Anda di halaman 1dari 20

Tugas Makalah Kimia Unsur

“Unsur Ferum (Fe)”

Disusun :

Nicko Rizqienggal [155090200111026]

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)

JURUSAN KIMIA

MALANG

2016

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi………………………………………………………………………………….......2
Kata Pengantar………………………………………………………………….………...…..3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...……………………………………………………………..…....4
1.2 Rumusan Masalah… ………………………………………………………..…….4
1.3 Tujuan …………...…………………....…………..…………………..…......…...5
1.4 Manfaat……………………….......…………………………………....…..………5
Bab II Pembahasan
2.1 Keberadaan dan kelimpahan unsur ferrum di alam ………………………....…….6
2.2 Karakteristik unsur ferrum ………………………………………………........…..6
2.3 Pembuatan/Ektraksi unsur ferrum……………………………………………......15
2.4 Aplikasi/Kegunaan unsur ferrum …………………………………………..........17
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan………………………………………………………..…………..….21
3.2 Saran………………………………………………………………………......….21
Daftar Pustaka……………………………………………...………………………..…..........
…......22

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan ridho-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dalam bentuk yang sederhana. Sholawat dan salam tetap kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan untuk para keluarga,
sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Tidak lupa ucapan terima
kasih kepada dosen Kimia Unsur. Harapan saya semoga Makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat ke depannya dan dapat menjadi
acuan serta koreksi untuk lebih baik lagi.

Malang, 25 Desember 2016

Penyusun

3
BAB I
PEMBAHASAN

A. Keberadaan dan Kelimpahan Unsur Fe (Besi) di Alam


Besi merupakan unsur yang ditemukan berlimpah di alam. Juga ditemukan dalam
matahari dan bintang lainnya dalam jumlah yang seadanya. Inti bumi diyakini mayoritas
unsur penyusunnya adalah besi dan nikel. Besi juga diketahui sebagai unsur yang paling
banyak membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7 - 5 % pada kerak bumi.
Kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan tanah sebagai oksida besi, seperti oksida
besi magnetit (Fe3O4) mengandung besi 65 %, hematite (Fe 2O3) mengandung 60 – 75 %
besi, limonet (Fe2O3 . H2O) mengandung besi 20 % dan siderit (Fe2CO3). Dalam
kehidupan, besi merupakan logam paling biasa digunakan dari pada logam-logam yang
lain. Hal ini disebabkan karena harga yang murah dan kekuatannya yang baik serta
penggunaannya yang luas. Bijih besi yang umum adalah hematit, yang sering terlihat
sebagai pasir hitam sepanjang pantai dan muara aliran.

54 56 57 58
Besi merupakan campuran dari 4 isotop stabil yaitu Fe, Fe, Fe and Fe.
54 56 57
Kelimpahan semua isotop-isotop Fe di alam adalah Fe (5.8%), Fe (91.7%), Fe
58 60
(2.2%) dan Fe (0.3%). Fe adalah radioaktif yang mempunyai waktu paruh yang
panjang (1.5 juta tahun). Ada pula sepuluh isotop lainnya yang tidak stabil.

B. Karakteristik Unsur Ferrum (Besi)


Besi memiliki beberapa sifat karakteristiknya yaitu :

1. Sifat Fisik
 Pada suhu kamar berwujud padat, mengkilap dan berwarna keabuabuan.
 Merupakan logam feromagnetik karena memiliki empat electron tidak berpasangan
pada orbital d.
 Penghantar panas yang baik.
 Kation logam besi Fe berwarna hijau (Fe2+) dan jingga (Fe3+). Hal ini disebabkan
oleh adanya elektron tidak berpasangan dan tingkat energi orbital tidak berbeda
jauh. Akibatnya, elektron mudah tereksitasi ke tingkat energi lebih tinggi
menimbulkan warna tertentu. Jika senyawa transisi baik padat maupun larutannya

4
tersinari cahaya maka senyawa transisi akan menyerap cahaya pada frekuensi
tertentu, sedangkan frekuensi lainnya diteruskan. Cahaya yang diserap akan
mengeksitasi elektron ke tingkat energi lebih tinggi dan cahaya yang diteruskan
menunjukkan warna senyawa transisi pada keadaan tereksitasi.
 Sifat – sifat besi yang lain:

Nomor atom (Z) 26

Golongan, blok golongan 8, blok-d

Periode periode 4

Kategori unsur logam transisi

Massa atom standar (±) (Ar) 55.845(2)

Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2

per kulit 2, 8, 14, 2

Sifat fisika

Fase solid

Titik lebur 1811 K (1538 °C, 2800 °F)

Titik didih 3134 K (2862 °C, 5182 °F)

Kepadatanmendekati s.k. 7.874 g/cm3

saat cair, pada t.l. 6.98 g/cm3

Kalor peleburan 13.81 kJ/mol

Kalor penguapan 340 kJ/mol

Kapasitas kalor molar 25.10 J/(mol·K)

Tekanan uap

5
P (Pa) 1 10 100 1k 10 k 100 k

at T (K) 1728 1890 2091 2346 2679 3132

Besi merupakan unsur transisi yang mempunyai sifat logam sebagaimana semua
unsur transisi lainnya. Sifat logam ini dipengaruhi oleh kemudahan unsur tersebut
untuk melepas elektron valensi. Selain itu, keberadaan electron pada blok d yang
belum penuh menyebabkan unsur Fe memiliki banyak elektron tidak berpasangan.
Elektron- elektron tidak berpasangan tersebut akan bergerak bebas pada kisi kristalnya
sehingga membentuk ikatan logam yang lebih kuat dibandingkan dengan unsur
golongan utama. Adanya ikatan logam ini menyebabkan titik leleh dan titik didih serta
densitas unsur Fe cukup besar sehingga bersifat keras dan kuat.

Pergerakan elektron- elektron yang tidak berpasangan pada kisi kristal juga
menyebabkan logam besi bersifat konduktor atau penghantar panas yang baik.
Apabila logam besi diberikan kalor atau panas, energy kinetik elektron akan
meningkat. Dengan demikian, elektron memindahkan energinya ke elektron yang lain
sehingga panas merambat ke seluruh bagian logam besi tersebut.

2. Sifat Kimia

Sifat Kimia

Bilangan oksidasi 6, 5,[1] 4, 3, 2, 1[2], -1, -2 oksida amfoter

Elektronegativitas Skala Pauling: 1.83

Energi ionisasi
(artikel)

Jari-jari atom empiris: 126 pm

Jari-jari kovalen 132±3 (spin rendah), 152±6 (spin tinggi) pm

Lain-lain

Struktur kristal kubus acuan badan (bcc)

6
a=286.65 pm;

Kecepatan suarabatang ringan (elektrolitik)


5120 m/s (pada s.k.)

Ekspansi kalor 11.8 µm/(m·K) (suhu 25 °C)

Kondusivitas termal 80.4 W/(m·K)

Resistivitas listrik 96.1 n Ω·m (suhu 20 °C)

Arah magnet feromagnetik

Modulus Young 211 GPa

Modulus Shear 82 GPa

Modulus Bulk 170 GPa

Rasio Poisson 0.29

Skala Mohs 4

Skala Vickers 608 MPa

Skala Brinell 490 MPa

Nomor CAS 7439-89-6

Sifat Khusus lainnya pada Unsur Besi adalah sebagai berikut :

 Unsur besi bersifat elektropositif (mudah melepaskan elektron) sehingga bilangan


oksidasinya bertanda positif.
 Fe dapat memiliki biloks 2, 3, 4, dan 6. Hal ini disebabkan karena perbedaan
energy elektron pada subkulit 4s dan 3d cukup kecil, sehingga elektron pada
subkulit 3d juga terlepas ketika terjadi ionisasi selain electron pada subkulit 4s.

7
 Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi, khususnya
di udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.
 Memiliki bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu
transisi 700, 928, dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat magnetik, tapi ketika berubah
menjadi beta, sifat magnetnya menghilang meski pola geometris molekul tidak
berubah.
 Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti halogen, sulfur, pospor,
boron, karbon dan silikon.
 Larut dalam asam- asam mineral encer.
 Oksidanya bersifat amfoter.

C. Diagram fasa dan alotropnya


Besi merupakan contoh alotropi pada logam. Setidaknya ada empat bentuk alotrop
besi, yang dikenal sebagai α, γ, δ, dan ε; pada tekanan yang sangat tinggi, beberapa
bukti eksperimental yang kontroversial ada untuk fase β yang stabil pada tekanan dan
suhu yang sangat tinggi.

Besi cair dingin mengkristal pada 1538 °C ke alotrop δ, yang memiliki struktur
kristal body-centered cubic (bcc). Setelah mendingin lebih lanjut menjadi 1394 °C,
berubah menjadi besi alotrop γ, dengan struktur kristal face-centered cubic (fcc), atau
austenit. Pada 912 °C atau lebih rendah, struktur kristal berubah kembali menjadi
alotrop besi α bcc, atau ferit. Akhirnya, pada 770 °C (titik Curie, Tc) besi menjadi
magnet. Ketika besi melewati suhu Curie tidak ada perubahan dalam struktur kristal,
tetapi ada perubahan dalam "struktur domain", di mana setiap domain mengandung
atom besi dengan spin elektron tertentu. Dalam besi non magnet, semua spin elektron
dari atom dalam satu domain berada dalam arah yang sama, namun, domain sekitarnya
menunjuk ke berbagai arah lain sehingga dengan demikian secara keseluruhan mereka
menetralkan satu sama lain. Hasilnya, besi tidak bersifat magnet. Dalam besi magnet,
spin elektron dari semua domain selaras, sehingga efek magnetik domain tetangga
saling memperkuat. Meskipun setiap domain mengandung miliaran atom, ukuran
mereka sangat kecil, hanya sekitar 10 mikrometer. Pada tekanan di atas sekitar 10 GPa
dan suhu beberapa ratus kelvin atau kurang, besi-α berubah menjadi struktur hexagonal
close-packed (hcp), yang juga dikenal sebagai besi-ε; fase-γ yang temperaturnya lebih
tinggi juga berubah menjadi besi-ε, tetapi tidak terjadi pada tekanan yang lebih tinggi.

8
Fase-β, jika ada, akan muncul pada tekanan minimal 50 GPa dan suhu minimal 1.500
K; telah diperkirakan memiliki struktur ortorombik atau struktur hcp ganda.

Besi sangat penting ketika dicampur dengan logam tertentu lainnya dan dengan
karbon untuk membentuk baja. Ada banyak jenis baja, semua dengan sifat yang
berbeda, dan pemahaman tentang sifat-sifat alotrop besi adalah kunci untuk pembuatan
baja berkualitas baik.

Besi-α, juga dikenal sebagai ferit, adalah bentuk besi paling stabil pada temperatur
normal. Ini adalah logam yang cukup lunak yang dapat larut hanya dengan konsentrasi
kecil karbon (tidak lebih dari 0,021% massa pada 910 °C).

Di atas 912 °C dan sampai 1400 °C besi-α mengalami transisi fasa dari bcc ke
konfigurasi besi-γ fcc, juga disebut austenit. Logam Ini juga lunak tetapi dapat
melarutkan jauh lebih banyak karbon (sebanyak 2,04% massa pada 1146 °C). Bentuk
besi ini digunakan dalam jenis baja nirkarat yang digunakan untuk membuat peralatan
makan, dan rumah sakit serta peralatan jasa layanan makanan.

Besi fasa tekanan tinggi penting sebagai model untuk bagian-bagian padat pada inti
planet. Inti dalam planet bumi umumnya diasumsikan terdiri dari paduan besi-nikel
dengan struktur ε (atau β).

Titik lebur besi didefinisikan secara eksperimen dengan baik untuk tekanan sampai
sekitar 50 GPa. Untuk tekanan yang lebih tinggi, studi yang berbeda menempatkan titik
triple γ-ε cair pada tekanan yang berbeda hingga puluhan gigapascal dan menghasilkan
perbedaan titik lebur lebih dari 1000 K. Secara umum, simulasi komputer dinamika
molekuler pada besi yang sedang meleleh dan percobaan gelombang kejut memberikan
titik leleh yang lebih tinggi dan kemiringan kurva lebur yang lebih curam daripada
percobaan statis yang dilakukan dalam sel diamond anvil.

D. Isotop
Besi alami terdiri dari empat isotop stabil: 5,845% 54Fe, 91,754% 56Fe, 2,119% 57Fe
58 57
dan 0,282% Fe. Dari empat isotop stabil ini, hanya Fe yang mempunyai spin inti
54
(−1⁄2). Nuklida Fe diperkirakan mengalami peluruhan beta ganda, tetapi proses ini
belum pernah diteliti untuk nuklei ini, dan hanya batas bawah waktu paruh yang
ditetapkan: t1/2>3,1×1022 tahun.

9
60
Fe adalah radionuklida yang telah punah dengan waktu paruh panjang (2,6 juta
tahun).Ia tidak ditemukan di bumi, namun produk peluruhan utamanya adalah nuklida
stabil nikel-60.

Banyak riset masa lalu tentang pengukuran komposisi isotop Fe telah difokuskan
60
pada penentuan variasi Fe karena proses yang menyertai nukleosintesis (yaitu, studi
meteorit) dan formasi bijih. Namun dalam dekade terakhir, perkembangan teknologi
spektrometri massa telah memungkinkan untuk melakukan deteksi dan kuantifikasi
renik, variasi rasio alami isotop stabil besi. Banyak dari penelitian ini telah didorong oleh
komunitas ilmu bumi dan planet, meskipun aplikasi untuk sistem biologis dan industri
mulai bermunculan.

56
Isotop besi yang paling melimpah Fe merupakan daya tarik tersendiri bagi para
ilmuwan nuklir karena merupakan titik akhir nukleosintesis yang paling umum.Hal ini
sering dikutip, secara salah, sebagai isotop dengan energi ikatan tertinggi, perbedaan
56
yang sebenarnya dimiliki nikel-62. Karena Ni mudah dihasilkan dari inti yang lebih
ringan dalam proses alfa pada reaksi nuklir di supernova (lihat proses pembakaran
silikon), nikel-56 (14 partikel alfa) adalah titik akhir rantai fusi dalam bintang sangat
besar, karena penambahan partikel alfa lain akan menghasilkan seng-60, yang
membutuhkan lebih banyak energi. Oleh karena itu, nikel-56, dengan waktu paruh
sekitar 6 hari, merupakan porsi terbesar dalam bintang-bintang ini, tetapi segera meluruh
melalui emisi positron berturutan pada produk peluruhan supernova dalam awan gas sisa
supernova. Peluruhan pertama membentuk kobalt-56, dan kemudian besi-56 yang stabil.
Nuklida terakhir ini kemudian menjadi relatif mayoritas di jagat raya, dibandingkan
dengan logam stabil lainnya dengan berat atom yang mendekati.

Dalam fase meteorit Semarkona dan Chervony Kut korelasi antara konsentrasi 60Ni,
60
produk anang Fe, dan kelimpahan isotop besi yang stabil dapat ditemukan yang
60
merupakan bukti keberadaan Fe pada saat pembentukan Sistem Tata Surya.
60
Kemungkinan energi yang dilepaskan pada peluruhan Fe, bersama energi yang
26
dilepaskan pada peluruhan radionuklida Al, memberikan kontribusi pada pelelehan
kembali dan diferensiasi asteroid setelah pembentukannya 4,6 milyar tahun yang lalu.
Kelimpahan 60Ni dalam materi ekstraterestrial juga memberikan wawasan lebih jauh ke
dalam asal mula Sistem Tata Surya dan sejarah awalnya.

10
Inti atom besi memiliki beberapa energi ikatan tertinggi per inti, hanya bisa
62
diimbangi oleh isotop nikel Ni. Ini terbentuk melalui fusi nuklir pada bintang.
62
Meskipun penambahan sedikit energi dapat diekstraksi melalui sintesis Ni, kondisi
dalam bintang tidak cocok untuk proses ini. Distribusi unsur di Bumi lebih didominasi
oleh besi daripada nikel, dan juga mungkin dalam produksi elemen supernova.

Besi-56 adalah isotop stabil terberat yang diproduksi melalui proses alfa dalam
nukleosintesis stellar; unsur yang lebih berat daripada besi adalah nikel memerlukan
supernova untuk pembentukannya. Besi adalah unsur yang paling melimpah dalam inti
raksasa merah, dan logam paling melimpah dalam meteorit besi dan dalam inti planet
yang berupa logam padat seperti bumi.

