Anda di halaman 1dari 10

BAB I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sel elektrokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan
antara zat dan arus listrik. Perubahan zat yang berupa reaksi kimia tersebut berlangsung
dalam sel elektrokimia. Reaksi kimia yang terjadi dalam sel elektrokimia merupakan
reaksi redoks. Dan reaksi redoks terjadi pada sel volta dan sel elektrolisis.
Bila sebatang Cu yang dimasukan ke dalam larutan ZnSO 4 tidak menghasilkan
perubahan apa-apa, hal itu menunjukan bahwa loham Cu tisak dapat mereduksi ion Zn2+¿¿
atau ion Zn2+¿¿ tidak dapat mengoksidasi logam Cu.
Sebaliknya, jika logam Zn dimasukkan ke dalam larutan CuSO 4, terjadi suatu
perubahan bahwa Zn mereduksi ion Cu2+¿ ¿ menjadi logam Cu dan ion Cu2+¿ ¿
mengoksidasi logam Zn menjadi Zn2+¿¿ . Dalam proses itu, ion Zn2+¿¿ mengambil alih
tempat Cu2+¿ ¿ dalam larutan. Hal itu menunjukan bahwa logam Zn lebih muda
melepaskan elektron daripada logam Cu
Dalam peristiwa tersebut, terjadi perpindahan elektron secara langsung dari logam Zn
ke ion Cu2+¿ ¿. Dapat pula terjadinya perpindahan elektron tidak secara langsung, tetapi
melalui suatu penghantar listrik, misalnya pada sel elektrokimia. Dalam sel elektrokimia,
kedua sel setengah-reaksi berlangsung secara terpisah pada elektrode-elektrode.
Ada dua jenis sel elektrokimia, yaitu sel volta dan sel elektrokimia. Dalam sel volta
terjadi perubahan reaksi kimia menjadi energi listrik. Dalam sel elektrolisis terjadi
perubahan energi listrik menjadi reaksi kimia
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sel volta dan sel elektrokimia?
2. Apa kegunaan sel volta dan sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertia sel volta dan sel elektrolisis.
2. Mengetahui kegunaan sel volta dan sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari.
1.4. Manfaat Penelitian
Untuk memberikan informasi tentang sel volta dan sel elektrolisis sampai dengan
kegunaan keduanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga makalah ini diharapkan dapat
menjadi sumber pengetahuan untuk penulis maupun pembaca tentang sel elektrokimia.

BAB II
Pembahasan
2.1. Sel Volta
2.1.1. Pengertian Sel Volta
Sel volta adalah suatu sel yang di dalamnya terjadi reaksi redoks spontan yang
menghasilkan energi listrik. Sel volta mempunyai elektrode logam yang
dicelupkan ke dalam larutan garamnya.

1
Apabila logam Zn dalam keadaan konta dengan salah satu larutan garamnya
(misalnya larutan ZnSO 4) dihubungkan dengan logam Cu yang juga dalam
keadaan kontak dengan salah satu larutan garamnya (misalnya larutan CuSO 4)
melalui kawat penghantar listrik dan antara kedua larutan tersebut dihubungkan
dengan jembatan garam yang berisi larutan elektrolit (misalnya K 2 SO4 ), maka
akan dihasilkan beda potensial
Dalam reaksi tersebut, Zn melepaskan elektron. Elektron yang dilepas
mengalir ke katode Cu yang berhubungan langsung dengan ion Cu2+¿ ¿ (CuSO 4 
¿
Cu
2+¿ ¿
+ SO 2−¿
4 ) melalui kawat penghantar sehingga mereduksi ion Cu2+¿ ¿ menjadi
Cu. Perubahan ion Cu2+¿ ¿ menjadi Cu mengakibatkan larutan pada katode.
Kelebihan SO 2−¿ 4
¿
ini akan dinetralkan oleh ion K +¿ ¿ dari jembatan garam.
Jembatan garam adalah suatu tabung yang berisi larutan elektrolit, misalnya
NaNO3 atau K 2 SO4 . Kelebihan ion Zn+¿¿ pada sel anatode dinetralkan oleh ion
2−¿ ¿
SO 4 dari jembatan garam. Kedua proses tersebut membantu kelistrikan setengah
sel tetap netral. Tanpa adanya jembatan garam, netralitas kelistrikannya tidak
dapat dipertahankan. Akibatnya, sel tidak dapat menghasilkan arus listrik. Menurut
konvensi, dalam sel volta, bagian anode (bagian yang mengalami oksidasi) disebut
elektrode negatif, dan katode disebut elektrode positif.
Secara sederhana, kita dapat membandingkan aliran elektron yang disebabkan
oleh sel volta dengan aliran air terjun. Air mengalir secara spontan dari atas ke
bawah karena perbedaan energi potensial antara air di atas dan di bawah air terjun.
Demikian pula elektron mengalir secara spontan dari anode ke katode
2.1.2. Diagram Sel
Diagram sel merupakan susunan suatu sel volta yang dinyatakan dengan suatu
notasi singkat. Logam yang bertindak sebagai katode dan anode harus ditentukan
terlebih dahulu sebelum menentukan diagram sel.
Contoh :
2+ ¿+ Cu¿
¿
Zn+ Cu2+¿→ Zn

2+¿¿
Zn→ Zn merupakan anode, dan Cu2+¿ →Cu¿ merupakan katode. Anode
biasanya ditulis di sebelah kiri, sedangkan katode di tuliskan di sebelah kanan.
Notasi tersebut menyatakan bahwa anode terjadi oksidasi, sedangkan di katode
terjadi reduksi. Dua garis sejajar (||) yang memisahkan anode dan katode
menyatakan jembatan garam, sedangkan garis tunggal menyatakan batas antarfase.
Berdasarkan reaksi diatas, logam Zn berfungsi sebagai anode dan logam Cu
berfungsi sebagai katode. jika potensial sel yang ditunjukkann oleh voltmeter
sebesar 1,1 volt, penulisan diagram selnya sebagai berikut : Zn¿
2.1.3. Potensial Elektrode dan Potensial Sel
Potensial elektrode merupakan potensial listrik pada permukaan elektrode.
Potensial elektrode juga merupakan perbedaan potensial di antara kedua setengah
sel dari sel volta. Potensial elektrode tidak dapat diukur secara langsung. Oleh
karena itu, digunakan Hidrogen ( H 2) sebagai elektrode pembandingstandar dan
diberi harga potensial elektrode nol.

2
Potensial sel ditentukan dengan cara mengukur potensial listrik yang timbul
karena penggaubungan dua setengah sel. Pengukuran ini dilakukan menggunakan
voltmeter. Cara menentukan harga potensial sel dalam suatu sel volta menggunakan :

E ° sel=E ° katode −E ° anode

Reaksi dapat berlangsung jika E ° sel mempunyai harga positif (lebih besar dari
nol). Sebaliknya, reaksi tidak dapat berlangsung jika E ° sel mempunyai harga negatif
(kurang dari nol).
Suatu unsur logam dapat disusun berdasarkan harga potensial ( E ° ) yang semakin
besar atau urutan logam yang semakin mudah mengalami reduksi. Urutan ini
dinamakan deret volta. Deret volta adalah sebagai berikut : Li – K – Ba – Sr – Ca – Na
– La – Ce – Mg – Lu – Al – Mn – ( H 2 O) – Zn – Cr – Fe – Cd – Co – Ni – Sn – Pb –
H – Sb – Bi – Cu – Hg – Ag – Pt – Au
Deret volta tersebut dari kiri ke kanan bersifat semakin mudah mengalami reduksi
(oksidator semakin kuat). Sementara itu, dari kanan ke kiri semakin mudah
mengalami oksidasi (reduktor semakin kuat).

2.2. Sel Elektrolisis


2.2.1. Pengertian Sel Elektrolit
Elektrolisis merupakan peruraian suatu elektrolit karena adanya arus listrik
searah. Pada sel elektrolisis, terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia.
Selain itu, reaksi berlangsung tidak spontan.
Sel elektrolisis merupakan rangkaian dua elektrode, yaitu anode dan katode
yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit dan dilengkapi sumber arus listrik.
Katode merupakan kutub negatif dan anode terjadi reaksi oksidasi. Larutan
elektrolit berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Elektrode yang digunakan
pada sel elektrolisis adalah elektrode yang tidak terlibat dalam reaksi (inert).
Contohnya grafit atau karbon (C), emas (Au), dan platina (Pt).
2.2.2. Cara Kerja Sel Elektrolit
Katode dihubungkan dengan kutub negatif dan anode dihubungkan dengan
kutub positif dari sumber arus listrik. Sumber arus listrik memompa elektron ke
katode dan ditangkap oleh kation (ion positif) sehingga pada permukaan katode
terjadi reduksi pada kation. Pada saat yang sama, anion (ion negatif) melepaskan
elektron. Elektron ini dikembalika ke sumber arus listrik melalui anode.
Akibtanya, pada permuakaan anode terjadi oksidase terhadap anion
2.2.3. Reaksi Elektrolisis
Seperti pada sel volta, pada sel elektrolissi terjadi reaksi oksidasi di anode dan
reaksi reduksi di katode. Reaksi elektrolisis berlangsung kompleks. Spesi yang
bereaksi dapat berupa kation, anion, air, dan elektrodenya. Spesi yang mengalami
reduksi di katode berupa spesi yang mempunyai potensial elektrode lebih positif.
Spesi yang mengalami oksidasi di anode berupa spesi yang mempunyai potensial
elektrode lebih negatif. Elektrode yang digunakan dapaty berupa elektrode yang
tidak terlibat dalam reaksi (inert).
a) Ion-ion di sekitar elektrode

3
Pada anode, ion-ion di sekita anode yang mengalami Eo lebih negatif
yang akan mengalami oksidasi. Pada katode, ion-ion di sektar katode yang
memiliki Eo lebih positif yang akan mengalami reduksi.
Contohnya, pada elektrolisis larutan Kl digunakan elektrode grafit.
Spesi yang ada di dalamnya adalah ion K +¿ ¿ dan I −¿¿ dari hasil ionisasi Kl
dan juga ada H 2 O sebagai pelarut (karena larutan). Oleh karena
elektrodenya grafit yang inert, elektrodenya tidak mengalami reaksi
apapun. Di sekita anode terdapat H 2 O(l) dan ion l- yang akan teroksidasi.
−¿ ¿
+¿ ( aq ) +O2 ( g ) +4 e ¿
2 H2O (l )→ 4 H Eo=+1,23 V
−¿¿
−¿ ( aq ) →l 2 ( g ) +2 e ¿
2l Eo=-0,54 V

Di sekitar katode terdapat ion K+ dan H 2 O sehingga lebih mudah mengalami


reduksi adalah atom H pada H 2 O.
−¿(aq)¿
2 H 2 O ( l ) +2e−→ H 2 ( g ) +2OH Eo=-0,83 V
+¿ ( aq ) +e−→ K(s )¿
K Eo=-2,93 V
Jadi, pada elektrolisis larutan Kl dengan elektrode grafit, reaksi yang terjadi
adalah :
+¿(aq )¿
2 Kl ( aq ) → 2 K
−¿¿

