Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENGAMATAN SEL

VOLTA

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata


Pelajaran Kimia

Oleh:

Amelida Chandra D (05)


Cherryl Aurelia Lili S (12)
Dedi Irawan (14)
Mareta Sukma (20)
Nadio Putra P (26)
Sarah Wika Meidinda (31)

XII MIPA 1

Jurusan Matematika dan Ilmu


Alam

SMA Negeri 2 Bondowoso


2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi reduksi adalah reaksi yang menerima elektron dan ditandai dengan
penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang
melepaskan elektron dan ditandai dengan peningkatan bilangan oksidasi. Kedua
reaksi ini berlangsung secara bersamaan, sehingga penyebutannya sering
dirangkaikan menjadi reaksi reduksi-oksidasi atau disingkat redoks.
Daya desak logam berkaitan erat dengan deret volta. Suatu logam bisa
mendesak logam-logam lain yang berada di sebelah kanannya.Berikut urutan unsur
dalam deret Volta:Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu
Hg Ag Pt Au.
Teori pendesakan logam sangat bermanfaat dalam perlindungan logam besi
dengan logam magnesium. Logam magnesium seperti dikorbankan agar logam besi
tidak mengalami oksidasi lebih lanjut. Pelapisan logam dengan cara pendesakan
logam juga terkadang digunakan karena penggunaanya yang mudah dan murah.
Berdasarkan pernyataan tersebut kami ingin melakukan penelitian terhadap
beberapa logam Cu, logam Zn, dan logam Mg dengan ion CuSO4, ion FeCL3, ion
NaCl, dan ion Pb(CH3COO)2 untuk mengamati reaksi yang berlansung jika tiap
logam dimasukkan ke dalam larutan ion yang berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana daya desak berbagai logam terhadap berbagai ion logam.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penilitian ini adalah untuk menyelidiki daya
desak berbagai logam terhadap berbagai ion logam.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai media pembelajaran mengenai daya
desak tiap logam terhadap suatu larutan ion.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Daya Desak Logam


Reaksi reduksi adalah reaksi yang menerima elektron dan ditandai dengan
penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang
melepaskan elektron dan ditandai dengan peningkatan bilangan oksidasi. Kedua
reaksi ini berlangsung secara bersamaan, sehingga penyebutannya sering
dirangkaikan menjadi reaksi reduksi-oksidasi atau disingkat redoks.
Daya desak logam atau sering disebut kereaktifan logam adalah kemampuan
suatu logam untuk bereaksi melepaskan elektron, dan mengalami reaksi
oksidasi.Pada sel elektrokimia, reaksi redoks bisa terjadi jika logam yang
dicelupkan mendesak ion logam yang ada dalam larutan. Misalnya, logam
magnesium yang dimasukkan ke dalam larutan yang mengandung ion Zn2+ akan
terjadi reaksi.
Mg (s) + Zn (aq)2+ ⟶Mg (aq)2+ +Zn (s)
Logam magnesium lebih reaktif daripada zink, sehingga magnesium mendesak
ion Zn2+ dari larutannya. Logam magnesium mereduksi ion Zn2+ dan ion Zn2+
mengoksidasi logam magnesium. Dari reaksi tersebut dapat dinyatakan pula bahwa
magnesium mempunyai daya reduksi yang lebih kuat daripada zink, dan zink
mempunyai daya oksidasi yang lebih kuat daripada magnesium.
Daya desak logam berkaitan erat dengan deret volta. Suatu logam bisa
mendesak logam-logam lain yang berada di sebelah kanannya.Berikut urutan unsur
dalam deret Volta:Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu
Hg Ag Pt Au.

2.2 Sel Volta


Sel volta merupakan sel elektrokimia yang dapat mengubah energi kimia
menjadi energi listrik. Munculnya energi ini berasal dari pergerakan elektron
karena reaksi redoks spontan, yakni oksidasi reduksi.
Selain sel Volta, sel ini juga dinamakan sel Galvani. Penyebutan tersebut
berdasar pada dua orang pencetus dan pengembangnya, yakni Luigi Galvani (1737-
1798) dan Alessandro Volta (1745-1827).
Galvani merupakan ahli fisiologi Italia dengan idenya membuktikan sifat listrik
pada tulang hewan melalui percobaan pada tulang katak. Ide Galvani tersebut
direspons oleh Volta, seorang ahli fisiologi Italia, yang menyatakan listrik ada
karena kontak logam yang gak sama.
Sebagai ilustrasi, sel volta terdiri atas dua setengah sel yang terhubung dengan
jembatan garam. Adapun setengah sel yang ada terdiri dari elektroda (logam) dan
elektrolitnya.
Jembatan garam yang ada bukan tanpa tujuan. Adanya penghubung ini
digunakan untuk menyeimbangkan muatan antar sel yang terbuat dari pipa berisi
gel elektrolit.
Selain itu, ada pengukur voltase yang digambarkan dengan garis hitam.
Komponen ini berfungsi guna menentukan besar dari potensi energi.
Pada anode, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang larut.
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Pada katode, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam Cu.
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
Hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reaksi,
sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani
adalah:
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penilitian


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia SMAN 2 Bondowoso pada
hari Kamis, 22 September 2022.
3.2 Alat dan Bahan
 Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Kertas amplas
4. Gunting
 Bahan
1. Lempeng Cu, Zn, dan pita Mg ukuran 5x0.5 cm setiap 4 potong
2. Larutan CuSO4 0,1 M
3. Larutan NaCl 0.1 M
4. Larutan Pb(CH3COO)2 0,1 M
5. Larutan FeCl3 0,1 M
3.3 Langkah Kerja
1. Sediakan 4 potong logam Cu, kemudian bersihkan permukaannya dengan
amplas hingga bersih
2. Siapkan 4 tabung reaksi kemudian masing-masing diisi dengan larutan
CuSO4, NaCl, Pb(CH3COO)2, dan FeCl3 dengan konsentrasi masing-
masing 0,1 M sebanyak 3 ml.
3. Masukkan 1 potong logam Cu ke dalam masing-masing tabung pada nomor
dua. Amati yang terjadi dan catat hasilnya.
4. Ulangi jalan eksperimen nomor 1-3 diatas untuk logam Zn dan Mg sebagai
pengganti logam Cu. Amati yang terjadi dan catat hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
No. Tembaga (Cu) Seng (Zn) Magnesium (Mg)

1. CuSO4 Tidak bereaksi Bereaksi (hancur) Bereaksi (hancur)

2. FeCl3 Tidak bereaksi Bereaksi Bereaksi


(bergelembung) (bergelembung)
3. NaCl Tidak bereaksi Tidak bereaksi Tidak bereaksi

4. Pb(CH3COO)2 Tidak bereaksi Bereaksi Bereaksi


(bergelembung) (bergelembung)

4.2 Pembahasan dan Analisa Data


Dalam percobaan diatas, larutan CuSO4, FeCl3, NaCl, dan Pb(CH3COO)2
tidak bereaksi ketika ditambahkan lempengan Cu, namun CuSO4, FeCl3, dan
Pb(CH3COO)2 bereaksi ketika ditambahkan lempengan Zn ataupun Mg. Hal ini
menunjukkan bahwa logam Cu mempunyai potensial reduksi yang lemah
dibandingkan dengan logam Pb, Fe, Zn, Mg, dan Na, sehingga sukar mendesak ion
logam lain dari larutannya. Sedangkan logam Na dan Mg dengan daya reduksi
paling kuat, sehingga logam Mg mampu mendesak ion logam lain dan Na sukar
didesak oleh logam lain.

1. Zn dalam Larutan CuSO4


a. Fungsi
Cu berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Zn berfungsi
sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi.

b. Reaksi sel
Katoda : 2e– + Cu2+ –> Cu
Anoda : Zn –> Zn2+ + 2e–
Reaksi sel : Cu2+ + Zn –> Cu + Zn2+

c. Diagram sel
Zn|Zn2+||Cu2+|Cu
2. Mg dalam Larutan CuSO4
a. Fungsi
Cu berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Mg berfungsi
sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi.

b. Reaksi sel
Katoda : 2e– + Cu2+ –> Cu
Anoda : Mg –> Mg2+ + 2e–
Reaksi sel : Cu2+ + Mg –> Cu + Mg2+

c. Diagram sel
Mg|Mg2+||Cu2+|Cu

3. Zn dalam Larutan FeCl3


a. Fungsi
Fe berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Zn berfungsi
sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi.

b. Reaksi sel
Katoda : 3e– + Fe3+ –> Fe
Anoda : Zn –> Zn2+ + 2e–
Reaksi sel : Fe3+ + Zn –> Fe + Zn2+

c. Diagram sel
Zn|Zn2+||Fe3+|Fe
4. Mg dalam Larutan FeCl3
a. Fungsi
Fe berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Mg berfungsi
sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi.

b. Reaksi sel
Katoda : 3e– + Fe3+ –> Fe |x2|
Anoda : Mg –> Mg2+ + 2e– |x3|
Katoda : 6e– + 2Fe3+ –> 2Fe
Anoda : 3Mg –> 3Mg2+ + 6e–
Reaksi sel : 2Fe3+ + 3Mg –> 2Fe + 3Mg2+

c. Diagram sel
3Mg|3Mg2+||2Fe3+|2Fe

5. Zn dalam Larutan Pb(CH3COO)2


a. Fungsi
Pb berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Zn berfungsi
sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi.

b. Reaksi sel
Katoda : 2e– + Pb2+ –> Pb
Anoda : Zn –> Zn2+ + 2e–
Reaksi sel : Pb2+ + Zn –> Pb + Zn2+

c. Diagram sel
Zn|Zn2+||Pb2+|Pb
6. Mg dalam Larutan Pb(CH3COO)2
a. Fungsi
Pb berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Mg berfungsi
sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi.

b. Reaksi sel
Katoda : 2e– + Pb2+ –> Pb
Anoda : Mg –> Mg2+ + 2e–
Reaksi sel : Pb2+ + Mg –> Pb + Mg2+

c. Diagram sel
Mg|Mg2+||Pb2+|Pb

Deret Volta berdasarkan hasil percobaan


Na, Mg, Zn, Fe, Pb, Cu
<-- (oks/reduktor) (red/oksidator) -->
Ini menunjukkan bahwa semakin ke kiri unsur tersebut semakin reaktif yang
artinya semakin mudah melepaskan elektron (semakin mudah melakukan oksidasi),
sehingga sifat reduktornya semakin kuat. Sedangkan semakin ke kanan unsur
tersebut semakin kurang reaktif (semakin sukar melepas elektron), sehingga sifat
oksidatornya semakin kuat.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Reaksi redoks adalah suatu reaksi yang terdiri atas reaksi reduksi dan oksidasi.
Reaksi reduksi adalah reaksi pengikatan elektron yang ditandai pengurangan
biloks. Reaksi oksidasi adalah reaksi pembebasan atau pelepasan elektron yang
ditandai dengan penambahan biloks. Logam yang mempunyai potensial negatif
mudah mengalami oksidasi dan logam yang memiliki potensial positif akan mudah
tereduks. Daya desak logam dapat diamati dengan cara memasukkan logam
kedalam gelas reaksi yang berisi larutan penguji. Logam yang teroksidasi dapat
mendesak ion logam larutannya, namun ada juga logam yang tidak bisa mendesak
ion logam larutannya. Hal ini dipengaruhi oleh deret volta dimana logam yang
berada paling kiri atom H lebih mudah mengalami oksidasi, sedangkan logam yang
berada paling kanan berlaku sebaliknya.
5.2 Saran
Jika ingin mendapat hasil yang lebih jelas kami menyarankan untuk
menggunakan alat dan bahan yang benar-benar bersih. Sebagaimana contoh amplas
logam yang akan diuji harus benar-benar bersih.
BAB VI
LAMPIRAN

6.1 Laporan Sementara


6.2 Tugas dan Pertanyaan
1. Jelaskan bagaimana cara menentukan terjadi atau tidaknya proses pendesakan ion logam
berdasarkan eksperimen!
Jawaban: pada praktikum ini, untuk menentukan terjadi atau tidaknya pendesakan pada ion
logam dapat dilihat dari perubahan warna dan berkarat atau tidaknya logam di dalam
larutan serta terjadi reaksi endapan pada logam, sebaliknya jika tidak ada perubahan
warna, tidak berkarat dan tidak terjadi reaksi endapan pada logam maka tidak terjadi pula
proses pendesakan pada ion logam.

2. Berdasarkan hasil eksperimen, urutkan kekuatan daya reduksi (pereduksi/reduktor)


logam!
Jawaban: Na, Mg, Zn, Fe, Pb, Cu
<-- (oks/reduktor) (red/oksidator) -->

3. Bandingkan hasil eksperimen yang Anda lakukan dengan data yang terdapat pada buku
atau literatur!
Jawaban:
Hasil eksperimen = Na, Mg, Zn, Fe, Pb, Cu
Data yang terdapat pada buku = Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H
Cu Hg Ag Pt Au (Deret Volta)
{Jika dibandingkan dengan deret volta, urutannya sama}

4. Reaksi apakah yang terjadi dalam logam dan ion logam saat proses pendesakan oleh
logam? Tuliskan pula persamaan reaksinya!
Jawaban:
1. CuSO4 + Zn  ZnSO4 + Cu
2. CuSO4 + Mg  MgSO4 + Cu
3. FeCl3 + Zn  ZnCl3 + Fe
4. FeCl3 + Mg  MgCl3 + Fe
5. Pb(CH3COO)2 + Zn  Zn(CH3COO)2 + Pb
6. Pb(CH3COO)2 + Mg  Mg(CH3COO)2 + Pb
6.3 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai