PENDAHULUAN
Senyawa halogen telah dikenal dari zaman awal dan unsur-unsur telah
memainkan peran penting selama dua ratus terakhir dalam pengembangan
kimia eksperimental dan teoritis. Nama halogen diperkenalkan oleh
J.S.C. Schweigger pada tahun 1811 untuk menggambarkan properti klorin.
Pada waktu itu klorin adalah unsur yang unik di antara unsur-unsur
halogen lain jika digabungkan langsung dengan logam dapat membentuk
garam. Namanya sejak itu diperluas untuk mencakup semua lima anggota
Kelompok 17 dari tabel periodik.
Secara harfiah halogen berarti pembentuk garam, hal ini sesuai dengan
fakta bahwa unsur-unsur tersebut (fluor, klor, brom, iod, dan astatin) dapat
menghasilkan garam, yaitu jika bereaksi dengan logam-logam, terutama
logam alkali dan alkali tanah. Semua unsur halogen bersifat nonlogam,
kecuali At yang bersifat semilogam (metalloid). Astatin dihasilkan dalam
pelurulian uranium, namun ia merupakan unsur radioaktif dengan waktu
hidup (life time) yang sangat singkat sehingga segera meluruh mnjadi
unsur lain. Astatin merupakan salah satu unsur dengan kelimpahan paling
sedikit di Bumi, dalam 1 km lapisan teratas kult Bumi di perkirakan tidak
lebih dari 44 mg astatin terkandung didalamnya. Dalam pembahasan pada
makalah ini lebih ditekankan pada empat unsur halogen yang tidak
radioaktif.
BAB II
PEMBAHASAN
Fluor adalah unsur ketiga belas dalam urutan kelimpahan dalam batuan kerak
bumi, yang terjadi sejauh 544 ppm. Tiga mineral yang paling penting adalah
fluorit CaF2, kriolit Na3AlF6 dan fluorapatite Ca2(PO4)3F. Dari jumlah
tersebut, namun hanya fluorit yang secara luas diproses untuk perolehan
kembali dari fluor dan senyawanya. Cryolite adalah mineral langka, secara
komersial berada di Greenland, dan sebagian besar Na3AlF6 dibutuhkan untuk
industri aluminium besar (sekarang disebut sintetis). Sejauh ini jumlah
terbesar dari fluor dalam kerak bumi adalah dalam bentuk fluorapatite, tetapi
ini hanya sekitar 3,5% dari berat fluor dan mineral yang diproses hampir
secara khusus untuk kadar fosfat. Meskipun demikian, sekitar 7% dari
kebutuhan dalam negeri untuk senyawa fluor di Amerika Serikat diperoleh
dari perolehan kembali asam fluorosilicic sebagai oleh-produk dari industri
fosfat besar. Sebagian kecil fluor berada di mineral langka batu topas Al2SiO4
(OH, F)2, sellaite MgF2, villiaumite NaF dan bastnaesite (Ce,La)(CO3)F.
Klorin adalah unsur kedua puluh yang paling melimpah di batuan kerak di
mana itu terjadi sampai sebatas 126 ppm. Di laut lebih dari setengah total
4
salinitas rata-rata 3,4% berat adalah karena ion klorida (1,9% berat). Jumlah
yang lebih kecil, meskipun pada konsentrasi yang lebih tinggi, terjadi di laut
pedalaman tertentu dan di sumur air garam bawah tanah, misalnya Great Salt
Lake, Utah (23% NaCl) dan Laut Mati, Israel (8,0% NaCl, 13,0% MgCl2,
3,5% CaCl2).
Yodium terdiri 0.46 ppm dari batu kerak dan berada di enam puluh dalam
urutan kelimpahan. Mineral jarang ditemukan sebagai iodida, dan secara
komersial biasanya sebagai iodates, misalnya lautarite, Ca(IO3)2 dan dietzeite,
7Ca(IO3)2.8CaCr04. Air asin yang terkait dengan sumur minyak pengeboran
di Louisiana dan California ditemukan mengandung 30-40 ppm yodium pada
tahun 1920, dan air asin bawah tanah bebas yang berlokasi di Midland,
Michigan, pada tahun 1960, dan di Oklahoma (1977), yang sekarang sumber
utama Amerika Serikat. Sumur air garam alam di Jepang (sampai l00 ppm I)
ditemukan setelah Perang Dunia Kedua, dan eksploitasi ini sekarang
memastikan Jepang tempat pertama di antara produsen yodium di dunia.
