Anda di halaman 1dari 6

Nama : Naura Rucira Haya Pratista Aqila Rosyidi

Kelas : 12 IPA 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel volta adalah sel elektrokimia, yang dapat mengubah reaksi kimia dari reaksi redoks spontan
(reaksi yang dapat berlangsung dengan sendirinya). Sel volta ini ditemukan oleh dua orang ahli
berkebangsaan Italia.
Ciri khas dari sel volta adalah menggunakan jembatan garam. Jembatan garam berupa pipa U
yang diisi agar-agar yang mengandung garam kalium klorida. Sel volta terdiri dari anoda yang
bermuatan negatif dan katoda yang bermuatan positif. Pada anoda terjadi proses oksidasi,
oksidasi adalah pelepasan elektron. Sedangkan pada katodanya terjadi proses reduksi, reduksi
adalah penangkapan elektron. Sel volta banyak sekali digunakan pada kehidupan seharihari.
Sel volta yang biasa digunakan pada kehidupan manusia seperti jenis-jenis baterai dan aki
(accu). Baterai dan aki sangatlah berbeda, perbedaan ini dapat dilihat dari setelah pemakaian
kedua benda tersebut. Baterai apabila sudah terpakai tidak dapat digunakan lagi karena sudah
tidak ada lagi arus listrik pada baterai tersebut. Sedangkan, aki apabila arus listriknya sudah
habis dapat diisi lagi dengan mengalirkan arus listrik. Sel volta dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
Sel Volta Primer, Sel Volta Sekunder, Sel Bahan Bakar. Ketiga bagian tersebut juga memiliki
contoh masing-masing lagi. Oleh karena itu marilah kita lihat pembahasan mengenai
macam-macam dari sel volta berikut ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis sel volta?
2. Apa contoh dari sel volta primer?
3. Apa contoh dari sel volta sekunder?

C. Tujuan
Supaya siswa dapat mengetahui contoh-contoh dari sel volta yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa supaya lebih mempunyai
pemahaman yang tidak hanya sekedar materi yang diterima di sekolah. Tapi juga dalam
penerapannya dalam realisasi kehidupan.

BAB II PEMBAHASAN
A. Sel Volta Sel volta (sel galvani) adalah Sel elektrokimia di mana reaksi oksidasi-reduksi
spontan terjadi dan menghasilkan beda potensial. Sel Volta mengubah energi dari suatu reaksi
redoks spontan menjadi energi listrik.

a.Kegunaan
Berdasarkan kegunaannya, sel Volta dibedakan atas dua macam yaitu sebagai berikut : 1. Sel
Volta untuk penentuan pH larutan, energi reaksi, titrasi, kelarutan garam dan sebagainya. 2. Sel
Volta untuk menghasilkan tenaga listrik, misalnya untuk penerangan, penggerak motor, radio
transistor, dan kalkulator.

b. Prinsip Kerja Reaksi


Logam seng dalam larutan mengandung ion Zn 2+ (larutan garam seng) dan logam tembaga
dalam larutan ion Cu 2+ (larutan garam tembaga (II)). Logam seng larut dengan melepas dua
elektron.
Zn(s)-> Zn2+(aq) + 2e-

Elektron mengalir ke logam tembaga melalui kawat penghantar dan ion Cu2+ mengambil
elektron dari logam tembaga dan mengendap.
Cu2+(aq) + 2e->Cu(s)

Persamaan reaksi redoksnya sebagai berikut: Oksidasi Reduksi

: Zn(s)-> Zn2+(aq) + 2e-

Cu2+:(aq) + 2eCu(s) Zn(s) + Cu2+(aq) Cu(s)

Zn2+(aq) +

Dengan demikian, rangkaian tersebut dapat menghasilkan aliran elektron (listrik). Untuk
menetralkan muatan listrik pada kedua larutan dihubungkan dengan suatu jembatan garam,
yaitu larutan garam dalam agar-agar (seperti NaCl atau KNO3). Ion-ion negatif dari jembatan
garam bergerak untuk menetralkan kelebihan ion Zn 2+, sedangkan ion-ion positif bergerak
untuk menetralka kelebihan ion SO42-. Logam seng dan tembaga yang menjadi kutub-kutub
listrik pada rangkaian sel elektrokimia di sebut electrode. Sedangkan logam seng (Zn) sendiri
merupakan elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi atau pelepasan dan merupakan kutub
negatif (anode). Logam tembaga (Cu) merupakan elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi
atau pengikatan elektron dan merupakan kutub positif (katode).

Susunan sel Volta dapat dituliskan dengan suatu notasi singkat (diagram sel) sebagai berikut:
Anode | larutan (ion) || larutan (ion) | katode Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu Notasi tersebut menyatakan
bahwa oksidasi Zn menjadi Zn 2+ terjadi pada anode, sedangkan reduksi ion Cu 2+ menjadi Cu
di katode. Dua garis sejajar yang memisahkan anode dan katode menyatakan jembatan garam,
sedangkan garis tunggal menyatakan batas antar fase (Zn padatan, sedangkan Zn2+ dalam
larutan; Cu2+ dalam larutan, sedangkan Cu padatan) c. Potensial Sel Potensial sel merupakan
selisih potensial listrik antara elektrode yang mendorong elektron mengalir yang disebabkan
perbedaan rapatan muatan antara elektrode-elektrode. Potensial sel yang diukur pada 250C
dengan konsentrasi ion-ion 1 M dan tekanan gas 1 atm disebut potensial standar (E0sel).
Potensial sel Volta dapat ditentukan melalui percobaan dengan voltmeter atau potensiometer
dan juga dapat dihitung berdasarkan data potensial elektrode positif (katode) dan potensial
elektrode d. Potensial Elektrode Potensial elektrode adalah potensial sel yang dihasilkan oleh
suatu elektrode dengan elektrode hidrogen. Pengukuran potensial sel dapat digunakan untuk
membandingkan kecenderungan logam-logam atau spesi lain untuk mengalami oksidasi atau
reduksi. Apabila pengukuran dilakukan pada kondisi standar (suhu 25 0C, 1 M, tekanan gas 1
atm) disebut potensial elektrode standar (E0). Urutan logam-logam berdasarkan sifat
reduktornya dikenal sebagai deret Volta. U – K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Mn – (H2O) – Zn –
Cr – Fe – Cd – Ni – Co – Sn – Pb – (H) – Cu – Hg – Ag – Pt - Au

Dari deret volta di atas, unsur-unsur dari kiri ke kanan memiliki harga potensial reduksi
(potensial elektrode) yang makin besar. Elektrode yang lebih mudah mengalami reduksi
dibandingkan elektrode hidrogen mempunyai potensial elektrode bertanda (+), sedangkan
elektrode yang sukar mengalami reduksi bertanda negatif

(-). Potensial elektrode dikaitkan dengan reaksi reduksi, dimana potensial elektrode sama
dengan potensial reduksi. Adapun potensial oksidasi sama nilainya dengan potensial reduksi,
tetapi tandanya berlawanan. Potensial elektrode Zn | Zn2+ = -0,76 volt, berarti potensial reduksi
ion Zn2+ menjadi logam Zn = -0,76 volt. Sedangkan potensial oksidasi Zn menjadi Zn2+ =
+0,76 volt. Zn(s)

Zn2+(aq) + 2e-

Zn2+(aq) + 2e-

Zn(s)

E = -0,76 volt E = +0,76 volt

Suatu reaksi dapat berlangsung jika ada perbedaan potensial positif antara kedua setengah
reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi redoks dapat berjalan spontan jika E0sel > 0 (+) Jika anda
ingin membuat baterai bervoltase tinggi untuk radiomu, anda harus memilih logam yang
berjauhan dalam tabel tersebut. Uang logam tembaga dengan paku besi menghasilkan voltase
lebih tinggi daripada uang logam dengan nikel karena tembaga lebih jauh dari besi dari pada
nikel. Meskipun istilah baterai biasanya mengacu pada sel-sel galvani yang dihubungkan
bersama, beberapa baterai hanya mempunyai satu sel. Baterai lain mungkin mempunyai
selusin atau lebih. Ketika anda menggunakan baterai untuk menyalakan senter, radio atau
CD-player, anda melengkapi rangkaian listrik sel galvani tersebut. Untuk mendapatkan voltase
lebih tinggi dari sel dengan beda potensial yang relatif kecil dapat dilakukan dengan
menghubungkan sel-sel secara seri.

B. Sel Volta Primer


1. Sel Kering Seng – Karbon Sel kering juga dapat disebut sel Lenchanche atau baterai. Baterai
kering ini mendapatkan hak paten penemuan di tahun 1866. Dengan adanya air jadi baterai
kering ini tidak 100% kering. Sel ini biasanya digunakan sebagai sumber tenaga atau energi
pada lampu, senter, radio, jam dinding, dan masih banyak lagi. Penggunaan logam seng adalah
sebagai anoda sedangkan katoda digunakan elektrode inert, yaitu grafit, yang dicelupkan
ditengah-tengah pasta. Pasta ini bertujuan sebagai oksidator. Seng tersebut akan dioksidasi
sesuai dengan persamaan reaksi di bawah ini:

Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e– (anoda)


Sedangkan katoda terdiri atas campuran dari MnO 2 dan NH4Cl.
Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut: 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) 2e– → Mn2O3(s) +
2NH3(aq) + H2O(l) (katoda). Reaksi tersebut akan membentuk ion yang kompleks
[Zn(NH3)4]2+. Sel kering ini tidak dapat digunakan berulang kali dan memiliki daya tahan yang
tidak lama. Dan harganya di pasaran sangatlah murah.

2. Baterai Merkuri
Baterai merkuri ini merupakan satu dari baterai kecil yang dikembangkan untuk usaha
perdagangan atau komersial. Anoda seng dan katoda merkuri (II) oksida (HgO) adalah
penyusun dari baterai merkuri ini yang dihubungkan dengan larutan elektrolit kalium hidroksida
(KOH).
Sel ini mempunyai beda potensial ± 1,4V. Reaksi yang terjadi pada baterai ini adalah: Zn(s) +
2OH–(aq) → ZnO(s) + H2O + 2e– (anoda) HgO(s) + H2O + 2e– → Hg(l) + 2OH–(aq) (katoda)

Reaksi dari keseluruhan atau disebut reaksi bersih adalah: Zn(s) + HgO(s) → ZnO(s) + Hg(l) 3.
Baterai Perak Oksida

Baterai perak oksida tergolong tipis dan harganya yang relatif lebih mahal dari baterai-baterai
yang lainnya. Baterai ini sangat populer digunakan pada jam, kamera, dan kalkulator elektronik.
Perak oksida (Ag2O) sebagai katoda dan seng sebagai anodanya. Reaksi elektrodenya terjadi
dalam elektrolit yang bersifat basa dan mempunyai beda potensial sama seperti pada baterai
alkaline sebesar 1,5V. Reaksi yang terjadi adalah: Zn(s) + 2OH–(aq) → Zn(OH)2(s) + 2e–
(anoda) Ag2O(s) + H2O + 2e– → 2Ag(s) + 2OH–(aq) (katoda)

4. Baterai Litium Terdiri atas litium sebagai anoda dan MnO2 sebagai oksidator (seperti pada
baterai alkaline). Baterai Litium ini dapat menghasilkan arus listrik yang lebih besar dan daya
tahannya lebih lama dibandingkan baterai kering yang berukuran sama. Berikut notasi dari
baterai Litium: Li│Li+ (pelarut non-air)│KOH (pasta)│MnO2, Mn(OH)3, C

C. Sel Volta Sekunder

1. Aki Timbal

Aki merupakan jenis baterai yang dapat digunakan untuk kendaran bermotor atau automobil.
Aki timbal mempunyai tegangan 6V atau 12V, tergantung jumlah sel yang digunakan dalam
konstruksi aki timbal tersebut. Aki timbal ini terdiri atas katoda PbO2 (timbel(IV) oksida) dan
anodanya Pb (timbel=timah hitam). Kedua zat sel ini merupakan zat padat, yang dicelupkan
kedalam larutan H2SO4. Reaksi yang terjadi dalam aki adalah: Pb(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s)
+ 2e– (anoda) PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e– → PbSO4(s) + 2H2O (katoda) Aki ini
dapat diisi ulang dengan mengalirkan lagi arus listrik ke dalamnya. Pengisian aki dilakukan
dengan membalik arah aliran elektron pada kedua elektrode. Pada pengosongan aki, anoda
(Pb) mengirim elektron ke katoda (PbO2). Sementara itu pada pengisian aki, electrode timbal
dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus sehingga Pb2SO4 yang terdapat pada
elektrode timbal itu direduksi. Berikut reaksi pengisian aki: PbSO4(s) + H+(aq) +2e– → Pb(s) +
HSO4–(aq) (elektrode Pb sebagai katoda) PbSO4(s) + 2H2O(l) → PbO2(s) + HSO4–(aq) +
3H+(aq) + 2e– (elektrode PbO2 sebagai anoda).

2. Baterai Nikel Kadmium


Baterai nikel-kadmium merupakan baterai kering yang dapat diisi ulang. Sel ini biasanya disebut
nicad atau bateray nickel-cadmium. Reaksi yang terjadi pada baterai nikel-kadmium adalah:
Cd(s) + 2OH–(aq) → Cd(OH)2(s) + 2e– (anoda) NiO2(s) + 2H2O + 2e– → Ni(OH)2(s) +
2OH–(aq) (katoda) Reaksi keseluruhan adalah: Cd(s) + NiO(aq) + 2H2O(l) → Cd(OH)2(s) +
Ni(OH)2(s) Baterai nikel-kadmium merupakan zat padat yang melekat pada kedua
elektrodenya. Baterai nikel-kadmium memiliki tegangan sekitar 1,4V. Dengan membalik arah
aliran elektron, zat-zat tersebut dapat diubah kembali seperti zat semula.

3. Sel Perak Seng

Sel ini mempunyai kuat arus (I) yang besar dan banyak digunakan pada kendaran-kendaraan
balap. Sel perak seng dibuat lebih ringan dibandingkan dengan sel timbal seng. KOH adalah
elektrolit yang digunakan dan elektrodenya berupa logam Zn (seng) dan Ag (perak).

4. Sel Natrium Belerang Sel natrium belerang ini dapat menghasilkan energi listrik yang lebih
besar dari sel perak seng. Elektrodenya adalah Na (natrium) dan S (sulfur).

Sel Bahan Bakar

Sel bahan bakar adalah sel yang menggunakan bahan bakar seperti campuran hidrogen
dengan oksigen atau campuran gas alam dengan oksigen. Sel bahan bakar ini biasanya
digunakan untuk sumber energi listrik pesawat ulang-alik, pesawat Challenger dan Columbia.
Yang berperan sebagai katode adalah gas oksigen dan anodanya gas hidrogen. Masing-masing
elektrode dimasukkan kedalam elektrode karbon yang berpori-pori dan masing-masingnya
elelktrode digunakan katalis dari serbuk platina. Katoda: menghasilkan ion OH– O2(g) +
2H2O(l) + 4e– → 4OH–(aq) Anoda: dari katode bereaksi dengan gas H2 H2(g) + 2OH–(aq) →
2H2O(l) + 2e– Reaksi selnya adalah: O2(g) + 2H2(g) → 2H2O(l)

BAB III PENUTUP

1. Simpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa: 1. Sel volta dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sel
volta primer, sel volta sekunder, dan sel bahan bakar 2. Contoh dari sel volta primer adalah Sel
Kering Seng-Karbon, Baterai Merkuri, Baterai Perak Oksida, Baterai Litium. 3. Contoh dari sel
volta sekunder adalah Aki timbal, Baterai Nikel Kadmium, Sel Perak Seng, Sel Natrium
Belerang.

Anda mungkin juga menyukai