Anda di halaman 1dari 27

Reaksi Oksidasi dan Elekrokimia

Nama: Henry Riadi


Kelas: XII IPA 4
A. Konsep Oksidasi-Reduksi
1. Konsep Oksidasi-Reduksi

Oksidasi adalah peristiwa penggabungan oksigen pada persamaan reaksi


berikut :

2Fe + O2 2FeO
2Cu + O2 2CuO

Reduksi adalah proses pengambilan atau pengeluaran oksigen dari suatu zat.

CuO + H2 Cu + H2O
2FeO +C 2Fe + CO2
2. Pelepasan dan Penangkapan Elektron

Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron.


Contoh:

Na Na+ + e
Fe2+ Fe3+ + e

Reduksi adalah reaksi penerimaan atau


penangkapan elektron.

Contoh reaksi reduksi:

K+ + e K
Cu2+ + 2e Cu
3. Oksidasi-Reduksi Berdasarkan Bilangan Oksidasi

Oksidasi = Penambahan (naiknya) bilangan oksidasi


Reduksi = Pengurangan (turunnya) bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi : bilangan yang menunjukkan
kemampuan atom dalam mengikat atau melepas elektron

Contoh :

Fe2O3(s) + 3CO(g)→ 2Fe(s) + 3CO2(g)


+3 +2 0 +4

Reduksi oksidasi
Contoh soal
Tentukan reduktor dan oksidator pada reaksi berikut!
MnO2 + 4HCl → MnCl2 + H20 + Cl2
Jawab:
MnO2 + 4HCl → MnCl2 + H2O + Cl2
+4 -2 +1 -1 +2 -1 +1 -2 0

Reduksi oksidasi

Reduktor = HCl hasil reduksi = MnCl2


Oksidator = MnO2 hasil oksidasi = Cl2
B. Penentuan Bilangan Oksidasi (biloks)
Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki
suatu atom jika elektron diberikan kepada atom lain yang
keelektronegatifannya lebih besar.
Untuk menentukan bilangan oksidasi berbagai atom unsur
dalam senyawanya disusun aturan sebagai berikut :
1. Unsur bebas seperti Cu,Fe, Ag,Na
mempunyai biloks = 0
2. Molekul bebas seperti H2,N2,O2,Cl2 mempunyai biloks = 0
3. Senyawa seperti NaCl, CuO, KOH mempunyai biloks = 0
4. Ion tunggal mempunyai biloks sesuai muatannya seperti
Cu+2 = +2, Cl- = -1, S-2 = -2, Ca+2 = 2,Na+ = +1
5. Ion poliatomik mempunyai biloks sesuai muatannya,
SO4-2 = -2, NH4+ = +1
6. Gol I A = +1 yaitu Li, Na,K, Rb,Cs,Fr dalam senyawa
,misalnya K dalam K2O = +1
Gol II A = +2 yaitu Be, Mg, Ca, Sr,Ba,Ra dalam
senyawa, misalnya Ca dalam CaO = +2
Gol IIIA = +3 misalnya Al dalam Al2O3
Gol VIIA = -1 yaitu F, Cl,Br, I, misalnya Br pada NaBr.
7. Biloks Hidrogen (H) pada umumnya +1 misalnya H
dalam HCl,H2O,NH3.Kecuali H = -1 pada NaH, BaH2
8. Biloks Oksigen (O) umumya -2 misalya O dalam CO2
dan H2O . Kecuali O = -1 dalam H2O2 dan O = + 2
dalam OF2
C. Tata Nama Senyawa Redoks
Tata nama berdasarkan IUPAC

1. Senyawa Ion Biner (Logam goi IA dan IIA + nonlogam + ida)


KCl = Kalium klorida
Na2O = Natrium oksida
MgBr2 = Magnesium bromida

2. Senyawa Ion Biner


( Logam+ bilangan oksidasi logam+ nonlogam + ida)
FeO = Besi (II) oksida / Fero klorida
FeCl3 = Besi (III) klorida / Feri klorida
CuCl = Tembaga (I) klorida
CuO = Tembaga (II) oksida
3. Senyawa Kovalen

( jumlah atom + nonlogam + jumlah atom + nonlogam)

N2O5 = dinitrogen pentaoksida / nitrogen (v) oksida

NO = nitrogen monoksida / nitrogen (II) oksida

SO2 = sulfur dioksida / belerang (IV) oksida

Cl2O3 = dikloro trioksida / klor (III) oksida


D. Aplikasi Redoks

1. Reaksi Redoks pada Pengolahan Logam

Pada pemekatan biji logam dari batu


karangbaik secara fisika maupun kimia
kemudian di pekatkan menjadi bijih
Pekat . Bijih pekat tersebut direduksi dengan
zat pereduksi yang paling tepat.
3C(S) + 4Al3+(l) + 6O-2(l) → 4Al (l) + 3CO2
2. Reaksi Redoks pada penyambungan Besi

Rel-rel dilas dengan proses termit . Campuran


aluminium dan besi oksida disulut untuk untuk reaksi
redoks dan
Panas yang dihasilkan dapat melumerkan permukaan
rel.
Reaksi : 2Al(s) + Fe2O3(S) → 2Fe(s) + Al2O3(S)

3. Reaksi Redoks pada Sel Aki

Pb(s) + PbO2(aq) + 2HSO4-2(aq) +2H+(aq) → 2PbSO4(S) + 2H2O(l)


4.Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche)

Zn (s) + 2NH4+(aq) + 2MnO2(S) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)

5. Reaksi Redoks Pada Pengolahan Air Limbah

a. Penerapan Konsep Elektrolit


Limbah yang mengandung logam berat
(Hg+2, Pb+2, Cd+2, dan Ca 2+) direaksikan dengan
elektrolit yang mengandung anion (SO4-2) yang
dapat mengendapkan ion logam
sehingga air limbah bebas dari air limbah
Pb+2(aq )+ SO4-2 (aq) → PbSO4(S)
b. Pengolahan Limbah dengan Lumpur Aktif

Lumpur aktif mengandung bakteri-bakteri aerob yang


berfungsi sebagai oksidator bahan organik tanpa
menggunakan oksigen terlarut dalam air sehingga
harga BOD dapat dikurangi. Zat-zat organik dioksidasi
menjadi CO2,H2O, NH4+ dan sel biomassa baru. Proses
lumpur aktif berlangsung di tangki aerasi. Dikolam
tersebut berlangsung proses oksidasi limbah organik
(karbohidrat, protein, minyak). Hasil oksidasi senyawa-
senyawa organic adalah CO2, H2O,sulfat, nitrat, dan
fosfat. Oksigen yang diperoleh untuk olsidasi diperoleh
dari proses fotosintesa alga yang hidup ditangki aerasi
Elektrokimia
1. Jenis Sel Elektrokimia
SEL GALVANIK (sel volta)

Sel galvani (sel volta) merupakan sel


elektrokimia yang dapat menghasilkan
energi listrik yang disebabkan oleh
terjadinya reaksi redoks yang spontan.

SEL DANIELL dan Jembatan Garam

Ketika sel Daniell digunakan sebagai sumber


listrik terjadi perubahan dari Zn menjadi Zn2+
yang larut
Zn(s) ® Zn2+(aq) + 2e- (reaksi oksidasi)
Cu2+(aq) + 2e- ® Cu(s) (reaksi reduksi)
Dalam hal ini, massa Zn mengalami
pengurangan, sedangkan elektroda Cu
bertambah massanya, karena terjadi
pengendapan Cu dari Cu2+ dalam larutan.
Penentuan Kutub Positif dan Negatif( Sel Daniell )

• Ketika sel Daniell dihubungkan dengan golvanometer, terjadi arus


elektron dari tembaga ke seng.Oleh karena itu logam seng bertindak
sebagai kutub negatif dan logam tembaga sebagai kutub positif.
Bersamaan dengan itu pada larutan dalam sel tersebut terjadi arus
positif dari kiri ke kanan sebagai akibat dari mengalirnya sebagian ion
Zn2+ (karena dalam larutan sebelah kiri terjadi kelebihan ion Zn2+
dibandingkan dengan ion SO42-yang ada).

• Reaksi total yang terjadi pada sel Daniell adalah :


Zn(s) + Cu2+(aq) ® Zn2+(aq) + Cu(s)

• Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks spontan


ATURAN SEL GALVANIK

• Penulisan Notasi
Zn l Zn2+ ll Cu2+ l Cu
Zn l Zn2+ Cu2+ l Cu
– Garis tunggal menyatakan perbedaan fasa
– Garis ganda menyatakan perbedaan elektroda
– Garis putus – putus menyatakan adanya jembatan
garam pada sel elektrokimia. Jembatan garam
diperlukan bila larutan pada anoda & katoda dapat
saling bereaksi
2. Jenis sel elektrokimia (2)
SEL ELEKTROLISIS

• Sel elektrokimia yang menghasilkan redoks dari energi


listrik .
– Katode (-)
– Anode (+)
Reaksi - reaksi Sel Elektreolisis

• Reaksi Pada Katode


 Ion positif akan mengalami reduksi, kecuali kation (+) yang berasal dari logam
IA,IIA, dan Mn dalam larutan air tidak mengalami reduksi, yang mengalami
reduksi adalah H2O, Reaksinya:
 2H20 + 2e  H2 + 2OH-
 Ion logam IA,IIA.Al, dan Mn berbentuk lelehan (leburan) akan mengalami reduksi
• Reaksi Pada Anode
 Ion negatif akan mengalami oksidasi jika elektrodanya nonaktif (Pt dan C). Ion
negatif yang mengandung O (SO42-,MnO4-,NO3-,dll) tidak mengalami oksidasi, yang
mengalami oksidasi adalah H2O
 Reaksi : 2H2O  4H+ + O2 + 4e
 Jika elektrode anode merupakan logam aktif (selain Pt dan C) yang mengalami
Oksidasi adalah elektrode tersebut.
Contoh soal
Elektrolisis larutan KI dengan elektrode C

Jawab:
KI K+ + I- X2

reduksi (K) oksidasi (A)

2KI 2K+ + 2I-


K = 2H2O + 2e H2 + 2OH-
A = 2I- I2 + 2e
+
2KI + 2H2O 2K+ + 2OH- + H2 + I2
2KI + 2H2O 2KOH + H2 + I2
3. ELEKTRODA

Elektroda dalam sel elektrokimia dapat disebut sebagai anoda atau katoda.

• Anoda merupakan elektroda di mana elektron datang dari sel elektrokimia


sehingga oksidasi terjadi

• Katoda merupakan elektroda di mana elektron memasuki sel elektrokimia


sehingga reduksi terjadi.

Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari
tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia tersebut. Elektroda bipolar
adalah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan
katoda bagi sel elektrokimia lainnya.
Jenis –jenis Elektroda

A. Elektroda Inert

elektroda yang tidak ikut bereaksi dalam reaksi kimia


yang terjadi.
Contoh elektroda inert: platina

Sebuah sel dari sistem Fe3+ + e Fe2+


B. Elektroda-elektroda Acuan Laboratorium

1. Elektroda Kalomel
raksa (Hg) ada dalam keadaan kontak dengan raksa (I)
klorida, Hg2Cl2 (kalomel), dicelupkan ke dalam larutan KCl
0,1 m atau KCl jenuh.
Jika diset dengan elektroda hidrogen standar.
• Pt, H2 (1 bar)| H+ || Cl- | Hg2Cl2(s)|Hg
• Reaksi elektroda :
reaksi di katoda : ½ H2 H+ + e-
reaksi di anoda : ½ Hg2 Cl2 + e Hg + Cl-
Reaksi keseluruhan :
½ H2 + ½ Hg2Cl2 (s) H+ + Cl- + Hg
• Emf pada keadaan standar 0,337 Volt (Eo = 0,337 V)
• Jika digunakan KCl jenuh pada 250C memberikan E = 0,2412
V.
2. Elektroda Perak-Perak Klorida

Logam perak kontak dan padatan perak klorida merupakan garam yang sangat sukar larut.
Keseluruhannya dicelupkan ke dalam larutan kalium klorida (KCl) yang mana konsentrasi ion Cl-
= 1 m.

Ag|AgCl (s)|Cl- (1m)


Jika di set elektroda ini dengan elektroda hidrogen pada 25oC memberikan emf 0,22233 Volt:
Pt, H2 (1 bar)| H+ (1 m)|| Cl- (1m) | AgCl (s)|Ag

 Reaksi elektroda:
Anoda: ½ H2 H+ +e-
Katoda: AgCl (s) + e Ag +Cl-
 Reaksi keseluruhan:
½ H2 + AgCl (s) + + Ag +Cl-

Jadi potensial elektroda standar Ag-AgCl


0,22233 Volt.
4. Potential Elektroda

Potensial Elektroda merupakan ukuran terhadap


besarnya kecenderungan suatu unsur untuk melepaskan
atau mempertahankan elektron.
• Potensial elektroda tergantung pada :
- Jenis Elektroda
- Suhu
- Konsentrasi ionnya
Menghitung Potensial Elektroda Sel

E° sel = E° red - E° oks

E sel = E° sel - RT/nF ln C

E sel = E° sel - 0.059/n log C

Pada T = 25° C

• Catatan :
E° = potensial reduksi standar (volt)
R = tetapan gas - [ volt.coulomb/mol.°K] = 8.314
T = suhu mutlak (°K)
n = jumlah elektron
F = 96.500 coulomb
C = [bentuk oksidasi]/[bentuk reduksi]
Contoh Soal Sel Volta (Sel Gavanik)
Diketahui:
Sn2+ + 2e Sn E0 = -0,14 V
Cu2+ + 2e Cu E0 = +0,34 V
Tentukan potensial selnya!

Jawab:

Sn2+ + 2e Sn E0 = -0,14 V o
Cu2+ + 2e Cu E0 = +0,34 V R
Sn Sn2+ + 2e E0 = +0,14

E0 sel = E0 oksidasi + E0 reduksi


= (+0,14) + (+0,34)
= +0,48 V

Anda mungkin juga menyukai