Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

Kimia Dasar II
PERCOBAAN V
HALOGEN DAN UNSUR TRANSISI

HALOGEN DAN UNSUR TRANSISI


ISTIFANI FEBRIANTI
KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Praktikum: 19-05-2022

HistoriLaporan RngkasanPraktikum: Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA yang terdiri dari
Konsul 1: fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin (I), dan astatin (At).unsur-unsur halogen
Konsul 2: dapat bereaksi dengan unsur-unsur logam membentuk senyawa-senyawa garam.
ACC: Di alam, unsur-unsur halogen ditemukan dalam bentuk molekul unsur diatomik F2,
Cl2, Br2, dan I2.g Tujuan dari percobaan kali ini adalah agar dapat membedakan
logam satu dengan logam yang lain berdasarkan warna yang dipancarkan
masing-masing logam dan untuk mengetahu isifat dari beberapa unsur halogen.
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah uji halogen dan uji logam transisi yang
didalam nya terdapat beberapa perlakuan

.Keywords: Unsur halogen, unsurtransisi, klor, brom, kompleks tembaga, kompleks besi,
dan Yod.

PENDAHULUAN

Pembuatan halogen umumnya dilakukan dengan mengoksidasi ion halide dalam senyawa garam atau
asam dengan menggunakan suatu oksidator kuat seperti KMnO4, batu kawi, K2Cr2O7 dan sebagainya. Cara ini
tidak berlaku bagi pembuatan F2 dan Astatin.Cukup banyak senyawa halogen yang bermanfaat bagi manusia dan
umumnya dapat dibuat dengan reaksi kimia biasa ataupun reaksi redoks.(Tim kimia Anorganik II.2014.Hal : 9-
11)

Perlu pula dicatat bahwa halogen adalah lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga ikatan C-X
bersifat polar di mana karbon mengemban muatan posisif partial (δ+) dan halogen muatan negatif partial (δ-).
Dengan demikian kerapatan elektron pada halogen lebih tinggi daripada karbon.(Firdaus.2011.Hal: 2)

Asal kata halogen adalah bahasa Yunani yang berarti produksi garam dengan reaksi langsung dengan
logam. Karena kereaktifan nya yang sangat tinggi, halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk
senyawa.Unsur halogen termasuk unsur non logam yang sangat reaktif dengan konfigurasi electron pada
kulitterluarns2 np5. Unsur-unsur ini cenderung menangkap satu elektron untuk mencapai kestabilan gas mulia
sehingga merupakan oksidator kuat. Karena kereaktifannya unsur ini tak terdapat sebagai atom bebas di alam.
Umumnya terdapat sebagai garam ionIk jika bersenyawa dengan unsur logam. Kereaktifan unsur halogen makin
menurun dengan naiknya nomor atom, begitupundengansifatoksidatornyasertanilaikeelektronegatifannya.
Halogen memiliki sifat tertentu dan berubah dengan teratur dari satu unsurke unsur berikutnya. Kenaikan titik leleh dan
titik didih dengan bertambahnyanomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa molekul-molekul yang lebih
besar,mempunyai gaya tarik menarik Van Der Walls yang lebih besar dari pada yangdimiliki molekul-molekul yang lebih
kecil. Kecuali gas mulia, halogen memilikienergi pengionan dan keelektronegatifan yang paling tinggi dari semua
unsur(Keenan, 1984). Semua senyawa halogen membentuk senyawa stabil pada keadaanoksidasi -1, senyawa flour hanya
memiliki satu keadaan oksidasi yaitu -1,sedangkan klor, brom, dan iod selain memiliki keadaan oksidasi lain yaitu +1,
+3,+5, atau +7. Flour dan klor merupakan unsur yang melimpah di alam(Sunarya, 2012).

Halogen adalah non logam yang sangat reaktif. Unsur-unsur dalam golongan ini beracun atau berbahaya karena
sangat reaktif, unsur ini tidak pernah ditemukan di alam bebas karena reaktivitasnya dan sering di temukan dalam bentuk

UPT. LABORATORIUM TERPADU UNIT KIMIA


Halogen Dan UnsurTransisi

logam. Senyawa yang terbentuk dari logam halogen ini adalan garam, sehingga di sebut "halo-gen" pembentuk garam.
Semua halogen memiliki 7 elektron di kulit terluarnya, oleh karena itu, halogen memiliki ciri sebagai berikut:
• Unsur dengan golongan ini dengan mudah memenuhi kulit terluarnya dengan mendapatkan satu elektron
• Unsur golongan ini membentuk ion negatif dengan muatan -1
• Memiliki sifat kimia yang serupa
• Semua unsur golongan ini terdapat sebagai molekul diatomik (Catherina dan Natalia, 2021).

Afiinitas elektron khlorin (348.5 kJmol-1) adalah yang terbesar dan fluorin (332.6 kJmol-1) nilainya terletak di antara
afinitas elektron khlorin dan bromin (324.7 kJmol-1). Keelektronegativan fluorin adalah yang tertinggi dari semua
halogen.Karena halogen dihasilkan sebagai garam logam, unsurnya dihasilkan dengan elektrolisis. Fluorin hanya
berbilangan oksidasi -1 dalam senyawanya, walaupun bilangan oksidasi halogen lain dapat bervariasi dari -1 ke +7.
Astatin, At, tidak memiliki nuklida stabil dan sangat sedikit sifat kimianya yang diketahui(Hadeli. L, M. 2018).

Unsur transisi merupakan unsur-unsur yang terletak antara kelompok logam reaktif dengan kelompok non logam
serta yang memiliki sub kulit d atau sub kulit f yang terisi sebagian. Unsur transisi biasanya memiliki bilangan oksidasi
lebih dari satu, hal ini disebabkan karena mudahnya unsur transisi melepaskan elektron valensinya. Adanya elektron-
elektron yang tidak berpasangan menyebabkan unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik, semakin banyak elektron yang
tidak berpasangan maka semakin kuat sifat paramagnetiknya. Unsur transisi memiliki kemampuan untuk membentuk
senyawa kompleks dan larutan berwarna. Hal ini disebabkan karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah sinar
tampak. Penyerapan energi menyebabkan terjadinya eksitasi, yaitu transisi elektronik ketingkat energi yang lebih tinggi.
Keadaan eksitasi ini tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan sebagian atau seluruh energi
eksitasinya sehingga akan menimbulkan warna tertentu pada larutan(Suhartana,2016).

Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral
atau kation.Logam transisi umumnya memiliki sifat-sifat khas logam, yakni keras, konduktor panasdan listrik yang baik
dan menguap pada suhu tinggi. Salah satu yang menarik pada logamtransisi adalah kemampuan logam-logam transisi
untuk membentuk senyawa koordinasi.Selain itu karena senyawa kompleks dapat membentuk warna-warna. Senyawa
kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah sinar tampak.Penyerapan energi tersebut
digunaan untuk melakukan promosi atau transisi elektronik padaatom pusat. Pada kompleks yang berkarakter d-d
merupakan kompleks yang memiliki warnadikarenakan adanya transisi elektronik pada orbital d. Bila kedua orbital
molekul yang memungkinkan transisi memiliki karakter utama d , transisinya disebut transisi d-d.Pada orbital d terjadi
pembelahan atau splitting orbital yang akan menghasilkan dua tingkat energi yaitu eg dan t 2g pada oktahedral. Pada
kompleks 0 dan dmemiliki keistimewaan karenaterdapat senyawa dari kompleks ini yang menghasilkan warna. Hal ini
dikarenakan adanyatransisi transfer muatan (Charge Transfer ). Transisi transfer muatan diklasifikasikan atastransfer
muatan logam ke ligan (MLCT)dan transfer muatan ligan ke logam (LMCT)(Suyanta, 2019.

