Disusun Oleh :
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke ben
tuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.
Termodinamika (berasal dari kata thermos (panas) dan dynamic (gerak atau perubahan)
adalah salah satu cabang dari ilmu fisika yang mempelajari panas dan temperatur, serta
hubungan keduanya pada energi dan gerak. Inti dari pembahasan termodinamika adalah
bagaimana energi dalam bentuk panas dapat mengalir dari satu benda ke benda lain,
proses dari aliran energi tersebut, dan akibat yang dihasikan oleh perpindahan energi
tersebut.
Hukum-Hukum Termodinamika
Pada termodinamika, terdapat 4 hukum yang berlaku secara universal :
Hukum Termodinamika 0
“Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka
berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain”
Hukum Termodinamika 1
“Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah
bentuknya saja”
Dimana Q adalah kalor/panas yang diterima/dilepas (J), W adalah energi/usaha (J), dan
adalah perubahan energi (J). J adalah satuan internasional untuk energi atau usaha, yaitu
Joule. Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa seluruh kalor yang diterima atau
dilepas oleh benda akan dijadikan usaha ditambahkan dengan perubahan energi.
Hukum 2 Termodinamika
Hukum 2 termodinamika menunjukkan kondisi alami dari alur kalor suatu objek dengan
sistem.
“Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin; kalor tidak akan
mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas tanpa dilakukan usaha”
Hukum Termodinamika 3
“Entropi dari suatu kristal sempurna pada absolut nol adalah sama dengan nol,”
Hukum Termodinamika I menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan
tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Prinsip tersebut juga dikenal
dengan istilah konservasi energi yang berlaku untuk sistem tertutup dan terbuka. Secangkir
kopi panas ditaruh dalam suatu ruangan, maka akan dengan sendirinya kopi tersebut
menjadi dingin. Dalam kasus tersebut Hukum Termodinamika I telah terpenuhi, karena
energi yang dilepaskan kopi sebanding dengan energi yang diterima oleh lingkungan. Tetapi
jika dibalik, secangkir kopi menjadi panas dalam sebuah ruangan yang dingin, tentu hal
tersebut tidak akan terjadi. Salah satu contoh diatas menjelaskan bahwa proses berjalan
dalam suatu arah tertentu, tidak sebaliknya. Suatu proses yang telah memenuhi Hukum
Termodinamika I, belum tentu dapat berlangsung. Diperlukan suatu prinsip selain Hukum
Termodinamika I untuk menyatakan bahwa suatu proses dapat berlangsung, yaitu Hukum
Termodinamika II. Dengan kata lain, suatu proses dapat berlangsung jika memenuhi Hukum
Termodinamika I dan Hukum Termodinamika II. Kegunaan Hukum Termodinamika II tidak
sebatas hanya pada mengidentifikasi arah dari suatu proses, tetapi juga bisa untuk
mengetahui kualitas energi (Hukum Termodinamika I berhubungan dengan kuantitas energi
dan perubahan bentuk energi); menentukan batas teoritis unjuk kerja suatu sistem; dan
memperkirakan kelangsungan reaksi kimia (degree of completion of chemical reaction).
Sementara itu dalam bahasannya, Hukum Termodinamika II membahas tentang proses
reversibel dan irreversibel, mesin kalor, mesin pendingin dan pompa kalor, siklus carnot,
serta entropi.
HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total
entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring
dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang
dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika
satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada
konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan
entropinya naik.
Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlangsung secara bolak-balik.
Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan
kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel
merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).
Sejarah awal dari AC (air Conditioner ) sudah dimulai sejak jaman Romawi yaitu dengan
membuat penampung air yang mengalir di dalam dinding rumah sehingga menurunkan suhu
ruangan , tetapi saat itu hanya orang tertentu saja yang bisa karena biaya membangunnya
sangatlah mahal karena membutuhkan air dan juga bangunan yang tidak biasa. Hanya para
raja dan orang kaya saja yang dapat membangunnya.
Kemudian pada tahun 1820 ilmuwan Inggris bernama Michael Faraday Image menemukan
cara baru mendinginkan udara dengan menggunakan Gas Amonia dan pada tahun 1842
seorang dokter menemukan cara mendinginkan ruangan dirumah sakit Apalachicola
1. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, menerima kalor dari
sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi energi atau usaha luas (Kelvin
Planck).
2. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus mengambil kalor
dari sebuah reservoir rendah dan memberikan pada reservoir bersuhu tinggi tanpa
memerlukan usaha dari luar (Clausius).
3. Pada proses reversibel, total entropi semesta tidak berubah dan akan bertambah
ketika terjadi proses irreversibel (Clausius).
Untuk menjelaskan tidak adanya reversibilitas para ilmuwan merumuskan prinsip baru, yaitu
Hukum II Termodinamika, dengan pernyataan : “kalor mengalir secara alami dari benda
yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda
dingin ke benda panas”.
Pengertian Entropi
dengan:
Q = kalor ( J)
T = suhu (K)
Contoh Soal :
1. Suatu system menyerap kalor sebesar 60 kJ pada suhu 27°C. Berapakah perubahan
entropi system ini?
Penyelesaian:
Diketahui:
Q = 60 kJ = 60. 000J
T = 27°C = 300 K
Jawab:
Jadi, besar perubahan entropi adalah 200J/K
2. Secara spontan dialiri 1.200 J kalor dari reservoir menuju reservoir dingin yang
masing-masing bersuhu 600K menuju dan 300K. Berapa jumlah entropi dari sistem
alat tersebut. (perubahan lain dianggap tidak ada)
Penyelesaian :
Diketahui
Ditanyakan : ∆Ssistem …?
Jawab :
Hukum kedua termodinamika berpusat pada masalah entropi. Hukum kedua termodinamika
bisa dinyatakan sebagai berikut: “Entropi dapat diciptakan tetapi tidak dapat dimusnahkan.”
Berdasarkan postulat ini, entropi yang ada pada sebuah proses bisa tetap tidak berubah dan
bisa pula naik, namun tidak mungkin berkurang. Entropi hanya bisa tetap tidak berubah
pada sebuah proses reversible (s1 = s2). Contoh sebuah proses reversible adalah ayunan
bandul teoritis, dimana sama sekali tidak ada friksi yang menghambat ayunan. Dengan
demikian, jika bandul diayunkan ke arah kanan sejauh x maka bandul akan kembali ke
sebelah kiri sejauh x pula. Namun dalam kenyataannya, proses semacam ini sangat sulit
ditemui karena friksi – meski hanya sedikit – pasti akan ada. Dalam kenyataannya, hampir
semua proses yang terjadi di alam adalah irreversible. Dalam sebuah proses irreversible,
pasti akan terjadi kenaikan entropi (s2 > s1).
Dengan kata lain, dalam sebuah proses reversible, tidak ada perubahan entropi. Adapun
dalam sebuah proses irreversible, perubahan entropi tidaklah nol dan pasti bernilai positif.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaan antara sifat alami energi
dalam dan energi mekanik mikroskopik. Hasil percobaan menyimpulkan bahwa mustahil
untuk membuat sebuah mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja , yaitu
mesin dengan efisiensi termal 100% kemustahilan ini adalah dasar dari suatu pernyataan
Hukum Kedua Termodinamika (second law of thermodynamics) sebagai berikut :
“ adalah mustahil bagi sebuah sistem manapun untuk mengalami sebuah proses diamana
sistem menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas seluruhnya
menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan yang sama seperti keadaan
awalnya”
Pada benda yang bergerak, molekul memiliki gerakan acak , tetapi di atas semua itu
terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap molekul pada arah yang sesuai dengan
kecepatan benda tersebut. Energi kinetik yang berkaitan dengan gerakan makroskopik
terkoordinasi adalah apa yang kita sebut sebagi energi kinetik pada benda bergerak. Energi
kinetik dan energi potensial yang berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi
dalam.
“ kalor mengalir secara alami dari benda yang panas kebenda yang dingin , kalor tidak akan
mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas”.
Kelvin – Planck telah merumuskan satu rumusan yang merupakan manifestasi dari hukum
kedua termodinamika. Postulat Kelvin – Planck adalah rumusan hukum kedua
termodinamika yang berlaku pada semua heat engine:
“Sebuah mesin yang bekerja dalam sebuah siklus tidaklah mungkin menerima panas dari
sebuah reservoar termal lalu mengubah seluruh panas tersebut menjadi kerja.”
Postulat ini menegaskan bahwa tidak mungkin sebuah heat engine bisa memiliki efisiensi
100 persen.
Berikut ini adalah gambaran heat engine yang tidak mungkin bisa terjadi :
Setiap heat engine pasti bekerja sebagaimana dalam skema berikut:
Formulasi Kelvin-Planck
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu
seluruhnya menjadi usaha mekanik.” Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan
bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan energi
ini untuk menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut, misalnya pemanasan
atmosfer. Oleh karena itu, pada setiap alat atau mesin memiliki nilai efisiensi tertentu.
Efisiensi menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik yang diperoleh dengan energi
panas yang diserap dari sumber suhu tinggi.
Postulat Clausius untuk hukum kedua termodinamika merupakan landasan kerja semua
heat pump ataupun refrigerator:
“Sebuah mesin yang bekerja dalam sebuah siklus untuk memindahkan panas dari
temperatur rendah ke temperatur tinggi pasti membutuhkan asupan kerja (work input).”
Heat pump adalah mesin siklik yang berfungsi sebagai pemanas. Adapun refrigerator adalah
mesin siklik yang berfungsi sebagai pendingin.
Demikian pula, setiap refrigerator pasti bekerja sebagaimana dalam skema berikut:
Berdasarkan postulat Clausius, berikut ini adalah gambaran sebuah refrigerator yang tidak
mungkin terjadi:
Formulasi Clausius
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda panas”. Dengan
kata lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin (suhu rendah) dan
memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa memberikan energi pada
pompa untuk melakukan usaha.
Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai perumusan. Kelvin
mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck mengetengahkan perumusan lain.
Karena pada hakekatnya perumusan kedua orang ini mengenai hal yang sama maka
perumusan itu digabung dan disebut perumusan Kelvin-Planck bagi hukum kedua
termodinamika. Perumusan ini diungkapkan demikian : “Tidak mungkin membuat pesawat
yang kerjanya semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubahnya
menjadi usaha”.
Hukum Ketiga Termodinamika
Pada titik nol mutlak (nol kelvin), sistem harus berada dalam keadaan dengan energi
seminimum mungkin, dan pernyataan hukum ketiga di atas berlaku karena kristal sempurna
hanya memiliki satu keadaan energi minimum. Entropi berhubungan dengan
jumlah keadaan mikro yang mudah diakses, dan untuk sistem yang terdiri dari banyak
partikel, mekanika kuantum menunjukkan bahwa hanya ada satu keadaan unik
(disebut keadaan dasar) dengan energi minimum. Jika sistem tidak memiliki tatanan yang
terdefinisi dengan baik (jika ordenya adalah glassy, misalnya), maka dalam praktiknya masih
ada sedikit entropi karena sistem dibawa ke suhu yang sangat rendah akibatnya sistem
menjadi terkunci dalam konfigurasi dengan energi tidak minimal. Nilai konstan tersebut
dinamakan entropi residual.
Pernyataan Nernst-Simon tentang hukum ketiga termodinamika menyangkut proses
termodinamika pada suhu tetap dan rendah.
Perubahan entropi yang terkait dengan sistem kental akan menjalani proses isotermal
reversibel mendekati nol ketika suhu perlakuan mendekati 0 K.Sistem kental di sini mengacu
pada cairan dan padatan. Formulasi klasik oleh Nernst (sebenarnya merupakan
konsekuensi dari Hukum Ketiga) adalah:
Tidak mungkin bagi proses apapun, tidak peduli seberapa idealnya, untuk mengurangi
entropi suatu sistem sampai nilai nol mutlaknya dalam jumlah operasi yang terbatas.
Hal itu dibuktikan oleh Masanes dan Oppenheim pada tahun 2017.
Ada juga rumusan Hukum Ketiga melalui pendekatan subjek dengan mendalilkan perilaku
energi tertentu: gabungan dua sistem termodinamika merupakan sistem yang terisolasi,
maka pertukaran energi dalam bentuk apapun antara dua sistem tersebut dibatasi.
SEJARAH
Hukum ketiga dikembangkan oleh ahli kimia Walther Nernst selama tahun 1906-12, dan
oleh karena itu sering disebut sebagai teorema Nernst atau postulat Nernst. Hukum ketiga
termodinamika menyatakan bahwa entropi sebuah sistem pada nol mutlak adalah konstanta
yang didefinisikan dengan baik. Ini karena sistem pada suhu nol berada dalam keadaan
dasarnya, sehingga entropinya ditentukan hanya oleh degenerasi dari keadaan dasar.
Pada tahun 1912 Nernst menyatakan hukumnya sebagai berikut: "Tidak mungkin untuk
setiap prosedur mengarah pada isotermal T = 0 dalam jumlah tahapan yang terbatas." Versi
alternatif dari hukum ketiga termodinamika seperti yang dinyatakan oleh Gilbert N.
Lewis dan Merle Randall pada tahun 1923:
Jika entropi setiap unsur di beberapa keadaan kristal (sempurna) adalah nol pada suhu nol
mutlak, setiap zat memiliki entropi positif yang terbatas; tetapi pada suhu nol mutlak, entropi
bisa menjadi nol, dan karenanya menjadi zat kristal sempurna.
Versi ini menyatakan tidak hanya ΔS yang akan mencapai nol pada 0 K, tetapi S sendiri
juga akan mencapai nol asalkan kristal memiliki keadaan dasar dengan hanya satu
konfigurasi. Beberapa kristal membentuk cacat yang menyebabkan entropi residual. Entropi
residual ini lenyap saat hambatan kinetik menuju transisi ke satu keadaan dasar teratasi.
Dengan perkembangan mekanika statistik, hukum ketiga termodinamika (seperti hukum
lainnya) berubah dari hukum fundamental (dibenarkan oleh eksperimen) mejadi
hukum derivatif (diturunkan dari hukum dasar yang lebih mendasar).
Gambar 1 Kiri: Nol mutlak dapat dicapai dalam jumlah langkah yang terbatas jika S(0,X1)≠S(0, X2). Kanan:
Sejumlah langkah tak terhitung diperlukan karena S(0,X1)= S(0,X2).
MESIN PANAS
1. MESIN KALOR
Mesin Kalor adalah mesin yang mengubah energi panas (kalor) menjadi energi dalam
bentuk lain (usaha), seperti energi mekanik. Mesin Kalor mampu menghasilkan usaha
karena menurut Hukum II Termodinamika, kalor mengalir secara spontan dari reservoir
panas ke reservoir dingin. Pada mesin kereta uap kuno misalnya, reservoir panas adalah
tungku pembakaran sementara reservoir dinginnya adalah lingkungan. Aliran gas dari
reservoir panas ke reservoir dingin ini mampu menghasilkan usaha berupa energi mekanik
untuk menggerakkan roda-roda kereta.
Dalam kehidupan sehari-hari konsep mesin kalor dapat kita temui pada mesin kendaraan
bermotor ( mesin bensin, mesin diesel, dll). Dimana mesin kalor, menggunakan energi
thermal untuk melakukan kerja mekanik, atau yang mengubah energi thermal menjadi
energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses pembakaran, proses fisi
bahan bakar nuklir, atau proses lainnya.
Ditinjau dari cara memperoleh energi thermal ini, mesin kalor dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu mesin pembakaran luar dan dalam :
Pada mesin pembakaran luar, proses pembakaran terjadi diluar mesin; energi thermal dari
gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah.
Contohnya mesin uap. Semua energi yang diperlukan oleh mesin itu mula mula
meninggalkan gas hasil pembakaran yang tinggi temperaturnya. Melalui dinding pemisah
kalor, atau ketel uap, energi itu kemudian masuk kedalam fluida kerja yang kebanyakan
terdiri dari air atau uap. Dalam proses ini temperatur uap dan dinding ketel harus jauh lebih
rendah dari pada temperatur gas hasil pembakaran itu untuk mencegah kerusakan material
ketel. Dengan sendirinya tinggi temperatur fluida kerja, jadi efisiensinya juga, sangat dibatasi
oleh kekuatan material yang dipakai.
Mesin pembakaran dalam pada umumnya dikenal dengan nama motor bakar. Mesin
pembakaran dalam dapat dikelompokan menjadi:
Proses pembakaran berlangsung didalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran
yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Motor bakar piston mempergunakan
beberapa silinder yang didalamnya terdapat piston yang bergerak translasi (bolak-balik).
Didalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen dari udara.
Gas pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakkan piston yang
oleh batang penghubung (connecting rod) dihubungkan dengan poros engkol (crankshaft).
Gerak translasi piston tadi menyebabkan gerak rotasi (berputar) pada poros engkol dan
sebaliknya gerak rotasi poros engkol menimbulkan gerak translasi pada piston.
Gambar. Mesin Bensin
Nyata Dan Konsep
Mesin Pembakaran
Dalam
Contoh mesin kalor dalam kehidupan sehari-hari termasuk mesin uap, yang mesin diesel,
dan bensin (bensin) mesin dalam mobil. Sebuah mainan umum yang juga merupakan mesin
panas adalah burung minum. Juga mesin stirling adalah mesin panas. Semua mesin panas
familiar yang didukung oleh ekspansi gas dipanaskan. Lingkungan umum adalah heat sink,
menyediakan gas relatif dingin yang, ketika dipanaskan, berkembang cepat untuk
mendorong gerakan mekanis mesin.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun beberapa siklus memiliki lokasi pembakaran yang
khas (internal atau eksternal), mereka sering dapat diimplementasikan dengan lainnya.
Misalnya, John Ericsson mengembangkan mesin dipanaskan eksternal berjalan pada siklus
sangat mirip dengan awal siklus Diesel. Selain itu, mesin eksternal dipanaskan sering dapat
diimplementasikan dalam siklus terbuka atau tertutup. Apa ini intinya adalah bahwa ada
siklus termodinamika dan sejumlah besar cara untuk menerapkannya.
Asal-usul Mesin Kalor / Carnot
Asal-usul mesin carnot, Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotetis yang beroperasi dalam
suatu siklus reversibel yang disebut siklus Carnot. Model dasar mesin ini dirancang oleh
Nicolas Léonard Sadi Carnot, seorang insinyur militer Prancis pada tahun 1824. Model
mesin Carnot kemudian dikembangkan secara grafis oleh Émile Clapeyron 1834, dan
diuraikan secara matematis oleh Rudolf Clausius pada 1850an dan 1860an. Dari
pengembangan Clausius dan Clapeyron inilah konsep dari entropi mulai muncul.
Setiap sistem termodinamika berada dalam keadaan tertentu. Sebuah siklus termodinamika
terjadi ketika suatu sistem mengalami rangkaian keadaan-keadaan yang berbeda, dan
akhirnya kembali ke keadaan semula. Dalam proses melalui siklus ini, sistem tersebut dapat
melakukan usaha terhadap lingkungannya, sehingga disebut mesin kalor.
Sebuah mesin kalor bekerja dengan cara memindahkan energi dari daerah yang lebih panas
ke daerah yang lebih dingin, dan dalam prosesnya, mengubah
sebagian energi menjadi usaha mekanis. Sistem yang bekerja
sebaliknya, dimana gaya eksternal yang dikerjakan pada suatu mesin
kalor dapat menyebabkan proses yang memindahkan energi panas
dari daerah yang lebih dingin ke energi panas disebut mesin
refrigerator.
Dari gambar di atas. Pertama-tama, gas mengalami pemuaian isotermal. Pada saat ini, gas
menyerap kalor Q1 dari reservoir suhu tinggi T1 dan melakukan usaha. Kemudian, gas
mengalami pemuaian adiabatik. Pada proses ini, gas juga melakukan usaha. Setelah
melalui 2 proses pemuaian , gas mengalami kompresi/penyusutan isotermal. Gas
membuang kalor Q2 ke reservoir suhu rendah T2. Pada proses ini, gas mendapatkan
usaha. Akhirnya, di proses terakhir gas mengalami kompresi/penyusutan adiabatik. Pada
proses ini, gas mendapatkan usaha kembali, dan kembali ke bentuk semula. Berhubung
proses ini mengembalikan kondisi gas ke kondisi semula, maka siklus ini tidak mengalami
1. Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T1. Pada proses ini sistem
menyerap kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha WAB.
2. Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini berlangsung suhu sistem
turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses CD adalah pemampatan isoternal pada suhu T2. Pada proses ini sistem
menerima usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2.
4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini suhu sistem naik dari
T2 menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.
Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki efisiensi tertinggi
yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang dilakukan oleh sistem untuk satu
siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus pada diagram p – V. Mengingat selama
proses siklus Carnot sistem menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan
melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2, maka usaha yang dilakukan oleh sistem
menurut hukum I termodinamika adalah sebagai berikut
Dalam menilai kinerja suatu mesin, efisiensi merupakan suatu faktor yang penting. Untuk
mesin kalor, efisiensi mesin (η) ditentukan dari perbandingan usaha yang dilakukan
terhadap kalor masukan yang diberikan. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
Diketahui :
Ditanya : Efisiensi mesin Carnot (e)? kita ubah simbol yang ( n jadi e, supaya gampang)
Jawab :
2. Sebuah mesin Carnot bekerja dalam suatu siklus antara 727oC dan 127oC. Mesin
tersebut menyerap kalor 6000 Joule pada reservoir suhu tinggi. Efisiensi mesin dan
usaha yang dilakukan oleh mesin dalam satu siklus adalah…
Diketahui :
Suhu tinggi (TH) = 727oC + 273 = 1000 K
Suhu rendah (TL) = 127oC + 273 = 400 K
Kalor yang diserap (QH) = 6000 Joule
Ditanya : Efisiensi (e) dan usaha (W) yang dilakukan oleh mesin dalam satu siklus
Jawab :
Efisiensi mesin Carnot :
Usaha yang dilakukan oleh mesin Carnot :
W = e QH
W = (0,6)(6000)
W = 3600 Joule
3. Tentukan efisiensi dan usaha yang dilakukan mesin Carnot dalam satu siklus
berdasarkan grafik di bawah…
Pembahasan
Diketahui :
Suhu tinggi (TH) = 800 K
Suhu rendah (TL) = 300 K
Kalor yang diserap (QH) = 1000 Joule
Ditanya : Efisiensi (e) dan usaha (W) yang dilakukan mesin Carnot
Jawab :
Contoh mesin pendingin yaitu AC, Kalau kita di dalam ruangan ber-AC, apa yang kita
rasakan? Sejuk kan? Nah, coba kalau kamu berdiri di samping benda ini yang sebenarnya
masih satu paket dengan AC yang kamu rasa sejuk itu, gimana rasanya?
Panas kan? Itu dia. Mesin pendingin seperti AC itu kebalikan dari mesin carnot. Mesin
pendingin membuang kalor dari tempat dingin ke tempat panas dan membutuhkan usaha
supaya proses tersebut bisa berjalan. Mesin pendingin membutuhkan usaha.
Kenapa perlu usaha? Ini karena proses pada mesin pendingin adalah tidak spontan, Sesuai
dengan bunyi hukum ke 2 termodinamika. Usaha yang dibutuhkan untuk menjalankan mesin
pendingin dapat dihitung menggunakan persamaan.
W = Q1
-Q2
Nah, seperti mesin carnot, mesin pendingin juga tidak ideal, alias tidak dapat mengubah
semua usaha untuk membuang panas. Ada sebagian usaha yang dilakukan terbuang
menjadi panas lagi, menjadi bunyi, dan atau menjadi getaran. Berbeda dengan mesin kalor
yang dinilai berdasarkan efisiensinya, kinerja mesin pendingin dinilai berdasarkan
efisiensinya, kinerja mesin pendingin dinilai berdasarkan nilai koefisien kinerjanya. Koefisien
kinerja Cp adalah perbandingan antara kalor yang diserap di reservoir suhu rendah dan
usaha yang dikerjakan.
Nah, ketidakidealan mesin pendingin dapat dilihat dari koefisien performansi. Pada
dasarnya, ini adalah “efisiensi versi mesin pendingin”. Koefisien performansi ditunjukkan
dengan :
Dimana
Cp = koefisien performansi
Tt = suhu tinggi (Kelvin)
Tr = suhu rendah (Kelvin)
Masukan datanya:
2. Sebuah kulkas memiliki suhu rendah − 13°C dan suhu tinggi 27°C. Jika kalor yang
dipindahkan dari reservoir suhu rendah adalah 1300 joule, tentukan usaha yang diperlukan
kulkas!
Pembahasan
Data mesin pendingin
Tr = − 13°C = (− 13 + 273) K = 260 K
Tt = 27°C = 300 K
Qr = 1300 j
W = ....
Rumus koefisien performansi jika diketahui usaha dan kalor
Dimana
W = usaha yang diperlukan
untuk memindahkan kalor dari
suhu rendah
Qr = kalor yang dipindahkan dari suhu rendah
Sehingga jika digabung dengan rumus dari no
sebelumnya diperoleh :
Daftar Pustaka :
https://www.studiobelajar.com/termodinamika/
https://fisikazone.com/hukum-ii-termodinamika/
https://gurumuda.net/contoh-soal-mesin-kalor-penerapan-hukum-ii-termodinamika.htm
https://materiipa.com/contoh-soal-hukum-termodinamika-2
http://fisikastudycenter.com/fisika-xi-sma/33-termodinamika
https://tanya-tanya.com/rangkuman-contoh-soal-pembahasan-termodinamika/
https://docplayer.info/62227056-Makalah-fisika-ii-hukum-termodinamika-ii.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_ketiga_termodinamika
http://rahmanisfi.blogspot.com/2015/01/mesin-carnot-dan-mesin-pendingin.html
http://rizalzaenul.blogspot.com/2013/04/efisiensi-mesin-carnot-rumus-dan-soal.html
Soal Untuk Audien
Materi : Entropi
1. Secara spontan dialiri 2.400 J kalor dari reservoir menuju reservoir dingin yang
masing-masing bersuhu 800K menuju dan 400K. Berapa jumlah entropi dari sistem
alat tersebut (perubahan lain dianggap tidak ada)