Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 2

Nama:
Ong Ruth Christina Kenanya
042297949
1. Buat peta konsep Modul 6.

Hk. Ketiga Termodinamika


dan Perhitungan Entropi
Absolut
Perhitungan Entropi
HUKUM KETIGA Reaksi Kimia
TERMODINAMIKA

Variasi Perubahan Entropi


Entropi Reaksi
Reaksi Terhadap Suhu

Entropi Sebagai Kriteria


Kespontanan Proses

2. Jelaskan ungkapan hukum ketiga termodinamika.


Hukum ketiga termodinamika ini terkait dengan temperatur nol absolut yang menyatakan bahwa
entropi sebuah sistem pada nol mutlak merupakan konstanta yang didefinisikan dengan baik. Ini
karena sistem pada suhu nol berada dalam keadaan dasarnya, sehingga entropinya ditentukan
hanya oleh degenerasi dari keadaan dasar. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem
mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan terhenti dan entropi sistem akan
mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol. Hukum ketiga termodinamika menyatakan
bahwa suatu kristal sempurna pada nol mutlak mempunyai keteraturan sempurna, jadi
entropinya merupakan nol. Pada temperatur lain selain nol mutlak, terdapat kekacau-balauan
yang disebabkan oleh eksitasi termal.
3. Jelaskan ungkapan matematis entropi absolut zat.
Besar dari energi dan entalpi absolut tidak dapat ditentukan, hanya besar perubahan entalpi yang
dapat diketahui. Untuk entropi, dapat ditentukan perubahan entropinya dan besarnya harga
entropi absolut.

Bila persamaan diatas diintegrasikan pada dua batas suhu T1 dan T2, maka: S(T2) merupakan
entropi zat pada suhu 2 (setelah terjadi perubahan)
S(T1) merupakan entropi zat pada suhu 1 (sebelum terjadi perubahan)
Jika entropi absolut pada keadaan 1, S(T1) dan Cp diketahui maka dapat dihitung besarnya entropi
absolut pada keadaan 2, S(T2).

“Setiap zat memiliki entropi positif tertentu tetapi pada 0 K, entropi tersebut menjadi nol,dan
memang demikian untuk kristal sempurna”. Jadi, entropi zat tidak pernah berharga negatif, dan
untuk kristal sempurna pada 0 K maka entropinya nol. Karena menurut hukum ketiga
termodinamika bahwa entropi kristal sempurna pada 0 K merupakan nol, (S˚ (T1 = 0 K) = 0) maka
persamaannya:

S˚ (T2) merupakan entropi absolut pada suhu T2K


4. Lakukan evaluasi terhadap tahapan perubahan entropi pada berbagai berbagai transisi fasa.
Terjadi perubahan derajat keteraturan molekular ketika suatu zat membeku atau mendidih, dan
dapat diharapkan adanya perubahan entropi. Pada temperatur transisi Tt (seperti titik beku),
sistem ada dalam kesetimbangan (contoh : pada titik beku, padatan dan cairan ada dalam
kesetimbangan) dan temperatur sistem sama dengan temperatur lingkungan. Oleh karena itu,
energi dipindahkan sebagai kalor antar sistem dan lingkungannya secara reversibel serta
isotermal. Karena pada tekanan tetap q = ∆Htrs, makaperubahan entropi sistem merupakan :