Senyawa koordinasi adalah senyawa yang terbentuk dari ion sederhana (kation maupun anion) serta ion kompleks.
Unsur transisi periode ke empat dapat membentuk berbagai jenis ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari kation logam
transisi dan ligan, ligan adalah ion atau molekul yang terikat pada kation logam transisi interaksi antara ion logam transisi
dengan ligan merupakan asam basa Lewis. Menurut Lewis ligan merupakan basa Lewis yang berperan sebagai spesi
pendonor (donator) elektron. Sementara itu, kation logam transisi merupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi
penerima (ekseptor) elektron. Dengan demikian, terjadi ikakatan kovalen koordinasi (datif) antara ligan dengan kation
logam transisi pada proses pembentukan ion kompleks. Kation logam transisi kekurangan elektron sedangkan ligan
memiliki sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB). Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation
logam transisi, berdasarkan jumlah atom donor yang memiliki pasangan elektron bebas pada ligan dapat dibedakan
menjadi, monodentat, bidentat, dan polidentat (Syamsidar, 2013).

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Alat dan Bahan


1.1. Alat

ISTIFANI FEBRIANTI
Halogen Dan UnsurTransisi

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah, rak , selang kecil, penutup tabung, aluminium foil, pipet
tetes, Bunsen, dan statif serta klem.
1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah, MnO2, HCL 10 M, H2SO4 pekat, CCL4, KI 0,1 M,
KBr 1 M, NaCl 1 M, CuSO4 0,25 M, FeCl3 0,05 M, NH4SCN, Naf dan aquades.

2. Prosedur Kerja
Uji Halogen
2.1. Pembuatan Air Klor
Siapkan tabung berbentuk U dan tabung reaksi, kemudian tabung U diisi dengan MnO2 dan HCl 10 M sedangkan
tabung reaksi diisi dengan aquades. Jepit kedua tabung di kedua sisi klem yang terdapat pada statif, kemudian hubungakan
kedua tabung tersebut menggunakan selang kecil. tahap selanjutnya adalah dengan menutup tabung U menggunakan
penutup tabung dan tabung reaksi menggunakan aluminium foil. Panaskan tabung U secara perlahan-lahan sampai
terdapat gelembung gas klor pada tabung reaksi. Setelah selesai, ambil dan tutuplah tabung reaksi. Masukkan air klor yang
terdapat pada tabung reaksi tadi kedalam tabung reaksi A, tabung reaksi B, dan tabung reaksi C masing-masing 1 mL.
Pada tabung A tambahkan CCl4 1 mL, tabung B tambahkan CCl4 1 mL dan KBr 1 mL, serta pada tabung C tambahkan
CCl4 1 mL dan KI 1 mL. Kocok dan lihat perubahan yang terjadi.
2.2. Pembuatan air brom
Siapkan tabung U dan tabung reaksi, kemudian tabung U diisi dengan MnO2, KBr dan H2SO4 dan pada tabung
reaksi diisi dengan aquadest. Jepit kedua tabung di kedua sisi klem yang terdapat pada statif, kemudian hubungakan kedua
tabung tersebut menggunakan selang kecil. Tutup tabung U menggunakan penutup tabung dan tabung reaksi
menggunakan aluminium foil. Panaskan tabung U secara perlahan-lahan perlahan-lahan sampai terdapat gelembung gas
brom pada tabung reaksi. Setelah selesai, ambil dan tutuplah tabung reaksi. Masukkan air brom yang terdapat pada tabung
reaksi tadi kedalam tabung reaksi A, tabung reaksi B, dan tabung reaksi C masing-masing 1 mL. Pada tabung A
tambahkan CCl4 1 mL, tabung B tambahkan CCl4 1 mL dan NaCl 1 mL, serta pada tabung C tambahkan CCl4 1 mL dan
KI 1 Ml. Kocok dan lihat perubahan yang terjadi.
2.3. Pembuatan air Yod
Masukkan padatan Yod dalam dua tabung reaksi (tabung A dan tabung B). Pada tabung A di tambahkan dengan
CCl4 dan pada tabung B tambahkan dengan C2H5OH. Kemudian untuk tabung A tambahkan dengan NaCl 5% (kita
sebut sebagai tabung C). Perhatikan warna yang dihasilkan oleh masing-masing larutan tersebut.
2.2. Uji logam transisi

Uji kompleks tembaga


Masukkan larutan CuSO4 dalam tiga tabung reaksi, sebagai pembanding masukkan 2 mL aquadest pada tabung A, 2
mL HCl pada tabung B, dan 2 mL NH3. Kocok ketiga tabung dan lihat perubahan warnanya.

Uji Kompleks Besi


Masukkan 2 mL FeCl3 dalam empat tabung reaksi. Pada tabung A tambahkan 2 mL aquadest, pada tabung B
tambahkan 2 mL HCl, pada tabung C tambahkan 2 mL aquadest dan NH4SCN, dan pada tabung D tambahkan 2 mL
aquadest dan NaF. Setelah itu kocok dan lihat perubahan warnanya. Setelah itu kita siapkan lagi dua tabung reaksi (tabung
E dan tabung F) pada tabung E masukkan ½ dari tabung B lalu ditambahkan dengan NH4SCN dan yang terakhir adalah
tabung F, masukkan ½ dari tabung C kemudian ditambahkan kembali dengan NaF. Lihat perubahan warnanya

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1.Uji Halogen
Tabel 1.1 Uji Halogen (Air Klor)

Hasil Reaksi

ISTIFANI FEBRIANTI
Halogen Dan UnsurTransisi

No. Perlakuan Penambah 1 Penambah Penambah 3


2
𝑀𝑛𝑂2 + 𝐻𝐶𝑙 Air clor 1 mL Air clor 1 Air clor 1 mL
+ 𝐻2 𝑜 𝐶𝐶𝑙4 1 mL mL 𝐶𝐶𝑙4 1 mL
1. 𝐶𝐶𝑙4 1 mL 𝐾𝐼 1 mL
(Terbentuk Setetes𝐾𝐵𝑟
larutan air klor)

𝐾𝐵𝑟 + 𝐾𝐼

Gambar 1. Hasil Uji Halogen Klor

Tabel 1.2 Uji Halogen (Air Brom)

Hasil Reaksi
No. Perlakuan Penambah 1 Penambah Penambah 3
2
𝑀𝑛𝑂2 + 𝐾𝐵𝑟 Air clor 1 mL Air clor 1 Air clor 1 mL
+ 𝐻2𝑆𝑂4 + 𝐻2 𝑜 𝐶𝐶𝑙4 1 mL mL 𝐶𝐶𝑙4 1 mL
1. 𝐶𝐶𝑙4 1 mL 𝐾𝐼 1 mL
(Terbentuk Setetes𝐾𝐵𝑟
larutan air klor)

𝐾𝐵𝑟 + 𝐾𝐼

ISTIFANI FEBRIANTI
Halogen Dan UnsurTransisi

2.Perlakuan unsurtransisi
2.1.UjiKompleksTembaga

Hasil Reaksi
No. Perlakuan Penambah 1 Penambah Penambah 3
2
1. 𝐶𝑢𝑆𝑂4 0,25 𝑀 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 2 𝑚𝐿 𝐻𝐶𝑙 2 𝑚𝐿 𝑁𝐻4 2 mL

Gambar 2. Hasil Uji Logam Transisi

2.2. Uji KompleksBesi

Hasil Reaksi
No. Perlakuan Penambah 1 Penambah Penambah 3 Penambah 4
2
1. 𝐹𝑒𝐶𝑙3 0,05 𝑀 Aquades 2 mL HCl 2 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 2 𝑚𝐿 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 2 𝑚𝐿
mL + 𝑁𝐻4 𝑆𝐶𝑁 + 𝑁𝑎𝐹
2. 1 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑁𝐻4 𝑆𝐶𝑁
𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝐵
2
3. 1 SetetesNaF
𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝐶
2
4. 𝐹𝑒𝐶𝑙3 0,05 𝑀 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 2 𝑚𝐿
+ 𝑁𝐻4
+ 𝐶𝑢𝑆𝑂4 0,25 𝑀

3.Mekanisme Reaksi
𝑀𝑛𝑂2 + 𝐻𝐶𝑙 + 𝐻2 𝑂Terjadipenguapan yang ditandaidenganadanyagelembung

B. Pembahasan
Halogen adalah anggota golongan unsur nonemtalik yang sangat aktif terdiri atas, bromin, iodin, klorin, atau asatin,
yang mempunyai sifat kimia yangsama antara satu dan lainnya. Semua halogen adalah nonlogam dengan rumus umum X
2 dimana X melambangkan unsur halogen. Karenakereaktifan yang besar, halogen tidak pernah ditemukan dalam bentuk

