Anda di halaman 1dari 17

TUGAS SEMESTER SISIPAN KIMIA UMUM

TERMODINAMIKA

Disusun Oleh :
Ugi Hermawati 195040028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2019 / 2020
1. Bunyi Hukum Termodinamika I dan II
 Hukum Termodinamika I

Apabila sistem gas menyerap kalor dari lingkungan sebesar Q1, maka
oleh sistem mungkin akan diubah menjadi:

• usaha luar (W) dan perubahan energi dalam ( Δ U),


• energi dalam saja (U), dan
• usaha luar saja (W).

Secara sistematis, peristiwa di atas dapat dinyatakan sebagai:


Q=W+U
Persamaan ini dikenal sebagai persamaan untuk hukum I
Termodinamika. Bunyi hukum I Termodinamika adalah “Energi tidak dapat
diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah bentuknya
saja.” Berdasarkan uraian tersebut terbukti bahwa kalor (Q) yg diserap sistem
tidak hilang. Oleh sistem, kalor ini akan diubah menjadi usaha luar (W) dan
atau penambahan energi dalam.

 Hukum Termodinamika II

Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap


perubahan energi yang mungkin terjadi dengan beberapa perumusan.
1. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus,
menerima kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya
menjadi energi atau usaha luas (Kelvin Planck).
2. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus
mengambil kalor dari sebuah reservoir rendah dan memberikan pada
reservoir bersuhu tinggi tanpa memerlukan usaha dari luar (Clausius).
3. Pada proses reversibel, total entropi semesta tidak berubah dan akan
bertambah ketika terjadi proses irreversibel (Clausius).
• Bunyi Hukum II Termodinamika
Untuk menjelaskan tidak adanya reversibilitas para ilmuwan
merumuskan prinsip baru, yaitu Hukum II Termodinamika, dengan
pernyataan : “kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke
benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda
dingin ke benda panas”.

2. Hubungan Stoikiometri, Termodinamika Kimia, dan Kinetika Kimia


• Stoikiometri
Istilah stoikiometri pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia
asal Jerman Jeremias Benjamin Richter (1762-1807) di akhir abad ke-
19. Ini berkaitan dengan jumlah relatif reaktan dan produk pada reaksi
kimia. Perhitungannya didasarkan pada fakta bahwa atom tidak dapat
diciptakan atau dihancurkan. Jumlah dan jenis atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama.
• Temodinamika kimia
Termodinamika intinya adalah kinerja Fisika energi. adi, ilmu
ini menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi
yang disebabkan perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat
pendukungnya. Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi,
panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Selain itu, Termodinamika juga berhubungan dengan mekanika
statik. Cabang ilmu Fisika ini mempelajari suatu pertukaran energi
dalam bentuk kalor dan kerja, sistem pembatas dan lingkungan.
Aplikasi dan penerapan Termodinamika bisa terjadi pada tubuh
manusia, peristiwa meniup kopi panas, perkakas elektronik,
Refrigerator, mobil, pembangkit listrik dan industri, adalah peristiwa
Termodinamika yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari.
• Kinetika kimia
Kinetika Kimia (Chemical Kinetics) adalah salah satu cabang
ilmu kimia yang mengkaji mengenai seberapa cepat suatu reaksi kimia
berlangsung. Dari berbagai jenis reaksi kimia yang telah dipelajari para
ilmuwan, ada yang berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
(reaksi berlangsung cepat), seperti reaksi pembakaran gas metana. Di
sisi lain, ada pula reaksi yang berlangsung dalam waktu yang lama
(reaksi berlangsung lambat), seperti reaksi perkaratan (korosi) besi.
Cepat lambatnya suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dalam
besaran laju reaksi.
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan
atau produk per satuan waktu. Satuan laju reaksi adalah M/s (Molar per
detik). Sebagaimana yang kita ketahui, reaksi kimia berlangsung dari
arah reaktan menuju produk. Ini berarti, selama reaksi kimia
berlangsung, reaktan digunakan (dikonsumsi) bersamaan dengan
pembentukan sejumlah produk. Dengan demikian, laju reaksi dapat
dikaji dari sisi pengurangan konsentrasi reaktan maupun peningkatan
konsentrasi produk.

