Anda di halaman 1dari 20

A.

Halogen

Halogen, yang terdiri dari fluor, klor, brom, dan iod, tidak pernah ditemukan dalam keadaan
bebas di alam karena tingkat reaktifitasnya yang sangat tinggi (Brady, 1990: 791). Oleh
karena itu, halogen hanya ditemukan sebagai anion dalam bentuk garam dan mineral (Mc.
Murry dan Fay, 2000: 225). Halogen merupakan unsur-unsur nonlogam di mana terdapat
dalam bentuk molekul diatomik. Halogen mempunyai konfigurasi elektron valensi ns2 np5
(Mc. Murry dan Fay, 2000: 225).

1. Sifat-sifat Fisis

Dari tabel 3.2 tampak bahwa titik didih dan titik leleh naik seiring dengan bertambahnya
nomor atom. Hal ini karena fakta menunjukkan bahwa molekul-molekul yang lebih besar
mempunyai gaya tarik-menarik Van der Waals yang lebih besar daripada yang dimiliki
molekul-molekul yang lebih kecil. Kecuali gas mulia, halogen mempunyai energi ionisasi dan
elektronegatifitas yang paling tinggi dari golongan unsur manapun. Dari unsur golongan VII
A, fluorlah yang paling erat mengikat elektron-elektronnya, dan iod yang paling lemah.
Kecenderungan ini bisa dikaitkan dengan ukuran atom halogen (Keenan, dkk, 1992: 228).

2. Sifat-sifat Kimia
Ada suatu penurunan yang teratur dalam keaktifan kimia dari fluor sampai iod, sebagaimana
ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan mengoksidasinya. Molekul fluor yang
beratom dua (diatom) F2 merupakan zat pengoksidasi yang lebih kuat daripada unsur lain
yang manapun dalam keadaan normalnya. Baik fluor maupun klor membantu reaksi
pembakaran dengan cara yang sama seperti oksigen. Hidrogen dan logam-logam aktif
terbakar dalam salah satu gas tersebut dengan membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas
fluor yang lebih besar dibanding klor terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan yang biasa
termasuk kayu dan beberapa plastik akan menyala dalam atmosfer fluor.

Keempat unsur halogen tersebut semuanya sangat merangsang sekali terhadap hidung dan
tenggorokan. Brom, suatu cairan yang merah tua, pada suhu kamar mempunyai tekanan uap
yang tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagen kimia yang paling berbahaya karena efek
uap tersebut terhadap mata dan saluran hidung. Klor dan fluor harus digunakan hanya dalam
kamar asam dan dalam ruangan dengan pertukaran udara (ventilasi) yang baik. Beberapa
hisapan klor pada 1.000 ppm bersama napas kita akan mematikan. Semua halogen harus
disimpan jauh dari kontak dengan zat-zat yang dapat dioksidasi (Keenan, 1992: 229). Reaksi-
reaksi halogen sebagai berikut.

a. Reaksi Halogen dengan Logam

Halogen bereaksi dengan semua logam dalam sistem periodik unsur membentuk halida
logam. Jika bereaksi dengan logam alkali dan alkali tanah, hasilnya (halida logam) dapat
dengan mudah diperkirakan, sedangkan bila bereaksi dengan logam transisi, produk (halida
logam) yang terbentuk tergantung pada kondisi reaksi dan jumlah reaktannya (Mc. Murry dan
Fay, 2000: 226).
Reaksi: 2 M + n X2 2 MXn,

dengan:

M = logam

X = F, Cl, Br, I

Tidak seperti unsur logam, semakin ke bawah halogen menjadi kurang reaktif karena afinitas
elektronnya semakin berkurang, atau dengan kata lain F2 > Cl2 > Br2 > I2 (Mc. Murry dan
Fay, 2000: 227).

b. Reaksi Halogen dengan Hidrogen

Halogen bereaksi dengan gas hidrogen membentuk hidrogen halida (HX). Hidrogen halida
sangat berharga karena bersifat asam jika dilarutkan dalam air. Kecuali hidrogen fluorida,
semua hidrogen halida yang lain merupakan asam kuat jika dimasukkan ke dalam larutan
(Mc. Murry dan Fay, 2000: 227).

Reaksi: H2(g) + X2 2 HX(g), dengan X = F, Cl, Br, I

c. Reaksi Halogen dengan Halogen Lain

Halogen mempunyai molekul diatomik, maka tidaklah mengherankan jika dapat terjadi reaksi
antarunsur dalam golongan halogen. Reaksi antarhalogen ini dapat disamakan dengan proses
redoks, di mana unsur yang lebih reaktif merupakan oksidator, sedangkan unsur yang
kurang reaktif merupakan reduktor (Mc. Murry dan Fay, 2000: 227).

Reaksi: X2 + Y2 2 XY,

dengan X, Y = F, Cl, Br, I


HALOGEN

NAMA : Rifki dwi firmansyah KELAS : XII IPA 2 MA. AL-MUFASSIR 2014-2015 Daftar
Isi Kata Pengantar Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah
Bab 2 Pembahasan A. Pengertian Halogen B. Sifat Fisik Halogen C. Sifat Kimia Halogen D.
Ciri Khas Halogen E. Cara Pembuatan Halogen F. Kegunaan Halogen G. Kelimpahan Di
Dalam Bentuk Mineral Bab 3 Penutup A. Kesimpulan KATA PENGANTAR Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul HALOGEN Makalah ini berisikan tentang informasi
HALOGEN atau yang lebih khususnya membahas HALOGEN Diharapkan Makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang HALOGEN Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah in Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di sadari ataupun tidak ilmu kimia
memilki peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita. Dimulai dari penyusun
kromosom, pakaian kita, lingkungan kita, bahkan diri kita merupakan materi kimia.Salah satu
materi kimia yang sering kali di gunakan dalam kehidupan manusia adalah unsur-unsur
halogen. Baik di bidang industri, pengobatan, dan lain sebagainya. Golongan halogen atau
golongan 17 (VII A) adalah unsur-unsur yang memiliki tujuh elektron valensi dengan
konfigurasi electron terluar ns2 ns5. Unsur-unsur tersebut adalah fluorin (F), klorin (Cl),
bromin (Br), Iodin (I), dan astatin (At). Golongan halogen ini (F, Cl, Br, I dan At) adalah
kelompok unsur-unsur yang sangat kontras terhadap golongan alkali (golongan 1A). Alkali
adalah kelompok logam yang sangat reaktif dan elektropositif, sedangkan halogen adalah
kelompok non-logam yang sangat reaktif dan elektronegatif. Alkali yang paling reaktif
terdapat pada unsur yang paling bawah, sedangkan halogen merupakan unsure paling atas
dari golongannya dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsur halogen ini tidak ditemukan
dialam dalam keadaan bebas melainkan dalam keadaan garamnya, karena merupakan unsur
yang paling reaktif. Halogen berasal dari bahasa yunani yang berarti pembentuk garam ,
karena unsur-unsur halogen dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Golongan
halogen ditemukan dialam hanya dalam bentuk kombinasi ( senyawa ) dengan unsur lain atau
berada dalam keadaan diatomic, F2, Cl2, Br2, I2 B. Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud
dengan halogen? b. Bagaimana sifat fisik dari unsur-unsur halogen? c. Bagaimana sifat kimia
dari unsur-unsur halogen? d. Bagaimana ciri khas halogen? e. Bagaiman cara pembuatan
unsur-unsur halogen? f. Apa manfaat ataupun kegunaan dari unsur-unsur halogen? g.
Bagaiman Kelimpahan halogen di dalam bentuk mineral ? BAB 2 PEMBAHASAN A.
Pengertian Halogen Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal
dengan golongan 17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7
pada subkulit nsnp. Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-
18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya pembentuk garam
karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen
merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna
terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik. Untuk mencapai keadaan stabil
(struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom lain
atau dengan menggunakan pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan
kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion
bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini
disebut halida. Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya
membentuk ion negatif. Selain itu, halogen adalah golongan yang paling reaktif karena unsur-
unsurnya memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5. Golongan halogen terdiri dari
beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur
Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas. B. Sifat Fisik Halogen Sifat F Cl Br I
Nomor atom 9 17 35 53 Konfigurasi elektron [He] 2s2 2p5 [Ne] 3s2 3p5 [Ar] 3d10 4s2 4p5
[Kr] 4d10 5s2 5p5 Jari-jari kovalen (Ao) 0,64 0,99 1,14 1,33 Jari-jari ion X- (Ao) 1,19 1,67
