Anda di halaman 1dari 23

Baterai Penyimpanan dan faktor

korosi serta pencegahannya

Nama : Rafiano Ramadhan


Baterai Penyimpanan
1. Sel kering
• Sel Leclanché ( sel kering ) ditemukan oleh insinyur Perancis
Georges Leclanché (1839-1882) lebih dari seratus tahun yang
lalu. Berbagai usaha peningkatan telah dilakukan sejak itu,
tetapi, yang mengejutkan adalah desain awal tetap
dipertahankan, yakni sel kering mangan.

• Sel kering mangan terdiri dari bungkus dalam zink (Zn)


sebagai elektroda negatif (anoda), batang karbon/grafit (C)
sebagai elektroda positif (katoda) dan pasta MnO2 dan NH4Cl
yang berperan sebagai larutan elektrolit.
2. Sel alkalin
• Dinamakan baterai alkalin karena elektrolitnya bersifat
alkali atau basa, bukan asam. Nama alkalin diambil dari
bahan kimia yang digunakan dalam baterai, yaitu:
elektrolit basa kalium klorida.

• Merupakan jenis baterai yang paling modern,


diperkenalkan pertama kali pada tahun 1960. Baterai
ini merupakan penyempurnaan dari baterai biasa
karna mempunyai potensial yang relatif tetap dengan
waktu penggunaan lebih awet.
• Baterai alkalin modern masih menggunakan prinsip-
prinsip dasar yang sama dengan tumpukan volta, yaitu
menggunakan dua jenis logam yang dipisahkan oleh
cairan yang melalukan listrik, disertai dengan terminal
negatif dan positif.

• Baterai Alkalin menggunakan potasium Hydroxide sebagai


elektrolit, selama proses pengosongan (Discharging) dan
pengisian (Charging) dari sel baterai alkali secara praktis
tidak ada perubahan berat jenis cairan elektrolit.
Komponen Baterai Alkalin
• Anoda : elektroda, bisa berupa logam. Arus listrik mengalir
berlawanan dengan arah pergerakan elektron. Pada proses
elektrokimia, baik sel galvanik (baterai) maupun sel elektrolisis,
anoda mengalami oksidasi.
• Katoda : elektroda dalam sel elaktrokimia yang terpolarisasi jika
arus listrik mengalir keluar darinya. Pada baterai biasayang
menjadi katoda adalah seng Sedangkan, pada baterai alkalin,
yang menjadi katoda adalah mangan dioksida (MnO2).
• Pasta merupakan elektrolit atau mediasi penghantar. Pada batu
baterai kering alkalin (baterai alkalin), amonium klorida yang
bersifat asam pada sel kering diganti dengan kalium hidroksida
yang bersifat basa (alkali).
kelebihan dan kekurangan baterai alkalin:
1. KELEBIHAN :
a. Pada pembebanan yang tinggi dan terus menerus, mampu memberikan
umur pelayanan 2-10 kali pemakaian dari sel leclanche.

b. Sangat baik dioperasikan pada temperatur rendah sampai -25 derajat


celcius
c. Baterai yang sering digunakan adalah zinc-alcaline manganese oxide yang
memberikan daya lebih per penggunaannya dibandingkan batere sekunder.
zinc-alcaline manganese oxide mempunyai umur (waktu hidup yang lama).
d. Tahan terhadap beban berat seperti over charging, over discharging dan
tahan lama.
2. KEKURANGAN :
a. sekali pakai
b. densits energi nya rendah
c. agak sulit diproduksi masal
d. biaya metal yang digunakan untuk elektoda cukup mahal
3. Sel Aki / Timbal
Aki atau Storage Battery adalah sebuah sel atau
elemen sekunder dan merupakansumber arus listrik
searah yang dapat mengubah energy kimia menjadi
energy listrik, termasuk elemen elektrokimia yang
dapat mempengaruhi zat pereaksinya, sehingga
disebut elemen sekunder. Kutub positif
menggunakan lempeng oksida dan kutub negatifnya
menggunakan lempeng timbal sedangkan larutan
elektrolitnya adalah larutan asam sulfat.
Reaksi Elektroda
Reaksi elektrodanya adalah sebagai berikut :
Reaksi total : Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42- → 2PbSO4 + 2H2O
Anode : Lempeng logam timbal (Pb).
Katode : Lempeng logam oksida timbal (PbO2).
Ektrolit : Larutan asam sulfat (H2SO4) encer.
Reaksi pengosongan aki:
Anode : Pb(s) ++ H2SO4 (aq) —> PbSO4(s) + H+(aq) + 2 e–
Katode : PbO2(s) + SO4-2 (aq)+ 3 H+(aq) + 2 e– —>PbSO4(aq) + 2 H2O+ 2 H2O
(l)
Reaksi total : Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42- → 2PbSO4 + 2H2O
Ketika sel ini menghasilkan arus listrik, anode Pb dan katode PbO2
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan :
1. mampu menyediakan sumber energi yang lebih besar (sebagai starter),
2. mempunyaiwaktu hidup relatif panjang,
3. efektif pada suhu rendah.

Kerugian :
1. Kapasitas dapat hilang: PbSO4 yang dibutuhkan saat tahap recharge,
melapislempeng baterai setelah baterai didischarge, terjadi pengurangan PbSO4.
Apabila terus menerus terjadimaka makin hilang kapasitasnya, dan tidak dapat lagi
diisi kembali.
2. Resiko keselamatan: sel yang sudah lama menimbulkan kerak dan dapat
kehilangan air jika digunakan. Selama pengisian kembali, terkadang air akan
terhidrolisis menghasilkan H2 dan O2, dimana dapat meledak jika disulut, dan
kepercikan H2SO4.
4. Sel perak oksida
• menggunakan seng sebagai anoda (agen pereduksi)
dalam medium yang bersifat basa. Dalam baterai merkuri
oksida, maka HgO bertindak sebagai katoda, sedang
dalam perak oksida sebagai katodanya adalah Ag2O.
Pereaksi padatan (zat padat) bersifat kompak dan
dipisahkan dengan KOH, dengan pemisah berpori (porous
separator). Separator ini berfungsi sangat mirip dengan
jembatan garam.
• Penggunaan: baterai merkuri (untuk arloji, kalkulator),
baterai perak (untuk kamera, pengukur detak jantung,
alat bantu dengar)
Reaksi elektroda
Reaksi di anoda (oksidasi):
 Zn(s) + OH-(aq) → ZnO(s) + H2O(l) + 2e-

Reaksi di katoda (reduksi):


HgO (s) + H2O(l) + 2e- →  Hg(l) + 2OH-(aq)     (untuk baterai merkuri)
Ag2O (s) + H2O(l) + 2e- → 2Ag(s) + 2OH-(aq)  (untuk baterai perak)

Reaksi sel keseluruhan:


 Zn(s) + HgO (s) → ZnO(s) + Hg(l)    Esel = 1,3 V   (baterai merkuri)
 Zn(s) + 2AgO (s) →  ZnO(s) + 2Ag(l)    Esel = 1,6 V    (baterai perak)
Kelebihan dan kekurangan
• Keutungan: keduanya berukuran (sangat) kecil
dan tipis, tegangan relatif besar. Sel perak
relatif kokoh dan non toksik

• Kelemahan: sel merkuri berifat toksik sedang


sel perak relatif mahal
5. Sel bahan bakar
• Fuel cell (sel bahan bakar) menggunakan reaksi pembakaran
yang menghasilkan arus listrik. Bahan bakarnya tidak terbakar,
-sebagaimana halnya dengan jenis baterai yang lain-, tetapi
reaksi berlangsung secara terpisah dalam sistem setengah-
reaksi, dan elektron ditransfer melalui rangkaian eksternal.
Suatu sel bahan bakar dihasilkan dari reaksi gas hidrogen dan
oksigen mengahsilkan uap air. Gas hidrogen dioksidasi, sedang
gas oksigen direduksi membentuk uap air. Elektroda yang
digunakan adalah grafit yang dilingkupi (disalut) dengan
katalis platina yang terimpregnasi.
• Di anoda (akibat lapisan katalis), H2 displit, dan elektron (e-) masuk
rangkaian. Dalam elektrolit terjadi pertukaran – membran – proton
(proton-exchange-membrane, PEM) baru, di mana sel mengandung
kerangka utama (backbone) polimer perfluoroetilena –[F2C – CF2]–
yang diperkaya dengan gugus asam sulfonat (RSO3-) yang
menjembatani (mengalirkan) H+ dari anoda ke katoda. Sedangkan
di katoda (dengan cara yang analog, akibat lapisan Pt), terjadi
reduksi terhadap O2, dan selanjutnya bergabung dengan H+.
• Penggunaan : Sangat luas untuk masa yang akan datang, untuk
transportasi, rumah tangga, dan bisnis tenaga listrik. Dapat
digunakan juga untuk menyediakan air murni (setelah dikondensasi
terlebih dahulu) selama pembebasan hasil reaksinya.
Reaksi elektroda
Reaksi di anoda (Oksidasi):
          H2(g)  →  2H+(aq) + 2e-

Reaksi di katoda (Reduksi):


          ½O2(g) + 2H+(aq) + 2e-  →   H2O(g)

Reaksi sel keseluruhan (Redoks):


          H2(g) + ½O2(g)   →  H2O(g)
Kelebihan dan kekurangan
Keuntungan :
(1) bersih, tidak menghasilkan polutan, dan portable
(2) mengkonversi ~ 75% energi ikat dalam bahan bakar
menjadi energi listrik.

Kerugian :
(1) sel bahan bakar beroperasi dengan aliran kontinu dari
reaktan, juga tidak mampu menyimpan energi listrik,
(2) katalis untuk elektroda cukup mahal
faktor korosi serta pencegahannya
Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam
akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan
berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.
Faktor penyebab
1. Konsentrasi H2O dan O2
Dalam kondisi kelembaban yang lebih tinggi, besi akan lebih cepat berkarat. Selain itu,
dalam air yang kadar oksigen terlarutnya lebih tinggi, perkaratan juga akan lebih cepat.
Hal ini sebagaimana air dan oksigen masing-masing berperan sebagai medium
terjadinya korosi dan agen pengoksidasi besi.

2. pH
Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat,
sebagaimana reaksi reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan yang ditandai
dengan potensial reduksinya lebih besar dibanding dalam suasana netral ataupun
basa.

3. Keberadaan elektrolit
Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat
terjadinya korosi, sebagaimana ion-ion elektrolit membantu menghantarkan elektron-
elektron bebas yang terlepas dari reaksi oksidasi di daerah anode kepada reaksi
reduksi pada daerah katode.
4. Suhu

Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana laju
reaksi kimia meningkat seiring bertambahnya suhu.

5. Galvanic coupling

Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif
(tidak mudah teroksidasi, potensial reduksi lebih positif), maka akan timbul
beda potensial yang menyebabkan terjadinya aliran elektron dari besi
(anode) ke logam kurang reaktif (katode). Hal ini menyebabkan besi akan
lebih cepat mengalami korosi dibandingkan tanpa keberadaan logam kurang
reaktif. Efek ini disebut juga dengan efek galvanic coupling.
Cara pencegahan
1. Menggunakan lapisan pelindung untuk
mencegah kontak langsung dengan H2O dan O2

2. Menggunakan perlindungan katode

Anda mungkin juga menyukai