Anda di halaman 1dari 22

Tugas Makalah Kimia Unsur

Unsur Ferum (Fe)

Disusun :

Nicko Rizqienggal [155090200111026]

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)

JURUSAN KIMIA

MALANG

2016

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi.......2
Kata Pengantar......3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.........4
1.2 Rumusan Masalah ...4
1.3 Tujuan ....................5
1.4 Manfaat.............5
Bab II Pembahasan
2.1 Keberadaan dan kelimpahan unsur ferrum di alam .....6
2.2 Karakteristik unsur ferrum ..........6
2.3 Pembuatan/Ektraksi unsur ferrum......15
2.4 Aplikasi/Kegunaan unsur ferrum ..........17
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan.....21
3.2 Saran.......21
Daftar Pustaka...............
......22

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan ridho-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dalam bentuk yang sederhana. Sholawat dan salam tetap kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan untuk para keluarga,
sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Tidak lupa ucapan terima
kasih kepada dosen Kimia Unsur. Harapan saya semoga Makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat ke depannya dan dapat menjadi
acuan serta koreksi untuk lebih baik lagi.

Malang, 25 Desember 2016

Penyusun

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Besi merupakan logam yang paling banyak terdapat dialam. Besi juga diketahui
sebagai unsur yang paling banyak membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7 - 5 % pada kerak
bumi. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi dan jarang dijumpai dalam
keadaan bebas, kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan tanah sebagai oksi da besi,
seperti oksida besi magnetit ( Fe3O4) mengandung besi 65 %, hematite ( Fe2O3 )
mengandung 60 75 % besi, limonet ( Fe2O3 . H2O ) mengandung besi 20 % da n siderit
(Fe2CO3).
Dalam kehidupan, besi merupakan logam paling biasa digunakan dari pada logam-
logam yang lain. Hal ini disebabkan karena harga yang murah dan kekuatannya yang baik
sreta penggunaannya yang luas. Bijih besi yang dapat diolah harus mengandung senyawa
besi yang besar. Bijih besi adalah suatu zat mineral yang mengandung cukup kadar besi
untuk dileburkan kira-kira 20 %. Komposisi dan bentuk bijih besi berbeda-beda, jika besi
dipanaskan bersama-sama karbon pada suhu 1420oK 1470oK maka akan terbentuk suatu
alloy. Seiring dengan perkembangan zaman banyak teknologi baru yang bermunculan
untuk m enghasilkan besi . Salah satu sebabnya adalah karena besi memiliki kegunaan
yang sangat banyak dan terlebih lagi karena bijih besi yang relatif melimpah dipenju ru
dunia. Oleh karena itu penting untuk kita mempelajari lebih lanjut mengenai besi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana persen keberadaan dan kelimpahannya unsur Ferrum di alam?

1.2.2 Bagaimana karakteristik dari unsur ferrum?

1.2.3 Bagaimana pembuatan/ekstraksi dari unsur ferrum?

1.2.4 Bagaimana aplikasi/kegunaan dari unsur ferrum ?

4
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat mengetahui dan memahami keberadaan dan kelimpahan unsur ferrum di alam.
1.3.2 Dapat mengetahui dan memahami karakteristik dari unsur ferrum.
1.3.3 Dapat mengetahui dan memahami pembuatan/ekstraksi dari unsur ferrum.
1.3.4 Dapat megetahui dan memahami Aplikasi/kegunaan unsur ferrum.

1.4 Manfaat

Penulisan makalah ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan tentang unsur Ferrum
ini bedasarkannya kelimpahan dan keberadaannya di alam hingga aplikasi dalam penggunaan
unsur rubidium tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

5
2.1 Keberadaan dan Kelimpahan Unsur Ferrum di Alam

Besi merupakan unsur yang ditemukan berlimpah di alam. Juga ditemukan dalam
matahari dan bintang lainnya dalam jumlah yang seadanya. Inti bumi diyakini mayoritas
unsur penyusunnya adalah besi dan nikel. Besi juga diketahui sebagai unsur yang paling
banyak membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7 - 5 % pada kerak bumi.

Kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan tanah sebagai oksida besi, seperti oksida besi
magnetit (Fe3O4) mengandung besi 65 %, hematite (Fe2O3) mengandung 60 75 % besi,
limonet (Fe2O3 . H2O) mengandung besi 20 % dan siderit (Fe2CO3). Dalam kehidupan, besi
merupakan logam paling biasa digunakan dari pada logam-logam yang lain. Hal ini
disebabkan karena harga yang murah dan kekuatannya yang baik serta penggunaannya yang
luas. Bijih besi yang umum adalah hematit, yang sering terlihat sebagai pasir hitam
sepanjang pantai dan muara aliran.

