat diberikan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3
(kurang baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik).
B. PENILAIAN
Kategori
No Soal Tes
1 2 3 4 5
1 Amatilah gambar di bawah ini !
135
Penilaian secara umum :
(Lingkari sesuai penilaian)
Soal pretest penelitian ini :
a. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi.
b. Dapat digunakan dengan revisi
c. Dapat digunakan tanpa revisi.
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut :
Saran :……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
Merauke,………………….2020
Validator 2
Guru mata pelajaran
Yulius Mangera,S.Pd
136
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan lembar
observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kimia dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning.
B. Petunjuk
1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada
kolom yang tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (kurang baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4
(sangat baik).
C. Penilaian
Skor Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Isi
a. Format jelas sehingga memudahkan
dalam melakukan penilaian
b. Urutan observasi sesuai dengan urutan
aktivitas dalam RPP
c. Aktivitas siswa sesuai dengan tahap-tahap
pembelajaran model pembelajaran
discovery learning
2 Bahasa
a. Menggunakan bahasa sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia
b. Bahasa yang digunakan bersifat
komunikatif
c. Bahasa mudah dipahami
3 Manfaat
a. Dapat digunakan sebagai pedoman
keterlaksanaan model pembelajaran
discovery learning
b. Dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan proses model pembelajaran
discovery learning
137
Mohon menulis butir-butir revisi pada kolom saran berikut:
Saran:
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
Merauke,………………….2020
Validator 1
Dosen Pembimbing
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan lembar
observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kimia dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning.
B. Petunjuk
1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada
kolom yang tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (kurang baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4
(sangat baik).
C. Penilaian
Skor Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Isi
a. Format jelas sehingga memudahkan
138
dalam melakukan penilaian
b. Urutan observasi sesuai dengan urutan
aktivitas dalam RPP
c. Aktivitas siswa sesuai dengan tahap-tahap
pembelajaran model pembelajaran
discovery learning
2 Bahasa
a. Menggunakan bahasa sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia
b. Bahasa yang digunakan bersifat
komunikatif
c. Bahasa mudah dipahami
3 Manfaat
a. Dapat digunakan sebagai pedoman
keterlaksanaan model pembelajaran
discovery learning
b. Dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan proses model pembelajaran
discovery learning
Merauke,………………….2020
Validator 2
Guru mata pelajaran
Yulius Mangera,S.Pd
139
Lampiran 4.5 Lembar Validasi Observasi Aktivitas Guru
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan lembar
observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran kimia dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning.
B. Petunjuk
1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada
kolom yang tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (kurang baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4
(sangat baik).
C. Penilaian
Skor Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Isi
a. Format jelas sehingga memudahkan
dalam melakukan penilaian
b. Urutan observasi sesuai dengan urutan
aktivitas dalam RPP
c. Aktivitas guru sesuai dengan tahap-tahap
pembelajaran model pembelajaran
discovery learning
2 Bahasa
a. Menggunakan bahasa sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia
b. Bahasa yang digunakan bersifat
komunikatif
c. Bahasa mudah dipahami
3 Manfaat
a. Dapat digunakan sebagai pedoman
140
keterlaksanaan model pembelajaran
discovery learning
b. Dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan proses model pembelajaran
discovery learning
Merauke,………………….2020
Validator 1
Dosen Pembimbing
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk mengukur kevalidan lembar
observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran kimia dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning.
141
B. Petunjuk
1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada
kolom yang tersedia
2. Keterangan skala penilaian adalah 1 (kurang baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4
(sangat baik).
C. Penilaian
Skor Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Isi
a. Format jelas sehingga memudahkan
dalam melakukan penilaian
b. Urutan observasi sesuai dengan urutan
aktivitas dalam RPP
c. Aktivitas guru sesuai dengan tahap-tahap
pembelajaran model pembelajaran
discovery learning
2 Bahasa
a. Menggunakan bahasa sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia
b. Bahasa yang digunakan bersifat
komunikatif
c. Bahasa mudah dipahami
3 Manfaat
a. Dapat digunakan sebagai pedoman
keterlaksanaan model pembelajaran
discovery learning
b. Dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan proses model pembelajaran
discovery learning
142
Merauke,………………….2020
Validator 2
Guru mata pelajaran
Yulius Mangera,S.Pd
A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrumen adalah untuk mengukur tingkat kekonsistenan
indikator soal antara rater 1 dan rater 2.
B. PETUNJUK
Penilaian dapat dilakukan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia.
C. PENILAIAN
Kategori
No Aspek Yang dinilai
Ya Tidak
1 Soal sudah sesuai dengan indikator pencapaian
prestasi belajar
2 Soal sudah sesuai dengan materi yang dipelajari
3 Soal berbentuk uraian dan dirumuskan secara
singkat dan jelas
4 Soal memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
5 Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia
6 Soal tidak mengandung arti ganda, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang salah.
7 Terdapat petunjuk yang jelas cara menyelesaikan
soal.
143
Merauke,…………2020
Rater 1
Dosen Pembimbing
A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrumen adalah untuk mengukur tingkat kekonsistenan
indikator soal antara rater 1 dan rater 2.
B. PETUNJUK
Penilaian dapat dilakukan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia.
C. PENILAIAN
Kategori
No Aspek Yang dinilai
Ya Tidak
1 Soal sudah sesuai dengan indikator pencapaian
prestasi belajar
2 Soal sudah sesuai dengan materi yang dipelajari
3 Soal berbentuk uraian dan dirumuskan secara
singkat dan jelas
4 Soal memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
5 Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia
6 Soal tidak mengandung arti ganda, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang salah.
7 Terdapat petunjuk yang jelas cara menyelesaikan
soal.
Merauke,…………2020
Rater 2
Guru Kimia
Yulius Mangera,S.Pd
144
Lembar Reliabilitas Soal Posttest
LEMBAR RELIABILITAS INTER-RATER INSTRUMEN PENELITIAN SOAL
POSTTEST
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen adalah untuk mengukur tingkat kekonsistenan
indikator soal antara rater 1 dan rater 2.
B. Petunjuk
Penilaian dapat dilakukan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom
yang tersedia.
C. Penilaian
Kategori
No Aspek Yang dinilai
Ya Tidak
1 Soal sudah sesuai dengan indikator pencapaian
prestasi belajar
2 Soal sudah sesuai dengan materi yang dipelajari
3 Soal berbentuk uraian dan dirumuskan secara
singkat dan jelas
4 Soal memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
5 Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa indonesia
6 Soal tidak mengandung arti ganda, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang salah.
7 Terdapat petunjuk yang jelas cara menyelesaikan
soal.
Merauke,…………2020
Rater 1
Dosen Pembimbing
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrumen adalah untuk mengukur tingkat kekonsistenan
indikator soal antara rater 1 dan rater 2.
B. Petunjuk
145
Penilaian dapat dilakukan dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom
yang tersedia.
C. Penilaian
Kategori
No Aspek Yang dinilai
Ya Tidak
1 Soal sudah sesuai dengan indikator pencapaian
prestasi belajar
2 Soal sudah sesuai dengan materi yang dipelajari
3 Soal berbentuk uraian dan dirumuskan secara
singkat dan jelas
4 Soal memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
5 Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa indonesia
6 Soal tidak mengandung arti ganda, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang salah.
7 Terdapat petunjuk yang jelas cara menyelesaikan
soal.
Merauke,…………2020
Rater 2
Guru Kimia
Yulius Mangera,S.Pd
146