ISTIFANI FEBRIANTI
Halogen Dan UnsurTransisi

unsur bebasnya di alam. Anggota terakhir golongan 7A adalah astatin, suatu unsur radioaktif. Sifat-sifatnya yang diketahui
hanya sedikit. Flourin sangat reaktif sehingga unsur ini dapat menyerang air menghasilkan oksigen. Halogen memiliki
energi ionisasi yang tinggi dan afinitas elektron yang bernilai positif besar.
Pada percobaan kali ini didalam uji halogen dilakukan 3 perlakuan yaitu CCI4,CI4 + Air klorin, Kbr + air klorin,dan
Ki + air klorin dimana pada percobaan CCl4 yang ditambhkan NaCl 1 M bila dikocok tidak dapat menyatu dan memiliki
dua fase yaitu tidak menyatu atas kuning dan yang dibawah ungu ini dikarena CCl4 adalah karbon tetra klorida yang
merupakan senyawa non polar dan memiliki ikatan kovalen sederhana dan gaya london yang lemah. Namun Nacl
merupakan senyawa ionik dan memiliki ikatan interaksi sekunder dengan air sebagai interaksi dipol ion sehingga dapat
larut dengan baik dalam air begitupun dengan perlakuan lainya pada uji halogen
Unsur transisi merupakan unsur-unsur yang terletak antara kelompok logam reaktif dengan kelompok nonlogam
serta yang memiliki subkulit d atau subkulit f yang terisi sebagian. Unsur transisi biasanya memiliki bilangan oksidasi
lebih dari satu, hal ini disebabkan karena mudahnya unsur transisi melepaskan elektron valensinya. Adanya elektron-
elektron yang tidak berpasangan menyebabkan unsurunsur transisi bersifat paramagnetik, semakin banyak elektron yang
tidak berpasangan maka semakin kuat sifat paramagnetiknya. Unsur transisi memiliki kemampuan untuk membentuk
senyawa kompleks dan larutan berwarna. Hal ini disebabkan karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah sinar
tampak. Penyerapan energi menyebabkan terjadinya eksitasi, yaitu transisi elektronik ketingkat energi yang lebih tinggi.
Keadaan eksitasi ini tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan sebagian atau seluruh energi
eksitasinya sehingga akan menimbulkan warna tertentu pada larutan.
Senyawa kompleks dapat berupa senyawa kompleks netral atau senyawa kompleks ionik yang dalam
pembentukannya atom logam atau ion logam disebut sebagai atom pusat, sedangkan atom yang dapat mendonorkan
elektronnya pada atom pusat disebut ligan. Ligan dapat berupa molekul netral atau anion yang memiliki kemampuan
sebagai donor pasangan elektron dan satu atau lebih atom donor. Berbagai ligan dapat digunakan untuk
mengkomplekskan logam dan menghasilkan larutan berwarna. Berdasarkan banyaknya atom donor yang dimiliki, ligan-
ligan dapat dikelompokkan menjadi ligan monodentat, bidentat, dan polidentat. Ligan monodentat terdiri dari H2O, NH3,
CN-, dan CO, lalu ligan bidentat terdiri dari 1,10-fenantrolina, 1,3-diaminopropana, dan ion oksalat, sedangkan ligan
polidentat seperti EDTA.
Pada percobaan uji kompleks tembaga dilakukan 3 perlakua yaitu Air,HCl dan amonia yang masing-masing
ditambahkan CuSO4 0,2 M dimana pada HCl terjadi perubahan dari biru ke hijau hal ini disebabkan karena Larutan HCl
merupakan larutan asam sehingga ketika diberikan indikator CuSO4 0,2 M akan berubah warna dari biru ke hijau. Karena
sifat logam transisi memiliki kecenderungan sehingga menyebabkan warna perubahan dapat terjadi.
dua frasa yang tidak melarutkan satu sama lain kemudian pada tabung B terjadi suatu reaksi yang ditandai
dengan adanya dua lapisan larutan, berwarna kuning diatas dan berwarna bening dibawah dan yang terakhir pada
tabung C terjadi reaksi yang ditandai adanya dua lapisan larutan, berwarna merah diatas dan bewarna bening
dibawah.
uji logam transisi kompleks tembaga pada tabung A terjadi reaksi yang ditandai dengan larutan berubah
menjadi berwarna biru kemudian pada tabung B larutan nya berwarna hijau dan pada tabung C larutan nya
berwarna biru muda.
Pemisahan unsur Cl menggunakan Mno2 ini dilakukan karena mampu mengikat unsur H kemudian dilakukan
nya pembakaran pada larutan ini dilakukan untuk menaikan temperatur larutan sebagai katalis untuk membantu
memisahkan Cl Perubahan yang terjadi pada percobaan logam transisi ini terjadi karena unsur-unsur didalam nya
saling bereaksi sehingga terjadilah perubahan warna kemudian pada percobaan ini ada larutan yang terlarut dan
tidak terlarut serta polar dan tidak polar ini disebabkan oleh momen dipol hal hal yang mempengaruhi kelarutan,
ada larutan yang larut dan tidak larut, larut karena unsur unsur nya itu terdapat pada 1 golongan yang sama
sementara tidak terlarut karena unsur unsur nya tidak berada pada golongan yang sama

ISTIFANI FEBRIANTI
Halogen Dan UnsurTransisi

KESIMPULAN

Perubahan warna pada pengujian logam transisi terjadi karena unsur unsur yang ada pada larutan tersebut saling
bereaksi kemudian CaCl membuktikan Cl yang diekstrasi

DAFTAR PUSTAKA

Antara, K. G., Suyasa, W. B., & Putra, A. B. (2018). Kajian Kapasitas danEfektivitas Resin Penukar Anion Untuk
Mengikat Klor dan Aplikasinya Pada Air.Jurnal Kimia 2.
Firdaus.2011.Alkil Halida.makassar:UNHAS Makassar

Hadeli. L, M. 2018. Buku Pedoman Praktikum Kimia Anorganik 1. Indralaya : Universitas Sriwijaya
Sunarya, Y. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya
Suhartana. 2016. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Zn(II)-8-Hidroksikuinolin.Jurnal Kimia Sains dan
Aplikasi 19 (3) (2016) : 94 – 98
Suyanta. 2019, Buku Ajar Kimia Unsur. Gadjah Mada university press.
Syamsidar. 2013 . Dasar Reaksi Kimia Organik. Alauddin University press.

ISTIFANI FEBRIANTI

Anda mungkin juga menyukai