Besi merupakan campuran dari 4 isotop stabil yaitu 54Fe, 56Fe, 57Fe and 58Fe. Kelimpahan
semua isotop-isotop Fe di alam adalah 54Fe (5.8%), 56Fe (91.7%), 57Fe (2.2%) dan 58Fe
(0.3%). 60Fe adalah radioaktif yang mempunyai waktu paruh yang panjang (1.5 juta tahun).
Ada pula sepuluh isotop lainnya yang tidak stabil.

2.2 Karakteristik Unsur Ferrum (Besi)

Besi memiliki beberapa sifat karakteristiknya yaitu :

2.2.1 Sifat Fisik

1. Pada suhu kamar berwujud padat, mengkilap dan berwarna keabuabuan.


2. Merupakan logam feromagnetik karena memiliki empat electron tidak berpasangan pada
orbital d.
3. Penghantar panas yang baik.
4. Kation logam besi Fe berwarna hijau (Fe2+) dan jingga (Fe3+). Hal ini disebabkan oleh
adanya elektron tidak berpasangan dan tingkat energi orbital tidak berbeda jauh. Akibatnya,
elektron mudah tereksitasi ke tingkat energi lebih tinggi menimbulkan warna tertentu. Jika
senyawa transisi baik padat maupun larutannya tersinari cahaya maka senyawa transisi akan
menyerap cahaya pada frekuensi tertentu, sedangkan frekuensi lainnya diteruskan. Cahaya

6
yang diserap akan mengeksitasi elektron ke tingkat energi lebih tinggi dan cahaya yang
diteruskan menunjukkan warna senyawa transisi pada keadaan tereksitasi.

5. Sifat sifat besi yang lain:

Nomor atom (Z) 26

Golongan, blok golongan 8, blok-d

Periode periode 4

Kategori unsur logam transisi

Massa atom standar () (Ar) 55.845(2)

Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2

per kulit 2, 8, 14, 2

Sifat fisika

Fase solid

Titik lebur 1811 K (1538 C, 2800 F)

Titik didih 3134 K (2862 C, 5182 F)

Kepadatanmendekati s.k. 7.874 g/cm3

saat cair, pada t.l. 6.98 g/cm3

Kalor peleburan 13.81 kJ/mol

Kalor penguapan 340 kJ/mol

Kapasitas kalor molar 25.10 J/(molK)

Tekanan uap

P (Pa) 1 10 100 1k 10 k 100 k

7
at T (K) 1728 1890 2091 2346 2679 3132

Besi merupakan unsur transisi yang mempunyai sifat logam sebagaimana semua
unsur transisi lainnya. Sifat logam ini dipengaruhi oleh kemudahan unsur tersebut untuk
melepas elektron valensi. Selain itu, keberadaan electron pada blok d yang belum penuh
menyebabkan unsur Fe memiliki banyak elektron tidak berpasangan. Elektron- elektron tidak
berpasangan tersebut akan bergerak bebas pada kisi kristalnya sehingga membentuk ikatan
logam yang lebih kuat dibandingkan dengan unsur golongan utama. Adanya ikatan logam ini
menyebabkan titik leleh dan titik didih serta densitas unsur Fe cukup besar sehingga bersifat
keras dan kuat.

Pergerakan elektron- elektron yang tidak berpasangan pada kisi kristal juga
menyebabkan logam besi bersifat konduktor atau penghantar panas yang baik. Apabila logam
besi diberikan kalor atau panas, energy kinetik elektron akan meningkat. Dengan demikian,
elektron memindahkan energinya ke elektron yang lain sehingga panas merambat ke seluruh
bagian logam besi tersebut.

2.2.2 Sifat Kimia

Sifat Kimia

Bilangan oksidasi 6, 5,[1] 4, 3, 2, 1[2], -1, -2 oksida amfoter

Elektronegativitas Skala Pauling: 1.83

Energi ionisasi
(artikel)

Jari-jari atom empiris: 126 pm

Jari-jari kovalen 1323 (spin rendah), 1526 (spin tinggi) pm

Lain-lain

Struktur kristal kubus acuan badan (bcc)

8
a=286.65 pm;

Kecepatan suarabatang ringan (elektrolitik)


5120 m/s (pada s.k.)

Ekspansi kalor 11.8 m/(mK) (suhu 25 C)

Kondusivitas termal 80.4 W/(mK)

Resistivitas listrik 96.1 n m (suhu 20 C)

Arah magnet feromagnetik

Modulus Young 211 GPa

Modulus Shear 82 GPa

Modulus Bulk 170 GPa

Rasio Poisson 0.29

Skala Mohs 4

Skala Vickers 608 MPa

Skala Brinell 490 MPa

Nomor CAS 7439-89-6

Sifat Khusus lainnya pada Unsur Besi adalah sebagai berikut :

1. Unsur besi bersifat elektropositif (mudah melepaskan elektron) sehingga bilangan


oksidasinya bertanda positif.
2. Fe dapat memiliki biloks 2, 3, 4, dan 6. Hal ini disebabkan karena perbedaan energy
elektron pada subkulit 4s dan 3d cukup kecil, sehingga elektron pada subkulit 3d juga
terlepas ketika terjadi ionisasi selain electron pada subkulit 4s.
3. Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi, khususnya di udara
yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.
4. Memiliki bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu transisi
700, 928, dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat
magnetnya menghilang meski pola geometris molekul tidak berubah.
5. Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti halogen, sulfur, pospor, boron,

9
karbon dan silikon.
6. Larut dalam asam- asam mineral encer.
7. Oksidanya bersifat amfoter.

2.2.3 Diagram fasa dan alotropnya

Besi merupakan contoh alotropi pada logam. Setidaknya ada empat bentuk alotrop besi, yang
dikenal sebagai , , , dan ; pada tekanan yang sangat tinggi, beberapa bukti eksperimental
yang kontroversial ada untuk fase yang stabil pada tekanan dan suhu yang sangat tinggi.

Besi cair dingin mengkristal pada 1538 C ke alotrop , yang memiliki struktur kristal
body-centered cubic (bcc). Setelah mendingin lebih lanjut menjadi 1394 C, berubah menjadi
besi alotrop , dengan struktur kristal face-centered cubic (fcc), atau austenit. Pada 912 C
atau lebih rendah, struktur kristal berubah kembali menjadi alotrop besi bcc, atau ferit.
Akhirnya, pada 770 C (titik Curie, Tc) besi menjadi magnet. Ketika besi melewati suhu
Curie tidak ada perubahan dalam struktur kristal, tetapi ada perubahan dalam "struktur
domain", di mana setiap domain mengandung atom besi dengan spin elektron tertentu. Dalam
besi non magnet, semua spin elektron dari atom dalam satu domain berada dalam arah yang
sama, namun, domain sekitarnya menunjuk ke berbagai arah lain sehingga dengan demikian
secara keseluruhan mereka menetralkan satu sama lain. Hasilnya, besi tidak bersifat magnet.
Dalam besi magnet, spin elektron dari semua domain selaras, sehingga efek magnetik domain
tetangga saling memperkuat. Meskipun setiap domain mengandung miliaran atom, ukuran
mereka sangat kecil, hanya sekitar 10 mikrometer. Pada tekanan di atas sekitar 10 GPa dan
suhu beberapa ratus kelvin atau kurang, besi- berubah menjadi struktur hexagonal close-
packed (hcp), yang juga dikenal sebagai besi-; fase- yang temperaturnya lebih tinggi juga
berubah menjadi besi-, tetapi tidak terjadi pada tekanan yang lebih tinggi. Fase-, jika ada,
akan muncul pada tekanan minimal 50 GPa dan suhu minimal 1.500 K; telah diperkirakan
memiliki struktur ortorombik atau struktur hcp ganda.

Besi sangat penting ketika dicampur dengan logam tertentu lainnya dan dengan
karbon untuk membentuk baja. Ada banyak jenis baja, semua dengan sifat yang berbeda, dan
pemahaman tentang sifat-sifat alotrop besi adalah kunci untuk pembuatan baja berkualitas
baik.

10
Besi-, juga dikenal sebagai ferit, adalah bentuk besi paling stabil pada temperatur
normal. Ini adalah logam yang cukup lunak yang dapat larut hanya dengan konsentrasi kecil
karbon (tidak lebih dari 0,021% massa pada 910 C).

Di atas 912 C dan sampai 1400 C besi- mengalami transisi fasa dari bcc ke konfigurasi
besi- fcc, juga disebut austenit. Logam Ini juga lunak tetapi dapat melarutkan jauh lebih
banyak karbon (sebanyak 2,04% massa pada 1146 C). Bentuk besi ini digunakan dalam jenis
baja nirkarat yang digunakan untuk membuat peralatan makan, dan rumah sakit serta
peralatan jasa layanan makanan.

