Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHAN KONSTRUKSI TEKNIK KIMIA


BESI

Disusun Oleh :
Putu Oka Nareswary

(121.01.1012)

Asep Triwibowo

(121.01.1026)

Lintang P. Hamboroputro

(121.01.1027)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Besi (Fe) merupakan material penyusun utama kerak bumi kedua
terbanyak yaitu sekitar 5 %. Secara geokimia, besi merupakan logam yang
melimpah di alam. Konsentrasi besi yang melimpah di suatu tempat disebut
sebagai bijih besi.
Besi merupakan bahan baku untuk industri baja dan industri alat-alat
rumah tangga. Hasil industri besi yang cukup terkenal disebut sebagai besi
gubal (pig iron). Di beberapa negara produsen baja, belakangan ini telah
terjadi peningkatan permintaan akan bijih besi. Negara-negara konsumen
bijih besi terbesar di dunia adalah seperti China, Amerika Serikat, dan Jepang.
Bijih besi biasanya tersusun oleh mineral magnetit (Fe3O4) yang
mengandung 72,4 % Fe, ilmenit (FeTiO3) 36,8% Fe, hematit (Fe2O3) 69,94%
Fe, goethit (FeO2H) 62% Fe, siderit (FeCO3) 48,2% Fe. Bijih besi yang dapat
diolah harus mengandung senyawa besi yang besar. Bijih besi adalah suatu
zat mineral yang mengandung cukup kadar besi untuk dileburkan kira-kira 20
%. Komposisi dan bentuk bijih besi berbeda-beda, jika besi dipanaskan
bersama-sama karbon pada suhu 1420oK 1470oK maka akan terbentuk
suatu alloy.
Mineral lain yang mengandung besi seperti pirit (FeS 2) 46,5% Fe,
pirhotit (FeS) 63,5% Fe, tidak dapat dianggap sebagai sumber utama besi,
karena kesulitan-kesulitan teknis pengolahannya. Magnetit sering diikuti oleh
unsur-unsur lain seperti titanium, mangan, magnesium dan vanadium.
Endapan ini kadang-kadang mengandung emas dan platina, jika batuan
pembawanya berasosiasi dengan batuan-batuan basa-ultrabasa. Kadar paling
rendah dari endapan bijih besi yang dapat ditambang atau dikenal dengan
istilah cut-off grade adalah sekitar 32% Fe, namun sekarang ini paling tidak
sekitar 60% Fe baru dapat dikatakan layak untuk ditambang.
Pemanfaatan logam besi sangatlah luas bila dibandingkan dengan
pemanfaatan dari logam-logam yang lain. Kita dapat dengan mudah melihat

disekeliling kita banyak perabotan, alat2 pertukangan, alat transportasi dan


bahkan pada rumah atau gedung pun menggunakan besi baja sebagai tiangtiang penahannya.
Logam besi disamping karena kelimpahannya yang cukup banyak
dialam, adalah merupakan salah satu logam yang paling reaktif dan paling
vital bagi mahluk hidup. Dalam system peredaran darah, dengan kadar
tertentu besi berada dalam sel darah merah (Erythrocyte) dan bertugas untuk
mengikat Oksigen (O2) yang sangat penting bagi proses pembakaran yang
terjadi dalam sel-sel tubuh.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a. Memenuhi tugas mata kuliah Bahan Konstruksi Teknik Kimia.
b. Mengetahui proses pengolahan besi yang ada di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Logam Besi (Fe)


Besi adalah logam transisi yang paling banyak dipakai karena relatif
melimpah di alam dan mudah diolah. Besi murni tidak begitu kuat, tetapi bila
dicampur dengan logam lain dan karbon didapat baja yang sangat keras. Biji
besi biasanya mengandung hematite (Fe2O3) yang dikotori oleh pasir (SiO2)
sekitar 10 %, serta sedikit senyawa sulfur, posfor, aluminium dan mangan.
Besi juga merupakan logam yang penting dalam bidang teknik,
tetapi besi murni terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja, bahan
konstruksi dll. Oleh karena itu besi selalu bercampur dengan unsur lain,
terutama zat arang/karbon (C). Sebutan besi dapat berarti :
a. Besi murni dengan simbol kimia Fe yang hanya dapat diperoleh dengan
jalan reaksi kimia.
b. Besi teknik adalah yang sudah atau selalu bercampur dengan unsur lain.
Besi teknik terbagi atas tiga macam yaitu :
Besi mentah atau besi kasar yang kadar karbonnya lebih besar dari
3,7%.
Besi tuang yang kadar karbonnya antara 2,3 sampai 3,6 % dan tidak
dapat ditempa. Disebut besi tuang kelabu karena karbon tidak
bersenyawa secara kimia dengan besi melainkan sebagai karbon yang
lepas yang memberikan warna abu-abu kehitaman, dan disebut besi
tuang putih karena karbon mampu bersenyawa dengan besi.
Baja atau besi tempa yaitu kadar karbonnya kurang dari 1,7 % dan
dapat ditempa.
2.2. Karakteristik Logam Besi
Sifat logam ini dipengaruhi oleh kemudahan unsur tersebut untuk
melepas elektron valensi. Selain itu, keberadaan electron pada blok d yang
belum penuh menyebabkan unsur Fe memiliki banyak elektron tidak
berpasangan. Elektron-elektron tidak berpasangan tersebut akan bergerak
bebas pada kisi kristalnya sehingga membentuk ikatan logam yang lebih kuat
dibandingkan dengan unsur golongan utama. Adanya ikatan logam ini
menyebabkan titik leleh dan titik didih serta densitas unsur Fe cukup besar
sehingga bersifat keras dan kuat.
Pergerakan elektron-elektron yang tidak berpasangan pada kisi
kristal juga menyebabkan logam besi bersifat konduktor atau penghantar

panas yang baik. Apabila logam besi diberikan kalor atau panas, energy
kinetik elektron akan meningkat. Dengan demikian, elektron memindahkan
energinya ke elektron yang lain sehingga panas merambat ke seluruh bagian
logam besi tersebut.
2.2.1. Sifat Fisik
Sifat fisik yang dimiliki logam besi, antara lain :
a. Pada suhu kamar berwujud padat, mengkilap dan berwarna keabuabuan.
b. Merupakan logam feromagnetik karena memiliki empat electron
tidak berpasangan pada orbital d.
c. Penghantar panas yang baik.
d. Kation logam besi Fe berwarna hijau (Fe2+) dan jingga (Fe3+). Hal
ini disebabkan oleh adanya elektron tidak berpasangan dan tingkat
energi orbital tidak berbeda jauh. Akibatnya, elektron mudah
tereksitasi ke tingkat energi lebih tinggi menimbulkan warna
tertentu. Jika senyawa transisi baik padat maupun larutannya
tersinari cahaya maka senyawa transisi akan menyerap cahaya pada
frekuensi tertentu, sedangkan frekuensi lainnya diteruskan. Cahaya
yang diserap akan mengeksitasi elektron ke tingkat energi lebih
tinggi dan cahaya yang diteruskan menunjukkan warna senyawa
transisi pada keadaan tereksitasi.
Fase

padat

Massa jenis (sekitar suhu kamar)

7,86 g/cm

Massa jenis cair pada titik lebur

6,98 g/cm

Titik lebur

1811 K
(1538 C, 2800 F)

Titik didih

3134 K
(2861 C, 5182 F)

Kalor peleburan

13,81 kJ/mol

Kalor penguapan

340 kJ/mol

Kapasitas kalor

(25 C) 25,10 J/(molK)

Tekanan uap
P/Pa

10

100

1k

10 k

100 k

pada T/K

1728

1890

2091

2346

2679

3132

Ciri-ciri atom
Struktur kristal

kubus pusat badan

Bilangan oksidasi

2, 3, 4, 6
(oksida amfoter)

Elektronegativitas

1,83 (skala Pauling)

Energi ionisasi

pertama: 762,5 kJ/mol


ke-2: 1561,9 kJ/mol
ke-3: 2957 kJ/mol

Jari-jari atom

140 pm

Jari-jari atom (terhitung)