Konsentrasi yodium dalam air laut hanya 0.05ppm, terlalu rendah untuk
perolehan kembali secara komersial, meskipun rumput laut coklat dari
keluarga Laminaria (dan pada tingkat lebih rendah dari Fucus) dapat
berkonsentrasi hingga 0,45% dari berat kering mereka.
5
Unsur
Sifat Fisik
F Cl Br I
Nomor atom 9 17 35 53
Titik leleh(K) 53.3 172 266 387
Titik didih (K) 85 239 332 457.5
Energi fusi (kJ/mol) 0.51 6.4 10.57 15.52
Entalpi penguapan (kJ/mol) 6.62 20.41 29.96 41.57
Energi ionisasi pertama 1681 1251 1140 1008
Panjang ikatan kovalen (pm) 71 99 114 133
Panjang ikatan ion(pm) 133 181 196 220
Jari-jari van der waals 135 180 195 215
Keelektronegatifan (pauling) 4 3.2 3 2.7
Dalam temperatur dan tekanan kamar semua unsur halogen bebas berupa
molekul diatomik: F2 , Cl2 , Br2 , I2 . Gaya dispersi ( gaya London) antar
molekul-molekul halogen bertambah besar sesuai dengan bertambahnya
massa molekul, oleh karena itu titik lebur dan titik didih halogen meningkat
dari F2 ke I2 . F2 memiliki titik didih yang sangat rendah, karena sukar
mengalami polarisasi sebagai akibat ditariknya elektron dengan kuat ke arah
inti atom.
Fluorin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap,
sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim. Bromin
merupakan satu-satunya unsur nonlogam yang berada dalam fasa cair pada
temperatur dan tekanan kamar. Secara fisik padatan iodin nampak seperti
logam, namun sifat-sifat kimianya sepenuhnya nonlogam.
Jari-jari ionik F yang kecil akan menstabilkan bilangan oksidasi tinggi bagi
pasangannya, misalnya IF7 , PtF6 , XeF6 , dan lain-lain.
Energi ikat pada fluor relatif rendah, sedang dalam halogen yang lain energi
ikatnya lebih tinggi, hal ini merupakan akibat interaksi antara orbital p dalam
atom halogen yang satu dengan orbital d dalam atom halogen yang lain,
sehingga antara atom-atom halogen itu terdapat ikatan selain ikatan . Pada
F2 hal tersebut tidak dimungkinkan karena F tidak memiliki orbital 2d.
Semua halogen berwarna, karena dapat menyerap sinar tampak pada panjang
gelombang tertentu. Apabila terjadi penyerapan sinar tampak oleh halogen,
7
maka terjadi perpindahan elektron dari tingkat dasar (ground state) ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Warna unsur merupakan komplemen dari warna
sinar yang diserap. Fluorin menyerap sinar lembayung, sehingga berwarna
kuning kehijauan, sedang iodin menyerap sinar kuning, sehingga berwarna
ungu dalam fasa uap dan hitam dalam fasa padat. Adapun klorin dan bromin
masing-masing berwarna kehijauan dan merah kecoklatan.
b. Keterbatasan ikatan
Seperti unsur-unsur periode dua yang lain fluorin hampir selalu
membentuk hanya satu ikatan kovalen.
8
c. Elektronegativitas tinggi
Dengan elektronegativitas yang sangat tinggi (4) atom fluorin
membentuk ikatan hidrogen (yaitu antara molekul HF yang satu dengan
yang lain) yang paling kuat dibandingkan dengan yang dapat dibentuk
oleh unsur-unsur lain. Salah satu efek dari kuatnya ikatan hidrogen
tersebut adalah tingginya titik leleh maupun titik didih HF, serta
pembentukan anion poliatomik HF2 yang sangat stabil.
kisi kristal akan kecil apabila perbedaan ukuran antara kation dengan
anion besar. Ion Ag + yang berukuran besar jika bersenyawa dengan F
yang berukuran kecil akan menghasilkan senyawa dengan energi kisi
kristal yang relatif kecil. Sebaliknya ion Ca2+ dengan rapat muatan yang
tinggi (berukuran kecil dan bermuatan tinggi) akan membentuk senyawa
dengan energi kisi kristal yang besar jika bersenyawa dengan F .
Fluor dan klor memiliki potensial reduksi yang tinggi (oksidator kuat). Jika F
dan Cl memiliki kecenderungan yang kuat menarik elektron, maka bentuk
alami unsur tersebut adalah ion F (misal: CaF2 ) dan Cl (misal: NaCl).
Untuk mendapatkan halogen bebas (X2 ) dari ion halida (X ) diperlukan
oksidasi. Tidak ada bahan pengoksidasi biasa yang cukup kuat untuk
mengoksidasi F sehingga untuk memperoleh F2 biasanya digunakan metode
elektrolisis. Secara umum periode ini menggunakan HF dalam KHF2 cair
sebagai elektrolit.
Klorin merupakan bahan yang sangat penting dalam industri kimia anorganik.
Dalam skala laboratorium Cl2 dapat dibuat melalui oksidasi Cl dengan
oksidator kuat seperti KMnO4 :
2MnO +
4 (aq) + 16H (aq) + 10Cl (aq) 2Mn2+ (aq) + 8H2 O (l) + 5Cl2 (g)
2Cl (aq) + 2H2 O(l) ) elektrolisis 2OH (aq) + H2 (g)+ Cl2 (g)
10
Klorin dioksida dapat dibuat di laboratorium oleh reaksi kalium klorat dengan
asam oksalat:
Brom terdapat sebagai bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama
klorida. Brom juga dapat diperoleh dari air laut melalui reaksi :
Gas Br2 dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas Cl2. Secara
komersial, pembuatan gas Br2 yaitu air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke
tanki yang berada di puncak menara.Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari
bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks, gas Br2 yang dihasilkan
diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah. Bromin cair berada di
dasar tangki,sedangkan air di atasnya.Selanjutnya bromin dimurnikan melalui
destilasi.
Yodium diproduksi dari oksidasi anion iodida dari air laut oleh klorin. Namun,
yodium juga diproduksi dalam proses reduktif dengan mereaksikan NaIO3, diambil
dari sumber alami daerah Chili, dengan natrium hidrogen sulfit. Pentavalent yodium
berkurang ke iodida yang kemudian dibebaskan dan teroksidasi dengan jumlah yang
cukup besar untuk membebaskan unsur yodium reaksinya seperti berikut:
11
Berbeda dengan klorin dan bromin yang memiliki kegunaan dalam industri besar ,
yodium tidak memiliki penggunaan komersial yang dominan.
Fluor, bromin, dan yodium tidak terlalu reaktif terhadap oksigen (O2) atau
nitrogen (N2). Meskipun klorin oksida diketahui, klorin (Cl2) tidak reaktif
terhadap oksigen, O2, atau nitrogen, N2.
Uap pada suhu 100oC terbakar dalam F2 dengan nyala api yang lemah.
Reaksinya ialah:
Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang
mengandung ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut
dalam larutan KI.
Senyawaan-senyawaan Halogen
Halida ionik
Halida alkali dan alkali tanah (kecuali Be), sebagian besar halida lantanida,
dan sedikit halida dari logam transisi, serta halida aktinida, dapat dipandang
sebagai halida ionik. Bila rapat muatan (perbandingan muatan/jari-jari) ion
logam semakin besar, sifat kovalen semakin naik. Misalnya, ditinjau
serangkaian garam klorida periode ke-4: KCl, CaCl2 , ScCl3 , dan TiCl4 .
14
Kebanyakan halida ionik larut dalam air menghasilkan ion logam dan ion
halida terhidrasi. Namun, unsur-unsur lantanida dan aktinida dengan tingkat
oksidasi +3 dan +4 membentuk fluorida yang tidak larut dalam air. Fluorida
dari Li, Ca, Sr, dan Ba juga hanya sedikit larut. Timbal menghasilkan garam
yang sukar larut, PbClF, yang dapat digunakan untuk penentuan F secara
gravimetri. Klorida, bromida dan iodida dari Ag(I), Cu(II), Hg(I), dan Pb(II),
juga tidak larut. Kelarutan dari sederet halida ionik suatu unsur, MFn MIn
dapat beragam bergantung pada karakter ionik dan kovalennya. Dalam hal
keempat, halida tersebut lebih bersifat ion, urutan kelarutannya adalah iodida
> bromida > klorida > fluorida, karena faktor penentunya adalah energi kisi
yang akan naik bila jari-jari ion turun. Urutan tersebut dijumpai di antara
halida alkali, alkali tanah, dan lantanida. Sebaliknya jika sifat kovalen lebih
tinggi, urutan tadi akan terbalik, menyebabkan fluorida adalah yang paling
banyak larut, dan iodida yang paling sedikit larut, seperti halnya pada halida-
halida Ag + dan Hg 2+
2 :
Iodida, I memiliki sifat reduksi, oleh karena itu tidak semua logam dapat
berada pada tingkat oksidasi yang tinggi dalam senyawanya dengan I ,
misalnya:
AgBr hanya larut jika ditambahkan larutan NH3 pekat, sedang AgI tetap tidak
larut pada kondisi ini.
mudah menguap dengan molekul-molekul yang hanya saling diikat oleh gaya
Van Der Waals. Dalam hal ini terdapat kolerasi antara meningkatnya derajat
kovalen logam dengan meningkatnya kecendrungan pembentukan senyawa
molekuler, oleh karenanya halida kovalen kadang-kadang juga disebut halida
molekuler.
Diduga hal ini dikarenakan jari-jari F yang kecil sehingga akan menimbulkan
tolakan logam-logam yang signifikan dalam jembatan lengkung.
Sebagian besar halida kovalen bereaksi kuat dengan H2O, misalnya untuk
PCl3:
Namun halida, terutama flourida, secara kinetik lembam misalnya CF4 dan
SF6.
halida kovalen,yaitu bewujud cair pada temperatur kamar dan bereaksi kuat
dengan air :
Jika suatu unsur nonlogam dapat berada dalam beberapa macam tingkat
oksidasi, maka tingkat oksidasi yang tinggi lebih stabil jika bersenyawa
dengan F2, sedang tingkat oksidasi yang rendah lebih stabil jika bersenyawa
dengan I2. Hal ini mencerminkan berkurangnya sifat oksidator halogen dari
F2>Cl2>Br2>I2.
b. Tetrafluoroborot (BF4)
Tetrafluoroborat merupakan anion berstruktur tetrahedral yang
dihasilkan oleh reaksi antara BF3 dengan alkali flourida. Beberapa
senyawa yang mengandung anion ini di antaranya AgBF4, NOBF4 dan
HBF4. Karena kemampuan koordinasinya lemah, BF4 dapat digunakan
untuk kristalisasi kompleks kation logam transisi sebagai ion lawan
seperti halnya ClO4, AgBF4 dan NOBF4 juga bermanfaat sebagai bahan
pengoksidasian 1-e untuk beberapa senyawa kompleks.
19
c. Tetraklorosilan (SiCl4)
Tetraklorosilan merupakan cairan tak berwarna ( titik leleh -70oC dan
titik didih57,5oC). Ia sangat bermanfaat sebagai bahan baku produksi
silikon murni dan silikon-silikon organik. Senyawa tersebut berupa
molekul tetrahedral reguler, dan bereaksi secara hebat dengan air
membentuk asam silikat da asam klorida sesuai dengan persamaan
reaksi :
SiCl4(l) + 4H2O(l) 4HCl(l) + H4SiO4(s)
Asam halida
HBr dan HI tidak dibuat dengan cara ini, karena asam sulfat akan
mengoksidasi garam-garam bromida menjadi Br2 dan I2 .HBr biasanya dibuat
dengan mereaksikan garam bromida dengan H3PO4, tetapi dalam skala
laboratorium pembuatan ini lebih sering dikerjakan dengan penambahan
brom kedalam campuran fosfor merah dan air.
