Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PRAKTIKUM ELEKTROKIMIA
“KONSEP REDOKS”

NAMA : MIFTAH PATRIELA


NIM : 20036102
PRODI : KIMIA (NK)
KELOMPOK :3
ANGGOTA : 1. AYU AZIZAH
2. FADHILA KHAI RUNNISA
3. RAISYA PRATAMA PUTRI ASWATI
4. RISMADITA KHAIRANI M.
DOSEN : 1. ALIZAR, S.Pd.,M.Sc.,Ph.D.
2. Prof. Dr. RAHADIAN Z., S.Pd., M.Si.
3. TRISNA KUMALA SARI, S.Si.,M.Si.,Ph.D.
ASISTEN DOSEN : 1. MUTIARA SUCIANDICA, S.Si., M.Si.
2. SEPTIAN BUDIMAN, S.Si.
3. IQBAL GEMASIH, S.Si.

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Konsep Redoks
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui bagaimana terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi
2. Mengetahui logam yang lebih oksidatif dan reduktif.

B. Waktu dan Tempat Praktikum


1. Hari / Tanggal : Kamis / 13 April 2023
2. Waktu : 09.40 – 12.20 WIB
3. Tempat : Laboratorium Kimia Analitik FMIPA UNP

C. Teori Dasar
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron
secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya
terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi
(memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang
pada rekasi oksidasi sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-
masing reaksi (Oksidasi dan reduksi) disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab
diperlukan dua setengah reaksi ini untuk membentuk sebuah reaksi dan reaksi
keseluruhannya disebut reaksi redoks.
Ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk oksidasi, yaitu kehilangan
elektron, memperoleh oksigen dan kenaikan bilangan oksigen, Dalam pembahasan ini,
kita menggunakan definisi kehilangan elektron. Sementara definisi lainnya berguna saat
menjelaskan proses fotosintesis dan pembakaran. Oksidasi adalah reaksi dimana suatu
senyawa kimia kehilangan elektron selama perubahan dari reaktan menjadi produk.
Sebagai contoh, ketika logam Kalium bereaksi dengan gas Klorin membentuk garam
Kalium Klorida (KCl), logam Kalium kehilangan satu elektron yang kemudian akan
digunakan oleh Klorin.
Seperti halnya oksidasi, ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk
menjelaskan reduksi, yaitu memperoleh elektron, kehilangan oksigen dan penurunan
bilangan oksidasi. Reduksi sering dilihat sebagai proses memperoleh elektron. Sebagai
contoh, pada proses penyepuhan perak pada perabot rumah tangga, kation perak
direduksi menjadi logam perak dengan cara memperoleh elektron. Contoh reaksi redoks
adalah sebagai berikut :
Cu(s) + 2Ag+(aq)  Cu2+ + 2Ag(s)
Elektrolisis adalah suatu metode yang akan mengubah energi listrik menjadi
energi kimia. Pada proses elektrolisis akan terjadi proses peruraian senyawa kimia dari
larutan elektrolitnya. Dalam proses elektrolisis berlangsung reaksi reduksi dan oksidasi.
Reaksi reduksi terjadi pada katoda (elektroda negatif) sedangkan reaksi oksidasi terjadi
pada anoda (elektroda positif). Proses elektrolisis akan menggunakan arus listrik
langsung untuk memisahkan air menjadi hidrogen pada elektroda negatif dan oksigen
pada elektroda positif. Gas Hidrogen yang dihasilkan dari proses elektrolisis selanjutnya
akan ditampung dan akan difilter hingga mencapai taraf konsentrasi kemurnian yang
maksimal. Seberapa besar nilai persentase kemurnian hidrogen selanjutnya akan di
dideteksi oleh sensor hidrogen (Sihotang et al., 2022).

D. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Gelas kimia 10 ml
2. Batang pengaduk

b. Bahan
1. Kawat tembaga (Cu) 10 cm
2. Lempengan seng (Zn) 2 x 5 cm
3. Larutan AgNO3 1M
4. Larutan CuSO4 0.1M

E. Prosedur Kerja
Cara Kerja Pengamatan Reaksi
Cara Kerja 1 a. Warna larutan sebelum Cu(s) + 2Ag+(aq) → Cu2+ (aq) +
Bentuk kawat tembaga bereaksi : larutan 2Ag(s)
menjadi spiral (5 cm) bening Oks : Cu(s)  Cu2+(aq) + 2e
b. Warna Larutan setelah Red : 2Ag+(aq) + 2e  2Ag(s)
5 ml larutan AgNO3 1M 10 menit : larutan
bening
Dalam gelas kimia 10 c. Warna larutan setelah
ml 20 menit : larutan
bening
Masukkan Cu spiral ke d. Keadaan kawat
AgNO3 1M tembaga (Coklat
keemasan) setelah 20
Amati menit : kawat tembaga
menjadi hitam dan
terdapat endapan hitam
yang menempel
Cara Kerja 2 a. Warna larutan sebelum Zn(s) + 2Cu2+(aq) → Zn2+(aq)
5 ml Larutan CuSO4 0,1 bereaksi : larutan biru + Cu(s)
M b. Warna Larutan setelah Oks : Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e
10 menit : larutan biru Red : Cu2+(aq) + 2e  Cu(s)
Dalam gelas kimia 10 c. Warna larutan setelah
ml 20 menit : larutan biru
kehijauan + sedikit
Masukan lempengan Zn endapan hitam
ke CuSO4 0,1 M d. Keadaan lempengan Zn
(perak) setelah 20
Amati menit : berwarna hitam
dan terdapat endapan
hitam yang menempel

F. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu Konsep Redoks yang bertujuan
untuk mengetahui bagaimana terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi dan mengetahui
logam yang lebih oksidatif dan reduktif. Pada reaksi redoks ini, elektron yang hilang
pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang diperolah pada reaksi reduksi. Pada
praktikum ini dilakukan dua percobaan untuk melihat reaksi redoks yang terjadi yaitu
reaksi antara kawat tembaga dengan larutan AgNO3 1 M dan reaksi lempangan Zn
dengan larutan CuSO4 1 M.
Pada reaksi redoks berkaitan dengan elektrolisis dimana terjadinya reaksi oksidasi
dan reduksi pada suatu reaksi. Pada percobaan pertama dilakukan reaksi antara kawat
tembaga dengan larutan AgNO3 1 M dimana pada saat direaksikan dapat diamati bahwa
larutan AgNO3 1 M tetap tak berwarna dan terbentuk lapisan hitam yang menempel
pada kawat tembaga.
Reaksi yang terjadi :
Oksidasi : Cu(s)  Cu2+(aq) + 2e
Reduksi : 2Ag+(aq) + 2e  2Ag(s)

Hasil Reaksi : Cu(s) + 2Ag+(aq)  Cu2+(aq) + 2Ag(s)


Berdasarkan reaksi di atas dapat dilihat bahwa terjadi reaksi oksidasi logam Cu menjadi
Cu2+ karena terjadinya peningkatan biloks dan pelepasan elektron. Reaksi oksidasi ini
menyebabkan terjadinya perubahan warna pada larutan dari tak berwarna menjadi biru
tetapi pada percobaan yang dilakukan tidak terjadi perubahan warna. Hal ini terjadi
dikarenakan reaksi oksidasi yang terjadi pada logam Cu tidak sempurna sehingga kadar
Cu sedikit untuk teroksidasi yang dapat mengubah larutan menjadi biru karena
terbentuknya ion Cu2+ sehingga pada reaksi oksidasi ini logam Cu bertindak sebagai
reduktor. Pada ion 2Ag+ terjadi reaksi reduksi atau penurunan biloks/ menerima elektron
dimana ion 2Ag+ menjadi logam Ag yang ditandai terdapat lapisan hitam yang
menempel pada kawat tembaga setelah reaksi terjadi. Pada reaksi reduksi ini ion 2Ag +
bertindak sebagai oksidator.

Pada percobaan kedua dilakukan reaksi lempangan Zn dengan larutan CuSO4 1 M.


Pada saat praktikum setelah direaksikan dapat diamanti bahwa larutan CuSO 4 1 M dari
berwarna biru menjadi biru kehijauan dan terbentuk endapan/lapisan hitam yang
menempel pada lempengan Zn.

Reaksi yang terjadi :

Oksidasi : Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e

Reduksi : Cu2+(aq) + 2e  Cu(s)

Hasil Reaksi : Zn(s) + Cu2+(aq)  Zn2+(aq) + Cu(s)


Berdasarkan reaksi di atas dapat dilihat bahwa reaksi oksidasi terjadi pada lempengan
Zn menjadi Zn2+ sehingga terjadi peningkatan biloks dan pelepasan elektron. Hal ini
yang menyebabkan terjadinya perubahan warna pada larutan dari biru menjadi biru
kehijauan. Pada ion Cu2+ terjadi reaksi reduksi karena penurunan biloks dari 2+ menjadi
0 disertai adanya penangkapan elektron. Hal ini menyebabkan ion Cu 2+ menjadi logam
Cu yang menempel pada lempengan Zn dalam bentuk CuO yang berwarna hitam.

G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Reaksi oksidasi terjadi pada suatu reaksi dengan terjadinya peningkatan biloks dan
pelepasan elektron sedangkan reaksi reduksi terjadinya penurunan biloks dan
penangkapan elektron pada reaksi.
b. Berdasarkan reaksi pada kedua percobaan ini dapat dilihat bahwa pada percobaan
pertama logam Cu bersifat oksidatif dan logam Ag bersifat reduktif dan pada
percobaan kedua lempengan Zn juga menunjukkan sifat oksidatif dan logam Cu
bersifat reduktif.

H. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan kenapa terjadi perubahan warna pada larutan untuk masing-masing
praktikum ?
Jawab:
a. Pada percobaan pertama terjadinya perubahan warna pada larutan disebabkan
terjadinya reaksi oksidasi logam Cu menjadi Cu2+ sehingga menyebabkan
terjadinya reaksi pelepasan elektron, terjadi perubahan warna dari larutan tak
berwarna menjadi coklat kemerahan.
Reaksi yang terjadi :
Oksidasi : Cu(s)  Cu2+(aq) + 2e

b. Pada percobaan kedua terjadi perubahan warna larutan dari biru menjadi biru
kehijauan. Hal ini dikarenakan terjadinya reaksi oksidasi logam Zn menjadi Zn 2+
sehingga terjadinya pelepasan elektron dan perubahan warna pada larutan.
Reaksi yang terjadi :

Oksidasi : Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e

2. Kenapa terjadi pelapisan pada logam dan logam apa yang melapisi serta yang
dilapisi pada masing-masing percobaan?
Jawab :
a. Pada percobaan pertama terjadi pelapisan logam Cu dikarenakan terjadinya
reaksi reduksi ion 2Ag+ menjadi logam Ag yang menempel pada logam Cu.
Logam Cu setelah dilapisi logam Ag berwarna hitam.
Reaksi yang terjadi :
Reduksi : 2Ag+(aq) + 2e  2Ag(s)
b. Pada percobaan kedua terjadi pelapisan plat Zn dikarenakan terjadinya reaksi
reduksi ion Cu2+ menjadi logam Cu yang menempel pada plat Zn. Plat Zn setelah
dilapisi logam Cu berwarna hitam.
Reaksi yang terjadi :
Reduksi : Cu2+(aq) + 2e  Cu(s)
Daftar Pustaka
Tim Elektrokimia. 2023. Penuntun Praktikum Elektrokimia. Padang: UNP.

Lampiran

Masukkan Masukkan kawat


Amati Amati
lempengan Zn tembaga ke
ke larutan CuSO4 larutan AgNO3
0.1M 1M

Anda mungkin juga menyukai