Anda di halaman 1dari 45

Elektrokimia

Kimia 1 – Zjahra Vianita Nugraheni, M.Si., M.Sc.


PENYETARAAN REAKSI REDOKS

Metode Bilangan Oksidasi

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.


1. Tuliskan kerangka dasar reaksi, yaitu reduktor dan
hasil oksidasinya serta oksidator dan hasil reduksinya.
2. Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan
oksidasi dengan memberi koefisien yang sesuai
(biasanya ialah unsur selain hidrogen dan oksigen).
3. Tentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari
oksidator dan jumlah pertambahan bilangan
oksidasi dari reduktor. Dalam hal ini yang dimaksud
dengan ”jumlah penurunan bilangan oksidasi” atau
”jumlah pertambahan bilangan oksidasi” adalah
hasil kali antara jumlah atom yang terlibat dengan
perubahan bilangan oksidasinya.
4. Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi
tersebut dengan memberi koefisien yang sesuai.
5. Setarakan muatan dengan menambah ion H+
(dalam suasana asam) atau ion OH- (dalam
suasana basa).
6. Setarakan atom H dengan menambahkan H2O.
Metode Setengah Reaksi (Ion-Elektron)

Suasana Larutan Asam

Langkah 1

Tulislah kerangka dasar dari setengah reaksi


reduksi dan setengah reaksi oksidasi secara
terpisah dalam bentuk reaksi ion.
Langkah 2
Masing-masing setengah reaksi disetarakan dengan
urutan sebagai berikut.
a. Setarakan atom unsur yang mengalami perubahan
bilangan oksidasi (biasanya ialah unsur selain
oksigen dan hidrogen).
b. Setarakan oksigen dengan menambahkan molekul
air (H2O).
c. Setarakan atom hidrogen dengan menambahkan ion
H+.
d. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron.
Langkah 3
Samakan jumlah elektron yang diserap pada
setengah reaksi reduksi dengan jumlah elektron
yang dibebaskan pada setengah reaksi oksidasi
dengan cara memberi koefisien yang sesuai,
kemudian jumlahkanlah kedua setengah reaksi
tersebut.
Suasana Larutan Basa
Penyetaraan reaksi redoks dalam suasana basa
dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti
dalam suasana asam, tetapi ion H+ kemudian
harus dihilangkan.
Cara menghilangkan ion H+ tersebut dengan
menambahkan ion OH– pada kedua ruas,
masing-masing sejumlah ion H+ yang ada.
Setarakan reaksi redoks berikut dengan cara
setengah reaksi dan perubahan bilangan
oksidasi.
a.KClO3(aq)→KCl(aq) + O2(g)
b.FeS2(aq) + O2(g) →Fe2O3(aq) + SO2(aq)
c.HgCl2(aq) + KI(aq) → HgI2(s) + KCl(aq)
Reaksi Redoks Spontan

Reaksi redoks spontan adalah reaksi redoks yang


berlangsung serta-merta.
Contohnya adalah reaksi antara logam zink dengan
larutan tembaga(II) sulfat.

Sementara itu, reaksi kebalikannya tidak terjadi.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kebalikan dari


reaksi spontan adalah tidak spontan.
Potensial Elektrode Standar (E⁰)

Potensial sel yang dihasilkan oleh suatu elektrode


(M) dengan elektrode hidrogen disebut potensial
elektrode itu dan dinyatakan dengan lambang E.

Apabila pengukuran dilakukan pada kondisi standar,


yaitu pada suhu 25°C dengan konsentrasi ion-ion 1
M dan tekanan gas 1 atm, disebut potensial
elektrode standar dan diberi lambang E°.
❑ Elektrode yang lebih mudah mengalami reduksi
dibandingkan terhadap elektrode hidrogen
mempunyai potensial elektrode bertanda positif
(diberi tanda positif), sedangkan elektrode yang
lebih sukar mengalami reduksi diberi tanda
negatif.
❑ Potensial elektrode sama dengan potensial
reduksi.
❑ Adapun potensial oksidasi sama nilainya
dengan potensial reduksi, tetapi tandanya
berlawanan.
Potensial Sel

Katode adalah elektrode yang mempunyai


harga E° lebih besar (lebih positif), sedangkan
anode adalah yang mempunyai E° lebih kecil
(lebih negatif).
Contoh

Tentukanlah E°sel yang disusun dari kedua elektrode


itu.
Jawab:
Potensial sel adalah selisih potensial katode dengan
anode.
Katode merupakan elektrode yang potensial reduksinya
lebih positif, dalam hal ini yaitu perak.
E°sel = E°(katode) – E°(anode)
E°sel = +0,80 V – (–2,37 V)
= +3,17 volt
Apakah reaksi berikut spontan

3Fe2+(aq) → Fe(s) + 2Fe3+(aq)

Jika tidak, tulis reaksi spontannya, hitung Eosel dan urutkan


ketiga spesies besi berdasarkan penurunan kekuatan
reduksinya!
Sel Volta

Anode Katode
→ terjadi oksidasi → terjadi reduksi
→ kutub (–) → kutub (+)
Susunan Sel Volta

Logam zink dicelupkan dalam larutan yang mengandung ion Zn 2+


sementara sepotong logam tembaga dicelupkan dalam larutan ion Cu 2+.
Logam zink akan larut sambil melepas dua elektron.

Elektron yang dibebaskan tidak


memasuki larutan tetapi tertinggal
pada logam zink itu.
Elektron tersebut selanjutnya akan
mengalir ke logam tembaga melalui
kawat penghantar.
Ion Cu 2+ akan mengambil elektron
dari logam tembaga kemudian
mengendap.
Notasi Sel Volta
Susunan suatu sel volta dinyatakan dengan suatu notasi
singkat yang disebut diagram sel.

a. Anoda biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan


katode di sebelah kanan pada anoda terjadi oksidasi Zn
menjadi Zn2+ .
b. Di katoda terjadi reduksi ion Cu2+ menjadi Cu.
c. Dua garis sejajar (||) yang memisahkan anode dan katode
menyatakan jembatan garam, sedangkan garis tunggal
menyatakan batas antarfase
Deret Keaktifan Logam (Deret Volta)

Susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode


standarnya disebut deret elektrokimia atau deret volta.
Semakin kiri kedudukan suatu logam dalam deret volta,
➢ logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron),
➢ logam merupakan reduktor yang semakin kuat.

Sebaliknya, semakin kanan kedudukan logam dalam deret volta,


➢ logam semakin kurang reaktif (semakin sukar melepas elektron),
➢ kationnya merupakan oksidator yang semakin kuat.
Potensial Reaksi Redoks
Aki

Sel aki terdiri atas anode Pb


(timbel = timah hitam) dan
katode PbO2 (timbel(IV) oksida).
Keduanya merupakan zat padat,
yang dicelupkan dalam larutan
asam sulfat.
Baterai Kering (Sel Leclanche)

❖katoda: karbon ; anoda: Zn


❖Elektrolit : Campuran berupa pasta yaitu MnO2 + NH4Cl + sedikit Air
Baterai Alkalin
Sel bahan bakar (fuel cell)

❖Elektoda : Ni
❖Elektrolit :Larutan KOH
❖Bahan bakar : H2 dan O2
Sel Volta dengan Elektroda Inaktif
Grafit|I2(s)|I-(aq)║H+(aq), MnO4-(aq), Mn2+(aq)|Grafit
Soal Latihan

• Dalam satu bagian sel volta, batang grafit


dicelupkan dalam larutan K2Cr2O7 dan
Cr(NO3)3 (suasana asam). Pada bagian
yang lain logam timah dicelupkan dalam
larutan Sn(NO3)2 jembatan garam
menghubungkan kedua bagian. Elektroda
timah bermuatan negatif relatif terhadap
grafit
• Gambarkan diagram sel, tuliskan
persamaan reaksi seimbang dan notasi
sel volta tersebut
Susunan Sel Elektrolisis

Sel elektrolisis terdiri dari


sebuah wadah, elektrode,
elektrolit, dan sumber arus
searah dengan susunan
seperti gambar berikut.
Reaksi-reaksi Elektrolisis

Reaksi elektrolisis terdiri dari reaksi katode,


yaitu reduksi, dan reaksi anode, yaitu oksidasi.
a. Spesi yang mengalami reduksi di katode
adalah spesi yang potensial reduksinya
paling besar.
b. Spesi yang mengalami oksidasi di anode
adalah spesi yang potensial oksidasinya
paling besar.
Reaksi-reaksi di Katode
(Reduksi)
Reaksi di katode bergantung pada jenis kation
dalam larutan. Jika kation berasal dari logam-
logam aktif (logam golongan IA, IIA, Al atau Mn),
yaitu logam-logam yang potensial standar
reduksinya lebih kecil (lebih negatif daripada air),
maka air yang tereduksi. Sebaliknya, kation
selain yang disebutkan di atas akan tereduksi.
Reaksi-reaksi di Anode (Oksidasi)

Jika anode tidak terbuat dari Pt, Au atau grafit, maka anode
itu akan teroksidasi.

Elektrode Pt, Au, dan grafit (C) digolongkan sebagai elektrode inert
(sukar bereaksi).
Jika anode terbuat dari elektrode inert, maka reaksi anode
bergantung pada jenis anion dalam larutan.
Anion sisa asam oksi seperti SO4 2– , NO2– , PO43– , dan F– , mempunyai
potensial oksidasi lebih negatif daripada air. Anion-anion seperti itu sukar
dioksidasi sehingga air yang teroksidasi.

Jika anion lebih mudah dioksidasi daripada air, seperti Br – , dan I– , maka
anion itu yang teroksidasi.
Hukum-hukum Faraday

Hukum Faraday 1
“Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G)
berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan (Q)”.
G ≈Q
Jumlah muatan listrik (Q) sama dengan hasil kali dari kuat
arus (i) dengan waktu (t).
Q = i × t (coulomb)
Jadi, G ≈ i t
Hukum Faraday 2
"Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G)
berbanding lurus dengan massa ekivalen zat itu (ME)".
G ≈ ME
Penggabungan hukum Faraday I dan II menghasilkan
persamaan sebagai berikut.
G = k × i × t × ME .......... (2.5)
(k = tetapan/pembanding)
Faraday menemukan harga k = 1
96.500
Jadi, G = k × i × t × ME dapat dinyatakan sebagai berikut.

dengan, G = massa zat yang dibebaskan (dalam gram)


i = kuat arus (dalam ampere)
t = waktu (dalam detik)
ME = massa ekivalen
Massa ekivalen dari unsur-unsur logam sama dengan massa
atom relatif (Ar) dibagi dengan bilangan oksidasinya (biloks).
Stoikiometri Reaksi Elektrolisis

Stoikiometri reaksi elektrolisis didasarkan pada anggapan


bahwa arus listrik adalah aliran elektron. Muatan listrik dari
1 mol elektron adalah 96.500 coulomb. Jumlah muatan dari
1 mol elektron ini sama dengan tetapan Faraday (1 F).

1 F ≡ 1 mol elektron ≡ 96.500 coulomb


Hubungan kuat arus dan waktu dengan jumlah mol
elektron:
CONTOH SOAL
1. Hitunglah massa logam tembaga yang terbentuk pada
saat arus listrik 2.50 A melewati larutan tembaga (II) sulfat
selama 50 menit!

2. Suatu sel elektrolisis terdiri dari ion Ag+ dalam AgCl yang
direduksi menjadi Ag di katoda dan terjadi oksidasi
tembaga menjadi Cu2+ di anoda. Arus listrik sebesar
0.500 A melewati sel elektrolisis tersebut selama 101
menit. Hitung massa tembaga yang larut dan massa
perak yang terdeposit !.

3. Berapa volume gas oksigen (STP) yang diproduksi pada


oksidasi air pada reaksi elektrolisis tembaga (II) sulfat
pada soal no. 1?
Penggunaan Elektrolisis dalam Industri

Dapat disebutkan tiga bidang industri yang menggunakan


elektrolisis, yaitu produksi zat, pemurnian logam, dan
penyepuhan.
a. Produksi Zat
Banyak zat kimia dibuat melalui elektrolisis, misalnya logam-logam
alkali, magnesium, aluminium, fluorin, klorin, natrium hidroksida,
natrium hipoklorit, dan hidrogen peroksida.
b. Pemurnian Logam
Contoh terpenting dalam bidang ini adalah pemurnian tembaga.
c. Penyepuhan
Penyepuhan (electroplating) dimaksudkan untuk melindungi
logam terhadap korosi atau untuk memperbaiki penampilan.
Pengaruh Konsentrasi terhadap
Potensial Sel
• Sejauh ini potensial sel standar diukur dari
potensial setengah sel juga pada keadaan
standar sementara kebanyakan sel volta tidak
beroperasi pada keadaan standarnya
• Berdasarkan persamaan yang telah diketahui:
∆G = ∆Go + RT ln Q sedangkan
∆G = -nFEsel juga ∆Go = -nFEosel sehingga
-nFEsel = -nFEosel + RT ln Q
Esel = Eosel – (RT/nF) ln Q (Persamaan Nerst)
Aplikasi Persamaan Nernst
• Saat Q < 1 sehingga [reaktan] > [produk] maka Esel > Eosel
• Saat Q = 1 sehingga [reaktan] = [produk] maka Esel = Eosel
• Saat Q > 1 sehingga [reaktan] < [produk] maka Esel < Eosel
• Jika kita memasukkan nilai R dan T pada 298
Esel = Eosel – (0,0592/n) log Q (pada 25oC)
Contoh Soal

1. Sebuah sel Zn Ɩ Zn2+ ǁ MnO4- Ɩ Mn2+ dijalankan pada pH


2.00 dengan [MnO4-] = 0.12 M, [Mn2+] = 0.0010 M dan
[Zn2+] = 0.015 M. Hitunglah potensial sel (Ecell) pada
suhu 25 °C.

2. Sebuah sel terdiri dari setengah sel Cl2ǀCl- dengan


tekanan parsial Cl2 sebesar 0.100 atm dan [Cl-] sebesar
0.100 M. Selain itu juga terdapat setengan sel lain yaitu
MnO4-ǀMn2+ dengan [MnO4-] = 0.100 M, [Mn2+] = 0.100
M dan [H+] = 0.100 M. Hitunglah potensial sel untuk sel
diatas!
Soal Latihan

1. Seorang kimiawan menyusun sel volta yang


terdiri dari elektroda Zn/Zn2+ dan H2/H+ pada
kondisi [Zn2+] = 0,010 M, [H+] = 2,5 M dan
Tekanan H2 = 0,30 atm, hitung potensial sel-
nya!
2. Perhatikan sel berdasarkan reaksi berikut
Fe(s) + Cu2+(aq) → Fe2+(aq) + Cu(s)
Jika [Cu2+] = 0,30 M berapa [Fe2+] diperlukan
untuk meningkatkan Esel 0,25 V diatas Eosel
pada 25oC?
Potensial Sel dan Hubungan antara Q
dan K
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Q = [Zn2+]/[Cu2+]
Sel Konsentrasi

Anda mungkin juga menyukai