Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PRAKTIKUM KF II ENTROPI SISTEM

Disusun Oleh:

NITA ABELIA KC 2022 22030234080

PRODI S1 KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


2023
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam ruang lingkup fisika tidak asing jika kita mendengar mengenai
termodinamika. Termodinamika salah satu ilmu yang mempelajari
tentang suatu energi yang memprioritaskan pembahasan mengenai
hubungan yang terjadi antara kerja dengan energi panas. Suatu energi
mampu menjadi bentuk satu terhadap bentuk lainnya, baik dalam kondisi
alami ataupun hasil rekayasa teknologi. Hukum kedua termodinamika
berkaitan tentang entropi, dimana hukum tersebut menyatakan bahwa
total entropi dari suatu system termodinamika terisolir akan semakin
meningkat beriiringan dengan meningkatnya waktu untuk mencapai nilai
maksimum. Entropi berupa tingkat keacakan yang terjadi pada sebuah
energi dan kenaikan entropi disebabkan panas yang tidak dapat mengalir
dari material yang dingin ke material yang lebih panas dalam keadaan
yang spontan. Penerapan Hukum Termodinamika II tidak hanya untuk
mengidentifikasi arah, tetapi untuk mengetahui kualitas energi.
Proses termodinamika yang berjalan secara alami seluruhnya disebut
proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut terjadi secara tak
terduga terhadap satu arah tetapi tidak terhadap arah sebaliknya. Dalam
hal ini system tidak dapat bertukar kalor ataupun kerja dengan
lingkungannya dan entropi dalam keadaan tersebut akan bertambah besar.
Sedangkan proses reversible dalam termodinamika akan terjadi secara
bolak-balik. Dalam sebuah sistem akan mengalami idealisasi proses
reversible mendekati kondisi kesetimbangan termodinamika antara sistem
terhadap lingkungannya. Proses reversible merupakan proses seperti
kesetimbangan (quasi equilibrium process). Banyaknya kalor yang akan
diserap dalam proses tersebut dibagi suhu mutlak, sebagai suatu fungsi
termodinamika, entropi hanya bergantung dalam kondisi awal dan akhir
sistem dan tidak pada proses yang terjadi. Untuk itu dalam praktikum ini
diharapkan dapat memahami pengaplikasian hukum termodinamika II
berupa perubahan entropi sistem terhadap sebuah reaksi, batas teoritis
unjuk kerja suatu system, dan memperkirakan kelangsungan reaksi
kimia (degree of completion of chemical reaction).
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perubahan entropi sistem pada beberapa reaksi kimia ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui perubahan entropi sistem pada beberapa reaksi
kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan wujud zat merupakan perubahan dari satu fase benda terhadap
wujud benda yang lain. Pada sebuah materi wujud zat beraneka ragam bentuknya.
Keberagaman fase tersebut di latarbelakangi oleh perbedaan kualitatif dalam sifat
baik dalam kondisi padatan, cairan ataupun gas. Perubahan zat tersebut dapat
terjadi karena ada peran dari peristiwa penyerapan kalor. Wujud zat akan berubah
pada titk tertentu ketika mencapai asam atau senyawa zattersebut yang biasnya zat
tersebut dapat dikuantitaskan dalam angka dan suhu.

Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruangan


eteraturan susunan partikel ketiga macam zat tersebut secara berturut"turut adalah
padat ¿cair ¿gas. Ukuran ketidakteraturan suatu dinyatakan dengan dengan
entropit. Menurut wujudnya zat digolongkan menjadi tiga yaitu :

1. Zat Padat
Ciri dari zat padat sendiri yaitu bentuk dan volumenya selalu tetap.
Seperti sebuah kelereng yang berbentuk bulat dimasukan dalam sebuah
kotak akan teteap berbentuk bulat. Hal tersebut dikarenakan daya Tarik
antar partikel pada zat padat sangat kuat, umumnya zat padat berbentuk
kristal atau amorf.
2. Zat Cair
Zat cair memiliki ciri khas berupa volumennya akan tetap tetapi
bentuk berubah sesuai wadah yang ditempatinya. Hal tersebut dikarenakan
partikel-partikel penyusunannya agak berjauhan satu sama lain. Selain itu,
partikelnya lebih bebas bergerak karena ikatannya antar partikel lemah.
3. Zat Gas
Zat gas memiliki ciri berupa bentuk dan volume akan berubah-ubah
sesuai dengan wadah yang ditempatinya. Partikel-partikel gas akan
bergerak acak ke segala arah dengan kecepatan bergantung pada suhu gas
dan berdampak terhadap volumenya selalu berubah (Handayani, 2013).

Hukum Termodinamika II dinyatakan dengan entropi. Hukum pertama


Termodinamika definisi energi dipergunakan untuk mengenali perubahan yang
dipercolehkan, tetapi pada entropi berguna untuk menganli perubahan sponta
antara perubahan-perubahan. Perubahan tersebut dilambangkan ∆ S yang
didefinisikan secara kualitatif ataupun kuantitatif. Semakin tak teratur sebuah
system, maka semakin besar juga entropinya. Hukum II Termodinamika sering
disebut sebagai hukum ketidaksamaan Clausius menyatkan bahwa untuk suatu
system yang menjalankan suatu rangkain siklus yang melibatkan perpindahan
sejumlah panas,

dQ
∮ ≤ 0 ……………………………………..(1)
T

dQ merupakan elemen dari jumlah panas yang berpindah kesistem pada


temperatur absolut T. Jika seluruh proses dibalik, maka didapatkan dQ-dQR
terbukti bahwa persamaan 1 benar yaitu:

dQR
∮ ≤ 0 ……………………………………..(2)
T

Perubahan yang tak terhingga dari keadaan didefinisikan sebagai

2
dQR
S2-S1 = ∫ ≤ 0 …………………………..(3)
1 T

Entropi adalah besaran termodinamika yang diikuti perubahan keadaan dari awal
hingga akhir. Pada fenomena gas dipanaskan maka molekul gas tersebut akan
bergerak acak yang menggambarkan terjai entropi yang tinggi, sebaliknya jika
suhu rendah maka gas bergerak lebih teratur.

Proses yang berjalan terhadap suhu dan tekanan tetap seperti perubahan
wujud (penyubliman, penguapan, dan pelelehan) atau perubahan bentukkristal
(transformasi) pada umumnya berlangsung secara reversibel. Persamaannya
sebagai berikut:

Qrev
∆ S¿ ≤ ……………………………………..(4)
T

Persamaan tersebut berlaku jika sistem mengalami siklus reveesible dan


besarnya perubahan entropi (∆ S ) hanya tergantung pada keadaan akhir dan awal
sitem. Dalam keadaan semula entropi berubah sebesar ∆ S . Energi diberlakukan
sebagai panas juga negative dalam perubahan Langkah maju dan sama dengan –
dQrev yang berasal dari perubahan dQ = dQrev dan akan berubah sebesar dS = dQrev /
T. Walaupun demikian, perubahan total sistem global, terisolasi selama pemulihan
bernilai nol (karena pemulihan ini berlangsung reversibel). Oleh karena itu

dQ rev
∆ S= …………………………………(5)
T

Faktor yang mempengaruhi perubahan entropi adalah perubahan temperature,


keadaan fisik dan perubahan fasa, pelarut solid atau liquid, pelarutan gas, dan
kompleksitas molekul.

Entropi dan hukum kedua Termodinamika yaitu sistem secara alami


kearah tidak teratur, beberapa sistem cenderung tidak teratur secara sepontan,
semua proses yang terjadi pada sistem dan lingkungan berjalan kea rah spontan
yang meningkatkan entropi total alam semesta, hukum tersebut tidak memberikan
Batasan terhadap perubahan entropi pada sistem atau lingkungan (Cholisoh, 2019)

Berdasarkan hukum kedua termodinamika tersebut serta hukum


konservasi energi, entropi juga dapat digunakan sebagai kriteria kesetimbangan:

(1) Untuk sistem yang terisolasi (m, E, dan V konstan)


(2) Untuk proses yang spontan ΔS > 0 (entropi maksimum)
(3) Untuk sistem yang terisolasi dan berada daam keadaan yang setimbang, S
akan maksimum.
(4) Untuk setiap perubahan yang sifatnya intremental dari sisten yang berada
dalam keadaan terisolasi:

1. Jika proses
akan berlangsung

2. Jika proses
tidak akan berlangsung

3. Jika proses
berlangsung setimbang
Reaksi eksoterm adalah kondisi di mana terjadi pelepasan kalor oleh
sistem. Dengan dilepasnya kalor oleh sistem maka kalor pada keadaan akhir
reaksi akan lebih kecil daripada keadaan awal, maka nilai perubahan entalpinya
akan kurang dari nol atau bernilai negative. Sedangkan reaksi endoterm adalah
penyerapan kalor oleh sistem. Entalpi sistem bertambah (hasil reaksi memiliki
entalpi yang lebih tinggi dari zat semula (Sriyanto, 2020).
Berbeda dengan besaran-besaran termodinamika yang telah dibahas
sebelumnya, seperti energi dalam dan entalpi, entropi mutlak suatu zat yang dapat
ditentukan. Data entropi untuk suatu zat atau unsur yang terdapat dalam tabel
tersebut, perubahan entropi suatu reaksi kimia dapat ditentukan.
Misalnya untuk reaksi, yang digambarkan secara umum,
αA + βB → γC +δD
Perubahan entropinya diberikan oleh persamaan
∆ S °=S ° produk−S ° pereaksi
¿ ( γS ° C +δS ° D )−( αS ° A+ βS ° B )
Ketergantungan entropi reaksi terhadap suhu dapat diperoleh dengan
mendiferensialkan persamaan tersebut terhadap suhu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Alat

Alat Ukuran Jumlah


Tabung reaksi - 3
Termometer 0-100oC 1
Spatula - 1
Tempat rol film - 2
Plastik 10 mL 1
Gelas ukur
2. Bahan
1. NaOH padat
2. KNO3 padat
3. Larutan HCl 0,1 M
4. NH4Cl
5. Aquades
6. Serbuk Mg
7. Ca(OH)2
3. Alur
1) Percobaan 1
a) Tabung 1
10 mL Air

- Dimasukan kedalam tabung reaksi 1


- Diukur dan dicatat suhunya

Suhu 1

1
- Dimasukan sendok spatula NaOH padat yang sudah ditimbang
2 larut
- Dikocok hingga
- Diukur dan dicatat suhunya

Suhu 2

b) Tabung 2

10 mL Air

- Dimasukan kedalam tabung reaksi 2


- Diukur dan dicatat suhunya

Suhu 1

1
- Dimasukan sendok spatula KNO3 padat yang sudah ditimbang
2 larut
- Dikocok hingga
- Diukur dan dicatat suhunya

Suhu 2

c) Tabung 3

5 mL HCl 0,1
M
- Dimasukan kedalam tabung reaksi 3
- Diukur dan dicatat suhunya

Suhu 1

- Ditambahkan serbuk Mg padat yang sudah ditimbang


- Dikocok hingga larut
- Diukur dan dicatat suhunya

Suhu 2

Reaksi percobaan :
1) NaOH(s) + H2O(l)→NaOH(aq)
Reaksi ionisasi :
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
2) KNO3(s) + H2O(l) →KNO3(aq)
Reaksi ionisasi :
KNO3(aq) →K+(aq) + NO3-(aq)
3) 2HCL(l) +Mg(s) →MgCl2(aq) + H2(g)

2) Percobaan 2
Ca(OH)2 padat NH4Cl padat

- Ditimbang sebanyak 1 - Ditimbang sebanyak 1


sendok spatula sendok spatula

- Dimasukan kedalam kotak rol film


- Diukur dan dicatat suhunya

Suhu 1

- Ditutup kotak rol film


- Dikocok hingga tercampur sempurna
- Dibuka tutup kotak rol film
- Dicium bau gas yang terjadi
- Diukur dan dicatat suhunya

Suhu 2

Reaksi Percobaan : Ca(OH)2(s) + 2NH4Cl(s) →CaCl(S) + 2NH3(g) + 2H2O(l)


DAFTAR PUSTAKA

Cholisoh, E. (2019). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kreatif dan


Keterampilan Berpikir Kritis Ilmiah pada Siswa dengan Mnenggunakan
Model Pembelajaran PJBL STEM pada Materi Termodinamika di Kelas
XI IPA 4 SMAN 1 Bandung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018-2019.
in Seminar Nasional Fisika, 1(1), 59-73.
Handayani, R. (2013). Analisis Kemampuan Observasi Siswa pada Konsep
Wujud Zat dan Perubahannya dengan Menggunakan Metode Eksperimen.
3(2), 30-31.
Sriyanto, W. (2020). Konsep Dasar Entalphi.

Anda mungkin juga menyukai