Hubungan Stoikiometri, Termodinamika Kimia, dan


Kinetika Kimia
 Contoh
Campuran soda kue dengan cuka menghasilkan
gelembung-gelembung gas. Gelembung-gelembung gas
tersebut adalah gas karbondioksida. Campuran cuka
dengan soda kue dapat dirumuskan sebagai berikut :

NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) +


CO2(g) + H2O(l).

Cuka merupakan asam sedangkan soda kue


merupakan basa. Setelah kedua larutan ini di campur,
pH nya menjadi netral
Hasil dari reaksi cuka dengan soda kue
menghasilkan gas karbondioksida yang dapat
mendorong gas oksigen diatasnya sehingga lama
kelamaan balon yang tadinya kecil akan berubah
menjadi lebih besar.
Reaksi yang terjadi antara cuka dengan soda kue
ini merupakan reaksi endoterm, karena setelah cuka dan
soda kue dicampurkan ke dalam botol, permukaan botol
terasa dingin. Ini karena terjadi perpindahan panas atau
kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu
lingkungan berkurang dan menyebabkan suhu pada
permukaan botol terasa dingin.

Stoikiometri Termodinamika Kinetika

Apa yang terjadi? Dapatkah reaksi terjadi Seberapa besar


(secara spontan)? laju reaksi
terjadi?

Persamaan reaksi: Driving force reaksi Pers. Laju


• Spesies kimia spontan: reaksi:
yang terlibat • ∆G r=k
• Perbandinganny • ∆ H (pers. [NaHCO3]x
a (dalam mol) Termokimia [CH3COOH]y
• ∆S

1.      Mengapa pada temperatur kamar es mencair secara spontan tetapi proses sebaliknya
tidak?

Proses Spontan dan Tak Spontan

Proses Spontan : proses yang dapat berlangsung dengan sendirinya dan


tidak dapat balik tanpa pengaruh dari luar . Contoh :
      a. Panas, selalu mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah.
      b. Gas mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
             c. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.

Manfaat Proses Spontan :                             

•           Energi panas dapat menggerakkan mesin panas


•           Ekspansi gas dapat menggerakkan piston (motor bakar)
•           Air terjun untuk menggerakkan turbin listrik.

Karakter proses spontan :


·         Semua proses spontan berlangsung dari energi potensial tinggi ke energi
potensial yang lebih rendah
·         Reaksi kimia akan berlangsung secara spontan apabila reaksinya eksoterm. Jadi
diikuti penurunan entalpi. Untuk hal ini entalpi sebagai energi potensial kimia. 
·         Jika entalpi reaktan lebih tinggi dari entalpi zat hasil, sehingga ΔH negatif,
maka reaksi bersifat spontan.
·         Reaksi endoterm dapat juga berlangsung spontan. Prosesnya berlangsung terus
hingga tercapai keadaan setimbang.
          contoh : air menguap secara spontan ke atmosfer. Jumlah air yang menguap =
uap yang kembali mengembun.
•         Reaksi yang dapat balik juga dapat terjadi secara spontan. Contoh : H2 bereaksi
dengan Cl2 membentuk HCl. Sebaliknya HCl akan terurai menjadi H2 dan
Cl2 sampai terjadi keadaan setimbang.
•         Proses menuju ke keadaan setimbang juga merupakan proses spontan.
•         Kesimpulan : Semua perubahan spontan berlangsung dengan arah tertentu.
Proses tak spontan : proses yang tidak dapat berlangsung tanpa pengaruh dari luar.
Contoh : panas tak dapat mengalir dari suhu rendah ke suhu tinggi tanpa pengaruh
dari luar.