Jika transisi fase ini bersifat eksoterm (∆Htrs < 0, seperti pada pembekuan), maka perubahan
entropi bernilai negatif. Hal ini sesuai dengan sistem yang menjadi lebih teratur. Jika transisinya
endoterm (∆Htrs > 0, seperti pada pelelehan), maka perubahan entropinya bernilai positif, sesuai
dengan sistem yang menjadi lebih tak teratur. Pelelehan serta penguapan merupakan proses
endoterm, sehingga keduanya diikuti dengan kenaikan entropi sistem. Hal ini sesuai dengan
cairan yang menjadi lebih tak teratur ketimbang padatan, dan gas lebih tak teratur ketimbang
cairan.
5. Jelaskan cara menghitung perubahan entropi terhadap suhu, dengan contoh.
Pertama, perhatikan bahwa Anda tidak pernah menghitung entropi (S), melainkan
perubahan entropi (ΔS). Ini merupakan ukuran ketidakteraturan atau keacakan dalam suatu
sistem. Ketika ΔS positif, maka entropi lingkungan meningkat. Reaksi yang terjadi reaksi eksotermik
atau eksergonik dengan asumsi energi dapat dilepaskan dalam bentuk selain panas. Ketika panas
dilepaskan, energi meningkatkan gerakan atom dan molekul, serta menyebabkan peningkatan
ketidakteraturan. Ketika ΔS negatif, itu berarti entropi lingkungan berkurang atau lingkungan
mendapatkan keteraturan. Perubahan negatif dalam entropi menarik panas (endotermik) atau
energi (endergonik) dari lingkungan, yang mengurangi keacakan atau kekacauan. Hal penting
yang perlu diingat merupakan bahwa nilai ΔS ditujukan untuk lingkungan sekitar. Ini masalah
sudut pandang. Jika mengubah air yang merupakan cairan menjadi uap air, entropi meningkat
untuk air, meskipun berkurang untuk lingkungan. Ini bahkan lebih membingungkan jika
mempertimbangkan reaksi pembakaran. Di satu sisi, tampaknya memecah bahan bakar menjadi
komponennya akan meningkatkan gangguan, namun reaksinya juga mencakup oksigen, yang
membentuk molekul lain. Contoh entropi Hitung entropi lingkungan untuk dua reaksi berikut
a.) C2H8 (g) + 5O2 (g) → 3CO2 (g) + 4H2O (g)
ΔH = -2045 kJ
Larutan
Perubahan entropi lingkungan setelah reaksi kimia pada tekanan dan suhu konstan dapat
dinyatakan dengan rumus
𝛥𝐻
ΔSsurr = − di mana Ssurr merupakan perubahan entropi lingkungan -ΔH merupakan kalor reaksi
𝑇
T = suhu Mutlak dalam Kelvin.
𝛥𝐻
Reaksi ΔSsurr = − 𝑇
(− 2045 𝑘𝐽)
ΔSsurr = − (25 + 273)
2045 𝑘𝐽
ΔSsurr = 298 𝐾
ΔSsurr = 6,86 kJ / K
Perhatikan peningkatan entropi sekitarnya karena reaksinya eksotermik. Reaksi
eksotermik ditunjukkan dengan nilai ΔS positif. Ini berarti panas dilepaskan ke lingkungan atau
lingkungan memperoleh energi. Reaksi ini merupakan contoh reaksi pembakaran . Jika Anda
mengenali jenis reaksi ini, Anda harus selalu mengharapkan reaksi eksotermik dan perubahan
entropi positif.
Reaksi b
𝛥𝐻
ΔSsurr = − 𝑇
(+ 44 𝑘𝐽)
ΔS surr = - 298 𝐾
ΔS surr = -0,15 kJ / K
Reaksi ini membutuhkan energi dari lingkungan untuk melanjutkan dan mengurangi entropi
lingkungan. Nilai ΔS negatif menunjukkan terjadi reaksi endotermik yang menyerap panas dari
lingkungan. Perubahan entropi di sekitar reaksi 1 dan 2 masing-masing merupakan 6860 J / K dan
-150 J / K.
6. Jelaskan variasi entropi terhadap suhu.
Istilah entropi memiliki arti transformasi dan diperkenalkan oleh Claussius. Entropi merupakan
sifat termodinamika yang penting dari sebuah zat, dimana harganya akan meningkat ketika ada
penambahan kalor dan menurun ketika terjadi pengurangan kalor. Sulit untuk mengukur entropi,
tetapi akan mudah untuk mencari perubahan entropi dari suatu zat. Pada jangkauan kecil
temperatur, kenaikan atau penurunan entropi jika dikalikan dengan temperatur akan
menghasilkan jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan oleh suatu zat.

Secara matematis dQ = T.ds dimana dQ merupakan kalor yang diserap, T merupakan temperatur
absolut, dan ds merupakan kenaikan entropi. Persamaan di atas juga bisa digunakan untuk kalor
yang dilepaskan oleh suatu zat, dalam hal ini ds menjadi penurunan entropi. Para ahli teknik dan
ilmuwan menggunakan entropi untuk memberikan jawaban cepat terhadap permasalahan yang
berkaitan dengan ekspansi adiabatik. Entropi merupakan ukuran banyaknya energi atau kalor
yang tidak dapat diubah menjadi usaha. Besarnya entropi suatu sistem yang mengalami proses
reversibel sama dengan kalor yang diserap sistem dan lingkungannya dibagi suhu mutlak sistem
tersebut (T). Entropi merupakan fungsi keadaan, nilainya pada suatu keadaan setimbang dapat
dinyatakan dalam variabel-variabel yang menentukan keadaan sistem. Asas kenaikan entropi
dapat dinyatakan bahwa entropi selalu naik pada tiap proses irreversibel. Karena itu dapat
dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem terisolasi sempurna selalu naik tiap proses ireversibel.
Dalam proses adiabatik, d’Q = 0, dan dalam proses adaibatik ireversibel d’Qr = 0. Oleh karena itu dalam
proses adibatik reversibel, ds = 0 atau ini berarti bahwa entropi S tetap. Proses demikian ini
disebut pula sebagai proses insentropik. Jadi d’Qr = 0 dan dS = 0. Dalam proses isotermal
reversibel suhu T tetap sehingga perubahan entropi menjadi

Untuk melaksanakan proses semacam ini maka sistem dihubungkan dengan sebuah reservoir
yang suhunya berbeda. Jika arus panas mengalir masuk kedalam sistem, maka Qr positif dan
entropi sistem naik. Jika arus panas keluar dari sistem Qr negatif dan entropi sistem turun.
Contoh proses isotermal reversibel ialah perubahan fase pada tekanan tetap. Arus panas yang
masuk kedalam sistem per satuan massa atau per mol sama dengan panas transformasi 1,
sehingga perubahan entropi jenisnya menjadi :

Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem dengan lingkungannya secara
reversibel, maka pada hakekatnya suhu sistem dan suhu lingkungan merupakan sama. Besar arus
panas ini yang masuk kedalam sistem atau yang masuk kedalam lingkungan disetiap titik
merupakan sama, tetapi harus diberi tanda yang berlawanan. Karena itu perubahan entropi
lingkungan sama besar tapi berlawanan tanda dengan perubahan entropi sistem dan jumlahnya
menjadi nol. Sebab sistem bersama dengan lingkungannya membentuk dunia, maka boleh
dikatakn bahwa entropi dunia merupakan tetap. Hendaknya diingat bahwa pernyataan ini
berlaku untuk proses reversibel saja. Keadaan akhir proses irreversibel itu dapat dicapai dengan
ekspansi reversibel. Dalam ekspansi semacam ini usaha luar harus dilakukan. Karena tenaga
sistem tetap, maka harus ada arus panas yang mengalir kedalam sistem yang sama besarnya
dengan usaha luar tersebut. Entropi dalam gas dalam proses reversibel akan naik dan kenaikan ini
sama dengan kenaikan dalam proses sebenarnya yang irreversibel, yaitu ekspansi bebas
7. Jelaskan konsep entropi residual.
Entropi berhubungan dengan jumlah keadaan mikro yang mudah diakses, dan untuk sistem yang
terdiri dari banyak partikel, mekanika kuantum menunjukkan bahwa hanya ada satu keadaan
unik yang disebut keadaan dasar dengan energi minimum. Jika sistem tidak memiliki tatanan yang
terdefinisi dengan baik, maka dalam praktiknya masih ada sedikit entropi karena sistem dibawa
ke suhu yang sangat rendah akibatnya sistem menjadi terkunci dalam konfigurasi dengan energi
tidak minimal. Nilai konstan tersebut dinamakan entropi residual.
8. Jelaskan keadaan kesetimbangan ditinjau dari segi entropi.
Dalam termodinamika, suatu sistem termodinamik disebut berada dalam kesetimbangan
termodinamik bila sistem tersebut berada dalam keadaan setimbang mekanis, setimbang termal
dan setimbang secara kimia. Dalam kesetimbangan termodinamik, tidak ada kecenderungan
untuk terjadi perubahan keadaan, baik untuk sistem maupun untuk lingkungannya.
Kesetimbangan mekanis terjadi apabila tidak ada gaya yang takberimbang di bagian dalam
sistem, dan juga antara sistem dan lingkungannya. Dalam kesetimbangan termal, semua bagian
sistem bertemperatur sama, dan sistem juga memiliki suhu yang sama dengan lingkungannya.
Dalam kesetimbangan kimia, suatu sistem tidak mengalami perubahan spontan dalam struktur
internalnya, seperti reaksi kimia. Sistem dalam kesetimbangan kimia juga tidak mengalami
perpindahan materi dari satu bagian sistem ke bagian sistem lainnya, seperti difusi atau
pelarutan. Bila ketiga syarat kesetimbangan tersebut tidak dipenuhi, maka sistem termodinamik
disebut berada dalam keadaan yang tidak setimbang. Termodinamika klasik meliputi keadaan
kesetimbangan dinamis. Keadaan lokal dari suatu sistem pada kesetimbangan termodinamika
ditentukan oleh nilai dari parameter intensifnya, seperti tekanan dan suhu. Untuk lebih spesifik,
kesetimbangan termodinamika dikarakteristikkan oleh potensial termodinamika minimum,
seperti energi bebas Helmhlotz, yaitu sistem pada suhu dan volume sama A = U - TS atau energi
bebas Gibbs, yaitu sistem dengan tekanan dan suhu tetap: G = H - TS. Di mana T merupakan suhu,
S merupakan entropi, U merupakan energi dalam serta H merupakan entalpi. Energi bebas
Helmholtz sering dinotasikan dengan simbol F, namun penggunaan A dipilih oleh IUPAC. Proses
yang mengatur suatu kesetimbangan termodinamika disebut termalisasi.
9. Buat 2 latihan dan 2 tes formatif pada Modul 6 tanpa melihat kunci jawaban dulu tetapi
membaca keterangan dalam modul. Kalau tidak bisa baru lihat kunci jawaban.
Tes Formatif 1
1. B. 132,98 J mol-1 k-1
2. C. 79,62
3. B. 31,256
4. B. 100,24
5. D. Jika suhu system dinaikan entropi zat akan meningkat, karena zat menjadi semakin
tidak teratur
6. A. Entropi absolut setiap kristal sempurna pada 0 K = 0
7. D. 209,59
8. C. 47,556
9. A. 8,898
10. B. 10,09

Anda mungkin juga menyukai