HCl, HBr dan HI merupakan gas, sedang HF berupa cairan dengan titik didih
19oC titik didih HF yang relatif tinggi, walaupun massa molekulnya kecil
sebagai akibat adanya ikatan hidrogen antar molekul-molekul HF.
Dalam larutan encer, HF hanya terdisosiasi sedikit sedang HCl, HBr dan HI
terdisosiasi sempurna. Dalam pelarut bukan air, seperti metanol senyawa-
senyawa ini akan terdisosiasi lebih sempurna daripada HCl. Oleh karena itu,
HI merupakan asam terkuat diantara asam halogen yang lain. Urutan
kekuatan asam untuk asam halogenida adalah : HI > HBr > HCl > HF. Hal ini
dapat dipahami mengingat I memiliki ukuran paling besar, yang berakibat H
dalam HI terikat relatif lemah sehingga H+ lebih mudah dilepaskan.
Oksida Halogen
Halogen oksida dapat bereaksi dengan fluorin atau halogen fluorida untuk
membentuk halogen fluorida oksida, FnXOm. Fluorida halogen oksida dapat
dianggap menjalani selfionization, mirip dengan interhalogens dan dengan
demikian dapat bereaksi dengan asam Lewis dan basa untuk membentuk
22
garam yang sesuai. Klorin nitrat bereaksi dengan fluor pada suhu rendah
menghasilkan F3ClO:
Kestabilan FClO3 yang merupakan gas yang tidak berwarna dapat dibuat
dengan fluorination kalium klorat pada suhu -40C dengan unsur fluor.
Dengan hasil 97% pada skala industri fluorination perklorat dengan antimon
pentafluoride atau dengan superacid (campuran SbF5 dan asam
fluorosulfonic, HOSO2F). FClO3 adalah senyawa yang agak inert, terutama
pada suhu kamar.
F3ClO terurai di suhu 300C klorin trifluoride dan oksigen , sedangkan pada
suhu kamar dekomposisi ini agak lambat dan akan meningkat dengan
pemanasan atau dengan sinar UV.
Demikian pula, FClO2 terurai menjadi klorin fluoride dan oksigen karena itu
senyawa ini dapat berfungsi baik sebagai fluorinating atau oksidasi agen.
Pada skala industri, dapat dibuat dengan mereaksikan klorin dengan karbonat
lembab reaksinya sebagai berikut:
Oksida ini mudah larut dalam air untuk membentuk asam hipoklorit reaksinya
seperti berikut.
Garamnya, yang hipoklorit, cukup stabil dan digunakan dalam industri tekstil
dan untuk pemutih kayu pulp.
Klorin dioksida, ClO2, adalah oksida stabil dan dapat dibuat dengan
mengurangi klorat :
Klorin dioksida adalah agen pengoksidasi yang kuat terhadap kedua bahan
organik dan anorganik.
Hexoxide dikloro, Cl2O6 dibuat oleh ozonolysis dari ClO2:
Hal ini diasumsikan menjadi senyawa ionik dalam keadaan padat, [ClO2] +
[ClO4]
Oksida yang paling stabil adalah dikloro heptoksida, Cl2O7, anhidrida dari
asam perklorat, HClO4. Hal ini dapat diperoleh dengan dehidrasi yang asam
dengan H3PO4 pada 10 C, diikuti dengan distilasi suhu rendah pada tekanan
rendah.
Bentuk bromin oksida seperti Br2O, Br2O3, dan BrO3 stabil pada suhu rendah
dan pada suhu kamar. Misalnya, Br2O3 senyawa (disintesis dari Br2 dan O3)
membentuk padatan kristal berwarna jingga. Senyawa bromin, yang paling
24
stabil adalah BrClO3, yang dapat dibuat dengan fluorination dari perbromata
dengan AsF5 atau BrF5.
Bentuk yodium yang paling stabil dari semua oksida halogen adalah I2O5
berbentuk kristal berwarna putih. Hal ini dapat dibuat dengan dehidrasi asam
iodik HIO3 pada suhu 200C dalam aliran udara. Hal ini juga dapat dibuat
dengan interaksi langsung yodium dan oksigen dalam debit cahaya. I2O5
mudah larut dalam air untuk membentuk senyawa induk (asam iodic). Hal ini
dapat mengoksidasi berbagai bahan kimia anorganik dan merupakan salah
satu dari beberapa agen yang mengoksidasi karbon monoksida sepenuhnya
pada suhu kamar . Reaksi ini digunakan untuk menganalisis konsentrasi CO
di udara atau dalam campuran gas.
Asam hipohalit HOCl, HOBr, HOI merupakan asam lemah , tidak stabil dan
terdapat hanya dalam bentuk larutan. Asam-asam ini diperoleh dari reaksi
antara endapan segar HgO dalam air dengan halogen yang sesuai dengan
persamaan reaksi:
2HgO + H2O + 2X2 HgO HgX2 + 2HOX
Produk yang diperoleh pada pelarutan halogen dalam basa bergantung kepada
laju pembuatan ion hipohalit mula-mula yang mengalami disporposionasi .
Laju ini ragam dengan temperatur. Disporposionasi ClO- lambat pada
temperatur kamar atau lebih rendah, oleh karena itu jika Cl2 bereaksi dengan
basa dalam keadaan dingin diperoleh larutan murni Cl- dan ClO-. Akan tetapi
dalam keadaan panas , kurang lebih 75oC, laju disporposionasi agak cepat dan
pasti menghasilkan ClO3- dengan baik.
26
Satu-satunya asam halit yang stabil adalah asam klorit, HClO2 . Zat ini
diperoleh dalam larutan air dengan memperlakukan suspensi barium klorit
dengan H2 SO4 , lalu menyaring BaSO4 -nya. Ia merupakan asam yang relatif
lemah (K a 102) dan tidak dapat diisolasi. Garam klorit, MCl2 , diperoleh
dengan mereaksikan ClO2 dan larutan basa:
Asam klorat HClO3 dan asam bromat HBrO3 dijumpai dalam larutan, sedang
asam iodat HIO3 merupakan padatan berwarna putih. Hal ini menunjukkan
bahwa stabilitas asam-asam halat bertambah sesuai dengan kenaikan nomor
atom halogen. Semua asam-asam ini merupakan asam kuat dan sekaligus
sebagai oksidator kuat. Pembuatan asam iodat dapat dilakukan dengan
mengoksidasi I2 menggunakan asam nitrat pekat, H2O2 atau O3; sedang asam
klorat dan asam bromat diperoleh dalam larutan melalui barium halat dengan
H2SO4.
Asam perklorat HClO4 ini biasanya tersedia dalam konsentrasi 70-72% berat.
HClO4 murni dapat diperoleh dengan distilasi vakum yang menggunakan
pendehidrasi Mg(ClO4)2. Zat ini stabil pada 25 hanya untuk beberapa hari,
27
Senyawa Interhalogen
Banyak senyawa antara sesama halogen baik dari unsur yang sama maupun
berbeda dapat terbentuk dalam berbagai kombinasi, baik netral atau ionik,
misalnya: BrCl, IF5, Br3+, I3-, dan lain lain. Dapat juga terjadi gabungan
terner dalam bentuk ion polihalida, misalnya IBrCl-.
Senyawa antarhalogen yang netral adalah dari jenis XXn dimana n adalah
bilangan ganjil dan X selalu halogen yang lebih ringan bila n > 1. Karena n
ganjil, senyawanya diamagnetik, elektron valensinya berada baik sebagai
pasangan yang mengikat atau pasangan yang tidak digunakan bersama.
