Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

PERCOBAAN 1
ALKALI TANAH

OLEH :
NAMA : NISYA ZALFA ERNITA
NIM : K1A020045
KELAS :A
ASISTEN : RINI LARASATI

LABORQATORIUM KIMIA ANORGANIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

JUDUL PERCOBAAN..........................................................................................................1

I. TUJUAN.............................................................................................................................1

II. LATAR BELAKANG.......................................................................................................1

III. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................1

IV. METODOLOGI PERCOBAAN.....................................................................................5


4.1 Alat...........................................................................................................................5
4.2 Bahan........................................................................................................................5
4.3 Prosedur Kerja.........................................................................................................5
4.4 Skema Kerja.............................................................................................................6

V. HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................7

5.1 Data Pengamatan.......................................................................................................7

5.2 Pembahasan...............................................................................................................9

VI. KESIMPULAN..............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16

LAMPIRAN.........................................................................................................................17

ii
ALKALI TANAH

I. TUJUAN

Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui sifat-sifat logam alkali tanah beserta


senyawanya.

II. LATAR BELAKANG

Logam alkali adalah kelompok unsur-unsur yang berada di golongan I A pada tabel
periodik unsur, yaitu Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), sesium
(Cs), dan Fransium (Fr). Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di
golongan II, yaitu  Berilium (Be), Magnesium (Mg), kalsium (Ca), Stronsium (Sr),
Barium (Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki sifat-sifat seperti
logam. Disebut alkali karena mempunyai sifat alkalin atau basa jika direaksikan dengan
air (Sunardi, 2010)

    Ciri khas yang paling mencolok dari logam alkali dan alkali tanah adalah
kereaktifannya yang luar biasa besar. Kebanyakan orang tidak mengenal logam
natrium, kalium dan kalsium karena logam-logam ini begitu aktif sehingga mereka tak
terdapat sebagai unsur, bila bersentuhan dengan udara atau air akan terlihat korosi. Tak
satupun dari unsur-unsur golongan IA dan IIA terdapat di alam dalam keadaan
unsurnya, semua unsur alkali terdapat dalam senyawa alam sebagai ion (positif-satu)
dan semua unsur alkali tanah terdapat sebagai (positif-dua) (Kristian, 2010).

III. TINJAUAN PUSTAKA

  Unsur-unsur pada tabel berkala disusun berdasarkan naiknya nomor atom dimulai
dari kiri atas dan disusun dalam deret baris horizontal. Susunan ini menempatkan unsur-
unsur yang serupa dalam golongan (group), atau famili (family) yang vertikal.
Misalnya, natrium (Na) dan kalium (K) dijumpai bersama dalam golongan berlabel 1
(dinamakan logam alkali). Setiap unsur didaftar dalam tabel berkala dengan
menempatkan lambangnya di tengah sebuah kotak dalam tabel. Nomor atom
ditunjukkan di atas lambang dan massa atom biasanya ditunjukkan di bawah
lambangnya.(Petrucci, 2008). Unsur- unsur  dalam sistem periodik yang
dipertimbangkan bersifat logam adalah unsur-unsur golongan s (alkali = golongan 1 dan
alkali tanah = golongan 2), sebagian golongan p (misalnya Al = golongan 13, Sn dan Pb
= golongan 14), unsur-unsur golongan d (4 – 12), dan golongan 3 (Sc, Y, Lu) dan
golongan f. Model pengelompokkan demikian ini relatif  menguntungkan  dalam hal ini

ii
sifat-sifat khas masing-masing kelompok s besifat paling reaktif ionik, kelompok p
bersifat amfoterik, kelompok d membentuk senyawa kompleks dengan berbagai warna
dan sifat magnetik dan kelompok f dengan karakteristik sifat megnetiknya (Kristian,
2010).

Unsur-unsur golongan utama merupakan unsur-unsur yang terletak pada golongan


utama atau golongan A. Golongan utama meliputi golongan IA (alkali), IIA (alkali
tanah), IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA (halogen), dan VIIA (gas mulia). Unsur-unsur dalam
setiap golongan mempunyai karakteristik tersendiri. Golongan IIA disebut juga logam
alkali tanah. Hal ini disebabkan logam-logam golongan IIA menghasilkan senyawa
basa ketika direaksikan dengan air serta banyak ditemukan dalam mineral tanah. Unsur-
unsur logam alkali tanah meliputi berilium, magnesium, kalsium, stronsium, barium,
dan radium. Unsurunsur alkali tanah ditemukan di alam dalam bentuk senyawa.
Magnesium dan kalsium terdapat dalam batuan silikat dan aluminosilikat sebagai
kationnya. Kation-kation tersebut larut dalam air dan terbawa oleh air hujan ke laut.
Dengan demikian, ion-ion kalsium dan magnesium banyak ditemukan di laut terutama
dalam cangkang karang berupa kalsium karbonat (CaCO3). Magnesium dalam air laut
bereaksi dengan endapan kalsium karbonat dari kumpulan kerang dan hewan lainnya
yang mati membentuk mineral dolomit. Berilium terdapat dalam mineral berilmutiara
dari jenis aquamarin (berwarna biru terang) dan emerald (berwarna hijau tua).
stronsium terdapat dalam mineral selesit dan stronsianat. Barium ditemukan dalam
mineral barit dan iterit. Radium dalam jumlah sedikit dijumpai pada bijih uranium
sebagai unsur radioaktif (Qurniawati, 2018).

  Logam biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan rapatan massa yang
tinggi dan tidak reaktif. Namun kenyataannya, sifat-sifat logam-logam
alkali berlawanan dengan sifat-sifat tersebut yaitu lunak, rapatan massa rendah dan
sangat reaktif. Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr)  tampak mengkilat, berwarna
keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik. Logam alkali bersifat
sangat lunak, dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom pada unsure alkali
tersebut. Litium dapat dipotong dengan pisau, tetapi kalium dapat diremas seperti
mentega lunak. Sebagian besar logam mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tetapi
logam alkali mempunyai titik leleh rendah dan semakin rendah dengan naiknya nomo
tom. Cs meleleh pada temperatur sedikit di atas temperatur kamar. Kombinasi antara
sifat konduktivitas panas yang tinggi dan titik leleh yang rendah, membuat natrium
bemanfaat untuk mentransfer panas pada reaktor nuklir. Kelunakan dan kerendahan
titik leleh logam-logam alkali dapat dikaitkan dengan lemahnya ikatan metalik dalam
unsur-unsur tersebut. Perubahan entalpi atomisasi logam-logam umumnya berharga

ii
antara 400 – 600 KJ mol-1. Ternyata terdapat hubungan antara sifat lunak dan
rendahnya titik leleh dengan rendahnya perubahan entalpi atomisasi. Logam alkali
tanah merupakan reduktor yang kuat. Hal ini ditunjukkan dengan nialai potensial
elektroda logam alkali tanah yang rendah (negatif). Logam-logam alkali tanah agak
rapuh, tetapi pada keadaan tertentu logam alkali tanah dapat ditempa dan diubah
bentuk. Logam alkali tanah merupakan konduktor yang baik karena dapat
menghantarkan listrik dengan baik (Kristian, 2010).

Ketika logam lakali tanah dipanaskan, maka dengan segera dapat terbakar di udara.
Tiap logam memiliki kofigurasi elektron sama seperti gas mulia atau golongan VIII A,
setelah di tambah 2 elektron pada lapisan kulit S paling luar. Contohnya konfigurasi
elektron pada Magnesium (Mg) yaitu : 1s22s22p63s2 atau (Ne) 3s2. Ikatan yang
dimiliki kebanyakan senyawa logam alkali tanah adalah ikatan ionik. Karena, elektron
paling luarnya telah siap untuk di lepaskan, agar mencapai kestabilan (Keenan, 1984).
Beberapa sifat umum senyawa logam alkali berkaitan dengan karakter ionik, kestabilan
anion-anion besar bermuatan rendah, hidrasi ion dan kelarutan sebagaimana diuraikan
sebagai berikut:

Karakter ionik: ion logam alkali selalu mempunyai tingkat oksidasi +1 dan sebagian
besar senyawanya berupa padatan ionik dan stabil. Senyawa-   senyawanya tidak
berwarna kecuali dengan anion yang berwarna. Misalnya  kromat (CrO3) dan
permanganat (MnO4).

Hidrasi ion: semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion tersebut terhidrasi.
Oleh karena logam-logam alkali mempunyai densitas yang jauh lebih  rendah daripada
densitas logam-logam pada umumnya, maka energi hidrasi   senyawa-senyawanya juga
sangat rendah dan energi hidrasi semakin kecil dengan jari-jari ion.

Kelarutan; sebagian besar senyawa-senyawa logam alkali larut dalam air,


walaupun kelarutannya berbeda-beda. Sebagai contoh, larutan jenuh litium klorida
(LiCl) mempunyai konsentrasi 14 mol L-1, tetapi larutan jenuh litium karbonat
(Li2CO3)  mempunyai konsentrasi hanya 0,18 mol L-1(Kristian, 2010).

        Natrium (Na) merupakan logam alkali yang berwarna putih perak, sangat reaktif
dan merupakan logam yang lunak. Natrium (Na) dapat bereaksi hebat dengan air yang
membentuk natrium hidroksida (NaOH) dan gas hidrogen. Unsur  natrium di alam
ditemukan dalam bentuk garam-garam mineral seperti natrium klorida (NaCl), ntrium
karbonat (Na2CO3) dan natrium sulfat (Na2SO4). Untuk memperoleh natrium (Na) dapat
dilakukan dengan elektrolisis lelehan NaCl. Natrium juga dapat digunakan pada alat

ii
pendingin reaktor nuklir, garam dapur (NaCl) digunakan sebagai bumbu masak dan
natrium bikarbonat (soda kue) digunakan dalam pembuatan kue (Sunardi, 2010).
Golongan alkali tanah terdiri atas Be, Mg, Ca, Sr, Bad an Ra. Berilium (Be) merupakan
anggota pertama dalam golongannya bersifat hampir semi logam dan oleh karena itu
lebih baik dibicarakan terpisah dan radium (Ra) yang merupakan anggota terakhir
bersifat radioaktif sehingga sifat-sifat kimianya belum banyak diketahui secara
mendalam. Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas
(kerapatan) relatif rendah dan semakin besar dengan naiknya nomor atom kecuali
kalsium (Ca). Ikatan metalik logam-logam alkali tanah lebih kuat daripada ikatan
metalik logam alkali sebagaimana ditunjukkan oleh harga atomisasi, titik leleh dan
kekerasan logam alkali tanah juga lebih besar daripada logam alkali. Walaupun densitas
logamnya naik dengan naiknya nomor atom seperti halnya dengan logam-logam alkali,
titik leleh dan entalpi atomisasi berubah hanya sedikit saja. Logam-logam alkali tanah
kurang reaktif dibandingkan dengan logam alkali, namun lebih reaktif daripada logam-
logam yang lain .Berbeda dengan garam-garam golongan  logam alkali yang mudah
larut dalam air, sebagai garam logam golongan alkali tanah tidak larut dalam air. Pada
umumnya garam alkali tanah yang larut adalah garam-garam nitrat dan klorida (dari
anion valensi tunggal) sedangkan yang sukar larut adalah garam-garam seperti karbonat
dan fosfat (anion valensi ganda). Beberapa anion menunjukkan kecenderungan
kelarutan yang cukup mencolok misalnya garam sulfat yang mempunyai
kecenderungan semakin sukar larut dari atas ke bawah dalam golongannya sedangkan
hidroksidanya menunjukkan hal yang sebaliknya yaitu sukar larut. Setiap logam alkali
dan alkali tanah menghasilkan warna nyala yang karakteristik jika senyawa-senyawa
alkali dan alkali tanah tersebut dibakar dalam nyala api. Warna nyala yang dihasilkan
berbeda-beda dari setiap unsur. Warna nyala api dari logam alkali yaitu merah tua
(litium), kuning (natrium), nila (kalium), merah violet (rubidium), dan biru sesium.
Sejumlah energi tertentu dari nyala api diserap oleh elektron-elektron atom logam
hingga terjadi eksitasi dan kembalinya elektron ke peringkat dasar membebaskan energi
nyala yang khas, sesuai dengan energi transisi elektronik atom logam yang
bersangkutan. Jadi, setiap atom logam alkali mengalami transisi elektronik yang unik
bagi dirinya sendiri (Kristian, 2010).

ii
IV. METODOLOGI PERCOBAAN

4.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, gelas piala,
pembakar spirtua, pipa bengkok, dan corong.
4.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kertas saring universal, logam
Ca, serbuk Mg, MgO, Mg(OH)2, Ba(OH)2, Ca(OH)2, MgCO3, CaCO3, BaCO3, MgCl2,
dan air kapur.

4.3 Prosedur Kerja

4.3.1 Langkah 1

1. Secara kualitatif dimasukkan logam Ca ke dalam dua tabung reaksi yang


berbeda.
2. Secara kualitatif dimasukkan logam Mg ke dalam dua tabung reaksi yang
berbeda.
3. Ditambahkan aquades dengan temperature ruangan ke dalam tabung 1 dan 2
berisi logam Ca dan Mg.
4. Ditambahkan aquades mendidih ke dalam tabung reaksi 3 dan 4 berisi logam Ca
dan logam Mg.
5. Diamati yang terjadi.

4.3.2 Langkah 2

1. Sebanyak 0.1 MgO dimasukkan, 0.1 MgOH2, 0.1 g CaOH2, 0.1 g BaOH2 ke
dalam empat tabung reaksi yang berbeda.
2. Ditambahkan masing-masing sebanyak 5 mL aquades, lalu homogenkan.
3. Larutan ditest menggunakan kertas pH, lalu dibandingkan hasil test pH nya.

4.3.3 Langkah 3

1. Sebanyak 2 mL Ba2+ 0.1 M, dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi yang
berbeda.

ii
2. Sebanyak 2 mL Mg2+ 0.1 M dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi
berbeda.
3. Sebanyak 2 mL Ca2+ 0.1 M dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi
berbeda.
4. Ditambahkan NaOH 0.1 N ke dalam tabung reaksi 1,2 dan 3 berisi Ba 2+, Mg2+,
Ca2+
5. Ditambahkan 2 mL SO42 ke dalam tabung reaksi 1,2 dan 3 berisi Ba 2+, Mg2+,
Ca2+
6. Ditambahkan 2 mL CO3 2- 0.1 N ke dalam tabung reaksi 1,2 dan 3 berisi Ba 2+,
Mg2+, Ca2+.
7. Dibandingkan kelarutannya

4.3.4 Langkah 4

1. Sebanyak 0.5 g MgCO3, CaCO3 dan BaCO3 ke dalam tiga tabung reaksi yang
berbeda.
2. Sebanyak 2 mL air kapur dimasukkan masing-masing ke dalam tiga tabung
reaksi yang berbeda.
3. Mulut tabung reaksi ditutup rapat dengan karet silicon dan plastik wrapink.
4. Pipa bengkok dipasangkan untuk menghubungkan kedua tabung reaksi berisi
padatan dan air kapur.
5. Letakkan kedua tabung reaksi pada statip.
6. Tabung berisi padatan dipanaskan oleh pembakar spirtus, lalu diukur kecepatan
dengan stopwatch untuk mengukur waktu permbentukan gelembung, amati yang
terjadi.
7. Diulangi langkah yang sama menggunakan padatan CaCO3 dan BaCO3, setiap
pergantian padatan air kapur diganti.

4.4 Skema Kerja

(Terlampir)

ii
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Pengamatan

Tuliskan persamaan reaksi kimia dan pengamatan untuk percobaan 1

Persamaan Reaksi Pengamatan


Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2 - Saat digunakan air dingin, endapan
ada dibawah.
- Saat digunakan air panas, endapan
ada dibawah.
Ca + 2H2O Ca(OH)2 + H2 - Saat digunakan air dingin, endapan
ada diatas.
- Saat digunakan air panas, endapan
ada dibawah.

Tuliskan persamaan reaksi dan pH larutan untuk percobaan 2:

Persamaan Reaksi pH
MgO + H2O Mg(OH)2 5

Mg(OH)2 + H2O Mg2+ + 3OH- + H+ 3

Ca(OH)2 + H2O Ca2+ + 3OH- + H+ 12

Ba(OH)2 + H2O Ba2+ +3OH- + H+ 14

ii
Kelarutan senyawa alkali tanah dalam air, sulfat, dan karbonat :

Senyawa OH- SO42- CO32-


Mg2+ Sedikit keruh Jernih Jernih
Ca2+ Keruh ada endapan Keruh tidak ada Keruh ada endapan
endapan
Ba2+ Keruh tidak ada Keruh ada endapan Keruh ada endapan
endapan

Tuliskan persamaan reaksi dan hasil pengamatan yang ditandai dengan timbulnya
gas serta kekeruhan air kapur untuk percobaan 4 :

Persamaan reaksi Timbulnya gas Kekeruhan air


kapur
MgCO3 Mg2+ + CO32- + +

CaCO3 Ca2+ + CO32- Tidak ada Tidak ada

BaCO3 Ba2+ + CO32- Tidak ada Tidak ada

5.2 Pembahasan

Unsur-unsur alkali tanah merupakan logam golongan IIA terdiri atas Be,Mg, Ca, Sr,
Ba, dan Ra yang mempunyai elektron valensi dua, cenderung melepaskan elektron
sehingga bermuatan +2. Unsur ini agak sukar larut dalam airdan tetap stabil pada

ii
temperature tinggi. Unsur alkali tanah di alam terutama dalam bentuk karbonat, sulfat,
silikat dan posfat.Sebagaimana yang telah diutarakan kation alkali tanah
mempunyairapatan muatan positif yang tinggi. Apabila bergantung dengan anion
tertentu,kation tersebut akan memberikan energi kisi dan garam-garamnya dapat
sedikitlarut atau tidak larut dalam air (misalnya: karbonat, flourida dan hidroksida)
(Petrucci, 1987).

Unsur alkali tanah memiliki reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan dalam
bentuk monoatomik , unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam murni yang
ada di udara, membentuk lapisan luar pada oksigen. Kemiripan sifat logam alkali tanah
disebabkan oleh kecenderungan melepaskan dua elektron valensi. Oleh karena itu
senyawanya mempunyai bilangan oksidasi +2, sehingga logam alkali tanah diletakkan
pada golongan II A. Alkali tanah termasuk logam yang reaktif, namun Berilium adalah
satu-satunya unsur alkali tanah yang kurang reaktif, bahkan tidak bereaksi dengan air.
Logam alkali tanah bersifat pereduksi kuat.Semakin ke bawah, sifat pereduksi ini
semakin kuat.Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan bereaksi dengan air yang semakin
meningkat dari Berilium ke Barium. Selain dengan air unsur logam alkali tanah juga
bisa bereaksi dengan Oksigen, Nitrogen, dan Halogen.

Adapun beberapa reaksi logam alkali tanah , yaitu Reaksi Logam Alkali Tanah
dengan Air, Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan Nitrogen, Reaksi Logam Alkali Tanah
Dengan Halogen. Selain beberapa reaksi logam alkali tanah tersebut, logam alkali tanah
dapat diekstraksi. Dimana Ekstraksi adalah pemisahan suatu unsur dari suatu senyawa.
Logam alkali tanah dapat di ekstraksi dari senyawanya. Untuk mengekstraksinya kita
dapat menggunakan dua cara, yaitu metode reduksi dan metode elektrolisis. Dari
Berilium ke barium, jari-jari atom semakin besar, energi ionisasi dan
keelektronegativitasnya semakin kecil, dan daya reduksinya semakin luat. Konnfigurasi
elektron valensi logam alkali tanah adalah ns2, sehingga logam lakali tanah mudah
melepaskan elektron-elektron valensinya untuk membenuk konfigurasi elektron yang
lebih stabil dalam bentuk ion-ion Y2+ (Y = logam alkalai tanah). Kristal logam alkali
tanah lebih rapat dan lebih keras dibandingkan dengan kristal logam alkali (Soeharto,
2012). Titik leleh tidak berubah secara teratur karena mempunyai struktur kristal yang
berbeda. Be dan Mg memeliki susunan heksagonal terjejal; Ca memiliki susunan
heksagonal terjejal, kubus berpusat muka; Sr memiliki susunan kubus berpusat muka;
dan Ba memiliki susunan kubus berpusat badan (Achmad, 2001).

Disebut logam karena memiliki sifat-sifat seperti logam, yakni padatan,


mengkilap, mempunyai daya hantar panas dan daya hantar listrik yang baik. Disebut

ii
alkali karena mempunyai sifat alkalin atau basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah
tanah karena oksidasinya sukar larut dalam air, tidak dipengaruhi oleh panas tinggi, dan
banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi. logam alkali tanah bersifat reaktif,
sehingga hanya ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya. Semua logam alkali
tanah merupakan logam yang tergolong reaktif, meskipun kurang rreaktif dibandingkan
dengan unsur alkali. Alkali tanah juga memiliki sifat relatif lunak, tetapi keras
dibandingkan dengan logam alkali, dan dapat menghantarkan panas dan listrik dengan
baik. Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga ionisasi yang
kecil. Dari berilium ke barium, nomor atom dan jari-jari atom semakin besar. Selain itu,
semua logam alkali tanah mempunyai kecenderungan teratur mengenai
keelektronegatifan yang semakin kecil dan daya reduksi yang semakin kecil dari
berilium ke barium. Titih leleh dan titik didih logam alkali tanah secara umum semakin
ke bawah semakin menurun, sedangkan massa jenisnya semakin ke bawah semakin
besar. Ikatan yang dimiliki kebanyakan senyawa logam alkali tanah adalah ikatan ionik.
Karena, elektron paling luarnya telah siap untuk dilepaskan agar mencapai kestabilan.
Setiap logam alkali tanah memiliki 2 elektron valensi pada subkulit s terluarnya. Untuk
mencapai konfigurasi elektron stabil atom logam alkali tanah perlu melepaskan 2
elektron valensinya membentuk ion +2 atau memiliki bilangan oksidasi 2, kecuali Be
ditemukan senyawanya dalam bentuk ion +3 (Kamalia, 2017).

Kegunaan logam alkali tanah sangat luas, mulai dari rumah tangga sampai industri
dan reaktor nuklir. Berilium digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat tetapi
ringan dan digunakan untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir. Magnesium
digunakan pada alat rumah tangga, proteksi katodik, dan dalam senyawa Mg(OH) 2
digunakan dalam pasta gigi dan sebagai pencegah maag. Kalsium digunakan untuk
membuat gips yang berfungsi membalut tulang yang patah, sebagai pengatuhr p H air
limbah, sumber basa yang harganya relatif murah, bahan pembuatan gas asetilena untuk
pengelasan. Barium digunakan sebagai pewarna pada plastik dan memberikan warna
hijau pada kembang api. Stronsium memberikan warna merah pada kembang api.
Radium digunakan sebagai sumber neutron dalam percobaan fisika dan dimanfaatkan
sebagai pengobatan kanker karena menghasilkan gas radon (Kamalia, 2017).

Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui sifat-sifat alkali tanah dan
senyawanya. Pada percobaan alkali tanah dilakukan sebanyak 4 percobaan. Percobaan
pertama dilakukan dengan dimasukkan logam Ca ke dalam 2 tabung reaksi yang
berbeda lalu dimasukkan logam Mg ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda. Aquades
dengan suhu ruang dimasukkan ke dalam 1 tabung yang berisi logam Ca dan 1 tabung
lain yang berisi logam Mg. Kemudian aquades yang mendidih dimasukkan ke dalam 1

ii
tabung reaksi lain yang berisi Ca dan 1 tabung reaksi lain yang berisi Mg. Kemudian
hasil diamati. Reaksi yang terjadi dari percobaan pertama adalah:

Mg + 2H2O  Mg(OH)2 + H2 (Kamalia, 2017).

Ca + 2H2O  Ca(OH)2 + H2 (Kamalia, 2017).

Gambar 5.2.1 Logam Al dan Mg dalam larutan

Berdasarkan pengamatan diperoleh logam Mg pada air suhu ruang tidak larut
dan ada endapan sedangkan pada air mendidih larut tetapi memiliki sedikit endapan.
Hasil ini sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa logam magnesium bereaksi
sangat lambat jika dengan air suhu ruang dan hanya dapat bereaksi dengan air panas
(Kamialia, 2017). Sedangkan berdasarkan pengamatan logam Ca pada air suhu ruang
tidak larut dan memiliki endapan, pada air mendidih larut dan memiliki sedikit endapan.
Hasil ini sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa logam Ca, Sr, Ba, dan Ra
bereaksi sangat cepat dengan air mendidih, dan tidak sesuai referensi karena pada
pemgamatan logam Ca pada suhu air ruang tidak larut yang seharusnya sesuai dengan
pernyataan bahwa logam Ca dapat bereaksi dengan air suhu ruang dan air dingin
(Kamalia, 2017).

Percobaan kedua dilakukan dengan dimasukkan 1 gram MgO, Mg(OH) 2,


Ca(OH)2, dan Ba(OH)2 ke dalam 4 tabung reaksi yang berbeda. Kemudian ditambahkan
aquades 5 mL kedalam 4 tabung reaksi, lalu dihomogenkan. Dites pH dari Larutan-
larutan tersebut kemudian dibandingkan hasilnya. Reaksi yang terjadi yaitu:

MgO + H2O  MgO (Ratulani, 2017).

Mg(OH)2 + H2O  Mg2+ +3OH- + H+ (Ratulani, 2017).

Ca(OH)2 + H2O  Ca2+ + 3OH- + H+ (Ratulani, 2017).

ii
Ba(OH)2 + H2O  Ba2+ + 3OH- + H+ (Ratulani, 2017).

Gambar 5.2.2 pH Mg(OH)2 dan MgO

Gambar 5.2.3 pH Ca(OH)2 dan Ba(OH)2

Hasil dari percobaan didapatkan pH dari MgO yaitu 5, hal ini berarti MgO
bersifat asam. Hasil pH dari Mg(OH)2 yaitu 3, hal ini berarti larutan bersifat asam
lemah. Hasil pH untuk MgO dan Mg(OH) 2 tidak sesuai dengan referensi yang
menyatakan bahwa MgO dan Mg(OH)2 termasuk ke dalam basa sehingga pH
seharusnya adalah +7 (Qurniawai, 2018). Pada Ca(OH)2 didapatkan pH yaitu 12 yang
berarti larutan bersifat basa. Hasil pH Ba(OH)2 yaitu 14. Hasil ini sesuai dengan
referensi yang menyatakan bahwa golongan alkali tanah akan membentuk larutan basa
dalam senyawa hidroksida dan sifat basanya semakin ke bawah semakin kuat (Kamalia,
2017).

Percobaan ketiga dilakukan dengan dimasukkan 2 mL Ba2+ 0,1 M ke dalam


tabung reaksi 1, 2, dan 3. Dimasukkan 2 mL Mg 2+ 0,1 M ke dalam tabung reaksi 4, 5,
dan 6. Dimasukkan 2 mL Ca2+ 0,1 M ke dalam tabung reaksi 7, 8, dan 9. Kemudian
dimasukkan 2 mL NaOH 0,1 M ke dalam tabung reaksi 1, 4, dan 7. Dimasukkan 2 mL

ii
SO42- 0,1 M ke dalam tabung reaksi 2, 5, dan 8. Dimasukkan 2 mL CO 32- 0,1 M ke
dalam tabung reaksi 3, 6, dan 9. Kemudian diamati masing-masing tabung. Fungsi
penambahan NaOH : Pemberi sifat basa pada larutan

Gambar 5.2.4 Hasil kelarutan masing-masing tabung

Hasilnya Mg2+ sedikit keruh pada OH- tetapi jernih pada SO 42- dan CO32-. Hasil
ini sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa Mg2+ dalam OH- tidak larut dan
membentuk endapan berwarna putih dan akan larut pada SO42- dengan ditandai dengan
tidak adanya endapan dan larutan jernih (Kamilia, 2017). Namun kelarutan Mg2+ dalam
CO32- berdasarkan referensi tidak sesuai seharusnya larutan ini tidak larut yang ditandai
dengan terbentuknya endapan putih (Kamilia, 2017). Hasil dari Ba 2+ keruh tidak
memiliki endapan pada larutan OH- dan keruh memiliki endapan pada larutan SO42- dan
CO32-. Hasil sesuai dengan referensi yang menyatakan Ba 2+ akan larut dalam OH-
dengan tidak memebentuk endapan dan tidak larut dalam SO 42- dan CO32- dengan
membentuk endapan putih (Kamilia, 2017). Hasil dari Ca2+ keruh memiliki endapan
pada larutan OH- dan CO32- dan keruh tidak ada endapan pada SO 42-. Berdasarkan
referensi Ca2+ akan larut dalam SO42- ditandai dengan tidak adanya endapan, sedikit
larut dalam OH- dan tidak larut dalam CO32- (Kamilia, 2017).

Percobaan keempat dilakukan dengan dimasukkan 0,5 gram MgCO3, BaCO3,


dan CaCO3 ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda. Kemudian sebanyak 2 mL air kapur
dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi lainny. Mulut tabung ditutup menggunakan karet
silikon dan plastik wrap. Pada tutup tabung dipasang pipa bengkok untuk
menghubungkan padatan dengan air kapur. Kemudian tabung reaksi diletakkan pada
statip. Tabung reaksi yang berisi padatan dipanaskan dengan menggunakan pembakar
spirtus kemudian diukur kecepatan pembentukan gelembung menggunakan stopwatch
dan tingkat kekeruhan air kapur diamati

ii
Gambar 5.2.5 Hasil pemanasan larutan

Dari percobaan ini diperoleh pada MgCO3 menghasilkan larutan berwarna


sedikit dan terdapat gelembung gas. Adapun reaksi yang terjadi:

MgCO3  MgO + CO2

Berdasarkaan referensi hasil ini sesuai karena menyatakan karbonat logam alkali
akan memberikan warna keruh dan terbentuknya gelembung gas (Suyanta, 2014)

BaCO3  BaO + CO2

Berdasarkan referensi barium karbonat akan lebih cepat menghasilkan


gelembung gas CO2 jika dibandingkan dengan kalsium karbonat. Hal ini menjadikan
gelembung gas barium karbonat akan lebih banyak dari kalsium karbonat (Kamalia,
2017).

CaCO3  CaO + CO2

Berdasarkan referensi kecepatan timbul gelembung pada CaCO3 lebih rendah


dari BaCO3 dan lebih banyak dari MgCO3. Hal ini juga menjadikan tingkat kekeruhan
lebih rendah dari BaCO3 (Kamalia, 2017). Berdasrkan referensi kelarutan atau harga
Ksp garam karbonat sangat kecil dan semakin ke bawah semakin mudah larut sehingga
rutan kelarutan dari kekeruhan kapur adalah BaCO3>CaCO3>MgCO3 (Kamalia, 2017).

ii
VI. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan


bahwa : alkali tanah merupakan logam golongan IIA yang terdiri dari Be, Mg,
Ca, Sr, Ba, dan Ra. Unsur-unsur dari alkali tanah memiliki sifat-sifat yang
berbeda. Jika ditinjau dari sifat asam dan basa, semakin ke bawah unsur alkali
tanah sifat basa akan semakin kuat. Berdasarkan praktikum ntuk tingkatan
kebasaan adalah Mg(OH)2 < MgO < CaOH)2 < Ba(OH)2. Urutan kelarutan
dalam hidroksida yaitu Ba2+, Mg2+. Dan Ca2+. Kelarutan pada sulfat yaitu
Mg2+, Ca2+, dan Ba2+. Kelarutan pada karbonat adalah Mg2+, Ca2+, Ba2+.
Tingkat kekeruhan dalam air kapur yaitu BaCO3>CaCO3>MgCO3.

DAFTAR PUSTAKA

ii
Sunardi. 2006. Unsur Kimia Deskripsi Dan Pemanfaatannya. Bandung: Yramawidya

Kristian H. Sugiarto Dan Retno D.Suyanti. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta:
Graha Ilmu

Qurniawati, Annik. 2018. Seri Pengayaan Pembelajaran Kimia: Kimia Unsur. Jakarta:
Sunda Kelapa Jakarta.

Petrucci dkk. 2008. Kimia Dasar Prinsip-prinsip Dan Aplikasi Modern. Jakarta: Erlangga

Keenan, Kleinfelter dan Wood. 1984. Kimia untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 2.
Jakarta: Erlangga

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar, Jilid 2, Cet. Ke4, terj. Suminar Achmadi, Jakarta:
Erlangga,.

Soeharto. 2012. Pengantar Kimia Anorganik. Bandung: ITB.

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur dan Radio Kimia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Kamalia, Poppy. 2017. Kimia SMA. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Ratulani, Juwita. 2017. Kimia Dasar Teori dan Latihan. Padang: Sekolah Tinggi dan Ilmu
Pendidikan PGRI Sumatera Barat.

Suyanta. 2014. Buku Ajar Kimia Unsur. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

LAMPIRAN

ii
Skema

Percobaan 1

Logam Ca dan logam Mg

- Dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi yang berbeda


- Ditambahkan aquades dengan temperature ruangan ke dalam tabung
reaksi 1 dan 2
- Ditambahkan aquades mendidih ke dalam tabung reaksi 3 dan 4
- Diamati yang terjadi

Hasil

Percobaan 2

0,1 g MgO, 0,1 g


Mg(OH) 2, 0,1 g Ca(OH)2,
-
0,1 g Ba(OH)2
- Dimasukkan ke dalam empat tabung reaksi yang berbeda
- Ditambahkan masing-masing sebanyak 5 mL aquades
- Dihomogenkan
- Ditest pH larutan menggunakan kertas pH
- Dibandingkan hasil test pH nya

Hasil

Percobaan 3

ii
2 mL Ba2+ 0,1 M, 2 mL
Mg2+ 0,1 M, 2 mL Ca2+

- Dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi yang berbeda


- Ditambahkan 2 mL NaOH 0,1 M
- Ditambahkan 2 mL SO42- 0,1 M
- Ditambahkan 2 mL CO32- 0,1 M
- Dibandingkan kelarutannya

Hasil

Percobaan 4

0,5 g MgCO3, 0,5


CaCO3, 0,5 BaCO3

- Dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi yang berbeda


- Dimasukkan 2 mL air kapur kedalam masing-masing tiga buah tabung
reaksi yang berbeda
- Ditutup rapat mulut tabung reaksi
- Dipasangkan pipa bengkok
- Diletakkan kedua tabung reaksi pada statif
- Dipanaskan tabung berisi padatan
- Diukur kecepatan
- Diamati yang terjadi
- Diulangi langkah yang sama menggunakan padatan CaCO3 dan BaCO3
- Diganti setiap pergantian padatan air kapur

Hasil

Referensi

ii
ii
ii
Lampiran soal

1. Bandingkan kereaktifan logam magnesium dengan kalsium dalam air.

Jelaskan!

Jawab: Logam kalsium lebih reaktif daripada logam Mg di dalam air karena jari-jari atom
Ca lebih besar dari Mg, sehingga Ca lebih reaktif ketika bereaksi dengan air.

2. Apa jenis reaksi dari logam alkali dengan air?

Jawab: Jenis reaksi logam alkali dengan air yaitu reaksi pembentukan basa yang eksoterm
karena melepaskan H2 ke lingkungan.

3. Bagaimana sifat asam-basa larutan hidroksida alkali tanah?

Jawab: Sifat larutan hidroksida alkali tanah dari atas ke bawah semakin kecil atau lemah
tingkat keasamannya.Sifat larutan hidroksida alkali tanah dari atas ke bawah semakin kuat
tingkat kebasaannya

4. Apakah sifat asam-basa magnesium oksida sama dengan magnesium

hidroksida?

Jawab: Tidak sama, sifat asam-basa magnesium oksida tidak samadengan magnesium
hidroksida

5. Bandingkan kelarutan senyawa hidroksida, sulfat, dan karbonat alkali

tanah!

Jawab:

 Kelarutan hidroksida: Ca2+ > Mg2+ > Ba2+


 Kelarutan sulfat: Mg2+ > Ca2+ > Ba2+
 Kelarutan karbonat: Mg2+ > Ca2+ > Ba2+
 Logam Ba2+ kelarutannya lebih rendah dalam semua senyawa.
 Logam Mg2+ larut dalam sulfat dan karbonat, larut sebagian pada hidroksida.
 Logam Ca2+ larut dalam hidroksida dan larut sebagian pada sulfat dan karbonat.

6. Tuliskan urutan kestabilan termal dari garam karbonat alkali tanah. Jelaskan!

ii
Jawab: Urutan kestabilan termal garam karbonat adalah MgCO3 > CaCO3 > BaCO3.
Semakin tinggi kelarutan suatu garam karbonat maka kesetimbangan termal juga semakin
tinggi.

7. Tuliskan urutan sifat kovalen dari garam klorida alkali tanah! J

Jawab: Kovalen adalah ikatan antara nonlogam-nonlogam dalam sistem periodik unsur.
Semakin ke kanan unsur maka sifat logam berkurang dan makin ke bawah bertambah. Jadi
urutan dari kovalen alkali tanah Be<Mg<Ca<Sr<Ba.

ii

Anda mungkin juga menyukai