BAHAN AJAR
KELAS XII
SEMESTER I
Sel Volta (Sel Galvani)
1. Sel Elektrokimia
Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang melibatkan serah terima electron. Oleh karena
aliran electron adalah arus listrik, kita dapat menggunakan reaksi redoks spontan untuk
menghasilkan energi listrik, juga sebaliknya menggunakan energi listrik untuk menghasilkan
reaksi redoks tidak berlangsung spontan. Berdasarkan hal tersebut sel elektrokimia dibedakan
menjadi dua, yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Sel volta di mana energi kimia diubah menjadi
energi listrik, dan sel elektrolisis di mana energi listrik diubah menjadi energi kimia. Pada
pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai sel volta (sel galvani)
A. Sel Volta
Sel Volta (sel galvani) adalah sel elektrokimia dimana energy kimia dari reaksi redoks
spontan diubah menjadi energi listrik. Prinsip kerja dari sel volta adalah pemisahan reaksi redoks
menjadi dua bagian, yakni setengah reaksi oksidasi di anode dan setengah reaksi reduksi di
katode. Sewaktu anode dan katode yang diletakkan dalam suatu elektrolit dihubungkan oleh
rangkaian luar berupa kawat, maka electron akan mengalir dari anode ke katode. Aliran electron
ini tak lain adalah arus listrik, yang tampak dari nyala lampu pada rangkaian. Arus listrik ini
disebabkan oleh adanya beda potensial antara anode dan katode, yang dapat diketahui dari
pengukuran menggunakan voltmeter. Secara umum sel volta terdiri dari :
- Anode, yakni elektroda di mana reaksi oksidasi terjadi. Karena reaksi oksidasi di
anode menghasilkan electron, maka anode bermuatan negative (-)
- Katode, yakni electrode di mana reaksi reduksi terjadi. Karena reaksi reduksi
mengambil electron dari katode, maka katode menjadi bermuatan positif (+).
- Elektrolit, yakni zat yang dapat menghantarkan listrik
- Rangkaian luar, yakni kawat yang menghubungkan anode dan katode
- Jembatan garam, yakni rangkaian dalam yang memungkinkan ion-ion mengalir dari
setengah sel anode ke setengah sel katode, dan sebaliknya.
Dalam rangkaian tersebut, logam seng dicelupkan dalam larutan ZnSO 4 (mengandung
Zn2+) dan logam tembaga dicelupkan dalam larutan CuSO4 (mengandung Cu2+). Logam seng
akan semakin keropos karena larut menjadi Zn2+ yang disertai pelepasan elektron.
Reaksi : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e
Elektron yang dilepaskan oleh logam seng mengalir melalui jembatan garam menuju larutan
CuSO4, selanjutnya diterima oleh ion Cu2+ yang kemudian mengendap sebagai logam tembaga.
Reaksi : Cu2+(aq) + 2 e → Cu(s)
Selama reaksi dalam rangkaian tersebut berlangsung, aliran elektron (arus listrik) terus
terjadi. Agar pertambahan ion Zn2+ dan kelebihan ion SO42- karena berkurangnya Cu2+ maka ion
tersebut dinetralkan dengan ion-ion dari jembatan garam. Pada rangkaian tersebut logam seng
dan tembaga menjadi kutub-kutub listrik yang disebut elektroda. Pada logam yang mana terjadi
reaksi reduksi dan pada logam yang mana terjadi oksidasi? Elektroda tempat terjadinya oksidasi
disebut anoda sedangkan elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi disebut katoda. Elektroda
mana yang merupakan kutub positif dan mana yang merupakan kutub negatif? Pada logam seng
terjadi pelepasan elektron (oksidasi) sehingga logam seng disebut sebagai anoda yang juga
merupakan elektroda negatif, sedangkan pada logam tembaga terjadi reduksi Cu 2+, sehingga
logam tembaga disebut katoda yang juga merupakan elektroda positif.
1. Notasi Sel Volta
Rangkaian sel volta dapat ditulis dalam bentuk notasi atau diagram sel. Dalam
menuliskan diagram sel, anoda dituliskan di sebelah kiri dan katoda di sebelah kanan yang
dipisahkan oleh jembatan garam. Jembatan garam dilambangkan dengan dua garis sejajar (ll).
Secara umum, notasi sel dituliskan sebagai berikut: anoda ll katoda
sehingga pada sel volta di atas dituliskan dalam bentuk notasi sel : Zn | Zn2+ ll Cu2+ | Cu
3. Potensial Sel
Perbedaan potensial dari kedua elektroda (katoda dan anoda) disebut beda potensial atau
potensial sel standar yang diberi lambar Esel.
Katoda merupakan tempat terjadi reaksi reduksi sehingga mempunyai E° lebih besar,
sedangkan anoda merupakan tempat terjadi reaksi oksidasi sehingga mempunyai harga E° lebih
kecil. Potensial sel dapat digunakan untuk memperkirakan spontan tidaknya suatu reaksi redoks.
Reaksi redoks berlangsung spontan bila Esel > 0 (positif) dan tidak spontan bila Esel < 0 (negatif).
Contoh:
1. Suatu sel volta tersusun dari elektroda magnesium dan tembaga. Bila diketahui:
Mg2+ (aq) + 2e → Mg(s) E° = -2,37 volt
Cu2+ (aq) + 2e → Cu(s) E° = + 0,34 volt
Tentukan
a. katoda dan anodanya,
b. reaksi yang terjadi pada elektroda dan reaksi selnya,
c. notasi sel, dan
d. potensial sel.
Jawab:
a. Katoda, memiliki E° lebih besar yaitu tembaga (Cu)
Anoda, memiliki E° lebih kecil, yaitu magnesium (Mg)
b. Reaksi di katoda (reduksi) : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Reaksi di anoda (oksidasi) : Mg(s) → Mg2+(aq) + 2e +
Reaksi sel (redoks) : Cu2+(aq) + Mg(s) → Cu(s) + Mg2+(aq)
c. Notasi sel = Mg | Mg2+ || Cu2+ | Cu
d. Esel = E° katoda – E°anoda
= 0,34 – (-2,37) = 2,71 volt (berlangsung spontan)
LATIHAN
Jawablah latihan di bawah ini dengan benar!
1. Suatu sel volta terdiri dari logam Pb dalam larutan PbCl 2 1 M dan logam Cu dalam larutan
CuSO4 1 M.
a. Gambarkan sel volta dengan jembatan garam
b. Apa maksud anode dan katode pada sel?
c. Tuliskan kedua setengah reaksinya
d. Tuliskan arah aliran elektron pada rangkaian luar dan dalam larutan elektrolit/air.
e. Apa fungsi jembatan garam pada sel volta?
2. Apa yang dimaksud potensial sel, potensial sel standar, dan potensial elektrode?