Anda di halaman 1dari 10

Makalah Kegunaan Sel Volta Dan Sel Elektrolisis dalam

kehidupan sehari-hari

Disusun oleh : Andi Bagus Rahmawan


XII MIA 1

SMAN 109 Jakarta


Jl. Gardu No. 31, Jakarta Selatan
Tahun ajaran 2016/2017
Bab I
Pendahuluan
I. Latar Belakang

Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan proses dari reaksi kimia.
Salah satunya adalah reaksi kimia yang bisa menimbulkan energi listrik yang bisa memudahkan
manusia dalam melakukan kegiatannya. Misalnya saja kami ambil contoh dalam
industri pembuatan baterei, Aki, dan lain-lain yang bisa mengantarkan Arus Lisrik. Serta
hubungan elektrolisis terhadap Kehidupan.
Reaksi Kimia yang bisa menghantarkan Listrik berhubungan sekali dengan sel
elektrokimia, Karena dalam sel elektrokimia terjadi reaksi antara ion anode dan ion katode yang
bisa menghantarkan arus listrik. Dalam sel elektrokimia dibagi menjadi dua jenis yaitu sel volta
dan sel elektrolisis. Sel volta merupakan hasil dari reaksi redoks spontan diubah menjadi energi
listrik. Sedangkan Sel Elektrolisis energi listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi kimia tak
spontan. Berikut ini kami akan membahas tentang penerapan sel volta dan elektrolisis dalam
kehidupan dan industri.

II. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Penerapan Sel Volta dan Elektrolisis pada kehidupan sehari-hari?

III. Tujuan Dan Manfaat

Kita dapat mengetahui tentang proses Reaksi kimia dalam menghasilkan Energi listrik
serta penggunaannya, sehingga kita dapat mengenal lebih dekat tentang aplikasi nyata kimia
dalam kehidupan dan industri, serta dapat menambah minat kita dalam proses pembelajaran
kimia tersebut. Kita juga dapat mengetahui kegunaan bahan-bahan kimia pada Aki dan baterai,
pemurnian logam, dan penyepuhan.
Bab II
Pembahasan

 Sel Volta dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Aki / Baterai Timbal (Accu)

Nilai sel terletak pada kegunaannya. Diantara berbagai sel, sel timbal (aki) telah digunakan sejak
1915. Berkat sel ini, mobil/sepeda motor dapat mencapai mobilitasnya, dan akibatnya menjadi
alat transportasi terpenting saat ini. Baterai timbal dapat bertahan kondisi yang ekstrim
(temperatur yang bervariasi, shock mekanik akibat jalan yang rusak, dll) dan dapat digunakan
secara kontinyu beberapa tahun.

Dalam baterai timbal, elektroda negatif adalah logam timbal (Pb) dan elektroda positifnya adala
timbal yang dilapisi timbal oksida (PbO2), dan kedua elektroda dicelupkan dalam larutan
elektrolit asam sulfat (H2SO4). Reaksi elektrodanya adalah sebagai berikut :

Anoda Pb (-) : Pb + SO42- → PbSO4 +


2e–
Katoda PbO2 (+) : PbO2 + SO42- + 4H+ + 2e– → PbSO4 +
2H2O

Reaksi total : Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42- → 2PbSO4 +


2H2O

Kondisi Saat aki digunakan

Saat aki menghasilkan listrik, Anoda Pb dan katoda PbO2


bereaksi dengan SO42- menghasilkan PbSO4. PbSO4 yang
dihasilkan dapat menutupi permukaan lempeng anoda dan katoda.
Jika telah terlapisi seluruhnya maka lempeng anoda dan katoda
tidak berfungsi. Akibatnya aki berhenti menghasilkan listrik.

Saat aki menghasilkan listrik dibutuhkan ion H+ dan ion SO42- yang aktif bereaksi. akibatnya
jumlah ion H+ dan ion SO42- pada larutan semakin berkurang dan larutan elektrolit menjadi encer
maka arus listrik yang dihasilkan dan potensial aki semakin melemah.

Oleh karena reaksi elektrokimia pada aki merupakan reaksi kesetimbangan (reversibel) maka
dengan memberikan arus listrik dari luar ( mencas ) keadaan 2 elektroda (anoda dan katoda)
yang terlapisi dapat kembali seperti semula. demikian pula ion akan terbentuk lagi sehingga
konsentrasi larutan elektrolit naik kembali seperti semula.

Anoda PbO2 ( - ) : PbSO4 + 2H2O → PbO2 + 4H+ + SO42- + 2e–


Katoda Pb ( + ) : PbSO4 + 2e– → Pb + SO42-

Reaksi total : 2PbSO4 + 2H2O → Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42-

Selama proses penggunaan maupun pengecasan aki terjadi reaksi sampingan yaitu elektrolisis air
dan tentu saja ada air yang menguap dengan demikian penting untuk menambahkan air
terdistilasi ke dalam baterai timbal. Baru-baru ini jenis baru elektroda yang terbuat dari paduan
timbal dan kalsium, yang dapat mencegah elektrolisis air telah dikembangkan. Baterai modern
dengan jenis elektroda ini adalah sistem tertutup dan disebut dengan baterai penyimpan tertutup
yang tidak memerlukan penambahan air.

2. Baterai / Sel Kering / Sel Lelanche

Sel Leclanché ditemukan oleh insinyur Perancis Georges


Leclanché (1839-1882) lebih dari seratus tahun yang lalu.
Berbagai usaha peningkatan telah dilakukan sejak itu, tetapi,
yang mengejutkan adalah desain awal tetap dipertahankan,
yakni sel kering mangan.

Sel kering mangan terdiri dari bungkus dalam zink (Zn)


sebagai elektroda negatif (anoda), batang karbon/grafit (C)
sebagai elektroda positif (katoda) dan pasta MnO2 dan NH4Cl
yang berperan sebagai larutan elektrolit.

a. Baterai Biasa

Anoda : logam seng (Zn)


Katoda : batang karbon/gafit (C)
Elektrolit : MnO2, NH4Cl dan serbuk karbon (C)

Anoda Zn (-) : Zn → Zn2+ + 2e–


Katoda C (+) : 2MnO2 + 2NH4 + 2e → Mn2O3 + 2NH3 + H2O
+ -

Reaksi total : Zn + 2MnO2 + 2NH4+ → Zn2+ + Mn2O3 + 2NH3 + H2O

b. Baterai Alkaline
Dalam sel kering alkalin, padatan KOH atau NaOH digunakan sebagai ganti NH4Cl. Umur sel
kering mangan (baterai biasa) diperpendek oleh korosi zink akibat keasaman NH4Cl. Sedangkan
pada sel kering alkali bebas masalah ini karena penggantian NH4Cl yang bersifat asam dengan
KOH/NaOH yang bersifat basa. Jadi umur sel kering alkali lebih panjang.Selain itu juga
menyebabkan energi yang lebih kuat dan tahan lama.

Anoda Zn (-) : Zn → Zn2+ + 2e–


Katoda C (+) : 2MnO2 + H2O + 2e- → Mn2O3 + 2OH–

Reaksi total : Zn + 2MnO2 + H2O → Zn2+ + Mn2O3 + 2OH–

c. Baterai Nikel-Kadmium

Mirip dengan baterai timbal, sel nikel-kadmium juga reversibel. Selain itu dimungkinkan untuk
membuat sel nikel-kadmium lebih kecil dan lebih ringan daripada sel timbal. Jadi sel ini
digunakan sebagai batu baterai alat-alat portabel seperti : UPS, handphone dll.

Anoda Cd (-) : Cd + 2OH– → Cd(OH)2 + 2e–


Katoda NiO2 (+) : NiO2 + 2H2O + 2e → Ni(OH)2 + 2OH–

Reaksi total : Cd + NiO2 + 2H2O → Cd(OH)2 + Ni(OH)2

3. Baterai Perak oksida


Baterai perak oksida banyak digunakan sebagai baterai kecil yang banyak digunakan pada arloji,
kalkulator, dan berbagai jenis alat elektronik lainnya.
Reaksi elektrodenya:

Anode: Zn(s) + 2OH-(aq) –>Zn(OH)2(s) + 2e


Katode: Ag2O(s) + H2O(l) + 2e –>2Ag(s) + 2OH-(aq)
 Sel Elektrolisis dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Penyepuhan logam (electroplating)
Tujuan penyepuhan logam melapisi logam dengan logam lain agar
tidak mudah berkarat.Misalnya penyepuhan perak yang biasa
dilakukan pada peralatan rumah tangga, seperti sendok, garpu, dan
pisau.Logam yang akan disepuh dijadikan katode, logam
penyepuh sebagai anode.Sebagai larutan elektrolit digunakan
larutan yang mengandung logam penyepuh.

Contoh : penyepuhan sendok besi oleh logam perak (Ag). Sendok


besi dipasang sebagai katode dan logam perak bertindak sebagai
anode.Larutan elektrolitnya adalah larutan AgNO3

Logam Ag di anode (sebagai electrode aktif) akan teroksidasi

Anode : Ag à Ag+ + e

Ion Ag+ pada larutan akan menuju katode (kutub negative) dan tereduksi
Katode : Ag+ + e à Ag

Logam Ag yang terbentuk akan menempel di


sendok besi.

Gambar Penyepuhan perak pada sendok besi

2. Produksi aluminium
Sel elektrolisis pada produksi Aluminium diperoleh dengan cara elektrolisis bijih aluminium.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode : Al3+(aq) + 3 e– àAl(l)

Anode : 2 O2–(aq) à O2(g) + 4 e–


4Al3+(aq)+ 6O2–(aq)→4 Al(l) + 3O2(g)

Proses Hall_Haroult

3. Produksi natrium
Sel elektrolisis pada produksi Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaCl yang
dikenal dengan Proses Down. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.

Katode : 2 Na+(l) + 2 e– → 2 Na(l)

Anode : 2 Cl–(l) → Cl2(g) + 2 e–

2 Na+(aq)+2Cl–(aq) → 2 Na(l) + Cl2(g)

4. Pemurnian Logam
Pada pengolahan tembaga dari bijih kalkopirit diperoleh tembaga yang masih tercampur dengan
sedikit perak, emas, dan platina. Tembaga yang tidak murni dipisahkan dari zat pengotornya
dengan elektrolisis.

Tembaga yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan tembaga murni dipasang sebagai katoda
dalam elektrolit larutan CuSO4 .tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+
selanjutnya Cu2+ direduksi di katoda.

Anode Cu (s) à Cu2+ (aq) + 2e


Katode Cu2+ (aq) + 2e à Cu (s)
anode semakin habis dan katoda semakin bertambah besar. Logam emas, perak, dan platina
terdapat pada lumpur anoda sebagai hasil samping pada pemurnian tembaga.
Pemurnian Tembaga
Bab III
Penutup

Kesimpulan

Elektrokimia terbagi dalam dua bagian, yaitu pemanfaatan reaksi kimia (


Reaksi Redoks ) untuk menghasilkan listrik dan pemanfaatan arus listrik untuk melangsungkan
reaksi kimia. Pemanfaatan reksi redoks untuk menghasilkan listrik dilakukan dalam perangkat
yang disebut Sel Volta, sedangkan pemanfaatan arus listik untuk melangsungkan
reaksi kimia dilakukan dalam Sel Elektrolisis. Sel Volta tersedia dalam berbagai jenis Baterai
antara lain: Aki dan Baterai kering ( Sel Leclanche ) termasuk dalam Baterai Konvensional,
sedangkan Baterai Litium termasuk dalam Baterai Modern berkinerja tinggi. Elektrolisis
diaplikasikan dalam proses Penyepuhan, Pemurnian Logam dan Pengolahan berbagai jenis
zat kimia ( misalnya pada pembuatan Rayon ).

Saran

Pemanfaatan reaksi Redoks dapat ditemukan dalam berbagai benda dalam kehidupan
sehari-hari, oleh karena itu jika kita jeli untuk menemukan dan mempelajarinya, maka akan
dapat memberi banyak manfaat bagi Kita, selain juga untuk menambah pengetahuan.
Daftar Pustaka

www.id.wikipedia.org

Purba,Michael.2006.Kimia untuk SMA Kelas XII.Jakarta:Erlangga

http://documents.tips/documents/makalah-kimia-sel-volta-dan-elektrolisis-hadie-cakep.html

Anda mungkin juga menyukai