ENTROPI  (s)

Selain perubahan entalpi, perubahan kimia maupun fisika melibatkan


perubahan dalam kekacaubalauan (disorder) relatif dari atom-atom, molekul-molekul
ataupun ion-ion. Kekacaubalauan (ketidakteraturan) suatu sistim disebut ENTROPI.
Contoh :
•         Gas yang diwadahi dalam suatu labu 1 L memiliki entropi lebih besar daripada
gas dengan kuantitas yang sama ditempatkan dalam labu 10 ml.
•         Natrium Klorida dalam bentuk ion-ion gas mempunyai entropi lebih tinggi
daripada bentuk kristal padat.
•         Air (cair) pada suhu 0oC mempunyai entropi lebih tinggi dari pada es dengan
temperatur yang sama.          
Jumlah entropi di alam semesta selalu meningkat
Makin tidak teratur : S semakin meningkat.
RUMUS ENTROPI

—  ∆S = qrev
               T
—  Jika entropi dari sistem meningkat pada waktu es meleleh, maka entropi akan
menurun pada waktu air membeku. Maka :
—  ∆Stotal = ∆Ssemesta = ∆Ssistem + ∆Ssekeliling > 0

ENTROPI PADA REAKSI SPONTAN

Reaksi spontan terjadi bila keadaan terbawa pada kondisi kekacauan yang
lebih besar. Dalam volume yang mengembang, molekul gas individual memiliki
derajat kebebasan yang lebih besar untuk bergerak sehingga lebih tidak teratur.
Ukuran ketidak teraturan sistem disebut dengan istilah entropi.
Pada suhu nol mutlak, semua gerakan atom dan molekul berhenti, dan ketidak
teraturan – dan entropi – zat padat sempurna demikian adalah nol. (Entropi nol pada
suhu nol sesuai dengan hukum ketiga termodinamika). Semua zat diatas nol mutlak
akan memiliki nilai entropi positif yang terus bertambah seiring meningkatnya suhu.
Saat sebuah zat panas mendingin, energi termal yang terlepas darinya lewat ke udara
sekitar, yang berada pada suhu lebih rendah. Saat entropi zat yang mendingin
menurun, entropi udara sekitar meningkat. Faktanya, peningkatan entropi di udara
lebih besar daripada penurunan entropi pada zat yang mendingin. Ini sesuai dengan
hukum kedua termodinamika, yang mengatakan kalau entropi sistem dan
lingkungannya selalu meningkat dalam reaksi spontan. Jadi hukum pertama dan
kedua termodinamika menunjukkan kalau, untuk semua proses perubahan kimia di
alam semesta, energi selalu kekal namun entropi selalu meningkat.
Penerapan hukum termodinamika pada sistem kimia memungkinkan ahli
kimia meramalkan perilaku reaksi kimia. Saat energi dan entropi membantu
pembentukan molekul hasil, molekul pereaksi akan bertindak untuk membentuk
molekul hasil hingga keseimbangan tercapai antara hasil reaksi dan pereaksi. Rasio
hasil reaksi dengan pereaksi diberi istilah tetapan keseimbangan, yaitu sebuah fungsi
selisih entropi dan energi antara kedua zat. Walau begitu, termodinamika tidak dapat
meramalkan kecepatan reaksi. Untuk reaksi yang cepat, campuran hasil reaksi dan
pereaksi yang seimbang dapat diperoleh dalam waktu seperseribu detik atau kurang;
untuk reaksi yang lambat, waktunya bisa mencapai ratusan tahun.
3. Mengapa kita mengalami penuaan secara alamiah tetapi proses sebaliknya
tidak?
Definisi Penuaan
Menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah seseorang dewasa
sehat menjadi seorang yang frail (lemah, rentan) dengan berkurangnya
sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan
terhadap berbagai penyakit dan kematian secara eksponensial(1,2). Penuaan
merupakan suatu proses penurunan fungsi dan kapasitas cadangan maksimal
dari semua organ tubuh secara progresif, termasuk kulit. Penurunan fungsi
kulit yang terjadi secara alamiah ini sering dipersulit dan dipercepat oleh
sejumlah gangguan kronik dari lingkungan, misalnya seperti paparan radiasi
ultraviolet (UV) dan infra merah (IR) serta sejumlah karsinogen dari
lingkungan yang berasal dari polusi udara di sejumlah kota besar.

Teori Penuaan Proses penuaan kulit berlangsung secara perlahanlahan.


Batas waktu yang tepat antara terhentinya pertumbuhan fisik dan dimulainya
proses penuaan tidak jelas, tetapi umumnya sekitar usia pertengahan dekade
kedua mulai terlihat tanda penuaan kulit. Berbagai teori tentang proses
penuaan telah dikemukakan, antara lain:
a. Teori Radikal Bebas
Teori radikal bebas (Free Radical Theory of Aging) diperkenalkan
pertama kali oleh Denham Harman pada tahun 1956, yang menyatakan bahwa
proses menua normal merupakan akibat kerusakan jaringan akibat radikal
bebas. Harman menyatakan bahwa mitokondria sebagai generator radikal
bebas, juga merupakan target kerusakan dari radikal bebas tersebut(1,2).
Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi elektron yang tidak
berpasangan yang terbentuk sebagai hasil sampingan berbagai proses selular
atau metabolisme normal yang melibatkan oksigen. Sebagai contoh adalah
reactive oxygen species (ROS) dan reactive nitrogen species (RNS) yang
dihasilkan selama etabolisme  normal. Karena elektronnya tidak berpasangan,
secara kimiawi radikal bebas akan mencari pasangan elektron lain dengan
bereaksi dengan substansi lain terutama dengan protein dan lemak tidak jenuh.
Struktur di dalam sel seperti mitokondria dan lisosom juga diselimuti oleh
membran yang mengandung lemak, sehingga mudah diganggu oleh radikal
bebas.
Radikal bebas juga dapat bereaksi dengan DNA menyebabkan mutasi
kromosom dan karenanya merusak mesin genetik normal dari sel. Radikal
bebas dapat merusak fungsi sel dengan merusak membran sel atau kromosom
sel. Lebih jauh, teori radikal bebas menyatakan bahwa terdapat akumulasi
radikal bebas secara bertahap di dalam sel sejalan  dengan waktu, dan apabila
kadarnya melebihi konsentrasi ambang maka mereka mungkin berkontribusi
pada perubahan-perubahan yang seringkali dikaitkan dengan penuaan(1,2,3).

b. Teori DNA repair


Teori ini dikemukakan oleh Hart dan Setlow. Mereka
menunjukan bahwa adanya perbedaan pola lajur ”repair” atau perbaikan
kerusakan DNA  yang diinduksi sinar ultraviolet (UV) pada berbagai
fibroblast yang dikultur. Fibroblast pada spesies yang mempunyai umur
maksimum terpanjang menunjukan laju perbaikan DNA terbesar, dan korelasi
ini dapat ditunjukan pada berbagai mamalia dan primata. Teori DNA repair
atau lebih tepatnya mitochondrial DNA repair ini terkait erat dengan teori
radikal bebas. Karena, sebagian besar radikal bebas (terutama ROS) dihasilkan
melalui fosforilisasi oksidatif yang terjadi di mitokondria. Mutasi DNA
mitokondria (mtDNA) dan pembentukan ROS di mitokondria saling
mempengaruhi satu sama lain, membentuk “vicious cycle” yang secara
eksponensial memperbanyak kerusakan oksidatif dan disfungsi selular, yang
pada akhirnya menyebabkan kematian sel. Mutasi mtDNA di manusia
terutama terjadi setelah umur pertengahan tiga puluhan, terakumulasi seiring
bertambahnya umur dan jarang melebihi 1%. Rendahnya jumlah mutasi
mtDNA yang terakumulasi ini diakibatkan proses repair pada kerusakan
oksidatif yang merupakan penyebab  percepatan proses penuaan  (accelerated
aging).
Individu dengan kemampuan perbaikan DNA yang normal pun akan
tetap mengalami akumulasi kerusakan DNA dalam sel sepanjang hidup
mereka, yang pada akhirnya dapat mengganggu proses metabolisme dan
fungsi seluler. Salah satu sistem yang nampak lebih rentan mengalami
kerusakan DNA adalah growth hormone dan insulin growth factor(1,2).
c.   Teori Pacemaker atau Endokrin
Teori ini mengatakan bahwa proses menjadi tua diatur oleh
pacemaker, seperti kelenjar timus, hipotalamus, hipofisis, dan tiroid yang
menghasilkan hormon-hormon, dan secara berkaitan mengatur keseimbangan
hormonal dan regenerasi sel-sel tubuh manusia. Proses penuaan terjadi akibat
perubahan keseimbangan sistem hormonal atau penurunan produksi hormon-
hormon tertentu.
Berbagai penelitian pada tikus menunjukan bahwa keadaan
panhypopituitarisme dengan defisiensi jelas pada hormon tirotropin, prolaktin,
dan growth hormone (GH) akan memperpanjang usia pada hewan-hewan
tersebut dibandingkan kontrol. Tikus mutan yang rendah jumlah reseptor IGF-
1 nya menunjukan konsumsi makanan dan energy expenditure yang lebih
rendah dibandingkan tikus kontrol. Tikus mutan juga lebih tahan terhadap
stress oksidatif akibat pemberian bahan oksidan (radikal bebas), sehingga
kerusakan pada DNA, protein, dan lipid lebih rendah dibandingkan tikus
kontrol. Hal-hal ini nampaknya juga sesuai dengan teori penuaan yang telah
diuraikan diatas.
d. Teori Glikosilasi
Teori ini menyatakan bahwa proses glikosilasi non-enzimatik
yang menghasilkan pertautan glukosa-protein yang disebut sebagai advanced
glycation end products (AGEs) dapat menyebabkan penumpukan protein dan
makromolekul lain yang termodifikasi sehingga menyebabkan disfungsi pada
hewan  atau manusia yang menua. Protein glikasi menunjukan perubahan
fungsional, meliputi menurunnya aktivitas enzim dan menurunnya degradasi
protein abnormal. Manakala manusia menua, AGEs berakumulasi di berbagai
jaringan, termasuk kolagen, haemoglobin, dan lensa mata(1,2).
Karena muatan kolagennya tinggi, jaringan ikat menjadi kurang elastis
dan lebih kaku. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi elastisitas dinding
pembuluh darah. AGEs diduga juga berinteraksi dengan DNA dan  karenanya
mungkin mengganggu kemampuan sel untuk memperbaiki perubahan pada
DNA.
e.   Teori Pemanjangan Telomer
Setiap sel mempunyai kemampuan untuk membelah diri
untuk mempertahankan fungsinya dan memperlambat kematian. Kemampuan
untuk membelah diri ini terjadi sampai sel-sel tersebut cukup padat untuk
saling bertemu satu sama lain, untuk kemudian berhenti untuk membelah diri,
untuk kemudian berhenti untuk membelah diri, suatu fenomena yang disebut
“contact inhibition”. Saat sel-sel sudah kehilangan kemampuan untuk
membelah diri kembali. Sel-sel tersebut kemudian akan membesar, bertahan
beberapa lama, untuk kemudian perlahan-lahan akan mati.
Terbatasnya sel-sel untuk membelah diri setelah 50 kali dikenal
dengan fenomena Hayflick atau “Hayflick limit”. Fenomena Hayflick ini
ternyata berhubungan dengan panjang telomer suatu sekuensi DNA pada
ujung setiap kromosom manusia. Setiap kali sel membelah, maka telomer ini
akan semakin pendek, sampai suatu saat telomer tidak dapat memendek lagi.
Telomer yang sudah sangat pendek akan menjadi sinyal untuk memicu
terjadinya penuaan proliferatif atau apoptosis, sehingga turut berperan pada
munculnya fenotipe penuaan. Oleh karena itu, telomer nampak berperan
sebagai suatu jam biologis yang menentukan masa hidup proliferatif maupun
tingkat fungsional dari sel.
f. Teori Imunitas
Sistem imun memiliki dua peranan yang utama : pertahanan
terhadap serangan eksternal dan pengawasan imunologis internal. Penuaan
sistem imunitas umumnya ditandai oleh berkurangnya jumlah sel T memori,
berkurangnya populasi sel T naif, serta gangguan sistem imunitas humoral dan
seluler. Kondisi inflamasi kronik, berkurangnya imunitas terhadap sejumlah
antigen eksogen, dan meningkatnya autoreaktivitas nampak mengganggu
kemampuan untuk melawan serangan dari lingkungan. Pada proses penuaan,
peningkatan jumlah spesies oksigen reaktif (ROS) di dalam sel akan
menyebabkan terjadinya stres oksidatif dan turut berperan dalam memicu
terjadinya inflamasi ringan.
Selain itu, pengangkutan elektron mitokondria selama proses
fosforilasi oksidatif juga nampak mengalami gangguan pada penuaan,
sehingga menyebabkan masuknya ROS proinflamasi ke dalam sitoplasma.
Ketidakseimbangan ROS ini turut berperan dalam menyebabkan terjadinya
penuaan sistem imunitas yang diawali dengan berkurangnya respon imunitas
alamiah dan berujung pada terganggunya respon imunitas adaptif. Berbagai
kelainan ini nampak turut berperan dalam meningkatnya kejadian infeksi dan
keganasan pada usia lanjut.

4. Suatu motor listrik melakukan kerja mekanik  15 kJ/s dan melepaskan panas ke
lingkungannya sebesar 5 kJ/s. Hitunglah:
(a) laju perubahan tenaga dalam motor listrik tersebut
(b) perubahan tenaga dalam motor listrik tersebut jika motor tersebut bekerja selama
8 jam.
Pembahasan

Diketahui....
W=15kj/s = 15000 Watt
q= -5kj/s = -5000 Watt - karena melepaskan
t= 8jam =28800 s
ditanya...
ΔE.?
ΔE saat 8 jam..?
Jawab :
ΔE = W + (-q)
ΔE = 15000 - 5000
ΔE = 10000Watt

ΔE saat 8 jam..

ΔW = (W + (-q)).t
ΔW =10000.28800
ΔW = 288000000 joule = 288000kj  

5. Suatu sampel gas nitrogen volumenya memuai  dari 1,6 L menjadi 5,4 L pada
suhu yg konstan. Berapakah kerja yang dilakukan dalam satuan joule jika gas
memuai (a) pada tabung yang  dan (b) pada tekanan tetap 3,7 atm?
Gas nitrogen (N2) mengalami perubahan volume dari 1.6 liter menjadi 5.4 liter pada
suhu konstan dan tekanan tetap (p=3.7 atm) maka kerja yang dilakukan sistem
tersebut adalah:
w = P(V2 - V1)
w = 3.7(5.4 - 1.6)
w = 14.06 Joule

Pembahasan
Entalpi (H) adalah istilah dalam sistem termodinamika yang menyatakan jumlah
energi dari suatusistem termoinamika. Entalpi adalah kalor yang terlibat dalam suatu
reaksi kimia pada kondisi tekanan tetap (Isobarik). Entalpi dinotasikan dengan huruf
H yang merupakan huruf awal dari kata "Heat of Content."

Entalpi adalah suatu fungsi keadaan yang nilainya bergantung pada energi dalam (U),
tekanan (P) dan Volume (V). Fungsi keadaan entalpi secara matematis dinyatakan
dengan persamaan :
H = U  +  PV
Besar entalpi tidak dapat diukur, namur perubahan entalpi yang menyertai
suatu reaksi dapat diukur dan dinyatakan dengan ΔH. Perubahan entalpi ini
dinyatakan dengan persamaan berikut :
ΔH = ΔU + ΔPV
Apabila reaksi berlangsung pada tekanan konstant maka diperleh persamaan :
ΔH = ΔU = q
dimana q adalah kalor yang diserap atau dilepaskan oleh sistem pada tekanan konstan.

Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui perubahan entalpi adalah
dengan menggunakan kalorimeter. Kalori meter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur energi yang diserap atau dilepaskan dari suatu reaksi kimia. Di dalam
kalorimeter kita dapat memasukkan suatu zat yang akan direaksikan dengan
kalorimeter dimana terdapat sejumlah air pada massa tertentu. Besarnya kalor yang
dilibatkan dalam reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan ;

ΔH = q = m . c . ΔT
dimana m adalah massa zat yang akan diukur, c adalah kalor jenis air dan ΔT adalah
perubahan temperatur yang terjadi selama reaksi berlangsung.
Dalam suatu reaksi kimia perubahan entalpi dapat dihitung berdasarkan energi
ikatan dan entalpi pembentukan dari komponen-komponen pada reaktan dan produk
yang dinyatakan dengan persamaan berikut :
aA  +  bB ⇒ cC
ΔH = ∑ ΔH produk - ∑ ΔH reaktan
atau
ΔH = ∑(Energi ikatan reaktan) - ∑ (Energi ikatan produk)
Berdasarkan nilai perubahan entalpi, reaksi kimia dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
Reaksi eksoterm : reaksi dimana terjadi perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan sehingga suhu lingkungan meningkat. Reaksi eksoterm melepas sejumlah
energi sehingga energi sistem berkurang dan perubahan entapi negatif (ΔH < 0).
Reaksi endooterm : reaksi dimana terjadi perpindahan kalor dari lingkungan
ke sistem sehingga suhu lingkungan menjadi lebih dingin. Reaksi endoterm menyerap
sejumlah energi sehingga energi sistem bertambah dan perubahan entapi positif (ΔH >
0)
Hukum Hess
Hukum Hess menyatakan bahwa ketika reaksi berlangsung mengubah reaktan
menjadi produk, nilai perubahan entalpi dari reaksi adalah teteap, baik reaksi
berlangsung satu tahap maupun dengan beberapa tahap. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa, harga perubahan entalpi dari total proses sama dengan penjumlahan
perubahan entalpi setiap tahapan, misalnya:

2C + O2 ⇒ 2CO             ΔH = a kJ         ...(1)

2CO + O2 ⇒ 2CO2        ΔH = b kJ       .....(2)

2C + 2O2 ⇒ 2CO2         ΔH = (a+b) kJ   ...(3)

Reaksi (3) diperoleh dari penjumlahan reaksi (1) dan reaksi (2


6. Bagaimanakah aplikasi hukum termodinamika dalam kehidupan sehari-hari!
Lemari Es (Kulkas)

            Adalah suatu unit mesin pendingin di pergunakan dalam rumah tangga, untuk
menyimpan bahan makanan atau minuman. Untuk menguapkan bahan pendingin di perlukan
panas.                 

  Lemari es memanfaatkan sifat ini. Bahan pendingin yang digunakan sudah menguap pada
suhu -200C. panas yang diperlukan untuk penguapan ini diambil dari ruang pendingin, karena
itu suhu dalam ruangan ini akan turun. Penguapan berlangsung dalam evaporator yang
ditempatkan dalam ruang pendingin. Karena sirkulasi udara, ruang pendingin ini akan
menjadi dingin seluruhnya.
              Lemari Es merupakan kebalikan mesin kalor. Lemari Es beroperasi untuk
mentransfer kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungn yang hangat. Dengan
melakukan kerja W, kalor diambil dari daerah temperatur rendah TL (katakanlah, di dalam
lemari Es), dan kalor yang jumlahnya lebih besar dikeluarkan pada temperature tinggi
Th(ruangan).
Sistem lemari Es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada temperatur tinggi melalui
penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari Es dimana Qh dikeluarkan dan gas
mendingin untuk menjadi cair. Cairan lewat dari daerah yang bertekanan tinggi , melalui
katup, ke tabung tekanan rendah di dinding dalam lemari es, cairan tersebut menguap pada
tekanan yang lebih rendah ini dan kemudian menyerap kalor (QL) dari bagian dalam lemari
es. Fluida kembali ke kompresor dimana siklus dimulai kembali.
             Lemari Es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk mengambil kalor
dari daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi) tidak mungkina ada. Ini merupakan
pernyataan Clausius mengenai hukum Termodinamika kedua. Kalor tidak mengalir secara
spontan dari benda dingin ke benda panas. Dengan demikian tidak akan ada lemari Es yang
sempurna.

    Cara Kerja Instalasi Mesin Kulkas


            Setelah ke dalam kompresor diisi gas freon , maka gas itu dapat dikeluarkan kembali
dari silinder oleh kompresor untuk diteruskan ke kondensor, setelah itu menuju saringan,
setelah itu menuju ke pipa kapiler dan akan mengalami penahanan. Adanya penahanan ini
akan menimbulkan suatu tekanan di dalam pipa kondensor. Sebagai akibatnya gas tersebut
menjadi cairan di dalam pipa kondensor. Dari pipa kapiler cairan tersebut terus ke evaporator
dan terus menguap untuk menyerap panas. Setelah menjadi gas terus dihisap lagi ke
kompresor. Demilian siklus kembali terulang.
Jenis Aliran Udara Pendingin
Jenis aliran udara pada lemari es ada 2 macam :
1.      Secara alamiah tanpa fan motor, di dalam lemari es udara dingin pada bagian atas dekat
evaporator mempunyai berat jenis lebih besar. Dari beratnya sendiri udara dingin akan
mengalir ke bagian bawah lemari es. Udara panas pada bagian bawah lemari es karena berat
jenisnya lebih kecil dan di desak oleh udara dingin dari atas, akan mengalir naik ke atas
menuju evaporator. Udara panas oleh evaporator didinginkan menjadi dingin dan berat lalu
mengalir ke bawah lagi. Demikianlah terjadi terus menerus secara alamiah.
2.      Aliran udara di dalam lemari es dengan di tiup oleh fan motor, lemari es yang memakai
fan motor, dapat terjadi sirkulasi udara dingin yang kuat dan merata ke semua bagian dari
lemari es. Udara panas di dalam lemari es dihisap oleh fan motor lalu dialirkan melalui
evaporator. Udara menjadi dingin dan oleh fan motor di dorong melalui saluran atau
cerobong udara, di bagi merata ke semua bagian dalam lemari es.

perubahan suhu tubuh

Selain itu ada banyak sekali peralatan rumah tangga yang memanfaatkan konsep
termodinamika.Termodinamika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perubahan
suhu atau perubahan panas. Berbicara tentang termodinamika tidak lepas dari suhu dan kalor.

Aplikasi termodinamika yang sangat sering dijumpai


dalam kehidupan sehari-hari ialah adanya embun diluar
gelas yang berisi es

Hal ini disebabkan udara yang berada di luar gelas (sistem) banyak mengandung uap
air, gelas yang berisi es bersuhu rendah dan terasa dingin sehingga udara yang bersentuhan
dengan gelas akan mengalami penurunan suhu. Udara yang mengandung uap air juga akan
mengalami penurunan suhu. Jika suhu udara sudah sangat rendah maka uap air akan
mengembun dan berubah menjadi tetesan-tetesan air di luar gelas tersebut. Peristiwa tersebut
sesuai dengan hukum II Termodinamika. Pada peristiwa tersebut terjadi proses penyerapan
panas di dalam gelas. Peristiwa tersebut merupakan sistem tertutup karena hanya terjadi
proses pertukaran kalor dan tidak terjadi proses pertukaran zat. Peristiwa tersebut
menggunakan media sebagai pembatas rigid yaitu mempertukarkan kalor menggunakan gelas
sebagai media.

7. Sumber

http://zakapedia.com/bunyi-hukum-i-dan-ii-termodinamika/

https://fisikazone.com/hukum-ii-termodinamika/

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mengenal-stoikiometri-dalam-kimia-3813/

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pengertian-termodinamika-lengkap/

https://www.slideshare.net/ekaprini7/pengantar-termodinamikakimiahk1

Anda mungkin juga menyukai