Anode (+) : 2 l−¿ ( aq) →Cl 2 ( g ) +2 e ¿

−¿ ( aq ) ¿
( g ) +2 OH
Katode (-) : 2 H 2 O ( l ) +2 e−¿→ H 2 ¿

____________________________________________________________+
−¿ (aq ) ¿

Reaksi total : 2 Kl ( aq )+ 2 H 2 O (l ) → l2 ( g ) +2 K +¿ ( aq)+2 OH ¿

Hasil elektrolisis larutan Kl adalah gas l 2 di anode serta larutan KOH dan gas
H 2 di katode . jika di sekitar elektrode tidak reaktif (inert) hanya terdapat jeniz zat atau
ion tersebut yang mengalami oksidasi atau reduksi.
b) Bahan Elektrode
Jika bahan elektrode terbuat dari grafit (C) atau logam inert (misalnya
Pt atau Au), elektrode tidak mengalami oksidsai atau reduksi. Jadi yang
mengalami oksidasi dan reduksi adalah spesi-spesi yang ada di sekitar
elektrode.
Jika elektrode (terutam anode) berasal dari logam aktif, anode tersebut
yang akan mengalami oksidasi.
Contohnya jika kita bandingkan hasil elektrolisis larutan Na2 SO 4
dengan elektrode inert (misalnya grafit, C) dan dengan elektroda reaktif
(misalnya Cu)
1. Reaksi elektrolisis larutan Na2 SO 4 encar dengan elektrode grafit
2−¿(aq) ¿

Na2 SO 4 ( aq ) → 2 Na+¿ (aq )+SO 4 ¿

4
−¿ ¿
+¿ ( aq ) +O2 ( g ) +4 e ¿
Anode (+) : 2 H 2 O ( l ) → 4 H
−¿ (aq ) ¿

Katode (-) : 4 H 2 O ( l ) +4 e−¿ →2 H ( g )+4 OH 2 ¿

_________________________________________________+
Reaksi Total : 2 H 2 O ( l ) → 2 H 2 ( g ) +O2 ( g )
Hasil elektrolisisnya adalah gas oksigen di anode dan gas
hidrogen di katode.

2. Reaksi elektrolisis larutan Na2 SO 4 dengan elektrode tembaga


+¿ ( aq ) +So 2− ( aq ) ¿
Na2 SO 4 ( aq ) → 2 Na 4

−¿¿

Anode (+) : 2 Cu ( s ) → Cu2+¿ ( aq)+ 4 e ¿


−¿ (aq ) ¿

Katode (-) : 4 H 2 O ( l ) +4 e−¿ →2 H ( g )+4 OH 2 ¿

Oleh karena anodenya dari Cu (anode reaktif), maka


anode tersebut mengalami oksidasi dan hasilnya ion Cu2+¿ ¿di
anode dan gas hidrogen di katode

2.3. Kegunaan Sel Volta dalam Kehidupan Sehari-hari


Prinsip kerja sel volta yaitu dapat menghantarkan atrus listrik. Sel volt asebagai
sumber listriknya banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan reaksi
yang berlangsung di dalamnya, selk volta dibagi menjadi tiga, yaitu sel volta primer, sel
volta sekunder, dan sel bahan bakar.
2.3.1. Sel Volta Primer
Sel volta primer merupakan sel baterai yang tidak dapat diisi lagi jika sumber
energinya telah habis. Beberapa contoh sel volta primer dijelaskan sebagai
berikut.
a) Sel Kering (Baterai)
Sel kering ini sering digunakan sebagi sumber energi utuk radio, lampu
blitz, dan senter. Baguan luar sel ini terbuat dari zink yang berfungsi
sebagai anode dan tampak di permukaan bawah sebagai ujung negatif
baterai. Ujung positif baterai yang berfungsi sebagai katode tersusun dari
grafit (karbon dengan susunan tertentu) yang dikelilingi oleh suatu pasta
sampuran serbuk grafit (C), batu kawi ( MnO2), dan salmiak ( NH 4 Cl).
Sel kerinvg ini menghasilkan ±1,5 volt. Reaksi sel yang terjadi antara
lain :
−¿¿

Anode : Zn→ Zn 2+¿+2 e ¿


−¿→ 2NH 3 + H 2 ¿

Katode : 2 NH +¿+2
4
e ¿

_____________________________________+
2 +¿+ 2NH 3 + H 2 ¿

Zn+ 2 NH +¿→
4
Zn ¿

Timbulnya gas NH 3 dan H 2 mengakibatkan sel mengembang dan


pecah. Ion Zn2+¿¿ yang terbentuk dapat bereaksi dnegan gas NH 3

5
2 +¿¿
membentuk kompleks [Zn ( NH 3 )4 ] . Gas hidrogen yang terbentuk
mengumpul pada elektrode karbon yang dapat menghambat jalannya reaksi
dalam sel. Adanya MnO2 dapat mengikat H 2 membentuk H 2 O dan Mn 2 O3
sehingga voltase tidak terganggu.
2 MnO2 + H 2 → Mn2 O3 + H 2 O
Dengan demikian, reaksi yang terjadi di katode sangat komplek. Salah
satu reaksi utamanya adalah :
−¿→¿

