Departemen Kimia
PROPOSAL
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
SINTESIS SELULOSA SULFAT DARI TANDAN KOSONG
KELAPA SAWIT MELALUI REAKSI SULFASI PADA
VARIASI MOL ASAM SULFAMAT : UREA
DISUSUN OLEH:
IRENE ANGGRIANI SITEPU
NIM : 190802006
Diketahui/Disetujui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua Prodi Pembimbing,
Dr. Sovia Lenny, S.Si., M.Si Dr. Indra Masmur, S.Si., M.Si
NIP : 197510182000032001 NIP: 197611052018041001
ii
A. Judul : SINTESIS SELULOSA SULFAT DARI
Penelitian TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
MELALUI REAKSI SULFASI PADA
VARIASI MOL ASAM SULFAMAT :
UREA MENGGUNAKAN PELARUT
DMSO
1
yaitu suatu polimer yang mempunyai rantai lurus
terdiri dari unit-unit glukosa. Selulosa mempunyai
rumus empiris (C6H10O5) dan n berkisar dari 2000
sampai 3000 dan panjang rantainya berbeda-beda
tergantung dari jenis tumbuhan (Bahriar, 2015).
2
kristalin yang stabil dan tidak higroskopis dan
keasamannya sebanding dengan asam sulfat. Sintesis
selulosa sulfat dengan asam sulfamat dengan adanya
urea yang berperan sebagai katalis basa menyebabkan
reaksi sulfasi lebih baik dan dengan pelarut DMF dan
DMSO sebagai media pelarut pada proses sulfasi
(Levdansky et al., 2014).
3
selulosa sulfat dengan menggunakan asam sulfamat
sebagai agen sulfasi dan urea sebagai katalis basa serta
dimetil sulfoksida (DMSO) sebagai pelarut yang
nantinya akan dianalisa dengan FTIR, SEM, PSA, dan
Uji kandungan sulfur untuk mengetahui nilai derajat
substitusi.
4
G. Lokasi : Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia
Penelitian Organik FMIPA-USU. Analisa spektrofotometer
Fourier Transform Infra Red (FT-IR) dan Analisa
Scanning Electron Microscopic (SEM) dilakukan di
Laboratorium Terpadu UNILA (Universitas Negeri
Lampung). Analisa Particle Size Analyzer (PSA)
dilakukan di Laboratorium Farmasi USU. Analisa
untuk kandungan Sulfur untuk mengetahui nilai derajat
substutusi di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Medan.
H. Metodologi : Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium dan
Penelitian sebagai objek penelitian adalah tandan kosong kelapa
sawit. Dimana diawali dengan preparasi sampel
kemudian diisolasi untuk mendapatkan α-selulosa.
Lalu selulosa disulfasi dengan cara membuat DES
(Deep Eutectic Solvent) dengan mencampurkan asam
sulfamat dengan urea pada rasio mol 1:1, 1:2, 1:3 pada
suhu 80℃, kemudian campuran DES direaksikan
dengan selulosa yang telah dilarutkan dengan media
pelarut Dimetil sulfoksida (DMSO) dengan cara
direflux pada suhu 150℃ selama 1 jam, kemudian
dicuci dengan menggunakan etanol 96% sampai pH
netral kemudian endapan disaring dan dikeringkan
pada suhu 30℃. Kemudian selulosa sulfat yang
diperoleh dikarakterisasi menggunakan
spektrofotometer FT-IR (Fourier Transform-Infra
Red), Kandungan sulfur, PSA (Particle Size Analyzer)
dan SEM (Scanning Electron Microscopic).
Berdasarkan kandungan sulfur dari selulosa sulfat
dapat ditentukan derajat subtitusinya untuk
mengetahui optimasi variasi mol asam sulfamat
terhadap urea.
5
I. TinjauanPustaka : I.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit
Klasifikasi pohon kelapa sawit berdasarkan
taksonomi tanaman adalah :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Familia : Arecacae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis
6
penghasil minyak nabati lainnya (Sudrajat, 2020).
Selulosa 45,95%
7
Hemiselulosa 22,48%
Lignin 16,49%
Minyak 2,41%
Abu 1,23%
I.2 Selulosa
Selulosa adalah polimer glukosa yang
membentuk rantai linier dan dihubungkan oleh ikatan
β-1,4 glikosidik. Struktur yang linier menyebabkan
selulosa bersifat kristalin dan tidak mudah larut.
Selulosa tidak mudah didegradasi secara kimia
maupun mekanis. Di alam, biasanya selulosa
berasosiasi dengan polisakarida lain seperti
hemiselulosa atau lignin membentuk kerangka utama
dinding sel tumbuhan. Rantai selulosa terdiri dari
satuan glukosa anhidrida yang saling berikatan melalui
atom karbon pertama dan keempat. Ikatan yang terjadi
adalah ikatan ß-1,4-glikosidik (Osvaldo, 2012).
8
Dilihat dari strukturnya dikarenakan banyaknya
kandungan gugus hidroksi yang dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan air. Diharapkan selulosa
memiliki atau mempunyai kelarutan yang besar dalam
air atau interaksi yang tinggi antara pelarut, akan tetapi
kenyataannya tidak demikian. Dimana selulosa tidak
larut dalam air melainkan juga dalam pelarut lain
(Cowd, 1991).
9
2. Selulosa β (Beta cellulose) adalah selulosa berantai
pendek, larut dalam larutan natrium hidroksida
17,5% atau basa kuat dengan DP (Derajat
Polimerisasi) 15-90, dapat mengendap bila
dinetralkan.
OSO3-
OH
O HO O
O
O
HO
OH
OSO3-
10
berbeda dari selulosa asli dan larut dalam berbagai
pelarut. Selulosa sulfat memiliki kelarutan dalam air
yang sangat baik pada tingkat derajat substitusi (DS)
serendah 0,25. Ini adalah tingkat DS terbaik di mana
tingkat kelarutan selulosa dalam air yang dicapai oleh
setiap turunan selulosa (Bhatt et al., 2008).
I.4 Sulfasi
Sulfasi ialah reaksi yang melibatkan
pembentukan ikatan karbon-oksigen-sulfat. Ikatan
yang dihasilkan tidak stabil pada hidrolisis, kecuali
jika dinetralkan (Tobing, S., 2018). Menurut Gustian
(2016), sulfasi ialah proses penambahan gugus SO₃
pada suatu molekul senyawa organik melalui
hubungan antara sulfur dan karbon melalui suatu
jembatan oksigen.
11
organik untuk membentuk ikatan C−OS dan gugus
sulfat. Meskipun proses sulfasi dan sulfonasi
digunakan secara industri untuk memperoleh berbagai
macam produk seperti pewarna rambut, pestisida, dan
zat antara organik, tetapi aplikasi utamanya adalah
memproduksi surfaktan anionik (Foster, 2004 dalam
Ortega, 2017).
12
tekanan uap yang rendah dan akibatnya volatilitas
yang rendah (Kazachenko et al., 2021).
Potensi DES untuk digunakan sebagai pelarut
dan reagen baru untuk konversi biomassa menjadi
bahan kimia yang berharga telah terbukti. Pelarut
tersebut multifungsi dalam pelarutan, ekstraksi, dan
pembuatan produk bernilai tambah dari bahan
lignoselulosa. Arah yang menarik dan penting dalam
pemrosesan biomassa dengan DES adalah produksi
turunan tersulfasi dari polimer alami. Pelarut eutektik
dalam campuran asam sulfat-urea telah diselidiki
secara intensif dalam beberapa tahun terakhir sebagai
agen untuk mensulfasi bahan alami sebagai alternatif
dari kompleks beracun sulfur trioksida dengan basa
organik (Kazachenko et al., 2022).
13
asam sulfamat tidak akan bereaksi dengan alkohol
pada suhu di bawah 100°C.
14
spektroskopi IR didasarkan pada prinsip interaksi
antara tingkat energi getaran. Vibrasi atau getaran
yang diberikan dalam molekul dengan mengadsorpsi
radiasi gelombang elektromagnetik IR (Bresnick,
2003). Spektoskopi IR merupakan alat penelitian
matang yang telah dinikmati dalam beberapa tahun
terakhir dikarenakan pengenalan teknik ini telah
ditingatkan dengan analisi oleh penyimpanan data
bantuan computer (Puviarasan, 2002).
15
meyediakan stabilitasi muatan untuk spesimen secara
elektrik. Prinsip yang mendasari SEM adalah elektron
dan dalam SEM, digunakan sinyal elektron. Gambar
dibentuk sebagai hasil SEM dan varisasi intensitas
sinyal elektron yang dikumpulkan berupa elektron
beam dan dengan scan (Stokes, 2008).
16
dalam jari-jari untuk partikel yang berbentuk bola.
Penentuan ukuran dan distribusi partikel menggunakan
PSA dapat dilakukan dengan :
a. Difraksi sinar laser untuk partikel dari ukuran
submicron sampai dengan milimeter.
b. Coulter principle untuk mengkur dan menghitung
partikel yang berukuran micron sampai dengan
milimeter.
c. Penghamburan sinar untuk mengukur partikel yang
berukuran micron sampai dengan nanometer
(Eztler, 2004).
𝑆 × 162,15
DS = 3206 − (𝑆 × 97,10)
17
J. Prosedur : J.1 Pembuatan Pereaksi
Penelitian
J.1.1 Pembuatan HNO₃ 3,5%
18
J.2 Preparasi Sampel
19
30 menit, kemudian disaring dan dicuci dengan
aquadest hingga filtrat netral. Kemudian residunya
dimasukkan ke dalam gelas beaker 2000 ml,
ditambahkan 500 ml larutan H2O2 10% dan
dipanaskan diatas hotplate pada suhu 60oC sambil
diaduk dengan stirrer selama 15 menit. Lalu disaring
dan dicuci dengan aquadest hingga filtrat netral dan
dikeringkan pada suhu 60oC di dalam oven. Kemudian
disimpan dalam desikator. Selanjutnya dikarakterisasi
dengan analisa FT-IR (Fourier Transform Infra Red),
SEM (Scanning Electron Microscopy), dan PSA
(Particle Size Analyzer).
20
mengetahui derajat substitusi. Dilakukan prosedur
yang sama pada variasi asam sulfamat : urea dengan
perbandingan 1:2 dan 1:3.
21
K. Jadwal Penelitian
Kegiatan I II III IV V
Persiapan
Pelaksanaan
Analisa data
PenulisanLaporan
L.Organisasi Penelitian
1. Pelaksana Penelitian
Nama : Irene Anggriani Sitepu
NIM : 190802006
2. Pembimbing Penelitian
Nama : Dr. Indra Masmur, S.Si, M.Si
NIP : 197611052018041001
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Journal of Applied Polymer Science, 138(2).
https://doi.org/10.1002/app.49658
Kazachenko, A., Akman, F., Medimagh, M., Issaoui, N., Vasilieva, N., Malyar,
Y.N., Sudakova, I.G., Karacharov, A., Miroshnikova, A., Al-Dossary,
O.M., (2021). Sulfation of Diethylaminoethyl-Cellulose : QTAIM
Topological Analysis and Experimental and DFT Studies of the Properties.
ACS Omega 6, 22603–22615. https://doi.org/10.1021/acsomega.1c02570
Levdansky, A. v., Vasilyeva, N. Y., Kondrasenko, A. A., Levdansky, V. A.,
Malyar, Y. N., Kazachenko, A. S., & Kuznetsov, B. N. (2021). Sulfation
Of Arabinogalactan With Sulfamic Acid Under Homogeneous Conditions
In Dimethylsulfoxide Medium. Wood Science and Technology, 55(6),
1725–1744. https://doi.org/10.1007/s00226-021-01341-2
Levdansky, V. A., Kondracenko, A. S., Levdansky, A. v, Kuznetsov, B. N.,
Djakovitch, L., & Pinel, C. (2014). Sulfation of Microcrystalline Cellulose
with Sulfamic Acid in N,N-Dimethylformamide and Diglyme. In Journal
of Siberian Federal University. Chemistry (Vol. 2, Issue 7).
Mohammed A, Avin A, 2018. Scanning Electron Microscopy (SEM) : a review.
University of Sulaimani.Iraq.77
Ortega, J. (2017). Sulfonation/Sulfation Processing Technology for Anionic
Surfactant Manufacture. Colombia: Universidad de La Salle.
Osvaldo, Z.S, Panca. P. (2012). Pengaruh Konsentrasi Asam dan Waktu pada
Proses Hidrolisis dan Fermentasi Pembuatan Bioetanol dari Alang-Alang.
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. 53-54.
Puviarasan N, Arjunan, Mohan. (2002). FT-IR and FT-Raman Studies on 3
Aminophthalhydrazide and N-Aminophthalimide. Pondicherry University,
Pondicherry. INDIA.323
Sirviö, J. A., Ukkola, J., & Liimatainen, H. (2019). Direct sulfation of cellulose
fibers using a reactive deep eutectic solvent to produce highly charged
cellulose nanofibers. Cellulose, 26(4), 2303–2316.
https://doi.org/10.1007/s10570-019-02257-8
Stokes, J. D. (2008). Principle and Practice of Variable Pressure/Environmental
Scannting Electron Microsvopy. John Willey and Son.
24
Sudrajat. (2020). Kelapa Sawit. Prospek Pengembangan dan Produktivitas. Bogor
: IPB Press
Sumada K, Tamara PE, Alqani F. (2011). Isolation Study Of Efficient α –
Cellulose From Waste PlantStem Manihot Esculenta
Supratman dan Unang. (2006). Elusidasi Struktur Senyawa Organik. Universitas
Padjajaran. Bandung
Tobing, S. (2018). Sintesis Galaktomanan Sulfat Dari Asam Klorosulfonat
Dengan Galaktomanan Dari Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Sebagai Anti Bakteri. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Udi, S.T., Limbah, P., Kelapa, P., Efendi, S. (2016). Pembuatan Pupuk Organik
Dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit. J. Akad. Kim. 5, 8–15.
Wu, Q. X., Guan, Y. X., & Yao, S. J. (2019). Sodium Cellulose Sulfate: A
Promising Biomaterial Used For Microcarriers’ Designing. In Frontiers of
Chemical Science and Engineering (Vol. 13, Issue 1, pp. 46–58). Higher
Education Press. https://doi.org/10.1007/s11705-018-1723-x
Yakubu, A., Tanko, M., Umar., Sani., Moha mmed, S.D. (2011). Chemical
Modification of Microcrystaline Cellulose: Improvement of Barrier
Surface Propertiesto nhance Surface Interaction with some synthetic
polymers for Biodegradable Packaging Material Processing and
Applications in Textile, Food and Pharmaceutical Industry.Advances in
Applied Science Research, 2 (6):532-540
Yoshikubo, K., Suzuki, M. (2000). Asam Sulfamat dan Sulfamat. Ensiklopedia
Teknologi Kimia Kirk Othmer.
25