Dalam kelompok XX tedapat senyawa-senyawa ClF, BrF, BrCl, Icl, dan IBr;
kelompok XX3 meliputi ClF3, BrF3, dan IF3. Senyawa-senyawa BrF5 dan IF5
28
Senyawa BrF dapat dibuat dengan fluorinating bromin tidak dengan unsur
fluor tetapi dengan fluoride bromin lebih tinggi dalam reaksi
disproporsionasi:
Ion triiodida (I3-) yang kuning pucat terbentuk dengan melarutkan I2 dalam
larutan KI dalam air. Kemampuan lelehan I2 dalam menghantarkan dianggap
bertalian dengan autoionisasi:
Terdapat banyak garam I3- , namun anion trihalida lain biasanya tidak stabil
dala larutan akua walaupun mereka dapat diperoleh dalam CH3OH atau
CH3CN, dan sebagai garam kristal dari kation-kation berukuran besar seperti
Cs+ atau R4N+. Ion triklorida (Cl3-) hanya dapat terbentuk dalam larutan
pekat:
a. Gas klorin (Cl2 ) digunakan untuk memurnikan air minum dan anti
bakteri untuk kolam renang, limbah kota, dan limbah industri.
Penggunaan ini didasarkan pada daya oksidasi HCl dan OCl yang
terbentuk bila Cl2 dilarutkan dalam larutan basa.
30
b. Klorin juga digunakan dalam produksi CCl4 , suatu pelarut organik yang
penting.
c. NaCl digunakan sebagai garam dapur, KCl digunakan sebagai puuk,
sedang NH4 Cl digunakan sebagai elektrolit pengisi baru baterai.
d. Kaporit Ca(OCl)2 digunakan sebagai disinfektan pada air.
e. PVC (poly vinil chloride) digunakan pada industri plstik untuk pipa
pralon.
f. Kloroform (CHCl3 ) digunakan sebagai pelarut dan obat bius pada
pembedahan.
g. Larutan natrium hipoklorit NaClO digunakan sehari-hari sebagai
pengelantang dan dalam produksi kertas dan rayon.
h. Etilen-glikol sebagai bahan antibeku pada radiator mobil khususnya di
negara-negara beriklim dingin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun simpulan dari isi penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Halogen merupakan golongan nonlogam yang sangat reaktif mereka
ditemukan secara alami hanya sebagai senyawa garamnya atau dalam
bentuk molekul diatomik di udara (F2, Cl2, Br2, dan I2) sangat berbau,
berwarna, dan beracun.
2. Fluor adalah unsur ketiga belas dalam urutan kelimpahan dalam batuan
kerak bumi.
3. Klorin adalah unsur kedua puluh yang paling melimpah di batuan kerak
bumi.
4. Brom adalah substansial kurang berlimpah dalam batuan kerak dibanding
fluor atau klor.
5. Yodium berada di enam puluh dalam urutan kelimpahan pada batu kerak.
6. Beberapa anomali fluorin jika dibandingkan dengan unsur-unsur
segolongannya antara lain energi ikatnya relatif kecil (hanya 155 kJ/mol),
keterbatasan ikatan, elektronegativitas tinggi, karakter ionik kebanyakan
fluorida, tingginya tingkat oksidasi suatu logam jika bersenyawa dengan
fluorin, dan perbedaan dalam kelarutan fluorida.
7. Pembuatan unsur halogen bisa dilakukan dalam skala kecil
(laboratorium) maupun dalam skala besar (industri).
8. Fluor, bromin, dan yodium tidak terlalu reaktif terhadap oksigen (O2)
atau nitrogen (N2).
9. Reaksi-reaksi yang terjadi pada unsur halogen antara lain reaksi
pengusiran halogen, reaksi dengan air, reaksi dengan hidrida, reaksi
dengan sesama unsur halogen (interhalogen), oksida halogen, dan asam
oksi halogen.
33
3.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberi saran yang sangat
bermanfaat dan membantu penyempurnaan dalam penulisan makalah unsur
non logam halogen ini yaitu: