Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ATK (Azas Teknik Kimia)

TERMODINAMIKA

Disusun Oleh:
Ayu Syukrillah

XI KIMIA 3
SMK NEGERI 1 GUNUNG PUTRI
Jl.Barokah No. 06 Desa Wanaherang Kecamatan Gunung Putri – Kabupaten
Bogor 16965 Telp/Fax: (021) 8673310 E-mail ;
smkn1gnp@smkn1gnputri.sch.id Website;www.smkn1gnputri.sch.id
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak
lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, sampai kepada umatnya hingga akhir
zaman.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas ATK (Azas Teknik Kimia) yang
berjudul Termodinamika. Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Gunungputri, 17 Januari 2020

Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = ‘panas’ and dynamic = ‘perubahan’ adalah
fisika energi, panas, kerja, entropi, dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan
dekat dengan mekanika statistic dimana banyak hubungan termodinamika berasal.

Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam


termodinamika akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-
benda yang sedang ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada di sekeliling (di
luar) sistem disebut lingkungan. Pada sistem dimana terjadi proses perubahan wujud atau
pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan
suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah “termodinamika”
biasanya merujuk pada termodinamika seimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam
termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses “super pelan”. Proses
termodinamika bergantung waktu dipelajari dalam termodinamika tak seimbang.

Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan


bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik. Hokum termodinamika
kebenarannya sangat umum, dan hokum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari
interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem dimana
seseorang tidak tahu apa pun kecuali perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka
dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad
ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.

1.2 Tujuan
1. Memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang Termodinamika.

2. Memberikan penjelasan kepada pembaca tentang Hukum-hukum Termodinamika.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Termodinamika berasal dari kata ‘thermos’ yang berarti panas, dan ‘dynamic’ yang
berarti perubahan. Termodinamika merupakan kajian mengenai hubungan panas, kerja,
dan energi. Termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang:

 Pertukaran energi dalam bentuk kalor dan kerja


 Sistem
 Lingkungan

2.2 Konsep - konsep Dasar Termodinamika


Pada dasarnya termodinamika berbicara mengenai alam semesta secara
keseluruhan. Namun, pada suatu saat hanya sebagian dan alam yang menjadi pusat
perhatian. Bagian dari alam semesta diluar sistem disebut dengan lingkungan.

Suatu fenomena kimia memerlukan pengetahuan akan suatu kejadian yang


ditinjau secara makroskopis dan mikroskopis. Gejala makroskopis adalah gejala yang
dapat diamati. Sedangkan gejala mikroskopis adalah gerakan molekul-molekul.

Perbedaan antara makroskopis dan mikroskopis:

Makroskopis:

 Gerakan atom/molekul
 Proses perubahan sistem secara mikroskopis
 Contoh : teori kinetik gas

Mikroskopis:

 Meninjau besaran yang terdeteksi secara langsung


 Proses perubahan sistem secara makroskopis
 Contoh : gas ideal

3
2.3 Jenis-jenis Sistem
a) Sistem terbuka
Yaitu, sistem yang dindingnya dapat melewatkan energi maupun zat atau
mengalami pertukaran massa dan energi antara sistem dan lingkungannya. Contoh:
lautan, tumbuh-tumbuhan, dan pulau.
b) Sistem tertutup
Yaitu, sistem yang dindingnya dapat ditembus energi tetapi tidak dapat ditembus
zat atau ada pertukaran energi tetapi tidak terjadi pertukaran massa sistem dan
lingkungannya. Contoh: green house (ada pertukaran kalor namun, tidak terjadi
pertukaran kerja dengan lingkungan).
c) Sistem terisolasi
Yaitu, sistem yang dindingnya tidak dapat tembus energi maupun zat atau tidak
ada pertukaran massa dan energi sistem dengan lingkungannya. Contoh: termos.

2.4 Hukum Termodinamika ke-0


Jika ada dua sistem masing-masing setimbang dengan suatu sistem ketiga, maka,
kedua sistem harus setimbang satu dengan yang lain berlaku hukum termodinamika
0.
“Hukum termodinamika ke-0 merupakan prinsip dasar untuk pengukuran temperatur”
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari:
 Jika dua bejana berisi air dan keduanya dibiarkan cukup lama di udara sehingga
masing-masing setimbang dengan udara di lingkungannya. Maka, tanpa ragu kita
akan menerima jika kedua bejana dikontakkan maka akan saling setimbang.
 Jika alat pengukur suhu pada benda pertama menunjuk angka tertentu, berarti
sistem pertama setimbang dengan pengukur pada angka tersebut.

2.5 Hukum Termodinamika I


“Konsep hukum kekekalan energi adalah energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.”
Konsep diatas merupakan sifat dasar universal yang kemudian tertuang dalam
hukum termodinamika I, bahwa setiap proses selalu berlaku asas kekekalan
energi.

4
a) Perubahan energi dalam (∆U) dari sebuah sistem hanya tergantung pada transfer
panas ke dalam sistem (Q) dan kerja yang dilakukan oleh sistem (W) dan tidak
tergantung pada proses yang terjadi.
b) Jumlah kalor Q yang dipertukarkan antara sistem dan lingkungan = usaha W yang
terjadi di tambah dengan perubahan energi dalam sistem ∆U.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
Jika panas ditambahkan ke sistem maka Q = +
Jika panas dilepaskan dari sistem maka Q = -
Jika kerja dilakukan pada sistem maka W = -
Jika kerja dilakukan oleh sistem maka W = +

Aplikasi hukum termodinamika I

Hukum termodinamika I dapat diaplikasikan melalui proses, yaitu:

a) Isotermal

Pada proses isotermal suhu adalah tetap sehingga energi dalam sama dengan nol.
Maka:

Q = W + ∆U

Q=W=0

Q=W

Pada proses isotermal karena suhu tetap maka ∆U = 0, sehingga:

Q=W

b) Isokhorik
Pada proses volume tetap atau isokhorik W = 0 sehingga:

Q = W + ∆U

Q = 0 + ∆U

Q = ∆U

5
Pada proses isokhorik karena volume tetap maka W = 0, sehingga:

Q = ∆U. proses ini terjadi pada sistem yang mempunyai wadah yang kuat,
tertutup, dan tidak dapat berubah.

c) Isobarik
Pada proses isobarik, kalor yang dipertukarkan sama dengan usaha yang terjadi
ditambah perubahan energi dalam Q = W + ∆U.
d) Adiabatis
Proses dimana tidak terjadi pertukaran kalor antara sistem dan lingkungannya Q =
0, maka:
Q = W + ∆U
0 = W + ∆U
W = - ∆U
Pada proses adiabatis karena suhu tetap maka Q = 0, Sehingga W = ∆U.
e) Siklik
Suatu proses yang kembali secara periodic ke keadaan termodinamika yang sama.
Contoh: mesin, refrigerator (kulkas), kompresor udara, osilasi gelombang suara.

2.6 Hukum Termodinamika II


Hukum termodinamika I tidak menentukan arah perpindahan energi
sedangkan hukum termodinamika II menentukan arah perpindahan energi yang
mungkin dan yang tidak secara spontan sesuai pengamatan Rudlof Clausius.
“kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.”
Berdasarkan hukum kekekalan energi dan rumus usaha dalam satu siklus W = Q
bahwa kalor yang diserap sistem dapat diubah semuanya menjadi usaha luar.
Konsep entropi (derajat ketidakteraturan)

Ukuran ketidakteraturan ini dikenal dengan sistem entropi. Entropi merupakan


besaran termodinamika yang menyerupai perubahan setiap keadaan, dari keadaan awal
hingga keadaan akhir sistem. Semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan sistem
semakin tidak teratur. Apabila sejumlah kalor Q diberikan pada suatu sistem dengan
proses reversibel pada suhu konstan, maka besarnya perubahan entropi sistem adalah:

∆S = Q/T

6
Dik: ∆S = perubahan entropi (J/K)

Q = kalor (J)

T = suhu (K)

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam suatu proses

a) Mesin pemanas

n = w = 1 - Qo
Qi Qi

Dik:
n = efisiensi
W = usaha
Qi = kalor akhir
Qo = kalor awal
b) Mesin carnot

n = wTH - Tc . 100%
TH
Dik:
n = efisiensi
TH = suhu akhir

Tc = suhu awal

c) Mesin pendingin

Q2 = Q1 + W
Dik: Q1 = kalor masuk tendon (reservoir)

Q2 = kalor keluar tendon

W = kerja yang ditambahkan ke sistem

7
8
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

PENUTUP
Kembali kami ucapkan terima kasih kepada ibu Ir. Luluk Edahwati, MT selaku dosen mata kuliah Alat
Industri Kimia yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah dari penulis. Demikian
makalah mengenai Long Tube Evaporator sebagai salah satu bagian daripada materi yang ada di dalam
mata kuliah Alat Industri Kimia yang dapat penulis uraikan dalam makalah ini. Apabila ada kurang
maupun lebihnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Anda mungkin juga menyukai