Anda di halaman 1dari 6

Bahan Ajar

KIMIA

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Nama : .............................................................................................................................

Kelompok :.............................................................................................................................

Kelas :.............................................................................................................................

Sekolah :.............................................................................................................................

Untuk Peserta Didik Semester Gasal SMA/MA


XII
1
SEL VOLTA

Luigi Galvani (1780) dan Alessandro Volta (1800) telah menemukanterbentuknya arus
listrik dari reaksi kimia. Reaksi kimia yang terjadi merupakanreaksi redoks (reduksi dan
oksidasi) dan alat ini disebut sel volta.

a. Proses Sel Volta


Salah satumetode yang memungkinkan untuk difusi ion-ion adalah
denganmembenamkan lembaran seng (Zn) ke dalam suatu larutan garamseng, seperti
ZnSO4 dan membenamkan sepotong tembaga (Cu) kedalam suatu larutan CuSO4.
Larutan seng sulfatdihubungkan dengan larutan tembaga sulfat oleh jembatan
garam,yang memungkinkan terjadinya difusi ion-ion. Jembatan garam diisidengan
larutan elektrolit dari garam yang tidak berubah secarakimia dalam proses tersebut.
Sebagai contoh adalah kalium sulfat,natrium sulfat, natrium klorida, kalium klorida, dan
kalium nitrat. Berikut ini adalah gambar rangkaian dan proses sel volta.

Seng Tembaga

(Anode) (Katode)
Jembatan garam

Kapas
Penyumbat

SO42-
Larutan ZnSO4 Larutan CuSO4

Zn teroksidasi menjadi Zn2+ pada anode


Cu2+tereduksi menjadi Cu pada katode

Gambar 1. Rangkaian dan proses sel volta

Perhatikan gambar 1.Dalam sel Volta terdapat dua elektrode, yaitu anode dan katode.
Anode merupakan tempat terjadinya oksidasi sedangkan katode merupakan tempat
terjadinya reduksi. Karena pada anode anode terjadi oksidasi (melepas elektron) maka
anode digunakan sebagai kutub negatif, sedangkan pada katode terjadi reduksi
(menangkap elektron) maka katode digunakan sebagai kutub positif.Pada anode, logam
Zn secaraspontan berubahmenjadi Zn2+ dengan melepaskan elekton dengan reaksi :
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Akibatnya massa elektrode Zn semakin berkurang sedangkan jumlah ion Zn2+ pada
larutan ZnSO4 semakin bertambah. Jumlah ion SO42– yang tetap menyebabkan muatan
dalam larutan ZnSO4 menjadi tidak seimbang. Untuk mengatasi hal tersebut maka ion Cl-

2
dari jembatangaram akan berdifusi keluar menuju ke larutan ZnSO4dan berikatan dengan
ion Zn2+ berlebih.
Elektron-elektronyang dilepas oleh logam Zn akan bergerak dariatom seng melalui
kawatpenghantar menujulogam Cu (tembaga).Selanjutnya, elektron-elektrontersebut
bereaksi dengan ion Cu2+yang berasal dari larutan CuSO4membentuk endapan logamCu
(tembaga)yang melekat pada permukaan elektrode Cu sebagai sepuhan tembaga dengan
reaksi :
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
Akibatnya konsentrasi ion Cu2+ dalam larutan CuSO4 semakin berkurang, sedangkan
elektrode tembaga semakin bertambah massanya. Jumlah ion SO42– yang tetap
menyebabkan muatan dalam larutan CuSO4menjadi tidak seimbang. Untuk mengatasi hal
tersebut maka ion K+ dari jembatan garam akan berdifusi keluar menuju ke larutan
CuSO4 dan berikatan dengan ion SO42–sisa.
Jadi, fungsi jembatan garam adalah menyetarakan kation dan anion dalam larutan.

b. Notasi Sel
Susunan sel volta dapat ditulis secara sederhana menggunakan notasi sel volta. Sel volta
yang terdiri dari sel setengah logam Zn-ion Zn2+ dan sel setengah logam Cu-ion Cu2+,
ditulis dengan notasi sebagai berikut.

Kedua garis vertikal yang sejajar (║) menyatakan jembatangaram yang memisahkan
kedua elektrode. Reaksi oksidasi di ruaskiri (anode) dan reaksi reduksi di ruas kanan
(katode).

Anode jembatan garam katode


Terminal sel terdapat pada ujung-ujung sel sedangkan garis tunggal menunjukkan batas
fase, misalnya antara anode (fase padat) dan larutan elektrolit anode.

Apabila setengah reaksi melibatkan gas, maka bahan inert seperti platina berfungsi
sebagai terminal dan permukaan elektrode tempat setengah reaksi terjadi. Sebuah sel
yang terbuat dari elektrode platina dengan reaksikeseluruhan H2 + Cl2→2HCl dapat
ditulis notasinya sebagaiberikut.
Pt│H2(g) │ H+(aq) ║ Cl-(aq) │Cl2,Pt(g)

c. Potensial elektrode standar


Potensial elektrode standar adalah gaya dorong (gaya geraklistrik) dari reaksi redoks
yang diukur pada keadaan standar(kemolaran 1 M pada tekanan 1 atm dan suhu 25 oC).
Potensialsel standar disimbolkan dengan E° sel. Pada sel Daniell, potensialini sebenarnya
merupakan selisih potensial listrik antara seng dantembaga yang mendorong elektron
mengalir. Perbedaan potensiallistrik keduanya diakibatkan adanya perbedaan rapatan
muatan antara elektrode Zn dan elektrode Cu. Perbedaan rapatan muatan kedua elektrode
disebabkan perbedaan kecenderungan kedua elektrode untuk melepaskan elektron. Seng
lebih mudah melepaskan elektron (teroksidasi) dibandingkan dengan tembaga.

3
Banyaknya arus listrik yang dihasilkan dari kedua elektrode di atas dapat ditentukan
besarnya dengan menetapkan potensial elektrode dari Zn danCu. Hanya saja potensial
elektrode suatu zat tidak mungkin berdiri sendiri,harus ada patokan yang menjadi
standar. Sebagai elektrode standar digunakanelektrode hidrogen. Elektrode ini terdiri atas
gas hidrogen murni dengantekanan 1 atm pada suhu 25 ºC yang dialirkan melalui
sepotong platinayang tercelup dalam suatu larutan yang mengandung ion H+ sebesar 1
mol/liter.
Potensial elektrode hidrogen standar diberi harga = 0 volt (Eº = 0 volt).
Reaksi: 2H+(aq) + 2e–→H2(g); ΔH = 0 voltEº = 0 volt
Menurut perjanjian internasional, jika ada suatu zat ternyata lebih mudahmelakukan
reduksi dibanding hidrogen, maka harga potensial elektrodenyaadalah positif. Potensial
reduksinya positif.
Contoh : Cu2+(aq) + 2e– → Cu(s); Eº = + 0,34 volt
Ag+(aq) + e– → Ag(s); Eº = + 0,80 volt
Tetapi jika zat ternyata lebih mudah melakukan reaksi oksidasi dibandinghidrogen, maka
harga potensial elektrodenya adalah negatif. Dalam hal inipotensial oksidasinya positif,
tetapi karena potensial elektrode harus ditulisreduksi berarti potensial reduksinya adalah
negatif.
Contoh : Zn2+(aq) + 2e– → Zn(s); Eº = 0,76 volt
A13+(aq) + 3e– →A1(s); Eº = 1,76 volt
Jadi, potensial elektrode digambarkan dengan reaksi reduksi.Berikut daftar harga
potensial elektrode untuk logam-logam yang penting.

d. Potensial sel
Potensial sel Volta dapat ditentukan melalui eksperimendengan menggunakan voltmeter.
Selain itu, data potensialelektrode positif (katode) dan potensial elektrode negatif
(anode)juga dapat digunakan untuk menentukan potensial sel standardengan rumus
sebagai berikut.
Esel = Eokatode - Eoanode
Esel = Eoreduksi - Eooksidasi
Besarnya potensial sel dari suatu reaksi redoks dalam sel volta merupakantotal dari
potensial elektrode unsur-unsur sesuai dengan reaksinya.Dalam hal ini, hasil perhitungan
potensial sel bisa positif atau bisanegatif. Jika potensial sel bertanda positif berarti reaksi
dapat berlangsung,sedangkan jika potensial sel bertanda negatif berarti reaksi tidak
dapatberlangsung.
Contoh soal :
Berdasarkan potensial standar elektrode diketahui.
Mg2+(aq) + 2e- → Mg(s) E° = - 2,37 V
Br2(g) + 2e →2Br (aq)
- -
E° = +1,07 V
a. Tentukan potensial sel standar (E°sel)
b. Tuliskan reaksi selnya.
Jawab :
a. E°sel = E°katode- E°anode

4
E°sel = 1,07 V - (- 2,37 V)
= +3,44 V
Brom memiliki potensial elektrode standar positif, sehinggasebagai katode (kutub positif)
dan magnesium sebagaianode (kutub negatif).
b. Reaksi sel
Katode : Br2(g) + 2e-→2Br-(aq) E° = +1,07 V (reaksi reduksi)
Anode : Mg2+(aq) + 2e- → Mg(s) E° = - 2,37 V (reaksi reduksi)
Pada katode terjadi reaksi reduksi, sedangkan pada anodeterjadi reaksi oksidasi, maka
persamaan reaksi di atas yangterjadi pada anode harus dibalik reaksinya supaya
menjadireaksi oksidasi. Magnesium sebagai anode, maka reaksinyaharus dibalik
sehingga reaksi sel yang terjadi sebagai berikut.
Katode : Br2(g) + 2e-→2Br-(aq) E° = +1,07 V (reaksi reduksi)
Anode : Mg(s) → Mg (aq) + 2e
2+ -
E° = + 2,37 V (reaksi reduksi)
Reaksi sel : Br2(g) + Mg(s) →2Br (aq) + Mg2+(aq) Esel = + 3,44 V
-

e. Kespontanan reaksi
Reaksi redoks ada yang berlangsung secara spontan dan ada pula yang berlangsung
hanya jika diberikan energi dari luar sistem (tidak spontan). Reaksi korosi besi dan reaksi
yang berlangsung pada sel volta merupakan contoh reaksi redoks yang berlangsung
secara spontan. Adapun contoh reaksi redoks yang tidak spontan adalah reaksi yang
terjadi pada proses elektrolisis seperti penyepuhan logam. Reaksi kimia pada penyepuhan
logam tersebut berlangsung dengan bantuan listrik.
Dengan memperhatikan tanda potensial sel, kita dapat mengetahui keberlangsungan
reaksi redoks. Jika potensial sel hasil perhitungan bertanda positif, reaksi dapat
berlangsung (spontan). Adapun jika potensial sel hasil perhitungan bertanda negatif,
reaksi tidak dapat berlangsung (tidak spontan).
Ada dua cara praktis menentukan kespontanan reaksi redoks. Pertama, carilah apakah
yang melakukan reaksi reduksi memiliki potensial reduksi positif. Jika iya, berarti reaksi
tersebut spontan. Kedua, kespontanan reaksi juga dapat ditentukan dengan melihat posisi
logam pada deret volta.
Deret volta merupakan urutan unsur-unsur yang disusun berdasarkan data potensial
reduksi. Berikut beberapa unsur dalam deret Volta.
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn H2O Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au

f. Reaksi pendesakan
Reaksi pendesakan logam yang berlangsung, secara umum dapat dituliskan sebagai
berikut.
L(s) + M+(aq) → L+(aq) + M(s)
Reaksi tersebut berlangsung spontan jika L sebagai logam bebas terletak di sebelah kiri
logam M dalam deret Volta. Reaksi disebut pendesakan karena logam bebas di sebelah
kiri mampu mendesak atau mereduksi logam di sebelah kanannya. Hal ini terjadi karena
dalam deret Volta urutan potensial reduksi semakin ke kiri semakin kecil sehingga sifat

5
pereduksi semakin kuat (logam semakin reaktif atau semakin mudah mengalami
oksidasi).
Contoh reaksi pendesakan logam yang bersifat spontan, yaitu reaksi antara logam seng
(Zn) dan ion Cu2+. Zn terletak di sebelah kiri logam Cu dalam deret Volta sehingga
mampu mereduksi Cu2+ menjadi Cu yang mengendap di permukaan logam seng. Reaksi
yang berlangsung sebagai berikut.
CuSO4(aq) + Zn(s) → ZnSO4(aq) + Cu(s)

g. Sel volta dalam kehidupan sehari-hari

Sel volta yang banyak digunakan sebagai sumber energi primer yang mudah digunakan.
Rangkaian sel volta dengan jembatan garam di atas jarang ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Sel volta yang digunakan saat ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam,
yakni sel primer, sel sekunder, dan sel bahan bakar.
1. Sel Primer
Pada sel primer, reaksi redoks yang terjadi tidak dapat balik. Sel primer hanya sekali
pakai dan tidak dapat diisi ulang. Contoh baterai yang tergolong sel primer adalah baterai
kering seng-karbon, alkalin, merkuri oksida.
2. Sel Sekunder
Pada sel sekunder, sel dapat diisi ulang dengan proses elektrolisis untuk mengembalikan
anoda dan katoda ke kondisi awal. Contoh baterai yang tergolong sel sekunder adalah
baterai Pb (aki), baterai Ni-Cd, dan baterai ion Litium.

Anda mungkin juga menyukai