”HUKUM-HUKUM GAS”
Dosen Pengampu : Dra.Zultiniar,M.Si
NIM. 1807111162
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini saya buat dan saya susun dengan maksud untuk memenuhi tugas yang
diberikan serta untuk menambah pengetahuan pembaca tentang Hukum-hukum gas pada mata
kuliah Kimia Dasar.
Saya haturkan terima kasih kepada Ibu Dra . Zultiniar , M.Si. yang telah membimbing saya
dalam mempelajari mata kuliah Kimia Dasar, kemudian kepada teman-teman sejawat yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Tetapi saya berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Oleh karena itu, saya mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian makalah ini,
maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1662,Robert Boyle mempelajari pengaruh perubahan volume terhadap tekanan
gas,jika suhu diusahakan tetap (proses isothermal) dengan percobaan seperti gambar 7.17. Ia
memakai tabung berbentuk U dengan satu kaki pendek (tertutup) dan yang lain panjang
(terbuka).Melalui kaki panjang dimasukkan raksa sehingga ada udara (gas) terkurung pada kaki
pendek (gambar 7.17 a).Tekanan gas tersebut sama dengan tekanan udara luar ditambah
perbedaan tinggi raksa (h).Volume gas adalah tinggi gas dikalikan luas penampang tabung.
Kemudian ditambah lagi raksa sehingga dapat diketahui tekanan gas dalam berbagai
volume,seperti pada gambar 7.17 b dan 7.17 c. Akhirnya boyle menemukan suatu hubugan yang
disebut Hukum Boyle :
Pada suhu tetap,volume yang ditempati suatu gas berbanding terbalik dengan tekanan
gas tersebut.
PV = konstan
atau
2
p1V1 = p2V2
Gambar 7.17 Percobaan Boyle.Tekanan gas yang terkurung sama dengan raksa setinggi
h.Dengan menambah raksa,berkuranglah volume gas.
Dalam bentuk grafik, hubungan antara tekanan (p) dan volume (V) dapat dilihat pada
gambar 7.18
3
2.2 Hukum Charles
Dengan:
V = volume gas (m3)
T = temperature gas (K)
k = konstanta
Hubungan di atas ditemukan oleh Charles pada tahun 1787 dan dikenal sebagai Hukum
Charles.Secara grafik,hukum Charles dapat digambarkan seperti pada gambar 1.2. Terlihat
bahwa apabila garis-garis grafik diekstrapolasikan hingga memotong sumbu X (suhu) seperti
diperlihatkan oleh garis putus-putus,garis-garis grafik tersebut akan memotong pada titik yang
sama yaitu -273.15 °C.Titik ini dikenal sebagai suhu nol mutlak.Juga terlihat,bahwa apabila pada
titik ini suatu gas masih berbentuk gas,gas tersebut tidak akan mempunyai volume (volumenya
akan sama dengan nol). Hasil penemuan Charles ini kemudian dijadikan dasar untuk
mendefinisikan suatu skala suhu yan baru yang dikenal sebagai skala suhu nol absolut atau skala
Kelvin. Hubungan antara skala Celcius dengan skala Kelvin dinyatakan pada persamaan :
K = suhu absolut
°C = suhu dalam derajat Celcius
4
Gambar 1.2
Jadi, hukum Charles dapat dinyatakan dengan, “Volume dari sejumlah gas pada tekanan
konstan adalah berbanding lurus dengan suhu Kelvin (mutlak).”
Secara matematis dapat ditulis:
Hukum Charles dapat disusun kembali menjadi persamaan :
5
2.3 Hukum Gay-Lussac
Volume gas tidak akan berubah dalam ruang berdinding kuat dan kaku.Jika gas ini
dipanaskan,tekanannya akan meningkat,karena energi kinetic partikelnya bertmabha.Untuk
mengukur tekanan gas dalam berbagai suhu dapat dipakai alat seperti gambar 7.21. Alat ini
terdiri dari sebuah tangki gas yang dilengkapi dengan meteran untuk mengetahui perbedaan
tekanan gas dalam tangki dan udara luar.Jika keduanya sama, jarum menunjuk ke nol. Jika
tekanan gas tangki lebih besar, jarum aka bergerak sehingga dapat dihitung tekanan gas tersebut.
Gambar 7.21 Alat pengukur tekanan gas dalam berbagai suhu dengan
memanaskan tangki,dan tekanan gas dapat dilihat pada skala jarum.
6
Berdasarkan hasil percobaannya, Joseph Gay-Lussac menyatakan hubungan tekanan dan
suhu yang disebut hukum Gay Lussac.
Tekanan suatu gas dengan massa tertentu berbnding lurus dengan suhu mutlak,bila
volume dijaga tetap.
Dengan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
Pada tahun 1811, Avogadro mengemukaka sebuah hukum yang penting mengenai sifat-sifat
gas. Dia menemukan bahwa pada suhu yang sama, sejumlah volume yang sama dari berbagai gas
akan mempunyai jumlah partikel yang sama pula banyaknya. Hukum Avogadro dapat dinyatakan
sebagai berikut :
V=n
7
Satu mol didefinisikan sebagai massa dari suatu senyawa/zat yang mengandung atom atau
molekul sebanyak atom yang terdapat pada dua belas gram karbon (C12 ). Satu mol dari suatu zat
mengandung 6.023 x 1023 molekul. Bilangan ini dikenal sebagai bilangan Avogadro.
Apabila jumlah gas dalam suatu contoh gas dinyatakan dalam mol (n), maka bentuk
persamaan umum mengenai sifat-sifat gas dapat diformulasikan. Sebenarnya hukum Avogadro
menyatakan bahwa 1 mol gas idela mempunyai volume yang sama apabila suhu dan tekanannya
sama.
Gabungan dalam satu pernyataan dari hukum Boyle, Charles, Gay-Lussac, serta Avogadro
ini disebut hukum gas ideal.
Hal tersebut berarti volume gas berbanding lurus terhadap jumlah gas dan suhu serta
berbanding terbalik terhadap tekanan, yaitu :
(1.5)
R adalah konstanta kesebandingan dan mempunyai suatu nilai tunggal yang berlaku untuk
semua gas yang bersifat ideal. Persamaan di atas akan sangat berguna dalam perhitungan-
perhitungan volume gas.
Nilai numeric dari konstanta gas dapat diperoleh dengan mengasumsikan gas berada dalam
keadaan STP. Dalam keadaan STP, 1 mol setiap gas ideal akan mempunyai volume 22.414 liter.
Jika hal ini disubstitusikan ke dalam persamaan 1.5, akan diperoleh :
8
Dalam satuan SI, satuan tekanan harus dinyatakan dalam Newton meter -2 dan karena 1 atm
ekivalen dengan 101 325 Nm-2, maka dengan menggunakan persamaan 1.5, aka diperoleh R
dalam satuan SI sebagai berikut :
Perlu diketahui bahwa dalam sistem SI, satuan tekanan adalah Pascal di mana 1 Pascal sama
dengan 1 Nm-2.
Dengan mengatur kembali persamaan gas ideal PV = nRT, suatu hubungan antara berat
molekul gas dan berat jenisnya dapat diperoleh. Banyaknya mol suatu gas adalah massa gas
dibagi dengan berat molekulnya. Jadi n= m/M. Dengan mensubstitusikan hal ini ke dalam
persamaan gas ideal diperoleh :
PV = (m/M)RT
M = dRT/P
Pada temperature tetap, tekanan total suatu campuran gas sama dengan jumlah tekanan
parsialnya.
Ptotal = P1 + P2 + P3 + … Pn
Tekanan parsial gas ialah tekanan dari gas tersebut bila sendirian ada di dalam ruangan.
Bila untuk masingmasing gas dalam campuran dikenakan hukum gas ideal, maka diperoleh :
Ptotal=
9
2.7 Hukum Amagat
Hukum ini hampir sama dengan hukum Dalton, tetapi untuk volume parsial. Di dalam tiap-
tiap campuran gas, volume total gas sama dengan jumlah volume parsialnya.
Vtotal = V1 + V2 + V3 + … Vn
Volume parsial gas di dalam campuran ialah volume gas tersebut, bila sendirian dalam
ruang, pada temperature dan tekanan campuran. Sesuai dengan hukum Dalton , disini juga dapat
dinyatakan bahwa :
Pada temperatur dan tekanan tetap, kecepatan difusi berbagai-bagai gas berbanding terbalik
dengan akar rapatnya atau berat molekulnya.
V1 , V2 = kecepatan difusi
d 1 , d 2 = rapat gas
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hukum Boyle adalah bahwa hasil kali antara tekanan dan volum akan bernilai konstan
selama massa dan suhu gas dijaga konstan
2. Hukum Charles adalah hukum gas ideal pada tekanan tetap yang menyatakan bahwa
pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus terhadap
temperaturnya (dalam Kelvin).
3. Gay-Lussac menemukan bahwa Tekanan dari sejumlah tetap gas pada volum yang tetap
berbanding lurus dengan temperaturnya dalam kelvin
4. Avogadro menyatakan bahwa Pada suhu dan tekanan tetap, volume gas berbanding
lurus dengan jumlah gas
5. Hukum Gas Ideal (dalam jumlah mol) mengatakan bahwa ketika volume, tekanan dan
suhu setiap gas sama, maka setiap gas tersebut memiliki jumlah molekul yang sama
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini, pemakalah mengharapkan kritikan dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Sekian materi dari pemakalah,
apabila terdapat kesalahan pemakalah memohon maaf dengan sebesar-besarnya terimakasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
12