E. Penyawaan Besi
Besi membentuk senyawa utamanya dalam tingkat oksidasi +2 dan +3. Menurut
tradisi, senyawa besi(II) disebut fero dan senyawa besi(III) disebut feri. Besi juga dapat
memiliki tingkat oksidasi yang lebih tinggi, contohnya adalah kalium ferat (K 2FeO4),
berwarna ungu, yang mengandung besi dengan bilangan oksidasi +6. Besi(IV) adalah
bentuk antara yang umum dalam banyak reaksi oksidasi biokimia. Sejumlah senyawa
organologam mengandung tingkat oksidasi formal +1, 0, −1, atau bahkan −2. Tingkat
oksidasi dan sifat ikatan lainnya sering diuji menggunakan teknik spektroskopi
Mössbauer. Terdapat juga banyak senyawa valensi campuran yang berintikan besi(II)
dan besi(III) sekaligus, seperti magnetit dan biru Prusia (Fe 4(Fe[CN]6)3). Senyawa yang
disebutkan terakhir di atas digunakan sebagai "biru" tradisional dalam cetak biru.

Tingkat
Contoh senyawa
oksidasi

−2 Dinatrium tetrakarbonilferat (pereaksi Collman)


−1
0 Besi pentakarbonil
1 Siklopentadienilferum dikarbonil dimer ("Fp2")
2 Fero sulfat, ferosen
3 Feri klorida, ferosenium tetrafluoroborat
4 Barium ferat(IV)
5
6 Kalium ferat

11
Senyawa besi yang diproduksi dalam industri skala besar adalah besi(II) sulfat
(FeSO4.7H2O) dan besi(III) klorida (FeCl3). Besi(II) sulfat adalah salah satu sumber
besi(II) yang paling umum, tetapi kurang stabil terhadap oksidasi udara dibandingkan
garam Mohr ((NH4)2Fe(SO4)2·6H2O). Senyawa besi(II) cenderung teroksidasi menjadi
senyawa besi(III) di udara. Tidak seperti logam lainnya, besi tidak membentuk amalgam
dengan raksa. Sebagai hasilnya, raksa diperdagangkan dalam botol besi berukuran 76 lb
(34 kg).

1. Senyawa biner
Besi bereaksi dengan oksigen di udara membentuk berbagai senyawa oksida dan
hidroksida; yang paling umum adalah besi(II,III) oksida (Fe 3O4), dan besi(III) oksida
(Fe2O3). Besi(II) oksida juga ada, meskipun tidak stabil pada temperatur kamar.
Oksida-oksida ini adalah bijih utama untuk produksi besi (lihat bloomery dan tanur
tinggi). Mereka juga digunakan dalam produksi ferit, bermanfaat sebagai media
penyimpanan magnetik di komputer, dan pigmen. Sulfida yang telah dikenal adalah
besi pirit (FeS2), juga dikenal sebagai "emas bodoh" karena kilau keemasannya.
Halida fero dan feri biner telah dikenal lama, dengan pengecualian feri iodida.
Fero halida biasanya muncul dari pengolahan logam besi dengan asam halogen biner
terkait untuk menghasilkan garam terhidrasi yang sesuai.

Fe + 2 HX → FeX2 + H2

Besi bereaksi dengan fluor, klorin, dan bromin menghasilkan feri halida yang
sesuai. Feri klorida adalah yang paling umum:

2 Fe + 3 X2 → 2 FeX3 (X = F, Cl, Br)

2. Senyawa koordinasi dan organologam

Telah dikenal beberapa kompleks sianida. Contoh yang paling terkenal adalah
biru Prusia, (Fe4(Fe[CN]6)3). Kalium ferisianida dan kalium ferosianida juga telah
diketahui; pembentukan biru Prusia pada reaksi dengan besi(II) dan besi(III)
merupakan dasar "uji kimia basah". Biru Prusia juga digunakan sebagai antidot pada
keracunan talium dan sesium radioaktif. Biru Prusia dapat digunakan untuk mencuci

12
pakaian guna menghilangkan noda kekuningan yang ditinggalkan oleh garam besi
dalam air.
Telah dikenal beberapa senyawa karbonil besi. Senyawa besi(0) utama adalah
besi pentakarbonil, Fe(CO)5, yang digunakan untuk memproduksi serbuk karbonil
besi, bentuk yang sangat reaktif dari logam besi. Termolisis besi pentakarbonil
menghasilkan gugus tiga-inti, triferum dodekakarbonil. Pereaksi Collman, dinatrium
tetrakarbonilferat, adalah pereaksi yang digunakan dalam kimia organik. Pereaksi ini
mengandung besi dengan tingkat oksidasi −2. Siklopentadienilferum dikarbonil dimer
mengandung besi dengan tingkat oksidasi yang langka, yaitu +1.
Ferosen (bahasa Inggris: Ferrocene) adalah kompleks yang sangat stabil.
Senyawa sandwich pertama, yang mempunyai pusat besi(II) dengan dua ligan
siklopentadienil yang terikat melalui kesepuluh atom karbonnya. Pengaturan ini
adalah hal yang mengejutkan ketika pertama kali ditemukan,tetapi penemuan ferosen
memicu cabang baru kimia organologam. Ferosen sendiri dapat digunakan sebagai
tulang punggung ligan, misalnya dppf. Ferosen dapat dioksidasi menjadi kation
ferosenium (Fc+). Pasangan ferosen/ferosenium sering digunakan sebagai rujukan
dalam elektrokimia.

F. Pembuatan/Ekstraksi Unsur Fe (Besi)


Bijih besi adalah bahan baku utama untuk pembuatan besi kasar, sedangkan besi kasar
tersebut adalah bahan baku untuk pembuatan besi tempa, besi tuang dan baja. Bijih besi
didapat dari hasil penambangan bijih besi. Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur
dengan bijih tersebut selain kotoran yang merugikan antara lain belerang ,pospor silika ,
tanah liat juga ada kotoran yang menguntungkan antara lain emas, platina, perak. Bijih
besi yang umum dijumpai yaitu : Haematit (Fe2O3), Magnetit (Fe3O4), Pyrities (FeS2),
Limonite (2Fe2O3.3H2O), Siderite (FeCO3). Beberapa cara pembuatan besi antara lain:

1. Dalam industri, besi dihasilkan dari bijih, kebanyakan hematit (Fe 2O3), melalui
reduksi oleh karbon pada suhu 20000C.

2 C + O2 → 2 CO

3 CO + Fe2O3 → 2 Fe + 3 CO2

Besi yang dihasilkan dapat digunakan dalam sintesis senyawa-senyawa yang


mengandung Fe.

13
2. Melalui proses Pirometalurgi Besi
Sejumlah besar proses metalurgi menggunakan suhu tinggi untuk mengubah bijih
logam menjadi logam bebas dengan cara reduksi. Penggunaan kalor untuk proses
reduksi disebut pirometalurgi. Pirometalurgi diterapkan dalam pengolahan bijih besi.
Reduksi besi oksida dilakukan dalam tanur sembur (blast furnace), yang merupakan
reaktor kimia dan beroperasi secara terus-menerus. Campuran material (bijih besi,
kokas, dan kapur) dimasukkan ke dalam tanur melalui puncak tanur. Kokas berperan
sebagai bahan bakar dan sebagai reduktor. Batu kapur berfungsi sebagai sumber
oksida untuk mengikat pengotor yang bersifat asam. Udara panas yang mengandung
oksigen disemburkan ke dalam tanur dari bagian bawah untuk membakar kokas. Di
dalam tanur, oksigen bereaksi dengan kokas membentuk gas CO.
2C(s) + O2(g) → 2CO(g) ΔH = –221 kJ

Reaksinya melepaskan kalor hingga suhu tanur sekitar 2.300°C. Udara panas juga
mengandung uap air yang turut masuk ke dalam tanur dan bereaksi dengan kokas
membentuk gas CO dan gas H2.

C(s) + H2O(g) → CO(g) + H2(g) ΔH = +131 kJ

Reaksi kokas dan oksigen bersifat eksoterm, Kalor yang dilepaskan dipakai untuk
memanaskan tanur, sedangkan reaksi dengan uap air bersifat endoterm. Oleh karena
itu, uap air berguna untuk mengendalikan suhu tanur agar tidak terlalu tinggi
(1.900°C). Pada bagian atas tanur ( 1.000°C), bijih besi direduksi oleh gas CO dan H 2
(hasil reaksi udara panas dan kokas) membentuk besi tuang. Persamaan reaksinya:

Fe3O4(s) + 4CO(g) → 3Fe(l) + 4CO2(g) ΔH = –15 kJ

Fe3O4(s) + 4H2(g) → 3Fe(l) + 4H2O(g) ΔH = +150 kJ

Batu kapur yang ditambahkan ke dalam tanur, pada 1.000 oC terurai menjadi
kapur tohor. Kapur ini bekerja mereduksi pengotor yang ada dalam bijih besi, seperti
pasir atau oksida fosfor.

CaCO3(s) ⎯Δ⎯→ CaO(l) + CO2(g)

CaO(l) + SiO2(l) →CaSiO3(l)

CaO(l) + P2O5(l) →Ca3(PO4)2(l)

14
Gas CO2 yang dihasilkan dari penguraian batu kapur pada bagian bawah tanur
(sekitar 1.900°C) direduksi oleh kokas membentuk gas CO. Persamaan reaksinya:

CO2(g) + C(s) → CO(g) ΔH = +173 kJ

Oleh karena bersifat endoterm, panas di sekitarnya diserap hingga mencapai suhu
± 1.500°C. Besi tuang hasil olahan berkumpul di bagian dasar tanur, bersama-sama
terak (pengotor). Oleh karena terak lebih ringan dari besi tuang, terak mengapung di
atas besi tuang dan mudah dipisahkan, juga dapat melindungi besi tuang dari oksidasi.

Gambar Tanur Pembuatan Besi

G. Aplikasi/Kegunaan Unsur Ferrum


Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua logam, yaitu
mengandung 95% dari semua logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Besi amat
diperlukan, terutama dalam penggunaan seperti: Rel kereta, Perabotan, Alat-alat
pertukangan, Alat transportasi, peralatan perang, peralatan mesin, tiang listrik, penangkal
petir, pipa saluran,rumah/ gedung menggunakan besi baja sebagai tiang-tiang
penahannya, dan Badan kapal untuk kapal besar.

15
Manfaat besi ternyata tidak terbatas sebagai bahan pembuatan perlengkapan yang
sangat membantu kehidupan manusia, tetapi besi juga memainkan peranan yang
istimewa dalam daur kehidupan organisme hidup. Besi merupakan salah satu
mikronutrien penting bagi makhluk hidup. Besi sebagian besar terikat dengan stabil
dalam logam protein (metalloprotein), karena besi dalam keadaan bebas dapat
menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang bersifat toksik pada sel. Besi adalah
penyusun utama kelangsungan makhluk hidup dan bekerja sebagai pembawa oksigen
dalam hemoglobin. FeSO4 digunakan sebagai sumber mineral besi untuk
terapidefisiensi/kekurangan zat besi dan digunakan untuk membuat tinta bubuk. Fe 3SO4
digunakan untuk pewarnaan tekstil dan pengetesan aluminium.
Hingga tidak terbatasnya aplikasi dari besi ini ,berikut beberapa penggunaan besi
dalam kehidupan sehari hari,yaitu : Bahan baku pembuatan besi baja dan kabel / kawat
baja ,Bijih besi murni yang dileburkan dan langsung dicetak tanpa campuran berbagai
macam unsur lainnya akan membentuk besi baja. Besi baja dinilai memiliki kekuatan
yang dangat baik dan sering digunakan sebagai penopang konstruksi – konstruksi dari
proyek – proyek bangunan. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari besi baja : Sebagai
penopang konstruksi bawah tanah,Sebagai rangka dari pembuatan gedung
bertingkat,Sebagai struktur konstruksi jembatan,Kawat dan tali baja dapat digunakan
sebagai alat pengangkut pada crane, dan alat Derek,Digunakan sebagai beberapa spare
part kendaraan, seperti roda, bodi dan bagian lainnya, terutama pada kendaraan berat dan
special.

Sebagai bahan dasar pembuatan tiang – tiang rambu lalu lintas dan LPJ ( lampu
penerangan jalan ).Bjih besi yang dilebur dapat dicampur dengan unsur lain, seperti jenis
alumunium untuk membuat tiang – tiang lampu jalanan dan rambu lalu yang kuat, namun
ringan. Selain itu campuran ini juga dinilai ekonomis dan mudah dalam perawatan, serta
memiliki ketahan terhadap korosi atau karat yang cukup bagus.

Sebagai bahan pembuatan besi tuang,Besi tuang merupakan salah satu jenis logam
ferro. Logam ferro merupakan jenis logam yang dibuat dengan campuran antara besi dan
karbon. Hasil campuran ini akan menciptakan logam yang sangat kuat dan tahan lama.
Biasanya jenis besi tuang ini diaplikaskan dan dimanfaatkan untuk :Alas mesin,Meja
perata,Blok silinder pada mesin kendaraan dan mesin konstruksi,Cincin torak.

16
Pada Besi Tempa,Beberapa bijih besi akan dicetak dengan ukuran – ukran tertentu
dan dibuat menjadi lembaran lembaran. Hal ini diperuntukkan untuk keperluan besi
tempa. Besi tempa merupakan jenis besi yang mengandung 99% bijih besi, yang akan
dibuat menjadi suatu barang. Berikut ini adalah beberapa aplikasi dari besi tempa :
Sebagai bahan senjata, seperti keris dan pedang,Sebagai plat penambal lubang atau
kebocoran pada konstruksi besi,Sebagai peyambung konstruksi besi (dengan cara di
las),Untuk pembuatan bracket – bracket atau dudukan

Pada pembuatan baja lunak,Berbeda dengan besi baja murni yang sangat kuat,
terutama untuk pembuatan proyek konstruksi, baja lunak merupakan campuran antara
bijih besi dengan karbon, dengan kandungan campuran karbon sebanyak 0.1 – 0.3%.
biasanya jenis baja ini dapat ditempa, dan mudah dipotong dengan menggunakan gergaji
tangan. Berikut ini beberapa pemanfaatan dari baja lunak : Pembuatan mur, sekrup, dan
baut ,Pembuatan perkakas, seperti obeng dan semacamnya ,Pembuatan pipa – pia non
pralon

KOROSI BESI
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan
besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan
karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan
Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan
dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. *Pengecatan.
Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air.
Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi
besi terhadap korosi.
2. *Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak
dengan air.
3. * Pembalutan dengan Plastik.
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik.
Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. *Tin Plating (pelapisan dengan timah).

17
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan
tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila
lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat
korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh
karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan
besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini
justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. * Galvanisasi (pelapisan dengan Zink).
Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah,
zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena
suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih
positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia
dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami
oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga
tahan karat.
6. *Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper
mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium
dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. *Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan
dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk
melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik,
batang magnesium harus diganti.
Besi merupakan salah satu unsur paling banyak di Bumi, membentuk 5% daripada
kerak Bumi. Kebanyakan besi ini hadir dalam berbagai jenis oksida besi, seperti bahan galian
hematit Fe2O3, magnetit , dan takonit. Dalam perindustrian, besi dihasilkan daripada bijih,
kebanyakannya hematit (sedikit Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4), melalui penurunan oleh karbon
pada suhu sekitar 2000°C.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Besi merupakan logam yang paling banyak terdapat dialam. Kebanyakan besi
terdapat dalam batuan dan tanah sebagai oksida besi , Besi memiliki beberapa sifat
karakteristiknya seperti sifat fisiknya dan kimianya dimana pada sifat kimia besi,memiliki
kelemahan yang penting sekali yaitu terjadinya korosi,dimana banyak sekali proses
pencegahan terjadinya korosi ini.Besi biasa diekstraksi dengan proses tanur tinggi dan tanur
sembur (blast furnace).Seiring banyaknya manfaat yang diperoleh dari besi,Manfaat besi
ternyata tidak terbatas sebagai bahan pembuatan perlengkapan yang sangat membantu
kehidupan manusia, tetapi besi juga memainkan peranan yang istimewa dalam daur
kehidupan organisme hidup.

3.2 Saran

Sebenarnya masih banyak sekali informasi yang memuat tentang logam Fe atau besi
ini ,Mungkin informasi yang diberikan disini hanya sedikit rangkuman dari banyaknya
penjelasan yang ada.Sebainya anda dapat menari informasi lebih dibuku tentang makalah Fe
ini.Mohon maaf jika ada salah. Terimakasih Wassallam.

19
Daftar Pustaka

Cotton, Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI-Press. Jakarta


http://www.wikipedia.com id, Wikipedia.org/wiki/Besi (Situs Ensiklopedi Wikipedia)
Kartini, N, dkk. 2001. Kimia Bumi Aksara. Jakarta
Keenan, Charles. W. 1992. Kimia untuk Universitas Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Oxtoby, David.W. 2003. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid II. Erlangga: Jakarta.
Sudjana, Atep. 2004. Sains Kimia. Galaxy Puspa Mega: Bekasi.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. ITB: Bandung
Alla S.Abd-el Aziz.2007.Boron Containing Polymers Macromolecules Containg Metal and
Metal like Elements Volume 8.John willey

20

Anda mungkin juga menyukai