2 MnO2 +2 NH +¿+2
4
e ¿
Mn 2 O3 + 2 NH 3 + H 2 O
Keuntungan utama sel kering adalah relatif murah hatganya dan
biasanya tidak terjadi kebocoran, sedangkan kelemahannya tidak dapat
diisi kembali.
Selain itu juga dikenal baterai alkali atau sel kering alkali. Sel jenis ini
juga menggunakan Zn dan MnO2 sebagai pereaksi, tetapi dalam kondis
basa (elektrolit KOH)
Setengah reaksi yang terjadi adalah :
−¿¿

Anode : Zn+ 2OH −¿ →ZnO+ H O +2 e ¿2

−¿¿
−¿→ Mn O +2 OH ¿
Kotode : 2 MnO2 + H 2 O+2 e 2 3

Voltase yang dihasilkan ±1,54 V. Sel kering ini waktu hidupnya lebih
lama dan dapat menghentikan arus yang lebih tinggi dari pada zink-karbon
yang lebih murah.
b) Sel Perak Oksida
Sel perak oksida lebih tahan lama digunakan walaupun harganya relatif
lebih mahal. Katode yang digunakan berupa perak oksida ( Ag2 O ),
sedangkan anode yang digunakan berupa seng. larutahn basa (KOH)
bentuk pasta digunakan sebagai larutan elektrolitnya. Baterai perak oksida
memiliki potensial sebesar 1,5 volt. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
−¿ ¿
−¿→2 Ag+ 2OH ¿
Katode : Ag2 O+ H 2 O+2 e
−¿¿

Anode : Zn+ 2OH −¿ →Zn (OH ) +2 e ¿


2

Sel perak oksida biasa digunakan untuk jam tangan, kalkulator, dan
kamera.
2.3.2. Sel Volta Sekunder
Sel volta sekunder merupakan sel volta yang jika habis dapat berfungsi lagi
setelah dialuri listrik. Contoh sel voltra sekunder sebagai berikut
1. Sel Aki Timbal Asam
Sel aku timbal asam menggunakan timbal sebagai anode dan PbO 2
sebagai katode. Larutan elektrolit y6ang digunakan berupa larutan sama
sulfat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
2−¿→ Pb S O4 + 2 H2 O ¿

Katode : PbO 2+ 4 H +¿+SO 4 ¿

−¿¿
2−¿ → PbSO4 +2 e ¿
Anode : Pb+ SO4
Arus listrik aki akan habis saat PbO 2 dan Pb telah berubah menjadi
PbSO 4 semua. PbSO 4 dapat dikembalikan menjadi Pb dan PbO 2 lagi
dengan cara dialiri arus listrik (elektrolisis). Pada proses pengisisan aki,
elektrode Pb (negatif) dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus.
Elektrode PbO 2 (positif) dihubungkan dengan kutub positif sumber arus.

6
Isi sel aki digunakan sebagai larutan elektrolit. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut.
2−¿¿

Katode (-) : PbSO 4 +2 e−¿→ Pb+ SO ¿ 4

−¿ ¿
2−¿+ 2 e ¿

Anode (+) : PbSO 4 +2 H 2 O → PbO 2 +4 H +¿+ SO ¿ 4

2. Baterai Litium
Baterai litium adalah baterai yang dapat diisi ulang, ringan, dan
menghasilkan potensial yang tinggi (sekitar 3,0 V). Litium memiliki
potensial oksidasi (E°= -3,04 V) lebih besar dibanding logam lain dan
hanya 6,94 gram litium yang diperlukan untuk menghasilkan 1 mol
elektron. Baterai ion litium terususunn atas logam Li dengan grafit ( Li x C6)
sebagai anode, logam litium oksida ( LiMn2 O 4) sebagai katode, dan
elektrolit LiClO 4 dalam etilen karbonat atau pelarut organik. Elektron akan
+¿¿
mengalir melalui rangkaian luar, sedangkan ion Li mengalir dari anode
ke katode. Reaksinya sebagai berikut.

−¿+ C6 ¿

Anode : Li x C6 → aLi+¿+ xe ¿
Katode : Li−x MnO4 → C6 + LiMn2 O 4
_________________________________+
Li x C6 + Li− x MnO4 → C6 + LiMn2 O4

Baterai litium banyak digunakan dalam telepon seluler (HP), laptop,


dan kamera digital.
3. Sel Nikad (Nikel-Kadmium)
Sel nikad termasuk baterai yang dapat diisi ulang (rechargerable). Sel jenis
ini dapat menghasilkan potensial ± 1,4 volt dan dapat digunakan untuk
baterai alat elektronik. Baterai nikad mengandung anode yang terususun
dari kadmium padat dan katode yang tersusun dari NiO(OH). Elektrolit
yang digunakan biasanya KOH. Selama oenggunaan, kadmium teroksidasi
dan NiO (OH) tereduksi menurut persamaan reaksi berikut.
−¿¿

Anode : Cd+ 2OH −¿→ Cd (OH ) +2 e ¿


2

−¿¿
Katode : 2 NiO ( OH ) +2 H 2 O →2∋ ( OH )2+ 2OH

2.3.3. Sel Bahan Bakar


Sel bahan bakar menggunaka gas oksigen sebagi katode dan gas hidrogen
sebagai anode. Gas hidrogen dan gas oksigen masing-masing masing dimasukkan
ke dalam elektrode karbon yang berpori. Pada setiap elektrode digunakan katalis
serbuk platina. Kedua elektrode dipisahkan oleh larutan KOH pekat. Reaksi yang
terjadi sebagai berikut.
−¿¿
−¿→ 4 OH ¿
Katode : O2 +2 H 2 O+2 e
−¿¿
−¿→2 H 2O +2 e ¿
Anode : H 2 +2 OH
Sel bahan bakar biasa digunakan untuk pembangkit energi listrik, misal
sumber energi listrik pesawat ruang angkasa. Sel bahan bakar tiak perlu diisi

7
ulang karena gas hidrogen dan gas oksegen dialirkan terus-menerus. Sementara
itu, air yang dihasilkan dapat digunakan sebagai air minum para astronaut.

2.4. Kegunaan Sel Elektrolisis dalam Kehidupan Sehari-hari


Reaksi elektrolisis banyak digunakan pada industri logam. Penghgunaan reaksi
elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari berupa pembuatan zat, penyepuhan, dan
pemurnian logam.
2.4.1. Pembuatan Zat
Beberapa zat kimia dibuat melalui reaksi elktrolisis, diantaranya logam
aluminium dan magnesium.
1. Produksi Logam Aluminium
Aluminium diperoleh dari elektrolisis larutan alumina ( Al2 O3) dalan
proses Hall-Heroult. Hasil elektrolisis alumina adalah aluminium dan gas
oksigen. Reaksi yang terjadi adalah.
−¿ →O +¿¿ −¿¿
Anode : 2 O2 2
4e x3
−¿→ Al ¿
3 +¿+3 e ¿
Kotode : Al x4
_________________________________
2 Al 2 O3 → 4 Al+ 3O2

2. Produk Logam Magnesium


Magnesium diperoleh dari elektrolisis lelehan MgCl 2. Sumber utama
magnesium adalah air laut, dalam bentuk endapan Mg ( OH )2. Untuk
mendapatkan padatan MgCl 2, Mg ( OH )2 disaring kemudia dilarutkan dalam
asam klorida. Mg ( OH )2 + HCL→ MgCl 2 +2 H 2 O
Larutan MgCl 2 digunakan sampai terbentuk padatan MgCl 2. Selama
proses elektrolisis lelehan MgCl 2, magnesium diendapkan di katode dan
gas klorida dihasilkan anode : MgCl 2 → Mg+ Cl2
2.4.2. Penyepuhan Logam (Electroplating)
Salah satu penggunaan penting prinsip elektrolisis adalah penyepuhan.
Penyepuhan merupakan pelapisan suatu logam dengan logam yang lain yang
mudah teroksidasi agar diperoleh sifat-sifat yang lebih baik, misalnya tahan karat,
mengilap dan berharga mahal. Penyepuhan bertujuan untuk melindungi logam
dari korosi atau memperbaiki penampilan. Dalam melakukan penyepuhan, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Logam yang dilapisi dipasang pada katode
2. Logam pelapis dipasang pada anode
3. Elektrolit yang digunakan adalah salah satu larutan garam dari logam
pelapisnya.

Contoh dari penyepuhan logam adalah pelapisan sendok dengan perak.


Sendok digunkan sebagai katode, perak murni digunakan sebagai anode,
dan elektrolit yang digunakan menyesuaikan dengan logam untuk
menyepuh, misalnya Na[ Ag(CN )¿¿ 2]¿ atau AgNO3.
Reaksi yang terjadi :
−¿¿

Anode : Ag→ Ag+¿+e ¿

8
Kotode : Ag+e−¿→ Ag ¿
______________________
Ag→ Ag

2.4.3. Pemurnian Logam


Tembaga dan magnesium dapat dimurnikan dengan cara elektrolisis.
Elektrolisis untuk menghasilkan tembaga murni dilakukan dalam larutan tembaga
(II) sulfat (CuSO 4) menggunakan elektrode dua jenis tembaga. Tembaga murni
digunakan sebagai katode, sedangkan tembaga kasar digunakan sebagai anode.
Ion tembaga dari anode akan mengalir ke katode dan membentuk endapan
tembaga yang sudah murni. Kotoran dalam tembaga kasar akan jatuh ke dasar nal
elektrolisi.
Reaksi pemurnian tembaga sebagi berikut :
−¿→Cu ¿

Katode (reduksi) : Cu+¿+2


2
e ¿
−¿¿
+¿+2 e ¿
Anode (oksidasi) : Cu →Cu2
________________________________
Reaksi sel : Cu →Cu

Pemurnian logam magnesium sama dengan pemurnian logam alkali dan alkali
tanah yang lain yaitu menggunakan leburan senyawanya. Hal ini karena ion alkali
tanah lebih sukar direduksi dibandingkan dengan molekul air.
BAB III
Pernutup
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan :
1. Sel volta adalah suatu sel yang di dalamnya terjadi reaksi redoks spontan yang
menghasilkan energi listrik. Sel volta mempunyai elektrode logam yang dicelupkan ke
dalam larutan garamnya. Sel elektrolisis merupakan peruraian suatu elektrolit karena
adanya arus listrik searah. Pada sel elektrolisis, terjadi perubahan energi listrik
menjadi energi kimia. Selain itu, reaksi berlangsung tidak spontan.
2. Kegunaan sel volta dalam kehidupan sehari-hari adalah suatu sel kering (baterai), sel
perak oksida, sel aki timbal asam, baterai litium, sel nikad (Nikel-Kadmium), dan sel
bahan bakar. Sedangkan kegunaan sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari adalah
untuk pembuatan zat (produk aluminium dan magnesium), penyepuhan logam
(electroplating), dan pemurnian logam.
3.2. Saran
1. Ilmu pengetahuan tentang sel volta dan sel elektrolisis dapat lebih maju dengan
mempelajari dasarnya
2. Pembaca maupun penyusun dapat menerapkan kegunaan sel volta dan sel elektrolisis
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pembaca maupun penyusun dapat bersyukur kepada Allah Yang Maha Esa karena
telah menganugerahkan berbagai senyawa dan proses-proses kimiawi yang berguna
bagi kehidupan mahkluk di bumi.

9
Daftar Pustaka

Dyah Rufaida, Anis. 2015. Kimia. Klaten: Intan Pariwara


Budi Rahardjo, Sentot, dan Ispriyanto. 2015. Kimia. Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
https://www.academia.edu/30581021/
Makalah_Kegunaan_Sel_Volta_dan_Sel_Elektrolisis_dalam_kehidupan_Sehari_hari

10

Anda mungkin juga menyukai