Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KIMIA ANORGANIK II

SENYAWA MANGAN (II) KLORIDA (MnCl2)

Disusun oleh:

Nathasya Imanuella / 1813031046

Pendidikan Kimia IVB

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Senyawa Mangan (II) Klorida (MnCl2)“
ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Anorganik II.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ida
Bagus Nyoman Sudria, M.Sc dan Bapak Putu Septian Eka Adistha Putra, S.Pd,
M.Si. sebagai pengampu mata kuliah Kimia Anorganik II karena sudah
memberikan arahan terkait materi dan penulisan makalah. Tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan sejawat Pendidikan Kimia IVB dan
orang tua yang sudah bersedia membantu, mendukung, mengarahkan penulis
dalam membuat makalah ini. Penulis mendoakan agar Tuhan Yang Maha Esa
memberikan imbalan yang baik kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini memiliki
kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dalam rangka penyusunan makalah selanjutnya.

Demikian apa yang bisa penulis sampaikan, semoga pembaca dapat


mengambil manfaat dari makalah ini.

Singaraja, 23 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Struktur Mangan Klorida .......................................................................... 3


2.2 Keberadaan Mangan Klorida .................................................................... 3
2.3 Sintesis Mangan Klorida ........................................................................... 4
2.4 Sifat Mangan Klorida ................................................................................ 5
2.5 Kegunaan Mangan Klorida ....................................................................... 5
2.6 Bahaya Mangan Klorida ........................................................................... 7

BAB 3. PENUTUP

3.1 Simpulan ................................................................................................... 9


3.2 Saran .......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Parkinson / Parkinson’s disease (PD) merupakan penyakit
neurodegeneratif progresif yang memengaruhi neuron produsen dopamine
pada area tertentu dari otak yang dinamakan substantia nigra. Setidaknya satu
juta orang Amerika dan 10 juta penduduk di seluruh dunia menderita PD,
dengan perkiraan 60.000 orang di Amerika Serikat didiagnosis menderita PD
setiap tahunnya. PD adalah kondisi neurodegeneratif kedua yang paling
umum setelah Alzheimer. Jumlah penderita PD akan meningkat secara
substansial dalam 20 tahun ke depan karena penuaan populasi. Penderita PD
akan mengalami gejala seperti tremor, kelambanan dalam bergerak
(bradykinesia), kekakuan tungkai, dan masalah keseimbangan. (Standaert et
al., 2019)
Mangan dan senyawa-senyawanya dikenal sangat beracun dan dapat
menyebabkan kematian-kematian sel dalam tubuh. Beberapa studi telah
membuktikan bahwa penghirupan mangan (II) dan mangan (III) dapat
menyebabkan PD karena dapat menginduksi kematian sel dopaminergic, dan
berhubungan dengan gangguan motorik. Telah diselidiki efek mangan sebagai
model PD, karena toksisitasnya (disebut manganisme) berbagi gejala
neurologis dengan beberapa gangguan klinis yang umumnya digambarkan
sebagai ‘disfungsi sistem motor ekstrapiramidal’ dan khususnya, PD idiopatik.
Studi pada manusia, primata dan tikus mengungkapkan bahwa keracunan
mangan menghasilkan perubahan neuropatologi di ganglia basal dengan target
sebagian besar untuk daerah otak yang kaya akan transporter dopamin. (Avila-
Costa et al., 2011)
Salah satu senyawa yang sudah diujikan pada tikus mengenai
pengaruhnya terhadap neuron produsen dopamine adalah mangan (II) klorida.
Walaupun senyawa ini bersifat toksik, banyak juga manfaat yang bisa
didapatkan dari penggunaan MnCl2, sehingga senyawa ini menarik untuk
dibahas lebih lanjut. Pada makalah ini, akan dibahas tentang struktur, sifat,
sintesis, kegunaan, keberadaan dan bahaya MnCl2.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah
sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana struktur mangan (II) klorida?
1.2.2 Bagaimana keberadaan mangan (II) klorida?
1.2.3 Bagaimana sintesis mangan (II) klorida?
1.2.4 Bagaimana sifat mangan (II) klorida?

1
1.2.5 Bagaimana kegunaan mangan (II) klorida?
1.2.6 Bagaimana bahaya mangan (II) klorida?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui struktur mangan (II) klorida.
1.3.2 Untuk mengetahui keberadaan mangan (II) klorida.
1.3.3 Untuk mengetahui sintesis mangan (II) klorida.
1.3.4 Untuk mengetahui sifat mangan (II) klorida.
1.3.5 Untuk mengetahui kegunaan mangan (II) klorida.
1.3.6 Untuk mengetahui bahaya mangan (II) klorida.
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah adalah sebagai berikut.
1.4.1 Bagi pembaca, makalah ini bermanfaat untuk memberikan wawasan
pengetahuan mengenai struktur, keberadaan, sintesis, sifat, kegunaan
dan bahaya mangan (II) klorida.
1.4.2 Bagi penulis, makalah ini bermanfaat untuk memberikan wawasan
pengetahuan mengenai struktur, keberadaan, sintesis, sifat, kegunaan
dan bahaya mangan (II) klorida, melatih kemampuan menulis makalah
yang baik dan benar, serta memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Anorganik II.
1.4.3 Bagi pemberi tugas, makalah ini bermanfaat untuk memberikan
wawasan pengetahuan mengenai struktur, keberadaan, sintesis, sifat,
kegunaan dan bahaya mangan (II) klorida, serta memberikan penilaian
terhadap penulis.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Mangan (II) Klorida


Senyawa divalen mangan adalah senyawa yang paling penting dan
secara umum merupakan keadaan oksidasi paling stabil pada mangan. Mangan
(II) membentuk serangkaian garam yang luas dengan semua anion umum.
(Pass et al., 1974) MnCl2 adalah sebuah klorida anorganik dimana mangan (II)
terkoordinasi dengan 2 ion klorida. Pada keadaan anhidratnya, MnCl2 adalah
padatan polimerik, dan mengadopsi struktur mirip cadmium klorida. MnCl2
memiliki struktur biasa yang banyak dimiliki oleh halida-halida dari logam
transisi dengan rumus MX2. Ia memiliki struktur cubic-closed packed (ccp)
yaitu struktur berulang yang saling bertindihan satu sama lain yang berulang
sebanyak 3 lapisan. Pada struktur tersebut, Mn (II) dikelilingi oleh 6 atom Cl
pada sudut-sudut sebuah octahedron, dan 3 atom Mn (II) bertetangga dengan
setiap atom Cl.

Gambar 1. Struktur MnCl2. Sumber: york.ac.uk


Pada MnCl2.4H2O, strukturnya terdiri atas molekul cis-Mn(H2O)4Cl2
oktahedral. Terdapat juga isomer trans yang metastabil. Untuk bentuk dihidrat,
MnCl2.2H2O, merupakan polimer koordinasi. Setiap pusat Mn terkoordinasi
dengan 4 atom Cl sebagai ligan jembatan. Oktahedron dilengkapi dengan
sepasang ligan aquo yang trans.
2.2 Keberadaan Mangan (II) Klorida
Di alam, MnCl2 didapatkan dalam bentuk mineral scacchite. Nama
‘scacchite’ diperkenalkan pada tahun 1869 untuk mangan klorida natural yang
sudah dideskripsikan sebelumnya dari garam fumalorat di Gunung Vesuvius,
Italia. Nama tersebut diberikan sebagai penghormatan terhadap mineralogis
Italia bernama Arcangelo Scacchi (1810 – 1894). Scacchite merupakan

3
mineral delikesen yang berhubungan dengan halite dan sylvite, kemungkinan
juga dengan hydrophilite dan lawrencite. Komposisi teoritis dari MnCl2 pada
mineral scacchite adalah Mn 43,65% dan Cl 56,35%. Kekerasannya sangat
rendah dan memiliki warna merah mawar. Warna tersebut menjadi merah
kotor jika terkena udara.

Gambar 2. Mineral scacchite. Sumber: e-rocks.com


2.3 Sintesis Mangan (II) Klorida
Metode konvensional untuk membuat senyawa halida metal biasanya
melibatkan sintesis pada media aquous yang menghasilkan produk sebagai
hidrat, atau ketika halogennya adalah klor, maka klorinasi logam murni pada
suhu 700 – 1000o C dengan gas klor. Pada sintesis MnCl2, material awal yang
bereaksi dengan larutan HCl biasanya logam mangan murni, oksida,
hidroksida, atau karbonat. Untuk menghasilkan hidrat, MnCl2 dapat difiltrasi
dari media aquous menjadi MnCl2.4H2O. (Kang et al., 2014) Ada beberapa
metode sintesis MnCl2.
2.3.1 Metode tekanan atmosfer.
Bubuk mangan (50 g, 325 mesh) ditempatkan pada labu 3 leher ukuran
2000 mL yang dilengkapi dengan condenser refluks. Kondenser ini
dialiri dengan gas nitrogen kering dan dihubungkan dengan corong
tambahan. Corong diisi dengan 1000 g HCl jenuh dengan pelarut
dimetil karbitol (DMC). Reaksi dimulai dengan penambahan larutan
HCl/DMC dengan densitas 18 mL/menit. Setelah penambahan 200 mL
larutan ke dalam bubuk mangan, reactor dipanaskan sampai 100 o C.
Massa reaksi diagitasi saat HCl berlebih ditambahkan melalui bubbler
untuk meningkatkan laju reaksi. HCl hilang dari massa reaksi selama
pemanasan dan agitasi terperangkap melalui DMC untuk mendapatkan
kembali HCl. Reaksi selesai dalam 8 jam dan menghasilkan produk
merah muda pada larutan HCl/DMC. Larutan ini disentrifugasi dan
padatan merah muda dicuci dengan pelarut DMC. Padatan basah
kemudian dikeringkan pada rotary evaporation pada suhu 150o C.
2.3.2 Metode tekanan tinggi

4
MnCl2 anhidrat disiapkan dengan sistem tekanan tinggi (sekitar 100
psig) untuk mengurangi waktu reaksi. Bubuk mangan (26 g, 325 mesh)
dibuburkan dengan 50 mL DMC. Bubur tersebut dipindahkan ke
autoklaf Hastelloy-c berukuran 1000 mL. Autoklaf dilengkapi dengan
agitator baling-baling ganda yang dipasangkan secara magnetis, mantel
pemanas, pengontrol suhu, koil pendingin, saluran ventilasi, dan
cakram pecah pengaman. Larutan DMC/HCl (500 g, 400% HCl
berlebih) juga dipindahkan ke autoklaf melalui tabung sampel
Hastelloy-c. Reaktor ditutup dan dipanaskan sampai 100o C. Setelah
1,5 jam, reaktor didinginkan pada suhu kamar dan bubur MnCl2
disentrifugasi dan dikeringkan.
2.4 Sifat Mangan (II) Klorida
Sifat MnCl2 dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sifat fisika dan sifat
kimia.
2.4.1 Sifat fisika
Pada suhu kamar, MnCl2 dalam wujud tetrahidrat, yaitu MnCl2.4H2O
berupa padatan berwarna merah muda. Senyawa ini sangat mudah larut
dalam air, dan dapat juga larut dalam alkohol. (Kristensen et al., 2000).
Namun, MnCl2 baik dalam bentuk anhidrat dan hidrat sedikit larut
dalam piridin dan tidak dapat larut dalam eter. Berikut ini
perbandingan data-data sifat fisika antara MnCl2 anhidrat, MnCl2
dihidrat, dan MnCl2 tetrahidrat.
Sifat MnCl2 MnCl2.2H2O MnCl2.4H2O
Titik leleh 650o C 135o C 58o C
Titik didih 1190o C 1190o C 1190o C
3 3
Densitas pada 2,977 g/cm 2,27 g/cm 2,01 g/cm3
20o C
Kelarutan 723 g/L 1200 g/L 1980 g/L
dalam air
2.4.2 Sifat kimia
MnCl2 termasuk zat yang tidak mudah meledak, higroskopis, bersifat
racun dan mengakibatkan berbagai bahaya kesehatan akut dan kronis.
Bahaya kesehatan tersebut secara lebih rinci dipaparkan pada halaman
(7).
2.5 Kegunaan Mangan (II) Klorida
Berikut ini beberapa kegunaan dari MnCl2.
2.5.1 Pewarna (Knecht et al., 1912)
Senyawa mangan jarang digunakan sebagai mordan, walaupun mereka
dapat membentuk zat dengan warna mordan. Mordan merupakan zat
yang digunakan untuk mengikat pewarna pada pakaian dengan
membentuk kompleks koordinasi dengan pewarna, yang akan
menempel pada pakaian. MnCl2 digunakan dalam pewarnaan dan
pencetakan untuk produksi ‘coklat mangan, tembaga, atau bister’ yang

5
terkenal. Pakaian dimasukkan ke dalam larutan MnCl2 pada suhu 10 –
20o C, dan dilewatkan melalui larutan soda kaustik mendidih yang
bebas dari karbonat, dan terakhir dilewatkan melalui larutan pemutih,
yang akan mengkonversi hidrat mangan menjadi oksida mangan.
Oksida mangan inilah yang menghasilkan warna pada pakaian. Jika
pakaian tersebut dicuci, dikeringkan, dan direaksikan dengan garam
anilin, maka menimbulkan warna hitam.
2.5.2 Bahan desinfektan (Dexter Hiscox, 1907)
MnCl2 dapat digunakan sebagai desinfektan, dengan cara
mencampurkan beberapa jenis garam klorida seperti FeCl3, ZnCl2,
AlCl3, dan CaCl2. Semua garam ini dilarutkan dalam air dan
ditambahkan timol, rosemary dan alkohol.
2.5.3 Suplemen diet
Mangan 0,1 mg/mL (Injeksi Mangan Klorida) adalah aditif yang
bersifat steril, nonpirogenik untuk total nutrisi parenteral (TPN). Setiap
mL dari larutan tersebut mengandung 0,36 mg MnCl2.4H2O dan 9 mg
NaCl. Larutan tidak mengandung bakteriostat dan agen antimikroba.
Mangan merupakan nutrisi yang penting sebagai activator berbagai
enzim seperti polymerase polisakarida, arginase hati, cholinesterase,
dan karboksilase piruvat. Memenuhi asupan mangan selama TPN
membantu mencegah timbulnya gejala defisiensi seperti mual dan
mutah, penurunan berat badan, dermatitis, dan perubahan pertumbuhan
dan warna rambut.
2.5.4 Prekursor untuk senyawa mangan lainnya (Kristensen et al., 2000)
MnCl2 dapat digunakan sebagai prekursor salah satu senyawa
organomangan yaitu MMT, sebuah aditif antiketuk dalam bensin bebas
timbal. MMT diproduksi dari reaksi antara MnCl2, siklopentadiena,
dan CO dengan adanya mangan karbonil. MMT dikembangkan pada
tahun 1950an untuk meningkatkan bilangan oktan. Mesin yang
menggunakan bensin mengandung MMT dan dilengkapi dengan
converter katalitik akan mengemisikan mangan dalam fosfat
anorganik.
2.5.5 Katalis dalam proses klorinasi senyawa organik. (Wilson et al., 1977)
Studi yang dilakukan oleh Wilson tahun 1977 menunjukkan bahwa
MnCl2 dapat digunakan sebagai katalis dalam proses klorinasi
hidrokarbon aromatik. Hasil eksperimennya yaitu MnCl2 dapat
memberikan rasio para/orto yang rendah, dengan komposisi katalis
dipersiapkan melalui dehidrasi hidrat MnCl2 dan memberikan laju
reaksi yang bagus untuk benzena dan monoklorobenzena. MnCl2 juga
dapat mengurangi kecenderungan pemisahan isomer diklorobenzena
dengan mengurangi rasio isomer meta/para.
2.5.6 Stimulus proses sporulasi (Yuniarti et al., 2019)

6
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ating Yuniarti, MnCl2 dapat
meningkatkan produksi spora dari salah satu spesies probiotik yaitu
Bacillus subtilis. Produksi spora tertinggi didapatkan dengan
suplementasi MnCl2 sebanyak 8,77. 107 spora/mL. Tingginya produksi
spora pada media dengan suplementasi MnCl2 sebelumnya juga
didahului dengan tingginya produksi sel vegetative dari B. subtilis SB3
(2,54. 108 sel/mL). Efisiensi sporulasi tertinggi juga dicapai pada
media dengan suplementasi MnCl2 sebanyak 35%. Hal ini
menunjukkan bahwa mangan dapat menstimulasi baik pertumbuhan
sel vegetatif dan sporanya.
2.6 Bahaya Mangan (II) Klorida
2.6.1 Efek Karsinogenik dan Genotoksik (Nordberg et al., 2005)
Dosis Mn yang besar akan mempengaruhi replikasi dan perbaikan
DNA pada bakteri dan menyebabkan mutasi pada sel mikroorganisme
dan sel mamalia. Studi yang dilakukan oleh Lima dkk tahun 2008,
bertujuan untuk mengevaluasi potensi mutagenik dari MnCl2. Limfosit
manusia ditambahkan 15, 20, dan 25µM MnCl2. Bentuk tetrahidratnya
juga menunjukkan sitotoksisitas tinggi pada semua fase sel. Studi yang
dilakukan Jiao, MnCl2 dapat menginduksi terpecahnya rantai tunggal
pada DNA mitokondria. MnCl2 dapat meningkatkan terbentuknya
DNA mitokondria hati yang pecah, dan DNA mitokondria yang pecah
pada otak dan hati tikus
2.6.2 Efek Neurotoksik (Avila-Costa et al., 2011)
Penghirupan senyawa mangan cukup luas untuk menginduksi deficit
substansial dalam perilaku sensorimotor spontan termasuk tremor,
ketidakstabilan postur, gerakan melambat, dan kekakuan,
menyebabkan penyakit Parkinson (PD). Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Jose Luis Ordonez-Librado, tikus jantan menghirup
campuran MnCl2 dan Mn(OAc)3, selama 1 jam 2 kali seminggu selama
5 bulan. Diakhir percobaan, dopamine pada tikus berkurang sebanyak
71% dan menunjukkan pengurangan neuron TH-imunopositif. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh, menunjukkan bahwa perubahan motor
yang diinduksi oleh penghirupan kombinasi MnCl2/Mn(OAc)3 terkait
dengan funsi dopaminergic nigrostriatal, memberikan cahaya baru
pada pemahaman neurotoksisitas Mn sebagai model eksperimental PD
yang sesuai.
2.6.3 Toksisitas pada organ target (Agency for Toxic Substances and
Disease Registry, 2012)
Senyawa-senyawa mangan dapat memberikan efek sistemik terutama
pada organ-organ dalam. MnCl2 dapat memberikan efek toksik pada
hati, yaitu dapat mengurangi jumlah eritrosit dan leukosit pada tikus
yang diinjeksi sebanyak 284 mg MnCl2/hari selama 100 hari. MnCl2

7
juga berefek pada muskoloskeleton, yaitu dapat memicu rakhitis pada
konsentrasi MnCl2 yang tinggi.

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan
MnCl2 adalah sebuah klorida anorganik dimana mangan (II)
terkoordinasi dengan 2 ion klorida. Pada keadaan anhidratnya, ia memiliki
struktur cubic-closed packed (ccp) yaitu struktur berulang yang saling
bertindihan satu sama lain yang berulang sebanyak 3 lapisan. Pada
MnCl2.4H2O, strukturnya terdiri atas molekul cis-Mn(H2O)4Cl2 oktahedral.
Terdapat juga isomer trans yang metastabil. Untuk bentuk dihidrat,
MnCl2.2H2O, merupakan polimer koordinasi. Setiap pusat Mn terkoordinasi
dengan 4 atom Cl sebagai ligan jembatan.
Di alam, MnCl2 didapatkan dalam bentuk mineral scacchite.
Komposisi teoritis dari MnCl2 pada mineral scacchite adalah Mn 43,65% dan
Cl 56,35%. Metode konvensional untuk membuat senyawa halida metal
biasanya melibatkan sintesis pada media aquous yang menghasilkan produk
sebagai hidrat, atau ketika halogennya adalah klor, maka klorinasi logam
murni pada suhu 700 – 1000o C dengan gas klor. Pada sintesis MnCl2,
material awal yang bereaksi dengan larutan HCl biasanya logam mangan
murni, oksida, hidroksida, atau karbonat.
Pada suhu kamar, MnCl2 dalam wujud tetrahidrat, yaitu MnCl2.4H2O
berupa padatan berwarna merah muda. Senyawa ini sangat mudah larut dalam
air, dan dapat juga larut dalam alkohol. MnCl2 termasuk zat yang tidak mudah
meledak, higroskopis, bersifat racun dan mengakibatkan berbagai bahaya
kesehatan akut dan kronis. Beberapa kegunaan dari MnCl2 yaitu sebagai
pewarna, katalis dalam reaksi klorinasi senyawa organik, stimulus proses
sporulasi, prekursor senyawa mangan lain, desinfektan, dan suplemen diet.
Penghirupan MnCl2 dapat menimbulkan keracunan seperti berpengaruh pada
saraf (neurotoksik), pemicu kanker (karsinogenik), dan berpengaruh pada
genetic (genotoksik).
3.2 Saran
Senyawa MnCl2 memiliki kegunaan sekaligus berbahaya bagi
kesehatan jika diperlakukan dengan benar. Para peneliti diharapkan dapat
menganalisis lebih lanjut sifat MnCl2 karena banyak bahaya yang mungkin
belum terdeteksi dari MnCl2.

9
DAFTAR PUSTAKA

Agency for Toxic Substances and Disease Registry. (2012). ATSDR -


Toxicological profile: manganese. Toxic Substances Portal.
http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp.asp?id=102&tid=23
Avila-Costa, M. R., Ordoñez-Librado, J. L., Anaya-Martínez, V., Gutierrez-
Valdez, A. L., Colín-Barenque, L., & Montiel-Flores, E. (2011). Manganese
inhalation as a Parkinson disease model. Parkinson’s Disease, 2011.
https://doi.org/10.4061/2011/612989
Dexter Hiscox, G. (1907). Henley’s Twentieth Century Book of Recipes,
Formulas, and Processes. The Norman W. Henley Publishing Company.
Kang, K., Park, J., Hyoung, S., & Oh, J. Y. (2014). Method of Preparing
Anhydrous Manganese Chloride. 2(12), 5–8.
Knecht, Rawson, & Loewenthal, R. (1912). The Principles and Practice of Textile
Prin (Second). Charles Griffin and Co. Ltd Publishers.
Kristensen, S., Batt, S., Willcocks, D., & Lee-Steere, C. (2000). Manganese and
Its Compounds. IPCS Concise International Chemical Assessment
Documents, 23.
Nordberg, G. F., Fowler, B. A., & Nordberg, M. (2005). Handbook on The
Toxicology of Metals Third Edition. Academic Press.
Pass, G., Sutcliffe, H., Pass, G., & Sutcliffe, H. (1974). Advanced Inorganic
Chemistry Fourth Edition. In Practical Inorganic Chemistry (pp. 39–48).
https://doi.org/10.1007/978-94-017-2744-0_4
Standaert, D. G., Saint-Hilaire, M. H., & Thomas, C. A. (2019). Parkinson ’ s
Disease HANDBOOK. American Parkinson Disease Association.
Wilson, F. H., Fails, C., Tire, T. G., & Company, R. (1977). Liquid Phase
Chlorination of Aromatic Hydrocarbons Using Manganese Chloride
Catalyst. 54, 1–6. https://patents.google.com/patent/US4003160A/en
Yuniarti, A., Arifin, N. B., Fakhri, M., & Hariati, A. M. (2019). Spore production
and sporulation efficacy of Bacillus subtilis under different source of
manganese supplementation <i><br>[Produksi Spora dan Efisiensi Sporulasi
Bacillus subtilis dengan Suplementasi Mangan dari Sumber yang
Berbeda]<i><br>. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 11(2), 51.
https://doi.org/10.20473/jipk.v11i2.15250

Anda mungkin juga menyukai