Kerugian :
1. Kapasitas dapat hilang: PbSO4 yang dibutuhkan saat tahap recharge,
melapislempeng baterai setelah baterai didischarge, terjadi pengurangan PbSO4.
Apabila terus menerus terjadimaka makin hilang kapasitasnya, dan tidak dapat lagi
diisi kembali.
2. Resiko keselamatan: sel yang sudah lama menimbulkan kerak dan dapat
kehilangan air jika digunakan. Selama pengisian kembali, terkadang air akan
terhidrolisis menghasilkan H2 dan O2, dimana dapat meledak jika disulut, dan
kepercikan H2SO4.
4. Sel perak oksida
• menggunakan seng sebagai anoda (agen pereduksi)
dalam medium yang bersifat basa. Dalam baterai merkuri
oksida, maka HgO bertindak sebagai katoda, sedang
dalam perak oksida sebagai katodanya adalah Ag2O.
Pereaksi padatan (zat padat) bersifat kompak dan
dipisahkan dengan KOH, dengan pemisah berpori (porous
separator). Separator ini berfungsi sangat mirip dengan
jembatan garam.
• Penggunaan: baterai merkuri (untuk arloji, kalkulator),
baterai perak (untuk kamera, pengukur detak jantung,
alat bantu dengar)
Reaksi elektroda
Reaksi di anoda (oksidasi):
Zn(s) + OH-(aq) → ZnO(s) + H2O(l) + 2e-
Kerugian :
(1) sel bahan bakar beroperasi dengan aliran kontinu dari
reaktan, juga tidak mampu menyimpan energi listrik,
(2) katalis untuk elektroda cukup mahal
faktor korosi serta pencegahannya
Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam
akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan
berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.
Faktor penyebab
1. Konsentrasi H2O dan O2
Dalam kondisi kelembaban yang lebih tinggi, besi akan lebih cepat berkarat. Selain itu,
dalam air yang kadar oksigen terlarutnya lebih tinggi, perkaratan juga akan lebih cepat.
Hal ini sebagaimana air dan oksigen masing-masing berperan sebagai medium
terjadinya korosi dan agen pengoksidasi besi.
2. pH
Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat,
sebagaimana reaksi reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan yang ditandai
dengan potensial reduksinya lebih besar dibanding dalam suasana netral ataupun
basa.
3. Keberadaan elektrolit
Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat
terjadinya korosi, sebagaimana ion-ion elektrolit membantu menghantarkan elektron-
elektron bebas yang terlepas dari reaksi oksidasi di daerah anode kepada reaksi
reduksi pada daerah katode.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana laju
reaksi kimia meningkat seiring bertambahnya suhu.
5. Galvanic coupling
Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif
(tidak mudah teroksidasi, potensial reduksi lebih positif), maka akan timbul
beda potensial yang menyebabkan terjadinya aliran elektron dari besi
(anode) ke logam kurang reaktif (katode). Hal ini menyebabkan besi akan
lebih cepat mengalami korosi dibandingkan tanpa keberadaan logam kurang
reaktif. Efek ini disebut juga dengan efek galvanic coupling.
Cara pencegahan
1. Menggunakan lapisan pelindung untuk
mencegah kontak langsung dengan H2O dan O2