Kelompok: 2 ( Dua)
Anggota : Hikari Arvalian Akbar (11210960000089)
Zahratu Adla (11210960000090)
Sabrina Azzahra (11210960000092)
Kelas : Kimia 1C
Dosen : Nurul Amilia, M. Si
Tanggal : 12 November 2021
1.2. Bahan
Kalium permanganat (KMnO4), Iodin (I2), Heksana (C6H14), Metanol (CH3OH),
Etanol (C2H5OH), Aseton (C3H6O), Sukrosa, Netrium asetat trihidrat (NaC2H3O2.3H2O),
dan Aquadest.
1. Kelarutan
a. Kalium permangat (KMnO4)
2mL Air 2 mL Metanol
b. Kristal Iod
2 mL Air 2 mL Metanol
Kristal Iod tidak larut dengan baik Kristal Iod larut dalam metanol
di dalam air dan tidak ada dan warna berubah menjadi
perubahan warna melainkan ada orange pekat.
endapan dari Kristal Iod.
Kristal Iod larut dengan baik di Kristal Iod larut dengan baik di
dalam Aseton dan terjadi dalam Heksana dan terjadi
perubahan warna menjadi cokelat perubahan warna menjadi ungu.
pekat.
2. Pencampuran
2 mL Heksana 2 mL Metanol 2 mL Aseton
Gelas Piala
Tabung reaksi
Hotplate
Kaca arloji
Diambil 4 gram kristal sukrosa
Tabung Reaksi
Gelas Piala
Hasil Percobaan
Tabung reaksi yang berisi larutan Dalam hal ini yaitu belom mulai terbentuk nya
lalu dipanaskan endapan dan masih merupakan larutan jenuh.
1.2 Pembahasan
a. Kelarutan padatan KMnO4
Pada percobaan kali ini kita akan mengamati kelarutan yang terjadi pada padatan kalium
permanganate pada 4 tabung reaksi yang sudah di isi 2 mL air, 2 mL methanol, 2 mL aseton, 2
mL heksana.
Pada tabung ke 1 yang berisi 2 mL air kalium permanganate dapat larut dalam air
menghasilkan larutan berwarna ungu yang pekat, penguapan larutan ini meninggalkan kristal
prismatik berwarna keunguan-hitam. kalium permanganate merupakan suatu senyawa kimia
anorganik yang memiliki rumus KMnO4 dan merupakan garam yang mengandung
ion K+ dan MnO4-. Sedangkan air merupakan larutan yang bersifat polar. Kelarutan antara
kalium permanganate dipengaruhi oleh adanya ion senama dan pH. Kalium permanganat
bereaksi dengan air menghasilkan persamaan reaksi : 4KMnO4 + 2H2O → 4MnO2 + 4KOH + 3O2
Pada tabung ke 3 saat nelarutkan 2 mL aseton dimana aseton merupakan senyawa pelarut
polar karena mengandung gugus karboksil dan kalium permanganate juga termasuk kedalam
senyawa pelarut polar. Nah berarti keduanya dapat larut dan terjadi perubahan warna menjadi
ungu kecoklatan, dengan menghasilkan persamaan reaksi : 3C3H6O + 16KMnO4 → 16MnO2 + 9CO2
+ H2O + 16KOH
Pada pencobaan ini sama seperti pada percobaan sebelumnya, dimana kita akan
melarutkan iodin padatan dengan empat pelarut yang berbeda, yaitu : 2 mL air, 2 mL methanol,
2 mL aseton, dan 2 mL heksana.
Pada percobaan ke 1, antara pelarut air dengan kristal iod ini tidak larut sama sekali
dan tidak adanya terjadi perubahan warna tetapi adanya endapan. Hal ini disebabkan iodin
merupakan senyawa non polar sedangkan air merupakan senyawa polar, jadi antara iodin
sangat sukar larutnya didalam air, dibandingkan senyawa polar dengan polar atau non polar
dengan non polar. Dengan demikian hasil persamaan reaksinya : I2 + H2O → HI + HIO
Pada percobaan ke 2, antara pelarut methanol dengan kristal iod ini yaitu sedikit larut
dan terjadi perubahan warna menjadi kuning tua/orange. Hal ini disebabkan iodin merupakan
senyawa non polar sedangkan methanol merupakan senyawa polar, dengan persamaan
reaksinya : 2CH3OH + I2 → 2CH3I + 2OH
Pada percobaan ke 3, antara pelarut aseton dengan kristal iod yaitu dapat larut dan
terjadi perubahan warna menjadi coklat kehitaman, dimana kristal iod larut didalam air, karena
aseton merupakan senyawa semi polar dan iodin senyawa non polar. Dengan persamaan
reaksinya : 3I2 + C3H6O → CI3COCH3 + 3HI
Pada percobaan ke 4, antara pelarut heksana dengan kristal iod yaitu dapat larut dan
terjadi perubahan warna menjadi ungu, dimana kristal iod larut karena merupakan senyawa
non polar dan iodin juga merupakan senyawa polar, jadi keduanya lebih mudah untuk
bercampur, dengan persamaan reaksinya : 2C6H14 + I2 → 2C6H13 + 2HI
b. Pencampuran
Pada percobaan kali ini kita akan mencampurkan 2 mL etanol, 2 mL aseton, dan 2 mL
hekssana dengan air. Pada saat pencampuran air dengan etanol, Sebagian kecil etanol larut
dalam air karena gugus hidroksi pada etanol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul
Selanjutnya pada percampuran air dengan heksana, heksana tidak dapat tercampur/larut
didalam air, hal ini karena air merupakan senyawa polar dan heksana merupakan senyawa non
polar karena memiliki ikatan karbon yang cukup Panjang dan tidak memiliki gugus OH. Selain
itu juga perbedaan massa jenis yang cukup jauh mengakibatkan air dan heksana tidak dapat
bercampur. Karena massa jenis heksana lebih rendah dibandingkan dengan massa jenis air.
c. Kecepatan Larutan
Pada percobaam kali ini telah dilakukan pengamatan dan perhitungan kecepatan
kelarutan Kristal sukrosa dan serbuk sukrosa pada pelarut akuades dengan faktor suhu
akuadesnya dan dengan berpengaruh atau tidak pengadukan pada kecepatan kelarutan.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan kelarutan di antaranya: Suhu, Pengadukan,
Volume pelarut dan Ukuran zat terlarut. Selain itu, gula dan air memiliki sifat yang
masing-masing senyawanya adalah polar sehingga keduanya dapat larut dengan baik.
(Sudarmo, 2014)
• Suhu
Kristal sukrosa lebih mudah larut yaitu pada suhu yang tinggi. Hal ini dipengaruhi
oleh pergerakan molekul yang ada pada air bersuhu tinggi membuat zat padat
seperti sukrosa lebih mudah larut. Pada air panas, terdapat lebih banyak molekul
yang bergerak , Akibatnya, akan terjadi lebih banyak tabrakan atau benturan antara
molekul air dan sukrosa. Hal ini menyebabkan ikatan antar zat lebih mudah lepas
oleh gaya tarik molekul-molekul air sehingga zat tersebut mudah larut. (Umiyati,
2016). Sedangkan pada air dingin, sukrosa sulit larut. Penyebabnya karena jumlah
pergerakan molekul pada air dingin tidak sebanyak yang ada di air panas , selain itu
jumlah benturan yang terjadi hanya sedikit, maka hal ini kurang bisa merobek
ikatan molekul padat yang dicampurkan pada air. Kesimpulannya adalah kelarutan
zat berwujud padat semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan
Pada percobaan terakhir yaitu demonstrasi kejenuhan suatu larutan, Suatu larutan dapat
dikatan tak jenuh, jenuh, dan lewat jenuh yaitu apabila Larutan disebut jenuh pada temperatur
tertentu jika larutan tidak dapat melarutkan zat terlarut. Jumlah zat terlarut kurang dari pelarut
disebut larutan tidak jenuh dan bila lebih disebut lewat jenuh. Selanjutnya larutan akan
memasuki fase jenuh apabila sudah mencapai batas maksimum kelarutannya yang dibuktikan
dengan terbentuknya sedikit endapan di dasar tabung reaksi setelah didinginkan beberapa saat.
Namun, ketika larutan tersebut ditambahkan beberapa butir kristal natrium asetat trihidrat maka
akan terbentuk endapan yang lebih banyak dari sebelumnya karena larutan ini sudah melewati
batas maksimum kelarutannya sehingga dalam keadaan ini larutan memasuki fase lewat jenuh.
Kemudian larutan yang sudah memiliki banyak endapan tersebut ditetesi akuades sebanyak 20
tetes untuk mengurangi tingkat kejenuhan larutan tersebut. Hasilnya, endapan yang tadinya
sudah terbentuk akan menghilang secara perlahan karena sudah terurai kembali menjadi bentuk
larutannya. Pada keadaan ini, larutan memasuki fase antara tak jenuh dan jenuh.
Air + Aseton
Air + Heksana
Sukrosa + Aquades
Air + KMnO4
Aseton + KMnO4
Air + Metanol
Jawaban :
2. Like dissolve like merupakan azas umum dari kelarutan, di mana senyawa ion dan polar
larut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar.
3. Elektronegativitas yaitu terkair elektronegativitas antar atom yang berikatan. Jika nilai
elektronegativitasnya besar maka akan terjadi transfer elektron ke elektron lainnya sehingga
terbentuk senyawa ion. Akan tetapi, Jika elektronegativitas yang bergabung kecil maka akan
terjadi pemakaian pasangan elektron dan akan terbentuk senyawa kovalen.
Potensial Ionisasi yaitu jika nilai potensial atom rendah, maka atom itu akan mudah
membentuk kation (ion+). Jika nilai potensial ionisasi besar maka atom akan mudah
membentuk anion (ion-). Apabila perbedaan potensial ionisasi besar maka kemungkinan akan
membentuk senyawa ion, sedangkan jika perbedaannya sangat kecil maka akan terbentuk
senyawa kovalen.
Afinitas Elektron yaitu jika afinitas elektronnya besar maka akan membentuk senyawa ion,
sedangkan jika afinitas elektronnya kecil maka akan terbentuk senyawa kovalen lebih besar.
Sifat Logam dan Nonlogam yaitu jika unsur logam dengan nonlogam bereaksi kemungkinan
terbentuk senyawa ion dan jika keduanya nonlogam akan terbentuk senyawa kovalen.
5. Ciri larutan bersifat tak jenuh, tepat jenuh dan lewat jenuh adalah
6.Larutan lewat jenuh dapat diubah dengan menjadi larutan tak jenuh apabila ditambahkan
pelarut sehingga konsentrasi ion menjadi < Ksp. Suatu larutan akan menjadi tak jenuh aoabila
konsentrasu pelarut > konsentrasi terlarut dengan ciri tidak adanya senyawa yang mengendap.
Bahaya:
Beresiko pada pernapasan selama muntah, kerusakan paru-paru, iritasi mata yang
serius, menyebabkan mengantuk dan pusing.
Penanganan
• Setelah terhirup : segera pindahkan ke area udara segar, jika sulit bernafas berikan
oksigen.
• Kontak dengan kulit : segera tinggalkan pakain yang terkontaminasi, cuci kulit
dengan air dan sabun dalam jumlah yang banyak.
• Setelah tertelan : jangan paksakan muntah tanpa pengawasan oleh tim medis, Segera
minta pertolongan medis.
• Setelah kontak dengan mata : segera lepaskan kontak lensa, cuci mata dengan air
yang banyak sekurang-kurangnya selama 15 menit. Segera beri pertolongan medis.
2. Aquadest
Bahaya
• Mata : Tidak mengiritasi mata.
• Kulit : Tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
• Tertelan : Tidak ada bahaya yang diharapkan dalam penggunaan industri normal.
• Penghirupan : Diperkirakan tidak ada bahaya dalam penggunaan industri normal.
• Kronis : Tidak ada
Penanganan
• Mata: Tidak diperlukan perawatan khusus, karena bahan ini tidak mungkin berbahaya.
• Kulit: Tidak diperlukan perawatan khusus, karena bahan ini tidak berbahaya.
• Tertelan: Tidak diperlukan perawatan khusus, karena bahan ini diharapkan tidak
berbahaya.
• Penghirupan: Tidak diperlukan perawatan khusus karena bahan ini tidak mungkin
berbahaya jika terhirup. Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejala dan suportif.
3. Etanol (C2H5OH)
Sifat fisik dan kimia
Bentuk fisik : air
Bau : khas alcohol
Warna : tak berwarna
Titik didih : > 760C (168,80F)
4. Heksana (C6H14)
SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : seperti benzene
Penanganan
• Setelah terhirup: hirup udara segar.
• Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter.
• Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter
mata. Lepaskan lensa kontak.
• Setelah tertelan: perhatian jika korban muntah. Resiko pengeluaran! Jaga agar
aliran udara tetap bebas. Segera panggil dokter. Kerusakan paru-paru mungkin
terjadi setelah pengeluaran muntah
5. Iodin (I2)
Sifat Fisika dan Kimia:
Keadaan Fisik : Padat
Penampilan : hitam-ungu
Bau : seperti yodium
pH : Tidak tersedia.
Kepadatan Uap : 8.8 (air=1)
Tekanan Uap : 0.3 mm Hg @ 20°C
Tingkat Penguapan : Tidak tersedia.
• Mata: Menyebabkan iritasi mata yang parah. Dapat menyebabkan luka bakar pada
mata. Uap menyebabkan iritasi mata.
• Kulit: Berbahaya jika terserap melalui kulit. Dapat menyebabkan iritasi parah dan
kemungkinan luka bakar.
• Tertelan: Berbahaya jika tertelan. Dapat menyebabkan luka bakar pada saluran
pencernaan.
• Terhirup: Berbahaya jika terhirup. Menyebabkan iritasi saluran pernapasan yang
parah.
• Kronis: Paparan kronis dapat menyebabkan iodisme yang ditandai dengan sakit kepala,
air liur berlebih, sekret hidung, konjungtivitis, radang tenggorokan, bronkitis,
stomatitis, pembesaran kelenjar submaksila, dan ruam kulit.
Penanganan
• Setelah kontak dengan mata: Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak
air selama minimal 15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.
• Setelah kontak dengan kulit: Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak
air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang
Penanganan
7. Methanol (CH3OH)
Bahaya
Cairan dan uap yang sangat mudah terbakar.Beracun jika tertelan, jika kena kulit, atau
jika terhirup. Menyebabkan kerusakan pada organ. Menyebabkan kerusakan pada
organ melalui paparan yang lama atau berulang.
Penanganan
• Kontak Mata : Segera bilas dengan banyak air, juga di bawah kelopak mata,
setidaknya selama 15 menit. Perhatian medis segera diperlukan.
• Kontak Kulit : Segera cuci bersih dengan banyak air selama minimal 15 menit.
Perhatian medis segera diperlukan.
• Terhirup : Pindah ke udara segar. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Jangan
menggunakan metode mulut ke mulut jika korban menelan atau menghirup zat
tersebut; memberikan pernapasan buatan dengan bantuan masker saku yang
dilengkapi dengan katup satu arah atau perangkat medis pernapasan lainnya yang
sesuai. Perhatian medis segera diperlukan.
• Tertelan : Jangan dimuntahkan. Hubungi dokter atau Pusat Pengendalian Racun
segera.
• Catatan untuk Dokter : Rawat sesuai gejalanya