Besi fasa tekanan tinggi penting sebagai model untuk bagian-bagian padat pada inti planet.
Inti dalam planet bumi umumnya diasumsikan terdiri dari paduan besi-nikel dengan struktur
(atau ).

Titik lebur besi didefinisikan secara eksperimen dengan baik untuk tekanan sampai sekitar 50
GPa. Untuk tekanan yang lebih tinggi, studi yang berbeda menempatkan titik triple - cair
pada tekanan yang berbeda hingga puluhan gigapascal dan menghasilkan perbedaan titik
lebur lebih dari 1000 K. Secara umum, simulasi komputer dinamika molekuler pada besi
yang sedang meleleh dan percobaan gelombang kejut memberikan titik leleh yang lebih
tinggi dan kemiringan kurva lebur yang lebih curam daripada percobaan statis yang dilakukan
dalam sel diamond anvil.

2.2.4 Isotop

Besi alami terdiri dari empat isotop stabil: 5,845% 54Fe, 91,754% 56Fe, 2,119% 57Fe dan
0,282% 58Fe. Dari empat isotop stabil ini, hanya 57Fe yang mempunyai spin inti (12).
Nuklida 54Fe diperkirakan mengalami peluruhan beta ganda, tetapi proses ini belum pernah
diteliti untuk nuklei ini, dan hanya batas bawah waktu paruh yang ditetapkan: t1/2>3,11022
tahun.

60
Fe adalah radionuklida yang telah punah dengan waktu paruh panjang (2,6 juta tahun).Ia
tidak ditemukan di bumi, namun produk peluruhan utamanya adalah nuklida stabil nikel-60.

Banyak riset masa lalu tentang pengukuran komposisi isotop Fe telah difokuskan pada
penentuan variasi 60Fe karena proses yang menyertai nukleosintesis (yaitu, studi meteorit) dan
formasi bijih. Namun dalam dekade terakhir, perkembangan teknologi spektrometri massa
telah memungkinkan untuk melakukan deteksi dan kuantifikasi renik, variasi rasio alami

11
isotop stabil besi. Banyak dari penelitian ini telah didorong oleh komunitas ilmu bumi dan
planet, meskipun aplikasi untuk sistem biologis dan industri mulai bermunculan.

Isotop besi yang paling melimpah 56Fe merupakan daya tarik tersendiri bagi para ilmuwan
nuklir karena merupakan titik akhir nukleosintesis yang paling umum.Hal ini sering dikutip,
secara salah, sebagai isotop dengan energi ikatan tertinggi, perbedaan yang sebenarnya
dimiliki nikel-62. Karena 56Ni mudah dihasilkan dari inti yang lebih ringan dalam proses alfa
pada reaksi nuklir di supernova (lihat proses pembakaran silikon), nikel-56 (14 partikel alfa)
adalah titik akhir rantai fusi dalam bintang sangat besar, karena penambahan partikel alfa lain
akan menghasilkan seng-60, yang membutuhkan lebih banyak energi. Oleh karena itu, nikel-
56, dengan waktu paruh sekitar 6 hari, merupakan porsi terbesar dalam bintang-bintang ini,
tetapi segera meluruh melalui emisi positron berturutan pada produk peluruhan supernova
dalam awan gas sisa supernova. Peluruhan pertama membentuk kobalt-56, dan kemudian
besi-56 yang stabil. Nuklida terakhir ini kemudian menjadi relatif mayoritas di jagat raya,
dibandingkan dengan logam stabil lainnya dengan berat atom yang mendekati.

Dalam fase meteorit Semarkona dan Chervony Kut korelasi antara konsentrasi 60Ni, produk
anang 60Fe, dan kelimpahan isotop besi yang stabil dapat ditemukan yang merupakan bukti
keberadaan 60Fe pada saat pembentukan Sistem Tata Surya. Kemungkinan energi yang
dilepaskan pada peluruhan 60Fe, bersama energi yang dilepaskan pada peluruhan radionuklida
26
Al, memberikan kontribusi pada pelelehan kembali dan diferensiasi asteroid setelah
pembentukannya 4,6 milyar tahun yang lalu. Kelimpahan 60Ni dalam materi ekstraterestrial
juga memberikan wawasan lebih jauh ke dalam asal mula Sistem Tata Surya dan sejarah
awalnya.

Inti atom besi memiliki beberapa energi ikatan tertinggi per inti, hanya bisa diimbangi oleh
isotop nikel 62Ni. Ini terbentuk melalui fusi nuklir pada bintang. Meskipun penambahan
sedikit energi dapat diekstraksi melalui sintesis 62Ni, kondisi dalam bintang tidak cocok untuk
proses ini. Distribusi unsur di Bumi lebih didominasi oleh besi daripada nikel, dan juga
mungkin dalam produksi elemen supernova.

Besi-56 adalah isotop stabil terberat yang diproduksi melalui proses alfa dalam nukleosintesis
stellar; unsur yang lebih berat daripada besi adalah nikel memerlukan supernova untuk
pembentukannya. Besi adalah unsur yang paling melimpah dalam inti raksasa merah, dan
logam paling melimpah dalam meteorit besi dan dalam inti planet yang berupa logam padat
seperti bumi.

12
2.2.5 Penyewasaan Besi

Besi membentuk senyawa utamanya dalam tingkat oksidasi +2 dan +3. Menurut
tradisi, senyawa besi(II) disebut fero dan senyawa besi(III) disebut feri. Besi juga dapat
memiliki tingkat oksidasi yang lebih tinggi, contohnya adalah kalium ferat (K2FeO4),
berwarna ungu, yang mengandung besi dengan bilangan oksidasi +6. Besi(IV) adalah bentuk
antara yang umum dalam banyak reaksi oksidasi biokimia. Sejumlah senyawa organologam
mengandung tingkat oksidasi formal +1, 0, 1, atau bahkan 2. Tingkat oksidasi dan sifat
ikatan lainnya sering diuji menggunakan teknik spektroskopi Mssbauer. Terdapat juga
banyak senyawa valensi campuran yang berintikan besi(II) dan besi(III) sekaligus, seperti
magnetit dan biru Prusia (Fe4(Fe[CN]6)3). Senyawa yang disebutkan terakhir di atas
digunakan sebagai "biru" tradisional dalam cetak biru.

Tingkat
Contoh senyawa
oksidasi

2 Dinatrium tetrakarbonilferat (pereaksi Collman)


1
0 Besi pentakarbonil
1 Siklopentadienilferum dikarbonil dimer ("Fp2")
2 Fero sulfat, ferosen
3 Feri klorida, ferosenium tetrafluoroborat
4 Barium ferat(IV)
5
6 Kalium ferat

Senyawa besi yang diproduksi dalam industri skala besar adalah besi(II) sulfat
(FeSO4.7H2O) dan besi(III) klorida (FeCl3). Besi(II) sulfat adalah salah satu sumber besi(II)
yang paling umum, tetapi kurang stabil terhadap oksidasi udara dibandingkan garam Mohr
((NH4)2Fe(SO4)26H2O). Senyawa besi(II) cenderung teroksidasi menjadi senyawa besi(III) di
udara. Tidak seperti logam lainnya, besi tidak membentuk amalgam dengan raksa. Sebagai
hasilnya, raksa diperdagangkan dalam botol besi berukuran 76 lb (34 kg).

Senyawa biner

13
Besi bereaksi dengan oksigen di udara membentuk berbagai senyawa oksida dan hidroksida;
yang paling umum adalah besi(II,III) oksida (Fe3O4), dan besi(III) oksida (Fe2O3). Besi(II)
oksida juga ada, meskipun tidak stabil pada temperatur kamar. Oksida-oksida ini adalah bijih
utama untuk produksi besi (lihat bloomery dan tanur tinggi). Mereka juga digunakan dalam
produksi ferit, bermanfaat sebagai media penyimpanan magnetik di komputer, dan pigmen.
Sulfida yang telah dikenal adalah besi pirit (FeS2), juga dikenal sebagai "emas bodoh" karena
kilau keemasannya.

Halida fero dan feri biner telah dikenal lama, dengan pengecualian feri iodida. Fero halida
biasanya muncul dari pengolahan logam besi dengan asam halogen biner terkait untuk
menghasilkan garam terhidrasi yang sesuai.

Fe + 2 HX FeX2 + H2

Besi bereaksi dengan fluor, klorin, dan bromin menghasilkan feri halida yang sesuai. Feri
klorida adalah yang paling umum:

2 Fe + 3 X2 2 FeX3 (X = F, Cl, Br)

Senyawa koordinasi dan organologam

Telah dikenal beberapa kompleks sianida. Contoh yang paling terkenal adalah biru Prusia,
(Fe4(Fe[CN]6)3). Kalium ferisianida dan kalium ferosianida juga telah diketahui;
pembentukan biru Prusia pada reaksi dengan besi(II) dan besi(III) merupakan dasar "uji
kimia basah". Biru Prusia juga digunakan sebagai antidot pada keracunan talium dan sesium
radioaktif. Biru Prusia dapat digunakan untuk mencuci pakaian guna menghilangkan noda
kekuningan yang ditinggalkan oleh garam besi dalam air.

Telah dikenal beberapa senyawa karbonil besi. Senyawa besi(0) utama adalah besi
pentakarbonil, Fe(CO)5, yang digunakan untuk memproduksi serbuk karbonil besi, bentuk
yang sangat reaktif dari logam besi. Termolisis besi pentakarbonil menghasilkan gugus tiga-
inti, triferum dodekakarbonil. Pereaksi Collman, dinatrium tetrakarbonilferat, adalah pereaksi
yang digunakan dalam kimia organik. Pereaksi ini mengandung besi dengan tingkat oksidasi
2. Siklopentadienilferum dikarbonil dimer mengandung besi dengan tingkat oksidasi yang
langka, yaitu +1.

14
Ferosen (bahasa Inggris: Ferrocene) adalah kompleks yang sangat stabil. Senyawa
sandwich pertama, yang mempunyai pusat besi(II) dengan dua ligan siklopentadienil yang
terikat melalui kesepuluh atom karbonnya. Pengaturan ini adalah hal yang mengejutkan
ketika pertama kali ditemukan,tetapi penemuan ferosen memicu cabang baru kimia
organologam. Ferosen sendiri dapat digunakan sebagai tulang punggung ligan, misalnya
dppf. Ferosen dapat dioksidasi menjadi kation ferosenium (Fc+). Pasangan
ferosen/ferosenium sering digunakan sebagai rujukan dalam elektrokimia.

2.3 Pembuatan/Ekstraksi Unsur Ferrum

Bijih besi adalah bahan baku utama untuk pembuatan besi kasar, sedangkan besi kasar
tersebut adalah bahan baku untuk pembuatan besi tempa, besi tuang dan baja. Bijih besi
didapat dari hasil penambangan bijih besi. Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur
dengan bijih tersebut selain kotoran yang merugikan antara lain belerang ,pospor silika ,
tanah liat juga ada kotoran yang menguntungkan antara lain emas, platina, perak. Bijih besi
yang umum dijumpai yaitu : Haematit (Fe2O3), Magnetit (Fe3O4), Pyrities (FeS2), Limonite
(2Fe2O3.3H2O), Siderite (FeCO3). Beberapa cara pembuatan besi antara lain:

1. Dalam industri, besi dihasilkan dari bijih, kebanyakan hematit (Fe2O3), melalui reduksi
oleh karbon pada suhu 20000C.

2 C + O2 2 CO

3 CO + Fe2O3 2 Fe + 3 CO2

Besi yang dihasilkan dapat digunakan dalam sintesis senyawa-senyawa yang mengandung
Fe.

2. Melalui proses Pirometalurgi Besi

Sejumlah besar proses metalurgi menggunakan suhu tinggi untuk mengubah bijih logam
menjadi logam bebas dengan cara reduksi. Penggunaan kalor untuk proses reduksi disebut
pirometalurgi. Pirometalurgi diterapkan dalam pengolahan bijih besi. Reduksi besi oksida
dilakukan dalam tanur sembur (blast furnace), yang merupakan reaktor kimia dan beroperasi
secara terus-menerus. Campuran material (bijih besi, kokas, dan kapur) dimasukkan ke dalam
tanur melalui puncak tanur. Kokas berperan sebagai bahan bakar dan sebagai reduktor. Batu

15
kapur berfungsi sebagai sumber oksida untuk mengikat pengotor yang bersifat asam. Udara
panas yang mengandung oksigen disemburkan ke dalam tanur dari bagian bawah untuk
membakar kokas. Di dalam tanur, oksigen bereaksi dengan kokas membentuk gas CO.

2C(s) + O2(g) 2CO(g) H = 221 kJ

Reaksinya melepaskan kalor hingga suhu tanur sekitar 2.300C. Udara panas juga
mengandung uap air yang turut masuk ke dalam tanur dan bereaksi dengan kokas membentuk
gas CO dan gas H2.

C(s) + H2O(g) CO(g) + H2(g) H = +131 kJ

Reaksi kokas dan oksigen bersifat eksoterm, Kalor yang dilepaskan dipakai untuk
memanaskan tanur, sedangkan reaksi dengan uap air bersifat endoterm. Oleh karena itu, uap
air berguna untuk mengendalikan suhu tanur agar tidak terlalu tinggi (1.900C). Pada bagian
atas tanur ( 1.000C), bijih besi direduksi oleh gas CO dan H2 (hasil reaksi udara panas dan
kokas) membentuk besi tuang. Persamaan reaksinya:

Fe3O4(s) + 4CO(g) 3Fe(l) + 4CO2(g) H = 15 kJ

Fe3O4(s) + 4H2(g) 3Fe(l) + 4H2O(g) H = +150 kJ

Batu kapur yang ditambahkan ke dalam tanur, pada 1.000oC terurai menjadi kapur tohor.
Kapur ini bekerja mereduksi pengotor yang ada dalam bijih besi, seperti pasir atau oksida
fosfor.

CaCO3(s) CaO(l) + CO2(g)

CaO(l) + SiO2(l) CaSiO3(l)

CaO(l) + P2O5(l) Ca3(PO4)2(l)

Gas CO2 yang dihasilkan dari penguraian batu kapur pada bagian bawah tanur (sekitar
1.900C) direduksi oleh kokas membentuk gas CO. Persamaan reaksinya:

CO2(g) + C(s) CO(g) H = +173 kJ

Oleh karena bersifat endoterm, panas di sekitarnya diserap hingga mencapai suhu 1.500C.
Besi tuang hasil olahan berkumpul di bagian dasar tanur, bersama-sama terak (pengotor).
Oleh karena terak lebih ringan dari besi tuang, terak mengapung di atas besi tuang dan mudah
dipisahkan, juga dapat melindungi besi tuang dari oksidasi.

16
Gambar Tanur Pembuatan Besi

2.4 Aplikasi/Kegunaan Unsur Ferrum

Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua logam, yaitu
mengandung 95% dari semua logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Besi amat diperlukan,
terutama dalam penggunaan seperti: Rel kereta, Perabotan, Alat-alat pertukangan, Alat
transportasi, peralatan perang, peralatan mesin, tiang listrik, penangkal petir, pipa
saluran,rumah/ gedung menggunakan besi baja sebagai tiang-tiang penahannya, dan Badan
kapal untuk kapal besar.
Manfaat besi ternyata tidak terbatas sebagai bahan pembuatan perlengkapan yang
sangat membantu kehidupan manusia, tetapi besi juga memainkan peranan yang istimewa
dalam daur kehidupan organisme hidup. Besi merupakan salah satu mikronutrien penting
bagi makhluk hidup. Besi sebagian besar terikat dengan stabil dalam logam protein
(metalloprotein), karena besi dalam keadaan bebas dapat menyebabkan terbentuknya radikal
bebas yang bersifat toksik pada sel. Besi adalah penyusun utama kelangsungan makhluk
hidup dan bekerja sebagai pembawa oksigen dalam hemoglobin. FeSO4 digunakan sebagai
sumber mineral besi untuk terapidefisiensi/kekurangan zat besi dan digunakan untuk

17
membuat tinta bubuk. Fe3SO4 digunakan untuk pewarnaan tekstil dan pengetesan aluminium.
Hingga tidak terbatasnya aplikasi dari besi ini ,berikut beberapa penggunaan besi dalam
kehidupan sehari hari,yaitu : Bahan baku pembuatan besi baja dan kabel / kawat baja ,Bijih
besi murni yang dileburkan dan langsung dicetak tanpa campuran berbagai macam unsur
lainnya akan membentuk besi baja. Besi baja dinilai memiliki kekuatan yang dangat baik dan
sering digunakan sebagai penopang konstruksi konstruksi dari proyek proyek bangunan.
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari besi baja : Sebagai penopang konstruksi bawah
tanah,Sebagai rangka dari pembuatan gedung bertingkat,Sebagai struktur konstruksi
jembatan,Kawat dan tali baja dapat digunakan sebagai alat pengangkut pada crane, dan alat
Derek,Digunakan sebagai beberapa spare part kendaraan, seperti roda, bodi dan bagian
lainnya, terutama pada kendaraan berat dan special.

Sebagai bahan dasar pembuatan tiang tiang rambu lalu lintas dan LPJ ( lampu
penerangan jalan ).Bjih besi yang dilebur dapat dicampur dengan unsur lain, seperti jenis
alumunium untuk membuat tiang tiang lampu jalanan dan rambu lalu yang kuat, namun
ringan. Selain itu campuran ini juga dinilai ekonomis dan mudah dalam perawatan, serta
memiliki ketahan terhadap korosi atau karat yang cukup bagus.

Sebagai bahan pembuatan besi tuang,Besi tuang merupakan salah satu jenis logam
ferro. Logam ferro merupakan jenis logam yang dibuat dengan campuran antara besi dan
karbon. Hasil campuran ini akan menciptakan logam yang sangat kuat dan tahan lama.
Biasanya jenis besi tuang ini diaplikaskan dan dimanfaatkan untuk :Alas mesin,Meja
perata,Blok silinder pada mesin kendaraan dan mesin konstruksi,Cincin torak.

Pada Besi Tempa,Beberapa bijih besi akan dicetak dengan ukuran ukran tertentu dan
dibuat menjadi lembaran lembaran. Hal ini diperuntukkan untuk keperluan besi tempa. Besi
tempa merupakan jenis besi yang mengandung 99% bijih besi, yang akan dibuat menjadi
suatu barang. Berikut ini adalah beberapa aplikasi dari besi tempa : Sebagai bahan senjata,
seperti keris dan pedang,Sebagai plat penambal lubang atau kebocoran pada konstruksi
besi,Sebagai peyambung konstruksi besi (dengan cara di las),Untuk pembuatan bracket
bracket atau dudukan

Pada pembuatan baja lunak,Berbeda dengan besi baja murni yang sangat kuat, terutama untuk
pembuatan proyek konstruksi, baja lunak merupakan campuran antara bijih besi dengan
karbon, dengan kandungan campuran karbon sebanyak 0.1 0.3%. biasanya jenis baja ini
dapat ditempa, dan mudah dipotong dengan menggunakan gergaji tangan. Berikut ini

18
beberapa pemanfaatan dari baja lunak : Pembuatan mur, sekrup, dan baut ,Pembuatan
perkakas, seperti obeng dan semacamnya ,Pembuatan pipa pia non pralon

KOROSI BESI
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan
besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan
karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan
Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan
dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. *Pengecatan.
Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air.
Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi
besi terhadap korosi.
2. *Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak
dengan air.
3. * Pembalutan dengan Plastik.
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik.
Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. *Tin Plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan
tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila
lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat
korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh
karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan
besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini
justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. * Galvanisasi (pelapisan dengan Zink).
Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah,
zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena
suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih

19
positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia
dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami
oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga
tahan karat.
6. *Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper
mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium
dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. *Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan
dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk
melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik,
batang magnesium harus diganti.
Besi merupakan salah satu unsur paling banyak di Bumi, membentuk 5% daripada
kerak Bumi. Kebanyakan besi ini hadir dalam berbagai jenis oksida besi, seperti bahan galian
hematit Fe2O3, magnetit , dan takonit. Dalam perindustrian, besi dihasilkan daripada bijih,
kebanyakannya hematit (sedikit Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4), melalui penurunan oleh karbon
pada suhu sekitar 2000C.

BAB III

20
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Besi merupakan logam yang paling banyak terdapat dialam. Kebanyakan besi
terdapat dalam batuan dan tanah sebagai oksida besi , Besi memiliki beberapa sifat
karakteristiknya seperti sifat fisiknya dan kimianya dimana pada sifat kimia besi,memiliki
kelemahan yang penting sekali yaitu terjadinya korosi,dimana banyak sekali proses
pencegahan terjadinya korosi ini.Besi biasa diekstraksi dengan proses tanur tinggi dan tanur
sembur (blast furnace).Seiring banyaknya manfaat yang diperoleh dari besi,Manfaat besi
ternyata tidak terbatas sebagai bahan pembuatan perlengkapan yang sangat membantu
kehidupan manusia, tetapi besi juga memainkan peranan yang istimewa dalam daur
kehidupan organisme hidup.

3.2 Saran

Sebenarnya masih banyak sekali informasi yang memuat tentang logam Fe atau besi
ini ,Mungkin informasi yang diberikan disini hanya sedikit rangkuman dari banyaknya
penjelasan yang ada.Sebainya anda dapat menari informasi lebih dibuku tentang makalah Fe
ini.Mohon maaf jika ada salah. Terimakasih Wassallam.

Daftar Pustaka

21
Cotton, Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI-Press. Jakarta
http://www.wikipedia.com id, Wikipedia.org/wiki/Besi (Situs Ensiklopedi Wikipedia)
Kartini, N, dkk. 2001. Kimia Bumi Aksara. Jakarta
Keenan, Charles. W. 1992. Kimia untuk Universitas Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Oxtoby, David.W. 2003. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid II. Erlangga: Jakarta.
Sudjana, Atep. 2004. Sains Kimia. Galaxy Puspa Mega: Bekasi.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. ITB: Bandung
Alla S.Abd-el Aziz.2007.Boron Containing Polymers Macromolecules Containg Metal and
Metal like Elements Volume 8.John willey

22

Anda mungkin juga menyukai