Anda di halaman 1dari 6

ELEKTROKIMIA

Elektrokimia adalah merupakan ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi kimia dengan
arus listrik.
Sel elektrokimia adalah sel yang dirancang untuk menjadikan suatu reaksi redoks menghasilkan energi
listrik, yang diubah menjadi energi kimia atau sebaliknya.
Ada dua jenis sel elektrokimia :
1. Sel Volta (Sel Galvani) 2. Sel elektrolisis

Dalam sel elektrokimia, kedua sel setengah-reaksi berlangsung secara terpisah pada elektroda -
elektroda.
Elektroda yang mengalami oksidasi disebut anoda
Elektrode yang mengalami reduksi disebut katoda
Dalam sel Volta atau sel Galvani, terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik.
Dalam sel elektrolisis, terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia.

A. SEL VOLTA (SEL GALVANI)

Sel volta disebut juga sel Galvani karena yang pertama kali menemukan adalah Luigi Galvani
kemudian di tahun berbeda dilanjutkan oleh Alessandro Volta.
Pada sel volta energi yang dihasilkan oleh reaksi kimia diubah menjadi energi listrik.
Contoh sel volta : batu baterai dan aki (akumulator)
Pada sel volta digunakan elektroda yaitu katoda dan anoda
Dalam sel Volta,
• anoda (bagian yang mengalami oksidasi) disebut elektroda negatif dan
• katoda disebut elektroda positif.

Perhatikan gambar di bawah ini :

Sumbat
kapas
Gambar di atas menunjukkan gambar sel volta yang terdiri dari logam Zn sebagai anoda yang dicelupkan
ke dalam larutan ZnSO4 dan logam Cu sebagai katoda yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit
CuSO4.
Kedua logam kemudian dihubungkan dengan Voltmeter melalui kabel,sedangkan kedua larutan
dihubungkan satu sama lain dengan jembatan garam (salt bridge). Jembatan garam merupakan tabung
U terbalik yang diisi agar – agar atau gelatin dan garam (KCl, KNO3, atau yang lainnya).
Prinsip kerja sel volta ialah terjadinya oksidasi spontan dari logam Zn (anoda) menjadi ion Zn 2+. Ion ini
kemudian masuk ke dalam ZnSO4, sementara elektron yang dilepaskan akan mengalir melalui kabel
menuju logam Cu (katoda). Elektron – elektron tersebut kemudian ditangkap oleh ion Cu2+ dari larutan
CuSO4 sehingga terjadi reduksi Cu2+ menjadi Cu dan akan menempel / mengendap pada katode Cu.
Jembatan garam berfungsi menyeimbangkan jumlah kation dan anion dalam larutan agar larutan tetap
netral.

Secara keseluruhan reaksi dapat dituliskan sebagai berikut :

Di anoda (Zn) terjadi oksidasi :

Zn (s) → Zn2+(aq) + 2e

Di Katoda (Cu) terjadi reduksi :

Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)

Reaksi sel (redoks) :


Zn (s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)

AGAR MUDAH DIINGAT :

KPAN : KATODA POSITIF, ANODA NEGATIF

Dalam sel volta :


1. anoda adalah elektroda negatif, di anoda terjadi reaksi oksidasi
2. katoda adalah elektroda positif, di katoda terjadi reaksi reduksi
3. elektron mengalir dari anoda ke katoda

DIAGRAM SEL ATAU NOTASI SEL

Sebuah sel volta diatas dapat ditulis dalam bentuk “notasi sel”. Dalam notasi sel, anoda dituliskan
disebelah kiri,sedangkan katoda disebelah kanan. Antara kedua elektroda dengan larutannya dipisahkan
oleh jembatan garam yang dilambangkan dengan dua garis sejajar II atau II.

Zn (s) I Zn2+(aq) II Cu2+(aq) I Cu(s)


DERET VOLTA

Apabila unsur – unsur disusun menurut besarnya potensial reduksi standar dari kiri ke kanan , mulai dari
harga yang paling negatif sampai ke harga yang paling positif, akan diperoleh suatu deret yang disebut
deret pendesakan logam atau deret potensial. Deret pendesakan logam ini disebut juga deret Volta.
Deret volta yaitu :

Li – K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Mn – Zn – Fe – Ni – Sn – Pb – H – Cu – Hg – Ag – Pt – Au

Sifat – sifat logam dalam deret sel volta :


a. Logam – logam yang terletak disebelah kiri H, memiliki E0negatif, sedangkan logam yang terletak
di sebelah kanan H, memiliki E0 positif.
b. Makin ke kanan letak suatu logam harga E0 makin besar, artinya semakin mudah mengalami
reduksi atau semakin sukar mengalami oksidasi.
c. Makin ke kiri letak suatu logam harga E0makin kecil artinya semakin mudah mengalami reaksi
oksidasi atau semakin sukar mengalami reaksi reduksi.
d. Karena unsur – unsur logam cenderung melepaskan elektron ( mengalami oksidasi), maka
logam disebelah kiri merupakan logam – logam yang aktif, sedangkan logam logam di sebelah
kanan merupakan logam – logam mulia (sukar melepaskan elektron).
e. Makin ke kanan , sifat reduktor makin lemah. Makin ke kiri sifat reduktor makin kuat.

Unsur – unsur dalam deret volta hanya mampu mereduksi unsur – unsur yang terletak di sebelah kanannya
tetapi tidak mampu mereduksi unsur – unsur yang terletak disebelah kirinya.

Manfaat atau aplikasi sel volta dalam kehidupan yaitu :


a. Sel aki
b. Sel Baterai
c. Sel bahan bakar

KOROSI

Salah satu reaksi redoks yang tidak menguntungkan dari sudut ekonomi adalah perkaratan (korosi) logam
– logam. Dalam korosi terjadi reaksi redoks antara logam dan zat yang ada disekitarnya dimana zat itu
berada, sehingga logam itu berkarat.

Faktor – faktor yang mempengaruhi korosi

Logam yang mempunyai potensial elektroda negatif lebih mudah mengalami korosi. Faktor – faktor yang
dapat mempengaruhi terjadinya korosi yaitu :

1. Sifat logam
Logam mulia sukar mengalami korosi sedangkan logam aktif lebih cepat terjadi korosi.

2. Suasana Lingkungan
Adanya air atau uap air mempercepat proses korosi dan akan dipercepat lagi dengan adanya zat
elektrolit seperti asam, garam atau lapisan logam yang menutupinya.
Pencegahan Korosi

Untuk menghindari kerugian yang diakibatkan oleh korosi perlu dilakukan pencegahan seperti :

1. Melapisi permukaan logam dengan logam lain yang lebih mulia misalnya dengan penyepuhan.
2. Mencampurkan logam dengan logam misalnya baja tahan karat (stainless steel) merupakan
campuran logam yang berisikan krom dan nikel, yang keduanya memberikan lapisan oksida yang
mengubah potensial reduksi baja ke salah satu karakteristik dari logam logam mulia.
3. Melapisi permukaan logam dengan catanti karat.
4. Memberi kantong kantong anti lembab dan menutup bagian – bagian yang terbuka ( biasanya
dilakukan pada badan pesawat terbang).
5. Menghubungkan logam dengan logam lain yang sulit mengalami oksidasi dengan kawat, misalnya
pipa baja dibawah tanah diproteksi dengan membuat pipa itu menjadi katoda sebuah sel volta
yang dihubungkan dengan logam aktif seperti magnesium oleh sebuah kawat.

POTENSIAL SEL
Arus listrik yang ditimbulkan sel volta merupakan hasil aliran elektron dari elektroda negatif ke
elktroda positif melalui kabel listrik luar.
Perbedaan potensial antara kedua elektroda ini disebut Potensial Sel atau dilambangkan Esel dan diukur
dalam Volt.
Alat yang digunakan untuk mengukur potensial sel dinamakan potensiometer.
Daya gerak listrik tergantung pada konsentrasi ion –ion,tekanan gas dan suhu. Jika konsentrasi ion – ion
1 M,tekanan gas 1 atm, dan suhu 25 oC,sel dinamakan dalam keadaan standar dan diberi notasi EoSel.
Rumus :
Eosel = Eozat reduksi - Eozat oksidasi
ATAU
Eosel = Eokatoda - Eoanoda
ATAU
Eosel = Eokanan - Eokiri
ATAU
Eosel = Eoyang besar - Eoyang kecil

Contoh soal :
Suatu sel volta tersusun dari elektrode – elektrode timah (Sn) dan Aluminium (Al)
Sn 2+ + 2e → Sn Eo = - 0,14 volt
Al 3+ + 3e → Al E0 = - 1,66 volt
Pertanyaan :
a. Tentukan anoda dan katoda
b. Manakah yang merupakan elektroda negatif
c. Gambarkan notasi sel
d. Tuliskan reaksi sel
e. Hitunglah potensial sel
Penyelesaian :
a. Aluminium (Al) adalah merupakan anoda karena E0 lebih kecil ,katodanya adalah Timah (Sn)
b. Dalam sel volta,elektroda negatif adalah anoda, jadi dalam hal ini adalah Aluminium
INGAT KPAN,katoda positif anoda negatif
c. Notasi sel
Anoda harus dituliskan sebelah kiri sedangkan katoda sebelah kanan , garis dua sejajar (||) yang
memisahkan anoda dan katoda menyatakan jembatan garam. Sedangkan garis tunggal (|)
menyatakan batas antara fase padat dan fase larutan. Maka pada soal tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut :
Al | Al3+ || Sn2+ | Sn
d. Menuliskan reaksi sel
Ingat pada soal ini yang sebagai anoda adalah Al , kita tahu bahwa anoda adalah tempat
terjadinya reaksi oksidasi dalam hal ini reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, maka
:
Al → Al 3+ + 3e (x2)
Sn2+ + 2e → Sn (x3) +
2 Al + 3 Sn2+ → Al3+ + 3 Sn
e. Eosel = Eokatoda - Eoanoda
= (-0,14) volt – (-1,66)volt = 1,52 volt

Contoh :
Suatu sel volta tersusun dari elektrode – elektrode seng (Zn) dan Tembaga (Cu)
Zn 2+ (aq) + 2e → Zn(s) Eo = - 0,76 volt
Cu 2+ (aq) + 2e → Cu(s) E0 = +0,34 volt
Pertanyaan :
a. Tentukan anoda dan katoda
b. Manakah yang merupakan elektroda negatif
c. Gambarkan notasi sel
d. Tuliskan reaksi sel
e. Hitunglah potensial sel

Penyelesaian :
a. Seng (Zn) adalah merupakan anoda karena E0 lebih kecil ,katodanya adalah Tembaga (Cu)
b. Dalam sel volta,elektroda negatif adalah anoda. Jadi dalam hal ini elektroda negatif adalah Zn
INGAT KPAN,katoda positif anoda negatif
c. Notasi sel
Anoda harus dituliskan sebelah kiri sedangkan katoda sebelah kanan , garis dua sejajar (||) yang
memisahkan anoda dan katoda menyatakan jembatan garam. Sedangkan garis tunggal (|)
menyatakan batas antara fase padat dan fase larutan. Maka pada soal tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut :
Zn | Zn 2+ || Cu2+ | Cu
d. Menuliskan reaksi sel
Ingat pada soal ini yang sebagai anoda adalah Al , kita tahu bahwa anoda adalah tempat
terjadinya reaksi oksidasi dalam hal ini reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, maka
:
Zn → Zn 2+ + 2e
Cu2+ + 2e → Cu +
Zn Cu2+ → Zn2+ + Cu

e. Eosel = Eokatoda - Eoanoda


= (+0,34) volt – (-0,76)volt
= +0,34 Volt + 0,76 Volt = 1,10 Volt

INGAT
Reaksi redoks yang dapat menghasilkan adalah reaksi redoks yang berlangsung spontan. Reaksi
redoks spontan memiliki nilai Eosel positif, sedangkan reaksi redoks tidak spontan memiliki nilai Eosel
negatif.
Pada contoh diatas reaksi berlangsung spontan karena harga E osel positif.

Anda mungkin juga menyukai