1,82 2,06 Energi ionosasi tingkat I (kJ/mol) 1681 1251 1140 1008 Afinitas elektron -328 -349
-325 -295 Potensial reduksi standar, Eo (volt) 2,87 1,36 1,06 0,54 Energi ikatan X-X (kJ/mol)
155 242 193 151 Energi ikatan H-X (kJ/mol) 562 431 366 299 [1] Keelektronegatifan 4,0 3,0
2,8 2,5 Titik didih (oC) -233 -103 -7,2 113,5 Titik beku (oC) -188 -34,5 58,8 184,4 Wujud
pada 25oC Gas (kuning pucat) Gas (biru pucat) Cair (merah) Padat (metalik gelap) [2] I.
Wujud halogen Unsur halogen berupa molekul diatomik (X2) dengan energi ikatan X - X
berkurang dari Cl2 sampai I2, sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya. Semakin panjang
jari-jari atom semakin lemah ikatan antaratom sehingga semakin mudah diputuskan akibatnya
energi ikatan makin rendah. Energi ikatan F - F lebih kecil dibanding dengan energi ikatan Cl
- Cl dan Br - Br, hal ini berhubungan dengan kereaktifan F2. Semakin reaktif molekul X2
menyebabkan ikatan semakin mudah diputuskan sehingga energi ikatan relatif kecil. II. Titik
Cair dan Titik Didih Titik cair dan titik didih halogen meningkat dengan bertambahnya
nomor atom. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya gaya dispersi antarmolekul halogen
sesuai bertambahnya massa molekul relatif (Mr). Sesuai titik cair dan titik didihnya, maka
wujud halogen pada suhu kamar bervariasi, F2 dan Cl2 berupa gas, Br2 cair, dan I2 padat. III.
Warna Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya karena berbau
merangsang. Fluor berwarna kuning muda, klor hijau kekuningan, Brom cokelat, dan iodin
berwarna ungu. C. Sifat Kimia Halogen I. Kelarutan Kelarutan halogen dari fluor sampai
iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut juga bereaksi dengan air. 2F2(g) +
2H2O(l) 4HF(aq) + O2(g) Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang
mengandung ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq) KI3(aq) Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam
pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya. II. Kereaktifan Unsur-
unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan halogen di alam
sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya. Semakin besar
kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. Selain
dipengaruhi keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga dipengaruhi oleh energi ikatan
halogen. Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut
sehingga makin reaktif halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan dan energi ikat
halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas ke bawah semakin berkurang. 1.
Kereaktifan fluor dan klor Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau
agak kekuning-kuningan dan klorin juga berupa gas dengan warna hijau pucat. Keduanya
sama seperti oksigen dapat membantu dalam reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-logam
aktif akan terbakar pada salah satu gas inidengan cara membebaskan panas dan cahaya.
Reaktifitas fluor lebih besar dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan dengan
terbakarnya bahan-bahan biasa termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam keadaan
atmosfer fluor. 2. Kereaktifan brom Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak
berwarna merah tua dan mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan
salah satu reagensia laboratorium umum yang paling berbahaya, karena efek uap itu terhadap
mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan.
Cairan ini njuga dapat menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran
greaktif bila dibandingkan dengan Klor. 3. Kereaktifan iodium Iodium dapat menguap pada
temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Kristal
iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lender.iodin
kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor. 4. Kereaktifan astatin Astatine dapat
membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At
dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil
dideteksi adalah HAt dan CH3At. III. Daya Oksidasi Halogen merupakan oksidasi kuat. Sifat
oksidator halogen dari atas ke bawah semakin lemah, sehingga halogen-halogen dapat
mengoksidasi ion halida di bawahnya. F2 + 2KCl 2KF + Cl2 atau ditulis F2 + 2Cl- 2F- + Cl2
Cl2 + 2I- 2Cl- + I2 Br2 + KF (tidak terjadi reaksi) atau ditulis Br2 + F- (tidak terjadi reaksi)
Dari reaksi di atas juga berarti ion halida (X-) bersifat reduktor. Sifat reduktor ion halida
makin ke bawah semakin kuat. D. Ciri Khas Halogen Sifat-sifat Kimia HalogenSemua unsur
halogen dapat membentuk senyawa dengan penarikan satu elektron dari luar, maupun secara
kovalen.Umumnya unsur-unsur halogen memiliki tingkat oksidasi -1, namun demikian
halogen dapat pula memiliki tingkat oksidasi +1, +3, +5 dan +7, kecuali flourin.Semua unsur
halogen merupakan oksidator yang sangat kuat. Kekuatan oksidator ini berkurang dari fluorin
ke iodin.Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan semua unsur logam dan beberapa unsur
non logam. Fluorin merupakan unsur yang paling reaktif dan kereaktifannya berkurang untuk
unsur-unsur halogen yang lain sesuai dengan kenaikan nomor atom.Semua unsur halogen
dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk asam halida (HX).Kecuali fluorin, semua unsur
halogen dapat membentuk asam oksi dengan rumus HXO, HXO, HXO dan HXO4 yang
disebut sebagai asam hipohalit, asam halit, asam halat, dan asam perhalat.Unsur-unsur
halogen dapat pula bergabung dengan sesama unsur halogen membenuk senyawa antar
halogen. Senyawa-senyawa ini dapat dibedakan ke dalam empat kelompok senyawa yaitu :
Kelompok AX, contoh : ClF, BrCl, IClKelompok AX3, contoh : ClF3, BrF3, IF3Kelompok
AX5, contoh : BrF5, IF5Kelompok AX7, contoh : IF7 E. Pembuatan Halogen Halogen dibuat
dari senyawa-senyawa yang ada di alam. Caranya ialah dengan mengoksidasi ion-ion halida.
Prosesnya sangat beragam jadi yang diungkapkan di sini merupakan contoh dari berbagai
proses yang dapat terjadi. Fluorin (F2) Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin
diperoleh melalui proses elektrolisis garam kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan
dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 100oC. Elektrolisis
dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode baja dan anode karbon. Campuran tersebut
tidak boleh mengandung air karena F2 yang terbentukakan oksidasinya. Klorin Gas Cl2
dibuat melalui elektrolisis lelehan NaCl, reaksinya : Bromin Gas Br2 dibuat dari air laut
melalui oksidasi dengan gas Cl2. Secara komersial, pembuatan gas Br2 sebagai berikut: Air
laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara. Uap air panas
dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks, gas Br2 yang
dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah. Bromin cair berada di dasar
tangki, sedangkan air di atasnya. Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi. Iodin Gas
I2 diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida denganoksidator gas Cl2. Iodin juga
dapat diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotor dalam garam (Chili, NaNO3) melalui
reduksi ion iodat oleh NaHSO3. Endapan I2 yang didapat, disaring dan dimurnikan. F.
Kegunaan Halogen Fluorin Membuat senyawa klorofluoro karbon (CFC), yang dikenal
dengan nama Freon. Membuat Teflon Memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui proses
difusi gas. Senyawa Fluorin CFC (Freon) digunakan sebagai cairan pendingin pada mesin
pendingin, seperti AC dan kulkas. Freon juga digunakan sebagai propelena aerosol pada
bahan-bahan semprot. Penggunaan Freon dapat merusak lapisan ozon. Teflon
(polietrafluoroetilena). Monomernya CF2=CF2, yaitu sejenis plastik yang tahan panas dan
anti lengket serta tahan bahan kimia, digunakan untuk melapisi panci atau alat rumah tangga
yang tahan panas dan anti lengket. Asam fluoride (HF) dapat melarutkan kaca, karena itu
dapat digunakan untuk membuat tulisan, lukisan, atau sketsa di atas kaca. Garam fluoride
ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk mencegah kerusakan gigi. Klorin Untuk
klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri serta karet sintesis. Untuk pembuatan
tetrakloro metana (CCl4). Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan pada
pembuatan TEL (tetra etillead) yaitu bahan adaptif pada bensin. Untuk industri sebagai jenis
pestisida. Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang. Sebagai pemutih
pada industri pulp (bahan baku pembuatan kertas) dan tekstil. Gas klorin digunakan sebagai
zat oksidator pada pembuatan bromin. Senyawa Klorin Senyawa natrium hipoklorit (NaClO)
dapat digunakan sebagai zat pemutih pada pakaian. Natrium klorida (NaCl) digunakan
sebagai garam dapur, pembuatan klorin dan NaOH, mengawetkan berbagai jenis makanan,
dan mencairkan salju di jalan raya daerah beriklim dingin. Asam klorida (HCl) digunakan
untuk membersihkan logam dari karat pada elektroplanting, menetralkan sifat basa pada
berbagai proses, serta bahan baku pembuatan obat-obatan, plastik, dan zat warna. Kapur klor
(CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl2)) digunakan sebagai bahan pengelantang atau pemutih pada
kain Polivinil klorida (PVC) untuk membuat paralon. Dikloro difenil trikloroetana (DDT)
untuk insektisida. Kloroform (CHCl3) untuk obat bius dan pelarut. Karbon tetraklorida
(CCl4) untuk pelarut organik. KCl untuk pembuatan pupuk. KClO3 untuk bahan pembuatan
korek api Bromin Untuk membuat etil bromida (C2H4Br2). Untuk pembuatan AgBr. Untuk
pembuatan senyawa organik misalnya zat warna, obat-obatan dan pestisida Senyawa Bromin
Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang dicampurkan kedalam bensin bertimbal (TEL)
untuk mengikat tibal, sehingga tidak melekat pada silinder atau piston. Timbal tersebut akan
membentuk PbBr2 yang mudah menguap dan keluar bersama-sama dengan gas buangan dan
akan mencemarkan udara. AgBr merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya dan
digunakan dalam film fotografi. Natrium bromide (NaBr) sebagai obat penenang saraf. Iodin
Iodin Banyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol yang dikenal dengan
iodium tingtur) Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI) Untuk menguji adanya
amilum dalam tepung tapioka. Senyawa Iodin KI digunakan sebagai obat anti jamur.
Iodoform (CHI3) digunakan sebagai zat antiseptik AgI digunakan bersama-sama dengan
AgBr dalam film fotografi NaI dan NaIO3 atau KIO3 dicampur dengan NaCl untuk
mencegah penyakit gondok. Kekurangan iodium pada wanita hamil akan mempengaruhi
tingkat kecerdasan pada bayi yang dikandungnya. G. Kelimpahan Halogen Di Alam Dalam
Bentuk Mineral 1. Fluorine Terdapat dalam senyawa fluorspar CaF2, kriolit Na3AlF6, dan
fluorapatit Ca(PO4)3F. dengan penambahan asam sulfat ke dalam fluorspar maka akan
diperoleh HF dan garam Calsium sulfat. Selanjutnya lelehan asam florida di elektrolisis untuk
menghasilkan gas F2. CaF2 + H2SO4 --> CaSO4 + 2HF 2. Klorin Terdapat dalam senyawa
NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2. Senyawa klorida ditemukan di air laut dan garam
batu/endapan garam yang terbentuk akibat penguapan air laut di masa lalu. Setiap 1 kg air
laut mengandung sekitar 30 gram NaCl. Proses untuk mendapatkan unsure klorin adalah
melalui elektrolisis larutan NaCl pekat (brine) akan menghasilkan Cl2 pada anode dan gas
H2, dan NaOH pada katode. 3. Bromin Terdapat dalam senyawa logam bromide. Senyawa ini
juga ditemukan di air laut, endapan garam, dan air mineral. Ditemukan di perairan laut Mati
dengan kadar 4500 - 5000 ppm. Garam-garam bromine juga diperoleh dari Arkansas 4.
Iodine Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam jumlah kecil
pada deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah di Jepang dan Amerika dengan
kadar sampai 100 ppm. Untuk memperoleh iodine dari natrium iodat, dilakukan penambahan
zat pereduksi natrium bisulfit NaHSO3 dengan reaksi sebagai berikut : 2IO3- + 5HSO3- -->
I2 + 3HSO4- + 2SO42- + H2O BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam Sistem Periodik
Unsur, halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VII A, yang mempunyai
elektron valensi 7 pada subkulit nsnp. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom
(Br), yodium (I),astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Golongan
halogen merupakan golongan yang sangat reaktif menangkap elektron (oksidator). Pada
umumnya golongan halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit terluarnya,
karena kereaktifannya sangat tinggi sehingga halogen tidak mungkin ada dalam keadaan
bebas dialam, karena sifatnya yang sangat reaktif sehingga halogen selalu bersenyawa dengan
unsur-unsur yang lain. Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-
atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom lain atau dengan menggunakan
pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom unsur halogen
sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif
disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida. Golongan halogen
terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At)
dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas atau dalam bahasa lainnya yaitu
Film CharLes Bronson Idaman ATi . Sifat keelektronegatifan halogen senantiasa berkurang
seiring dengan bertambahnya jari-jari atomnya.
Halogen

Nama kelomok:
Rifki dwi firmansyah
Siska wulandari
Melli paramita
Emilia murni

Kelas XII IPA 4


Daftar Isi

Daftar isi......................................................................................................
Kata pengantar.........................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................

B. Tujuan Pembaasan...................................................................

C. Rumusan Masalah.....................................................................

BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Definisi Halogen........................................................................
B. Manfaat Bagi Kehidupan Dan Pembuatan................
C. Kelimpahan Di Alam...............................................................
D. Sifat Sifat Unsur Halogen......................................................

BAB III
PENUTUP....................................................................................................10

Kesimpulan................................................................................................10
Saran.............................................................................................................
11
Daftar Pustaka...........................................................................................12
Kata Pengantar

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT dengan


rahmat dan inayah-Nya makalah tentang unsur-unsur utama, khususnya
unsur halogen telah selesai kami susun sebagai penunjang tambahan
dalam kegiatan belajar. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah
curahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW , kepada keluarganya,
para sahabatnya, para tabiin dan tabiatnya, juga tak lupa kepada kita
selaku umatnya.aamiin
Makalah ini kami susun, sebagai penunjang tambahan dalam
kegiatan belajar, khususnya untuk siswa/i kelompok kerja unsur halogen,
dan umumnya siwa/i MA AR-ROSYIDIYAH serta kalangan masyarakat.
Dengan menggunakan makalah ini semoga kegiatan belajar dalam
memahami unsur halogen dapat lebih menambah sumber-sumber
pengetahuan. Kami sadar dalam penyusunan makalah ini belum bisa
dikatakan mencapai tingkat kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran
tentu kami butuhkan. Mohon maaf apabila ada kesalahan cetak atau
kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Terimakasih dan selamat belajar.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan


VII A ditabel periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom
(Br), yodium (I),astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum
ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam
jika bereaksi dengan logam.Unsur golongan VIIA ini merupakan unsur
nonlogam paling reaktif. Unsur-unsur initidak ditemukan di alam dalam
keadaan bebas, melainkan dalam bentuk garamnya. Mereka
membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron
terluarnya,sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu.
Ion negatif ini disebution halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini
disebut halida.Keberadaan Unsur Unsur Halogen Unsur-unsur halogen di alam,
semuanya ditemukan dalam keadaan diatomik.Hal ini terjadi karena unsur-unsur halogen
tidak stabil jika berdiri sendiri. Oleh karenaitu, unsur halogen harus berikatan agar
stabil.Unsur-unsur halogen dapat ditemukan di beberapa tempat. Fluorin dapatditemukan di
atas permukaan tanah. Klorin dapat ditemukan di dalam air laut. Bromin juga dapat
ditemukan di dalam air laut. Begitu juga dengan iodin, yang dapatditemukan di dalam air
laut. Astatin dapat ditemukan dari pemboman bismuth dengan partikel alfa.
B. TUJUAN PEMBAASAN

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk :

Mengetahui sifat unsur halogen;


Pengetahuan mengenai sifat unsur halogen;
Dapat diterapkan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

C. RUMUSAN MASALAH

Apa pengaruh unsur halogen dalam IPTEK dan dalam kehidupan sehari-
hari?
Mengapa unsur halogen terjadi pada golongsn VIIA saja?
Bagaimana sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur halogen dalam kaitannya
dengan kehidupan masyarakat?

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI HALOGEN

Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan golongan
17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit
nsnp. Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang
diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya pembentuk garam
karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen
merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna
terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik.Halogen digolongkan sebagai
pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk ion negatif. Selain itu, halogen
adalah golongan yang paling reaktif karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi elektron
pada subkulit ns2 np5.Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin
(Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui
dengan jelas. Salah satu golongan penting dalam susunan berkala unsur
adalah golongan VIIA yang diberi nama halogen. Golongan VIIA perlu
untuk diingat atau dihapal karena merupakan unsur-unsur yang banyak
membentuk persenyawaan di alam atau senyawa di laboratorium.
Halogen memiliki arti pembentuk garam, di alam unsur-unsur ini banyak
ditemukan dalam bentuk garam. Unsur-unsur halogen semuanya
berwarna, pada suhu kamar mempunyai wujud yang berbeda-beda.
Dengan tujuh elektron pada kulit terluar, menyebabkan halogen sangat
reaktif sehingga di alam selalu ada dalam bentuk persenyawaan.

B. SIFAT SIFAT UNSUR HALOGEN

Adapun sifat-sifat yang yang dimiliki unsur halogen dapat di kelompokan


sebagai sifat fisik dan sifat kimia ;

1. Berdasarkan sifat fisik

- Wujud halogen

Wujud HalogenPada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair
yangmudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim.Pemanasan
iodin padat pada tekanan atmosfer tidak membuat unsur itu meleleh, tetapilangsung
menyublim. Hal ini terjadi karena tekanan uap iodin padat pada suhu kamar lebih besar dari 1
atm.

- Titik cair dan titik didih

Kecenderungan titik leleh dan titik didih halogen tersebut dapat dijelaskansebagai berikut.
Molekul halogen (X2) bersifat nonpolar, dengan demikian gaya tarik-menarik antarmolekul
halogen merupakan gaya dispersi. Sebagaimana diketahui, gayadispersi bertambah besar
sesuai dengan pertambahan massa molekul (Mr ). Itulahsebabnya mengapa titik leleh dan
titik didih halogen meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik unsur.

- Warna dan aroma

Warna dan Aroma HalogenHalogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Flourin berwarna
kuningmuda, klorin berwarna hijau muda, bromin berwarna merah tua, iodin padat
berwarnahitam, sedangkan uap iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang
danmenusuk, serta bersifat racun.

- Kelarutan

Kelarutan halogen dari fluor sampai yod dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut
dalam air juga mengalami reaksi.

2. Berdasarkan sifat kimia

a. Kereaktifan

Unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan halogen di alam
sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi oleh keelektronegatifannya. Semakin
tinggi keelektronegatifan maka semakin reaktif unsur halogen karena semakin mudah
menarik elektron.
Kereaktifan halogen juga di pengaruhi oleh energi ikatan halogen.semakin kecil energi ikatan
halogen, semakin mudah di putuskan ikatan tersebut sehingga semakin reaktif halogen.

b. Daya oksidasi

Halogen merupakan pengoksidasi kuat. Sifat oksidator dari atas kebawah semakin lemah,
sehingga halogen-halogen dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya. Sedangkan sifat
reduktor ion halida makin ke bawah semakin kuat.

c. Membentuk molekul diatomik


Unsur halogen selalu dalam bentuk molekul diatomik yang sangat reaktif terhadap
unsur logam maupun nonlogam.

3. Asam Halogen
Urutan kekuatan asam halida:HF<HCL<HBr<HI. Di sebabkan perbedaan
jari-jari atom dan elektronergativitas.
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar.bagi unsur-
unsur yang segolongan, jari-jari atom makin ke bawah makin besar sebab
jumlah kulit yang atom makin banyak, sehingga kulit terluar makin jauh
dari inti atom.
Elektronegativitas adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom
untuk menangkap atau menarik elektron dari atom lain.

C. KELIMPAHAN DI ALAM

1. Fluorine

Fluor Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan
baru padatahun 1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur
paling elektronegatif dan paling reaktif. Dalam bentuk gas merupakan
molekul diatom (F2), berbau pedas, berwarna kuning muda dan bersifat
sangat korosif. Serbuk logam, glass, keramik, bahkan air terbakar dalam
fluorin dengan nyala terang. Adanya komponen fluorin dalam air minum
melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
Terdapat dalam senyawa fluorspar CaF 2, kriolit Na3AlF6, dan fluorapatit
Ca(PO4)3F. dengan penambahan asam sulfat ke dalam fluorspar maka
akan diperoleh HF dan garam Calsium sulfat. Selanjutnya lelehan asam
florida di elektrolisis untuk menghasilkan gas F2.
CaF2 + H2SO4 --> CaSO4 + 2HF

2. Klorin

Klor Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada
tahun1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas
Cl2, senyawadan mineral seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna
kuning kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur
lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan
dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.
Terdapat dalam senyawa NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2. Senyawa klorida
ditemukan di air laut dan garam batu/endapan garam yang terbentuk
akibat penguapan air laut di masa lalu. Setiap 1 kg air laut mengandung
sekitar 30 gram NaCl. Proses untuk mendapatkan unsure klorin adalah
melalui elektrolisis larutan NaCl pekat (brine) akan menghasilkan Cl 2 pada
anode dan gas H2, dan NaOH pada katode.

3. Bromin

Brom Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. merupakan zat cair
berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperature
kamar, uapnya berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat
menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan.Bromin mudah
larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifa
tkurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.
Terdapat dalam senyawa logam bromide. Senyawa ini juga ditemukan di
air laut, endapan garam, dan air mineral. Ditemukan di perairan laut Mati
dengan kadar 4500 - 5000 ppm. Garam-garam bromine juga diperoleh
dari Arkansas.

4. Iodine

IodiumDitemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur


nonlogam.Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap
pada temperature biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak
enak (perih). Di alam ditemukandalam air laut (air asin) garam chili, dll.
Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3,CCl4, dan CS2 tetapi sedikit
sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanyasatu yang stabil
yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai
kulit,sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.
Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam
jumlah kecil pada deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah
di Jepang dan Amerika dengan kadar sampai 100 ppm. Untuk memperoleh
iodine dari natrium iodat, dilakukan penambahan zat pereduksi natrium
bisulfit NaHSO3 dengan reaksi sebagai berikut :
2IO3- + 5HSO3- --> I2 + 3HSO4- + 2SO42- + H2O

5. Astatine

Astatin Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil


pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun
1940) oleh DR. Corson,K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop
dari astatin, dan isotop At(210)mempunyai waktu paruh 8,3 jam
(terpanjang). Astatin lebih logam disbandingiodium. Sifat kimianya mirip
iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI,AtBr, AtCl), tetapi
belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatomseperti
unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt
danCH 3At.6
Jumlah astatine di kerak bumi sangat sedikit kurang dari 30 gram.

D. MANFAAT BAGI KEHIDUPAN DAN PEMBUATAN

1. Manfaat dalam kehidupan sehari-hari

CCl2F2 : Gas freon digunakan sebagai zat pendingin pada lemari es


ACNaF : Natrium fluorida digunakan sebagai obat penguat pada
kayu.
CaOCl2 : Digunakan sebagai serbuk pengelantang dan desinfektan
NaClO : Kaporit sebagai serbuk pengelantang
KClO3 : Digunakan dalam industri korek api
KCl : Digunakan untuk pupuk.
NaBr : Digunakan dalam kedokteran sebagai obat penenang.

2. Pembuatan halogen
Unsur-unsur halogen dapat dibuat dengan jalan oksidasi, reduksi,
dan elektrolisis.
Klor (Cl)
Oksidasi, Dengan memanaskan campuran MnO2, NaCl, dan H2SO4 pekat.
Elektrolisis lebur NaCl menghasilkan gaS klor di anode.
Elektrolisis lebur NaCl, dihasilkan gas Cl2 pada anode dan Na pada
katode.
Elektrolisis larutan NaCl dengan menggunakan diafragma, dihasilkan gas
Cl2 pada anode dan NaOH pada katode.
Brom (Br)
Oksidasi, Dengan mengalirkan gas Cl2 ke dalam air laut.
Cl2(g) + 2 Br(aq) > 2 Cl(aq) + Br2(aq)

Iodium (I)
Reduksi
Dengan menambah NaHSO3 ke dalam larutan NaIO3
2 IO3(aq) + 5 HSO3 (aq) >3 HSO4 (aq) +2 SO42(aq) + H2O(l) + I2(aq)
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan
VII A ditabel periodik. terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium
(I),astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan.
Unsur halogen juga banyak di ketemukan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari, artinya unsur halogen banyak menyumbang manfaat, seperti
halnya unsur-unsur yang lain.
Bidang IPTEK banyak menggali sumbernya dari skian banyak molekul
yang di ketemukkan modrn ini.

Penemuan-penemuan terdahuli nampaknya menjadi aset utama


intuk dijadukan bahan pengumpulan imformasi untuk di publiksikan.

SARAN

Walaupun sudah banyak unsur yang telah di ketemukan akhir-akhir ini


serta sudah banyak tokoh-tokoh besar sebagai penemu-penemu IPTEK,
kita sebagai generasi penerus bangsa jangan pernah patah semangat
untuk terus berfikir kreatif dan inofatif dengan tetap melihat kadaan
lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai