Anda di halaman 1dari 40

ENTROPI

TERMODINAMIKA TEKNIK

MAKALAH

oleh
Chesyar Bima(160513609667)
Deri Alfian (160513609688)
Emdi Ramadana Putra (160513609627)
Nanang Hidayat (160513609635)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PRODI PENDIDIKAN OTOMOTIF

1
Daftar Isi

Halaman Judul……………………………..……i
Daftar isi………………………………………….ii

Bab I ……………………………………………1

1.1 Sejarah Hukum 2 Termodinamika Dan


Entropi…………………………………………
….2
1.2 Definisi Entropi………………..……….…6

Bab II PEMBAHASAN

2.1 Entropi Pada Proses Reversibel……….…8.


2.2 Prinsip Peningkatan Entropi……………9
2.3 prinsip entropi………..………………………14
2.4 perubahan entropi pada zat murni…….19
2.5Entropi pada Proses Reversible dan Proses
irrevisible…………..21
2.6analisis Rumus Gas Ideal.……………………….24

2.7EntropiPerubahanPadat dan Cair.……….26

Bab III

3.1 Aplikasi Manfaat Entropi Pada Kehidupan


Sehari-hari……..29

2
3.2 Daftar Pustaka…………………….37

BAB I

1.1 Sejarah hukum 2 termodinamika dan entropi


Semua mahluk hidup melakukan pekerjaan.
Tumbuh-tumbuhan melakukanpekerjaan ketika
mengangkat air dari akar ke cabang-
cabang,hewan melakukanmelakukan pekerjaan
ketika berenang ,merayap, dan terbang.Kerja juga
terjadi ketika
pemompaan darah melalui pembuluh darah dalam
tubuh dan pada pemompaan ion-ion
melewati dinding sel .Semua kerja ini diperoleh
dari pengeluaran energy kimia yang
disimpan dalam makanan yang dikonsumsi oleh
mahluk hidup.
Termodinamika berasal dari dua kata
yaituthermal dan dinamik .Termodinamika adalah
kajian mengenai hubungan,panas, kerja, dan
energy dan secara khusus perubahan panas

iii
menjadi kerja.Hukum termodinamika pertama
dan kedua dirumuskan pada abad ke-19
oleh para ilmuan mengenai peningkatan efisiensi
mesin uap.Bagaimanapun hokum ini merupakan
dasar seperti hokum fisika lainnya.Mereka
membatasi efisiensi amuba atauikan paus seperti
mereka membatasi efisiensi mobil atau tenaga
nuklir tumbuhan.

Termodinamikaadalahilmutentangenergi,y
angsecaraspesifik
membahastentanghubunganantaraenergipanasdeng
ankerja.Energidapatberubahdarisatubentukkebentu
k lain,baiksecara
alamimaupunhasilrekayasateknologi. Hukum
kedua termodinamika terkait dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari
suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung
untuk meningkat seiring dengan meningkatnya
waktu, mendekati nilai maksimumnya.

Hukum keseimbangan / kenaikan entropi:


Panas tidak bisa mengalir dari material yang

2
dingin ke yang lebih panas secara spontan.
Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu
ujung material panas, dan ujung satunya dingin,
dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi
energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata
menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.Proses
termodinamik yang berlanggsung secara alami
seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibel
process). Proses tersebut berlanggsung secara
spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah
sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
rendah.

Proses reversibel adalah proses


termodinamik yang dapat berlanggsung secara
bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami
idealisasi proses reversibel selalu mendekati
keadaan kesetimbangan termodinamika antara
sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses
reversibel merupakan proses seperti-
kesetimbangan(quasi equilibrium process).

3
Sejarahawal dari AC (Air Conditioner)
sudah dimulai sejak jaman Romawi yaitu dengan
membuat penampung air yang mengalir di dalam
dinding rumah sehingga menurunkan suhu
ruangan , tetapi saat itu hanya orang tertentu saja
yang bisa karena biaya membangunnya sangatlah
mahal karena membutuhkan air dan juga
bangunan yang tidak biasa. Hanya para raja dan
orang kaya saja yang dapat membangunnya.
Kemudian pada tahun 1820 ilmuwan
Inggris bernama Michael Faraday Image
menemukan cara baru mendinginkan udara
dengan menggunakan Gas Amonia dan pada
tahun 1842 seorang dokter menemukan cara
mendinginkan ruangan dirumah sakit
Apalachicola yang berada di Florida Ameika
Serikat. Dr.Jhon Gorrie Image adalah yang
menemukannya dan ini adalah cikal bakal dari
tehnologi AC (air conditioner) tetapi sayangnya
sebelum sempurna beliau sudah meninggal pada
tahun 1855.

4
Willis Haviland Carrier Image seorang
Insinyur dari New York Amerika
menyempurnakan penemuan dari Dr.Jhon Gorrie
tetapi AC ini digunakan bukan untuk kepentingan
atau kenyamanan manusia melainkan untuk
keperluan percetakan dan industri lainnya.
Penggunaan AC untuk perumahan baru
dikembangkan pada tahun 1927 dan pertama
dipakai disbuah rumah di Mineapolis, Minnesota.
Saat ini AC sudah digunakan disemua sektor,
tidak hanya industri saja tetapi juga sudah di
perkantoran dan perumahan dengan berbagai
macam bentuk dari mulai yang besar hingga yang
kecil.semuanya masih berfungsi sama yaitu untuk
mendinginkan suhu ruangan agar orang merasa
nyaman.

1.2 DEFINISI ENTROPI

Entropi adalah salah satu besaran


termodinamika yang mengukur energi dalam
sistem per satuan temperatur yang tak dapat

5
digunakan untuk melakukan usaha. Mungkin
manifestasi yang paling umum dari entropi adalah
(mengikuti hukum termodinamika),

entropi dari sebuah sistem tertutup selalu


naik dan pada kondisi transfer panas, energi
panas berpindah dari komponen yang bersuhu
lebih tinggi ke komponen yang bersuhu lebih
rendah. Pada suatu sistem yang panasnya
terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah (bukan
proses reversibel/bolak-balik). Entropi suatu
sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa
energi tidak dapat dipakai untuk
melakukan usaha pada proses-proses
termodinamika. Proses-proses ini hanya bisa
dilakukan oleh energi yang sudah diubah
bentuknya, dan ketika energi diubah menjadi
kerja/usaha, maka secara teoretis mempunyai
efisiensi maksimum tertentu. Selama kerja/usaha
tersebut, entropi akan terkumpul pada sistem,
yang lalu terdisipasi dalam
bentuk panas buangan.

6
Pada termodinamika klasik, konsep
entropi didefinisikan pada hukum kedua
termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi
dari sistem yang terisolasi selalu bertambah atau
tetap konstan. Maka, entropi juga dapat menjadi
ukuran kecenderungan suatu proses, apakah
proses tersebut cenderung akan "terentropikan"
atau akan berlangsung ke arah tertentu. Entropi
juga menunjukkan bahwa energi panas selalu
mengalir secara spontan dari daerah yang
suhunya lebih tinggi ke daerah yang suhunya
lebih rendah.

Entropi termodinamika
mempunyai dimensi energi dibagi temperatur,
yang mempunyai Satuan
Internasional joule per kelvin (J/K).

BAB II

2.1 Entropi Pada Proses Reversibel

Pada mesin Carnot

7
1. reservoir panas, entropinya berkurang Q1/T1 ;

ΔS1 = - Q1/T1

2. reservoir dingin, entropi entropinya Q2/T2

ΔS2 = - Q2/T2

Perubahan entropi total atau perubahan entropi


jagad raya untuk proses reversibel adalah.

ΔS = ΔS1 + ΔS2 = -(Q1/T1) + ( Q2/T2) =


0 karena Q1/T1 = Q2/T2
Jadi perubahan entropi total untuk proses
reversibel = 0 atau entropinya adalah konstan.

2.2 Prinsip Peningkatan Entropi

Berdasarkan persamaan Clausius yang


ditunjukkan dalam bentuk diferensial sebagai
berikut

𝛿𝑄
dS ≥ 𝑇

Dapat disimpulkan bahwa perubahan entropi dari


sistem tertutup selama proses ireversibel lebih

8
besar daripada hasil integral 𝛿𝑄/T dari yang
dihitung untuk proses tersebut. Dalam keadaan
yang lebih terbatas dari proses reversibel dua
kuantitas tersebut menjadi sama. Ditegaskan
kembali bahwa T dalam persamaan ini
merupakan temperatur mutlak pada batasan
dimana deferensiasi𝛿𝑄 merupakan kalor yang
dialirkan antara sistem dengan lingkungannya.
Persamaan mewakili perubahan entropi dari
sistem. Untuk proses reversibel, persamaan ∆S =
2
𝑠2 - 𝑠1tersebut menjadi sama dengan∫1 𝛿𝑄/𝑇,
yang mewakili aliran entropi dengan panas.
Tanda ketidaksamaan dalam persamaan
sebelumnya digunakan sebagai pengingat tetap
bahwa perubahan entropi dalam sistem tertutup
selama proses ireversibel selalu lebih besar dari
aliran entropi. Entropi yang dihasilkan selama
proses berlangsung disebut dengan entropi
semesta atau entropi total. Selisih antara
perubahan entropi dari sistem tertutup dan aliran
entropi adalah sebanding dengan entropi semesta.
Dapat dinyatakan dalam persamaan

9
2
∆Ssistem= 𝑠2 - 𝑠1= ∫1 𝛿𝑄/𝑇 + Ssemesta

Entropi total atau entropi semesta selalu lebih


besar atau sama dengan nol. Nilai ini bergantung
pada proses, dan nilai ini bukan merupakan sifat
dari sistem. Hal ini juga berarti jika transfer
entropi bernilai nol, maka entropi semesta atau
total sama dengan perubahan entropi dalam
sistem. Sedangkan untuk sistem terisolasi (sistem
adiabat tertutup), tidak ada aliran panas sehingga
persamaan perubahan entropi menjadi

∆Sisolasi ≥ 0

Persamaan ini dapat dinyatakan “entropi dari


sistem terisolasi selama peroses berlangsung
selalu meningkat atau dalam kondisi terbatas dari
proses reversibel entropi bernilai tetap”. Dengan
kata lain, entropi tidak pernah menurun.
Pernyataan ini dikenal sebagai prinsip
peningkatan entropi. Entropi merupakan salah
satu sifat ekstensif, dimana entropi total dari
sistem sama dengan jumlah dari entropi dari

10
setiap bagian dalam sistem. Sebuah sistem yang
terisolasi terdiri dari beberapa subsistem.
Contohnya, sebuah sistem dan lingkungannya,
merupakan suatu sistem yang terisolasi karena
keduanya dapat tertutup oleh sekat fleksibel yang
cukup besar dimana tidak ada panas, kerja atau 31
massa yang melewatinya. Oleh karena itu, sistem
dan lingkungannya tersebut dapat dipandang
sebagai dua subsistem dari sistem yang terisolasi,
dan perubahan entropi dari sistem terisolasi
selama proses ini adalah jumlah dari perubahan
entropi sistem dan perubahan entropi
lingkungannya, dimana ini juga sama dengan
entropi semesta. Dapat dituliskan dalam
persamaan,

Ssemesta = ∆Stotal = ∆Ssistem + ∆Slingkungan ≥


0

Prinsip peningkatan entropi tidak menyatakan


secara langsung bahwa entropi dari suatu sistem
dapat menurun. perubahan entropi dari suatu
sistem dapat bernilai negatif selama proses

11
berlangsung, namun entropi total tidak.
Pembahasan sebelumnya hanya dipusatkan pada
sistem yang terisolasi, dimana entropi hanya
dapat bertambah. Untuk sistem yang tidak
terisolasi dapat kita tinjau dari proses pembekuan
suatu cairan. Pada tingkat keadaan awal berbagai
molekul cairan bergerak kian kemari agak bebas
dalam pola yang tak terorganisasi. Dengan
memindahkan energi ke luar dari cairan sebagai
panas, pembekuan dapat terjadi, dan dalam
keadaan padat jelaslah terdapat disorganisasi
molekular yang lebih sedikit. Jadi entropi suatu
zat seolah-olah harus turun jika membeku. Hal ini
dapat dibahas dengan meninjau kedua sistem
pembekuan dan lingkungan, ke mana
perpindahan energi yang berasal dari cairan
tersebut. Secara sederhana bayangkan lingkungan
sebagai zat padat lain yang berada pada titik
leburnya. Kemudian sewaktu energi berpindah
dari zat pertama untuk masuk ke zat kedua, zat
pertama membeku dan seiring dengan ini
peleburan terjadi dalam zat kedua. Jadi sewaktu