156 pm

Jari-jari kovalen

125 pm

2.2.2. Sifat Kimia


Sifat kimia yang dimiliki logam besi, antara lain :
a. Unsur besi bersifat elektropositif (mudah melepaskan elektron)
sehingga bilangan oksidasinya bertanda positif.
b. Fe dapat memiliki bilangan oksida 2, 3, 4, dan 6. Hal ini
disebabkan karena perbedaan energi elektron pada sub kulit 4s dan
3d cukup kecil, sehingga elektron pada sub kulit 3d juga terlepas
ketika terjadi ionisasi selain electron pada sub kulit 4s.
c. Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah
terkorosi, khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat
peningkatan suhu.

d. Memiliki bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega
dengan suhu transisi 700, 928, dan 1530C. Bentuk alfa bersifat
magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat magnetnya
menghilang meski pola geometris molekul tidak berubah.
e. Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti halogen,
sulfur, pospor, boron, karbon dan silikon.
Nama, Lambang, Nomor atom

besi, Fe, 26

Deret kimia

logam transisi

Golongan, Periode, Blok

8, 4, d

Penampilan

metalik mengkilap
keabu-abuan

Massa atom

55,845(2) g/mol

Konfigurasi elektron

[Ar] 3d6 4s2

Jumlah elektron tiap kulit

2, 8, 14, 2

2.2.3. Sifat-sifat lain


Sifat magnetik

feromagnetik

Resistivitas listrik

(20 C) 96,1 nm

Konduktivitas termal

(300 K) 80,4 W/(mK)

Ekspansi termal

(25 C) 11,8 m/(mK)

Kecepatan suara
(pada wujud kawat)

(suhu kamar) (elektrolitik)


5120 m/s

Modulus Young

211 GPa

Modulus geser

82 GPa

Modulus ruah

170 GPa

Nisbah Poisson

0,29

Skala kekerasan Mohs

4,0

Kekerasan Vickers

608 MPa

Kekerasan Brinell

490 MPa

Isotop
iso

NA

waktu paruh

DM

DE(MeV)

54

5,8%

>3,1E22 tahun

penangkapan 2

55

syn

2,73 tahun

penangkapan

0,231

55

56

91,72%

Fe stabil dengan 30 neutron

57

2,2%

Fe stabil dengan 31 neutron

58

0,28%

Fe stabil dengan 32 neutron

59

syn

44,503 hari

1,565

59

60

syn

1,5E6 tahun

3,978

60

Fe
Fe
Fe
Fe
Fe
Fe
Fe

DP
54

Cr
Mn

Co
Co

2.3. Jenis-Jenis Logam Besi


Logam besi adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran
unsur karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang
mempunyai sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur
dengan bermacam-macam logam lainnya. Logam besi terdiri dari komposisi
kimia yang sederhana antara besi dengan karbon. Masuknya unsur kimia ke
dalam besi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Adapun jenis-jenis logam
besi antara lain:
a. Besi Tuang
Komposisinya yaitu campuran besi dan karbon. Kadar karbon sekitar 4%,
sifatnya rapuh tidak dapat ditempa, baik untuk dituang, liat dalam
pemadatan, lemah dalam tegangan. Digunakan untuk membuat alas mesin,
meja perata, badan ragum, bagian-bagian mesin bubut, blok silinder, dan
cincin torak.
b. Besi Tempa

Komposisi besi tempa terdiri dari 99% besi murni, sifat dapat ditempa,
liat, dan tidak dapat dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan untuk
membuat rantai jangkar, kait keran, dan landasan kerja pelat.
c. Baja Lunak
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1%-0,3%,
mempunyai sifat dapat ditempa dan liat. Digunakan untuk membuat mur,
sekrup, pipa, dan keperluan umum dalam pembangunan.
d. Baja Karbon Sedang
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,4%-0,6%. Sifat
lebih kenyal daripada yang keras. Digunakan untuk membuat benda kerja
tempa berat, poros, dan rel baja.
e. Baja Karbon Tinggi
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,7%-1,5%. Sifat
dapat ditempa, dapat disepuh keras, dan dimudakan. Digunakan untuk
membuat kikir, pahat, gergaji, tap, stempel, dan alat mesin bubut.
f. Baja Karbon Tinggi dengan Campuran
Komposisi baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, khrom, atau
tungsten. Sifat rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan, dapat
disepuh keras, dan dimudakan. Digunakan untuk membuat mesin bubut
dan alat-alat mesin.
2.4. Perusahaan Tambang Besi
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, beberapa perusahaan
yang mendaftarkan diri untuk melakukan pengolahan bijih besi, diantaranya
adalah :
a. PT Meratus Jaya Iron & Steel yang berlokasi di Batulicin Kalimantan
Selatan yang mengolah bijih besi menjadi sponge iron dengan kapasitas
315.000 ton per tahun dengan nilai investasi sebesar Rp. 1,17 triliun.
b. PT Indoferro yang berlokasi di Cilegon, Banten yang memproduksi pig
iron dengan kapasitas 500.000 ton per tahun dan nikel pig iron dengan
kapasitas 250.000 ton per tahun dengan nilai investasi sebesar US$ 110
juta.
c. PT Batulicin Steel yang akan emproduksi baja sebesar 3 juta ton per tahun
dengan nilai investasi sebesar US$ 1,5 miliar.
d. PT Jogja Magasa Iron yang akan mengolah pasir besi menjadi pig iron
(main concentrator plant dan pig iron plant) di Kulon Progo, Yogyakarta

dengan kapasitas 1 juta ton per tahun dan nilai investasi sebesar US$ 1,2
miliar.
e. PT Sebuku Lateritic Iron & Steel yang akan memproduksi pig iron dengan
kapasistas 3 juta ton per tahun di Sebuku, Kalimantan Selatan dengan nilai
investasi sebesar US$ 1 miliar.
f. PT Delta Prima Steel akan memproduksi sponge iron dengan kapasitas
100.000 ton per tahun di Tanah Laut, Kalimantan Selatan dengan nilai
investasi sebesar Rp. 1,2 miliar.
g. PT Aneka Tambang
h. PT Krakatau Steel
i. PT Lhong Setia Mining
2.5. Sistem Penambangan Mineral Besi
Ada dua macam penambangan bijih besi yakni :
Open Pit Minning
Merupakan penambangan yang dilakukan di permukaan bumi.
Underground Minning
Merupakan penambangan yang dilakukan di bawah permukaan tanah.
2.6. Pengolahan Mineral Besi
Bahan baku awal dalam pembuatan besi adalah biji besi (iron core).
Biji besi yang didapatkan dari alam umumnya merupakan senyawa besi
dengan oksigen seperti hematite (Fe2O3); magnetite (Fe3O4); limonite
[FeO(OH)]; atau siderite (FeCO3).
Pembentukan senyawa besi oksida tersebut sebagai proses alam yang
terjadi selama beribu-ribu tahun. Kandungan senyawa besi dibumi ini
mencapai 5% dari seluruh kerak bumi ini. Penambangan biji besi tergantung
keadaan dimana biji besi tersebut ditemukan. Jika biji besi ada di permukaan
bumi maka penambangan dilakukan dipermukaan bumi (open-pit mining),
dan jika biji besi berada didalam tanah maka penambangan dilakukan
dibawah tanah (underground mining). Karena biji besi didapatkan dalam
bentuk senyawa dan bercampur dengan kotoran-kotoran lainnya maka
sebelum dilakukan peleburan biji besi tersebut terlebih dahulu harus
dilakukan pemurnian untuk mendapatkan konsentrasi biji yang lebih tinggi
(25 - 40%).
Proses pemurnian ini dilakukan dengan metode : crushing,
screening, dan washing (pencucian). Untuk meningkatkan kemurnian menjadi

lebih tinggi (60 - 65%) serta memudahkan dalam penanganan berikutnya,


dilakukan proses agglomerasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Biji besi dihancurkan menjadi partikel-partikel halus (serbuk).
Partikel-partikel biji besi kemudian dipisahkan dari kotoran- kotoran
dengan cara pemisahan magnet (magnetic separator) atau metode lainnya.
Serbuk biji besi selanjutnya dibentuk menjadi pellet berupa bola-bola kecil
berdiameter antara 12,5 - 20 mm.
Terakhir, pellet biji besi dipanaskan melalui proses sinter/pemanasan
hingga temperatur 1300 C agar pellet tersebut menjadi keras dan kuat
sehingga tidak mudah rontok.
2.7. Reaksi Pembentukan (Proses Reduksi)
Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen
dari biji besi. Proses reduksi ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen
atau gas karbon monoksida (CO). Proses reduksi ini ada 2 macam yaitu
proses reduksi langsung dan proses reduksi tidak langsung.
a. Proses Reduksi Langsung
Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet menjadi besi
spons (sponge iron) atau sering disebut: besi hasil reduksi langsung (direct
reduced iron). Gas reduktor yang dipakai biasanya berupa gas hidrogen
atau gas CO yang dapat dihasilkan melalui pemanasan gas alam cair
(LNG) dengan uap air didalam suatu reaktor yaitu melalui reaksi kimia
berikut :
CH + HO

CO + 3H

Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari persamaan


diatas maka proses reduksi terhadap pellet biji besi dapat dicapai melalui
reaksi kimia berikut ini :
FeO + 3H
Atau
FeO + 3CO

2Fe + 3HO
2Fe + 3CO

b. Proses Reduksi Tidak Langsung


Proses ini dilakukan dengan menggunakan tungku pelebur yang
disebut juga tanur tinggi (blast furnace). Sketsa tanur tinggi diperlihatkan
pada gambar 4. Biji besi hasil penambangan dimasukkan ke dalam tanur
tinggi tersebut dan didalam tanur tinggi dilakukan proses reduksi tidak
langsung yang cara kerjanya sebagai berikut : Bahan bakar yang

digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah dikeringkan
(kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya
berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai pembentuk
gas CO yang berfungsi sebagai reduktor. Untuk menimbulkan proses
pembakaran maka ke dalam tanur tersebut ditiupkan udara dengan
menggunakan blower sehingga terjadi proses oksidasi sebagai berikut :
2C + O
2CO + Panas

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi dalam bentuk
hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4), limonit [FeO(OH)], dan siderit (FeCO3).
Pengolahan bijih besi dilakukan di dalam tungku besar tanur tinggi. Sebelum
memasuki tungu besar tanur tinggi, bijih besi diolah dengan cara dicuci
(leaching), dipecah (crushing) dipisah (classification) dan pada akhirnya
dipanggang (roasting).
Lalu ada bahan tambahan yaitu arang kokas sebagai bahan bakar
untuk pencairan bijih besi menjadi cair dan batu kapur untuk mengikat arang
kokas dan batuan pengikut bijih besi ini mejadi cairan terak, lalu dimasukkan
udara panas melalui pesawat kompressor untuk pemanasan.
Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua
logam, yaitu merangkumi sebanyak 95% daripada semua tan logam yang
dihasilkan di seluruh dunia. Gabungan harganya yang murah dengan
kekuatannya menjadikan ia amat diperlukan, terutama dalam penggunaan
seperti kereta, badan kapal bagi kapal besar, dan komponen struktur bagi
bangunan. Besi juga dimanfaatkan untuk membuat alat-alat seperti mesin,
meja, pipa, dan komputer.

DAFTAR PUSTAKA
Amna, Ika. (2012). Bahan Konstruksi Kimia (Logam Besi). From http://amna-ika.
blogspot.com/2012/03/bahan-konstruksi-kimia-logam-besi.html, 14
September 2014
Choiriyani, Nadira. (2014). Sifat Kimia dan Sifat Fisika Besi. From http://
nadirachoiriyani.blogspot.com/2013/02/sifat-kimia-dan-sifat-fisikabesi.html, 14 September 2014
Guevara, Ibenk. (2013). Logam Ferro dan Non Ferro. From http://ibenkguevara.
blogspot.com/2012/09/logam-ferro-dan-non-ferro.html, 14 September 2014
Riyana. (2013). Artikel Tentang Besi (Fe). From http://qboyciidreamer.blogspot.
com/2012/03/artikel-tentang-besi.html, 14 September 2014
Saktianto, Actur. (2013). Tugas Amakalah Pengolahan Besi. From http://www.
slideshare.net/mandez/tugas-makalah-pengolahan-besi, 16 September 2014
Sugianto, Yonatalio. (2014). Besi. From http://www.scribd.com/doc/219094683
/Besi, 14 September 2014
Yasminto, Bambang. (2012). Makalah Besi. From http://bkv315a.blogspot.com/
2012/08/makalah-besi.html, 16 September 2014
Zulfikar. (2010). Ikatan Logam. From http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/
kimia-kesehatan/ikatan-kimia/ikatan-logam/, 16 September 2014

Anda mungkin juga menyukai