12
zat pertama menjadi lebih terorganisir secara
mikroskopik serta menurun entropinya, berbagai
molekul zat kedua lebih menjadi lebih tak
terorganisasidan meningkat entropinya. Kondisi
yang dituntut hukum kedua hanyalah agar entropi
total sistem yang terisolasi lebih meningkat;
untuk kasus ini, turunnya entropi suatu bagian
diiringi oleh naiknya entropi bagian lain,
sedangkan entropi total meningkat (Reynolds &
Perkins, 1977).

2.3 PRINSIP ENTROPI


Keadaan gas lebih bolehjadi daripada
keadaan cair dan keadaan cair lebih bolehjadi
daripada keadaan padat.Atom-atom dalam molekul
gas lebih independen satu sama lain daripada cair
atau padatan sehingga entropi gas lebih besar
daripada entropi cair dan entropi cair lebih besar
daripada entropi padatan.
Proses pelelehan dan penguapan
melibatkan suatu peningkatan entropi. Apabila
dibandingkan antara entropi pelelehan dan entropi

13
penguapan maka perubahan entropi
penguapan(sublimasi) relative lebih tinggi
daripada entropi pelelehan. Hal ini disebabkan
oleh perbedaan tingkat ketidakteraturan antara
cair dan gas yang relatif tinggi. Disamping itu,
interaksi utama antar molekuler cairan normal
melibatkan gaya Van der Waals. Entropi cair
akan lebih besar jika interaksi antar kutub lebih
kuat atau terjadi jembatan protonik dalam cairan.
Beberapa nilai entropi zat dalam berbagai fasa
pada suhu 25 oC disajikan dalam Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Nilai entropi zat dalam berbagai fasa
pada suhu 25 oC (kal/der.mol)

Zat Padat Cair Gas


Na 12,3 13,83 36,71
P 9,82 10,28, 38,98
Si 4,43 11,21 40,12
Pb 15,50 17,14 41,89
H2O - 16,72 45,11
CH3OH - 30,30 56,80

14
SiO2 10,00 11,35 54,62
Li2O 8,98 9,86 56,03
BeO 3,38 10,50 47,21
TiO2 12,01 15,43 56,44
PbO 15,59 20,55 57,35
BCl3 45,30 - 85,30
NaCl 17,33 30,22 54,88
HgBr2 40,71 46,80 76,51

2. Gas-gas monoatomik lebih boleh jadi daripada


gas poliatomik oleh karena itu gas-gas
monoatomik cenderung memiliki entropi yang
lebih tinggi daripada gas-gas poliatomik.
Gas-gas monoatomik memiliki derajatketidak
teraturan yang lebih tinggi daripada gas-gas
poliatomik. Pembentukan molekul poliatomik
dengan struktur yang pasti dan tertentu akan
meningkatkan keteraturan molekul poliatomik
sehingga akan menurunkan entropi molekul
poliatomik. beberapa nilai entropi gas
monoatomik dan poliatomik disajikan dalam
Tabel 1.2.

15
Tabel 1.2 Beberapa nilai entropi gas monoatomik
dan poliatomik (kal/der.mol)

Gas Entropi Gas Entropi


monoatomik poliatomik
H 27,4 H2 15,6
N 36,6 N2 22,9
O 38,5 O2 25,5
F 37,9 F2 24,4
Si 40,1 Si2 17,5
P 39,0 P2 26,1
S 40,1 S2 27,3
Cl 39,5 Cl2 26,6

3. Padatan amorf lebih bolehjadi daripada


padatan kristal sederhana dan padatan
kristal sedrhana lebih boleh jadi daripada
padatan kristal kompleks.
4. Senyawa molekuler adisi atau senyawa
kompleks koordinasi kurang boleh jadi
daripada komponen-komponen
penyusunnya. Contoh [K2SO4.Al2(SO4)3]

16
komponen-komponen penysunnya adalah
K2SO4SO dan Al2(SO4)3.
5. Senyawa-senyawa yang tersusun dari
unsur-unsur dengan berat atom yang
lebih tinggi cenderung memiliki entropi
yang lebih tinggi. Beberapa contoh
disajikan dalam Tabel 1.3
6. Pada temperatur biasa pengaruh entropi
pada arah reaksi umumnya relatif kecil
kecuali jika selisih energi ikat total
produk dan reaktan relatif kecil.
7. Semua reaksi kimia yang melibatkan
kenaikan entropi akan berlangsung
secara spontan pada temperatur yang
cukup tinggi.
Tabel 1.3 Pengaruh massa terhadap entropi
gas pada suhu 25oC (kal/der.mol)

X F Cl Br I
HX 41,51 44,65 - -

17
NaX 51,70 54,88 - -
MgX2 55,89 61,50 - -
PbX2 69,35 76,63 82,43 85,91
BX3 60,71 69,32 - -
ZrX4 76,95 87,37 98,78 108,42
NOX 59,27 - 65,38 67,67

2.4 Perubahan Entropi Pada Zat Murni

Untuk zat – zat murni, seperti misalnya uap,


entropi telah dimasukkan sebagai entri dalam
tabel – tabel. Di daerah kualitas, entopi diperoleh
dengan menggunakan hubungan

s = sf + xsfg

perhatikan bahwa entropi dari air cair jenuh pada


0oC secara sembarang diberikan nilai nol. Hanya
nilai perubahan entropi yang kita inginkan; jadi,
pemilihan datum sembarang ini tidak penting. Di

18
daerah superheat nilai perubahan entropi
ditabulasikan sebagai fungsi dari temperatur dan
tekanan di samping properti – properti lainnya.

Untuk cairan terkompresi nilai ini dimasukkan


sebagai entri dalam Tabel C-4, tabel cairan
terkompresi atau dapat diaproksimasikan dengan
nilai – nilai cairan jenuh sf pada temperatur yang
diberikan. Dari tabel cairan terkompresi pada 10
MPa dan 100oC, s = 1,30 kJ/kg.K, dan dari tabel
uap jenuh pada 100oC, s = 1,31 kJ/kg.K;
perbedaan di antara keduanya tidak signifikan.

Kita terutama tertarik pada diagram temperatur


entropi dan seringkali menggambarkan sketsanya
dalam menyelesaikan suatu soal. Suatu diagram
T-s digambarkan dalam gambar 6-2a; untuk uap
diagram tersebut pada intinya simetris terhadap
titik kritisnya. Perhatikan bahwa garis – garis
tekanan tinggi di dalam daerah cairan terkompresi
tidak dapat dibedakan dengan garis cairan jenuh.
Seringkali sangat berguna memb=visualisasikan
suatu proses pada diagram T-s, karena diagram

19
tersebut mengilustrasikan asumsi-asumsi yang
berkaitan dengan ireversibilitas.Selain diagram T-
s, diagram h-a, yang juga disebut diagram
Mollier, seringkali berguna dalam menyelesaikan
jenis-jenis soal tertentu.

Untuk suatu zat padat atau zat cair, perubahan


entropi dapat diperoleh cukup mudah jika kita
dapat mengasumsikan bahwa kalor spesifiknya
konstan. Dengan mengasumsikan zat padat atau
cair tersebut bersifat inkompresibel sehingga dv =
0,

T ds = du = C dT

Di mana kita telah menghilangkan subskrip pada


kalor spesifik karena untuk zat-zat padat dan
cair . Nilai-nilai CP biasanya tertera di dalam
tabel-tabel; nilai-nilai ini diasumsikan sama
dengan C. Dengan mengasumsikan kalor spesifik
konstan, kita memperoleh

∆s = ∫C dT/T = C ln T2/T1

20
2.5 Entropi pada Proses Reversible dan Proses
Irreversible.

Menurut hukum kedua


termodinamika “entropi (S) adalah fungsi
keadaan. Pada proses reversible entropi alam
semesta tetap, pada proses irreversible entropi
alam semesta bertambah”. Entropi total (sistem
dan lingkungan) untuk proses yang berlangsung
spontan selalu meningkat. Dengan kata lain, pada
proses spontan entropi semesta meningkat, atau
dengan dan adalah perubahan entropi sistem dan
perubahan entropi lingkugan.

 Jika positif (>;0), maka perubahan


entropi semesta meningkat dan proses
berlangsung spontan.Untuk dapat
meramalkan bahwa proses itu
berlangsung secara spontan atau tidak
harus diketahui nilai
 Jika negatif (<; 0), maka proses tidak
spontan.

21
 Jika nol (=0), maka perubahan entorpi
semesta mencapai nilai maksimum dan
proses berada dalam keadaan
kesetimbangan atau reversible.

a. Proses Reversible (=0)


Proses reversible adalah proses yang selalu
mendekati keadaan kesetimbangan
termodinamika antara sistem itu sendiri dengan
lingkungannya. Boleh dikatakan bahwa
kebanyakan proses alamiah yang terjadi di alam
semesta ini merupakan proses yang tidak dapat
dibalik. Proses yang dapat dibalik hanya ada
dalam teori saja.
Proses reversible dapat terjadi dengan
persyaratan yang sangat khusus yaitu:

 Selama proses tidak ada gesekan


 Proses dapat dibalik.

22
 Jika terjadi perpindahan panas maka
perpindahan ini hanya diakibatkan oleh
perubahan suhu sedikit demi sedikit.
 Tidak terjadi percampuran
 Tidak terjadi gejolak/turbulensi
 Tidak terjadi pembakaran

b, Proses Irreversible (>0)


Suatu proses dikatakan irreversible, jika
keadaan mula-mula dari sistem tidak dapat
dikembalikan tanpa menimbulkanperubahan
keadaan pada sistem lain. proses irreversible
terjadi pada semua proses yang nyata (seperti,
pembakaran lilin menjadi cahaya). Proses
termodinamik yang berlangsung secara alami
seluruhnya adalah proses irreversible. Proses
tersebutnya adalah proses yang berlangsung
secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada
arah sebaliknya.

Keadaan akhir proses irreversible itu dapat


dicapai dengan ekspansi reversible. Dalam
ekspansi semacam ini usaha luar harus dilakukan.

23
Karena tenaga Dakhil sistem tetap, maka harus
ada arus panas yang mengalir kedalam sistem
yang sama besarnya dengan usaha luar tersebut.
Entropi dalam gas reversible ini naik dan
kenaikan ini sama dengan kenaikan dalam proses
sebenarnya yang ireversible, yaitu ekspansi
bebas.

2.6ANALISIS RUMUS PADA GAS IDEAL

Banyakaplikasiruangangkasamelibatkanaliran gas
(misalnya, udara)
dandengandemikiankitamenelitihubunganentrop
iuntukperilaku gas ideal.
Titikawalnyaadalahbentuk (a)
darigabunganpertamadankeduahukum,

Untuk gas ideal:

24
Menggunakanpersamaankeadaanuntuk gas ideal
($ Pv = RT $),
kitadapatmenulisperubahanentropies

bagaiekspresidenganhanyaperbedaan yang
tepat:

2.7EntropiPerubahanPadat, Cair

Untukprediksi yang
akuratdarientropimengubahtabledinamistermalh
arusdigunakan. Namun,
dalamkasustertentuasumsi yang

25
wajardapatdibuatuntukmenghitung
perubahanentropi.
Untukmemprediksientropitanpamenggunakandi
namikatermaltableuntukpersamaanumumdapat
digunakan. Mengacupadapersamaan 1 dan 2.
Keduapersamaanhanyadapatmempertimbangka
n proses isotermal. Jika proses
initidakisothermalpersamaan yang
lebihkompleksperluditurunkanuntukberhubunga
nperubahansuhuuntukδQ.

Perhatikanbaikpersamaan 1 dan 2
panasspesifikuntuk volume
dapatdigunakanuntukmemperkirakanenergyspes
ifik,
sedangkanpanasspesifikuntuktekanandapatdigun

26
akanuntukmemperkirakanperubahanentalpi.Inih
anyadapatdigunakanuntuk gas ideal,
danlebihakuratuntukperubahansuhu yang
kecilatau
linierhubunganpanaskhususuntuksuhusehingga
rata-rata dapatdigunakan. Jikahubunganinitidak
linear,perubahanbesardalamsuhuakanmempeng
aruhikeakuratanperhitungan.

Jikacairanpadatatau yang
menarikmakaamanuntukmengasumsikanbahwap

27
adatdancairsekitarmampat.
Karenaasumsiiniperubahan volume
tertentudapatdianggapdiabaikan,
danperubahanenergytertentukemudian
dapatdigunakanuntukmemperkirakanperubahan
entropidaripadatataucair.
Mengacupadapersamaan 3.

Akhirnya, untuk gas akan di bawah proses


isothermalpersamaan 1 dan 2
dapatdimodifikasiuntukmenyertakanhukum gas
ideal. Mengacupadapersamaan 4 dan 5.

BAB III

28
3.1 APLIKASI MANFAAT ENTROPI
PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI.

Energi yang sangat umum kita jumpai


ialah dalam bentuk panas, yaitu yang disebut
energi panas atau energi termal. Dengan energi
panas kita dapat memanaskan air menjadi uap.
Uap dapat digunakan untuk memutar mesin,
misalnya dalam kereta api uap.

Energi dapat diubah atau ditransformasi


dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Tetapi
jumlah enewrgi tidak dapat berubah. Artinya,
jumlah energi sebelum dan sesudah proses
transformasi selalu sama. Jadi, kita tidak dapat
membentuk atau memusnahkan energi. Inilah
yang disebut Hukum Termodinamika I.
Walaupun jumlah energi tetap, tetapi dalam
proses transformasi itu sebagian energi berubah
dalam bentuk yang tidak dapat digunakan untuk
melakukan kerja. Karena itu walaupun jumlah
totalnya tetap sama , dayaguna (efisiensi) energi
itu telah berkurang. Kita katakan setelah proses

29
transformasi itu tingkat entropi sistem telah
bertambah. Inilah yang disebut Hukum
Termodinamika II, yaitu suatu proses spontan
selalu diikuti dengan berkurangnya dayaguna
energi. Dengan kata lain, tingkat entropi sebelum
proses lebih rendah- dayaguna energi dalam
sistem lebih tinggi- dari setelah proses. Kenaikan
entropi dibarengi pula dengan ketakteraturan.
Karena penggunaan energi untuk kerja berjalan
terus menerus, entropi di bumi haruslah
bertambah terus dan ketakteraturannya juga harus
bertambah. Kecenderungan ini dapat ditahan
dengan adanya fotosintesis. Dalam proses ini
energi matahari yang tersebar dikumpulkan
menjadi energi kimia yang terkonsentrasi dalam
molekul gula. Dengan proses ini entropi bumi
diturunkan dan keteraturan bertambah. Karena itu
fotosintesis disebut juga negentropi (=entropi
negatif). Tetapi penurunasn entropi di bumi
disertai oleh naiknya entropi di matahari. Inilah
hukum alam; penurunan entropi di suatu tempat
hanya mungkin dengan naiknya entropi di tempat

30
lain. Misalnya, alat AC menurunkan entropi di
dalam ruangan, tetapi ia menaikkan entropi di
luar ruangan.

Entropi dapat disebut juga energi yang


telah mengalami degradasi. Karena itu di dalam
transformasi energi terjadi degradasi energi.
Dengan demikian proses penggunaan energi
untuk kerja bersifat tidak terbalikkan, seperti kita
lihat dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi
praktis dapat dikatakan energi habis terpakai.
Sebab yang penting bagi kita bukanlah jumlah
total energi, melainkan jumlah energi yang dapat
dipakai untuk melakukan kerja. Minyak tanah
habis untuk memasak, bensin habis untuk
menggerakkan mobil dan tenaga kita habis untuk
mengayuh sepeda.

Kita harus terus menerus melakukan


kerja. Tubuh harus kita pelihara. Kita harus
berjalan, mencangkul, mengangkat barang,
berpikir, memasak dan menggerakkan mesin, dll.
Karena itu kita harus mendapatkan energi dengan

31
terus menerus dalam jumlah yang mencukupi.
Manakala catu energi terganggu dan tidak
mencukupi, akan menderitalah kita. Dalam
jangka panjangnya kekurangan energi itu akan
mengancam kelangsungan hidup kita. Karena
kelangsungan hidup kita tertopang pada energi,
kita selalu berusaha untuk mendapatkan energi
denga cukup. Energi yang kita perlukan dapat
dibagi dalam dua golongan besar. Pertama, energi
yang dipakai untuk dan di dalam tubuh kita
sendiri. Energi ini terdapat di dalam makanan
yang kita makan sehari-hari. Makanan tersebut
kita ‘bakar di dalam tubuh dalam proses yang
disebut metabolisme. Pembakaran itu tidak terjadi
dengan api, melainkan melalui proses kimia yang
kompleks. Dalam pembakaran itu terbentuk
molekul ATP. Energi kimia dalam mulekul ATP
inilah yang dapat dipakai untuk melakukan kerja,
misalnya mengunyah makanan dan mengangkat
barang. Karena pembakaran itu terjadi di dalam
tubuh, pembakaran itu disebut metabolisme
intern.

32
Kedua, ialah energi yang kita gunakan di
luar tubuh kita, misalnya hewan dan mesin. Kerja
Yang kita lakukan dengan menggunakan energi
hewan , terjadi melalui proses pembakaran
makanan hewan di dalam tubuh hewan. Proses
pembakaran ini serupa dengan proses yang terjadi
di dalam tubuh manusia. Kerja dengan
menggunakan energi mesin, kita lakukan dengan
membakar bahan bakar di dalam mesin, atau
dengan energi listrik yang memutar mesin.
Pembakaran bahan bakar di dalam mesin,
misalnya kayu dan BBM, benar-benar terjadi
dengan api. Karena penggunaan energi hewan
dan mesin terjadi dengan pembakaran di luar
tubuh kita, pembakaran itu disebut metabolisme
ekstern.

Energi metabolisme intern memberikan


kepada kita tenaga oto. Daya guna otot untuk
melakukan kerja terbatas. Waktu yang diperlukan
untuk melakukan kerja pun lama. Kerja yang
berat dan waktu kerja yang lama dengan otot
membuat kerja itu menjadi tadak manusiawi.

33
Peranan metabolisme ekstern adalah untuk
memperingan, bahkan sedapat mungkin untuk
menghapus, kerja yang tidak manusiawi itu.
Tetapi ini tidak berarti, metabolisme ekstern
ditujukan untuk menghapus semua kerja otot.
Sebab kerja otot yang manusiawi adalah sehat,
kreatif dan rekreatif.

Untuk memanfaatkan metabolisme


ekstern, orang harus mampu mengembangkan
pemikiran. Berpikir adalah kerja menggunakan
energi dari metabolisme intern. Inilah fungsi
metabolisme intern yang sangat utama yang harus
kita kembangkan. Pikiran dapatlah disebut energi
yang kerkualitas tinggi. Dengan makin tinggi
perkembangan kemampuan kita untuk berpikir,
makin tinggi pula kemampuan kita untuk
memanfaatkan metabolisme ekstern.

Perbedaan tingkat metabolisme intern


antara kelompok manusia satu dengan yang lain
tidak banya berbeda. Konsumsi energi tertinggi
kira-kira 1,5 sampai 2 kali dengan yang terendah.

34
Tetapi tingkat metabolisme ekstern kelompok
manusia di negara yang telah maju 50 kali atau
lebih di negara yang sedang berkembang,
termasuk Indonesia. Untuk itu kita harus segera
mengejar ketertinggalan dengan lebih
mengintensifkan pemanfaatan keanekaragaman
sumber energi.

Dengan demikian kita akan


menggunakan lebih banyak jenis sumber energi,
dengan efisiensi pemakaian yang setinggi-
tingginya. Karena banyak sumber energi masih
terabaikan, misalnya; sumber energi hayati,
sumber energi surya, sumber energi air, sumber
energi laut, sumber energi angin, sumber energi
nuklir, sumber energi bahan fosil, sumber energi
panas bumi, bahkan sumber energi sampah,
sumber energi biogas dan sebagainya.

35
DAFTAR PUSTAKA

 YunusA.Cengel,MichaelA.Boles.1989.Th
ermodynamics An Engineering Appoach.
Amerika
 Dikutip dari website pada 17.05 wib rabu 5
april 2017
https://id.wikipedia.org/wiki/Entropi

36
37
38

Anda mungkin juga menyukai